Anda di halaman 1dari 28

Vebrianti Rahayu

Sosiologi / B
D0315060

Data berikut diambil dari situs resmi Forbes. Forbes adalah sebuah majalah bisnis dan
finansial Amerika Serikat yang didirikan pada 1917 oleh B.C. Forbes. Forbes terkenal akan
daftar-daftar perusahaan dan orang-orang terkaya di dunia, di antaranya Forbes 500
(perusahaan terkaya di dunia), Forbes 400 (pengusaha terkaya di Amerika Serikat), World's
Richest People (daftar orang-orang terkaya di dunia). Sementara Forbes mencatat, kekayaan
harta orang terkaya dihitung berdasarkan harga saham dan nilai tukar 14 Maret 2016 atau
aset kekayaan pengusaha antara lain dihitung dari kapitalisasi market milik perusahaan di
pasar modal.

Berikut Dafar 40 Orang Terkaya Indonesia 2016 (Dilihat di website


resmi forbes.com tanggal 14 Maret 2017)
1. R. Budi Hartono & Michael Hartono.
Kekayaan : $17.1 miliar (sekitar Rp 230,85 triliun)
Usia : 67 tahun
Sumber Kekayaan : Djarum (industri temabakau), BCA (perbankan)
Kewarganegaraan : Indonesia (Kudus)
Pendidikan : R. Budi Hartono (-), Michael Hartono (Universitas Diponegoro)
Profil usaha : Usaha tersebut dimulai tahun 1951, saat ayah mereka, Oei Wie Gwan,
membeli usaha kecil di bidang kretek bernama Djarum Gramophon.
Nama tersebut diganti menjadi Djarum. Terhambat peristiwa
kebakaran tahun 1963. Kemudian bangkit dengan memodernisasikan
peralatan produksi sesuai perkembangan teknologi, sehingga
meningkatkan produktivitas dan perolehan penjualan. Pasar ekspor
mulai dirambah Djarum pada tahun 1972.

2. Susilo Wonowidjojo
Kekayaan : $7.1 miliar (sekitar Rp 95,85 triliun)
Usia : 61 tahun
Sumber Kekayaan : PT Gudang Garam Tbk (Tembakau)
Kewarganegaraan : Indonesia (Kediri, Jawa Timur)
Pendidikan : -
Profil usaha : Merupakan bisnis warisan dari sang ayah. Sejarah Gudang Garam bermula
dari tahun 1956, ketika ayah Susilo, Surya Wonowidjojo (Tjoa Ing
Hwie) mendirikan perusahaan rokok sendiri di Kediri setelah bertahun-
tahun bekerja di perusahaan rokok Cap 93. Awalnya, perusahaan
bernama Inghwie dan memproduksi rokok lintingan yang dibuat dari
daun jagung. Pada tahun 1958, ketika perusahaan berkembang menjadi
lebih besar, dia mengubah nama perusahaan menjadi Pabrik Rokok
Tjap Gudang Garam. Dia mengaplikasikan pengalamannya sebagai
direktur di Cap 93 dan membuat Gudang Garam berkembang.

3. Antoni Salim
Kekayaan : $5.7 miliar (sekitar Rp 76,9 triliun)
Usia : 68 tahun
Sumber Kekayaan : Salim Group (termasuk PT Indofood Sukses Makmur dan PT
Bogasari Flour Mills).
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : SMA Pa Cung, Jakarta (Kursus Bisinis di London)
Profil usaha : Sekarang ini mengakuisisi perusahaan tambang batu bara di Australia
senilai US$ 224 juta, lalu membeli saham di perusahaan penjual kopi
Korea Selatan, yaitu Caffebene, serta membuka pabrik mi instan di
Serbia)

4. Eka Tjipta Widjaja dan Keluarga


Kekayaan : U$ 5,6 miliar (sekitar Rp 75,6 triliun)
Usia : 93 tahun
Sumber Kekayaan : Sinar Mas Group (Minyak Kelapa Sawit)
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : SD
Profil usaha : Eka Tjipta Widjaja merupakan pendatang dari negeri Tiongkok saat
usianya 9 tahun. Pada usia 17 tahun, Eka menjadi penjual biskuit.
Sekarang, keluarganya menjadi pemegang saham terbesar di
perusahaan kelapa sawit bernama Golden Agri-Resources yang
dijalankan dua anaknya, Franky dan Muktar.Anak-anak Eka juga
menjalankan bisnis properti lewat Sinar Mas Land.

5. Sri Prakash Lohia


Kekayaan : US$ 5 miliar (sekitar Rp 67,5 triliun)
Usia : 64 tahun
Sumber Kekayaan : Indorama Group (Poliester/Benang Pintal)
Kewarganegaraan : Indonesia (tinggal di London)
Pendidikan : Universitas Delhi
Profil usaha : Indorama Corporation merupakan perusahaan petrokimia dan tekstil di
tanah air. Indorama memulai bisnisnya dalam pembuatan benang
pintal pada 1976 di Purwakarta. Kini mereka lebih bergerak pada
produk industri termasuk polietilen1992, lalu ke polypropylene yang
digunakan untuk thermoplastic, sarung tangan medis dan bahan baku
botol seperti Coca-Cola, Pepsi, dan Aqua. Yang kami produksi adalah
resin, bukan botolnya. Pada 1995, kami masuk ke bisnis packaging.
Lohia berasal dari 'klan' keluarga kaya. Adiknya merupakan miliader
dari Thailand dan iparnya konglomerat baja di India.

6. Chairul Tanjung
Kekayaan : US$ 4,9 miliar (sekitar Rp 66,1 triliun)
Usia : 54 tahun
Sumber Kekayaan : CT Corp (Bisnis ritel, seperti Transmart Carrefour)
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia
Profil usaha : Merupakan pengusaha sekaligus mantan Menko Perekonomian periode 19
Mei 2014 hingga 27 Oktober 2014 karena menggantikan Hatta Rajasa.
Ia memulai bisnisnya sejak di bangku kuliah dan hingga terkenal
sebagai pengusaha sukses yang memimpin CT Corp. Saat ini,
perusahaannya telah membawahi beberapa anak perusahaan seperti
Mulai dari perbankan, media, gaya hidup, hiburan hingga perkebunan.
Bisnis retail fashionnya, Trans Fashion, mengoperasikan hampir 100
toko butik bermerek di kota-kota besar di seluruh Indonesia.
Memegang waralaba Wendy's di Indonesia yang menjalankan 30
restoran. Selain itu ia juga berkecimpung di taman bermain, memiliki
saham di Bank Mega, dan memegang waralaba Versace, Mango dan
Jimmy Choo Indonesia.

7. Boenjamin Setiawan dan Keluarga


Kekayaan : US$ 3,3 miliar (sekitar Rp Rp 44,5 triliun)
Usia : 83 tahun
Sumber Kekayaan : Kalbe Farma (Industri farmasi, sejak tahun 1966)
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : Universitas California, Amerika Serikat
Profil usaha : Usaha ini bergerak di bidang Farmasi lewat perusahaannya PT Kalbe
Farma. Terus berkembang seiring dengan transformasi perusahaannya
menjadi Group Kalbe. Kemudian berkembang lagi dengan menyasar
bidang makanan, distribusi, pengepakan, pendidikan, pergudangan, dan
rumah sakit. Sebelum terjun ke dunia bisnis, ia tercatat pernah pula
menjadi seorang dosen.

8. Tahir
Kekayaan : US$ 3,1 miliar (sekitar Rp 41,8 triliun)
Usia : 64 tahun
Sumber Kekayaan : Mayapada Group
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan :Universitas Gadjah Mada
Profil usaha : Perusahaan ini merupakan holding company yang telah mempunyai
beberapa unit usaha di Indonesia, meliputi perbankan, TV berbayar,
media cetak, rumah sakit, properti, hingga rantai toko bebas pajak atau
duty free shopping (DFS). Lahir dari keluarga pas-pasan dimana saat
itu ayahnya bekerja sebagai pembuat becak. Kondisi ini membuatnya
meningkatkan taraf hidup keluarganya. Tahun 1986, Tahir mendirikan
perusahaannya yang pertama Mayapada Group. Lewat perusahaan ini,
ia menyasar bisnis perbankan, garmen, dealer mobil, dan kesehatan.
Tahun 1990, mendirikan Bank Mayapada yang secara luar biasa
selamat dari krisis perbankan 1998 lalu.

