Anda di halaman 1dari 61

WEEK 1 .......................................................................................................

1
Neuro-Immuno-Endocrinology............................................................................................. 2
Psychopathology of Psychosomatic ..................................................................................... 8
Physical Illness Due to Psychosomatic................................................................................ 11
Clinical Diagnosis of Psychosomatic ................................................................................... 15
Infertility Induced by Stress................................................................................................ 23
Obesity and Mental Disorder ............................................................................................. 27

WEEK 2 ............................................................................................. 30
Therapy Modalities in Psychosomatic ................................................................................ 30
Psychogenic Pain & Non-Psychogenic Epileptic Seizures .................................................... 34
Somatoform, Malingering, Factitious Disorder .................................................................. 42
HIV Psychiatry .................................................................................................................... 43
Psycho-Cutaneous Disorder ............................................................................................... 48
Women Reproductive Health Issues .................................................................................. 58

Halo, maaf HSC ini mepet dan belum lengkap. Nanti akan diupdate yang lengkap. Semangat!

Salam cipok, Eustress 2014

1
NEURO-IMMUNO-ENDOCRINOLOGY Pada kasus 1 ini, kata dr. Robikhul Ihsan
dr. M. Robikhul Ihsan, M.Sc, Sp. PD (K) mengatakan bahwa sebab GDS-nya meningkat
Pemateri: Zai’i | Editor: Dika tiba-tiba yaitu penyakit diabetes (kausa biologik)
yang berkembang pada pasien ini. Hal ini tidak
Pendahuluan
terdeteksi pada general check up sebelumnya
Bahasan psikosomatis pastinya tidak akan lepas karena general check up yang dilakukan setahun
dari bahasan sistem neuroendokrin, karena sekali memiliki rentang waktu yang cukup
berbagai jalur neuroendokrin bertanggung jawab memungkinkan berkembangnya diabetes. Dari
atas bermacam reaksi psikologis dalam tubuh, kasus ini kita belajar bahwa sebelum berpikir ke
begitu pula berbagai event psikologis bertanggung kelainan psikiatri, utamakan untuk
jawab atas bermacam reaksi neuroendokrin dalam mengidentifikasi kelainan biologis dulu. Selain
tubuh. Sehingga mempelajari psikosomatis harus karena lebih mudah, juga prevalensinya lebih
tahu berbagai jalur neuroendokrin ini. Untuk banyak.
memudahkan penjelasan, pada kuliah kali ini
Kasus 2
bahasan event psikologis kita sederhanakan
menjadi “stressor”, artinya inti kuliah ini akan • Wanita, 52 tahun Ibu Rumah Tangga,
membahas efek respon tubuh terhadap stres mengalami serangan stroke 1 tahun yang
tersebut. Yuk kita mulai, bismillah! lalu  manajemen stroke (+)
• Riwayat HT sejak 5 tahun yang lalu, kontrol
Ilustrasi Kasus: Biologik vs Psikologik
rutin berobat dengan TD rerata 140/90
Mari kita mulai kuliah ini dengan dua ilustrasi mmHg
kasus (dari kisah nyata loh) terkait bahasan kita ini: • 6 bulan yang lalu terjadi serangan stroke
ulang
Kasus 1 • Medis memberikan manajemen stroke dan
• Laki-laki, 55 tahun, Manager Pemasaran paska stroke sesuai prosedur
• Menderita Otitis Media Supuratif Kronik (2 •  kasus selesai ?
tahun kambuh-kambuhan)
• Direncanakan operasi “simple Kasus kedua ini bercerita soal seorang wanita ibu
mastoidektomi” rumah tangga yang strokenya kambuh dalam 6
• Saat dilakukan pemeriksaan lab pre-OP bulan setelah onset setahun yang lalu. Nah,
didapatkan kadar glukosa darah sewaktu sebagaimana kasus sebelumnya, sebagai klinisi
325 mg/dl  tunda operasi  regulasi yang telah mengambil blok elektif psikosom
KGD *bangga banget part #2* kita harus
• Riwayat sebelumnya (GCU)  normal mengidentifikasi kausa stroke dan pengulangan
(relapse) stroke yang terjadi pada wanita tersebut.
Pada pasien kasus 1 ini, operasinya harus ditunda Secara faktor biologik ternyata tidak ditemukan
karena gula darah sewaktunya meningkat kelainan yang berarti, secara penanganan stroke
beberapa saat sebelum operasi. Hal ini tentunya yang diberikan sudah sesuai prosedur, tekanan
cukup mengejutkan karena pasien tersebut pada darah meski di ambang hipertensi tapi masih tetap
riwayat general check up sebelumnya didapatkan dikontrol rutin dengan berobat, faktor risiko dan
hasilnya normal. Sebagai klinisi yang telah gaya hidup dianggap baik juga .
mengambil blok elektif psikosom *bangga
banget* kita harus bisa mengidentifikasi Karena masih terjadi pengulangan kejadian stroke
penyebab peningkatan tiba-tiba gula darah dengan kondisi faktor biologik yang baik, maka kita
sewaktu pasien ini. Beberapa penyebab yang periksa faktor psikologisnya, ternyata kita
dapat timbul yaitu faktor stres pekerjaan, respon mendapatkan data berikut:
atas ketakutan pra-operasi, atau bisa juga pasien
• Sejak 1 tahun yang lalu anak kedua putus
ini benar-benar telah mengidap diabetes melitus
kuliah di fakultas ekonomi karena merasa
karena general check up-nya dilakukan hanya
tidak cocok dan kemudian menganggur
sekali setahun.
• 6 bulan yang lalu anak tersebut tertangkap
saat melakukan transaksi narkoba
2
Fakta seperti ini sangat diperlukan dalam diarenya berulang karena kondisi malnutrisi yang
keputusan medik, karena ada suatu sistem tubuh dialami oleh pasien, sehingga malnutrisinya harus
kita yang mengatur faktor psikis/emosional yang diperbaiki juga. Jika diberi antibiotik, itu upaya
terjadi pada diri kita yang akan mempengaruhi melawan agresornya (pandangan konvensional),
biologi tubuh. Materi inilah yang akan kita bahas namun jika malnutrisinya juga diterapi, artinya
lebih lanjut, tetap semangat baca HSC-nya ya! memperbaiki dysharmony tubuh pasien, dan itu
pendekatan yang lebih baik (pandangan jaman
Pendekatan Kedokteran dalam Memandang
now).
Penyakit
Stres
Awalnya seseorang sakit dianggap karena suatu
kausa tertentu yang spesifik *sesuatu gitu*. Stres adalah suatu kondisi yang mengancam
Misalnya jika ada pasien yang radang (inflamasi), hemostasis atau disharmonisasi dan dinetralkan
maka pasien tersebut diobati secara simptomatis oleh sistem respon fisiologi dan perilaku yang
dengan menurunkan reaksi radangnya dengan kompleks yang kembali menghidupkan
diberi anti-inflamasi. Jika ada pasien yang kausa homeostasis (respon adaptif terhadap stres).
penyakitnya bakteri, maka bakteri di tubuh pasien Menjaga kondisi tetap (steady state) tubuh, atau
tersebut secara kausatif dieradikasi dengan homeostasis adalah suatu fungsi yang esensial
memberinya antibiotik. dalam kehidupan. Keseimbangan dinamis yang
kompleks ini terus-menerus dilawan oleh faktor
Namun sekarang pendekatan seperti itu tidaklah
intrinsik dan ekstrinsik, gaya yang nyata atau yang
cukup, mengingat sifat tubuh kita yang “dinamis”,
dipersepsikan, atau stresor.
segala agresor (agen penyebab stres/stressor) dari
luar oleh tubuh akan memberikan respon tertentu Respon stres dijalankan oleh kompleks
 hal ini kemudian mengubah cara pandang dunia neuroendokrin, infrastruktur seluler dan
medis terhadap penyakit. Pendekatan berbeda molekuler, yang berlokasi di sistem saraf pusat
dilakukan, penyakit dipandang bukan lagi dari dan sistem saraf tepi. Respon adaptif seseorang
sekedar agresornya, tapi dari tubuh si pasien terhadap stres ditentukan dari perkalian antara
tersebut: “kenapa daya tahan tubuh pasiennya genetik, faktor ingkungan, dan faktor
kalah terhadap agresor?”. Pertanyaan ini dijawab perkembangan manusia.
dengan mencari tahu kenapa daya tahan tubuh
Bagaimana Tubuh Kita Merespon Stres? (1)
pasien tersebut tidak cukup adekuat untuk
menghadapi kondisi sakit. Jadi selain menangani Berbagai event kehidupan dapat dianggap sebagai
agresornya, dokter juga harus menangani stresor, yang tentunya akan mempengaruhi
disharmoni/ketidakseimbangan di tubuh homeostasis tubuh. Misalnya, seseorang yang
pasiennya. Dengan pendekatan ini maka mengejar deadline, maka ada tenggat waktu yang
pengobatan akan difokuskan pada si pasien harus ia dipenuhi. Konsekuensinya, karena
tersebut, tentang bagaimana menjaga tubuhnya waktunya sudah kritis maka ia menggunakan
agar tidak terserang penyakit. Disharmoni dan waktu istirahat untuk tetap bekerja  akhirnya ia
ketidakseimbangan mempengaruhi tubuh yang begadang (tidak tidur malam)  saat begadang ia
menjadi sebab penyakit di antaranya yaitu: berusaha melawan ngantuk  akibatnya istirahat
hubungan sosial, serangan agen penyakit dari kurang, kemudian bisa saja dia kehujanan,
lingkungan, sistem perilaku dan kepercayaan, dan kemudian akhirnya jatuh sakit. Respon psikologis
gangguan aliran energi dan informasi pada yang tidak harus efeknya tampak saat itu juga.
seorang individu. Tugas dokter adalah membantu Pada contoh, deadline (stresor) yang terjadi
pasien untuk memperbaiki disharmoni ini. adalah semalam sebelumnya, namun dampak
kesakitan yang terjadi adalah saat esoknya ketika
Misalnya, pasien malnutrisi yang mengalami diare
berbagai stres bertumpuk (juga kurang istirahat
berulang. Setelah dilakukan pemeriksaan,
dan kehujanan).
diketahui kausanya bakterial. Namun, dalam kasus
seperti ini, terkadang kita tidak melihat kenapa Melawan stres artinya menjaga agar tubuh tetap
pasien mengalami diare berulang. Ternyata, in harmony. Jika tubuh terpapar agresor/stresor
3
yang mengancam harmoni tubuh maka tubuh Psychological Stress:
akan melawannya dengan berbagai penyesuaian. Acute anxiety
Misalnya ada agresor  maka cortisol yang Chronic anxiety
meningkat  denyut jantung meningkat  Anticipation of stressful situations
Namun, saat simpatik dominan (karena Novel situations, etc
peningkatan cortisol akibat adanya agresor),
Bagaimana Tubuh Kita Merespon Stres? (2)
parasimpatik kemudian akan membatasi aksi
simpatis tersebut dengan meningkatkan Agresor yang terus-menerus datang membuat
kebutuhan makan/minum seseorang (adaptive tubuh awalnya bisa melawan agresor tersebut,
stress response). Proses ini (neuroendokrin) terjadi tapi lama-kelamaan terjadi kegagalan perlawanan,
di alam bawah sadar (involunteer). Namun yang akhirnya bermanifestasi menjadi penyakit.
demikian sistem neuroendokrin ini dapat dilatih, Pada orang normal, kondisi fisiologinya
karena ia merupakan adaptive response. seharusnya dapat beradaptasi dari stressor,
misalnya kadar Hb orang di pegunungan vs
Adaptive Response
dataran rendah, hal ini merupakan suatu bentuk
Adaptive response berhubungan dengan beberapa proses mengatasi stresor biologik. Namun jika
hal, yaitu: (1) genetik, (2) lingkungan, dan (3) terjadi terus-menerus respon tersebut dapat tidak
proses perkembangan anak. Misal genetik, orang terkendali hingga akhirnya terjadi polisitemia,
tua yang sering menghadapi stressor nantinya bisa banyak sel-sel darah merah yang diproduksi tapi
jadi lebih kuat atau jadi lemah terhadap respon tidak berfungsi dengan baik sebagaimana
yang diberikan . Maksudnya, ada yang berhasil mestinya. Selain itu pada pasien paru kronis juga
menciptakan respon adaptif, ada yang tidak. Yang berbahaya atas respon adaptif yang
berhasil maka keturunannya akan cenderung berkepanjangan yang seperti ini.
memiliki respon adaptif terhadap stres. Faktor
Mekanisme respon stres adalah dengan
genetik bukanlah soal stressornya, tapi soal
perubahan keseimbangan hormon. Dasarnya
respon terhadap stresnya. Misalnya bagi orang tua
hormon ibarat jungkat-jungkit yang harus
yang suka marah-marah (gagal coping), maka anak
seimbang. Pola keseimbangan ini diatur oleh
akan lebih terekam faktor stressor genetik akibat
banyak hal. Bahkan terkadang pasien yang dalam
perilaku orang tuanya tersebut (diawali dari gagal
proses memberi respon stres dirusak proses
coping).
respon tadi dengan intervensi dari dokter,
Jenis/Karakteristik Stres misalnya pada pasien demam. Pada pasien
demam, dengan kausa pyrogen apa pun, tubuh
Stres ada yang fisik dan psikis. Dua hal ini sejatinya
meningkatkan standar temperaturnya di
merupakan satu kesatuan yang saling
hipothalamus untuk meningkatkan mobilitas
mempengaruhi. Penyembuhan fisik juga
imun, peningkatan sirkulasi darah, membunuh
dipengaruhi psikis. Misalnya pada pasien yang
agen infeksius, meningkatkan metabolisme tubuh.
anxiety-nya tinggi, maka tingkat kekambuhan
Hal ini dilakukan karena pada suhu-suhu tertentu
terhadap penyakitnya juga tinggi (contoh lainnya
masing-masing sel punya efektifitas kerjanya
yaitu pada kasus 2 di awal HSC ini). Begitu pun
masing-masing. Misal mitokondria sebagai
keluhan fisik dapat mempengaruhi psikis.
organel respirasi sel paling aktif pada suhu tubuh
Misalnya didapatkan pada pasien-pasien penyakit
sekian, dll. Demam merupakan metabolisme
kronis banyak yang mengalami anxiety dan
tubuh untuk melawan infeksi tersebut. Terkadang
depresi.
proses ini dikacaukan dengan memberi antipiretik.
Physical Stress: Di sinilah gangguan keseimbangan malah terjadi.
Hypoglycemia Begitu pula antibodi butuh distimulasi melalui
Trauma pengenalan APC terhadap jenis2 bakteri, namun
Exposure to extreme temperatures kita ganggu dengan cara pemberian antibiotik, dll.
Infections  hal ini dalam jangka panjang akan melemahkan
Heavy exercise, etc daya tahan tubuh.

4
*di lecture, dr. Robikhul Ihsan menyarankan untuk Stres kronis dapat mempengaruhi afektif,
tidak memberi antipiretik hingga suhu tubuh sehingga dapat terjadi gangguan afektif (affective
mencapai kondisi “demam yang tidak ditolerir”, disorder). Stres kronis dan gangguan afektif ini
yaitu 38,5˚C, merupakan batas fisiologis demam nantinya membangkitkan respon sentral berupa:
(suhu normal kita kan 36,5-37,5 ˚C). Berikut batas- peningkatan stimulasi aksis HPA
batas suhu tubuh dan responnya versi Guyton: (Hipothalamopituitary Axis), SNS (Sympathetic
Nervous System), dan juga perubahan perilaku.
Aktivasi dan peningkatan respon sentral inilah
yang berpengaruh terhadap biologi seseorang,
yang menyebabkan:
1. Disfungsi sistem saraf otonom,
2. Resistensi insulin,
3. Obesitas sentral *jangan stres klo gamau
obes ya lurd, mari nikmati hidup!*,
4. Inflamasi,
5. Aktivasi platelet,
6. Disfungsi endokrin,
7. Disfungsi ovarium,
8. Penurunan densitas tulang, dan
9. Timbulnya berbagai efek somatis.
Semua faktor ini kembali akan menstimulasi pusat
Intinya, kemampuan respon tubuh yang baik
respon (HPA, SNS, perilaku), meningkatkan
terhadap stresor ini sangat penting. Perubahan
reaktivitas terhadap stressor, yang dapat
kemampuan respon tubuh terhadap stresor dapat
memperparah kondisi stres.
berujung pada kondisi sakit. Misalnya, responnya
inadekuat, reaksinya yang berlebihan atau Selain itu, secara spesifik berbagai substansi tubuh
berkepanjangan, dll. Selain itu, stresor yang dapat meningkat atau menurun akibat stress
terpapar secara berlebihan dan/atau kronis dan/atau depresi ini, yaitu:
terhadap seseorang akan memberi dampak buruk
bagi beragam fungsi fisiologis seseorang. Meningkat Menurun
Hiperkolesterolemia Neurosteroid (DHEA)
Mekanisme Respon Stres Glutamat sinaptik Sensitifitas insulin
Stres akan dialirkan ke organ tubuh melalui (exitotoxicity)
hormon. Perubahan keseimbangan hormon yang Kalsium intra-sitoplasma Glukosa intraseluler
menimbulkan perubahan neurotransmitter Radikal bebas (stres Antioksidan
neurohormonal melalui beberapa aksis: oksidatif)
Sitokin inflamatorik Sitokin
antiinflamatorik
Faktor neurotropik
(BDNF)
Telomerase
Kenapa bisa terjadi hal-hal di atas? Sebagaimana
telah dijelaskan sebelumnya, berbagai jalur
neuroendokrin memperantarai berbagai proses di
atas. Secara umum kita mengenal empat jalur
neuroendokrin:
• HPA (Hypothalamic-Pitutary Adrenal
Axis)
• HPT (Hypothalamic-Pituitary-Thyroid Axis)

5
• HPO (Hypothalamic-Pituitary-Ovarial Axis) Terkait stres ini, yang paling banyak (signifikan)
• LHPA (Limbic-hypothalamo-pituitary- adalah responnya di adrenal. Stimulasi korteks
adrenal Axis) adrenal akan meningkatkan sekresi glukokortikoid
(akibatnya kadar glukosa darah dan glukosa urin
Aksis yang terakhir disebutkan di atas (LHPA)
meningkat), mineralokortikoid (akibatnya terjadi
merupakan aksis yang paling berperan dalam
retensi natrium yang meningkatkan tekanan
kajian psikosomatis, karena aksis tersebut
darah), dan androgen. Stimulasi medulla adrenal
melibatkan limbik yang merupakan pusat afek
akan meningkatkan sekresi katekolamin
manusia yang mempengaruhi motivasinya.
(epinefrin, norepinefrin, dan dopamin) yang
Selanjutnya aksis HPA juga penting karena banyak
memicu aktivitas saraf simpatis  takikardi,
mempengaruhi pelepasan cortisol dan kinerja
hipertensi, peningkatan konsumsi oksigen, dll.
saraf simpatis, terutama akibat stimulasi
katekolamin pada medulla adrenal. Sistem LHPA Kortisol
dimulai dari sistem limbik yang memiliki banyak
ACTH mengaktifkan proses biosintesis dan
koneksi neuron ke hipothalamus, terutama di
melepaskan kortisol. Steroid - steroid tersebut
nukleus paraventrikular.
memiliki banyak fungsi yang diperantarai reseptor
Bagaimana psikis mempengaruhi proses penting yang mempengaruhi ekspresi gen dan
keseimbangan fisiologis tubuh? regulasi tubuh. Menyiapkan energi dan
perubahan metabolik yang diperlukan organisme
Ketika seseorang mendapatkan stressor (baik
untuk proses coping terhadap stressor.
mental maupun fisik), stimulus stresor tersebut
disampaikan ke otak, yang merangsang LHPA. Insufisiensi Adrenal
Selanjutnya hipothalamus yang terstimulasi
Dapat juga terjadi kasus insufisiensi adrenal.
(memiliki banyak koneksi neuronal dari sistem
Harusnya kortisolnya naik, tapi gagal, misalnya
limbik dan batang otak) akan mensekresi CRH
pada pasien sepsis harusnya kortisol meningkat
(Corticotropin Releasing Hormone) dan AVP
tapi jika tidak tensinya bisa menurun, hipoglikemi,
(Arginine Vasopressin) yang melewati sistem
dan tekanan darahnya turun, berujung pada shock
portal, dibawa ke hipofisis anterior. CRH dan AVP
septic. Hal ini bisa dideteksi dari pasien-pasien
kemudian menstimulasi hipofisis anterior untuk
yang stressornya berat (baik mental maupun fisik,
mensintesis ACTH (Adrenocorticotropin Hormone)
yang fisik misalnya sepsis tadi), diperhatikan
dari prekursornya. Aktivitas hipofisis ini sangat
bagaimana respon cortisolnya, apakah respon
beragam karena banyak sel-sel yang berespon
cortisolnya tidak cukup (tidak terjadi hipercortisol,
(terdapat reseptornya di sana). Berikut organ
padahal stresornya berat)  pada kasus seperti ini
target dari hormon-hormon hipofisis:
harus segera diberi pertolongan/perhatian lebih
agar tidak gagal respon sebelum terjadi adrenal
insufficiency.
Berbagai Keseimbangan Hormonal
Aktivitas dari saraf simpatis (akibat sekresi
katekolamin) menyebabkan resistensi insulin.
Bahkan terdapat hubungan antara obesitas
abdominal dan disregulasi aksis kortisol, dikenal
sebagai cushing syndrome, dengan akumulasi
lemak visceral. Jadi makin tinggi aktivitas simpatis,
maka makin tinggi resistensi insulin, dan makin
banyak timbunan visceral adiposit, sehingga dapat
terjadi obesitas dan cushing syndrome.
Terkait pelepasan katekolamin, ada hubungan
antara stimulasi simpatis β-adrenergik terhadap

