BAB II
LANDASAN TEORI
kepemimpinan yang berpola pada pelaksanaan hubungan kerja sama. Dan ketiga,
1. Teori Kepemimpinan.
1
Veithzal Rivai Zainal, Muliaman Darmansyah Hadad, Mansyur Ramly, Kepemimpinan
dan Perilaku Organisasi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta 2014, hlm. 36
24
2
Baharuddin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Islam, antara teori dan praktik. Ar
Ruzz Media 2012. Hlm. 56
3
Ibid, Hlm. 57
4
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, Hlm. 213
25
5
Baharuddin dan Umiarso, op.cit. Hlm. 441
6
Soekarto Indrafachrudi, Mengantar Bagaimana Memimpin Sekolah Yang Baik, Ghalia
Indonesia, Jakarta 1993. Hlm.28
26
muncul dalam bentuk mempengaruhi para guru agar mau melakukan sesuatu
Cara itu mencerminkan sikap dan pandangan pemimpin terhadap orang yang
7
Hendyatno Soetopo, Perilaku Organisasi Teori dan Praktek di Bidang Pendidikan, PT
Remaja Rosda Karya Bandung 2012, hlm.210
8
Ibid, hlm.211
27
lain-lain yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Oleh karena itu
memiliki memiliki tanggung jawab dan wewenang dan tanggung jawab yang
penuh rasa tanggung jawab. Hukuman dan sanksi tidak dijadikan alat untuk
dipandang perlu.
9
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, Gunung Agung Jakarta 1983, hlm.91-95
28
tercipta hubungan kerja yang positif dalam bentuk saling mengisi dan saling
sesuatu demi kepentingan bersama atau kelompok yang selalu dapat ditinjau
melaksanakan intruksi selalu didorong agar terwujud cara kerja yang efektif
manusia yaitu guru, karyawan, siswa dan orang tua, yang merupakan unsur
penting bagi kelangsungan madrasah. Oleh karena itu kepala madrasah harus
yang dilandasi oleh anggapan bahwa hanya karena interaksi kelompok yang
dengan penekanan rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerja
yang dilandasi oleh anggapan bahwa hanya karena interaksi kelompok yang
yang terjadi dalam hubungan antar manusia dengan manusia lain, baik antara
satu individu dengan individu yang lain maupun antara individu dengan
kelompok.
sekolah agar dapat bekerja secara efektif dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.
16
Abdul Aziz Wahab, Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan, CV
Alfabeta Bandung 2011, hlm.135
31
di sekolah.
itu.
bersama.
perasaan dan pikirannya dan memilih buah pikiran yang baik dan
18
Soekarto Indrafachrudi, op.cit., hlm.14-15.
33
manajer.
serba kekurangan19.
19
Ahmad Rojikun dan Namaduddin, Strategi Perencanaan Manajemen berbasis
Madrasah, PT Lista Fariska Putra Jakarta 2008, hlm.66
34
tujuan sendiri.
ditargetkan.
3. Bersemangat
4. Jujur
7. Cerdas
5. Kemampuan memimpin
20
Soekarto Indrafachrudi, op.cit, hlm. 30
21
Tim penyusun Manajemen Madrasah Aliyah buku edaran Departemen Agama 1998,
hlm. 29
36
dan komunikatif.
sumber”.22
yang strategis23.
sehat jasmani dan rohani, jujur, memiliki pengetahuan yang luas, ramah
dan bertanggungjawab.
B. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
kebutuhan, dari kebutuhan yang paling rendah sampai pada kebutuhan yang
23
Ibid, hlm.82
24
Abraham H. Maslow, Motivacion and Personality, Third Edition, hlm. 15-25.
38
mencari rezeki.
dan jendela.
Affection Need)
serta ingin memiliki dan dimiliki. Contoh kebutuhan ini antara lain
dan berusaha untuk memenuhi aturan, seperti jika ingin dihargai orang
ini antara lain memiliki sesuatu bukan hanya karena fungsi tetapi juga
ingin mencapai taraf hidup yang serba sempurna atau derajat yang
diri sendiri ialah menetapkan arah diri sendiri dan mengambil tindakan
25
Husaini Usman, op.cit, hlm.281-284
40
menuju ketujuan yang ingin mereka capai. Inilah bentuk motivasi yang
paling baik. Meski demikian, sebagian dari kita perlu diberi motivasi.