9. Murdaya Poo
Kekayaan : US$ 2,1 miliar (sekitar Rp 28,3 triliun)
Usia : 76 tahun
Sumber Kekayaan : Jakarta Internasional Expo (JIExpo) Kemayoran dan Central Cipta
Murdaya (memiliki bisnis di sektor kelapa sawit, mekanik, dan IT)
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Profil usaha : Sumber kekayaan Murdaya berasal dari sektor energi, industri, dan lainnya.
Keunikannya dibanding dengan pengusaha lain di Indonesia ialah
memiliki pasangan yang juga pengusaha sukses, yaitu Sri Hartati
Tjakra Murdaya. Keduanya saling bahu-membahu dalam mencapai
kesuksesan bersama. Selain sebagai pengusaha, Murdaya Poo juga
seorang anggota DPR.

10. Mochtar Riady dan Keluarga


Kekayaan : US$ 1,9 miliar (sekitar Rp 25,6 triliun)
Usia : 87 tahun
Sumber Kekayaan : Lippo Group (diteruskan anaknya, James Riady). tengah
menggencarkan bisnis digital banking lewat Bank Nobu, yang
dijalankan cucunya, John Riady. Kemudian juga e-commerce
lewat MatahariMall.
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : The Eastern College, Chung Yang University, Nanking, RRT
Profil usaha : Lahir dari Ayah yang berprofesi sebagai pedagang batik keliling. Sejak
kecil, ia sudah bercita-cita menjadi seorang bankir. Karirnya berawal
ketika menjabat sebagai direktur utama Bank Kemakmuran. Ia ditugasi
untuk memperbaiki kondisi bank tersebut yang sedang mengalami
krisis. Karena kepiawaiannya dalam perbankan, banyak bank yang
menggunakan jasanya. Ia pun dijuluki sebagai "The Magic Man Of
Bank Marketing". Muchtar Riady adalah pendiri dan komisaris Lippo
Group yang membawahi 50 anak perusahaan lainnya.

11. Theodore Rachmat


Kekayaan : US$ 1,85 miliar (sekitar Rp 24,9 triliun)
Usia : 73 tahun
Sumber Kekayaan : Adaro Group, Triputra Group
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : ITB
Profil kekayaan : Awalnya ia dikenal dengan kiprahnya sebagai pimpinan Grup Astra,
perusahaan yang didirikan oleh pamannya William Soeryadjaya. Ia
memulai kariernya sebagai sales Astra pada tahun 1968, setelah dia
lulus. ia masuk sebagai karyawan ke-15. Pada tahun 1972, dia
dipecaya untuk memulai pekerjaannya mengelola United Tractors
(anak perusahaan Astra yang bergerak di bidang alat berat) hingga
tahun 2005. Selepas dari Astra, ia mendirikan perusahaan sendiri
yaitu Triputra Group yang bergerak di beberapa bidang seperti karet
olahan, batu bara, perdagangan, manufakturing, agribisnis, dealership
motor dan logistik pada Oktober 1998. Selain itu bersama Edwin
Soeryadjaya, saudara sepupunya, ia turut terlibat membesarkan
perusahaan tambang batu bara di Kalimantan, PT Adaro Energy.

12. Putera Sampoerna dan Keluarga


Kekayaan : US$ 1,8 miliar (sekitar Rp 24,3 triliun)
Usia : 69 tahun
Sumber Kekayaan : Sampoerna Strategic (sektor investasi)
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : University of Houston Texas
Profil Usaha : Poetra Sampoerna mendapatkan limpahan kekuasaan sebagai Chief
Executive Officier dari ayahnya Aga Sampoerna pada tahun 1986.
Putera semakin aktif menggenjot kinerja perusahaan dengan merekrut
profesional mancanegara untuk turut mengembangkan kerajaan
bisnisnya. Poetra Sampoerna juga memperluas usahanya dibidang lain
seperti mengakuisisi Alfamart pada tahun 1980 an dang mendirikan
bank Sampoerna. Setelah penjualan PT HM Sampoerna Tbk, Putera
dan keluarga mendirikan Sampoerna Strategic sebagai kendaraan
investasi baru. Sampoerna Strategic bergerak di bidang telekomunikasi
(Ceria), perkebunan sawit (Sampoerna Agro), perkayuan (Samko
Timber) dan keuangan mikro (UKM Sahabat). Sampoerna Strategic
dinakhodai oleh Michael Sampoerna, anak bungsu Putera.Pada 2001 ia
mendirikan organisasi sosial Putera Sampoerna Foundation (PSF) yang
dipimpin oleh putrinya Michelle Sampoerna. Melalui PSF ia berupaya
memajukan masyarakat Indonesia melalui empat pilar: Pendidikan,
Pemberdayaan Perempuan, Kewirausahaan, dan Bantuan
Kemanusiaan.

13. Eddy Katuari dan Keluarga


Kekayaan : US$ 1,73 miliar (sekitar Rp 23,3 triliun)
Usia :65 tahun
Sumber Kekayaan : Calbee-Wings (barang konsumsi)
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : Teknik Mesin-ITS
Profil Usaha : Wings Group yang awalnya bergerak di produksi Sabun dan Detergen
dengan nama "Fa wings", berbasis di Surabaya, Jawa Timur. Ia adalah
generasi kedua Grup Wings dan merupakan anak dari pendiri Wings
Group, Johannes Ferdinand Katuari. Di bawah kepemimpinannya, Wing
Grup mengembangkan sayapnya ke produk rumah tangga, perawatan
pribadi dan produksi makanan. Tahun 2000-an, Wings Group merambah
bisnis properti, perkebunan, oleo chemical, dan keramik. Di industri oleo
chemical, Wings Surya bekerja sama dengan Grup Salim dan Grup
Lautan Luas lewat PT Ecogreen. Sedangkan di bisnis packaging, Wings
bermitra bersama PT Djarum menghadirkan PT Unipack.

14. Peter Sondakh


Kekayaan : US$ 1,7 miliar (sekitar Rp 22,9 triliun)
Usia : 67 tahun
Sumber Kekayaan : Rajawali Group
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : -
Profil Usaha : Peter Sondakh lahir di tahun 1953. Ayahnya memulai bisnisnya sejak
1954, memproduksi minyak kelapa serta mengekspor kayu. Tahun 1954,
ayahnya merupakan inspirasi bisnisnya, meninggal dan akhirnya
mewariskan bisnis kecilnya. Dia, Peter Sondakh, yang baru 20 tahun
harus mengambil alih bisnis mencari nafkah untuk keluarga. Dia harus
membiayai ibu serta empat orang. Ia yang berumur 22 tahun, mengambil
alih bisnis minyak kelapa dan ekspor kayu, mendirikan PT. Rajawali
Corporation. Melalui Rajawali Corporation, ia memulai bisnis properti
sebagai perluasan usaha yang ditekuni ayahnya. Peter mencoba
memasuki korporasi besar, berkat keahlian kumonikasinya ia dekat
dengan orde baru. Menyadari bisnis properti tidak menguntungkan,
tahun 1984, menjalin kerja sama dengan PT. Rajawali Corporation
miliknya.

