Anda di halaman 1dari 5

Persyaratan pendirian puskesmas.

1. Setiap kecamatan
2. Dalam kondisi tertentu pada 1 kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 puskesmas
3. Kondisi tertentu dittapkan berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan, jml
penduduk, dan aksesibilitas
4. Pkm harus memenuhi 7 persyaratan pendirian:
- Lokasi: Ketentuan teknis bangunan negara sesuai dirjen kemenkes.
o Geografis: tidak didirikan di lokasi bahaya, tepi lereng, kaki gunung, anak
sungai, sungai/badan air yang dapat mengikis pondasi dan tidak rawan banjir
o Aksesibilitas untuk jalur transportasi: yang mudah dicapai dg transportasi
umum
o Kontur tanah: perencanaan struktur, perencanaan system drainase, kondisi
jalan thd tapak bangunan
o Kapasitas parkir: harus memadai menyesuaikan dg kondisi ekonomi dan
sosial
o Keamanan: minimal pakai pagar, saat ini dimungkin kan cctv
o Ketersediaan utilitas public: pemda harus memastikan ada listrik, air bersih,
pembuangan air kotor, jalur telpon, utk kebutuhan pelayanan.
o Pengelolaan kesling: air bersih dan Kelola limbah medis padat&cair
o Tidak didirikan di udara tegangan tinggi&ekstra tinggi
Permenkes RI No. 43 th. 2019 tentang Puskesmas.
- Bangunan: (ketentuan teknis bangunan Gedung negara sesuai dengan pedoman
yang ditetapkan oleh dirjen kemenkes)
o administrative
o keselamatan dan Kesehatan kerja, teknis bangunan,
o bangunan bersifat permanen dan terpisah dengan bangunan lain.
o Didirikan dg memperhatikan fx keamanan kenyamanan, perlindungan
keselamatan dan Kesehatan, kemudahan pemberian pelayanan bagi semua
orang termasuk yang ABK/disabilitas. Tiap pkm punya rumdin nakes, dg
mempertimbangkan aksesibilitas nakes dalam pelayanan kecuali gabutuh
rumdin.
 Berdasarkan arsitektur bangunan
 tata ruang: rancangan tata ruang agar memperhatikan fungsi
sbg fasyankes, harus diselenggarakan sesuai peruntukan lokasi
yang diatur dalam dalam rencana tata ruang wilyaha RT RW
kab kota dan bangunan/lingkungan RTBL yang biasanya ada
aturana daerahnya masing2. Tata ruang puskesmas mengikuti
peraturan tata ruang daerah.
 Design: meliputi design bangunan pedoman pemabnguna dan
pengembangan bangunan puskesmas ditetapkan dirjen
yankes. Memperhatikan zona puskesmas sbg fasyankes. Tata
letak ruang dengan
o zona infeksius&non infeksius, jk perlu ada warnanya.
o Zona berdasarkan privasi Kesehatan: public (akses
langsung dg luar puskesmas cth. pendaftaran),
semipublik (akses tidak langsung dengan luar
puskesmas, umumnya merupakan area yang menerima
beban kerja dari public cth. Lab, ruang rapat/diskusi)
dan privat (dibatasi dari pengunjung puskesmas cth.
Ruang streliisasi, ranap, persalinan dan paska
persalinan).
o Berdasarkan pelayanan. Kemudahan pencapaian antar-
ruang yang saling memiliki hubungan fungsi. Cth: ranap
dengan ruang jaga petugas. Perawatan paskasalin
ibu&bayi dg rawat gabung.
o Berdasarkan emergensi. Puskesmas harus
menyediakan jalur evakuasi&titik kumpul.
o Tanda /arah/petunjuk evakuasi ke titik kumpul yang
jelas jk terjadi emergency.
o Zona area jalur evakuasi harus bebas dari barang2,
koridor, tangga licin dan bebas hambatan. Rute
evakuasi diberi penerangan yang cukup dan tidak
bergantung dari sumber cahaya utama. Arah pintu
keluar/exit harus dipasang dengan jelas. Pintu keluar
harus diberi tanda.
o Pencahayaan dan penghawaan yg nyaman dan aman
semua bag bangunan.
o Fasilitas pendingin untuk obat2 khusus & vaksin
dengan sumber listrik tidak terputus.
o Lebar koridor disarankan 2.4m dengan tinggi minimal
2.8 meter. Koridor sebaiknya lurus. Bila terdapat
perbedaan ketinggian, dapat digunakan RAM dengan
kemiringan tidak boleh >7 derajat untuk memudahkan
evakuasi pasien.
 Lambang
o Harus memasang lambing agar mudah dikenal
masyarakat. Di depan bangunan dan mudah terlihat
dari jarak jauh oleh masyarakat. Ada artinya bisa dilihat
di permenkes 43 th 2019 halaman 46-47.
 Ruang. Jumlah dan jenis ruang di puskesmas dan pustu
ditentukan melalui analisis kebutuhan ruang, berdasarkan
pelayanan yg diselenggarakan dan ketersediaan SDM. Lihat
table di permekes 43 th 2019 halaman 47-51 yang
menunjukkan fungsi ruang minimal di pkm dan pustu.
 komponen bangunan dan material
o atap: kuat thd bencana (angin, gempa, bocor, tidak
menjadi tempat vector) tidak korosif dan mudah
terbakar
o langit2: kuat terang mudah dibersihkan tanpa profil
