LAPORAN PENDAHULUAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan Pendahuluan pada
Praktek Klinik Dasar Semester VI
OLEH :
NELA MAFAZA (G2A016079)
4. Macam – macam gangguan yang mungkin terjadi pada rasa aman dan
nyaman
a. Jatuh
Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan dilaporkan dari seluruh
kecelakaan yang terjadi di rumah sakit. Resiko jatuh lebih besar
dialami pasien lansia.
b. Oksigen
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen
akan mempengaruhi keamanan pasien.
c. Pencahayaan
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan public yang penting. Tata
pencahayaan dalam ruang rawat inap dapat mempengaruhi
kenyamanan pasien.
5. Manifestasi Klinis
a. Vakolasi
1) Mengadu
2) Menangis
3) Sesak napas
4) Mendengkur
b. Ekspresi wajah
1) Meringis
2) Mengelutuk gigi
3) Mengernyit dahi
4) Menutup mata, mulut dengan rapat
5) Menggigit bibir
c. Gerakan tubuh
1) Gelisah
2) Imobilisasi
3) Ketegangan otot
4) Peningkatan gerakan jari dan tangan
5) Gerakan ritmik atau gerakan menggosok
6) Gerakan melindungi bagian tubuh
d. Interaksi Sosial
1) Menghindari percakapan
2) Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri
3) Menghindari kontak sosial
4) Penurunan rentang perhatian
6. Komplikasi
a. Hipovolemik
b. Hipertermi
c. Masalah mobilisasi
d. Hipertensi
e. Edema pulmonal
f. Kejang
7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui
apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari tubuh pasien yang dapat
menyebabkan timbulnya rasa aman dan nyaman seperti :
a. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi
b. Menggunakan sekala nyeri dan karakteristik nyeri
Karakteristik Nyeri (PQRST)
P (Pemacu) : faktor yang mempengaruhi gawat dan ringannya nyeri
Q (Quality) : seperti apa : tajam, tumpul, atau tersayat
R (Region) : daerah perjalanan nyeri
S (Skala ) : keparahan/ intensitas nyeri
T (Time) : lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri
Skala Nyeri
1) Ringan : skala nyeri 1-3 → secara objektif pasien masih dapat
berkomunikasi dengan baik
2) Sedang : skala nyeri 4-6 → secara objektif pasien dapat
menunjukkan lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti
instruksi yang diberikan
3) Berat : skala nyeri 7-9 → secara objektif pasien masih bisa
merespon, namun terkadang klien tidak mengikuti intruksi yang
diberikan
4) Nyeri sangat berat : skala nyeri 10 → secara objektif pasien tidak
mampu berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul
8. Pemeriksaan fisik
Inspeksi : ditemukan kulit tampak pucat, mengigil gelisah dan lemah
Palpasi : pada permukaan ini ditemukan kulit teraba dingin, nadi lambat
Auskultasi : tekanan darah menurun
9. Penatalaksanaan
a. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan
stress. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi
rasa tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam
imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran,
berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap klien
dapat mengurangi rasa nyerinya.
b. Teknik imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan
memberikan individu informasi tentang respon fisiologis misalnya
tekanan darah. Hypnosis diri dapat membantu mengubah persepsi nyeri
melalui pengaruhi sugesti positif dan dapat mengurangi ditraksi.
Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana untuk
meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau mencegah stimulus
nyeri.
c. Teknik distraksi
Teknik distraksi adalah pengaliahn dari focus perhatian terhadap nyeri
ke stimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu distraksi visual
(melihat pertandingan, menonton televise dll), distraksi pendengaran
(mendengarkan music, suara gemercik air), distraksi pernapasan
(bernapas ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu)
d. Terapi dengan pemberian analgetic
Pemberian obat analgetik sangat membantu dalam manajemen nyeri
seperti pemberian obat analgesic non opioid (aspirin, ibuprofen) yang
bekerja pada saraf perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan
inflamasi, dan analgetik opioid (morfin, kodein) yang dapat
meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih nyaman
walaupun terdapat nyeri.
e. Imobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat
kontraktur atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah
terjadinya penyakit baru seperti dekubitus.
3. Perencanaan
Diagnose 1 : Ansietas
Tujuan dan Kriteria Hasil
Tingkat kecemasan
Tingkat kecemasan sosial
Kriteria Hasil :
Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
Mengidentifikasi, mehungkapkan dan menunjukkan teknik untuk
mengontrol cemas
Vital sign dalam batas normal
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya kecemasan.
Intervensi
Anxiety Reduction
1. Mendengarkan penyebab kecemasan klien dengan penuh perhatian
2. Observasi tanda verbal dan non verbal dari kecemasan klien
Calming Technique
1. Menganjurkan keluarga untuk tetap mendampingi klien
2. Mengurangi atau menghilangkan rangsangan yang menyebabkan
kecemasan pada klien
Coping enhancement
1. Meningkatkan pengetahuan klien mengenai glaucoma.
2. Menginstruksikan klien untuk menggunakan tekhnik relaksasi
Nurarif, Amin Huda & Kusuma Hardhi. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan
Penerapan Diagnosa Nanda, NIC, NOC dalam Berbagai kasus, Edisi Revisi Jilid
2. Jogjakarta : MediAction Publishing.
Potter & Ferry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik
Edisi 4. Jakarta : EGC.