15. Ciputra dan Keluarga


Kekayaan : US$ 1,6 miliar (sekitar Rp 21,6 triliun)
Usia : 85 tahun
Sumber Kekayaan : Ciputra Group (industri properti)
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan: ITB
Profil Usaha: Sejak kecil Ciputra sudah merasakan kesulitan dan kepahitan hidup.
Ciputra mengawali kariernya di Jaya Group, perusahaan daerah milik
Pemda DKI. Ciputra bekerja di Jaya Group sebagai direksi sampai
dengan usia 65 tahun, dan setelah itusebagai penasihat. Di perusahaan
tersebut, Ciputra diberi kebebasan untuk berinovasi, termasuk di
antaranya dalam pembangunan proyek Ancol. Kemudian bersama
dengan Sudono Salim (Liem Soe Liong), Sudwikatmono, Budi Brasali
dan Ibrahim Risjad, Ciputra mendirikan Metropolitan Group, yang
membangun perumahan mewah Pondok Indah dan Kota Mandiri Bumi
Serpong Damai. Pada masa itu, Ciputra duduk sebagai direktur utama di
Jaya Group dan di Metropolitan Group sebagai presiden komisaris.
Akhirnya Ciputra mendirikan grup perusahaan keluarga, Ciputra Group.
Pada tahun 1997 terjadilah krisis ekonomi. Krisis tersebut menimpa tiga
group yang dipimpin Ciputra: Jaya Group, Metropolitan Group, dan
Ciputra Group. Selain itu, Bank Ciputra yang didirikannya ditutup oleh
Pemerintah karena dianggap tidak layak dan Asuransi Jiwa Ciputra
Allstate yang baru dirintis menjelang krisis pun ikut ditutup. Dengan
adanya kebijakan moneter dari pemerintah dan diskon bunga dari
beberapa bank, ia mendapat kesempatan untuk merestrukturisasi utang-
utangnya. Akhirnya ketiga group tersebut dapat bangkit kembali dan kini
Group Ciputra telah mampu melakukan ekspansi usaha di dalam dan ke
luar negeri.
16. Sukanto Tanoto
Kekayaan : US$ 1,5 miliar (sekitar Rp 20,2 triliun)
Usia : 67 tahun
Sumber Kekayaan : Royal Golden Eagle
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan :
Profil Usaha : Berawal sebagai pemasok peralatan dan kebutuhan bagi perusahaan
minyak negara Pertamina, Sukanto Tanoto merintis usaha di bidang
kehutanan pada tahun 1972. Kepentingan bisnis Sukanto Tanoto
dijalankan oleh kelompok usaha the Royal Golden Eagle International
(RGEI), yang dulu dikenal sebagai Raja Garuda Mas.

17. Kusnan dan Rusdi Kirana


Kekayaan : US$ 1,45 miliar (sekitar Rp 19,5 triliun)
Usia : -tahun
Sumber Kekayaan : Lion Group (Maskapai penerbangan)
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan: Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila
Profil Usaha : Rusdi mengawali bisnis penerbangannya pada Oktober 1999. Dengan
modal awal US$10 juta, dia menggagas "revolusi" dalam dunia
penerbangan dengan konsep berbiaya murah (low cost carrier).
Gebrakannya itu membuat repot sesama perusahaan penerbangan.
Hanya dalam tempo enam tahun, Lion memiliki 24 pesawat yang
terdiri dari 19 MD80 dan lima pesawat DHC-8-301. Dari sisi jumlah
penumpang, Lion meraih 600.000 orang lebih per bulan atau
menguasai 40% dari seluruh segmen pasar. Pada 2004 Lion Air
menempati posisi kedua, setelah Garuda Indonesia, dalam hal jumlah
penumpang yang diangkut.

18. Martua Sitorus


Kekayaan : US$ 1,42 miliar (sekitar Rp 19,1 triliun)
Usia : 57 tahun
Sumber Kekayaan : Wilmar International (Minyak kelapa sawit)
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : Universitas HKBP Nomensen, Medan, Indonesia
Profil Usaha : Awalnya Martua Sitorus yang dilahirkan di Pematang Siantar, Sumatera
Utara ini, berdagang udang waktu masih muda. bersama dengan Kuok
Khoon Hong mendirikan perusahaan Wilmar International yang bergerak
di bidang perkebunan dan pengolahminyak sawit mentah (CPO) serta
produsen gula. Wilmar juga bekerja sama dengan perusahaan
AS, Kellogg untuk menjual makanan di China dan mengakuisisi
perusahaan tambang batu bara di Australia yakni Whitehaven Coal Ltd.

19. Eddy Kusnadi Sariaatmadja


Kekayaan : US$ 1,4 miliar (sekitar Rp 18,9 triliun)
Usia : 63 tahun
Sumber Kekayaan : Elang Mahkota Teknologi (Media dan teknologi)
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : Civil Engineering, University of New South Wales (Australia)
Profil Usaha : Awalnya, pada tahun 80-an, beliau mendirikan perusahaan dengan nama
PT Elang Mahkota Teknologi, Tbk yang bergerak di bidang teknologi
serta mendapat hak eksklusif sebagai disributor komputer Compaq di
Indonesia. Seiring berjalannya waktu, Group Emtek berhasil meraih
kejayaan sebagai perusahaan raksasa di Indonesia. Kemampuan bisnis
yang dimiliki Eddy, menyumbangkan kejayaan bagi Emtek Group.
Biografi Eddy Kusnadi Sariatmadja memuat mengenai perjalanan karier
beliau. Pergerakan yang signifikan terjadi dengan manuver yang
dilakukan oleh Eddy. Emtek Group adalah pemilik saham yang besar
dari stasiun TV swasta SCTV. Tahun 2005, Eddy membeli saham SCTV
sebanyak 473 unit dan mayoritas kepemilikan PT Surya Citra Media
berada di tangan Eddy. Selain itu, Eddy Kusnadi membeli saham dari PT
Citrabumi Sacna milik Henry Pribadi serta PT Indika Multimedia milik
Agus Lasmono, putra salah satu pendiri SCTV. Kontrol media
pertelevisian SCTV berada di bawah kendali Emtek Group.

20. Ciliandra Fangiono


Kekayaan : US$ 1,38 miliar (sekitar Rp 18,6 triliun)
Usia : 40 tahun
Sumber Kekayaan : First Resources (Minyak kelapa sawit)
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : Master of Arts (Economics) dari Universitas Cambridge, Inggris
Profil Usaha : generasi kedua dari First Resources, salah satu perusahaan yang bergerak
di sektor kelapa sawit dan mengelola bisnis kimia oleo, memiliki 85
persen saham perusahaan pengelola kebun kelapa sawit itu. Sedaangkan
Ayahnya, Martias, adalah pendiri perusahaan itu. Selain itu ia juga
mendirikan PT Ciliandra Perkasa, perusahaan ini berkaitan dengan
penanaman kelapa sawit, pengilangan dan pengelolahan buah menjadi
minyak sawit mentah serta inti sawit untuk penjualan lokal dan ekspor.
21. Kuncoro Wibowo
Kekayaan : US$ 1,35 miliar (sekitar Rp 18,2 triliun)
Usia : 61 tahun
Sumber Kekayaan : Ace Hardware (bisnis retail dan peralatan (hardware)) di Tangerang
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) Jurusan Teknik
Elektro Komunikasi
Profil Usaha : Usaha ini dirintis pertama kali oleh sang ayah, Kuncoro Wibowo dengan
berjualan di toko perkakas Glodok.Bisnis perkakas berlanjut dengan
didirikannya PT Kawan Lama Sejahtera yang masih dalam naungan Grup
Kawan Lama (GKL) yang didirikan sang ayah. Ia dipercaya sebagai Sales
Manager PT Kawan Lama Sejahtera pada 1977.Setelah ayahnya wafat, Ia
berekspansi dengan mendirikan PT ACE Hardware yang memiliki lisensi
tunggal ACE Hardware, yaitu perusahaan perkakas yang berasal dari
Amerika Serikat. ACE Hardware pertama kali dibuka di Supermal
Karawaci, Tangerang. Saat usianya menginjak 39 tahun, Kuncoro
menjabat sebagai Komisaris Utama PT ACE Hardware. Ia juga memegang
posisi kunci di beberapa perusahaan Grup Kawan Lama.Kuncoro pun
bersama Grup Kawan Lama merambah bisnis ke dunia properti.Pada
tahun 2011, Grup Kawan Lama membangun Living World di Tangerang
yang dilengkapi dengan ACE Hardware terluas dengan total 15.000 meter
persegi.