6
sekresi insulin (karena sekresi insulin diatur oleh kortisol (dari HPA) dan katekolamin (pada saraf
saraf otonom). Stimulasi level rendah akan simpatis) yang berkontribusi dalam sindrom
memudahkan sekresi insulin. Namun stimulasi metabolik dirangkum dalam tabel berikut (+
level tinggi atau stimulasi α-2 adrenergik malah artinya terstimulasi, - artinya terinhibisi):
akan menghambat sekresi insulin. Stimulasi β-
HPA/Kortisol SNS/Katekolamin
adrenergik selain membuat insulin resisten juga
akan merangsang pelepasan glukagon dari sel α Peningkatan tekanan darah
pancreas (stimulasi produksi glukosa hati, konversi + Vasokonstriksi + Vasokonstriksi
glikogen di hati menjadi glukosa , dan konversi + Katekolamin + Angiotensin II
lemak menjadi free fatty acid (FFA) di jaringan + Angiotensin II 
adiposa) endotelin
- Vasodilatasi
Peningkatan cortisol akan meningkatkan - Kalikrein/prostasiklin
glukagon, yang artinya kadar gula darah naik (sel - NOS
pankreas alfa yang distimulasi). Misalnya ada + Retensi Na dan cairan + Retensi Na dan cairan
aktivasi hipercortisolism yang kronik, pada cushing + Reabsorpsi Na  + + Angiotensin II 
syndrome. Cushing syndrome ada yang endogen angiotensinogen  Aldosteron
dan eksogen. Yang endogen yaitu peningkatan angiotensin II  + Angiotensin II 
kortisol karena kondisi internal tubuh, contohnya aldosteron vasopresin
tumor pada hipofisis, misalnya pada sel-sel Metabolisme
kortikotrop yang memproduksi ACTH, berakibat + Intoleransi + Intoleransi karbohidrat
pada stimulasi kortisol yang berlebihan. Atau bisa karbohidrat
juga terjadi tumor di adrenal, yang meningkatkan
+ Glukoneogenesis + Glukoneogenesis
cortisol secara drastis. Cushing syndrome dengan
+ Glukogenolisis + Glukogenolisis
kausa eksogen yaitu peningkatan cortisol karena
+ Sekresi glukagon + Sekresi glukagon
dipacu obat-obatan atau zat dari luar, misal pasien
- Penggunaan glukosa/ - Penggunaan glukosa/
yang diberi kortisol terus-menerus, seperti pada
sensitifitas insulun sensitifitas insulun
pasien lupus, RA, asma, dll yang membutuhkan
+ Lipolisis  asam + Lipolisis  asam
supresi imun. Karena kortisol dalam darah
lemak bebas  lemak bebas  resistensi
dinamik-fluktuatif, artinya jika butuh tinggi
resistensi insulin insulin
jumlahnya akan naik, jika butuh rendah jumlahnya
akan turun, maka dengan mendapatkan dosis + Pertumbuhan dan - Penurunan regulasi
tambahan dari luar, akan mengakibatkan jumlah fungsi sel lemak viseral reseptor insulin
kortisol yang beredar di tubuh tidak sama dengan + Small, dense LDL, + Small, dense LDL, VLDL,
yang dibutuhkan tubuh. Misalnya saat tidur, VLDL, TG TG
kortisol yang harusnya rendah tapi tetap dapat - HDL - HDL
suplai dari obat-obatan. Hal ini membuat adrenal + Koagulasi + IL-6 (efek α-adrenergik)
tersupresi, sehingga ACTH tidak bisa mengontrol + Angiotensin II  sitokin
kadar untuk menaik-turunkan kortisol karena inflamatorik
semuanya dipacu dari luar, akhirnya ACTH tidak + Koagulasi
dapat memeperbaiki ketidakseimbangan kortisol,
terjadilah cushing syndrome. Sekarang cushing Respon Fisiologi Terhadap Stres
syndrome ini masih banyak karena iatrogenik.
Misal di daerah-daerah, pasien lupus cenderung Secara sederhana respon fisiologis terhadap stres
masih dikasih steroid untuk supresi imun (karena dirangkum dalam tabel berikut.
tidak tersedia yang lain).
Sistem kardiovaskuler ↑ tekanan darah
Sindroma Metabolik ↑ laju konduktivitas
jantung
Ketidakseimbangan hormonal dapat berujung
↑ ritme kardiak
pada sindrom metabolik. Secara rinci perubahan
↑ redistribusi darah
fisiologis tubuh akibat stres yang terjadi antara
7
Respirasi ↑ laju dan volum ● Affect regulation: Freud mengamati bahwa
respirasi pulmoner symptomp histeria berkurang saat
Metabolik ↑ penghancuran pasiennya diminta untuk menerangkan
glikogen perasaannya.
↑ glukosa darah
↑ penghancuran lipid
↑ lipid darah
Psychodynamic-psychoanalytic
↓ fungsi
gastrointestinal Freud menerangkan bahwa ada hubungan
Hormonal ↑ CRH antara tubuh dan psikis (psyche), mereka saling
↑ ACTH berinteraksi dan berintegrasi membentuk sebuah
↑ kortisol kedinamisan.
↑ DHEA Freud melihat bahwa perilaku manusia
↑ epinefrin pada dasarnya pasif, karena berupa sebuah
↑ norepinefrin respon dari suatu interaksi antara realita eksternal
↓ GHRH dan internal drive. Perilaku dilakukan karena
↓ GnRH memiliki sebuah alasan, dan alasan itu dibangun
↓ GH dari alam bawah sadar (psychic determinism).
↓ FSH Sedangkan mental (/mind/), adalah sesuatu yang
↓ LH dinamis, selalu berubah, dan bekerja atas dasar
prinsip kepuasan (pleasure principle). Kepuasan
Sekian sistem neuroendokrin kali ini. Bahasannya inilah yang membangun drive seseorang, dimana
cukup sederhana kayak ngulang fisiologi tahun semua orang hidup untuk tujuan mencari
pertama ya hehe. Mohon maaf kalo materinya rada kepuasan. Freud mengkategorikan prinsip dasar
lompat-lompat gitu, ditekanin yang praktis-praktis aja seseorang menjadi dua:
emang gaes hehe. Tetep diperhatikan yang di-bold ya
kata dosennya itu yang keluar ujian, tapi gatau serius
● Insting libidinal: insting untuk hidup yang
apa bercanda wkwk. didominasi oleh insting sexual.
● Perilaku ada karena hasil konflik dari 2 kubu:
PSYCHOPATHOLOGY OF PSYCHOSOMATIC
insting libidinal dan usaha untuk merepresi
dr. Ronny Tri Wirasto, Sp.KJ
insting tersebut.
Pemateri: Dhilla | Editor: KD
○ Freud mengatakan, ada sebuah insting
Phenomenon in psychosomatic
dalam manusia yang selalu ingin melawan
Psychopathology dari penyakit psikosomatis insting sexual. Disebutnya sebagai Ego. →
teorinya mengacu kepada Freud, yaitu teori munculnya konsep Ego sebagai defense
psychoanalytic. Freud sudah sejak lama mechanism
mengamati pasien yang terdiagnosis Hysteria. Dari ○ Ego berperan untuk mensupresi
pengalamannya ia mengamati beberapa kecemasan dalam diri
fenomena yang terjadi pada pasiennya. ○ Kalau ego tidak kuat dalam menangani
● Transference: freud mendapati beberapa
konflik, proses pemikiran primitif dari
pasiennya mengembangkan rasa kasih
alam bawah sadar akan termanifestasi
sayang (sexual) kepada terapis.
dalam kehidupan orang tersebut secara
● Anxiety: pasien hysteria rata-rata
sadar.
mengalami gejala neurosis dan
psychoneurosis; distress, anxiety, OCD, Prinsip dasar lain dari psychodinamika:
paranoid, dll. ● The cathartic Method
● Attachment ● Primary vs Secondari gain

8
● Transference and Countertransference diri. orang tersebut akan mengalami delusi
● Ego-Syntonic vs Ego-Dystonic terhadap realita eksternal (biasanya
tentang sesuatu yang jelek) dan akhirnya
The tripartite model of the mind menindak atas persepsi tersebut —> ex:
★ Ego: mediator dari id & superego (alam delusi paranoid (marah-marah kepada
bawah sadar) dengan realita. orang lain karena merasa orang lain ingin
★ Id: komponen awal dari need;drives. menjatuhkan dirinya).
★ Superego: hati nurani, ego ideal. ● denial
Konflik dari Id dan superego akan menghasilkan ● /penyangkalan/ atas realita eksternal.
sinyal anxiety → ego berperan untuk mengubah dalam gejala psikotik denial bisa dalam
dan menghilangkan sinyal tersebut. bentuk fantasi dan delusi. ex: melihat tapi
menolak untuk mengakui apa yang dilihat,
mendengar tetapi tidak mendengar.
ASPEK PERKEMBANGAN
● distortion
Perkembangan mental seseorang dimulai dari
● mengubah realita eksterna sesuai apa yang
lahir. Pada awalnya, seseorang hanya memiliki Id.
diinginkan. ex: megalomaniac, halusinasi,
Ia hanya mengerti apa itu kepuasan, dan ingin
merasa puas setiap saat. Muncul perasaan delusi, superioritas, entitlement.
narcissistic, bahwa dunia itu ada untuk dirinya
saja. Lama kelamaan seiring bertambah dewasa,
seseorang akan mempelajari ego. Ego terbentuk IMMATURE DEFENSES
karena seseorang menghadapi realita. Tahap ● Acting Out
pembentukan ego: melakukan sebuah perilaku terhadap
keinginan/impuls yang tidak sadar, karena
1. Oral: 0-1th orang tersebut tidak ingin merasa sadar
2. Anal: 1-3 th akan perasannya(afek). ex: seseorang ingin
3. Phallic: 3-6th marah (unconscious), karena dia g mau
4. Latency: 6-pubertas merasa marah jadinya perasaan tersebut
5. Genital dikeluarkan dengan cara marah-marah
Ego dibentuk dari tahap-tahap diatas. Diantara tadi.
fase ini seseorang akan belajar untuk mensupresi ● Blocking
kecemasan dalam diri--mempelajari defense inhibisi dari afek/impuls/pikiran, hanya
mechanism. Defense mechanism berubah dari sementara, tetapi lama kelamaan berakhir
imatur (oral) menjadi matur (latency/genital). menjadi sebuah tekanan/stress.
Apabila saat perkembangan mental terganggu ● hypochondriasis
pada tahap tertentu(kepuasan tidak terpenuhi), ● transformasi perasaan kepada orang
trauma tersebut bisa menetap dan diingat terus, lain(marah, sedih, kecewa, takut) menjadi
akhirnya terjadi fiksasi. Ego akan
kepada diri sendiri dalam bentuk keluhan
mempertahankan fungsi imaturnya. Hal ini
somatik (nyeri, sakit, dll). disertai untuk
disebut sebagai infantile dependency.
mendapatkan keuntungan: bisa lepas dari
DEFENSE MECHANISM tanggung jawab, dsb.
NARCISSISTIC-PSYCHOTIC DEFENSES ● Introjection
● Projection Introjection of a loved object,
Reaksi/persepsi terhadap impulse dalam internalization of characteristic of the
diri, sebagai sesuatu yang berasal dari luar
9
object in order to ensuring closeness and ● Reaction-formation
constant presence of the object. Transforming unacceptable impulse into
● Projection something that opposed it. Expressed in
Falsely attributing one’s own unacceptble denying feelings, adopting opposite
impulse or feelings onto others attitude.
● regression ● Repression
● kembali ke masa kanak-kanak, saat ada Keeping idea/feeling out of conscious
masalah. awareness.
● schizoid fantasy ● Sexualization
● menggunakan fantasy, autistic bertujuan ● giving and object with sexual significance
menyelesaikan konflik atau kesenangan. that did not previously have.
● somatization
MATURE DEFENSES
● altruism:
NEUROTIC DEFENSES ● melakukan sesuatu yang berguna untuk
● controlling orang lain, bahkan sampai mengorbankan
● excessive attempt to manage or regulate diri sendiri, dengan tujuan ingin
something to minimize anxiety and solving menyenangkan orang lain.
internal conflict ● sublimasi
● Displacement ● mengubah impuls jelek menjadi sesuatu
● unconsious shifting of impulses/affect yang dapat diterima secara sosial. ex:
from one object to another less aggresive—> olahraga/games. libidinal —>
threatening object. ex: mad at your boss desexualization.
and kick your dog. ● supression
● Dissociation ● secara sadar atau setengah sadar
● drastic modification od character/personal meredam impuls/masalah.
identity, can result in forgetting certain ● anticipation
events. ● antisipasi dan perencanaan yang realistis
● Inhibition terhadap masalah yang akan datang.
● unconsiously limitting/renunciating ● asceticism
specific ego function. ● menolak segala sesuatu yang
● Intellectualization “pleasurable.”
● controlling affect and impulse by way of ● kesenangan/kepuasan seseorang tidak
thinking about them instead of berupa atau berwujud. ex: abstinence,
experiencing them. usually to avoid frugal, spiritualisasi.
anxiety. ● humor
● Isolation ● masalah atau perasaan diekspresikan
● splitting or separation of affect from an secara terbuka dan tanpa berat hati,
idea. the idea is made conscious but the menggunakan humor. humor membuat
feelings are kept unconscious. seseorang lebih kuat menghadapi masalah
● Rationalization tetapi tidak melupakannya.
● justification of unacceptable behaviour or
beliefs. Effort-Reward imbalance

10
Skema diatas menggambarkan model dari
keseimbangan effort dan reward. Diandaikan
manusia hidup dengan kedua kualitas diatas--
effort dan rewards-- dimana akan berakhir pada
sebuah kepuasan. Apabila terjadi
ketidakseimbangan akan menyebabkan stress.
Manusia ingin semua usaha(effort) yang dilakukan
akan diberikan penghargaan(rewards) yang
seimbang. Demands memberatkan usaha yang
dilakukan, dan diringankan oleh motivasi. Rewards
diberatkan oleh gaji yang kecil, harga diri, dan
diringankan oleh motivasi. Apabila demand terlalu
banyak tetapi motivasi tetap tinggi
PHYSICAL ILLNESS DUE TO PSYCHOSOMATIC
(overcommiment), seseorang akan terhindar dari
dr. Ronny Tri Wirasto, Sp.KJ
stress.
Pemateri: Rara | Editor: Helena
Halo semua, ini pertama kalinya aku jadi pemateri.
Semoga bermanfaat hehe. Semangat belajar :D -
materi

A. PENDAHULUAN
Ada beberapa penyakit yang sumber muasalnya
berasal dari proses psikosomatik. Nah proses
psikosomatik ini melibatkan beberapa proses :
integrasi, interaksi dan proses timbal balik. Jadi
psikosomatik itu bukanlah suatu gangguan, bukan
suatu disease entity, tapi adalah suatu proses yang
dinamis, interaktif dan integratif.
 Interaksi : hal-hal yang ada dalam proses itu
akan saling mempengaruhi satu sama lain
 Integrasi : hal-hal yang ada dalam sistem akan
bersatu untuk menimbulkan suatu respon.
Oke kita mulai dulu dari The Core Response
Network.
11
Btw apa bedanya sistem limbik dan EMS? Jadi
misalnya kita merasa sedih nih. Nah, pikiran
perasaan sedih ini ada di sistem limbik, sementara
perilaku/postur kita yang menunjukkan kalau kita
sedih itu berasal dari EMS (mata sayu, mulut
melengkung ke bawah, nggak mau makan).
CRN ini (dengan segala isinya) akan merespon
terhadap stimuli yang arousing atau bahkan
threatening dengan sangat cepat, dengan campur
The Core Response Network (CRN) ini merupakan tangan yang sedikit dari proses kortikal yang lain.
suatu respon dari tubuh kita dalam menghadapi Jadi, sistem kortikal kita yang biasa tidak ikut andil
stressor yang kita jumpai. The Core Response dalam respon yang dikeluarkan oleh CRN kita.
Network ini terdiri dari empat sistem : Autonomic
nervous system (ANS), Emotional motor system
(EMS), Reticular arousal system (RAS) dan Limbic
system (LS). Empat struktur subkortikal ini bekerja
berdampingan satu sama lain.
ANS dapat menaikkan ataupun menurunkan
aktivitas organ viscera, mengatur sirkulasi darah,
memicu aktivitas hormon dan endokrin,
mengubah tonus otot dan terlibat juga dalam
pengalaman emosional. Sistem limbik (amigdala,
(Lihat di slide 3 aja ya temen2 kalau kurang jelas di
hippocampus, dll) adalah pusat untuk pengalaman
HSC –editor)
yang menakutkan atau menyenangkan dan juga
area untuk recall signifikansi emosional. Sistem Ini disertasinya dr Ronny. Apa yang terjadi di
limbik ini punya keterkaitan dengan ANS dan RAS proses psikosomatis selalu berhubungan dengan
lalu akan memicu pergerakan/perilaku yang persepsi. Gangguan di dalam persepsi akan
melibatkan emosi melalui EMS. Jadi limbik cuma mengubah memori kita, akan mengubah perilaku
buat pikirannya aja sementara perilaku kita yang fisik yang kita lakukan. reward dalam tabel itu bisa
didasarkan emosi dilakukan melalui EMS. reward negatif maupun positif. Pokoknya reward
adalah sesuatu yang dihasilkan dari persepsi.
Nah kalau RAS dia melibatkan beberapa sistem
Hasilnya akan berhubungan dengan fisik, emosi
yang akan menimbulkan arousal (bangun dan
dan sosial  berpengaruh dengan status
tidur kita alias wake dan sleep) melalui beberapa
kesehatan. Makanya secara tidak langsung
pathway. RAS ini dia mengontrol keterjagaan kita,
persepsi ini berpengaruh terhadap status
kewaspadaan dan orientasi. Dia juga berinteraksi
kesehatan. Persepsi juga berpengaruh terhadap
dengan LS, ANS dan EMS. Kalau EMS dia
stimulus, baik eksternal maupun internal. Maka
melibatkan beberapa pusat motoris subkortikal
ada istilah I think what I see dan I see what I think.
(striatum, red nucleus, periaqueductal gray) yang
Misalnya nih kita lagi lihat air teh, tapi karena kita
akan menghasilkan perilaku maupun postur yang
gak berpersepsi/berpikir itu adalah air teh tapi air
didasarkan pada emosi. Nah perilaku ini dapat
kopi misal wkwk yaudah kita tetap lihat itu air
terjadi di luar kontrol volunter yang biasanya. EMS
sebagai air kopi padahal air teh. Dan ini juga akan
juga berhubungan kuat dengan ANS, LS dan RAS
berpengaruh terhadap memori kita. Persepsi yang
terus dia juga melakukan feedback secara
sudah terbentuk sebelumnya akan mempengaruhi
proprioseptif dan kinetik terhadap sistem yang
memori kita. Kita bisa menyimpan meemori sesuai
lain. Jadi, dia yang melakukan proses motor yang
dengan yang kita inginkan saja. Persepsi inilah
timbul dan dia juga yang ngasih timbal balik ke
yang terganggu dalam proses psikosomatis. Oleh
sistem lain yang berhubungan dengan dia di CRN
karena itu, persepsi inilah yang kita tangani,
ini.
persepsi ini yang harus kita perbaiki supaya tidak
12
ada gangguan psikosomatis. Nah persepsi ini kita 3. Biological stress – menekankan fungsi
dapat dari atensi dan ekspektasi. Atensi itu ada sistem fisiologis tubuh yang ditimbulkan
visual, pendengaran dan taktil (motorik). oleh stressor.
Ekspektasi bisa mengubah sesuatu yang tidak logis
Faktor yang mempengaruhi suseptibilitas
menjadi logis di pikiran kita.
terhadap stress :
Contoh nih. Misal kita dari luar kota lalu kita
1. Vulnerabilitas genetik
mencoba gudeg untuk pertama kalinya, rasanya
2. Sistem coping
nggak enak. Nah persepsi nggak enak ini akan
3. Tipe kepribadian
tersimpan sebagai memori. Terus suatu waktu kita
4. Support sosial.
makan gudeg untuk kedua kalinya, rasanya tetap
C. STRESS
nggak enak. Nah persepsi nggak enak ini akan
mendoubling persepsi nggak enak sebelumnya di Stress ditandai dengan adanya gangguan (baik
memori. Nah pada makan gudeg untuk keempat nyata atau hanya dalam pikiran seseorang)
kalinya rasanya enak, eits tunggu dulu. Kita udah terhadap homeostasis fisiologis ataupun
punya memori yang mengatakan kalau gudeg itu psikologis. Stress ini akan memicu mekanisme
nggak enak sehingga enak yang kita rasakan itu coping atau perubahan adaptif :
nggak seenak seperti sebelum kita merasakan
ketidakenakan gudeg #hayolo.  Reaksi behavioral
 Aktivasi sistem saraf simpatik dan medula
[SLIDE 4] Dari semua kejadian-kejadian adrenal
psikososial, di dalam pikiran akan terjadi  Sekresi hormon stress (glukokortikoid dan
interpretasi secara kognitif + integrasi secara prolaktin)
afektif. Nah dari dua kegiatan tadi akan  Mobilisasi sistem imun.
didapatkan persepsi, bisa dalam bentuk ancaman
bisa juga enggak. Nah kalau dianggap mengancam Stress akan memicu adaptasi fisiologis dan
maka sistem limbik akan teraktivasi dan terjadi psikologis. Reaksi stress dapat terjadi dalam situasi
banyak mekanisme liat di slide aja ya wkwkwk yang tidak berhubungan dengan stress dan oleh
untuk merespon persepsi tersebut. Nah hasilnya karena itu adanya reaksi stress bukan merupakan
bakal bermacam-macam tergantung dari pertanda adanya stress. Stressor juga sebenarnya
seseorang itu dia lebih cenderung mengarah ke nggak harus suatu hal yang tidak menyenangkan,
mekanisme yang mana. Tapi kalau kitanya nggak stressor juga bisa hal yang menyenangkan. Respon
menganggap itu sebagai suatu ancaman jadinya ya fisiologis dan behavioral itu spesifik terhadap
nggak ada respon. stressor tertentu dan proses ini juga berbeda-beda
mekanismenya dalam mengembalikan keadaan
B. PERSPEKTIF STRESS homeostasis. Respon terhadap stressor pun
Stres adalah proses dimana suatu keadaan bervariasi antar individu.
lingkungan akan menekan kapasitas adaptif suatu Stress secara neurobiologi : reaksi tubuh terhadap
organisme dan akan berakibat pada perubahan perubahan yang membutuhkan
psikologis serta biologis, dimana perubahan ini penyesuaian/respon baik secara fisik, mental atau
rentan menimbulkan suatu penyakit. Ada tiga emosional. Adanya stimulus (internal atau
teori atau perspektif mengenai stress : eksternal) akan mengaktifkan HPA (hypothalamic
1. Environmental stress – menekankan pituitary adrenal) dan sistem saraf simpatis yang
tentang assessment situasi atau pengalaman akan berujung pada perubahan fisiologis.
terhadap lingkungan yang berhubungan Stress ada yang diakibatkan oleh proses fisiologis
dengan keharusan beradaptasi dan ada juga yang disebabkan oleh proses
2. Psychological (emotional) stress – psikologis. Ini perbedaan antara fisiologis dan
menekankan evaluasi subjektif seseorang psikogenik.
terhadap kemampuan untuk coping
terhadap stressor

