Anda di halaman 1dari 2

Sosok-sosok Muda Dibalik Komunitas Ketimbang Ngemis

Selama ini kebanyakan dari kita menganggap bahwa mengemis merupakan jalan
keluar yang dianggap mudah bagi sejumlah orang disekitar kita terutama yang kekurangan
dari segi ekonomi. Perlu diketahui, tidak semuanya yang menjadi pengemis adalah karena
malas. Mengemis disini dipilih karena beberapa dari kita ada yang tidak tahu ada jalan lain
yang bisa dilakukan selain dari mengemis. Itulah jawaban yang kami dapatkan dari Febri,
salah satu anggota sekaligus wakil ketua dari Komunitas Ketimbang Ngemis Solo. Dia
tertatik ikut komunitas ini karena tertarik mengikuti insting jiwa sosialnya. Sehingga mulai
bergabung pasda tahun 2015.
Ketimbang Ngemis Solo, itulah namanya. Sesuai dengan namanya, komunitas ini
merupakan komunitas yang nonprofit yang memiliki tujuan utama, yaitu untuk mengapresiasi
bagi mereka yang dalam kategori renta dan keterbatasan tetap memilih untuk memeras
keringat dengan bekerja dari pada menengadahkan tangan untuk mengemis.
Ketimbang Ngemis Solo ini berdiri pada tanggal 27 Juni 2015 lalu. Memang
komunitas ini masih baru, katakanlah masih seumur jagung. Tapi, keberadaannya yang masih
baru ini, bisa memberikan faedah yang bisa dirasakan. Komunitas ini merupakan bagian dari
komunitas Ketimbang Ngemis yang di dirikan oleh Rizki Pratama Wijaya, yang merupakan
founder atau yang memulai Komunitas Ketimbang Ngemis ini. Semula komunitas ini
didirikan oleh Rizki dan Yona di Jogja kemudian berkembang ke daerah-daerah lain seperti di
Solo ini. Komunitas ini memberikan apresiasi bagi mereka yang membanting tulang dengan
berjualan apapapun mencukupi hidupnya dengan tidak mengemis.
Kata yang kami kutip dari perbincangan kami kemarin tanggal 10 Desember 2016
Pilihan mereka untuk berjualan daripada mengemis ptut kita apresiasi dengan memberi
bantuan modal, alat usaha dan pakaian pantas pakai supaya bisa mendukung mereka dalam
usahnya. Itu yang kami lakukan di ketimbang ngemis
Mayoritas anggota dari komunitas ini adalah anak-anak muda seperti mahasiswa dan
sederajatnya. Ini berarti bahwa anak-anak muda mulai tergerak untuk melakukan perubahan
melalui jiwa sosial mereka. Memang seharusnya anak-anak muda khususnya mahasiswa
harus bisa menjadi agent of change yang bisa membawa perubahan dalam masyarakat
menuju ke arah yang lebih baik. hal ini juga membuktikan bahwa semakin majunya zaman
dan teknologi tidak menyurutkan jiwa sosial anak muda ditengah arus teknologi yang
cenderung membentuk pribadi yang cuek dan apatis. Selain itu, komunitas ini mengajak kita
untuk peduli kepada sesama sekaligus meningkatkan jiwa sosial kita.
Untuk menggalang dana, Komunitas Ketimbang Ngemis menjual baju bekas, sepatu
dan menggalang berbagai acara amal. Ada juga donatur yang memberikan dana kepada
komunitas atau langsung terjun untuk memberikan bantuan. Untuk pemberian bantuan, dana
dari para donator akan disalurkan kepada tim yang bertugas sebagai penyalur, kemudian kaan

langsung diberikan kepada mereka yang membutuhkan dimana sebelumnya sudah disurvei
terlebih dahulu.
Survei ini dilakukan dengan tujuan agar bantuan yang diberikan tidak jatuh kepada
orang yang salah atau salah sasaran. Karena mereka yang berjualan di pinggir-pinggir belum
tentu miskin. Mereka bisa saja memiliki rumah yang bagus bahkan memiliki kendaraan
seperti sepeda motor. Atau disitu ada oknum-oknum yang berkepentingan memanfaatkan
keadaan para orang yang berusia renta untuk diberi barang untuk diperdagangkan. Sehingga
dengan adanya survei ini bantuan yang diberikan bisa dimanfaarkan bagi meeka yang enarbenar membutuhkan.
Bagi kita yang merasa tertarik atau ingin bergabung bisa langsung join, komunitas ini
terbuka untuk siapa saja. Tidak ada persyaratan khusus, bahkan langsung bisa ikut terjun
langsung untuk memberikan bantuan.
So, tunggu apalagi...gerakkan kepedulian jiwa sosialmu....sudah ada sosok-sosok
muda yang patut kita contoh. Siapa lagi yang peduli kalau bukan kita?

Anda mungkin juga menyukai