22. Soegoarto Adikoesoemo


Kekayaan : US$ 1,3 miliar (sekitar Rp 17,5 triliun)
Usia : 78 tahun
Sumber Kekayaan : AKR Corporindo (bahan kimia)
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : Diploma
Profil Usaha : Bisnis yang sudah dibangun oleh Soegiarto Adikoesoemo merupakan
sebuah perusahaan yang sangatlah sukses yang mengambil kategori bahan
kimia sebagai produksinya. Tetapi beberapa tahun yang lalu, ketika terjadi
perubahan harga pada batu bara, otomatis perusahaan ini juga terkena efek
negatifnya, karena beliau juga ikut bekerja pada kategori bisnis batu bara.
Begitu mengetahui gejala penurunan harga batu bara tersebut, Soegiarto
Adikoesoemo langsung mencoba beralih ke bidang usaha lainnya, yaitu
pengurusan produksi petrokimia dan juga distribusi minyak, di mana
kedua bidang ini dikelola dan diurus oleh AKR. Selain bidang kimia,
beliau juga mempunyai usaha yang bergerak pada bidang properti yaitu
perusahaan yang bernama AKRLand Development, di mana pusat
operasinya berada di daerah Manado dan juga Bali untuk hotelnya. Untuk
PT AKR Corporindo yang memang didirikan oleh beliau juga tentu saja
ikut menanjak meraih kesuksesan, karena modalnya cukup, serta
didukung oleh berbagai perusahaan lainnya, apabila sedang mengalami
resesi, jadi saling mendukung satu sama lain. Untuk sekarang, memang
sudah sangat banyak sekali anak perusahaan yang Soegiarto Adikoesoemo
bangun sejak 1977. Nama PT AKR Corporindo adalah nama yang baru, di
mana sebelumnya perusahaan tersebut memiliki nama PT Aneka Kimia
Raya.

23. Djoko Susanto


Kekayaan : US$ 1,28 miliar (sekitar Rp 17,2 triliun)
Usia : 67 tahun
Sumber Kekayaan : Alfamart (supermarket)
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : -
Profil Usaha : Kesuksesan Djoko yang berawal dari mengelola kios sederhana rupanya
menarik Putera Sampoerna, sang pemilik perusahaan rokok tembakau dan
cengkeh tersebsar di Indonesia. Bersama dengan Putera Sampoerna,
Djoko kemudian menjalin kerjasama dan membuka 15 kios di daerah
Jakarta. Kemudian Putera dan Djoko kemudian membuka sebuah
supermarket yang diberi nama Alfa Toko Gudang Rabat. Nama tersebut
kemudian disederhanakan di tahun 1994 menjadi Alfa Minimart. Namun
kerjasama tersebut harus berakhir di tahun 2005. Setelah 2 tahun
menyudahi kerjasama dengan Putera Sampoerna, Djoko membentuk Alfa
Midi di bawah naungan PT. Midimart Utama. Namun kala itu Djoko juga
harus merelakan Alfa Supermarket dijual pada pihak Carrefour. Akhirnya
kejadian tersebut membuat Djoko lebih fokus terhadap perkembangan
bisnis retail minimarket, dibawah naungan brand Alfamart dan Alfa
Midi.Djoko juga berhasil membuat jalinan kerjasama antara Alfa Midi dan
Lawson, salah satu waralaba convenience store yang berasal dari Jepang.
Pada thaun 2012, Alfamart memperoleh penghargaan Top Brand dan yang
diselenggarakan oleh lembaga riset Frontier Consulting Group. Sementara
itu di tahun yang sama, Alfamart juga berhasil memperoleh penghargaan
dari ajang Indonesia Best Brand Award untuk kategori minimarket terbaik.

24. Alexander Tedja


Kekayaan : US$ 1,27 miliar (sekitar Rp 17,1 triliun)
Usia : 71 tahun
Sumber Kekayaan : Pakuwon Jati (real estate/perumahan)
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : -
Profil Usaha : Awalnya Alexander Tedja memiliki latar belakang sebagai pengusaha di
bidang perfilman dan perbioskopan.Kemudian sejak 1982, ia mulai
berekspansi ke bidang properti dan mal, melalui PT Pakuwon Jati Tbk.
Tahun 1994, ia memulai mengembangkan kawasan hunian di Surabaya,
Pakuwon City.Tidak berhenti di Surabaya, pada tahun 2007, ia mulai
meluaskan bisnis ‘’property’’-nya ke Jakarta dengan mengakuisisi 83,3
persen saham PT Artisan Wahyu, pengembang superblok Gandaria City,
Jakarta. Selanjutnya Pakuwon Group juga membangun Kota Kasablanka
yang berada di daerah perluasan Rasuna Said, Kuningan, yang juga
termasuk central business district (CBD) Jakarta dan membangun properti
multifungsi di atas lahan seluas 4,2 hektar di koridor TB Simatupang,
Jakarta Selatan.Selain itu melalui anak perusahaan PT Pakuwon Jati Tbk
(PWON), PT Pakuwon Permai, juga memiliki dan mengembangkan
superblok Supermal Pakuwon Indah, pusat belanja Royal Plaza (keduanya
di Surabaya), pusat belanja Blok M Plaza, dan apartemen servis Somerset
Berlian (keduanya di Jakarta).
25. Prajogo Pangestu
Kekayaan : US$ 1,26 miliar (sekitar Rp 17 triliun)
Usia : 72 tahun
Sumber Kekayaan : Barito Pacific (petrokimia)
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : -
Profil Usaha : Pendiri Barito Group ini memulai kariernya dari mulai sopir angkot.Saat
menjadi pengemudi, pada tahun 60-an, Prajogo mengenal pengusaha kayu
asal Malaysia bernama Burhan Uray, dan ia bergabung di PT Djajanti
Group. Berkat kerja kerasnya, tujuh tahun kemudian Burhan memberikan
jabatan General Manager (GM) Pabrik Plywood Nusantara di Gresik,
Jawa Timur kepada Prajogo. Namun, Prajogo menjadi GM di pabrik
Plywood hanya setahun dan keluar untuk memulai bisnis sendiri dengan
membeli CV Pacific Lumber Coy, yang ketika itu sedang mengalami
kesulitan keuangan. Prajogo membayarnya dengan uang pinjaman Bank
BRI dan dia lunasi hanya dalam setahun. Dalam perjalanannya, Prajogo
mengganti nama Pacific Lumber menjadi PT Barito Pacific. Kemudian
bisnisnya terus meningkat hingga bekerja sama juga dengan anak-anak
Presiden Soeharto dan pengusaha lainnya demi memperlebar bisnisnya.
Bahkan Prajogo Pangestu menduduki peringkat ke 40 orang terkaya
Indonesia. Pada era Presiden Soeharto, Prajogo termasuk salah satu
konglomerat ternama yang dimiliki Indonesia. Bisnisnnya dengan bendera
Barito Group berkembang luas di bidang petrokimia, minyak sawit
mentah, properti, perkayuan. Kini Barito Group dipegang generasi
anaknya, Agus Salim Pangestu.

26. Eka Tjandranegara


Kekayaan : US$ 1,25 miliar (sekitar Rp Rp 16,8 triliun)
Usia : 71 tahun
Sumber Kekayaan : Mulia Group (real estate/perumahan)
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : -
Profil Usaha : Bersama 3 saudaranya, Tjandra Kusuma (Tjan Boen Hwa), Gunawan
Tjandra (Tjan Kok Kwang), dan Djoko S. Tjandra (Tjan Kok Hui),
mereka mendirikan Grup Mulia yang memiliki bisnis inti properti,
keramik, logam dan kaca pada 1970. Awalnya mereka menjual bahan
bangunan. Pada 5 November1986, mereka mendirikan PT Mulia
Industrindo Tbk. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 17
Januari1994. Perusahaan ini memiliki dua anak perusahaan, yaitu PT
Muliaglass dan PT Muliakeramik Indahraya. Selain itu, dua perusahaan di
bidang keuangannya adalah Muliaglass Finance Limited dan
Muliakeramik Finance Limited. Muliaglass menghasilkan float kaca,
wadah kaca, glass block, dan kaca pengaman. Produk float kaca diekspor
ke lebih dari 50 negara dengan volume ekspor mencapai 65 persen dari
produksi perusahaan pada 2000. PT Muliakeramik Indahraya
menghasilkan ubin lantai dan dinding keramik. Ia juga memiliki Hotel
Mulia di kawasan Senayan Jakarta dan Bali, Wisma Mulia di Jakarta serta
mall dan kondominium Anggrek Mall.

