Anda di halaman 1dari 21

7.8.

Pasien/keluarga memperoleh penyuluhan dengan pendekatan yang komunikatif dan


bahasa yang mudah dipahami

Ep.1

Penyuluhan dan pelaksanaan pelayanan mencakup aspek penyuluhan kesehatan


pasien/keluarga pasien

Kegiatan

Penyusunan dan pelaksanaan asuhan yang termasuk di dalamnya penyuluhan pada pasien dan
keluarga

Dokumen

Kebijakan pelayanan klinis membuat kewajiban untuk penyuluhan dan pendidikan pasien

Bukti catatan dalam rekam medis


PEMERINTAH KABUPATEN OGAN ILIR
UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS
PUSKESMAS KERINJING
Jalan Raya Lintas Timur Desa Kerinjing Kec. Tanjung Raja Kab. Ogan Ilir

KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS KERINJING
NOMOR : / /SK/PKMKRJ/ /2018

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS KERINJING

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKEMSMAS KERINJING,

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan sesuai kebutuhan


pasien
b. bahwa pelayanan klinis Puskesmas perlu memerhatikan mutu dan
keselamatan pasien
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan sesuai
kebutuhan pasien, bermutu, dan memperhatikan keselamatan pasien,
maka perlu disusun kebijakan pelayanan klinis di UPTD Puskesmas
Kerinjing

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5036);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014.
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
3. Keputusan Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara Nomor
KEP/25/M.PAN/2/22004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks
Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Bidang Kesehatan;
5. Keputusan Bupati Ogan Ilir No.22/KEP/KES/2017, Tentang Standar
Pelayanan Minimal dibidang Kesehatan;
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KERINJING TENTANG


KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS DI PUSKESMAS KERINJING

Kesatu : Kebijakan pelayanan klinis di Puskesmas Kerinjing sebagaimana tercantum


dalam Lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini

Kedua : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Kerinjing
pada tanggal
KEPALA PUSKESMAS KERINJING

Hj. Ellyana, SKM


LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD
PUSKESMAS KERINJING
NOMOR : / /PKMKRJ/I/2018
TANGGAL :
PERIHAL : KEBIJAKAN PELAYANAN
KLINIS PUSKESMAS
KERINJING

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas;
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten dan mudah bersosialisasi dengan
pasien;
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien
4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan cara identifikasi sebagai berikut ;
nama pasien, tanggal lahir pasien, alamat/tempat tinggal, dan nomor rekam medis;
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi lain yang
dubutuhkan masyarakat meliputi: tarif, jenis pelayanan, dan informasi tentang
kerjasama dengan fasilitias kesehatan yang lain harus ada disediakan di tempat
pendaftaran;
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan yang
dimulai dari pendaftaran ;
7. Kendala fisik, bahasa dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan
ditindak lanjut;

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN DAN RENCANA LAYANAN


1. Kajian awal dilakukan secara paripurna oleh tenaga yang kompeten melakukan
pengkajian;
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan, dan kajian
lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan;
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan;
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan yang
tidak perlu;
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi kesehatan lain
wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis;
6. Seluruh tindakan yang dilakukan kepada pasien harus dicatat dalam rekam medis
untuk menghindari tejadinya pengulangan, perawat wajib mengingatkan dokter jika
terjadi pengulangan;
7. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP;
8. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam pelayanan;
9. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional
yang kompeten;
10. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus tersedia;
11. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian maupun keputusan layanan haarus
dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang;
12. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang
memenuhi persyaratan;
13. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan peralatan dan
tempat yang memadai;
14. Peralata dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan petugas;
15. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang
dibakukan;
16. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan, dan
pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan yang terpadu;
17. Rencana layanan disusun tiap pasien, dan melibatkan pasien;
18. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis,
sosial, spiritual dan memperhatikan nilai budaya pasien;
19. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan memperhatikan
efisiensi sumber daya;
20. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasi;
21. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus diinformasikan
pada pasien;
22. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis;
23. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien;