26
Michael Armstrong, The Art of HRD Managing People A Practical Guide For Line
Manager, Mengelola Karyawan, Buku Wajib Bagi Manjer Lini, PT. Gramedia, Jakarta
2003, hlm. 24
41
d. Pengakuan adalah kebutuhan untuk diakui atas apa yang anda capai.
menjadi sesuatu.
orang lain.
yang satu dengan yang lain dan antara waktu yang satu dengan yang
seseorang berperilaku28.
tujuannya29.
ditentukan30.
28
Husaini Usman, op.cit, hlm.276
29
Abdul Aziz Wahab, Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan, CV
Alfabeta Bandung 2011, hlm.203
30
Sadili Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Pustaka Setia
bandung, hlm. 281
31
U. Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, CV Pustaka Setia Bandung 2012, hlm.
255
43
tidak disadari32.
perilaku dari orang tersebut. Dalam suatu motif terdapat dua unsur yang
maupun luar diri seseorang. Proses interaksi ini terjadi dalam diri
32
Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan, Remaja Rosdakarya Bandung
2003, hlm.37
44
kegairahan kerja pada Setiap anggota organisasi agar ada kerelaan dan
organisasi33.
kehangatan dan bantuan dari orang lain (needs for affiliation), dan
33
Didin Kurniadin dan Imam Machali, Manajemen Pendidikan konsep dan prinsip
Pengelolaan Pendidikan, Ar-Ruzz Media Jogjakarta, hlm. 335
45
atau hidup dimasa depan, tidak menyalahkan orang lain dalam kegagalan.
dirinya.
terwujud) melebihi orang lain, lebih unggul dan ingin menciptakan yang
terbaik.
baru, sesuatu yang tiada duanya), banyak gagasan, dan mampu membuat
yang membatasi geraknya kearah yang lebih positif. Kekuatan datang dari
34
Husaini Usman, op.cit, hlm.292
46
menyalurkan potensinya.
lebih kuat dari pada motivasi kebutuhan affiliasi dan motivasi kebutuhan
35
Ibid 293
36
Ibid
47
kesejahteraan39.
C. Kinerja Guru.
37
Didin Kurniadin dan Imam Machali, op.cit, hlm. 351
38
Ibid, hlm. 351
39
Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, Raja
Grafindo Persada, Jakarta 2005. Hlm. 456.
48
sekolah dan guru) mengatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara
juga prestasi kerja. Kinerja atau prestasi kerja diartikan sebagai ungkapan
Kinerja adalah suatu hasil atau taraf kesuksesan yang dicapai oleh
yang berlaku untuk suatu pekerjaan tertentu dan dievaluasi oleh orang-orang
tertentu41.
Kinerja seorang guru dapat dilihat sejauh mana guru itu melaksanakan
dan memotivasi siswa untuk belajar dan kerjasamanya dengan guru lain.
Tugas pokok guru PP. No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru adalah :
40
Jasmani Asf dan Syaiful Mustofa, Supervisi Pendidikan, terobosan baru dalam
meningkatkan kinerja pengawas sekolah dan guru, Ar-Ruz Media, Jokjakarta 2013, hlm.
155
41
AR Effendi, Manajemen Pendidikan, Depdikbud Jakarta 1997
49
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
a. Merencanakan Pembelajaran
sekolah/madrasah.
b. Melaksanakan Pembelajaran
sebagai berikut:
didik terkait dengan materi pelajaran, dan menilai hasil belajar yang
kegiatan observasi/eksplorasi,
sekolah/madrasah
administrasi.
ulangan harian dan kegiatan menilai hasil belajar dalam waktu tertentu
telah ditentukan.
melihat hasil pendidikan yang tidak dapat diukur dengan tes tertulis
atau lisan.
a. Penilaian hasil karya peserta didik dalam bentuk tugas, proyek fisik
yaitu membimbing atau melatih peserta didik dalam proses tatap muka,
kompetensi.
peserta didik.
ditentukan.