27. Bachtiar Karim


Kekayaan : US$ 1,2 miliar (sekitar Rp 16,2 triliun)
Usia : 60 tahun
Sumber Kekayaan : Musim Mas (manufaktur)
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : -
Profil Usaha : Ia beserta saudaranya dikenal sebagai pimpinan Musim Mas Group, yang
bergerak di lini bisnis utama minyak sawitatau CPO. Ia adalah anak
sulung dari empat anak Anwar Karim dan bergabung dengan usaha
ayahnya sejak 1981. Musim Mas sendiri sebenarnya sudah dirintis oleh
kakeknya sejak 1932 di Medan. Awalnya perusahaan tersebut
memproduksi sabun dengan nama pabrik Nam Cheong. Ketika kakeknya
meninggal, kemudian diteruskan oleh ayah Bachtiar, Anwar Karim. Tahun
1972, Anwar Karim mulai menggunakan nama Musim Mas, setelah
sebelumnya sempat menggunakan nama PT Lambang Utama. Tahun
1988, Musim Mas pun mengembangkan usahanya ke perkebunan yang
merupakan sektor upstream bisnis refinasi. Keputusan menggarap sektor
hulu karena sempat mengalami kesulitan mendapatkan minyak sawit
mentah (crude palm oil/CPO). Musim Mas masuk ke kebun kelapa sawit
demi mendukung industri hilir yang sudah lebih dulu digarap. Selain
Kelapa sawit, grup ini juga memiliki Hotel Mikie Holiday di Brastagi,
Sumut, yang dibangun tahun 2000. Selain itu juga ada PT Megasurya Mas
yang memproduksi berbagai produk sabun, seperti Harmony, Medicare,
Lervia, Lark dan Champion.

28. Husodo Angkosubroto


Kekayaan : US$ 1,19 miliar (sekitar Rp 16 triliun)
Usia : 62 tahun
Sumber Kekayaan : Great Giant Pineapple (Agribisnis, properti dan asuransi)
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : -
Profil Usaha : Awalnya tidak banyak publikasi mengenai keluarga ini. Nama mereka
muncul ke permukaan ketika menjual 20 persen saham bisnis asuransinya
ke Nippon Life Insurance pada Oktober 2014.Bisnis keluarga
Angkosubroto sudah lama menancap di dunia internasional. Mereka
membawa bendera PT Great Giant Pineapple. Perusahaan itu bergerak di
bidang pengalengan nanas. Saat ini mereka terbesar ketiga di dunia.Pada
bidang properti, keluarga Angkosubroto menjalankan PT Duta Anggada
Realty Tbk. Aset mereka adalah gedung-gedung mewah di Jakarta, seperti
Bapindo Plaza, Chase Plaza, dan PT Farpoint Prima. Gunung Sewu
Holding juga mengoperasikan perusahaan asuransi SequisLife.

29. Hary Tanoesoedibjo


Kekayaan : US$ 1,15 miliar (sekitar Rp 15,5 triliun)
Usia : 51 tahun
Sumber Kekayaan : MNC Group (media)
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : Bachelor of Commerce (Honours) dari Carleton University, Ottawa,
Kanada (1988), dan Master of Business Administration dari Ottawa University, Ottawa,
Kanada (1989).
Profil Usaha : Hary Tanoesoedibjo adalah pendiri, pemegang saham, dan Presiden
Eksekutif Grup Bhakti Investama sejak tahun 1989. Bhakti Investama
bergerak dalam bisnis manajemen investasi, yang membeli kepemilikan
berbagai perusahaan, membenahinya, dan kemudian menjualnya kembali.
Perusahaan tersebut terdaftar dalam bursa efek sebagai perusahaan
terbuka, dan seiring dengan waktu berkembang semakin besar.Pada tahun
2000, Bhakti Investama mengambil alih sebagian saham Bimantara Citra
dan kemudian diubah namanya menjadi Global Mediacom ketika
mayoritas saham sudah dimilikinya. Kemudian Hary terjun dalam bisnis
media penyiaran dan telekomunikasi. Hary menjadi Presiden Direktur
Global Mediacom sejak tahun 2002, setelah sebelumnya menjabat sebagai
Wakil Presiden Komisaris perusahaan tersebut. Selain itu, ia juga
menjabat sebagai Presiden Direktur Media Nusantara Citra (MNC) dan
RCTI sejak tahun 2003, serta sebagai Komisaris Mobile-8, Indovision dan
perusahaan-perusahaan lainnya dibawah bendera grup perusahaan Global
Mediacom dan Bhakti Investama. Selain tiga stasiun televisi swasta, yaitu
RCTI, MNCTV, dan Global TV, grup medianya juga mencakup stasiun
radio Trijaya FM dan media cetak Harian Seputar Indonesia, majalah
ekonomi dan bisnis Trust, tabloid remaja Genie.

30. Harjo Sutanto


Kekayaan : US$ 1,13 miliar (sekitar Rp 15,2 triliun)
Usia : 90 tahun
Sumber Kekayaan : Wings Group (barang konsumsi)
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan :
Profil Usaha : Perusahaan Wings yang ramai dikenal sekarang ini, dipimpin oleh Harjo
Sutanto. Dulunya perusahaan tersebut bernama Fa Wings dan didirikan di
Surabaya. Pada awal berdirinya perusahaan itu belum terlalu dikenal,
bahkan sampai pada tahun 1980an. Namun setelah mengganti nama
menjadi PT. Wings Surya, perusahaan ini mulai mengeruk kesuksesan
dengan berbagai produk yang ditawarkan. Sejak saat itu, PT. Wings Surya
mulai merambah ke dalam berbagai sektor bisnis consumer goods, seperti
produk-produk untuk kehidupan rumah tangga sehari-hari. Ada banyak
cabang bisnis lain yang dikelola oleh grup Wings ini; antara lain di bidang
industri kimia, agrobisnis, bank, kemasan, real estate, bahan bangunan dan
juga lembaga keuangan. Grup Wings tersebut akhirnya semakin maju dan
berhasil mengembangkan sayapnya. Perusahaan ini tumbuh dari yang
awalnya hanya dikira sebagai perusahaan yang bisa meniru saja, menjadi
perusahaan yang bisa merajai dunia bisnis dan mengalahkan para saingan-
saingannya saat ini. Hal tersebut tentu tidak akan terjadi tanpa dukungan
keluarga dan juga para karyawannya yang bekerja keras demi kemajuan
perusahaan Wings.

31. Husain Djojonegoro


Kekayaan : US$ 1,1 miliar (sekitar Rp 14,8 triliun)
Usia : 67 tahun
Sumber Kekayaan : Orang Tua Group (barang konsumsi)
Kewarganegaraan : Indonesia
Profil Usaha : Chu Kok Seng (Zhu Guosheng) atau Husain Djojonegoro dilahirkan di
Semarang pada bulan November 1949. Dia menerima pendidikan dasar
dan menengah di Medan dan Jakarta. Chu mulai berkerja sejak usia lima
belas tahun sebagai seorang salesman.Ayahnya , Chu Sam Yak dan
pamannya , Chu Sok Sam , mendirikan usaha keluarga di Medan pada
tahun 1948. Awalnya mereka berdagang berbagai barang seperti anggur
tradisional . Dua tahun kemudian keluarga Chu ini menggandeng keluarga
Lim untuk mendirikan NV Handel Maatschappij May Lian & Co , yang
memproduksi anggur tradisional Cap Orang Tua di Semarang.Perusahaan
ini terus berkembang menjadi cikal bakal Grup Orang Tua dan ABC
dimana kepemilikan keluarga Chu sebesar 42%. Di tahun 1959 , grup
usaha ini mendirikan PT Everbright Battery Factory yang memproduksi
batere ABC.Di tahun 1968 , Husain Djojonegoro menjadi direktur dari PT
International Chemichal Industrial Co. Ltd., yang juga memproduksi
batere ABC. Produk batere ABC ini menjadi merek populer di
Indonesia.Selain produk batere , Chu juga bergerak dibidang lain dalam
produk-produk yang berhubungan dengan makanan seperti sirup , saus ,
juice yang menggunakan merek yang sama. Pabriknya terletak di Medan ,
Jakarta dan Surabaya.