13
eksitatorik, dia akan memicu
neurotransmitter lain termasuk asetilkolin.
Asetilkolin berhubungan dengan memori,
semakin banyak asetilkolin semakin banyak
kita menyimpan memori. Tapi katanya
kelebihan glutamat juga nggak baik karena
malah akan menginhibisi dopamin dan
asetilkolin kalo kebanyakan lho ya tapi ini
masih jadi perdebatan juga sih
D. DETERMINAN STRESS
3. Sistem imun – limfosit, sitokin.
Stress itu ada dua : F. RESPON TERHADAP STRESS
1. Eustress (stress positif) : ketika tubuh
mentoleransi stress dan menggunakan stress
ini justru untuk menghadapi letargi atau
meningkatkan performa, maka stressnya itu
positif dan sehat. Ciri-ciri eustress :
o Ketika stress itu memaksa kita untuk
adaptasi
o Meningkatkan kekuatan mekanisme
adaptif
o Mengingatkan jikalau coping kita kurang
cukup
o Lifestyle menjadi lebih baik jika kita
mempertahankan kesehatan secara Adanya overaktivasi CRF (corticotropin releasing
optimal factor). Stressor akan mengaktivasi CRF  CRF
o Contohnya : membuat atlet jadi lebih mengaktivasi aksis HPA, saraf simpatis dan sistem
kompetitif, membuat public speaker imun. Tapi stressor juga bisa langsung
untuk menyampaikan materi secara lebih mempengaruhi aksis HPA, saraf simpatis,
antusias lagi makrofag dan mikroglia tanpa melalui CRF, yaitu
2. Distress (stress negatif) : stress yang nggak melalui CRN tadi cihuy. Seseorang menganggap
baik. Adanya overreaksi, stress sebagai eustress atau distress itu
kebingungan,kegelisahan, konsentrasi yang sebenarnya melalui proses kognitif alias persepsi.
buruk dan biasanya berakibat ke performa Ketika seseorang menganggapnya sebagai distress
yang kurang maksimal. maka akan terjadi jaras ini, tapi kalau dia
menganggap itu sebagai eustress yaudah yang
E. STRUKTUR STRESS terjadi adalah hal yang positif. Intinya adalah di
1. Keterlibatan hormonal – aktivasi aksis HPA persepsi masing-masing individu. Ini adalah
 keluarnya ACTH (adrenocorticotropic spektrum stress.
hormone) dari pituitari. ACTH akan
merangsang medula adrenal untuk
menghasilkan hormon-hormon yang
berpengaruh terhadap stress.
2. Neurotransmitter – GABA, dopamin,
norepinefrin, serotonin, melatonin,
glutamat. Dopamin untuk informasi
kepuasan. Norepinefrin untuk rasa aroused.
Semua informasi tentang perasaan dibawa
oleh serotonin. Melatonin untuk sistem
retikular (kondisi bangun apa tidur).
Glutamat adalah neurotransmitter
14
(Ada di slide 14) Hubungan antara sistem saraf simpatik dan
glukokortikoid dengan sistem imun aku skip ya,
Biasanya yang akut akan berpengaruh terhadap
kemarin nggak begitu dijelasin. Bagannya bisa
aktivasi sistem-sistem lain + meningkatkan
dilihat di slide 
densitas hippocampus sehingga seseorang jadi
lebih gampang menyimpan memori. Kalau kronis H. STRESS AND MEDICAL ILLNESS
akan terjadi disregulasi.
Penyakit yang muncul akibat stress biasanya
berhubungan dengan stressor yang kronik.
1. Respon pertama (alarm stage) : denyut nadi,
tekanan darah, laju pernapasan, tonus otot,
pencernaan, metabolisme dan sistem imun
2. Respon kedua (resistance stage) : aktivitas
dimana simpatik menurun dan sekresi
adrenalin berkurang, tapi sekresi kortikosteroid
terus meningkat dan di atas normal
3. Respon ketiga (exhaustion stage) : tubuh udah
nggak kuat coping, nah disini bakal terjadi
breakdown of bodily resources maafin aku
nggak paham ini apa  pokoknya di stage ini
muncullah gejala penyakit fisiknya.
Apa aja sih penyakit yang bisa muncul? Contohnya
seperti asma, gangguan pencernaan (ulkus
peptikus dan kolitis ulseratif), penyakit jantung
koroner, RA, migrain, DM dan penyakit infeksius
yang parah (AIDS dan influenza).
Semoga HSC ini membantu *semoga yg lg bikin skripsi
dilancarkan, jangan lupa abis cbt belajar osce compre dan
selamat ber-pseudoholiday. Quote untuk kita “Habis Gelap
Nah bisa dilihat disini juga, kalau stress akut itu Terbitlah Terang” hehe Semangat belajarnya gaes 
stress simpatik, bakal ada parasympathetic
rebound juga tapi pada akhirnya semua akan CLINICAL DIAGNOSIS OF PSYCHOSOMATIC
kembali normal. Beda dengan stress kronik, ada dr. Ronny Tri Wirasto, Sp.KJ
disregulasi, menghilangnya tonus vagal maka pada Pemateri: Neni | Editor: KD
stress kronik akan susah untuk kembali menjadi D.3.2 – W.1 - Clinical Diagnosis of Psychosomatic
normal lagi. Disinilah akan timbul gangguan- ICD-X
gangguan fisik. 1. Istilah psikogenik sudah tidak lagi
G. KONSEKUENSI STRESS digunakan sebagai judul sebuah kategori
1. Gangguan mental – gelisah, depresi, PTSD, 2. Psikosomatis juga tidak lagi digunakan
fobia sebagai judul sebuah kategori dan juga
2. Memory loss – hilangnya sambungan sinaps di karena jika istilah ini digunakan bisa
bagian limbik termasuk hippocampus dan berimplikasi bahwa faktor psikologis tidak
korteks  hilangnya neuron kolinergik  memberikan peran sama sekali pada
keadaan demensia penyakit yang tidak menggunakan istilah
3. Konsekuensi metabolik – CRH (corticotropin psikogenik
releasing hormone) menginhibisi hormon Deskripsi disorder sebagai psikosomatis di
gonad ketika stress, maka akan terjadi supresi klasifikasi lain bisa ditemukan pada
reproduksi, pertumbuhan maupun fungsi tiroid 1. F.45 – gangguan somatoform
4. Perubahan imunologis. 2. F.50 – gangguan makan
3. F.52 – disfungsi seksual
15
4. F.54 – faktor perilaku atau psikologis ● Sampai 21% wanita di perkuliahan
berhubungan dengan gangguan atau menunjukkan simptom sub-treshold
penyakit yang diklasifikasikand di tempat ● Sampai 61% wanita di perkuliahan
lainnya menunjukkan tampakan kebiasan makan
Tambahan yang tidak sehat (eatiing pathology)
1. Respons seksuail alah proses psikosomatis, ● 3 tipe gangguan makan
proses psikologis dan somatis biasanya ikut 1. Anoreksia nervosa : ciri berupa
serta dalam terjadinya disfungsi seksual keinginan untuk kurus yang
2. Psikosomatis bukan merupakan gangguan menyebabkan terjadinya usaha
mental melaparkan diri
3. Istilah psikosomatis menjelaskan proses ○ Terjadinya penurunan persentil di
dan mendeskripsikan adanya hubungan bawah 85 dari nilai yang dianggap
sebab-akibat normal untuk usia dan TB tertentu
Gangguan somatoform ○ Diawali dengan individu yang
1. Gangguan konversi : simptom fisik yang merestriksi beberapa intake
biasanya terfokus pada satu organ atau makanan, tidak seperti orang yang
satu sistem dan menunjukkan kemiripan sedang program penurunan BB
dengan simptom pada kondisi neurologis ■ Restriksi makanan tinggi
2. Gangguan somatisasi : menunjukkan lemak awalnya
komplain fisik, samar-samar (vague), ■ Intake makanan lanjutan
multiple sangat dibatasi
3. Hipokondriasis : ada preokupasi morbid ○ Individu memilih untuk melaparkan
dengan illness yang hanya dibayangkan diri dengan megurangi porsi makan
4. Gangguan nyeri : ada preokupasi dengan atau tidak makan sama sekali
nyeri ○ Adanya ketakutan naiknya BB dan
5. Body dysmorphic disorder : perhatian menjadi gendut secara ekstrim
kompulsif dengan anggapan adanya defek ○ Ketika BB turun, perasaan takut
pada penampilan tidak menghilang, malah rasa takut
6. Urutan kejadian semakin berat dan tetap merasa
bahwa tubuhnya gendut
○ Terjadi distorsi yang sangat pada
berat badan dan bentuk tubuh 
ciri khas utama (dr. Carla pas C.4)
○ Menunjukkan perilaku tidak bisa
terhadap makanan : adanya
preokupasi dengan pikiran tentang
makanan, bisa menunjukkan
tendensi obsesif-kompulsif
terhadap makanan
■ Melakukan ritual tertentu
saat makan : misal
mengunyah makanan
dalam jumlah tertentu
secara pasti
Gangguan makan (F.50) ■ Mengumpulkan atau
● Kejadiannya meningkat 3x lipat dalam 50 menyiapkan resep makanan
tahun terakhir yang cukup rumit untuk
● 10% populasi terkena gangguan makan ini orang lain (apa maksudnya
● 90% kasus merupakan wanita mudah atau ? - may collect recipes or
remaja wanita

16
prepare elaborate meals for ● Onset pada awal 20 tahun (jika anoreksi
others dari slide) nervosa pada remaja) sehingga sulit untuk
● Bulimia nervosa : ciri berupa siklus makan dideteksi oleh keluarga
besar (makan yang banyak) lalu diikuti ● Masih mampu menjaga BB dalam rentang
perilaku ekstrem untuk menghindari normal
naiknyaBB, misal mencuci perut bisa ● Tidak akan mencari bantuan tx sampai
dengan pencahar (purging) pasien merasa siap  umumnya pasien
● Secara kualitatif berbeda dengan anoreksia akan berdamai dengan kondisi ini sampai
karena dicirikan adanya binge eating tidak lagi mampu di usia 30 tahun dan
● Binge eating bisa disengaja atau tidak akhirnya mencari pertolongan dokter
direncanakan ● Terdapat 2 sub-tipe yaitu
● Binge akan dilakukan sampai individu ○ Purging type : mencoba
merasa tidak nyaman atau sangat kenyang memuntahkan makanan secara
sampai di titik menyakitkan mandiri dan menggunakan laksatif
● Asupan kalori berlebih, definisi binge untuk menghilangkan kelebihan
bukan asupan kalori yang tinggi tetapi kalori yang sudah dimakan
perasaan tak terkendali saat makan sangat ○ Non-purging type : berpuasa atau
banyak, seperti memakan satu kue atau berolahraga secara berat pasca
satu donat binge eating
● Bisa mengkonsumsi 2.000-10.000 kalori ● Binge-eating disorder : ciri berupa makan
dalam satu hari, dan umumnya memilih besar yang reguler bisa dilakukan untuk
konsumsi makanan dengan kalori tinggi mengurangi stres, kecemasan, depresi,
misal makanan manis atau fast food tidak secara ofisial ada di DSM, tetapi tidak
● Tidak terjadi distorsi yang sangat pada disertai perilaku cuci perut bisa dengan
berat badan dan bentuk tubuh karena pencahar (purging)  menyebabkan
masih memiliki persepsi yang akurat overweight yang signifikan sehingga 30%
terkait bentuk tubuhnya daripada pasien orang yang mengikuti program penurunan
anoreksia nervosa BB terdx gangguan ini, bisa dicek adanya
● Penyebab umum terjadinya binge : riwayat keluarga yang obesitas
prinsipnya binge eating sebagai cara untuk Tambahan
berdamai dengan perasaan negatif Efek anoreksia nervosa dan bulimia nervosa
○ Mood disforia (tidak senang) pada tubuh
○ Stres intrapersonal Anoreksia nervosa Bulimia nervosa
○ Rasa lapar yang sangat setelah 1. Otak dan nervus : 1. Darah : anemia
periode yang intens pada diet tidak bisa berpikir 2. Jantung : aritmia,
(usaha penurunan BB) atau puasa dengan benar, kelemahan
○ Perasaan terkait BB, bentuk tubuh, takut BB naik, myocard, gagal
dan makan sering menjadi sedih, moody, jantung, pulsasi
penyebab terpicunya keinginan sensitif, ingatan dan TD rendah
binge eating buruk, pingsan, 3. Cairan tubuh :
● Perasaan malu pasca melakukan binge perubahan kondisi dehidrasi,
eating sering terjadi, sehingga perilaku ini kimiawi otak hipokalemia,
diusahakan untuk dijadikan rahasia – 2. Rambut : tipis, hipomagnesemia,
karena pasien mengetahui (sadar) bahwa rapuh hiponatremia
ada masalah terkait perilakunya terhadap 3. Jantung : BP 4. Intestinal :
makanan rendah, HR lambat, konstipasi,
● Pada fase antara binge eating lebih palpitasi, gagal irreguler bowel
memilih makanan dengan kalori rendah jantung movement (IBM),
untuk membatasi asupan kalori kembung, diare,
kram abdomen
17
4. Darah : anemia, 5. Hormon : 8. retarded bone growth, risk for developing
gangguan darah menstruasi ireguler osteoporosis.
lainnya atau tidak terjadi 9. The body temperature in lowered, as well
5. Otot dan sendi : 6. Otak : depresi, as the heart rate and blood pressure.
kelemahan otot, takut naik BB, 10. Anemia, dry skin, and fluid retention may
pembengkakan dizziness, malu, also be experienced.
sendi, fraktur, kepercayaan diri 11. Metabolic changes make it more difficult
osteoporosis rendah to gain back weight in recovery
6. Renal : batu ginjal, 7. Pipi : bengkak, 12. Kidney disease/failure
gagal ginjal soreness Disfungsi seksual (F.52)
7. Cairan tubuh : 8. Mulut : erosi ● Disfungsi ereksi
hipokalemia, enamel gigi, 1. Merupakan ketidakmampuan untuk
hipomagnesemia, penyakit gusi, gigi mencapai dan mempertahankan ereksi
hiponatremia sensitif terhadap dengan adekuat saat intercourse demi
8. Intestinal : makanan dingin mencapai kepuasan pria dan
kosntipasi, dan panas pasangannya
kembung 9. Tenggorokan dan 2. Kedua belah pihak dalam hubungan ini
9. Hormon : esofagus : sore, akan mengalami efeknya
menstruasi iritasi, robek atau 3. Proses terjadinya
berhenti, rusaknya ruptur, muntah ● Otak akan mengontrol semua fungsi
tulang, gagal darah seksual, dari menerima impuls arousal
tumbuh, sulit 10. Otot : sampai menginisiasi dan mengontrol
hamil, jika bisa kelamahan perubahan psikologis, hormonal, saraf, dan
hamil maka 11. Abdomen : aliran darah saat proses ereksi terjadi
beresiko keguguran ulkus, nyeri, ruptur, ● Hormon, termasuk testosteron, akan
atau SC, BBLR, terlambat mengontrol dorongan seks pria
depresi post pengosongan ● Saraf akan melanjutkan sinyal impuls dari
partum 12. Kulit : abrasi di arousal dan sensasi dari dan ke penis
10. Kulit : mudah buku jari, kulit ● Arteri akan mengirimkan darah lebih ke
memar, kulit kering penis sehingga akan terjadi kekakuan
kering, tumbuhnya ● Vena yang akan mendrainase darah dari
bulu halus di penis pasca intercourse
sekujur tubuh, ○ Penyebab terjadinya
mudah kedinginan,
kuku kekuningan,
kuku rapuh
Tambahan : Bulimia nervosa
1. Cardiovascular Complications – slowness
of heart hear, irregular heat beat, heat
failure
2. Yellowing of the skin, Impaired taste, ○ Praktek evaluasi pada pria dengan
Hypoglycemia riwayat seksual disfungsi ereksi
3. Fluid and Electrolyte Complications – ■ Ejakulasi prematur
Dehydration, Weakness ■ Ejakulasi teretardasi =
4. Hematological Complications – impaired ejaculation 
Susceptibility to bleeding, Anemia tidak bisa tercapainya
5. Endocrine Complications – Amenorrhea, ejakulasi atau butuh waktu
Lack of sexual interest, Impotence sangat lama untuk
6. Dental problems menstimulasi terjadinya
7. Gastrointestinal complications ejakulasi
18
■ Intercourse yang nyeri ● Orgasm
■ Anorgasmia ● Dyspareunia – merupakan gangguan nyeri
■ Penurunan libido ○ Merupakan suatu kondisi di mana
■ Ketidakpuasan terhadap terjadi spasmik involunter pada
kehidupan seksual otot vaginal sehingga mengganggu
■ Impotensi psikogenik intercourse
● Usia <40 tahun ○ Bisa termasuk ke dalam masalah
● Bisa ereksi di pagi umum atau masalahh seksual saja
hari dan ereksi ○ Prevalensi : mencapai 14% untuk
nokturnal kasus dispareunia dan vaginismus
● Bisa ereksi dengan ○ Ax
masturbasi ■ Nyeri berkaitan dengan
● Spesifik pada sexual intercourse
partner tertentu ● Lubrikasi vagina
saja kejadiannya adekuat ?
● Onset mendadak ● Sindroma nyeri atau
■ Disfungsi ereksi organik masalah seksual ?
● Perburukan secara ■ Deskripsikan : lokasi,
gradual (berangsur- kualitas, elicitor, course,
angsur) intensitas, meaning
● Penurunan ereksi di ○ Penyebab
pagi hari dan ereksi ■ Kondisi medis : 23-32%
nokturnal ■ Riwayat keluarga
● Tidak ada ereksi ■ Trauma seksual : 40%
dengan masturbasi
● Tidak ada Anatomis Kekakuan hymen,
kehilangan libido dinding vagina tipis,
● Adanya kondisi menopause
komorbid Patologi Infeksi genital,
● Sexual desire : hypoactive sexual desire endometriosis,
disorder (HSDD) tumor
Penyebab Iatrogenik Akibat prosedur
operasi, episiotomi
Psikologis Ketakutan atau
kecemasan
terhadap situasi
seksual, trauma
seksual, depresi,
perselisihan dengan
pasangan
● Sexual arousal : female sexual arousal ○ Adanya abnormalitas pada sensasi
disorder (FSAD) nyeri
Penyebab ● Vaginismus
Faktor psikologis atau perilaku yang
berhubungan dengan gangguan atau penyakit
yang diklasifikasikan di mana saja (F.54)
1. Faktor psikologis yang mempengaruhi
kondisi fisik
a. Tidak ada klasifikasi penyakit
psikosomatis di daftar DSM-IV-TR

19
(Diagnostic and Statistical Manual Ulcerative Colitis (acute) (catarrhal)
of Mental Disorders) collitis (chronic) (noninfective)
b. Konsep pengobatan psikosomatis (K.51) (hemorrhagic) K52.9
(psychosomatic medicine)  membranous
dimasukkan ke dalam entitas  mucous -
diagnostik yang disebut faktor see Syndrome,
psikologis yang mempengaruhi irritable, bowel
kondisi medis  spastic K58.9
c. Kategori ini berisi gangguan fisik  ulcerative (chroni
yang disebabkan faktor emosional c) K51.90
atau psikologis Urticaria
d. Juga bisa digunakan pada (L.50)
gangguaun mental atau emosional Tachycardia Paroxysmal (sustained)
yang disebabkan atau diperberat (R00.0) (nonsustained) I47.9
oleh physical illness  atrioventricular (
2. Faktor psikologis akan mempengaruhi AV) (re-
kondisi fisik entrant) I47.1
3. Penyakit kulit psikogenik  supraventricular (
4. Faktor psikologis mempengaruhi kondisi sustained) I47.1
medis
 ventricular I47.2
5. Faktor psikosomatik pada kondisi fisik
 psychogenic F54 (
6. Penyakit kulit, psikogenik
atrial)
7. Gangguan fisik : dengan kode pada ICD-X
(supraventricular)
yang termasuk psikogenik (kalo di list awal,
(ventricular)
si takikardi ndak masuk dan kata dr. Roni
ventricular (paroxysmal)
Cuma 6 penyakit pertama, tapi pas dicek ke
(sustained) I47.2
belakang ada si takikardi, hm)
ICD-10 Diagnostic Criteria for Psychological and
Asma (J.45) Asthma,
Behavioral Factors Associated with Disorders or
asthmatic (bronchial)
Diseases Classified Elsewhere : This category
(spasmodic) J45.909
should be used to record the presence of
Dermatitis Dermatitis (eczematous)
psychological or behavioral factors thought to
(L.23-L.25) L30.9 have influenced the manifestation, or affected the
 artefacta L98.1 course, of physical disorders that can be classified
 atopic L20.9 using other chapters of ICD-10. Any resulting
 facta, factitia, mental disturbances are usually mild and often
factitial L98.1 prolonged (such as worry, emotional conflict,
 psychogenic F54, apprehension) and do not of themselves justify
Neurotic the use of any of the categories described in the
excoriation rest of this book. An additional code should be
Dermatosis L98.9 used to identify the physical disorder. (In the rare
 psychogenic F54 instances in which an overt psychiatric disorder is
Psoriasis L40.9 thought to have caused a physical disorder, a
Ulkus Gastritis (simple) K29.70 second additional code should be used to record
gastrikum the psychiatric disorder.)
(K.25)
Mucous Colic (bilious) (infantile)
collitis (intestinal) (recurrent)
(K.58) (spasmodic) R10.83
 mucous K58.9

20
Tambahan Persepsi adalah kumpulan atensi dan harapan -
cek diagrram
Vulnerabilitas dipengaruhi
Week 12 kehamilan maka janin pertama kalo
- genetik atensi sensorik terstimulasi karena ada serotonin
- trauma masa lalu yang mateng duluan, setelah matang maka organ
yang siap akan menerima serotonin lalu mereka
Reseptor serotonin mempengaruhi efek suatu siap menerima atensi sehingga langsung loncat ke
stimulus antarmanusia berbeda -> fisik, emosi dan bagaimana dia berlaku di
Reseptor serotonin ada 7 : 5HT1-7 lingkungan

5HT1A : di otak tengah Efek serotonin : jantung berdenyut, neuro-


development berlangshng lebih cepat
5HT2 : di gut, jantung
Atensi berasal dari organ sensorik
Di atas menjelaskan sedih bermanifestasi di
jantung atau dada atau otak Peningkatan atensi yang sangat tinggi pada bayi
yang baru lahir karena stimulus saat dilahirkan
Orang yang banyak 5HT1A akan lebih judah sangat tinggi akan dianggap sebagai nyeri pertama
tereskpos di otak tengah jadi sensitif pada bayi kemudian akan jadi memori internal
Nyeri adalah sensasi dari persepsi dari adanya memgenai rasa sakit pertama dalam hidup -> lalu
ancaman, perubahan menyebabkan munculkan harapan pertama yaitu
tidak lagi merasakan nyeri -> lalu hal ini berulang
Strss akut : simpatis - peningkatan adrenalin, terus sepanjang hidup sesuai dengan stimulus
makrofag yang ia terima
Stress kronos : peningkatan makrofag, kortisol Segala sensor akan ditangkap oleh serotonin ->
tidak meningkat pesat karena tergantung lalu diikat reseptor serotonin -> berbeda tiap
stagnana sehingga terjadi gangguan endokrin lain manusia karena ada yang rapi, semrawut ->
tatanan ini disebut persepsi twrgantung tiap
Besar kecilnya sumber stress yang akan
kelompok dan mereka harus koneksi yang disebut
mempengaruhi
asosiasi oleh si dopamin -> ketika sudah
1. Sumber banyak : butuh energi lebih besar diasosiasikan oleh dopamin maka terjadi
perubahan persepsi lagi
Berat ringan stress akan mempengaruhi respon
seseorang Sehingga dopamin dan serotonin harus seimbang
Nyeri terjadi karena Depresi adalah proses kehilangan
- ada yang rusak Awal deprsi
- dulu rusak, sekarang tinggal sisanya si nyeri aja, - kehilangan apapun (perasaan hilang)
nggak ada kerusakan jaringan lagi
- self esteem
- dulu pernah ada ras anyeri, pernah sembuh total,
- inferiority
lalu tinggal ingatan tentang rasa myeri itu lalu
tertrigger hal lain di masa sekarang Orang merasa kehilagan karena dia pernah
mengharapkan sesuatu lalu apa yang dia haraokan
- nyeri psikogenik : tanpa pernah ada luka, tanpa
tidak didapatkan
pernah ada kerusakan jaringan karena hanya
disebabkan adanya persepsi - sehingga karena Orang depresi serotnin turun -> tatanan persepsi
sudah ada persepsi nyeri maka tidak ada lagi tadi kurang bagus -> berusaha naikkan serotonin
persepsi tidak nyeri dalam diri anda dengan cara stimulasi diri dengan rasa sakit agar
serotonin naik dengan cepat -> maka, jangan
sampai rasa sakit jadi kesenangan
21
Mengelompokkan persepsi Psikosomatis tidak bisa merasakan ketegangan
dan kecemasan yang ia rasakan
- menyakitkan atau
- tidak menyakitkan
Ganggian somatoform
Memori disimpan dalam bentuk kode yang berupa
apa saja Sexual response masuk ke sini karena arlusal
berasal dari brain atau mental sehingga masuk ke
Stress terjadi karena adanya ketidakseimbangan
sini
neuroendokrin (gampangnya serotonin dan
dopamin) sehingga disebut juga psikosomatis 1. Gangguan konversi
Semua proses mental disebabkan fisiologi Adanya ganggaun tapi di satu sistem aja, misalnya
sesak napas aja, atau pingsan sama secara gaib
Belief adalah proses kognitif yang dipengaruhi
tanpa alasan, tiba tiba tidak bisa jalan tanpa alasan
oleh psycho--development yang berkaitan dengan
2. Gangguan somatisasi
Stages
Adanya gangguannya multiple : nyeri kepala,
1. Oral (0-18 bulan) - sebagai dasar pembentukan
punggung, dada, perut, kejang
belief dan harapan seseorang
3. Hipokondriasis
Misal punya keyakinan dia akan selalu ditolong
maka ke depannya akan penuh kasih sayang Merasa memiliki penyakit (berimajinasi) berupa
keluhan fisik sehingga memunculkan dx fisik klinis
2. Anal
spesifik, misal usus meradang
Jika keyakinan ditolo baru muncul ini maka ke
Jika sampai ke waham (delusi - keyakinan bersifat
depannya akan penuh punishment dan reward
egosentris yantidak bisa dipatahkan) maka tidak
3. Phallic (9 tahun) masuk ke sini lagi, tapi masuk ke waham
hipokondriasis menetap
4. Latensi
4. Gangguan nyeri psikogenik
5. Genital
5. Gangguan dismorfik tubuh
Tanya
Merasa tubuh kurang baik
1. Reseptor itu ngaruh ke nervus juga nggak Dok ?
Bisa sampai muncul dilusi untuk memperbaiki
2. DSM V - 2 tahun : karena kalo sudah 2 tahun defek yang dia rasa ada - misal operasi plastik biar
maka akan masuk ke dalam alam bawah sadar sesuai sama harapan dia
Kemampuan yang sering dipakai akan aus Gangguan anoreksi nervosa
sehingga disebut allostatic load sehingga
memudahkan seseorang stress - merasa apapun yang dia makan merupakan
punishment -> hindari makan berlemak -> makan
Fibromialgia, dispepsia (mereka masuk ke dibatasi banget
sindroma fungsional) nerada di fase mintip mintip
jadi takut termanifestasi jadi gangguan atau dak - orang depresi merasa bersalah kalo makan