dan tanpa sambungan (seamless) ketinggian dari lantai
minimal 2.8 meter
o dinding: keras rata tidak berpori tidak silau kedap air
mudah dibersihkan dan seamless. Material disesuaikan
kondisi daerah setempat. Dindin KM kedap air dilapisi
keramik setinggi 150cm. dinding lab harus tahan bahan
kimia mudah dibersihkan dan tidak berpori.
o lantai : kuat kedap air rata tidak licin terang mudah
dibersihkan dan dg sambungan seminimal mungkin.
o pintu dan jendela: lebar bukaan pintu utama dan IGD
minimal 120cm atau dapat dilalui brankar dan pintu2
yang bukan akses brankar lebar minimal 90cm. pintu
harus terbuka keluar untuk memudahkan evakuasi.
Pintu KM terbuka keluar dan lebar minimal 90 cm.
material pintu untuk km dan wc harus kedap air.
o kamar mandi wc. Harus sesuai syarat Kesehatan.
Terpisah laki2 dan perempuan. Cukup jumlah air
bersih. Selalu terpelihara dan dalam keadaan bersih.
Ada himbauan/slogan untuk menjaga kebersihan.
Tidak menjadi perindukan vector. Memiliki ruang gerak
untuk masuk keluar. Lantai dari bahan yg tidak licin, air
buangan tidak boleh tergenang. Kunci2 dipilih shg bisa
dibuka dari luar jika ada kondisi darurat. Tipe kloset
disesuaikan dg kebiasaan warga setempat. ABK/lansia
pakai wc duduk, diserta tanda toilet khusus disabilitas
dan didalamnya ada pegangan di dindingnya 90 derajat
tegak lurus.
 aksesibilitas ABK dan lansia. Secara umum harus punya ini.
Persyaratan teknis:
o fasilitas dan aksesibilitas: KM dan WC, tempat parkir,
telp umum, jalur pemandu, rambu dan marka, tangga
pintu dan RAM, disesuaikan dengan fungsi luas dan
ketinggian bangunan pkm.
 Struktur bangunan:
 Kuat kokoh dan stabil dalam menahan beban. Beban gempa,
angin, memnuhi aspek pelayanan selama umur layanan yang
direncanakan dg mempertimbangkan fx bangunan. Ikut
pedoman dan standar teknis yang berlaku. Punya bangunan
rumdin nakes dan bangunan lain sesuai kebutuhan.
- Prasarana: beda2 sarana, prasarana dan peralatan. Prasarana di pkm paling sedikit
terdiri atas:
o System ventilasi:
 dapat berupa alami/mekanis. Jumlah bukaan ventilasi alami tidak
kurang dari 15% dari luas lantai ruang yang membutuhkan ventilasi
(harus diukur). System ventilasi mekanik diberikan jika ventilasi alami
yang memenuhi syarat tidak memadai (ada pedomannya).
 Besarnya pertukaran udara yang disarankan untuk berbagai fx
ruangan minimal 12x pertukaran udara/jam. Untuk KM dan WC 10x
pertukaran udara/jam.
 3 elemen dasar: jumlah udara luar berkualitas baik pada waktu
tertentu, arah umum aliran udara dalam Gedung yang seharusnya
dari area bersih ke area terkontaminasi, distribusi udara luar ke setiap
bagian dari ruang dengan cara yang efisien. Kontaminan airborne
yang ada dalam ruang dialirkan ke luar dengan cara yang efisien.
o Pencahayaan: harus punya pencahayaan alami&buatan. Harus terdistribusi
rata dalam ruang. Lampu yg digunakan dari jenis hemat energi. Lihat dan
ukur tingkat pencahayaan masing2 ruang (ada alat di kit kesling lux meter
yang sering belum dimanfaatkan). Lux meter ini untuk mengukur tingkat
cahaya masing2 ruangan.
 200 lux : ruang kantor, kapus, pendaftaran, RM, pemeriksaan umum,
KIA, KB, imunisasi, px khusus, Kesehatan gigi mulut, KIE, ASI, farmasi,
ranap, paskasalin
 300 lux: laborat, Tindakan dan gawat darurat, persalinan (khusus
untuk Tindakan khusus boleh pake lampu tambahan)
 100 lux: dapur, ruangtunggu, Gudang umum, KM WC, sterilisasi, cuci
linen, koridor ruang rapat
o Air bersih sanitasi & hygiene: Kelola limbah cair/padat, medis/nonmedis,
penyaluran air hujan dan hygiene puskesmas.
o Kelistrikan
o Komunikasi
o Gas medik
o Proteksi petir
o Proteksi kebakaran
o Sarana evakuasi (baru)
o System pengendalian kebisingan
o Puskesmas keliling
o Dapat dilengkapi dengan Ambulance/kendaraannya lainnya
- Peralatan: jml dan jenis peralatan sesuai dengan kebutuhan pelayanan (dpt berubah
sesuai dp iptek dan teknologi). Kebijakan, kebutuhan, kompetensi dan kewenangan
nakes pkm, serta ketentuan peraturan UU dan pada kondisi infrastruktur blm
memadai jml dan jenis bisa menyesuaikan dg alat lain yang punya fungsi sama.
Kelengkapan izin edar sesuai dg ketentuan perundang2an (st mutu, keamanan dan
keselamatan) serta diuji&dikalibrasi berkala oleh institusi kalibrasi.
- Ketenagaan
- Kefarmasian
- Laboratorium klinik

Walopun sudah berdiri, analisis juga tetepan untuk plan do action.

Anda mungkin juga menyukai