32. Garibaldi Thohir


Kekayaan : US$ 1,05 miliar (sekitar Rp 14,1 triliun)
Usia : 51 tahun
Sumber Kekayaan : Presiden Direktur Adaro Energy (batu bara)
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : Northrop University, Amerika Serikat
Profil Usaha : Setelah lulus kuliah, ia bergabung dengan Astra yang saat itu dipimpin
oleh ayahnya. Mencoba peruntungannya dengan mendirikan
perusahaan property dengan membangun aparteman di kawasan
Casablanca, Jakarta, namun gagal. Tahun 1992, ia bergabung dengan
perusahaan tambang di Sawah Lunto Sumatera Barat yaitu PT. Allied Indo
Coal. Tahun 1997, Ia juga memulai bisnisnya di bidang keuangan dengan
mengakusisi perusahaan multi finansial PT. Wahana Ottomitra
Multiartha atau dikenal dengan sebutan PT. WOM Finance. Perusahaan ini
bergerak dalam bidang penyedia pembiayaan publik khusunya pembelian
sepeda motor Honda. Tahun 2005, bersama Theodore Permadi
Rachmat Edwin Soeryadjaya, Sandiaga Uno, dan Benny Soebianto, ia
membentuk konsorsium baru membeli saham Adaro Energy dari New
Hope, perusahaan asal Australia. Melalui Adaro Energy, pada 2014,
Garibaldi Thohir dinobatkan sebagai orang terkaya no. 37 oleh
majalah Forbes dengan kekayaan 855 juta US$. Pada 10 Juni 2015,
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menunjuk Garibaldi Thohir sebagai
komisaris menggantikan Dwi Soetjipto.

33. Benny Subianto


Kekayaan : US$ 950 juta (sekitar Rp 12,8 triliun)
Usia : 74 tahun
Sumber Kekayaan : PT ASTRA AGRO (batu bara dan investasi)
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : ITB
Profil Usaha : Memulai karir tahun 2002 di Astra International Tbk. Kemudian pada
2003 membangun holding company berupa perusahaan investasi dan
menjabat Presiden Direktur PT Persada Capital Investama (PCI) . Sebagai
perusahaan investasi, tentu saja PCI memiliki saham di banyak
perusahaan. Yang terkenal, PT Adaro Energy Tbk. Selain Adaro, PCI juga
memiliki kepemilikan saham di beberapa perusahaan. Seperti PT Kirana
Megantara, Triputra Agro Persada dan Agro Multi Persada (keduanya
bermitra dengan pengusaha Teddy P Rachmat), Interra Indo Resources, PT
Sapta Indra Sejati (SIS), dan lain-lain.

34. Aksa Mahmud


Kekayaan : US$ 860 juta (sekitar Rp 11,6 triliun)
Usia : 71 tahun
Sumber Kekayaan : Bosowa Corporindo (semen)
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : Fakultas Teknik Elektro Universitas Hasanuddin
Profil Usaha : Tahun 1973, Aksa mendirikan CV Moneter yang menjadi agen Datsun di
Indonesia Timur. Ia meminjam uang dari BNI sebesar Rp 5 juta. Aksa pun
membuka show roommobil Datsun di Makassar. Setelah itu, pada tahun
1980, Aksa mendapat tawaran Mitsubishi untuk menjadi agen penyalur di
Indonesia Timur. Dari sinilah ia merubah nama perusahaanya menjadi
Bosowa. Pada tahun 1995, Bosowa membangun pabrik semen di
Bantimurung, Maros, pinggiran Makassar. Perusahaan itu bernama PT
Semen Bosowa Maros.Semen Bosowa kini adalah salah satu raja yang
menguasai pasar semen di Indonesia Timur. Juga salah satu penyumbang
besar pundi-pundi kakayaan Bosowa Corporation. Setelah itu Aksa
menjalankan diversifikasi perusahaan di bidang jasa keuangan. Aksa
Mahmud juga memiliki saham di PT Bank Bukopin Tbk. dan PT Bank
QNB Kesawan Tbk. Aksa Mahmud kini menambah kepemilikan saham di
Bank Bukopin melalui PT Bosowa Corporation sehingga menjadi
pemegang saham pengendali.

35. Jogi Hendra Atmadja


Kekayaan : US$ 850 juta (sekitar Rp 11,4 triliun)
Usia : 70 tahun
Sumber Kekayaan : Mayora Group (barang konsumsi)
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Profil Usaha : Merupakan satu perusahaan makanan terbesar di Indonesia, di antaranya
kopi, sereal, permen, hingga biskuit, yang sebagian diekspor ke 54 negara.
Bersama keluarganya, termasuk saudara dan sepupu, Hendra mengawali
debutnya di daftar orang terkaya Indonesia, dengan mulai memproduksi
biskuit pada 1970. Ia Menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak
tahun 1977 sampai sekarang. Juga menjabat Komisaris Utama pada PT.
Unita Branindo, PT. Torabika Eka Semesta, dan PT. Kakao Mas
Gemilang. Menjabat sebagai Komisaris pada PT. Sinar Pangan Barat dan
PT. Sinar Pangan Timur. Menjalani pendidikan pada Fakultas Kedokteran
Universitas Trisakti, Jakarta. Dasar Hukum penunjukan pertama kali
sebagai Komisaris Utama pada Perseroan adalah Akta No. 49 tahun 1990.

36. Low Tuck Kwong


Kekayaan : US$ 840 juta (sekitar Rp 11,3 triliun)
Usia : 68 tahun
Sumber Kekayaan : Bayan Resources (batu bara)
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : -
Profil Usaha : Dia mulai kisahnya dengan bekerja untuk perusahaan konstruksi ayahnya
di Singapura, dan pindah ke Indonesia pada 1972. Low Tuck Kwong
memulai bisnis di Indonesia pada 1973 ketika ia membentuk perusahaan
konstruksi yang khusus menangani pekerjaan umum, konstruksi bawah
tanah, hingga konstruksi di laut. Dalam perkembangannya, perusahaan
konstruksi sipil ini kemudian mendapatkan kontrak batu bara pada 1988.
Lima tahun setelah berganti kewarganegaraan Indonesia, pada November
1997, Low Tuck mengakuisisi PT Gunung Bayan Pratamacoal dan PT
Dermaga Perkasapratama yang memiliki tambang dan mengoperasikan
terminal batu bara di Balikpapan sejak 1998. Sejak itu, sejumlah konsesi
baru diakuisisinya hingga resmi membentuk perusahaan induk yang
dikenal dengan PT Bayan Resources.

37. Abdul Rasyid


Kekayaan : US$ 810 juta (sekitar Rp 10,9 triliun)
Usia : 59 tahun
Sumber Kekayaan : Sawit Sumbermas Sarana (Kayu dan minyak kelapa sawit)
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : -
Profil Usaha : Nama Rasyid pernah mencuat saat bisnis kayunya dituding para aktivis
lingkungan telah menjarah kawasan Taman Nasional Tanjung Puting,
Kalteng. Baru-baru ini, Rasyid memutuskan mengembangkan bisnisnya
dengan menjajal peruntungan di sektor perkebunan kelapa sawit.
Perusahaan Sawit Sumbermas Sarana pun mencatatkan saham pada
Desember lalu. Bahkan perusahaannya, Sawit Sumbermas Sarana, belum
lama ini ‘melantai’ di bursa saham dengan kode SSMS. Sawit Sumbermas
Sarana Tbk (SSMS) didirikan tanggal 22 November 1995 dan mulai
beroperasi secara komersial pada tahun 2005.