---- - orang curiga bahwa apa yang dia makan tu


beracun
Psikogenik bukan merupakan standar penegakkan
dx karena jadi rancu - efek yang pertama dirasakan adalah gangguan di
otak berupa oenurunan kognisi
Orang dengan acute renal disease jika dipsikotx
atau dikasih antidepresan tidak akan memberikan
efek karena sumbernya si ARD bukan depresinya

22
Gangguan dispareunia psikogenik daei concrete operational dan dibarengi
kemampuan membayangkan dan beri ajinasi
Gangguan ereksi paling sering disebabkan anxiety
Sensori-motor : masih bertanya terus, hanya
Jika gangguan ereksi disebabkan gangguan
meyakini apa yang terlihat
organuk maka ituditx dulu
Fase mature (ke-5)
Sedual arousal disorder yang utama diperiksa
adalah gangguan fisiologi(1) lalu anatomi (2) Material dibentuk oleh berbagai non material
tergantung posiis di slide, kalo duluan maka dia
Matur : Adaptif sesuai dengan fisiologinya - misal
duluan dicek
makan dilihat dari makananyan organnya
F.54
---- lect psikopatologi
Menurut ICDX - yang berhubungan langsung
Sekian, beruntunglah kalian tidak ngedit Neni.
hanya 6 di slide (asma, dermatitis, ulkus gastrika,
Sungguh sudah kucoba proofreading tapi saya
dkk)
menyerah. Selamat membaca materi segepok.
Psikogenik bisa jadi
INFERTILITY INDUCED BY STRESS
- pemberat Dr. dr. Phyowai Ganap, M.Sc, Sp. OG (K)
- komorbid Pemateri: A am | Editor: Dika
Pendahuluan
- penyebab : hanya menyebabkan 6 penyakit ICD- Anak adalah dambaan suami istri. Pasangan yang
X yang berhubungan dengan F54 baru saja menikah, secara keluarga, sosial,
--- development stage maupun kultural pastinya akan dinantikan
kehadiran seorang anak dari pasangan tersebut.
Domain development dipengaruhi Namun jika terjadi infertilitas maka ekspektasi
1. Struktur : tergantung usia, life cycle dalam bentuk pendambaan buah hati tersebut
malah akan mendatangkan masalah bagi rumah
Kesururpan masal tidak mungkin di balita dan tangga/keluarga tersebut. Pada kuliah kali ini kita
lansia, hanya di remaja akhir dan dewasa muda akan membatasi bahasan kita pada kausa stres
2. Stabilitas dan spastisitas yang menyebabkan pasangan infertil. Materi ini
cukup penting, mengingat stres (secara tidak
Jika sudah rigid maka susah :( langsung) berperan cukup besar dalam kausa
infertilitas. Namun sebelum belajar mari kita
Freud - mental development berhenti di usia 18
berdoa dulu, agar ilmunya bermanfaat. Kuy,
tahun
bismillah.
Nature vs nurture : epigenetik sangat
Definisi
mempengaruhi jika ada genetik juga
Pasangan dikatakan infertil bila belum terjadi
Semua orang akan ada sensasi tidak nyaman kehamilan dalam 12 bulan setelah pernikahan,
dengan suara keras dengan hubungan seksual teratur (minimal 3 kali
sepekan) tanpa alat kontrasepsi. WHO
Concrete operational : pada anak usia 10 tahun
mengelompokkan infertilitas dalam beberapa
kalo suruh bikin teh narus dijelaskan rinci
kategori:
semuanya, bentuk gelas, jenis airnya,
 Infertilitas Primer
komposisinya, dkk
Pasangan dengan sanggama teratur tanpa
Preoperasional : abstraksi dengan realita, misal proteksi selama > 12 bulan tidak
pake baju superman terus berlagak superman mengalami konsepsi
 Infertilitas Sekunder
Formal operation : kemampuan berabstraksi baik,
Pasangan sebelumnya pernah mengalami
jangan detal detail kalo nyuruh di sini, dasar ilmu
konsepsi, kemudian tidak mampu konsepsi

23
lagi walaupun senggama teratur tanpa - Peningkatan pemakaian kontrasepsi
proteksi > 12 bulan. - Aborsi lebih liberal
 Infertilitas Idiopatik - Menunggu kemapanan ekonomi
Pasangan yang tidak didapatkan kelainan
fisik maupun laboratorik, dengan Distribusi Berdasarkan Waktu dan Usia
sanggama teratur tanpa pencegahan
selama > 24 bulan belum hamil
 Kehamilan Sia-sia
Istri mampu konsepsi , tetapi tidak mampu
hamil mencapai cukup bulan , atau
mendapatkan bayi hidup.
Syarat Fertil
Terdapat hal-hal esensial yang harus terpenuhi
sehingga pasangan dapat dikategorikan sebagai
fertil, disebut “syarat fertil”. Syarat fertil ini
minimal banget yang harus dipenuhi oleh Sederhananya, dari bagan ini kita dapat menarik
pasangan untuk mendapatkan anak, berkaitan kesimpulan, bahwa rentang usia dengan
dengan produksi sperma/sel telur yang sehat, persentase lama waktu menunggu hingga terjadi
saluran reproduksi yang intak, dan fungsi kerja kehamilan paling cepat (<3 bulan) adalah pada
penis/vagina/uterus. Berikut detilnya: usia 20-24 tahun (52%) dan 25-29 tahun (51%).
Suami Untuk itu sangat dianjurkan bagi wanita untuk
1. Testis minimal satu  menghasilkan sperma menyegerakan menikah pada usia ini (20-29
normal tahun) karena persentase keberhasilan terjadinya
2. Saluran epididimis dan vas deferens patent kehamilan dalam waktu singkat pasca-pernikahan
3. Mampu ereksi dan penetrasi adalah paling besar di antara rentang umur dan
4. Ejakulasi adekuat  sperma masuk vagina lama waktu tunggu kehamilan yang lainnya.
secara sempurna
Istri Etiologi
1. Sistem neuroendokrin hipotalamus – hipofisis – - Suami  40 % ( cenderung meningkat )
ovarium –mampu menghasilkan ovum / oosit - Istri  40 %
2. Tuba Fallopii minimal satu yang berfungsi baik ( - Pasangan yang tidak diketahui 20 %
patent) Faktor yang Mempengaruhi
3. Vagina normal dan mampu menerima - Makin tua usia pasangan  fertilitas berkurang
spermatozoa - Ada korelasi frekwensi senggama  makin
4. Uterus dan sistem hormonal mampu menerima sering maka semakin sulit hamil (makin infertil)
dan membesarkan embrio - Istri dengan pola haid normal  ovulatoar
Masa haid normal 28 (21-35) hari, menstruasi
Prevalensi
normal 5 (3-7) hari, keluarnya ± 70 cc.
Angka kejadian infertilitas ecara umum mencapai
- Perhitungan masa subur – senggama
15 % dari seluruh pasangan usia subur. Angka
- Lingkungan, obat, pestisida, spermatisida,
kejadian semakin meningkat oleh karena :
radiasi
Negara Berkembang
- Rokok, alkohol
- Faktor kesehatan secara umum
- Operasi organ genitalia
- Infeksi genital , radang panggul ( STD )
- Infeksi hubungan seksual ( STD )
- Pengetahuan yang belum memadai
- Infeksi Non STD
Negara Maju
- Perubahan pola hidup & emansipasi
wanita
- Menunda perkawinan
- Menunda kehamilan
24
Penyebab Infertilitas Dampak Stres Berdasarkan Masa Kehamilan
Suami 1. Stres Pra-fertilisasi
Penyebab Frekuensi (%) a. Perilaku kopulatorik
Tidak diketahui 50 Depresi, cemas, dan stres kronik akan
Varicocele 20 mengganggu respon seksual sentral dan
Epididimiditis 15 perifer
Kegagalan testikuler 10 b. Efek pada Testosteron
Kualitas sperma buruk 5 i. Efek ACTH pada berbagai hewan dapat
Istri berbeda, misal pada primata
Penyebab Frekuensi (%) menurunkan produksi testosteron, dan
Oklusi tuba 30 meningkat pada kelinci.
Gangguan ovulasi 25 ii. Reseptor glukokortikoid juga ditemukan
Tidak diketahui 20 pada sel Leydig (produsen androgen di
testis), efek kortisol padanya akan
Masalah serviks 15
menurunkan reseptor LH  penurunan
Gangguan hormonal 10
sintesis androgen
Dari sebab-sebab di atas, faktor tidak diketahui
c. Pada sapi, stres panas meredam perilaku
(50% pada pria dan 20% pada wanita), gangguan
estrusnya (fase ketika siap dibuahi)
hormonal (10% pada wanita), dan gangguan
Glukokortikoid menurunkan sekresi
ovulasi (25% pada wanita) dipercaya sebagai
gonadotropin dan menginduksi aktivitas
faktor stres yang mempengaruhi infertilitas. Atau
aromatase (estrogen synthase, enzim
bisa juga dikatakan, stres berkontribusi dalam
pembentuk estrogen)  estrogen menurun
infertilitas pria sebesar 50% dalam sebab yang
 akhirnya terjadi mekanisme protektif
tidak diketahui, dan sebesar 55% dalam infertilitas
(terdapat enzim yang memetabolisme
wanita.
kortisol di jaringan reproduksi (untuk
Stres menurunkan kortisol tersebut)
Stres adalah ketidakseimbangan hemoestasis d. Maturasi Gamet
dalam usaha seorang individu untuk i. Pada pria, terjadi gangguan
mempertahankan dirinya dalam lingkungan dan spermatogenesis, penurunan parameter
mempertahankan genetikanya (keturunannya). fertilitas sperma
ii. Pada wanita, terjadi gangguan
Tingkatan stres dapat diukur di plasma melalui
folikulogenesis
peningkatan (mekanismenya bisa dibaca di kuliah
Menghambat denyut LH, E2, kemudian
dr. Robikhul: Neuroimmunoendocrine ya):
LH/FSH surge.
- ACTH,
Juga menghambat reaksi gonadotropin
- kortisol, dan
pada sel-sel granulosa (karena terdapat
- adrenalin.
reseptor glukokortikoid di sana) (Breen,
Juga secara klinis, pada individu yang mengalami 2006)
kondisi stres dapat ditemukan kondisi: 2. Stres Masa Gestasi
- Neutrofilia (redistribusi neutrofil ke sirkulasi a. Masa pre-implantasi
akibat penurunan perlekatannya di neutrophil Early embrionic loss
pool diperantarai epinefrin), b. Plasentasi
- Limfopenia (mungkin karena peningkatan Plasenta memiliki banyak reseptor
kortisol, pada orang stres rasio kortisol/limfosit kortikosteroid dan katekolamin, pada
meningkat), dan manusia, peningkatannya akan
- Hiperglikemia (efek kortisol) pada orang yang menyebabkan insidensi abortus spontan,
mengalami stres. persalinan preterm, dan bayi berat lahir
rendah.
Selain itu stres juga mempengaruhi berbagai jalur
imun, oksidatif, dll yang berpengaruh pada tubuh
dalam menciptakan infertilitas.
25
Juga ditemukan peningkatan resistensi arteri  Endometriosis, tubal infertility,
uterina seiring dengan meningginya skor unexplained fertility, dan polycystic
kecemasan (Mulder, 2002) ovarian syndrome terjadi sebelum
c. Organogenesis kehamilan.
3. Stres Pasca-persalinan  Pada masa gestasi dapat berkembang
a. Perilaki Ibu menjadi abortion, tidak berkembang,
Mempengaruhi perawatan ibu dan embriopati (kelainan cacat bawaan), dan
perkembangan neonatus. Mekanisme yang mola.
mungkin terjadi: kortisol mempengaruhi  Setelah melahirkan dapat terjadi gangguan
ekspresi reseptor oksitosin (Champegne, pada proses laktasi.
2006). Sehingga dapat mengganggu
produksi ASI. Kecemasan dan Stres pada Kehamilan
b. Perilaku bayi Berikut hal-hal yang terjadi terhadap kecemasan
i. Stres prenatal menginduksi gangguan dan stres pada kehamilan
tumbuh-kembang  Outcome lebih buruk
ii. Pada percobaan tikus, stres prenatal  Meningkatkan level kortisol dan hormon
memberi dampak negatif jangka panjang adrenokortikotropik
pada perilaku seksualnya (Gerardin,  Dihubungkan dengan pre-eklampsia
2005)  Dapat menurunkan aliran darah
uteropasental
Stres Juga Dibutuhkan dalam Fertilitas  Kecemasan antenatal memprediksi
Namun demikian kondisi stres juga dibutuhkan terjadinya kecemasan dan depresi
dalam proporsi tertentu dalam proses fertilitas, postpartum
misalnya:
Pertimbangan Manfaat dan Risiko dari
 Kortisol dibutuhkan untuk partus normal: Kehamilan/Persalinan Terkait Stres
induksi partus, juga pada pasien PTSD Berikut ini beberapa pertimbangan yang dapat kita
ditemukan kortisolnya rendah sehingga pikirkan sebelum/dalam menangani pasien yang
lebih banyak komplikasi yang terjadi (Seng, mengalami stres terhadap kehamilan dan
2005) persalinannya
 Beberapa stres oksidatif dibutuhkan untuk  Risiko gangguan mental yang tidak terobati
ikatan disulfida dan untuk ovulasi  Risiko kejadian ulang gangguan psikiatrik
 Stres akut menyebabkan peningkatan  Efek gangguan psikiatrik pada fetus
LH/testosteron  Efek teratogenik dari obat-obatan
Efek Stres Oksidatif psikotropik
 Dampak perilaku jangka panjang
 Data keamanan obat-obatan terhadap
reproduksi yang belum lengkap

Risiko Gangguan Psikiatrik yang Tidak Diobati


pada Kehamilan
Berikut beberapa risiko yang harus
ditangani/diwaspadai pada pasien gangguan
psikiatrik yang tidak diobati pada kehamilan.
 Depresi maternal, dapat menyebabkan:
o Lahir preterm (lahir sebelum 37
pekan)
o Low birth weight (berat lahir <2500
Stres oksidatif banyak berpengaruh dalam g)
outcome fertilitas, dari sebelum melahirkan, o Small head circumference
gestasi, dan pasca-persalinan. (microcephaly)
26
o Lower apgar score (asfiksia) Kalau orang dengan anorexia dan malnutrisi yang
 Berkontribusi pada rawat diri yang buruk, kurus ekstrem gitu kata dr Ronny pasti ada
penurunan perawatan prenatal  stres, gangguan mentalnya, diagnosisnya masuk ke
baby blues syndrome kelompok eating disorder. Kalau obesitas lebih
 Wanita akan lebih cenderung untuk complex dan menarik lagi, jadinya yang kita bahas
merokok, kecanduan alkohol, atau yang obesitas~
menggunakan obat-obatan
 Anak dari ibu yang depresi lebih cenderung JARAS PERILAKU MAKAN
untuk mengalami gangguan perilaku, Masih ingat dengan lymbic-hypothalamic-
perlambatan perkembangan kognitif, pituitary-adrenal axis? Sebenernya ini kurang lebih
gerak, dan emosional mirip dengan LHPA axis itu. Diingat-ingat lagi ya,
 Meningkatkan risiko bunuh diri bisa sambil direview di lecture psiko-endokrin. Di
sini akan dibahas tentang perannya dalam
Demikian kuliah kali ini. Semoga ilmunya obesitas.
bermanfaat dan dapat diamalkan dalam
kehidupan. Intinya nikahnya jangan kelamaan
(idealnya di 20-29 tahun), sama hindari stres dan
cemas karena berdampak buruk (jalurnya
terutama melalui peningkatan cortisol dan ACTH)
baik sebelum fertilisasi, gestasi, maupun pada
postpartum.
Semangat CBT! Selamat berkoping ria untuk OSCE
Kompre juga! Jan lupa skripsi dan jan lupa bahagia

“Your Cheerfulness Shows the Generosity of Your
Soul”
-Imam Ali

OBESITY AND MENTAL DISORDER


dr. Ronny Tri Wirasto, Sp.KJ Jaras ini dimulai dari amygdala (lymbic), dia ini
Pemateri: Geegee | Editor: Mala yang memunculkan dorongan ingin makan di diri
Bismillah. Sebelum belajar berdoa dulu ya~ kita. Dorongan tersebut mendapat stimulasi dari
Kali ini kita bakal bahas bagaimana tumpukan beberapa hal :
lemak-lemak di tubuh dapat mempengaruhi status 1. primary sensory cortex, di mana di situ ada
mental kita. Langsung saja cekidot~ olfaktori (stimulus bau), yang merupakan
sensor primitif kita. Bau yang paling dominan
PENDAHULUAN dalam mempengaruhi dorongan makan. Bau
Pada dasarnya apapun terkait makan itu pasti adalah satu-satunya stimulus yang tidak
berkaitan dengan mental. Kita punya nafsu melalui thalamus.
makan/appetite karena ada dorongan mental 2. orbitalfrontal cortex (visual). Dorongan makan
untuk memenuhi kebutuhan makan. Contoh pada manusia dipengaruhi juga dipengaruhi
orang depresi, dia tidak makan berhari-hari tapi tampakan visual, suasana tempat makannya,
tidak punya dorongan mental untuk makan, gambar-gambar di menu, sajian makanannya,
jadilah dia tidak makan. Contoh lain, orang-orang dll.
yang diet, dia mensupress dorongan makannya 3. Thalamus. Kalo sedih akut  jadi tidak mau
karena dia memiliki dorongan lain yang lebih kuat makan. Sedih berkepanjangan  makan terus.
(dorongan untuk sehat, untuk menurunkan berat Jadi dorongan makan pada manusia utamanya
badan, dll). dipengaruhi 3 hal itu tadi ya.

27
Kemudian dari amygdala akan ke hippocampus, di
mana di situ ada memori. Akan digali memori
tentang pengalaman makan makanan tersebut, oh
dulu pernah makan hal yang sama dan rasanya
enak.
Selain ke hippocampus juga ke raphe nucleus
(enak atau tidak enak) dan locus ceruleus
(kepuasan) sehingga kita memiliki pengharapan.
Raphe nucleus berkaitan dengan pusat munculnya
neurotransmitter serotonin sedangkan locus
ceruleus dengan dopamin.
Selain itu, dari amygdala juga ke hipothalamus,
pituitari anterior, kemudian ke glandula adrenal
dan akhirnya membentuk dan mengontrol
perilaku-perilaku makan sebagai respon ketakutan
 Energy out : pengeluaran energi akan
atau stress.
mempengaruhi dorongan makan melalui
pankreas, adipose tissue, otot, dll. Kalau otot
LINGKUNGAN, GAYA HIDUP, PREDISPOSISI
tidak digunakan, akan dikirim sinyal ke otak
INDIVIDUAL
bahwa otot tidak diperlukan, sehingga kirim
 Lingkungan dan gaya hidup akan
sinyal balik untuk tidak menggerakkan otot.
mempengaruhi perilaku makan
Semakin males menggerekkan, feedback ini
a. Taste and smell palatability: pemilihan
akan semakin kuat. Jadi semales-malesnya kita
preferensi makanan dan appetite. Orang
harus tetep gerak-gerakin otot ya.
dari bagian dunia yang berbeda punya
preferensi yang berbeda pula karena
lingkungan dan gaya hidupnya.
b. Sistem cost-reward : ada campur tangan
dari pengalaman masa lalu, dia sudah
belajar kalau misal makan X akan
mengalami dampak Y.
c. Ketersediaan: makan sesuai yang ada, dia
mau makan rendang tapi adanya bakso, ya
udah makan apa adanya.
d. Waktu : biasanya makan pagi jam 7, kalau
belum jam 7 belum lapar.
e. kebiasaan sosial : berkelompok dengan ADIPOSE TISSUE
orang-orang dengan preferensi makanan
yang sama
f. Family environment: parental rules, role
modeling and availability
g. School environment: school rules and
availability
h. Environment outside home and school:
socio-cultural changes and availability
 Predisposisi individu terdiri atas genetik &
epigenetik, pengalaman masa kecil, dan
lainnya.
 Seluruh hal tersebut akan membentuk kognisi
dan emosi dari seseorang. Kognisi dan emosi
akan mempengaruhi perilaku makan.
28
Adipose tissue akan mempengaruhi appetite. - Pada stress kronis terdapat glukokortikoid
Semakin rendah adipose tissue, leptin akan yang berlebihan. Glukokortikoid
memberikan sinyal bahwa tubuh butuh makan, meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase
sehingga appetite dinaikkan. Kebalikannya, di jaringan lemak, sehingga meningkatkan
apabila adipose tissue sudah cukup, maka leptin penyimpanan lemak.
memberikan sinyal agar tubuh berhenti makan. - Glukokortikoid teraktivasi yang
Berbeda pada orang obese karena adanya berlangsung kronis membuat terjadinya
gangguan keseimbangan sistem ini dan resistensi insulin yang berarti terjadi
memunculkan keseimbangan baru. Orang normal peningkatan gula darah yang berujung
memiliki BMI 18.5-24.9, pada orang dengan berat pada diabetes.
badan berlebih (cth BMI 26) apabila dia - Glukokortikoid juga mengurangi
mengalami penurunan BMI jadi 24 (yang kemampuan insulin menginhibisi NPY
sebenarnya normal) tubuhnya menganggap BMI sehingga tidak ada yang mensupresi
24 itu di bawah normal, sehingga appetitenya appetite  appetite meningkat.
dinaikkan. Begitu terus siklusnya sehingga agak - Glukokortikoid juga berinteraksi dengan
susah mensupresi appetite pada orang dengan ghrelin, suatu protein yang merupakan
berat badan berlebih. sinyal lapar. Hal ini juga meningkatkan
appetite.
- Semakin kronis stress = semakin tinggi
mood disorder = semakin tinggi mood
disorder = semakin rentan gangguan
makan
- Pada stress kronis terjadi peningkatan
appetite.

