Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PENGELOLAAN SAMPAH

MENGETAHUI PROSES TERJADINYA LINDI DAN PENGOLAHAN


LINDI

Disusun oleh:
Kelompok 5
Anita Yunianti (NIM P2.31.33.0.17.004)
Iis Aulia (NIM P2.31.33.0.17.015)
Indira Kusuma A (NIM P2.31.33.0.17.016)
M. Afifudin (NIM P2.31.33.0.17.025)

Kelas: 2 D3 A Kesehatan Lingkungan

Dosen pengampu:
Catur Puspawati, ST., MKM.

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Jl. Hang Jebat III/F3Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120
1. Pengertian Lindi
Air lindi didefinisikan sebagai suatu cairan yang dihasilkan dari pemaparan air hujan pada
timbunan sampah. Dalam kehidupan sehari-hari air lindi ini dapat dianalogikan seperti
seduhan air teh. Air lindi membawa materi tersuspensi dan terlarut yang merupakan produk
degradasi sampah. Komposisi air lindi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis
sampah terdeposit, jumlah curah hujan di daerah TPA dan kondisi spesifik tempat
pembuangan tersebut. Air lindi pada umumnya mengandung senyawa-senyawa organik
(Hidrokarbon, Asam Humat, Sulfat, Tanat dan Galat) dan anorganik (Natrium, Kalium,
Kalsium, Magnesium, Khlor, Sulfat, Fosfat, Fenol, Nitrogen dan senyawa logam berat)
yang tinggi. Konsentrasi dari komponen-komponen tersebut dalam air lindi bisa mencapai
1000 sampai 5000 kali lebih tinggi dari pada konsentrasi dalam air tanah (Maramis, 2008).

Cairan pekat dari TPA yang berbahaya terhadap lingkungan dikenal dengan istlah leacheat
atau air lindi. Cairan ini berasal dari proses perkolasi/percampuran (umumnya dari air
hujan yang masuk kedalam tumpukan sampah), sehingga bahan-bahan terlarut dari sampah
akan terekstraksi atau berbaur. Cairan ini harus diolah dari suatu unit pengolahan aerobik
atau anaerobik sebelum dibuang ke lingkungan. Tingginya kadar COD dan ammonia pada
air lindi (bisa mencapai ribuan mg/L), sehingga pengolahan air lindi tidak boleh dilakukan
sembarangan (Machdar, I, 2008).

Menurut Soemirat, (1996), Leachate adalah larutan yang terjadi akibat bercampurnya air
limpasan hujan (baik melalui proses infiltrasi maupun proses perkolasi) dengan sampah
yang telah membusuk dan mengandung zat tersuspensi yang sangat halus serta mikroba
patogen. Leachate dapat menyebabkan kontaminasi yang potensial baik bagi air permukaan
maupun air tanah. Hal ini diakibatkan karena kandungan BOD yang tinggi yaitu sekitar
3.500 mg/L
2. Bahan Berbahaya Yang Ada Pada Lindi
Beberapa unsur kimia atau jenis logam yang pernah dijumpai sebagai pencemar

lingkungan perairan yang terdeteksi melalui indikator biologis antara lain sebagai

berikut (Wardhana, 2003) :

1. Indikator biologis Phytoplankton : Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni),

plutonim (Pu), Cesium (Cs), ytrium (Y), dan Tritium (H3).

2. Indikator biologis Zooplankton : Mangan (Mn), Strontium (Sr), Ytrium (Y),

Besi (Fe), Nikel (Ni), Kobalt (Co), Zirkonium (Zr).

3. Indikator biologis Mollusca : Seng (Zn), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), Kadmium

(Cd), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Cesium (Cs), Kobalt (Co).

4. Indikator biologis Crustacea : Strontium (Sr), Ytrium (Y), Cesium (Cs),

Kobalt (Co), Seng (Zn), Mangan (Mn), Tritium ( H3).

5. Indikator biologis ikan dan sejenisnya : Plutonium (Pu), Mangan (Mn), Cesium

(Cs), Seng (Zn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Zirkonium (Zr) dan

Strontium (Sr).

Unsur kimia atau sejenisnya yang terkandung di dalam indikator biologis seperti

tersebut diatas dapat berupa unsur kimia biasa maupun dalam bentuk unsur radioaktif.

Selain itu dalam masalah indikator biologis suatu pengertian yang disebut dengan

Biological Magnification, yaitu pelipatan kandungan bahan pencemar oleh organisme

yang tingkatannya lebih tinggi.