C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis;
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis, keperawatan,
kebidanan, dan pelaksanaan profesi kesehatan yang lain;
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan;
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis;
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis;
6. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien sebelum
mendapatkan persetujuan;
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (Informed Consent) wajib
didokumentasikan;
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjut;
9. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur
pelayanan pasien gawat darurat;
10. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus
berisiko tinggi;
11. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus
ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan universal);
12. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian
obat/cairan intravena yang baku dan mengkuti prosedur aseptik;
13. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang jelas;
14. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan;
15. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindak lanjuti;
16. Pelaksanaan layanan dilaksanaan secara tepat dan terencana untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu;
17. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai dengan
pasien pulang atau dirujuk harus dijamin kesinambungannya;
18. Pasien berhak untuk memilih tenaga kesehatan yang melayani jika memungkinkan;
19. Pasien berhak menolak pengobatan;
20. Pasien berhak menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain;
21. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu oleh
prosedur yang baku;
22. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi
tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan dan tanggung
jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut;
23. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur baku;
24. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas yang
kompeten;
25. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan informasi consent;
26. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan;
27. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan rencana
layanan;
28. Dalam melayani pasien dilarang menggunakan ulang peralatan yang disposable;

D. RUJUKAN
1. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melakukan proses rujukan;
2. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter yang
menangani;
3. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan alternatif
pelayanan;
4. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis;
5. Resume klinis meliputi: nama pasien, kondisi klinis, prosedur/tindakan yang telah
dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut;
6. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan;
7. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh yang kompeten;
Ep. 2

Pedoman/materi penyuluhan kesehatan mencakup informasi mengenai penyakit,


penggunaan obat, peralatan medik, aspek etika dipuskesmas dan PHBS

Dokumen

Panduan penyuluhan pada pasien Materi pendidikan/penyuluhan pada pasien, catatan


pendidikan/penyuluhan pada pasien pada rekam medis
KERANGKA ACUAN
PENYULUHAN PASIEN

PEMERINTAH KABUPATEN OGAN ILIR


UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS
PUSKESMAS KERINJING
Jalan Raya Lintas Timur Desa Kerinjing Kec. Tanjung Raja Kab. Ogan Ilir

PEMERINTAH KABUPATEN OGAN ILIR


UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS
PUSKESMAS KERINJING
Jalan Raya Lintas Timur Desa Kerinjing Kec. Tanjung Raja Kab. Ogan Ilir

BAB I
PENDAHULUAN

A. FALSAFAH PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA

Penyuluhan/ Pendidikan pasien dan keluarga membantu pasien berpartisipasi lebih baik
dalam asuhan yang diberikan dan mendapat informasi dalam mengambil keputusan tentang
asuhan yang diterimanya. Pendidikan diberikan ketika pasien berinteraksi dengan dokter atau
perawatnya. Demikian juga petugas kesehatan lainnya memberikan pendidikan secara spesifik.

B. PENGERTIAN PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA

Penyuluhan/ Pendidikan kepada pasien/ keluarga pasien merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan outcome klinis yang optimal, namun perlu ada kerjasama antara petugas kesehatan
dan pasien/keluarga. Pendidikan yang efektif diawali dengan asesmen kebutuhan pembelajaran
pasien dan keluarganya. Asesmen ini menjelaskan bukan hanya kebutuhan akan pembelajaran,
tetapi juga bagaimana pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik.

Pembelajaran akan lebih efektif ketika disesuaikan dengan keyakinan, pilihan


pembelajaran yang tepat, agama, nilai budaya, dan kemampuan membaca, serta bahasa.
Demikian juga ketika ditemukan hal yang dibutuhkan dalam proses pelayanan pasien.
Pendidikan termasuk baik kebutuhan pengetahuan pasien selama proses pemberian pelayanan
maupun kebutuhan pasien setelah pulang untuk dirujuk ke pelayanan kesehatan lain atau pulang
ke rumah.

Pasien dan keluarganya harus mengetahui hal-hal yang terkait dengan penyakit yang
dideritanya seperti: penyebab penyakit, cara penularannya, (bila penyakit penular), cara
pecegahnnya, proses pengobatan yang tepat dan sebagainya. Apabila pasien dan keluarganya
memahami penyakit yang dideritanya diharapkan akan membantu mempercepat proses
penyembuhan dan tidak akan terserang oleh penyakit yang sama.