Adanya adipose tissue pada orang dengan BMI di Ada tambahan dari dr Ronny:
atas normal akan mengganggu dan menekan Ada 2 jenis depresi, depresi with sadness sama
protein BDNF (brain-derived neurotrophic factor). without sadness. Depresi with sadness ini depresi
BDNF sendiri ini berperan dalam kecepatan yang umum ya, pasien cenderung ga mau makan.
berpikir bukan kemampuan kognitifnya ya. Ada Sedangkan pada depresi without sadness, pasien
penelitian yang dilakukan pada sekelompok orang tidak sedih tapi cenderung marah, sehingga terjadi
yang melakukan pengurangan intake kalori selama peningkatan produksi glukokortikoid berlebih 
2 minggu, hasilnya kecepatan berpikirnya banyak makan
memang meningkat.
Selesai HSCnya~ semoga membantu dan
STRESS AND APPETITE mencerahkan ya~ semangat CBTTTTTT
Stress, baik akut maupun kronis, mempengaruhi
appetite dari dua aspek : pemilihan makanan dan
dorongan makan.
a. Stress akut
Stress akan menstimulasi pelepasan CRH yang
menstimulasi pelepasan ACTH dan berlanjut
kaskadenya hingga melepas glukokortikoid.
Pelepasan CRH di nukelus arkuata hipotalamus
menginhibisi neuropeptida YY, yang gunanya
untuk meregulasi appetite. Pada akhirnya
pelepasan CRH pada stres akut akan
menginhibisi appetite.
b. Stress kronis

29
WEEK 2 Diagnosis Klinis dalam Psikosomatis
Berikut diagnosis klinis psikosomatis dalam ICD-X:
THERAPY MODALITIES IN PSYCHOSOMATIC  F45. (gangguan somatoform),
dr. Ronny Tri Wirasto, Sp. KJ  F50. (gangguan makan),
Pemateri: ZJ | Editor: Ahsana  F52. (disfungsi seksual), dan
Pendahuluan  F54. (faktor psikologi atau perilaku yang
Sebelum membahas modalitas terapi, mari kita berhubungan dengan gangguan atau
review sedikit tentang diagnosis klinis penyakit yang diklasifikasikan di tempat
psikosomatis (review doang kok, materi lain)
lengkapnya bisa dibaca di lecture lain). Disfungsi seksual masuk dalam diagnosis klinis
Psikosomatik adalah suatu interaksi, integrasi, dan psikosomatis karena respon seksual merupakan
proses yang dinamis. Jika mendiagnosis bukanlah proses psikosomatik, ia merupakan control of the
dengan “psychosomatic disorder” atau “gangguan brain, sisanya dari medulla spinalis. Mau tidak mau
psikosomatik”. Jika pun ingin menggunakan istilah respon awalnya berasal dari otak.
“psikosomatis”, maka istilah ini digunakan dalam 1. F45. (Gangguan Somatoform)
konteks penelitian saja, bukan dalam aspek klinis Menurut DSM IV-TR ada 5, menurut ICD-X ada
praktek sehari-hari. Gangguan psikosomatik 4 (body dysmorphic masuk bagian lain). Berikut
memiliki penggolongannya sendiri yang tergabung pembagian gangguan somatoform:
dalam gangguan yang terjadi dalam proses • Conversion disorder (gangguan konversi)
psikosomatik tersebut. – Gajala fisik yang biasanya berada
Diagnosis klinis gangguan psikosomatik dalam organ tunggal/sistem organ
dikembalikan pada ICD-X. Pada dasarnya, di ICD-X yang menyerupai gejala dari
istilah “psikogenik” menjadi faktor penyebab, kondisi neurologis
bukan suatu diagnosis klinis. Misalnya pada • Somatization disorder (gangguan
diagnosis klinis “gastritis psikogenik”, dalam somatisasi)
diagnosis ini term psikogenik menandakan kausa – Gangguan fisik yang multipel dan
gastritis ini terjadi karena faktor psikogenik. samar, tidak jelas
Diagnosis ditetapkan karena kesamaan gejala, – multiple, vague, physical
proses, atau golongan besar, prinsip ini disebut complaints
ilmunosologi, ilmu penggolongan diagnosis. • Hypochondriasis
– Perasaan tidak wajar terhadap
Beda halnya dengan “hepatitis”, term “-itis” penyakit yang diimajinasikan
menunjukkan suatu patogenesis, bukan faktor • Pain disorder
penyebab. Beda dengan gastritis psikogenik, term – Perasaan nyeri
psikogenik di belakangnya bukan menandakan • Body dysmorphic disorder
suatu psikopatologi. Oleh karena itu, psikosomatic – Obsesi yang berfokus pada asumsi
disorder sudah tidak ada di ICD-X, terakhir eksis di atas defek penampilan
ICD-IX dengan istilah “gangguan psikosomatis”.
Maka, gangguan-gangguan terkait psikosomatis 2. F50. (Gangguan Makan)
memiliki “posisi”-nya masing-masing dalam  Anorexia nervosa
penggolongan penyakit, yang mengikuti sistem Ditandai dengan keinginan yang kuat untuk
organ lain (tidak menjadi satu, yaitu gangguan menjadi kurus yang berujung pada
psikosomatis), hal ini dikarenakan masing-masing kelaparan-diri yang sangat (self-starvation)
dari diagnosis psikosomatis memiliki terapinya  Bulimia nervosa
sendiri-sendiri yang khusus  untuk itu kita Ditandai dengan siklus makan berlebihan
mempelajari modalitas terapi psikosomatis yang yang diikuti dengan perilaku ekstrim untuk
bermacam-macam . Selain itu proses mencegah bertambahnya berat bedan,
psikosomatis memang terjadi dalam berbagai seperti “purging”
macam penyakit dalam sistem organ yang
 Binge-eating disorder
beragam.
30
Ditandai dengan makan berlebihan, tapi aggrevating (memperburuk), atau komorbid.
tidak ada perilaku “purging” Yang murni psikogenik kausatif (psikosomatis)
hanya 4 hal tadi, yaitu F45, F50, F52, dan F54,
3. F52. (Disfungsi Seksual) sehingga jika ada di luar ini maka faktor
 Erectile dysfunction psikogenik ini hubungannya sebagai
 Sexual Desire aggrevating factor maupun comorbidity, bukan
 Sexual Arousal kausatif.
 Orgasm
Modalitas Terapi Psikosomatis
 Dyspareunia  termasuk pain disorder
Sebelumnya perlu kita tekankan beda
 Vaginismus psikosomatis dengan cemas. Pada pasien
psikosomatis, pasiennya tidak tahu kalau dia
4. F54. (Faktor Psikologi atau Perilaku yang cemas atau perasaan psikologis lainnya, namun
Berhubungan dengan Gangguan atau Penyakit menunjukkan problem fisik yang nyata (akibat
yang Diklasifikasikan di Tempat Lain) interaksi badan-pikiran). Sedangkan pada
Bagian yang ini perlu diperhatikan. Tidak semua pasien cemas, si pasien merasakan perasaan
gangguan berasosiasi penyebab dengan faktor cemas (atau perasaan psikologis lainnya)
psikologis. Misalnya pada diagnosis gastritis, sehingga dapat bermanifes ke gangguan pada
tidak semuanya berkausa faktor psikologis. Di tubuhnya. Selain itu, gangguan cemas dapat
ICD-X diagnosis gastric ulcer berkode K-25, nah dihubungkan dengan suatu stresor luar tubuh,
K-25 ini tidak semuanya berasal dari faktor sedangkan pada psikosomatis sulit dilakukan
psikologis, melainkan hanya gastritis yang hubungan di awal-awal. Sehingga dalam
berkoder K29.70-lah yang merupakan gastritis terapinya ditarget pada titik tangkap yang
yang terjadi akibat kausa psikologik. berbeda, pada gangguan cemas (atau perasaan
Sebagai contoh ril, ketika seorang pasien lainnya, misal depresi) adalah perasaannya,
datang ke klinik dengan berbagai keluhan sedangkan pada psikosomatis pada gangguan
abdominal, seperti nyeri dan panas di lambung, fisiknya.
mual, kembung, dll, kemudian dari hasil
pemeriksaan fisik dan lab kita mendiagnosis, Stres dan Mekanisme Pertahanan
maka diagnosisnya sementara adalah gastric Dalam menghadapi stresor sehari-hari, kita
ulcer, dengan kode ICD-X K-25. Namun jika menggunakan mekanisme pertahanan. dr.
dokter mencurigai (dan dapat dikonfirmasi) Ronny memperumpamakan stresor dan
bahwa gastric ulcernya ini merupakan akibat mekanisme coping melawan stres dengan
dari faktor psikologis pasien, maka game Plant vs Zombie, dimana Plant adalah
diagnosisnya berubah menjadi gastritis mekanisme coping kita, dan zombie adalah
psikogenik, dengan kode ICD-X K29.70. Berikut stresornya. Mekanisme coping terbagi atas
gangguan fisik yang “dapat” masuk dalam F45 penyerangan dan pertahanan. Pada coping
ini (nanti masing-masing dari gangguan fisik ini penyerangan ada yang berkonfrontatif
ada beberapa psikogeniknya—misalnya salah (menyerang, misal si kacang yang nembak itu—
satunya tadi gastritis kausa psikogenik lupa namanya wkwk), ada yang kompromi
merupakan salah satu cabang dari gastric ulcer, (tawar-menawar dengan stresor, misal si wall
K29.70): nut), ada juga yang avoiding (pembiaran, misal
• Asthma (J45) kalau ada zombi yang sudah masuk ke rumah
• Dermatitis (L23-L25) dibiarin aja). Sedangkan coping pertahanan
• Gastric ulcer (K25) (disebut juga mekanisme pertahanan/defense
• Mucous colitis (K58) mechanism) adalah bagaimana cara kita
• Ulcerative colitis (K51) menyusun susunan tumbuhan di halaman
• Urticaria (L50) rumah pada game PvZ. Mekanisme pertahanan
Nah hubungan gangguan fisik dengan hal ada empat, yaitu imatur, neurotik, matur, dan
psikogenik sendiri ada tiga, yaitu kausatif, patologis, yang masing-masing ada

31
pembagiannya. Selanjutnya, tiap manusia – Sistem saraf pusat  dengan obat atau
memiliki “tumbuhan pilihan”-nya masing- relaksasi
masing, yang menjadi “senjata” yang dapat – Emosi  dengan obat atau psikoterapi
dipilih di awal permainan PvZ. Pilihan ini – Intelektual  dengan psikoterapi
disebut mekanisme pertahanan dasar, yang – Organ fisik  dengan obat
berasal dari orang tua dan ascending sorang – Pikiran sadar dan sub-sadar  dengan
manusia. Sehingga, hal ini berimplikasi pada hypno-relaksasi
stress vulnerability tiap individu yang berbeda. Beberapa yang harus diketahui tentang
Nantinya, kita dapat menambah “tumbuhan penyakit dalam terapi psikosomatis:
pilihan” a.k.a mekanisme pertahanan ini – Faktor patogenik dari pikiran dan badan
dengan kapasitas “matahari”/energi yang – Etiologi dan patofisiologi penyakit
banyak. Sehingga dibutuhkan sumber daya – Metode terapi yang bermanfaat dan
yang cukup dalam mekanisme pertahanan, yang merusak
yang dimulai dari menyehatkan fisik—men
sana in corpo re sano.

Dalam merespon stres pertama kali yang


dilakukan seseorang adalah cognitive appraisal.
Cognitive appraisal, yaitu menimbang untung-
rugi dari suatu stresor yang datang. Jika
cognitive appraisal mengarah pada sesuatu Generic aetiological model for functional somatic
yang positif, maka respon stresnya akan syndromes
berdampak positif, baik fisik, emosional,
kognitif, maupun behavioral, dan begitu pun
sebaliknya. Ibarat dalam game PvZ, dalam
penyusunan tanaman di halaman rumah juga
dibutuhkan cognitive appraisal yang baik. Hal
ini menyebabkan orang dengan cognitive
appraisal (ke-terdidik-an) lebih mudah
menghadapi stresor: misalnya mengambil
keputusan tidak terburu-buru, merespon
informasi dengan bijak, dll. Namun demikian
penggunaan cognitive appraisal juga
dibutuhkan energi yang kuat, misalnya pada
pasien penyakit kronis. Mumpung masih muda,
masih kuat, energinya masih ada, maka sebisa
mungkin dapat menerima dirinya, sebelum
akhirnya energinya saat tua sudah sulit
menerima kenyataan, sulit mengatur cognitive
appraisalnya, sehingga dampaknya lebih buruk.
Diagram di atas dari slide 8, hendak menjelaskan
Pendekatan Terapi Psikosomatis perjalanan penyakit gangguan fungsi somatik (juga
Menekankan lagi, istilah psikosomatis hanya termasuk psikosomatik di dalamnya). Melalui
digunakan dalam penelitian, sedangkan dagram di atas dapat kita ketahui di pathway
psikosomatis yang kausatif pada empat mana dapat diberikan terapi untuk memutus
diagnosis di atas. perkembangan penyakit ke arah yang lebih buruk.
Selanjutnya, relasi pikiran dan badan
bergantung/bertarget pada hal-hal berikut Perkembangan penyakit dimulai dari adanya
(penanganan sebaiknya kelima-limanya, penyakit organik, atau disfungsi stimulus perifer,
diutamakan dari patfis yang terganggu): atau disfungsi sosial, yang bermanifestasi pada

32
pengalaman stres fisik (experience of bodily menghadapi stresor, yang untuk ini
stress). Hal ini menimbulkan interpretasi stresor di dibutuhkan orang lain. Dalam menata ulang
atas (yang 3 tadi: gangguan organik, disfungsi mekanisme pertahanan butuh orang lain
stimulus perifer, disfungsi sosial) sebagai gejala untuk mendapatkan perspektif berbeda atas
dari suatu penyakit (interpretation as symptoms sesuatu.
of a disease), yang diperkuat oleh pengalaman o Pasien biasanya konsul ke dokter layanan
rasa cemas dan depresi (experience of anxiety primer atau penyakit dalam lebih dahulu 
and depression), yang memperparah pengalaman doctor shopping
stres fisik. Interpretasi stres fisik sebagai gejala o 50% pasien ditemui pada rawat jalan
penyakit ini juga diperbarah oleh imej tubuh, departemen bedah
representasi penyakit dan kepercayaan kultural o Dibutuhkan kombinasi terapi, antara
(body image, illness representation, and cultural psikiatrik, internis, atau ahli lainnya, ditambah
beliefs). reassurance dan support.
 Konsep dasar
Setelah lama berselang, pengalaman stres fisik ini
o Pada penyakit somatik akut:
akan menjadi pengalaman gejala fisik yang kronis
Terapi medis diutamakan kemudian
(experience of chronic bodily symproms), yang
psikoterapi
membentuk siklus lingkaran psikosomatis: seeking
o Pada penyakit kronis:
medical help  interpretation as severe disease
Psikoterapi diutamakan kemudian terapi
or as imagined disease  emotional distress or
medis
loss of self-esteem, yang memperparah
 Goal dari terapi
pengalaman gejala fisik yang kronis.
o Membuat perubahan-perubahan perilaku
Jika faktor-faktor interpersonal dan organik tetap yang mengoptimasi proses penyembuhan
dipertahankan atas individu tersebut (yang melibatkan semua faktor—organik dan
(maintaining interpersonal and organic factors), inorganik)
dapat saja menjadi kehilangan fungsinya (loss of  Perubahan umum gaya hidup
functioning), baik fisik, mental, maupun sosial.  Perubahan perilaku yang spesifik
Misal saat kerja sakit perut, maka
Untuk mencegah perkembangan penyakit,
diupayakan ketika sakit perut karena mau
pathway di atas mesti dipotong. Nah, beberapa
kerja maka dibuat tetap kerja
titik yang dapat dipotong yaitu mencegah pasien
 Hubungan yang baik (berkualitas) antara
ke tahap experience of bodiy stress dengan
dokter dan pasien
mengatur faktor pencetusnya berupa 3 hal tadi
 Pada kasus yang jarang, dimana ada proses
(organic disease, dysfunctional peripheral stimuli,
transference atau countertransference,
dan dysfunctional early and current relationship),
maka harus ada pemutusan hubungan,
dan mencegah depresi dan cemas. Namun jika
dapat dengan merujuk atau konsul ke
pasien sudah mengalalami experience of bodily
bagian lain. Jika dibiarkan dapat terjadi
stress maka harus dicegah agar tidak menjadi
dependenism dari pasien ke dokter
kronis atau sampai loss of functioning.
o Membuat pasien mengembangkan
Terapi Kedokteran Psikosomatis kapasitasnya untuk menyesuaikan diri dengan
 Latar belakang gejala
o Pasien biasanya menolak bahwa  Penyesuaian hidup umum yang matur
penyakitnya karena faktor emosional  Meningkatkan kapasitas fisik dan aktivitas
o Pola stres berulang  Perbaikan progresi penyakit
o Penolakan dan motivasi yang rendah  Pembalikan/perbaikan patologi
terhadap psikoterapi.  Mencegah komplikasi
Psikoterapi sendiri dibutuhkan jika gangguan  Mengurangi dampak sekunder
psikosomatis mengganggu aktivitas sehari-  Meningkatkan kemampuan untuk
hari. Psikoterapi berfungsi untuk menata menyesuaikan diri
kembali fungsi mekanisme pertahanan untuk
33
Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam mengubah pikiran dan perilakunya, yaitu dengan
Terapi mengubah kepercayaan irasional dari seseorang.
 Umur, makin tua makin sulit (terkait energi
Misal seseorang berkeyakinan: jika saya tidak lulus
yang tadi dijelaskan)
ujian maka saya depresi maka saya tidak makan.
 Kecerdasan
Maka keyakinan/perilaku ini kita upayakan
 Durasi penyakit
mengubahnya menjadi: jika saya tidak lulus ujian
 Insight, pandangan terkait penyakit maka saya tetap makan.
 Perjalanan alamiah penyakit, ingat ga
semua penyakit itu psikogenik Manajemen Stres dan Terapi Relaksasi
 Lingkungan Dapat dilakukan dalam beberapa bentuk:
 Stres  Self-observation: daily diary
 Personality structure  Cognitive restructuring: menyusun lagi pola
Terapi Spesifik Gangguan Psikosomatis berpikir  positive thinking
1. F45. (Gangguan Somatoform)  Latihan relaksasi:
a. Fokus pada manajemen kognitif-emosional o Hipnosis
daripada terapi farmakoogi o Biofeedback: melatih merelaksasikan kerja
b. Strategi manajemen dilakukan oleh layanan otak dengan visual dan pendengaran  to
primer control certain involuntary physiological
c. Penggantian dokter yang sering (gonta-ganti responses, misal vasokonstriksi vasa darah,
dokter) akan membuat pasien frustasi dan ritme jantung, dan heart rate.
berlawanan terhadap terapi  Manajemen waktu
d. Kunjungan tiap 4-6 pekan sekali  Problem-solving: menerapkan solusi terbaik
e. Kunjungan pasien singkat –lakukan dari suatu situasi masalah dan me-review
pemeriksaan fisik tiap kunjungan pada organ progresnya pada terapis.
yang dikeluhkan
2. F50. (Gangguan Makan) PSYCHOGENIC PAIN AND PSYCHOGENIC
a. Farmakoterapi  antidepresan NON EPILEPTIC SEIZURES
Beda dengan gangguan somatoform, yang dr. Kusumo Dananjoyo, M.Sc, Sp.S
diutamakan adalah terapi farmakologi, Pemateri: Rochmi | Editor: Darmawan
bukan manajemen kognitif-emosional
b. Rehabilitasi nutritif D.3.2 – W.2 - Psychogenic Pain And Psychogenic
c. Psikoterapi Non Epileptic Seizure
Terapi psikodinamik, CBT, psikoterapi Pendahuluan
interpersonal, terapi keluarga, terapi 1. Nyeri merupakan sensori tidak
kelompok, terapi berorientasi tubuh, menyenangkan dan pengalaman
hipnoterapi emosional
d. Psikoedukasi dan self-help 2. The International Association for the Study
e. Program integratif of Pain (IASP) : nyeri merupakan sensori
3. F52. (Disfungsi Seksual) tidak menyenangkan dan pengalaman
a. Psikoterapi emosional yang berhubungan dengan
b. Farmakoterapi dan peralatan medis potensi kerusakan jaringan atau kerusakan
(medical device) jaringan sungguhan
4. F54. (Faktor Psikologi atau Perilaku yang Mekanisme nyeri berdasarkan patofisiologisnya
Berhubungan dengan Gangguan atau Penyakit Nyeri Merupakan hasil dari stimulasi
yang Diklasifikasikan di Tempat Lain) nociceptive reseptor nyeri
a. Terapi sesuai gangguan fisik  Somatis : kerusakan
Cognitive Behavioral Therapy jaringan tubuh,
Merupakan suatu terapi yang megubah pikiran terlokalisasi baik
dan perilaku agar emosinya berubah. Seseorang
dapat memenej responnya terhadap stres dengan
34
 Viseral : dari viseral, berupa spinal cord injury  impuls
terlokalisasi buruk, bisa dibawa ke otak  memberikan
disertai mual sensasi nyeri spontan akibat
Disebabkan oleh aktivitas di adanya hipersensitivitas nyeri
jalur saraf sebagai respon b. Ada 3 macam fiber
stimulus berupa potensi yang Small- Large- Otonomik
dapat memunculkan kerusakan fiber fiber
jaringan sensory sensory
Contoh : fraktor, post-operatif,  Nyeri  Hilangn  Abnoar
ongoing or impending injury, terbaka ya malitas
regangan otot, inflamasi, r sensasi HR
infeksi, sprain  Allodini vibrasi  Hipotens
Nyeri Merupakan hasil dari disfungsi a  Hilangn i
neuropatik atau lesi di sistem saraf pusat  Hiper- ya postural
atau perifer algesia sensasi  Keringat
Diinisiasi atau disebabkan oleh  Hiper- pro- abnorma
lesi primer atau disfungsi estesia priosep l
sistem saraf  Par- si  Gastropa
Misal : strangulated (scar esthesi  Hilangn resis =
tissue), terinfiltrasi atau a, dis- ya gastric
terkompresi (tumor), inflamasi estesia kemam delayed
(infeksi)  Nyeri puan emptyin
Sindroma Merupakan mekanisme pedih refleks g
nyeri multiple atau tidak diketahui – (lancin  Slowed  Diare
campuran biasanya gabungan mekanisme ating) nerve neuropa
jejas primer atau efek sekunder  Hilangn conduc tik
Misal : headache, sindroma ya tion  Impoten
vaskulitis, nyeri miofasial sensasi velocity si
Nyeri Merupakan nyeri dengan tidak nyeri =  Ejakulasi
psikogenik adana gangguan somatis pada dan kecepa retrogra
pasien suhu tan de
Gangguan somatoform, reaksi  Ulseras konduk
konversi i kaki si saraf
Penjelasan  Kehilan yang
1. Nyeri nosiseptif gan diperla
Stimulus Saraf Sensasi akan nyeri mbat
perifer sensor masuk ke viseral
berupa nosiseptor spinal cord 
nyeri lalu ke otak  Nyeri psikologis = nyeri psikogenik : secara
(noxious) dipersepsikan spesifik rasa nyeri berhubungan dengan proses
Panas, sebagai rasa berpikir, status emosional, atau kepribadian
dingin nyeri  pasien dengan tidak adanya gangguan organik
Intens, memunculkan atau penyebab delusional atau mekanisme
mekanis, refleks ketegangan (International Association for The
dorongan withdrawal, Study of Pain)
respons 2 macam nyeri
otonom Akut Kronis
2. Nyeri neuropatik  Sering ditx secara  Persisten >3 bulan
a. Disebabkan adanya kerusakan adekuat  Nyeri tidak lagi
nervus perifer  impuls bisa sebagai penanda
35
 Biasanya terlimitasi jelas adanya jaringan Metodologi pemeriksaan nyeri
karena menunjukkan yang rusak 1. Riwayat dengan ax - Pemeriksaan untuk
lokasi kerusakan  Sering tidak ada cek derajat nyeri
jaringan tanda aktivitas a. Verbal rating scale 
 Sering diikuti adanya sistem otonom mendeskripsikan nyeri sederhana
simptom aktivasi sistem dengan skala intensitas
saraf otonom b. Visual analogue scale
 Intensitas nyeri c. 0-10 numeric pain intensity scale :
mengindikasikan no pain(0), moderate pain (4-6),
keparahan jejas atau worst imaginable (10)
penyakit d. Wong-baker faces scale
Keberlanjutan nyeri (continuum of pain) e. Photographic or numeric pain scale
2. Riwayat penyakit dahulu
a. Masalah terkait kondisi medis
b. Apakah masalah yang berpotensi
untuk mempengaruhi pemilihan tx
nyeri ?
c. Apakah ada riwayat
penyalahgunaan obat atau saat ini
menggunakan ?
Pemeriksaan nyeri 3. Medikasi yang dikonsumsi saat ini
Tujuan Metode a. Dosis dan pola penggunaan
 Mendefinisikan  Self-report b. Efektivitas
keparahan nyeri  Pendekatan tim c. Toleransi obat
 Membantu pemilihan 4. Pemeriksaan fisik
analgesik yang tepat a. Umumnya riwayat akan
 Mengevaluasi respon digenerasikan sebagai ddx
pasien terhadap tx b. Pemeriksaan fisik sering merujuk
Pain assessment subjective data – comprehensive pada pemilhan dx primer, dan tes
pain history includes – COLDERR tertentu dapat digunakan untuk
C Character menegakkan dx
O Onset i. Pemeriksaan status mental
L Location ii. Tanda vital
D Duration iii. Inspeksi
E Exacerbation iv. Pemeriksaan palpasi dan
R Relief muskuloskeletal
R Radiation v. Pemeriksaan neurologi :
sensori, motorik, otonomik
5. Tes khusus = diagnostic testing
a. Tes dx untuk nyeri low back
Modalitas Akura Sensitivit Spesifisit
si as as
% Estimasi yang besar
setuju
d
denga
n
opera
si