3. Pengambilan Sampel Lindi
Sehingga dalam pengambilan sampel lindi, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah
sebagai berikut:
a. Proses pengambilan sampel
b. Waktu pengambilan sampel apakah setelah hujan atau pada saat musim kemarau
c. Metode pengambilan sampel
 contoh sesaat (grab sample);
 contoh gabungan waktu (composite samples);
 contoh gabungan tempat (integrated samples);
 contoh gabungan waktu dan tempat.

4. Proses Pengolahan Lindi


Pengolahan air lindi dapat dilakukan dengan berbagai alternatif seperti :
Resirkulasi air lindi kembali ke dalam landfill. Hal ini dapat meningkatkan laju
dekomposisi kandungan organik menjagi biogas hingga sekitar 70%. Resirkulasi air lindi
dapat dilakukan pada musim kemarau, sedangkan pada musim hujan, air lindi harus diolah
untuk mengurangi volumenya.

Pengolahan air lindi dengan menggunakan pengolahan limbah secara biologis. Pengolahan
ini biasa dilakukan dengan menggunakan lumpur aktif yang berfungsi mendegradasi
kandungan organik yang terdapat dalam air lindi. Setelah kandungan organik dalam air
lindi turun drastis, kemudian dapat dilakukan pemurnian kembali dengan menggunakan
alat filtrasi. Air keluaran yang diharapkan dari pengolahan semacam ini dapat langsung
dibuang ke lingkungan karena tidak berbahaya bagi lingkungan.

Pengolahan air lindi dengan menggunakan pengolahan limbah secara kimiawi.


Pengolahan air lindi dengan menggunakan membran. Selain untuk mengurangi kekeruhan
atau turbiditas, pengolahan dengan membran dimaksudkan untuk mengurangi kadar COD,
BOD serta kandungan logam pada air lindi. Umumnya diperlukan pengolahan bertahap
untuk menghasilkan limbah yang memenuhi syarat baku mutu limbah seperti bioreaktor
dengan membran (membrane bioreactor) atau integrasi antara ultrafiltrasi dan karbon aktif.
Metode landfill relatif mudah dilakukan dan bisa menampung sampah dalam jumlah besar.
Akan tetapi, anggapan ini kurang tepat karena jika tidak dilakukan secara benar, landfill
dapat menimbulkan masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan lingkungan. Masalah
utama yang sering timbul adalah bau dan pencemaran air lindi (leachate) yang dihasilkan.

Selain itu, gas metana yang dihasilkan oleh landfill dan tidak dimanfaatkan akan
menyebabkan efek pemanasan global. Jika termampatkan di dalam tanah, gas metana bisa
meledak. Oleh sebab itu, dalam sistem landfill yang baik diperlukan adanya unit
pengolahan air lindi dan unit pengolahan biogas.

Dengan perubahan terbaru dalam sifat limbah TPA di tempat pembuangan sampah akhir
karena peningkatan abu insinerasi dan residu pembakaran, ada kebutuhan untuk
mengambil tindakan terhadap logam berat, kalsium, dan dioxin dalam landfill sistem
pengolahan lindi. Juga tempat pembuangan ini cenderung akan dibangun di daerah
pegunungan, dan garam anorganik harus disingkirkan jika ada air dari fasilitas ini adalah
dibuang ke sumber air bersih, air pertanian, atau air yang sama.

Sementara itu, karena pembentukan masyarakat daur ulang sumber daya dan perubahan
dalam struktur industri, limbah TPA perlu didaur ulang untuk mengurangi jumlah limbah
tersebut dihasilkan. Dan sistem pengolahan lindi TPA perlu ditingkatkan untuk
menghilangkan garam anorganik dan sulit menguraikan bahan organik, juga.

Air permukaan yang telah tercemar oleh lindi dapat menyebabkan matinya ikan, hilangnya
nilai estetik dan perubahan keseimbangan hidup flora dan fauna di dalam air. Pada kasus
pencemaran air tanah, kontaminasi akan berjalan terus menerus dalam periode yang lama.
Untuk menanggulangi dan mencegah pencemaran ini tentunya akan meghabiskan dana
yang sangat besar dan khusus untuk kasus pencemaran air tanah, untuk mengembalikan
kondisi air ke keadaan semula (tidak tercemar) dibutuhkan waktu puluhan atau bahkan
ratusan tahun.
Daftar Pustaka

https://sirouzs.wordpress.com/2014/06/03/kesling-pencemaran-air-lindi-leachate/
repository.usu.ac.id
http://www.indonesian-publichealth.com/prosedur-pengambilan-contoh-air-limbah/

Anda mungkin juga menyukai