38. Achmad Hamami


Kekayaan : US$ 800 juta (sekitar Rp 10,8 triliun)
Usia : tahun
Sumber Kekayaan : PT Tiara Marga Trakindo (TMT) (peralatan berat)
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan :
Profil Usaha : Memulai bisnis sejak muda, tapi dia hanya melakukan terobosan besar
setelah menyelesaikan dinas militer dan mulai mendirikan PT Trakindo
Utama 23 Desember 1970 di Cilandak, Jakarta Selatan. Dengan produk-
produk Caterpillar yang terbatas untuk dijual pertama kali, bisnisnya
mengalami kemajuan dengan cepat karena pertumbuhan ekonomi di
Indonesia pada tahun ’70-an dan ‘80-an. Jenis-jenis produk yang dia
tawarkan 23 Desember mulai berkembang. Perusahaan menjual generator,
suku cadang beserta aksesori, alat berat, bahkan menawarkan layanan
pengelasan dan perbaikan.
Kini, di bawah TMT, bernaung sejumlah anak perusahaan yang
dikendalikan putra putri Hamami. PT ABM Investama Tbk., perusahaan
bidang energi, dikendalikan Rachmat Mulyana Hamami; PT Trakindo
dikelola Bari Hamami; PT Mahadana Dasha Utama (MahaDasha)
dipegang Mivida Hamami. Anak perusahaan lain adalah PT Chandra Sakti
Utama Leasing (CSUL finance) dan PT Radana Bhaskara Finance, Tbk.
Sementara, anak perempuan Hamami, Anna Solana Hamami yang
menjadi dokter gigi, mengemban jabatan komisaris di TMT.

39. Edwin Soeryadjaya


Kekayaan : US$ 780 juta (sekitar Rp 10,5 triliun)
Usia : 68 tahun
Sumber Kekayaan : Saratoga, Recapital (batu bara dan investasi)
Kewarganegaraan : Indonesia
Profil Usaha : Usaha berkonsentrasi dalam bidang sumber daya alam dan infrastuktur
Selain itu, ia juga menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Adaro
Energy Tbk yang berdiri sejak 2004 dengan nama PT Padang Kurnia. Saat
ini Adaro Energy merupakan perusahaan produksi batu bara termal
terbesar kedua di Indonesia, dan penyuplai penting pasar batu bara termal
global.
40. Kartini Muljadi
Kekayaan : US$ 760 juta (sekitar Rp 10,2 triliun)
Usia : 87 tahun
Sumber Kekayaan : Tempo Scan Group
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan Universitas Indonesia
Profil Usaha : Handojo Muljadi saat ini menjadi pemegang saham mayoritas di Tempo
Scan Group. Sedangkan anak wanitanya, Dian Muljadi ikut bergabung di
Tempo Scan. Bahkan Dian dan suaminya memiliki perusahaan sendiri
yaitu MRA Group.Selain itu, salah satu orang terkaya di Indonesia
bersama suaminya ini juga memiliki perusahaan sendiri yaitu Indika
Group. Perusahaan ini bekerja di bidang media, telekomunikasi, peralatan,
rumah produksi, perusahaan rekaman, dan pertambangan.
Daftar 10 Orang Terkaya di Dunia 2016 (Dilihat di website resmi
forbes.com tanggal 14 Maret 2017)

1. Bill Gates
Total Kekayaan : US$ 86,7 miliar (sekitar Rp. 1.157 triliun)
Umur : 61 Tahun
Sumber kekayaan utama : Microsoft
Industri : Teknologi
Warga Negara : Amerika Serikat
Keterangan : Pendiri Microsoft dan Yayasan Bill & Melinda Gates Foundation.
Pendidikan : Harvard College
Profil usaha : Saat menempuh kuliah, Gates absen dari Harvard untuk bekerja bersama
Allen di MITS di Albuquerque pada November 1975. Mereka menamai
kemitraan mereka "Micro-Soft" dan mendirikan kantor pertamanya di
Albuquerque. Satu tahun berikutnya, tanda penghubung pada namanya
dihapus, dan pada 26 November 1976, nama dagang "Microsoft"
didaftarkan di Kementerian Luar Negeri New Mexico. Gates tidak
pernah kembali ke Harvard untuk menyelesaikan studinya.
Microsoft meluncurkan versi ritel pertama Microsoft Windows pada 20
November 1985, dan pada bulan Agustus, perusahaan ini mencapai
persetujuan dengan IBM untuk mengembangkan sistem operasi terpisah
bernama OS/2. Sejak pendirian Microsoft tahun 1975 hingga 2006, ia
memperluas jajaran produk perusahaan, dan ketika Microsoft berhasil
mendominasi pasar ia mempertahankannya sekuat tenaga
Pada tahun 2000, Bill gates mengundurkan diri dari jabatannya sebagai
Ketua Pegawai Eksekutif dan ia memilih kembali ke profesi lamanya
yaitu Kepala Penelitian dan Pengembangan Perangkat Lunak di
perusahaanya sendiri, Microsoft Corp. Dan pada awal tahun 2008, Bill
Gates memutuskan untuk mengundurkan diri dari manajemen Microsoft
dan mengkonsentrasikan diri pada kerja kedermawanan melalui yayasan
sosial yang didirikannya, yaitu Bill & Melinda Gates Foundation.

2. Warren Buffett
Total Kekayaan : US$ 78,6 miliar (sekitar Rp. 1.049 triliun)
Umur : 86 Tahun
Sumber kekayaan utama : Berkshire Hathaway
Industri : Investasi
Warga Negara : Amerika Serikat
Pendidikan : Columbia University
Profil usaha : Perusahaannya Berkshire Hathaway telah menjadi salah satu perusahaan
paling berharga di dunia saat ini dengan menguasai saham di banyak
perusahaan-perusahaan ternama dunia. Berkshire memiliki saham Coca-
Cola, Nike, American Standard, American Express, General Electric, Wal-
Mart, dan masih banyak lagi.

3. Jeff Bezos
Total Kekayaan : US$ 73,6 miliar (sekitar Rp. 982 triliun)
Umur : 53 Tahun
Sumber kekayaan utama : Amazon.com
Industri : Teknologi
Warga Negara : Amerika Serikat
Pendidikan : Universitas Princeton
Profil usaha : Setelah lulus dari Princeton, Bezos mendapat pekerjaan di Wall Street yang
berhubungan dengan komputer. Jaringan komputer dibangunnya di sebuah
gedung yang dijadikan pusat perdagangan internasional oleh perusahaan
bernama Fitel. Selanjutnya Bezos bekerja untuk D. E. Shaw & Co.Pada tahun
1994 Bezos mendirikan situs web Amazon.com. Model bisnis Amazon.com
dirancangnya sewaktu mengendarai mobil dari New York ke Seattle. Kantor
Amazon.com yang pertama adalah garasi rumah Bezos. Situs web
Amazon.com yang didirikan Bezos membawanya sebagai salah seorang
pengusaha sukses era dot-com. Pada tahun 2004, Bezos mendirikan
perusahaan bernama Blue Origin yang bergerak di bidang penerbangan sipil
angkasa luar.

4. Amancio Ortega
Total Kekayaan : US$ 71,8 miliar (sekitar Rp. 958 triliun)
Umur : 80 Tahun
Sumber kekayaan utama : Zara
Industri : Retail
Warga Negara : Spanyol
Pendidikan : SMA
Profil usaha : Setelah berhenti sekolah dia bekerja sebagai pengantar di tempat pembuatan
pakaian mewah dan kemudian dipercaya menjadi asisten penjahit di mana
dia mulai belajar menjahit pakaian. Pada awal 1960-an Ortega menjadi
manajer di toko pakaian lokal. Pada 1975, bersama istri pertamanya
tersebut dia mendirikan toko Zara di depan toko perbelanjaan paling
penting di Spanyol. Tempat itu merupakan lokasi yang sangat strategis.
Bisnisnya terus maju dengan pesat karena harganya yang murah dan
kualitasnya yang mewah.

5. Mark Zuckerberg
Total Kekayaan : US$ 58,5 miliar (sekitar Rp. 781 triliun)
Umur : 32 Tahun
Sumber kekayaan utama : Facebook
Industri : Teknologi
Warga Negara : Amerika Serikat
Pendidikan : Phillips Exeter Academy, Universitas Harvard (keluar)
Profil usaha : Semasa kuliah , ia membuat suatu sistem jejaring sosial untuk kelasnya.
Kemudian di tahun kedua ia kuliah di Harvard, Zuckerberg menyabot data
mahasiswa Harvard dan memasukkannya ke dalam website yang ia buat
bernama Facemash. Proyek pertamanya adalah CourseMatch
(www.coursematch.com) yang memungkinkan teman-teman sekelasnya
berkomunikasi satu sama lain di website tersebut. Ternyata semakin
banyak saja orang yang tergabung didalamnya. Lalu ia membuat website
baru dengan nama Facebook (www.thefacebook.com). Website ini ia
luncurkan pada Februari 2004. Facebook merupakan penyempurnaan dari
Facemash.Sistem itu lama-kelamaan telah menjaring universitas terdekat
dari tempatnya kuliah, dan inilah awal dari Facebook yang kita kenal saat
ini.