36
Pemeriksa 46-76 0,80 0,82 Teori Nyeri psikogenik jangka panjang
an klinis 3 menyebabkan rasa sakit *situation
Radiografi 34 - - biasanya mengancam jiwa)
Mielografi 71-91 0,67-0,95 0,76-0,95 Ssx nyeri psikogenik : semua ssx ini hanya muncul
CT atau 70- 0,80-0,95 0,68-0,95 jika tidak ada ganggaun kronis dengan penyebab
MRI 100 fisik
Diskografi 30 0,83 0,63-0,78 1. Ketidaknyaman konstan meskipun sudah
ENMG 78 0,66-0,72 - dimedikamentosa
b. Scan tulang 2. Sulit untuk mendeskripsikan lokasi,
c. SSEP = somato-sensory evoked kualitas, dan kedalaman nyeri
potential testing 3. Nyeri tidak terlokalisasi akan merujuk ke
d. QST = quantitiative sensory testing bagian tubuh tertentu dan biasanya lebih
6. Evaluasi psikologis luas
a. Gangguan mood : 50% pada kasus 4. Nyeri indepen sebagai underlying medical
penyakit kronik condition
b. Somatisasi Gangguan psikitari dan nyeri
c. Secondary gain 1. Depresi
d. Gangguan tidur dan nafsu makan a. Hampir 60% pasien dengan depresi
e. Hilangnya energi dan libido menunjukkan munculnya nyeri
f. Kerusakan konsentrasi sebagai simptom dx
g. Ide bunuh diri b. Keberadaan gangguan depresi
h. Efek nyeri pada otak meningkatkan resiko
i. Aktivitas harian perkembangan nyeri
ii. Kerja dan keuangan muskuloskeletal, headache, dan
iii. Hubungan personal nyeri dada di 3 tahun kemudian
iv. Rekreasional (recreational c. Pasien yang lebih tua dengan
pursuit) depresi memiliki peningkatan
Pilihan tx - Farmakogi : NSAIDs, TCA, anti- resiko nyeri servikal, lumbar dan
konvulsan, muscle relaxant, opioid hip
Kesimpulan untuk pemeriksaan nyeri d. Prevalensi depresi 12x lebih tinggi
1. Lego pain assessment tool pada individu dengan 3 atau lebuh
2. Pasien itu sendiri yang memahami sangat simptom terkait nyeri, jika
nyeri yang dirasakn dibandingkan dengan pasien tanpa
3. Setiap mahasiswa perlu dilakukan rasa nyeri
pemeriksaan fisik seperti di atas karena e. 8-50% kasus depresi mayor pada
hendak menjaga kepentingan organ pasien nyeri kronis
lainnya 2. Kecemasan
4. Jika tidak dilakuka pengurangan, maka aku a. Pasien dengan sindrome painful
tidak bisa mengubah kek gini -_- yang berbeda menunjukkan
Tambahan : peningkatan resiko sindroma
Penyebab terjadinya nyeri psikogenik kecemasan atau gangguan
Teori Underlying psychological facotrs kecemasan
1 menyebabkan terjadinya nyeri i. 50% kasus dengan simptom
psikogenik, misal gangguan kecemasan, kecemasan
depresi ii. 19% dengan gangguan
Teori Nyeri psikogenik merupakan hasil dari panik atau gangguan cemas
2 beberapa jejas lalu yang akan menyeluruh
memburuk jika dibandingkan yang tidak b. Penelitian prospektif menunjukkan
tertuls]is pada 1007 dewasa muda
mendapatkan adanya riwayat
37
headache yang berhubungan f. Gangguan kepribadian, misal
dengan gangguan panik atau i. Borderline
gangguan yang lebih tinggi ii. Narsistik
c. Gangguan kecemasan iii. Histirionik
berhubungan dengan level iv. Anti-sosial
preokupasi somatik tinggi (high g. Riwayat kekerasan seksual atau
somatic preoccupation level) fisik ada pada 1/3 hingga ½ kasus
d. Penelitian pada gangguan panik h. Individu dengan riwayat kekerasan
menunjukkan minimal 40% pasien seksual cenderung memiliki
menunjukkan simptom nyeri kejadian klinis lebih berat dan lebih
kronik dan >7% mengonsumsi mirip dengan kejang epileptik
analgesik tiap hari i. Pasien sering menunjukkan
e. Dibutuhkan pendekatan perilaku menyakiti diri sendiri dan
interdisipliner dengan spesialis lain simptom medis lain yang tidak bisa
untuk mencari akar masalah dijelaskan
f. Memahami simptom bahwa 3. Ciri yang membedakan kejang epileptik
nyerinya nyata dengan PNES
g. Diperlukan terapi suportif dan tx Tanda Epileptik PNES
kognitif Durasi <1-2 menit >2 menit
i. Bisakah aku hidup dengan Mata Terbuka saat Sering
nyeri ini ? kejadian tertutup
ii. Bagaimana caraku Pemaksaa
beradaptasi dengan kondisi n
ini ? penutupa
h. Jika komorbid dengan gangguan n mata
mental lain maka tx dengan baik menjadi
i. Tx medikamentosa ciri khas
i. SNRI : duloxetine  terbaik PNES
ii. Amitriptilin, pregabalin  Aktivitas Terstreotip Bervariasi
berbahaya untuk pasien motor Tersinkronis Dorongan
dengan kecenderungan asi pelvis ke
melakukan suicide karena Build, anterior,
menimbulkan perasaan progress berputar
makin nyata, disebabkan dari kanan
adanya penurunan kadar ke kiri,
dopamine dalam tubuh opistoton
karena obat tidak bersifat us
selektif Wax and
KEJANG NON-EPILEPTIK PSIKOGENIK = wane
PSYCHOGENIC NON-EPILEPTIC SEZIURES (PNES) Vokalisasi Tidak umum Bisa
1. Kondisi ini tidak berhubungan dengan terjadi, terjadi
disfungsi fisiologis sistem saraf pusat, apalagi saat
tetapi dipengaruhi oleh faktor psikogenik konvulsi
2. Kondisi psikiatri yang berhubungan Prolonged Sangat Bisa
dengan PNES adalah ictal atonia jarang terjadi
a. Depresi Inkontinens Umum pada Lebih
b. Kecemasan ia convulsive jarang
c. Gangguan somatoform seizures terjadi
d. Post-traumatic stress disorder Tanda Sianosis Tidak
e. Gangguan disosiatif otonom umum
38
Takikardi tonik-klonik
sering pada general
konvulsi 6. DDx
mayor a. Absence seizure
Simptom Biasanya Bisa b. Brainstem glioma
post-iktal kebingungan terbangun c. Complex partial seizure
, drowsy segera d. Dizziness, vertigo,
Sering ada dan ketidakseimbangan
headache reorientas e. Epilepsi pada dewasa dengan
i segera gangguan kognisi
Jarang ada f. Epilepsi pada anak dengan
headache cognitive delay
4. Presentasi yang mungkin pada PNES g. Epileptiform discharge
a. Resisten terhadap anti-epileptic h. Abnormalitas gelombang EEG fokal
drug i. Epilepsi lobus frontalis
b. Adanya pemicu, seperti konflik, j. Juvenile myoclonic epilepsy
kecewa, stres, nyeri, suara, k. Myasthenia gravis
gerakkan spesifik, cahaya l. Status epilepticus
c. Hanya terjadi ketika ada penonton,
dokter, tenaga medis lain
d. Tidak terjadi dalam tidur
e. Cirinya tidak konsisten dengan
tanda epilepsi, berupa side-to-side 7. Pemeriksaan fisik
head checking, bicycling, weeping a. Pemeriksaan fisik dan neurologis
(menangis), stuttering (gagap), i. Umumnya hasil normal
arching of the back ii. Tampakan yang mungkin
f. Dx komorbid dengan fibromyalgia, ada
nyeri kronik, kelelahan kronik, 1. Perilaku
florid review of system (?) overdramatis
g. Riwayat psikososial berupa perilaku 2. Menunjukkan
maladaptif atau dx psikiatri lainnya kelemahan (give
h. Sikap pasien yang overdramatis away weakness)
atau kurang perhatian 3. Suara lemah
i. Riwayat trauma seksual atau 4. Gagap
kekerasan fisik dengan episode b. Pemeriksaan status mental –
konvulsi lebih sering daripada tampakan yang mungkin ada
lemas (limp) pada PNES i. Kecemasan
5. Perbedaan yang bisa diprediksi ii. Depresi
Epileptic seizure PNES iii. Afek tidak sesuai
 Onset  Kewaspadaan (inappropriate affect)
mendadak masih ada iv. Kurang perhatian (lack of
 Kehilangan  Eye flutter concern) = la belle
kewaspadaan  Episode indiference
 Mata membuka semakin intens 8. Pemeriksaan medis penunjang
lebar atau semakin a. Pemeriksaan laboratorium
 Menggigit lidah parah saat i. Pemeriksaan untuk
atau tangisan diobservasi mengeksklusi penyebab
iktal spesifik  Bisa diprovokasi metabolik atau toksik
pada kejang dengan teknik 1. Hiponatremia
induksi 2. Hipoglikemia
39
3. Obat Tambahan
ii. Peningkatan kadar
Nyeri : merupakan respons sensori terkait
prolaktin dan creatine
kerusakan jaringan adaketerlibatan emosional dan
kinase pasca generalized
memori
tonic clonic seizure
b. Pemeriksaan pencitraan Peran penting persepsi dalam nyeri :
i. Pada PNES akan normal
c. EEG dan ambulatory EEG - dianggap kerusakan : normal
i. EEG rutin memiliki - dianggap menyenangkan : abnormal, miaal
sensitivitas rendah tetapi sadomasokis
hasil normal yang berulang
dengan serangan berulang Tingkat emosi bisa merubah ambang nyeri
dan resistensi terhadap seseorang, sehingga nyeri bersifat subjektif
medikasi merupakan tanda
bahaya
ii. Ambulatory EEG lebih 1. Nyeri somatik : sering karena inflamasi, cekot
sering digunakan karena cekot, vas 9-10, terkait jejas atau kerusakan
murah dan bis merekam Nyeri visceral sering di abdomen dan diikuti gejala
aktivitas pasien, sehingga parasimlatis lainnya, misal mual, biasanya deep
jika tidak ada perubahan sehingga diffuse dan discomfort sehingga kurang
EEG dapat didokumentasi jelas
d. EEG video monitoring
i. Sebagai kriteria diagnosis - nyeri terkait ke otak
standar dan diindikasikan
2. Nyeri neuropatik - bersifat menjalar -
pada pasien dengan
dermatomal,
frequent seizures despite
medication - kerusakan akibat GABA, pregabalin, serotonin
ii. Prinsip : merekam kejadian sehingga terjadi kerusakan nervus perifer
dan mendemonstrasikan
3. Central pain = thalamic pain (nyeri sebelah
bahwa tidak ada perubahan
tubuh)
EEG
iii. EEG memiliki batasan 4. Mixed pain - terkait cancer pain (bone pain, jika
sehingga menyebabkan sampe vertebrae maka diikuti neuropatic pain
hasil occasional false (nyeri panas, terbakar, menjalar), menghebat di
negative atau movement malam hari karena metabolsime osteoclast tinggi
false negative yang di malam hari), headache (sering di tumor, terasa
menyebabkan artefak penuh, cekot cekot jika kena meninges karena ada
berlebih ya lesi desak ruang di meninges
iv. Analsis video (ictal
semiology) merupakan hal 5. Nyeri psikogenik : gangguan somatiform, reaksk
yang penting pada EEG konversi
karena akan menunjukkan Allodinia : tidak sengaja merangsang nyeri sudah
tampakan yang tidak cocok terasa sakit, misal pakai baju saja nyeri
dengan epileptic seizure
v. Tanda penting berupa Hyperalgesia : ada kesengajaan beri rasa nyeri tapi
kesadaran penuh saat sakitnya luar biasa (di luar seharusnya)
adanya aktivitas motor Paresthesia = tebal tebal
bilateral merupakan
indikasi spesifik pada PNES Small fiber : serabut c tak bermyelin

40
Saraf bermyelin akan hantarkan sakit lebih hebat
daripada serabut saraf yang tak bermyelin
Fluoxetine (antidepresan yang selektif) beekrja di
A. Nyeri pasikogenik = nyeri psikologis tingjat persepsi, cocok untuk pasiej yang disertai
niatan bunuh diri
Memang ada nyeri tapi tidak ada alasan penyebab
nyerinya, ntah itu kerusakan jaringan atau Kalo non selektif (amitriptilin, pregabalin) bekerja
masalah lain di tingjat neurotransmitter, bisa memicu
keinginan bunuh diri lho karena semakin
Malingering berbeda dengan nyeri psikogenik
menurunkan dopamin sehingga keinginan bunuh
karena malingering memiliki intensi yang akan
diri akan meningkat, padahal harusnya hanya blok
diraih
serotonin aja agar keinginan bunuh dirinya
Ax pain : COLDERR menurun, yang baik adalah selektif di mana
serotonin diturunkan tetapi tidak diikuti
Pada psikogenik untuk COLDERR tidak bisa lenurunan dopamin
spesifik, sering kambuh tapi nggak jelas
Riwayat AV blok harus hindari amitriptilin dan
Wong-Baker face scales - dihubungkan dengan pregabalin karena ganggu kinwrja pacemakwr
numeric pain intensity buat tau nyerinya seberapa jantung
sebenarnya
Fenitoin dapat turunkan tekanan darah pasien

Insomnia sekunder hampir selalu sebabkan


kelemasan dan gangguan daily living
- jika gagal non REM (tidak bisa nyenyak, B. PNES
terbangun-bangun) : cemas
Merupakan gangguan somatik
- susah tidur, mudah bangun, susah tidur lagi :
Secara klinis sseperti epilepsi : sterotipi (reguler
depresi
dan tertentu)
Sering saat serangan mata tertutup, lama (>= 30
Tx neuropatic pain : txa, anti konvulsan, muscle menit)
relaxant
PNES awalnya dikira epilepsi lalu ditx epilepsi, tapi
Alprazolam max 2 week : karena gangguan cemas pasti gagal karenaitu bukan epilepsi, setelah didx
menyeluruh seeing diikuti depresi ulang ternyata memang bukan epilepsi - lalu
curigai adanya sindroma atau

NPS = numeric pain scale


Jika ada kejang
Jika lasien nyeri banget maka beri anti nyeri dulu
baru diax - yakinkan bukan tumor, infeksi

- 8-10 : pethdiine / morfin / ketorolac - gold standard epilepsi adalah klinis, bukan EEG
yes

Nyeri kanker sering memunculkan depresi bahkan


sampai nyeri psikogenik EEG monitoring : untuk tegakkan dx

Nyeri psikogenik sering pada wanita !!! - jika proses kejang dengan gambar eeg cocok atau
tidak, kalo epilepsi akan jelas hubungannya