C.MAKSUD DAN TUJUAN

1. Petugas mendidik pasien dan keluarganya sehingga mereka mendapat pengetahuan dan
keterampilan untuk berpartisipasi dalam proses dan pengambilan keputusan asuhan
pasien

2. Pendidikan berfokus pada pengetahuan dan keterampilan spesifik yang dibutuhkan pasien
dan keluarga dalam pengambilan keputusan, berpartisipasi dalam asuhan dan asuhan
berkelanjutan dirumah

3. Petugas seacara rutin memberikan pendidikan pada area yang berisiko tinggi bagi pasien
4. Pasien dan keluarga didorong untuk berpartisipasi dalam proses pelayanan dengan
memberi kesempatan untuk memberi pendapat dan mengajukan pertanyaan kepada staf
untuk meyakinkan pemahaman yang benar dan mengantisipasi partisipasi

5. Dalam pemberian pendidikan kepada pasien, seluruh tenaga kesehatan profesional yang
memberi asuhan memahami kontribusinya satu dan lain, sehingga diperlukan kolaborasi
antar tenaga profesional tersebut

BAB II
RUANG LINGKUP
Pendidikan di Puskesmas Kerinjing pada intinya tidak terlepas dari pasien, keluarga pasien dan
petugas kesehatan yang memberikan pelayanan. Sasaran yang termasuk dalam ruang lingkup
pendidikan ini adalah:

a. Penderita (pasien) pada berbagai tingkat penyakit.

b. Kelompok atau individu yang sehat seperti keluarga pasien yang mengantarkan atau yang
menemani pasien.

c. Petugas puskesmas, yang secara fungsional dapat dibedakan menjadi petugas medis,
paramedis, dan non medis, sedangkan secara struktural dapat dibedakan menjadi
pimpinan, tenaga administrasi dan tenaga teknis. Apaun fungsinya dan strukturnya
semua petugas mempunyai kewajiban untuk melakukan promosi kesehatan untuk
pengunjung puskesmas baik pasien maupun keluarga disamping tugas pokok mereka.
Oleh sebab sebelum mereka melakukan promosi kepada pasien dan keluarga mereka
harus dibekali kemampuan promosi kesehatan.

BAB III
TATA LAKSANA
1. Informasi yang disampaikan mencakup penyakit, penggunaan obat, peralatan medis, aspek
etika di Puskesmas dan Pola Hidup Bersih dan Sehat

2. Berdasarkan sasaran promosi kesehatan, jenis kegiatan pendidikan pasien dan keluarga dapat
dilakukan dengan cara:
a. Individu (Beside conseling)
Promosi kesehatan secara individu dilakukan dalam bentuk konseling. Koseling
dilakukan oleh dokter, dokter gigi, perawat, perawat gigi, ahli gizi, sanitarian terhadap
pasien atau keluarga pasien yang mempunyai masalah kesehatan khusus, atau penyakit
yang dideritanya.

b. Kelompok

Metode penyuluhan kelompok seperti ceramah dan diskusi kelompok terutama ditujukan
kepada individu sehat dan dilakukan di luar gedung pada saat petugas lapangan turun
melakukan posyandu, posyandu usila, survey/skrining penyakit, dan lain-lain

c. Massa

Bagi seluruh pengunjung puskesmas, baik pasien maupun keluarga pasien dan tamu
puskesmas maka pendidikan kesehatannya adalah dengan menggunakan metode
penyuluhan massa seperti poster atau spanduk yang dipajang baik di dalam maupun di
luar gedung puskesmas.