6. Carlos Slim Helu


Total Kekayaan : US$ 55,5 miliar (sekitar Rp. 741 triliun)
Umur : 767Tahun
Sumber kekayaan utama : Telefonos de Mexico dan America Movil (Telecom)
Industri : Telekomunikasi
Warga Negara : Meksiko
Pendidikan : Universidad Nacional Autónoma de México
Profil usaha : Tahun 1990 dia membeli Telmex dari pemerintah, dengan menggandeng
Southwestern Bell Corp dan France Telecom. Saat itu kondisi Telmex
sangat morat-marit. Tanpa gentar, Carlos mengubah perusahaan yang
merugi itu menjadi pencetak uang. Sempat ia dikritik telah menaikan tarif
telepon di negaranya. Namun, dengan tekad bulat untuk memperbaiki
pelayanan telepon di Mexico, berupa tawaran sambungan lokal, interlokal,
selular, internet dan direktori telepon, akhirnya kerja kerasnya berbuah
manis. Kini Telmex menjelma perusahaan telekomunikasi terbesar di
Mexico.

7. Larry Ellison
Total Kekayaan : US$ 52,8 miliar (sekitar Rp. 705 triliun)
Umur : 72 Tahun
Sumber kekayaan utama : Oracle
Industri : Teknologi
Warga Negara : Amerika Serikat
Pendidikan : Chicago University
Profil Usaha : Berhenti kuliah dan mencoba untuk kursus komputer. Kemudian mencoba
melamar pekerjaan di berbagai perusahaan dan diteriman di perusahaan
investasi bernama Fireman's Fund sebagai teknisi komputer. Ia kemudian
memutuskan untuk berhenti dan pindah kerja di Bank Wells Fargo, disini ia
juga berkerja sebagai seorang teknisi dan juga cekatan dalam hal
pekerjaannya, namun memutuskan untuk pindah ke Ampex dimana ia
bekerja sebagai seorang programmer.
Dari Ampex inilah yang kemudian menginspirasi Larry Ellison mendirikan
Oracle yang kelak menjadi perusahaan database terbesar di dunia. Di
Ampex ini, Larry Ellison membaca sebuah tulisan mengenai teori database
yang ditulis oleh Edgar F. Codd. Dari sinilah memunculkan ide Larry
Ellison dalam membangun bisnis yang berkonsep "Structured Query
Language" atau yang lebih dikenal dengan nama SQL dimana proyek ini ia
namakan dengan nama Oracle. Dari sini kemudian usahanya berlanjut
dengan mendirikan sebuah perusahaan pengembanghan perangkat lunak
bersama temannya Ed Qates dan juga Robert Miner yang tak lain
merupakan bos Larry di Ampex. Hanya dengan bermodal $2000 pada
waktu itu, perusahaan rintisan Larry Ellison berhasil mendapatkan klien
besar yaitu CIA yang tak lain merupakan Dinas Intelejen Amerika Serikat
kemudian mereka juga menangani Perusahaan penerbangan Wright
Patterson Air Force Base dan serta perusahaan komputer IBM.
Dibawah pimpinan Larry Ellison, Oracle kemudian menjelma menjadi
perusahaan raksasa yang menangani masalah database meskipun sempat
terkena masalah finasial namun perusahaan masih tetap bertahan hingga
kini. Produk produk dari Oracle milik Larry Ellison yaitu Application
Server (Web DB, OAS), Development Tool (Oracle Developer, Oracle
Designer), dan Application Suite (Oracle Apps) yang menjadi terkenal dan
Oracle pun menguasi pasar Database dunia.

8. Charles Koch
Total Kekayaan : US$ 48,3 miliar (sekitar Rp. 645 triliun)
Umur : 81 Tahun
Sumber kekayaan utama : Koch Industries, Inc
Industri : Berbagai bidang
Warga Negara : Amerika Serikat
Pendidikan : Institut Teknologi Massachusetts (Massachusetts Institute of Technology
atau MIT)
Profil Usaha : Perusahaan tersebut didirikan oleh Fred Koch, ayah Charles dan David
Koch pada tahun 1940. Awalnya, Koch Industries hanyalah perusahaan
pengolahan minyak mentah di Amerika Serikat. Fred Koch pada saat itu
berhasil mengembangkan cara mutakhir untuk pengolahan minyak mentah.
Namun di tangan Charles dan David, perusahaan tersebut
menjadi perusahaan multinasional yang bergerak di bidang pabrik,
pengilangan, serta pendistribusian minyak tanah, bahan-bahan kimia, fiber,
polimer, pupuk, dan kertas, bahkan juga merambah ke bidang
investasi. Sebagai penerus usaha orang tua mereka, Charles Koch berperan
sebagai pemilik, ketua dewan, dan CEO di Koch Industries. Sementara
adiknya, David Koch berperan sebagai Vice President di Koch Industries.
Setelah mengambil alih kepemimpinan di bisnis ayahnya pada tahun 1967,
Charles mengubah perusahaan penyulingan minyak ayahnya itu menjadi
sebuah perusahaan produk minyak bumi diversifikasi “Koch Industries
Inc“.
Di tangan Charles, Koch Industri melakukan ekspansi perusahaan di
Amerika Serikat, Meksiko, Brasil, dan China, dengan memiliki 37.000 mil
pipa minyak dan gas serta memiliki perusahaan peralatan pengendalian
polusi dan teknologi, hutan, juga produk konsumen, mineral, serta pupuk

9. David Koch
Total Kekayaan : US$ 48,3 miliar (sekitar Rp. 645 triliun)
Umur : 76 Tahun
Sumber kekayaan utama : Koch Industries, Inc
Industri : Berbagai bidang
Warga Negara : Amerika Serikat
Pendidikan : Chemical Engineering di Massachusetts Institute of Technology
Profil Usaha : Pada tahun 1970, Koch bergabung Koch Industries bawah saudaranya
Charles, untuk bekerja sebagai manajer teknis-jasa. Ia mendirikan kantor
perusahaan New York dan pada tahun 1979 ia menjadi presiden divisi
sendiri, Koch Engineering, berganti nama Chemical Technology Group. Pada
tahun 1985, Koch Industries digugat oleh Bill Koch dan Frederick R. Koch
untuk pertama kalinya dalam serangkaian panjang tuntutan hukum tentang
kepemilikan, yang berlangsung sampai tahun 2001. Pada 2010, David Koch
dimiliki 42 persen dari Koch Industries, seperti halnya saudaranya Charles.

10. Michael Bloomberg


Total Kekayaan : US$ 47,4 miliar (sekitar Rp. 633 triliun)
Umur : 75 Tahun
Sumber kekayaan utama : Bloomberg LP
Industri : Media
Warga Negara : Amerika Serikat
Pendidikan : Universitas Johns Hopkins Harvard Business School
Profil Usaha : Bloomberg LP yang menjual terminal informasi keuangan kepada
perusahaan-perusahaan Wall Street.Bloomberg Financial Markets adalah
distributor global berbasis multimedia layanan informasi,
menggabungkan berita, data dan analisis untuk pasar keuangan global
dan bisnis.Bloomberg LP memiliki lebih dari 165.000 pelanggan di
seluruh dunia. Sebagai pebisnis terbukti kelayakan, anak perusahaan
pada 1990 meluncurkan layanan berita, dan kemudian radio, televisi,
internet, dan penerbitan.
Daftar Pustaka

https://www.forbes.com/indonesia-billionaires/list/#tab:overall
https://www.forbes.com/billionaires/list/#version:realtime

Anda mungkin juga menyukai