Post lower syndrome - sering terjadi pada lansia

41
EEG bisa menemukan false negative - sering di masyarakat pendidikan dan
pendapatan rendah -> termanifestasi
dalam bentukkeluhan fisik
Pasien kejang - berawal di usia <30 tahun
- di wanita 0,2-2% sedangkan pria 0.2%
1. Tumor, gangguan fungsional, gangguan  Biasanya kejadiannya akan ko-eksis
metabolik (toksik, hipponatremi, hipoglikemia dengan gangguan kepribadian lain,
berat, obat)
misalnya
2. AMI lalu muncukkan hipoksia - menghindar (menolak situasi baru, lebih
nyaman di zona amannya saja)
- paranoid
Astaghfirullah banyak sekali. Semangat- Ed - menyalahkan diri sendiri (self-defeating)
- obsesif-kompulsif
SOMATOFORM DISORDER, MALINGERING,
FACTITIOUS DISORDER Etiologi
dr. Silas Henry Ismanto, Sp.KJ 1. Faktor psikosoial
Pemateri: Rochmi | Editor: Darmawan
 sakit ini dijadikan sebagai alasan
Gangguan somatoform adalah adanya keluhan mengndari tugas, mengekspresikan
tubuh pasien tetapi ketika dicek pemeriksaan fisik emosinya, simbolisasi perasaan,
dan penunjang tidak didapatkan bukti yang  dari psikoanalisis : ssx sebagai representasi
mendukung keluhan tersebut impuls yang dianggap gangguan
(pengalaman buruk) lalu direpresi (dikubur
Impuls agresi dimiliki manusia untuk bertahan dalam-dalam) dengan tutup wadah yang
hidup kokoh tapi tetep bisa ditembus
- agresi bisa ke dalam : saat depresi  perspektif tindakan : parental teaching
(meniru orang tua), dipengaruhi etnis dan
- agresi bisa ke luar : kondisi umum, jika terlalu kultur setempat
banyak maka bisa merusak lingkungan
2. Faktor biologi
Depresi berat
 Dx menurut DSM-IV
- gejala psikotik : waham - onset <30 tahun -> sering mengeluhkan
- keinginan bunuh diri bahwa sakitnya seperti ini sudah
bertahuntahun
- keluhan : min 4 nyeri, 2 gangguan GI, 1
gangguan seksual, dan 1 pseudo-
1. Gangguan somatisasi (SD = somatization
neurological symptoms (kebas, anastesi,
disorder)
jarinya kehilangan kekuatan, dkk)
 Berhubungan dengan distress psikologis - tidak didukung hasil pemeriksaan
 Terjadi secara kronik - sehingga ketika penunjang
ditanya onset bisa lupa atau sudah sangat  Tampakan klinis : mual, muntah, sulit
lama terjadinya menelan, napas pendek, nyeri, amnesia,
 Menyebabkan pasien mencari pengobatan komplikasi menstruasi
-> sehingga sering terjadi doctor shopping  Sering mengeluh obatnya ndak manjur tapi
karena merasa tidak puas dengan dx nggak mau kalo tx medikamentosa
dokter yang sudah didatangi berhenti
 Ciri : keluhan multipel dan organ multiple  Tanda yang menonjol adalah distress
 Awal ya dikenal sebagai histeria = histera = psikologis dan masalah interpersonal
uterus karena banyak perempuan  Banyak percobaan pembunuhan, tapi yang
 Epidemiologi berhasil jarang
42
 Riwayat medis : tidak ada hubungannya Bersyukurlah pada Tuhan kalian masing-masing,
(circumferntial, vagua, imprecise, materi Neni kali ini singkat padat jelas. Semangat.
inkonsisten, disorganisasi) – ed
 Pasien biasanya dramatis (meledak-ledak)
HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS/ACQUIRED
 Jika lebih cenderung multiple organ maka
IMMUNODEFICIENCY SYNDROME PSYCHIATRY
curiga gangguan somatisasi
 Course - perjalana penyakit Dr. dr. Carla Raymondalexas M., Sp.KJ(K)
 Prognosis - ramalan kelanjutan penyakit Pemateri: Shandy | Editor: Nindy
 Px : jarang remisi total
 Tx : *Halo teman-teman, kali ini kita akan membahas
- paling baik dirawat oleh 1 dokter umum mengenai HIV/AIDS dalam konteks psikiatri.
(jangan ganti-ganti) - agar keluhan Jangan lupa berdoa dulu gaes sebelum lanjut baca
konsisten, kalo ketemu orang baru materinya 
curhatnya makin heboh
A. INTRO
2. Malingering
*skip aja kalau mau langsung ke inti materinya
● Merupakan kondisi tipu-tipu untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Bagi orang awam, mendengar kata HIV/AIDS tentu
● Tanda : gejala fisik atau psikologis yang menimbulkan suatu kekhawatiran tersendiri,
sengaja dan dalam kondisi sadar dibuat terlebih dengan adanya berbagai mitos mengenai
pasien karena ia memiliki tujuan yang HIV/AIDS dan stigmatisasi ODHA. Jika
menguntungkan dirinya, yaitu dibayangkan, tentu sulit bagi pasien AIDS saat
- menghindari lesulitan atau kondisi pertama kali mendengar bahwa dirinya divonis
berbahaya, tanggung jawab dengan penyakit yang harus diderita seumur
- mendapatkan kompensasi hidup, dan ini akan memberikan beban yang cukup
- menghindaei hukuman berat bagi pasien maupun keluarganya. Karena itu,
● Epidemiogi menjadi tugas dan tanggung jawab kita sebagai
- insidensi tidak ada data, tapi sering terjadi calon tenaga medis untuk bisa meluruskan
- sering terjadi di kalangan militer, penjara, pandangan orang mengenai HIV/AIDS dan
pabrik membantu meringankan penderitaan pasien yang
● Tx diakibatkan oleh HIV/AIDS, namun sebelumnya
- tidak boleh konfrontatif perlu pula bagi kita untuk paham terlebih dahulu
- periksa invasif nggak apa biar jelas ketauan tentang HIV/AIDS.
kalo dia bohong Di lecture, dr. Carla menjelaskan bahwa HIV/AIDS
ini tidak pandang bulu dalam menyerang manusia
3. Factitious disorder
dan bisa diderita oleh siapa saja, baik kalangan
 Khas : tujuan dilakukan pasien untuk artis maupun orang biasa. Salah satu contoh
diopname dk RS penderita HIV/AIDS yang cukup terkenal adalah
 Sifat gangguan ini kompulsif (terjadi terus Freddie Mercury, vokalis dari Queen, grup musik
menerus) legendaris asal Inggris.
 Sering terjadi pada pria, orang yang Lalu apa hubungannya HIV/AIDS sama mental?
berhubungan dengan RS Nah untuk lebih lanjut mendalami mengenai
 Disebabkan riwayat penelantaran anak di hubungan antara HIV/AIDS dengan kondisi mental
masa kecil seseorang, kita lihat penjelasan berikut.
 Yang membedakan dengan malingering
adalah tidak ada tujuan ekonomi seperti B. HIV/AIDS
malingering
DEFINISI DAN SEJARAH HIV/AIDS
Dari namanya saja, sudah bisa dipahami bahwa
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan
43
virus yang menyerang sistem imunitas pada tubuh  Mengonsumsi alkohol atau obat-obatan
manusia dan dapat menyebabkan suatu sindrom terlarang. Perlu dicatat bahwa hal ini
yang disebut sebagai Acquired Immunodeficiency merupakan faktor risiko tidak langsung,
Syndrome (AIDS), di mana terjadi defisiensi sistem karena menyebabkan terganggunya fungsi
imun dalam tubuh. judgement seseorang, sehingga bisa
Awalnya, kasus AIDS mulai diketahui pada mengakibatkan munculnya perilaku
populasi orang gay di Amerika Serikat pada tahun berisiko tinggi.
1981. Akan tetapi, ternyata kasus yang ditemukan Meskipun AIDS dapat dikatakan membahayakan
tersebut bukanlah yang pertama kali muncul, dan dapat menyebabkan kematian karena terkait
karena ilmuwan akhirnya menemukan bukti dengan menurunnya sistem imunitas tubuh
bahwa AIDS sudah ada sejak tahun 1959, melalui penderitanya, namun penanganan kasus AIDS
penelitian dengan menggunakan sampel darah pada saat ini telah mengalami perkembangan yang
yang diawetkan. Pada akhirnya, diketahui bahwa pesat ke arah yang positif. Salah satu indikator
penyebaran AIDS ini dimulai pertama kali di Afrika perkembangan yang dapat dilihat adalah angka
dan awalnya berasal dari primata (simpanse dan harapan hidup penderita AIDS. Dulu pada tahun
saudara-saudaranya). Lalu mengapa bisa terjadi 1980-an, rata-rata pasien AIDS hanya dapat
transmisi infeksi HIV dari primata ke manusia? Hal bertahan hidup selama 3 bulan pasca diagnosis
ini dimungkinkan karena adanya berbagai mutasi dan meninggal akibat dari komplikasi AIDS.
dari virus pada simpanse yang menyebabkan virus Sekarang, tercatat bahwa penderita AIDS bisa
dapat ditularkan pada kelompok spesies lain, bertahan hidup jauh lebih lama, bahkan ada yang
seperti manusia. dapat bertahan hingga 27 tahun lamanya dan
masih hidup hingga sekarang. Hal ini menunjukkan
bahwa AIDS sebenarnya bisa ditangani dan
dikendalikan agar tidak sampai mengganggu
BURDEN OF HIV/AIDS fungsi kerja dari penderitanya, sehingga pasien
Sekarang, tercatat kurang lebih 33 juta orang di AIDS bisa beraktivitas dengan optimal selayaknya
seluruh dunia menderita HIV/AIDS. Sekitar orang normal.
571.378 orang di antaranya ada di Amerika
Serikat. Di Indonesia, HIV/AIDS paling banyak IMUNITAS DAN HIV
ditemukan di daerah Papua dan Jakarta. Lebih Untuk mempermudah pemahaman mengenai
mengerikannya lagi, jika dirata-rata maka respon imun dan HIV, lihat gambar berikut:
diperoleh data bahwa terdapat infeksi HIV baru
setiap 6 detik sekali. Karena itu, infeksi HIV
berkembang sangat cepat seiring dengan
berjalannya waktu, padahal AIDS itu 100% bisa
dicegah dengan tindakan preventif yang sesuai
dengan standar. Tindakan preventif ini penting,
terutama bagi kelompok orang yang memiliki
faktor risiko terjangkit AIDS. Faktor risiko ini antara
lain:
 Pernah melakukan hubungan seks tanpa
proteksi (misal tanpa mengenakan
kondom, dsb). Gambar ini menjelaskan respon imun normal
 Pernah memiliki pasangan lebih dari satu. apabila ada virus yang masuk di dalam aliran
darah.
 Pernah menggunakan jarum suntik lebih
dari sekali / secara bergantian, baik diri  Normalnya, virus akan diikat oleh limfosit
sendiri dan / atau pasangannya. T, lalu akan dihasilkan antibodi yang sesuai.
 Pernah memiliki PMS (Penyakit Menular  Antibodi yang dihasilkan akan terikat ke
Seksual) atau IMS (Infeksi Menular virus, lalu menghancurkan virus tersebut.
Seksual).
44
Respon imun ini gak bakal aku jelasin secara detail, Cairan apa saja yang dapat menularkan HIV dan
karena ntar takutnya jadi kepanjangan dan kurang tidak dapat menularkan HIV?
relevan sama inti dari materinya hehehe. Intinya  Bisa menularkan HIV (diurutkan dari kadar
adalah bahwa sel yang terlibat di sini adalah sel HIV tertinggi)
limfosit T alias sel T. o Darah
o Semen (bukan semen T*ga R*da
loh ya)
o Cairan vaginal
o Air susu
 Tidak menularkan HIV
o Saliva / air liur / ludah
o Air mata
o Mukus
o Urin
o Keringat
o Feses
Singkat kata, gambar ini menjelaskan respon imun
saat infeksi HIV. Masalah muncul karena HIV RISIKO DAN PENCEGAHAN HIV/AIDS
menghancurkan sel T (lebih spesifiknya sel T CD4) Ada 3 tingkatan risiko relatif terhadap HIV/AIDS,
sebelum sel T mampu menghasilkan antibodi yaitu tinggi, rendah, dan tidak berisiko
(dengan mekanisme yang telah kita pelajari pada  Risiko tinggi : penggunaan jarum suntik
blok-blok terdahulu). Makanya, HIV jadi sulit atau bersama, hubungan seks tak terproteksi,
bahkan hampir mustahil untuk dihancurkan oleh menyusui
sel T (karena udah di-dor duluan sama HIV,  Risiko rendah : hubungan seks dengan
makanya jumlahnya menurun). Jadi turun deh proteksi, kemungkinan pertukaran cairan
imunitasnya  tubuh
 Tidak berisiko : Kontak kasual (misal
KRITERIA DIAGNOSIS AIDS berpelukan, jabat tangan)
Dalam diagnosis HIV/AIDS, salah satu indikator Lalu apa cara yang paling efektif 100% dalam
yang digunakan adalah hitungan sel T (T-Cell mencegah infeksi HIV? Jawabannya adalah
Count). Biar singkat, aku tulis dalam poin-poin aja abstinensi. Abstinensi ini meliputi:
ya mengenai T-Cell Count ini  Tidak melakukan hubungan seks dengan
 Jika sel T ≥ 1.200  Imun normal pasangan yang terinfeksi HIV,
 Jika sel T ≤ 800  Imun melemah, rawan kemungkinan telah terinfeksi, atau
kena infeksi pasangan lebih dari satu.
 Jika sel T ≤ 200  Diagnosis AIDS  Tidak berbagi penggunaan jarum suntik.
 Sekali terdiagnosis AIDS, pasien akan
selalu dikategorikan menderita AIDS, C. ISU KESEHATAN MENTAL
meskipun jumlah sel T-nya meningkat. Akhirnya masuk ke inti materinya....
Apa aja sih kriteria yang diperhatikan dalam
diagnosis AIDS? Terkait dengan kesehatan mental, ada 4 hal yang
 Jumlah sel T CD4 ≤ 200, atau menjadi topik pembahasan di sini, yaitu:
 Ada satu infeksi oportunistik  Infeksi  Psychosocial Issues (Isu psikososial)
yang seharusnya tidak mempengaruhi  Psychiatric Illness (Penyakit psikiatrik)
individu yang memiliki sistem imun normal  Substance Abuse (Penyalahgunaan
Jenis infeksi oportunistik yang dimaksud bisa substansi / obat)
dilihat di slide 14 ya, kebanyakan kalau dimasukin  Medication Interactions (Interaksi
ke sini  obat)
Yuk kita bahas satu per satu!
PENYEBARAN HIV
45
PSYCHOSOCIAL ISSUES  Guilt (rasa bersalah)
Dalam penanganan suatu penyakit pasien,  Grief over multiple losses (rasa berduka
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan cita)
mengenai masalah psikososial. Isu psikososial Lalu bagaimana intervensi yang bisa kita lakukan
yang dimaksud antara lain: untuk membantu pasien HIV/AIDS?
 Karakteristik populasi  Accompaniment
o Marginalisasi : Pasien mungkin  Advocacy
akan termarginalisasi atau  Assessment
dikucilkan di komunitasnya karena  Care Coordination
penyakitnya.  Crisis Intervention
o Akses/engagement : Pasien  Engagement
mungkin saja akan mengalami  Listening
kesulitan dalam melaksanakan  Patient/Family Education
peranannya dalam masyarakat
 Problem Solving
karena pembatasan akses,
 Referrals
keengganan orang untuk bertemu
 Skills Building
dengan pasien (misal karena takut
 Support
tertular), dan sebagainya.
o Ko-morbiditas
PSYCHIATRIC ILLNESS
 Isu kultur/budaya spesifik
*Katanya dr.Carla yang banyak masuk CBT, jadi
o Makna penyakit (meaning of
dicatat ya gaes!
illness) : Contohnya penyakit bisa
saja dianggap sebagai hukuman
Dalam pembahasan penyakit psikiatrik,
yang berat karena pengaruh
dibicarakan mengenai 5 topik, yaitu:
kepercayaan dan budaya setempat.
 HIV Associated Dementia
Bahkan dr. Carla menceritakan
bahwa ada pasien AIDS yang  Delirium
mengeluh karena dokter yang  Psychotic Disorders
merawatnya malah mengatakan  Mood Disorders
kalau infeksi HIV yang didapat oleh  Anxiety Disorders
pasien merupakan bentuk
hukuman yang harus diterima Dementia
akibat kesalahan yang dilakukan Kasus dementia ini terjadi pada 15-20% pasien
oleh pasien. Selain gak etis, kan AIDS. Dementia menyebabkan gejala kognitif,
kasian pasiennya  motorik, dan mood/kepribadian. Pada kasus
o Peran keluarga/komunitas ini di pasien AIDS, jumlah hitungan CD4 <200
o Pola komunikasi μL (sesuai kriteria diagnosis AIDS), CSF Viral
o Kepercayaan/ketidakpercayaan Load >10.000/mL, dan Beta-2-microglobulin
terhadap sistem >3,8 mg/dL.
o Nilai otonomi
Jika dihubungkan dengan kondisi pasien HIV/AIDS, Delirium
perlu pula untuk memperhatikan beberapa hal, Delirium merupakan gangguan yang terjadi
antara lain: pada tingkat kesadaran dan perhatian
 Increased services or support seseorang. Pada onset baru akan terjadi
 Spirituality gangguan kognitif atau persepsi. Onset-nya
 Healthier relationships bersifat akut, dengan perjalanan kondisi yang
bersifat fluktuatif. Etiologi yang memicu
 Stigma/discrimination
kondisi ini yaitu demam, infeksi, trauma, sebab
 Social isolation
metabolik, obat-obatan, atau sebab-sebab
 Fear of death or contagion (takut mati)
lainnya.
 Loss of independence
46
suara” yang menyuruhnya
untuk bunuh diri.
Psychotic Disorders  Penyakit medis  Lebih banyak kasus
Kelainan psikotik pada pasien AIDS ini bisa bunuh diri pada pasien dengan
dibagi jadi 2 menurut sebabnya, yaitu: penyakit kronis.
 Substance-induced, yang disebabkan  Perilaku
oleh karena intoksikasi atau reaksi  Lethality
withdrawal Selain item-item tersebut, terdapat faktor
 Medication-induced, yang disebabkan risiko tambahan yang perlu dicatat pada
karena memang ada penyakit secara pasien AIDS, yaitu:
medis  Stage penyakit
Kelainan psikotik perlu dibedakan dengan  Number of losses
gangguan mental lainnya dengan manifestasi  Isolasi sosial
yang mungkin mirip, seperti delirium (tidak  Progresi penyakit/ketakutan akan
ada penurunan kesadaran pada gangguan progresi penyakit
psikotik), late stage dementia (biasanya  Nyeri yang tidak terkontrol
dementia lebih terkait masalah penurunan  Pengalaman mengenai bunuh diri
kemampuan memori), dan sebagainya. Ingat terkait HIV
dua ciri khas dari gangguan psikotik, yaitu
halusinasi dan waham (delusi). Anxiety Disorders
Gangguan kecemasan (gangguan panik, PTSD,
Mood Disorders gangguan adjustment dengan ansietas) terjadi
Kelainan mood merupakan salah satu kelainan pada 2-38% pasien, bergantung pada stage
yang juga cukup sering dijumpai pada pasien penyakit.
AIDS. Sekitar 8% dari pasien rawat jalan
mengalami kelainan bipolar, sementara itu SUBSTANCE ABUSE
sekitar 20-35% pasien juga dapat mengalami Penyalahgunaan substansi atau obat-obatan
episode depresi mayor selama hidupnya. Sama tertentu sering ditemukan pada pasien HIV/AIDS.
seperti kelainan psikotik, kelainan mood juga Untuk itu, perlu diperhatikan mengenai hal-hal
perlu dibedakan dengan gangguan mental berikut:
lainnya, seperti delirium dan dementia.  Abuse vs dependence
Yang berbahaya adalah bahwa gangguan-  Co-morbid hepatitis C
gangguan kejiwaan ini memiliki potensi bunuh
 Relationship to risk behaviors
diri pada pasien. Untuk itu, perlu untuk menilai
 Relationship to adherence (kepatuhan
risiko bunuh diri pada pasien dengan
minum obat)
melakukan pencatatan terhadap hal-hal
Untuk dapat mengatasi penyalahgunaan, maka
berikut:
dapat diberikan penanganan sebagai berikut
 Gender, usia, etnis
 Psikoterapi
o Perempuan lebih banyak
o Supportive, interpersonal,
melakukan percobaan bunuh
cognitive-behavioral, group
diri, tetapi tingkat kematian
o Ongoing crises : Penanganan
akibat bunuh diri lebih banyak
psikologis terkait krisis atau
pada laki-laki.
permasalahan yang saat ini sedang
 Riwayat keluarga
dihadapi
 Penyakit psikiatrik o Countertransference issues :
o Selain depresi, schizophrenia Countertransference bisa diartikan
juga memiliki potensi suicide sebagai reaksi emosional dan
yang tinggi karena efek proyeksi perasaan konselor
halusinasi, contoh apabila terhadap klien, baik disadari
pasien mendengar “suara- maupun tidak disadari. Hati-hati
47
karena countertransference dapat melakukan penanganan yang tepat bagi pasien
menyebabkan bias dan membatasi HIV/AIDS.
obyektivitas dalam penanganan Harus dicatat bahwa kelainan psikiatrik dan medis
pasien/klien. Hal ini bisa terjadi, dapat saling menjadi faktor predisposisi atau
terlebih bila ada hubungan pribadi saling memperburuk kondisi. Karena itu, adanya
antara konselor dan klien, misal keberadaan kedua jenis kelainan tersebut dapat
klien merupakan anggota keluarga, meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada
mantan pacar, rekan kerja, dan pasien, serta menjadi tantangan bagi dokter untuk
lain-lain. Kalau seandainya dokter dapat mendiagnosis dan menangani pasien.
mengalami hal ini dengan Interaksi pengobatan dan efek samping
pasiennya, maka akan lebih baik pengobatan juga memainkan peranan penting
bila kemudian pasien dirujuk ke dalam penanganan pasien, sehingga penting bagi
dokter lain. dokter maupun psikiater untuk memiliki
 Obat-obatan pemahaman yang baik tentang kedua jenis
o Antidepressants kelainan tersebut.
o Antipsychotics
o Antianxiety agents *Mohon maaf kalau terdapat banyak kesalahan
o Mood stabilizers dalam penjelasan materi HSC ini atau kalau
penjelasannya kepanjangan, karena aku baru
MEDICATION INTERACTIONS pertama kali bikin materi hehehe. Kalau ada
Selain penyalahgunaan obat, interaksi medikasi pertanyaan, kritik, dan saran silakan bisa
menjadi hal penting yang juga harus diwaspadai didiskusikan langsung ke pemateri atau editor.
dalam menangani pasien. Bentuk interaksi yang Semangat!
dimaksud antara lain:
 Multiple medications PSYCHO-CUTANEOUS DISORDER
 Multiple medical illnesses dr. Arief Budianto, Sp.KK(K), Ph.D
 Renal or hepatic disease Pemateri: Shandy | Editor: Nindy
 Age
 Individual differences in liver metabolism
*Let’s pray before starting our topics. 
Karena hal-hal tersebut, maka diperlukan
pertimbangan yang tepat untuk memilih jenis
Sebelum masuk ke inti materi, ada baiknya kita
pengobatan yang sesuai. Hal-hal yang dapat
mencermati topik apa saja yang akan dibahas
menjadi bahan pertimbangan yaitu:
dalam materi kali ini:
 Adverse effects
 Introduction
 Possible interactions
 Stress and Stressor
 Metabolism via liver
 Stress and Skin Diseases
 Elimination via liver, kidney or both
 Definition of Psychocutaneous Disorders
 “Less is better”
 Classification of Psychocutaneous
Disorders
D. KESIMPULAN
 Treatment of Psychocutaneous Disorders
Setelah membaca penjelasan yang tadi
disampaikan, bisa disimpulkan bahwa penting bagi
A. INTRO
kita kelak sebagai tenaga medis untuk
mendokumentasikan status HIV pasien beserta
Jadi materi kali ini akan membahas mengenai
tingkat imunitas pasien, melalui riwayat
kelainan-kelainan psychocutaneous atau
perjalanan penyakit dan pemeriksaan fisik. Ada
psikokutan. Lalu apakah yang dimaksud dengan
beberapa uji yang juga dapat digunakan dalam
psychocutaneous disorder?
menunjang diagnosis, seperti pencitraan CT,
Istilah psychocutaneous terdiri dari 2 komponen,
darah, urin, uji neuropsikologis, dan sebagainya
yaitu psycho- yang memiliki makna terkait dengan
yang dapat membantu kita untuk mengawasi dan
48
kejiwaan, dan –cutaneous yang berarti kulit, Kan tadi sudah dijelaskan bahwa stres memiliki
sehingga psychocutaneous disorder dapat hubungan dengan penyakit kulit tertentu. Lalu apa
diartikan sebagai kelainan-kelainan yang yang dimaksud dengan stress dan stressor?
merupakan kombinasi dari komponen kejiwaan Stressor diartikan sebagai sesuatu atau hal apapun
dan kulit pada seseorang. yang dapat membuat stress.
Seringkali kedua komponen tersebut Stress diartikan sebagai respon tubuh yang
menimbulkan pertanyaan dari pasien, karena muncul secara tidak spesifik terhadap suatu aksi
sekilas keduanya seperti tidak memiliki hubungan atau tuntutan atasnya (maksudnya tuntutan
sebab-akibat secara langsung. Pasien bisa jadi terhadap tubuh oleh stressor tadi).
bingung, yang dikeluhkan sakit kulit tetapi kenapa Sebenarnya klasifikasi stress bisa bermacam-
malah ditanya oleh dokter mengenai stress yang macam tergantung dari sudut pandang yang
dialami? Untuk memperjelas gambaran mengenai dilihat. Klasifikasi stress tersebut contohnya:
hubungan keduanya, perhatikan gambar berikut  Berdasarkan bentuk : stress fisik dan stress
psikis
 Berdasarkan klasifikasi Hans Selye (positif-
negatif): distress (stress negatif) dan
eustress (stress positif).
 Berdasarkan American Psychological
Association (dilihat dari jangka waktu):
acute stress, episodic acute stress, dan
chronic stress
Ada beberapa macam stressor psikososial, antara
Dari gambar tersebut, dijelaskan bahwa stress lain:
merupakan salah satu jenis dari gangguan  Perkawinan
psikiatrik yang ternyata dapat memengaruhi  Keluarga
penyakit kulit. Gambar tersebut memberikan  Pekerjaan
gambaran bahwa antara kejiwaan dan kondisi kulit  Interpersonal
memiliki hubungan dan dapat mempengaruhi satu  Hukum
sama lain; gangguan dalam kondisi mental dapat  Keuangan
bermanifestasi pada kelainan kulit, sebaliknya  Lingkungan
kelainan kulit juga dapat menimbulkan gangguan  Penyakit Fisik
mental.
Kenyataannya, kelainan psikiatrik berupa kelainan C. STRESS AND SKIN DISEASES
mental dan emosional memang umum ditemukan
di bagian dermatologi, dengan prevalensi berkisar Kalau antara stress dengan kelainan kulit punya
antara 25,2-33,4% pada pasien rawat jalan dan hubungan satu sama lain, kemudian apa yang
sekitar 21-60% pada pasien rawat inap. Jika menyebabkan stress dapat memengaruhi kelainan
dibandingkan dengan pasien di bagian lain, seperti kulit dan bagaimana prosesnya?
pasien neurologi, onkologi, dan kardiologi, Untuk menjawab pertanyaan ini, maka kita perlu
prevalensi kelainan psikiatrik pada pasien me-review kembali mengenai teori stress pada
dermatologi lebih besar. Jika mau dirata-rata, tubuh manusia, terutama terkait dengan HPA
sekitar 30-40% pasien dengan keluhan sakit kulit Axis.
ternyata punya penyakit psikiatrik atau masalah
psikologis penyerta yang dapat menyebabkan
atau memperberat keluhan kelainan kulitnya.

B. STRESS AND STRESSOR

49
*pembahasan detail tentang patofisiologi
kelainan psikokutan ga aku jelaskan di sini ya,
Perlu diingat pula bahwa proses stres yang bersifat karena nanti akan kepanjangan ceritanya
akut dan kronis akan memiliki jalur yang berlainan.
Pada stres akut, tubuh akan merespon dengan Intinya adalah bahwa sebenarnya kelainan
cara bertahan melalui mekanisme fight or flight psikokutan ini memiliki mekanisme patofisiologi
response. Pada stres kronis, respon tubuh akan yang mirip dengan gangguan psikosomatik
terkait dengan produksi kortisol, sehingga akan lainnya. Dari gambar di atas, terlihat bahwa stres
memengaruhi sistem imunitas di dalam tubuh. mendorong HPA axis dan memicu respon alergi
Stres juga dapat memicu respon inflamasi, yang serta inflamasi. Hanya saja pembahasan materi ini
dapat digambarkan sebagai berikut akan lebih difokuskan kepada hubungan antara
psikis dengan kulit.

D. CLASSIFICATION OF PSYCHOCUTANEOUS
DISORDERS

Karena kelainan psikokutan terdiri dari komponen


jiwa dan kulit, maka kelainan psikokutan perlu
diklasifikasikan berdasarkan kelainan primernya.
Menurut Koo & Lee (2003), kelainan psikokutan
dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
 Psychophysiologic disorders (Primary
cutaneous disorders)
 Primary Psychiatric disorders (Psychiatric
disorders with dermatologic symptoms)
 Secondary Psychiatric disorders
(Dermatologic disorders with psychiatric
symptoms)
Mari kita bahas satu per satu!