3. Jenis informasi yang disampaikan :

Penyakit, penggunaan obat, peralatan medik, aspek etika di puskesmas dan PHBS

4. Tempat penyelenggaraan

Pendidikan dan Penyuluhan Pasien dilakukan di dalam Puskesmas yang meliputi bidang
Perawaan dan Pengobatan, Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak serta Kesehatan lingkungan

5. Metode Pendidikan dan Penyuluhan Pasien

Metode pendidikan dan penyuluhan pasien dilaksanakan dengan menggunakan metode


pendidikan individual dengan pendekatan bimbingan dan konseling serta wawancara

6.Alat bantu dan media

Apabila diperlukan, dalam proses penyampaian informasi kepada pasien dan keluarga
pasien dapat menggunakan alat bantu berupa alat peraga atau media komunikasi lainnya
(poster, leaflet, audiovisual, dll).

BAB IV
DOKUMENTASI
Proses dokumentasi pendidikan pasien dengan pengisian rekam medis dalam kolom
konseling/ penyuluhan. Untuk dokumnetasi pendidikan kelompok berupa daftar hadir dan foto
kegiatan.

BAB V
PENUTUP
Demikianlah panduan penyuluhan ini dibuat, agar dapat dipergunakan sebaiknya.

Ep. 3
Tersedianya metode dan media penyuluhan /pendidikan kesehatan bagi pasien dan
keluarga dengan mempehatikan kondisi sarana/penerima informasi (misal bagi yang tidak
bisa membaca)

Kegiatan
Pelaksanaan edukasi/penyuluhan pasien

Dokumen
Paduan penyuluhan pada pasien. Media pendidikan/penyuluhan pada pasien, catatan
pendidikan/penyuluhan pada pasien pada rekam medis penyuluhan

Bukti pencatatatn edukasi pasien/keluarga

PENDIDIKAN/PENYULUHAN PADA
PASIEN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS Hj. Ellyana, SKM


NIP. 19671215 198903 2 004
KERINJING

1. Pengertian Pendidikan atau penyuluhan pasien adalah kegiatan untuk

menyampaikan informasi atau pengetahuan secara luas kepada pasien

guna menanamkan sikap dan perilaku sesuai dengan informasi yang

diberikan
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk merubah dan

meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan cara pandan pasien

tentang kesehatan

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor / /UKP/SK/PKMKRJ/I/

Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis


4. Referensi Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan

Masyarakat
5. Alat dan Bahan 1. Mikrofon

2. Alat-alat tulis

3. Komputer
6. Langkah-langkah 1. Petugas membuat satuan acara penyuluhan

2. Petugas mempersiapkan sarana dan prasarana

3. Petugas memberikan salam dan perkenalan

4. Petugas menyampaikan maksud dan tujuan penyuluhan

5. Petugas mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien terhadap

materi

Penyuluhan

6. Petugas menyampaikan materi penyuluhan sesuai kebutuhan pasien,

7. Petugas memberikan kesempatan kepada pasien untuk menanyakan

materi yang kurang dipahami

8. Petugas mengadakan evaluasi terhadap materi yang diberikan

9. Petugas mendokumentasikan hasil kegiatan penyuluhan


7. Bagan Alur
Petugas menerima
rekam medis pasien

Memanggil pasien ke ruang


periksa

Melakukan anamnesa pada


pasien

Melakukan pemeriksaan fisik

Merumuskan diagnosis

Menyusun rencana asuhan


pasien

Melaksanakan tindakan sesuai


rencana layanan

Evaluasi

Tindak lanjut

Dokumentasi pada rekam


medik

8. Hal-hal yang perlu


diperhatikan
9. Unit terkait 1. Unit Pemeriksaan Umum/Lansia
2. Unit Gigi dan Mulut
3. Unit KIA/KB/Imunisasi
10. Dokumen terkait Rekam medik
11. Rekaman Historis
perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan

PEMERINTAH KABUPATEN OGAN ILIR


UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS
PUSKESMAS KERINJING
Jalan Raya Lintas Timur Desa Kerinjing Kec. Tanjung Raja Kab. Ogan Ilir

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Diabetes Melitus

Sub Topik : Informasi penyakit, dit untuk pasien, penatalaksanaan di rumah

Sasaran : Pasien dan keluarga

Tempat: Unit Pelayanan Puskesmas Kerinjing

Hari/Tanggal :