(7) menyatakan bahwa guru dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala
Selanjutnya, sesuai dengan isi Pasal 52 ayat (1) huruf e, guru dapat diberi
piket42.
pekerjaan atau unjuk kerjanya. Dalam hal ini, produktivitas dapat ditinjau
42
Pedomam pelaksanaan Guru dan Pengawas, Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional 2009, hlm. 8-11
43
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, PT. Remaja Rosda Karya
Bandung 2005, hlm. 134
55
kerja44.
kinerja orang-orang yang ada didalamnya. Salah satu pihak yang dinilai
tenaga pendidik atau guru. Dengan alasan guru adalah personel yang
maupun eksternal. Factor internal berasal dan berasal dari dalam diri
guru, sedangkan factor eksternal berasal dan berada diluar diri guru tetapi
Salah satu factor internal itu adalah kompetensi yang dimiliki guru terkait
44
Ibid, hlm. 135-136
56
guru diperoleh dari proses belajar, baik dari lembaga pendidikan tertentu
dimiliki oleh guru disinyalir menetukan kinerja guru yang rendah pula46.
45
Iskandar Agung dan Yufridawati, Pengembangan Pola Kerja Harmonis dan
Sinergis antara Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas, Bestari Buana Murni, Jakarta
2013, hlm. 156.
46
Ibid, hlm. 157.
57
D. Penelitian Terdahulu
hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang positif dan signifikan antara
Sekolah dan Kinerja Guru : Bukti Empiris dari Sekolah Menengah Atas
kinerja guru di SMA Hang Tuah I Surabaya, dari hasil t dapat pula diketahui
Melihat dua judul dan kesimpulan jurnal diatas ada perbedaan secara
spesifik dengan penelitian yang akan penulis laksanakan yaitu tempat dan
(STAIN) Kudus.
E. Paradigma Penelitian
seseorang dapat muncul dalam bentuk mempengaruhi para guru agar mau
proses kepemimpinan.48.
47
Sudarwan Danim, Op.cit, Hlm. 213
48
Hendyatno Soetopo, Op.cit, PT Remaja Rosda Karya Bandung 2012, hlm.210
59
Gabus Kabupaten Pati”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kemudahan ijin belajar kepada para guru yang belum sarjana maupun yang
(energy) atau suatu keadaan yang komplek (a complex state) dan kesiap
sediaan (preparatory set) dalam diri individu (organism) untuk bergerak (to
move, motion, motive) kearah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak
disadari50.
d. Pengakuan adalah kebutuhan untuk diakui atas apa yang anda capai.
sesuatu.
orang lain.
50
Abin Syamsudin Makmun, Op.cit, hlm.37
61
yang satu dengan yang lain dan antara waktu yang satu dengan yang lain.
keragaman inilah maka sangat sulit untuk membuat resep motivasi mujarab
Kabupaten Pati telah mampu memotivasi para guru dengan baik sehingga
para guru mau melaksanakan tugas dengan rasa senang dan ibadah, bekerja
kebutuhan keluarga.
Kinerja adalah suatu hasil atau taraf kesuksesan yang dicapai oleh
yang berlaku untuk suatu pekerjaan tertentu dan dievaluasi oleh orang-orang
tertentu52.
51
Ibid, hlm. 25-26.
52
AR Effendi, op.cit, Depdikbud Jakarta 1997
62
Kinerja seorang guru dapat dilihat sejauh mana guru itu melaksanakan
dan memotivasi siswa untuk belajar dan kerjasamanya dengan guru lain.
Adapun tugas pokok guru, sesuai dengan PP. No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru
adalah :
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
a. Merencanakan Pembelajaran
b. Melaksanakan Pembelajaran
F. Hipotesis
pelajaran 2014/2015.
53
Pedomam pelaksanaan Guru dan Pengawas, Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional 2009, hlm. 8-11
63
2014/2015.