PSYCHOPHYSIOLOGIC DISORDERS (PRIMARY


CUTANEOUS DISORDERS)

Sesuai dengan namanya, dalam golongan kelainan


psikokutan ini komponen primer dari kelainan
adalah komponen kulit, sehingga keluhan
utamanya merupakan keluhan kelainan kulit.
50
Keluhan ini dicetuskan atau diperberat atau penanganan psoriasis difokuskan pada kontrol
mengalami eksaserbasi oleh karena kondisi dari kemunculan lesi baru (erupsi lesi).
psikologis (misal karena stres mau ujian). Kelainan Psoriasis memiliki beberapa tanda klinis yang
yang termasuk dalam golongan ini antara lain: spesifik, beberapa di antaranya dapat dilihat
 Psoriasis & penyakit autoimun lainnya pada gambar berikut.
(Systemic Lupus Erythematosus/SLE,
Scleroderm, dll)
 Dermatitis atopik
 Acne excoriee
 Rosasea
 Hyperhydrosis  Banyak berkeringat
 Urtikaria
 Herpes Simpleks Virus (HSV) & infeksi viral
lainnya
 Alopecia areata Koebner phenomenon (isomorphic)
 Dermatitis seboroik  Erupsi isomorfik yang muncul setelah
 Pruritus  Gatal non-spesifik trauma repetitif, lesi tersusun dalam susunan
Dalam lecture, tidak semua penyakit tersebut garis
dibahas, jadi aku cuma bakal bahas sesuai dengan
penjelasan di lecture yaa! Sisanya mungkin bisa
dibaca di referensi lain *maafkeun*

PSORIASIS

Wax drop phenomenon


 Perubahan warna lesi dari bening menjadi
keputih-putihan apabila lesi digaruk, seperti
tetesan lilin

Psoriasis merupakan salah satu kelainan kulit


yang sampai sekarang belum diketahui
etiologinya dan bersifat multifaktorial.
Beberapa faktor yang memengaruhi psoriasis
yaitu faktor herediter, lingkungan, dan stres
emosional.
Psoriasis memiliki ujud kelainan kulit (UKK)
berupa adanya plaque (penebalan kulit yang
Auspitz sign
solid berukuran > 1 cm), erythematous
 Adanya pin-point bleeding (titik-titik
(kemerahan), yang ditutupi dengan
perdarahan seukuran ujung jarum) pada lesi
skuama/sisik putih, dengan area predileksi di
ketika skuama dikelupas.
area lipatan kulit, seperti siku dan lutut.
Nah ternyata berdasarkan pengamatan
Tujuan penanganan pada kasus psoriasis yaitu
terhadap progresi psoriasis, stres memiliki
untuk memperbaiki kualitas hidup
efek terhadap perburukan kondisi psoriasis.
penderitanya, namun psoriasis relatif sulit
Menurut beberapa laporan, adanya stressor
ditangani dan tidak dapat sembuh total;
emosional merupakan awal dari onset
51
psoriasis dan mengakibatkan presipitasi flare. pada kelainan kulit yang disebabkan oleh
Hampir sebagian besar pasien psoriasis (dan infeksi Herpes virus.
SLE) di-trigger atau dipicu pertama kali oleh
karena stres yang berat, contohnya kehilangan
pasangan atau orang yang disayangi. *jadi
baper*
Intervensi psikososial yang ditujukan untuk
mengurangi stres ternyata terbukti berhasil
dalam penanganan psoriasis. Di samping itu,
terdapat perbaikan signifikan pada pasien
psoriasis setelah sesi hipnosis dengan sugesti
bahwa “apabila pasien percaya bisa sembuh
maka kondisinya akan membaik”.
Dari gambar tersebut, terlihat bahwa fungsi
DERMATITIS ATOPIK (ECZEMA) imun memainkan peranan dalam proses
reaktivasi virus. Normalnya, meskipun
seseorang pernah terjangkit virus Herpes atau
Varicella Zoster (VZV), apabila orang tersebut
memiliki fungsi imun yang baik maka virus
akan ditekan, bersembunyi secara laten dalam
ganglion saraf (kranial, ganglion dorsal, dan
ganglion saraf otonom), dan tidak
Dermatitis atopik (DA) merupakan salah satu menimbulkan manifestasi kulit. Masalah
kelainan kulit yang ditandai dengan inflamasi terjadi jika stres muncul dan mengakibatkan
pada kulit yang terasa gatal. Kasus dermatitis disregulasi fungsi imun, sehingga virus akan
atopik ini sangat umum dijumpai pada mengalami reaktivasi dan kemudian
populasi, bahkan dr. Arief menceritakan memunculkan lesi kulit.
bahwa sekitar 80% dokter kulit mengalami Ada beberapa jenis infeksi herpes yang
kondisi ini. bermanifestasi pada kulit yang diketahui,
DA terbagi menjadi 3 tipe berdasarkan usia yaitu:
pasien, yaitu tipe bayi, tipe anak, dan tipe  Herpes Simpleks  HSV
dewasa. Predileksi DA pada bayi dan anak yaitu
pada area siku, pipi, dan lutut, sementara DA
pada orang dewasa memiliki area predileksi
yang lebih luas dan berbeda dengan anak-
anak, seperti di area leher, siku, tangan,
kelopak mata, dan sebagainya.
Dari beberapa artikel penelitian, terdapat
penjelasan bahwa pada pasien Psoriasis dan
DA ternyata terjadi perubahan respons pada
HPA axis-nya. Sesuai penjelasan sebelumnya, o HSV1  Labialis
HPA axis terkait erat dengan stres, sehingga o HSV2  Genitalis
stres memang sangat berpengaruh dalam o Dicirikan dengan adanya
kondisi-kondisi kulit tersebut. plenting berair (vesikel) yang
menggerombol, dengan area
HERPES VIRUS lesi di sekitar bibir atau
Agak berbeda dengan kelainan kulit kelamin, rasa nyeri, dsb.
sebelumnya, pada kelainan ini awalnya o Gejala prodromal: Demam, dll.
disebabkan oleh adanya infeksi Herpes virus. o Tx : Acyclovir 5 x 200mg selama
Berikut merupakan gambaran patofisiologi 7 hari
52
 Herpes Zoster (Dompo)  VZV
PRIMARY PSYCHIATRIC DISORDERS (PSYCHIATRIC
DISORDERS WITH DERMATOLOGIC SYMPTOMS)

Berbeda dengan golongan kelainan psikokutan


sebelumnya, pada golongan ini kelainan
primernya adalah kelainan psikologis dan pasien
datang dengan kelainan kulit yang diinduksi oleh
dirinya sendiri (maksudnya keluhan kulit ini
o Dicirikan dengan adanya muncul karena dibuat-buat sendiri oleh pasien,
plenting berair (vesikel) yang baik secara sengaja maupun tidak)
menggerombol, dengan area Golongan ini masih dibagi lagi menjadi beberapa
lesi dermatomal (mengikuti sub-grup, yaitu:
distribusi saraf), rasa nyeri, dsb.  Self-Inflicted Dermatitis (menyiksa diri
o Tx : Acyclovir 5 x 800mg selama sendiri)
7 hari o Factitious Disorders
(buatan/palsu/fake)
 Dermatitis artefacta syndrome
 Dermatitis para-artefacta
syndrome
 Malingering
 Dermatoses as a Result of Delusional
Illnesses and Hallucinations
o Delusions of parasitosis
o Body odor delusion
 Somatoform Disorders
Perlu diingat bahwa infeksi herpes virus dan o Hypochondrial disorder
VZV berbeda dengan infeksi Human Papilloma o Body dismorphic disorder
Virus (HPV), di mana infeksi HPV dapat  Dermatoses as a Result of Compulsive
menyebabkan kondisi yang disebut sebagai Disorders
Epidermodysplasia verruciformis, seperti yang o Lichen Simplex Chronicus
dapat dilihat pada gambar di atas. Banyak juga yak :/ tapi mari kita bahas satu satu!

ALOPECIA AREATA SELF-INFLICTED DERMATITIS

Alopecia areata merupakan kelainan kulit yang Pada kelainan ini, dermatitis disebabkan oleh
ditandai dengan kebotakan pada area kulit perilaku pasien yang cenderung bersifat
yang bersifat lokal, dengan bentuk patch yang automutilating (menyakiti diri sendiri),
bundar. Dari studi di Turki, disebutkan bahwa sehingga mengakibatkan trauma pada kulit.
alopecia areata merupakan kelainan Kelainan ini tergolong dalam jenis factitious
psikokutan yang paling sering terjadi. Kelainan disorders (kelainan buatan). Factitious
ini juga banyak ditemukan pada mahasiswa, disorders merupakan istilah yang digunakan
yang kemungkinan besar dikarenakan faktor untuk mendeskripsikan tindakan self-
stres kebanyakan belajar, makanya banyakin mutilating yang secara langsung atau tidak
main biar ga botak. langsung menyebabkan kerusakan pada

53
organisme, tanpa adanya tujuan untuk bunuh malingering). Biasanya kasus ini ditemukan
diri. Ada 3 kategori dalam factitious disorders pada pasien dengan gangguan jiwa yang
terkait dermatitis, yaitu: cukup berat dengan insight yang buruk,
 Dermatitis artefacta syndrome : misal psikosis akut.
dissociated (not conscious) self-injury
behavior.
 Dermatitis para-artefacta syndrome :
disorders of impulse control, often as
manipulation of an existing specific
dermatosis (often semiconscious,
admitted self-injury)
 Malingering : consciously simulated Lebih ekstremnya lagi, kadang-kadang bisa
injuries or diseases for material gain saja ditemukan “lembar perencanaan”
seperti gambar di atas yang dibuat pasien
DERMATITIS ARTEFACTA SYNDROME untuk merencanakan bagian tubuh mana
Temuan klinis pada kelainan jenis ini saja yang akan dia lukai 
dicirikan dengan adanya self-manipulation DERMATITIS PARA-ARTEFACTA
atau tindakan diri sendiri yang SYNDROME (DPS)
memanipulasi kulit. Morfologinya mirip
dengan penyakit kulit pada umumnya,
sehingga anamnesis menjadi salah satu
kunci dalam penegakan diagnosis agar
tidak keliru dengan penyakit kulit yang
alami.
Sebab dari kelainan kulit yang muncul Pada DPS, kondisi psikiatrik yang paling
yaitu: umum ditemukan adalah adanya gangguan
dalam mengontrol diri sendiri untuk tidak
memanipulasi kulitnya. Pada temuan
klinis, didapatkan temuan lesi kulit yang
seharusnya tidak parah-parah amat, tetapi
jadi sangat serius karena terlalu banyak
dimanipulasi oleh pasien. Salah satu
kelainan jenis ini yang paling sering terjadi
yaitu acne excoriee alias kebiasaan korek-
korek jerawat.
Kriteria diagnostik DPS menurut DSM IV
yaitu:
 Ketidakmampuan untuk menahan
impuls/godaan memanipulasi kulit
secara berulang
 Meningkatnya rasa tertekan
Gambar di atas merupakan salah satu sebelum melakukan tindakan
contoh dermatitis artefacta syndrome, di  Munculnya rasa senang, puas, atau
mana lesi kulit pada bagian dagu pasien rileks selama melakukan tindakan
tersebut disebabkan karena tindakan  Tidak ada hubungan sebab-akibat
pasien yang menusuk-nusukkan gunting (kausal) dengan penyakit somatik
atau bros ke dagunya sendiri . atau psikiatrik lainnya
Tentunya hal ini dilakukan tanpa ia sadari  Gangguan disertai dengan
(karena kalau jelas apa maksud dan tujuan penderitaan yang signifikan secara
tindakannya, nanti digolongkan dalam klinis
54
Jenis kelainan yang termasuk golongan ini Parasitosis delusional maksudnya adalah
yaitu: bahwa pasien meyakini bahwa pada kulitnya
 Skin-picking syndrome terdapat invasi parasit tertentu, sehingga
(epidermotillomania, neurotic kadang-kadang pasien melukai kulitnya untuk
excoriations)  Korek-korek kulit mengambil “parasit” tersebut (tapi ini tidak
 Acne excoriée  Korek-korek dimasukkan dalam factitious disease).
jerawat Contohnya, pasien meyakini bahwa ada
 Pseudoknuckle pads  Trauma banyak “cacing” di kulitnya dan kemudian
berulang mencerminkan OCD pada membawa benda-benda yang menyerupai
sendi metacarpophalangeal yang cacing, lalu setelah diteliti ternyata yang ia
ditandai dengan kebiasaan seperti bawa sebenarnya hanyalah benang, karet
tics gelang, atau benda-benda yang sebenarnya
 Morsicatio buccarum  Mukosa bukan parasit. Karena ada delusi, biasanya
buccal rusak karena kebiasaan pasien tidak mau dibantah dan tetap
mengunyah atau digigit secara bersikeras bahwa ada parasit di kulitnya.
berulang Delusi terkait bau badan (Body odor delusion)
 Cheilitis factitia  Bibir merupakan kelainan pada pasien di mana
 Onychotillomania  Menarik-narik pasien yakin bahwa tubuhnya terus-terusan
kuku sendiri mengeluarkan bau tertentu, biasanya bau
 Trichotillomania  Suka menarik- yang tidak sedap, meskipun dia telah mandi
narik rambut a.k.a jambak rambut berkali-kali. Pada kasus ini, sering ditemukan
sendiri eczema pada bagian tubuh tertentu seperti
ketiak karena terus menerus dicuci dengan
MALINGERING menggunakan sabun atau digosok dengan
Malingering ini merupakan kelainan yang benda-benda tertentu seperti amplas.
muncul karena dimanipulasi oleh pasien
yang sifatnya disengaja dan dilakukan SOMATOFORM DISORDERS
secara sadar, dengan tujuan untuk Pada golongan ini, kelainan ditandai dengan
memperoleh keuntungan tertentu. Kalau adanya kemunculan gejala-gejala fisik tertentu
mau disingkat, pasien ini sengaja buat-buat yang tidak disebabkan karena adanya
kondisi seolah-olah dirinya sakit, padahal kesengajaan pasien, dan pasien seringkali
sebenarnya ada niatan tersembunyi untuk merasa bahwa dirinya menderita penyakit
mendapatkan keuntungan, misal pengen yang sangat serius dan meminta pemeriksaan
PDKT sama dokternya, kabur dari medis secara berulang. Pada kasus ini,
kewajiban tertentu (ditagih hutangnya, biasanya temuan pemeriksaan menunjukkan
diperiksa oleh polisi, dsb). *kasarnya hasil negatif dan pasien telah diberi penjelasan
pasiennya pengen dapet keuntungan bahwa gejala yang ia alami tidak dapat
dengan cara yang tidak benar dan licik, jadi dijelaskan secara fisik.
inget sama kasusnya si Papa yang dikejar- Jenis kelainan yang termasuk dalam golongan
kejar sama KPK *ups* ini yaitu hipokondria dan body dysmorphic
DERMATOSES AS A RESULT OF DELUSIONAL disorder/ BDD (kelainan dismorfik tubuh,
ILLNESSES AND HALLUCINATIONS pasien tidak puas karena merasa badannya
Kelainan ini ditandai dengan adanya gangguan tidak sempurna)
delusi alias waham pada pasien, di mana Kriteria diagnostik hipokondria antara lain:
pasien merasa yakin dan percaya secara  Ada preokupasi rasa takut atau
berlebihan pada sesuatu, padahal hal tersebut keyakinan bahwa dirinya menderita
tidak dapat dibuktikan kebenarannya atau penyakit fisik yang serius, tanpa
bertentangan dengan nalar. temuan pemeriksaan yang cukup.
Contoh kelainan golongan ini yaitu parasitosis  Persistensi keyakinan dan preokupasi
delusional dan delusi mengenai bau badan ketakutan meskipun hasil uji diagnosis
55
menunjukkan hasil negatif dan telah Pada golongan yang ini, aspek yang menonjol dari
diberi penjelasan oleh dokter bahwa keluhan pasien adalah adanya dampak psikososial
tidak ada penyakit somatik yang pada diri pasien sebagai akibat adanya kelainan
diderita kulit. Jadi kurang lebih bedanya dengan golongan
 Gejala tidak dapat dijelaskan dengan lain seperti ini:
lebih baik oleh kelainan kecemasan  Berbeda dengan Psychophysiologic
primer, panik, kompulsif, atau depresif Disorders, pada golongan ini kondisi
psikologis tidak selalu mengakibatkan
Kriteria diagnostik BDD yaitu: eksaserbasi dari kelainan kulit (contohnya
 Preokupasi berlebihan akan tampilan stress tidak mempengaruhi kondisi
tubuh bagian luar, di mana apabila ada albinisme). Dalam golongan ini, gangguan
sedikit perubahan pada tubuh, kulit yang bersifat disfiguring
kekhawatiran pasien sangat dibesar- menyebabkan gangguan psikologis yang
besarkan prominen dan parah.
 Preokupasi tersebut menyebabkan  Berbeda dengan Primary Psychiatric
penderitaan yang berat dan Disorders di mana kelainan psikologis
mengganggu fungsi sosial, profesional, menjadi sebab gangguan kulit, pada
dan fungsi penting lainnya golongan ini distress psikologis pada pasien
 Preokupasi tidak dapat dijelaskan merupakan akibat dari kelainan kulit yang
dengan lebih baik oleh kelainan ia derita.
psikiatrik lainnya Jenis kelainan yang dapat dimasukkan dalam
golongan ini yaitu:
DERMATOSES AS A RESULT OF COMPULSIVE  Alopecia areata
DISORDERS  Severe acne
Kelainan jenis ini ditandai dengan adanya  Vitiligo  Hilangnya pigmentasi pada kulit.
kelainan perilaku yang bersifat kompulsif Salah satu artis yang mengalami hal ini
(pola/kebiasaan melakukan tindakan secara adalah Michael Jackson, penyanyi
berulang-ulang untuk mengurangi kecemasan, legendaris asal Amerika Serikat yang
seperti mencuci tangan berulang, merapikan dijuluki sebagai King of Pop. Karena vitiligo,
sesuatu secara berulang, dsb). Michael Jackson juga mengalami berbagai
Pengelompokan kelainan kompulsif dalam masalah kesehatan lain, misalnya depresi
golongan ini yaitu: dan insomnia.

 Generalized psoriasis
 Chronic eczema
 Rhinophyma
 Neurofibroma
SECONDARY PSYCHIATRIC DISORDERS  Albinism
(DERMATOLOGIC DISORDERS WITH PSYCHIATRIC
SYMPTOMS) Setelah mengetahui ketiga golongan kelainan
psikokutan tersebut, ada baiknya kita juga

56
mengetahui tingkat insight (tilikan diri) pada
kelainan psikokutan. Ada juga nih penjelasan mengenai indikasi umum
Insight psikoterapi dalam dermatologi, yaitu:
Disease entity (0 to  Gejala kulit yang memburuk dalam kondisi
++++) stres emosional (baik akut maupun kronis)
Delusion of parasitosis 0  Adanya kecemasan sosial atau perilaku
Illusion of parasitosis menghindar (avoidance) karena adanya
++
(formication) kelainan kulit (fobia sosial)
Body dysmorphic disorder 0  Sindrom dismorfik tubuh (body dysmorphic
Primary Factitious Dermatitis syndrome)
+
psychiatr disorders artefacta  Manipulasi terhadap kulit yang berlebihan
ic (Dermatitis Variabl (misal kebiasaan menggaruk-garuk atau
Trichotilloma
diseases artefacta e: 0 to menggosok kulit tapi sampai lecet-lecet,
nia
syndrome and ++ dsb.)
Dermatitis
Neurotic +++ to
paraartefacta F. KESIMPULAN
excoriations ++++
syndrome)
Primary Kalau mau disimpulkan, intinya adalah interaksi
Eczema, psoriasis, urticaria,
dermatol antara sistem kulit dan saraf memiliki asosiasi
vitiligo, seborrheic dermatitis, ++++
ogical dengan insidensi yang tinggi dari gangguan
etc.
diseases psikosomatik dan perilaku pada pasien yang juga
mengalami kelainan kulit. Selain itu, faktor mental
E. TREATMENT OF PSYCHOCUTANEOUS dan emosional dapat menyebabkan efek yang
DISORDERS cukup signifikan dalam memengaruhi manifestasi
dan perjalanan gejala pada kulit. Hal sini terlebih
terjadi pada pasien dengan penyakit kulit yang
kronis, karena gangguan semacam ini tentu
menimbulkan rasa stres pada pasien. Jadi kedua
gangguan tersebut bisa dikatakan menjadi
“lingkaran setan” apabila dibiarkan terus
menerus.
Kemudian ada tabel yang menerangkan secara
singkat mengenai ketiga golongan kelainan
psikokutan yang tadi telah dijelaskan

Secara umum, penanganan terhadap kelainan


psikokutan terdiri dari penanganan kondisi mental
dan penanganan terhadap kelainan kulit.
Pada dermatitis atopik, intervensi yang berfokus
pada pengurangan stres efektif dalam
memperbaiki manifestasi klinis pasien. Intervensi
yang dapat dilakukan yaitu:
 Insight-oriented psychotherapy
 Cognitive behavioral therapy
 Psycho-education
 Hypnosis *Akhirnya selesai juga materi yang panjang ini.
 Biofeedback Mohon maaf kalau terdapat banyak kesalahan

57
dalam penjelasan materi HSC ini. Kalau ada wanita pasca melahirkan di gubug tersendiri,
pertanyaan, kritik, dan saran silakan bisa diasapi, dikasih makanan yang tidak bergizi..
didiskusikan langsung ke pemateri atau editor. g. Wanita yang mengalami kelainan jiwa : masih
Semoga penjelasan kami bisa membantu yaa, ada lelaki yang melakukan pelecehan atau
wishing all the best for the last CBT!  memperkosa ODGJ wanita, kalau ODGJ pria
WOMEN REPRODUCTIVE HEALTH mana ada atau jarang
Dr. Soemarni DW, M.Kes
Pemateri: Geegee | Editor: Mala JENIS STRESOR
1. Stresor lingkungan keluarga
Sebelum belajar jangan lupa berdoa dulu yaa~
Ex : pindah rumah, tidak punya sarana
Gangguan psikosomatis tidak terlepas dari
transport, pisah dari keluarga dalam jangka
berbagai stresor psikososial, yaitu setiap keadaan
waktu lama, ketahuan selingkuh atau
atau peristiwa yg menyebabkan perubahan dalam
mengetahui pasangannya berselingkuh, patah
kehidupan seseorang, sehingga ia harus
hati dengan pacar atau bercerai dengan
menyesuaikan diri menanggulangi segala
pasangan, anggota keluarga mengalami sakit
perubahan yang timbul.
kronis, orang yang dikasihi meninggal, konflik
Menurut Hans Seyle, stress adalah tanggapan
dalam keluarga, tuntutan keluarga sulit
tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap
dipenuhi
tuntunan atasnya. Sedangkan menurut Dadan
2. Stressor lingkungan sosial
Hawari, stres dan depresi seringnya tidak dapat
Ex : kenaikan harga/biaya hidup, daya beli
dipisahkan. Setiap permasalahan kehidupan yang
menurun, penghasilan turun, kesulitan
menimpa seseorang (stresor psikososial) dapat
mencari kerja, peran dalam masyarakat
menyebabkan gangguan fungsi organ tubuh.
menurun tajam, pengucilan/hukuman sosial
dari masyarakat, merasa diperlakukan tidak
STRESOR PSIKOSOSIAL WANITA
adil oleh masyarakat, konflik dengan tetangga,
Nah itu lah mengapa kita mengangkat topik
pelecehan atau penganiayaan, ancaman sosial
gender wanita dan bukan laki-laki. Karena
3. Stressor lingkungan pekerjaan
menurut Bu Sumarni, perempuan lebih banyak
Sering ditegur pimpinan karena lamban/lalai,
mengalami stresor psikososial dibandingkan laki-
PHK, konflik dalam lingkungan kerja,
laki. Coba kita runut dari awal kehidupan pada
kecelakaan kerja, perlakuan buruk pada
kelompok wanita :
tempat kerja, perubahan kedudukan, kondisi
a. Saat di dalam kandungan : sudah mengalami
perusahaan memburuk, target kerja terlalu
stres, karena janin perempuan di beberapa
tinggi, merasa berat/malas menjalankan tugas
daerah di dunia tidak diinginkan , rawan
di tempat kerja
diaborsi maupun ditelantarkan pas udah lahir
b. Pas bayi : dijual, dipersembahkan sebagai
RESPON TERHADAP STRESS
tebusan, female genital mutilation 
a. Alarm reaction (reaksi peringatan)
c. Pas anak-anak : sudah rentan terhadap
Tubuh dapat mengatasi stressor dengan baik
pelecehan seksual, apalagi anak-anak jalanan,
b. Stage of resistance (reaksi pertahanan)
female genital mutilation
Reaksi terhadap stressor melampaui
d. Pas remaja : contohnya banyak di sekitar kita
kemampuan. Pada tahap ini sudah dapat
dan kasus-kasus menghiasi halaman-halaman
muncul gejala psikis dan somatis
kriminal di koran
c. Stage of exhaustion (reaksi kelelahan)
e. Pas dewasa : ada tambahan stressor sosial,
Gejala psikosomatis nampak jelas
diomongin/dijadikan bahan gosip di sekitarnya
(padahal yang ngegosip juga kaum
RESPON STRESS PADA SISTEM REPRODUKSI
wanita........krik), selain kerja juga harus
a. Nyeri haid berlebihan (dysmenorrhea)
ngurusin keluarga, ekspektasi dari mertua, dll
Saat stres timbul ketidakseimbangan
f. Hamil dan melahirkan : di beberapa daerah
pengendalian otot-otot rahim oleh syaraf
pelosok di Indonesia ada yang mengurung
otonom dan ada rangsangan simpatis yang

58
berlebih  menimbulkan hipertoni serabut
otot ostium uteri internum
b. Gangguan siklus haid
Hypomenorrhea, oligomenorrhea,
hypermenorrhea, polymenorrhea,
amenorrhea
Ada gangguan pada cortex cerebri –
hipothalamus – hipofisis, shingga LH FSH juga
terganggu
c. Keputihan
Saat stres terjadi kekacauan ekosistem sekitar
vagina dan bisa juga karena adanya penurunan
imunitas  infeksi
d. ISK
Pada stres berat ada pelepasan kortikosteroid
berlebih sehingga imunitas menurun.
Turunnya imunitas, daerah periuretral yang
lebih lembab dan sensitif, dan struktur
anatomi saluran kencing wanita
mempermudah terjadinya ISK

MANAJEMEN PSIKOSOSIAL
Manusia terdiri dari unsur fisik, jiwa, spiritual,
dan sosial; sehingga pemecahan masalah
hendaknya diperhatikan dari aspek keempat unsur
tersebut (pendekatan holistik).
Penyembuhan seseorang akibat gangguan
psikosomatis ini tidak hanya berupa obat-obatan
yang disesuaikan dengan gejala yang timbul tapi
juga dengan menganjurkan pola hidup yang baik,
olah raga, menyalurkan hobi, dan yang juga sangat
penting adalah meningkatkan ibadah .
Menurut Hawari, stres dapat dikelola melalui:
1. Agama.
2. Dukungan sosial.
3. Olah raga.
4. Rekreasi.
5. Relaksasi.
6. Pergaulan/silaturahmi.
7. Kasih sayang.
8. Menghindari rokok.
9. Makanan yang seimbang dan teratur.
10. Tidur yang cukup.
11. Pengelolaan waktu yang baik.

Sekian HSC-nyaa~ Semoga membantu ya,


semangat belajar di CBT terakhir~

59
60

Anda mungkin juga menyukai