Waktu : 1 x 20 menit

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit tentang penyakit yang diderita pasien dan
perawatan pasien tersebut selama di Puskesmas maupun di rumah, pasien dan atau
keluarga mengerti mengenai penyakit yang sedang diderita dan dapat mengetahui cara
perawatan yang perlu diberikan kepada pasien tersebut baik selama di puskesmas
maupun dirumah

II. TUJUAN INSTRUKTSIONAL KHUSUS

Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit tentang penyakit yang diderita pasien dan
perawatan pasien tersebut selama di Puskesmas maupun di rumah, diharapkan pasien dan
atau keluarga mampu:

1. Menjelaskan pengertian penyakit yang diderita pasien


2. Menjelaskan penyebab penyakit yang diderita pasien
3. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit yang diderita pasien
4. Menjelaskan cara penularan
5. Menjelaskan cara perawatan selama di Puskes dan di Rumah
6. Menjelaskan kapan pasien harus dibawa ke Puskesmas lagi (termasuk kontrol)
7. Menjelaskan cara pencegahan penyakit tersebut

III. MATERI
1. Pengertian penyakit yang diderita pasien
2. Penyebab penyakit yang diderita pasien
3. Tanda dan gejalan penyakit yang diderita pasien
4. Cara penularan
5. Cara perawatan selama di Puskesmas dan di Rumah
6. Waktu pasien harus dibawa ke Puskesmas lagi (termasuk kontrol)
7. Cara pencegahan penyakit tersebut

IV. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

V. MEDIA
1. Leaflet jika perlu
2. Kertas
3. Pulpen

VI. KEGIATAN PENYULUHAN


NO FASE KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA WAKTU
1. Pra Interaksi  Menyiapkan Satuan Acara 1 menit
Penyuluhan & bahan untuk
leaflet
 Menentukan kontrak waktu &
materi dengan pasien dan atau
keluarga
2. Kerja  Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam 6 menit
mengucapkan salam
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan dari  Mendengarkan
penyuluhan
 Menyebutkan materi yang akan
diberikan  Memperlihatkan

 Menggali pengetahuan pasien  Memperhatikan


dan atau keluarga
 Menjelaskan tentang materi  Memperhatikan
yang sudah direncanakan
 Memberi kesempatan kepada
 Bertanya dan
pasien dan atau keluarga untuk
menjawab
mengajukan pertanyakan
pertanyaan yang
kemudian didiskusikan bersama
diajukan
& menjawab pertanyaan
 Memperlihatkan
 Memberikan leaflet tentang
penyakit yang berkaitan jika
perlu
3. Evaluasi :  Menanyakan kepada peserta  Menjawab 2 menit
tentang materi yang telah pertanyaan
diberikan, dan reinforcement
kepada orang tua klien (anak)
yang mendapat pertanyaann
4. Terminasi :  Mengakhiri pertemuan &  Mendengarkan 1 menit
mengucapkan terima kasih atas
partisipasi pasien dan keluarga
 Menjawab salam
 Mengucapkan salam penutup

VII. KRITERIA EVALUASI


1. Evaluasi proses
 Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
 Suasana penyuluhan kondusif

2. Evaluasi hasil
Pasien dan atau keluarga mampu :
 Menjelaskan pengertian penyakit yang diderita pasien
 Menjelaskan penyebab penyakit yang diderita pasien
 Menjelaskan tanda dan gejala penyakit yang diderita pasien
 Menjelaskan cara penularan
 Menjelaskan cara perawatan selama di Puskesmas dan di Rumah
 Menjelaskan kapan pasien harus dibawa ke puskesmas lagi (termasuk kontrol)
 Menjelaskan cara pencegahan penyakit tersebut cara pencegahan DHF di rumah
Ep. 4

Dilakukan penilaian terhadap efektivitas penyampaian informasi pada pasien/keluarga


pasien agar mereka dapat berperan aktif dalam proses pelayanan dan memahami
konsekuensi yang diberikan

Kegiatan

Materi pendidikan/penyuluhan pada pasien, catatan pendidikan/penyuluhan pada rekam medis

Dokumen

Hasil evaluasi terhadap efektivitas penyampaian informasi/edukasi pada pasien

Anda mungkin juga menyukai