Anda di halaman 1dari 5

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, yang berakar dari nilai budaya bangsa Indonesia, tentu

diharapkan akan lebih mudah dalam mengamalkan didalam hidup bermasyarakat dan akan
terhindar dari konflik karena perbedaan. Untuk itu sangat dibutuhkan kesadaran seluruh warga
negara mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Tugas.
1. Amatilah perilaku masyarakat di sekitar anda. Buatlah daftar tentang contoh perilaku masyarakat
yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan contoh perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila.
2. Sesuai dengan yang anda amati pada tugas nomor 1 di atas, buatlah identifikasi faktor-faktor
penyebab dari masyarakat berperilaku tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Buatlah dalam
bentuk laporan.
3. Dengan hasil pengamatan pada tugas 1 di atas, diskusikan di kelompok anda, kemudian buat
laporan kelompok tentang upaya apa yang harus dilakukan agar masyarakat senantiasa berperilaku
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila untuk menciptakan keharmonisan sosial.
Laporan Hasil Diskusi

Topik : Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

Tujuan
Agar masyarakat berprilaku sesuai dengan nilai – nilai Pancasila untuk menciptakan keharmonisan
sosial. Untuk itu dapat di identikasi prilaku masyarakat yang sesuai dengan nilai – nilai Pancasila,
yakni :

a. Berusaha menjadi anak yang shalih shalihah atau menjadi anak yang dekat kepada agama serta
berbakti kepada ke dua orangtua.

c. Mengajak teman untuk shalat berjamaah.

d. Saling menghormati teman yang berbeda agama.

a. Tidak bersikap sewenang-wenang terhadap adik sendiri.

b. Bertingkah penuh sopan dan santun terhadap orangtua.

c. Gemar membantu teman-temannya yang berada dalam kesusaha.

a. Tidak mudah bertengkar di dalam rumah.

b. Senantiasa menjaga amarah dan emosi.

d. Menghindari perbuatan tawuran antar sekolah

a. Tidak memaksakan anggota keluarga yang lain untuk berperilaku di luar kemampuannya.

b. Menjadi kepala keluarga yang penuh tanggung jawab dan kasih sayang.

a. Menghargai seluruh hak-hak setiap komponen keluarga.

b. Menjalankan kewajiban di rumah sebaik mungkin.

f. Hidup sewajarnya saja tidak berlebihan.


Permasalahan
Titik pokok permasalahan disini adalah banyaknya masyarakat yang berprilaku masyarakat tidak
sesuai dengan nilai – nilai Pancasila . Prilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai – nilai
Pancasila diantaranya yakni:

- Menunda-nunda ibadah

- Menghina dan merendahkan ajaran agama lain

- Melakukan diskriminasi pada teman yang berbeda ras, suku

- Bersikap egois dan tidak mementingkan kepentingan orang lain

- Memperlakukan orang lain secara semena-mena

- Bersikap acuh tak acuh pada orang lain, tidak mau saling tolong menolong

- Memandang rendah orang lain

- Mengutamakan kepentingan pribadi

- Tidak mau menggunakan produk dalam negeri

- Bersikap acuh ketika terjadi konflik atau bencana di daerah lain

- Bersikap apatis dalam bermasyarakat

- Mengambil keputusan secara sepihak tanpa merundingkan dengan pihak terkait

- Tidak mau menerima keputusan hasil musyawarah

- Memaksakan kehendak pribadi kepada orang lain

- Memihak salah satu pihak demi kepentingan pribadi

- Tidak mau bekerja sama dan membantu orang lain.

Adapun penyebab masyarakat berprilaku tidak sesuai dengan nilai – nilai Pancasila.

1. Kurangnya peranan pendidikan Agama dalam pembentukan sikap remaja.

Agama selalu membawa manusia pada jalan yang benar. Agama mengajarkan kita untuk
selalu berbuat baik bagi sesama. Jika kurangnya pegangan seseorang pada ajaran agama,
maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada didalam dirinya. Namun, jika setiap orang
utamanya generasi muda teguh dengan keyakinannya kepada Tuhan serta menjalankan agama
dengan sungguh-sungguh, tidak perlu adanya pengawasan yang ketat, karena setiap orang
sudah dapat menjaga dirinya sendiri atau kekuatan pengontrol dalam dirinya, tidak mau
melanggar hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan Tuhan.

2. Kurangnya pendidikan pancasila.

Remaja adalah aset bangsa. Di dalam lingkungan sekolah kita rasa pendidikan Pancasila
masih sangat kurang. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila kurang menjadi perhatian
yang penting bagi kalangan remaja karena Nilai-nilai pancasila dianggap kurang menarik
untuk diterapkan, bahkan lebih parahnya lagi belakangan ini remaja semakin mengarah
kepada paham barat yang identik dengan hidup bebas sebebas-bebasnya. dan mereka mereka
seakan telah lupa memiliki dasar negara sendiri yaitu Pancasila.

Pendidikan moral juga sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan remaja menjadi
seorang dewasa yang akan lepas ke dunia yang lebih keras. Indonesia perlu membentuk para
remaja yang berkualitas, yang cinta pada tanah airnya sendiri dalam segala aspek kehidupan.
Maka dari itu diperlukannya pendidikan Pancasila untuk generasi muda bangsa dan
hendaknya diberikan sejak dini.

3. Kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh rumah tangga, sekolah
maupun masyarakat.

Pembinaan moral yang dilakukan oleh ketiga institusi ini tidak berjalan menurut semestinya.
Pembinaan moral dirumah tangga misalnya harus dilakukan dari sejak anak masih kecil,
sesuai dengan kemampuan dan umurnya. Karena setiap anak lahir, belum mengerti mana
yang benar dan mana yang salah, dan belum tahu batas – batas dan ketentuan moral yang
tidak berlaku dalam lingkungannya. Tanpa dibiasakan menanamkan sikap yang dianggap
baik, anak-anak akan dibesarkan tanpa mengenal moral. Pembinaan moral pada anak dirumah
tangga bukan dengan cara menyuruh anak menghapalkan rumusan tentang baik dan buruk,
melainkan harus dibiasakan.

Moral bukanlah suatu pelajaran yang dapat dicapai dengan mempelajari saja, tanpa
membiasakan hidup bermoral dari sejak kecil. Seperti halnya rumah tangga, sekolah pun
dapat mengambil peranan yang penting dalam pembinaan moral anak muda. Hendaknya dapat
diusahakan agar sekolah menjadi sarana yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan
mental dan moral anak muda. Di samping tempat pemberian pengetahuan, pengembangan
bakat dan kecerdasan. Dengan kata lain, supaya sekolah merupakan sarana sosial bagi
generasi muda, dimana pertumbuhan mental, moral dan sosial serta segala aspek kepribadian
berjalan dengan baik. Selanjutnya masyarakat juga harus mengambil peranan dalam
pembinaan moral. Masyarakat yang lebih rusak moralnya perlu segera diperbaiki dan dimulai
dari diri sendiri, keluarga dan orang-orang terdekat dengan kita. Karena kerusakan masyarakat
itu sangat besar pengaruhnya dalam pembinaan moral anak muda. Terjadinya kerusakan
moral dikalangan pelajar dan generasi muda sebagaimana disebutkan diatas, karena tidak
efektifnnya keluarga, sekolah dan masyarakat dalam pembinaan moral. Bahkan ketiga
lembaga tersebut satu dan lainnya saling bertolak belakang, tidak seirama, dan tidak kondusif
bagi pembinaan moral.

4. Penyimpangan nilai – nilai Pancasila.

Kenakalan remaja juga termasuk penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila. Bagaimana


tidak, Pancasila mengajarkan pada kita untuk mengutamakan Tuhan didalam hidup kita,
memiliki rasa simpati dan empati, bersatu walaupun kita memiliki perbedaan satu sama lain,
dan tidak mengutamakan pribadi, serta bersikap adil kepada sesama kita. Itu hanya beberapa
contoh kecil yang diberikan Pancasila. Namun, dalam realita kehidupan masih banyak remaja
yang melakukan kenakalan remaja tanpa merasa bersalah pada diri sendiri, keluarga, dan
negara. Contohnya seperti tawuran antar sekolah yang menunjukkan bahwa anak muda
sekarang sudah tidak memiliki sikap toleransi, tenggang rasa, dan sikap saling menghargai.
Ada pula remaja yang bertengkar dan melakukan kekerasan kepada temannya sendiri hanya
karena berselisih pendapat dan juga banyaknya perilaku bullying, rasisme, serta diskriminasi.
Itu menunjukkan bahwa nilai – nilai Pancasila tak lagi dijadikan pedoman oleh para generasi
muda. Padahal dalam butir Pancasila sila ke 3 kita mengetahui bahwa kita hendaknya
mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika.

5. Efek Globalisasi

Arus globalisasi sangat cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan remaja di
Indonesia. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi
tersebut telah membuat banyak anak muda kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa
Indonesia.

Hal tersebut ditunjukkan dengan gejala – gejala yang muncul dalam kehidupan sehari – hari
generasi muda jaman sekarang. Pertama, dari cara berpakaian banyak remaja – remaja yang
bergaya layaknya selebritis yang cenderung kebaratan. Mereka memakai pakaian yang minim
bahan. Padahal cara berpakaian tersebut jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita.

Kedua, teknologi internet bukanlah hal yang asing lagi di Indonesia. Teknologi internet dapat
memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses dengan mudah oleh siapa saja. Apalagi
bagi anak muda internet sudah menjadi santapan sehari – hari. Jika digunakan dengan
semestinya tentu akan memperoleh manfaat yang berguna. Namun jika disalahgunakan akan
membawa dampak buruk bagi kita.

Rasa sosial terhadap masyarakat akan memudar karena mereka lebih memilih berkicau di
media sosial dan lebih sibuk memegang handphone masing – masing.

Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan
cenderung cuek, tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Karena globalisasi
menganut kebebasan dan keterbukaan, sehingga banyak anak muda yang bertindak sesuka
hatinya. Contohnya, geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang
mengganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat

Pemecahan masalah.

Upaya apa yang harus dilakukan agar masyarakat senantiasa berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila untuk menciptakan keharmonisan sosial.

 Pendidikan Agama yang harus menjadi peranan penting untuk membentuk ketakwaan pada
diri generasi muda Indonesia
 Pendidikan moral bagi anak hendaknya dilakukan sedini mungkin agar membentuk generasi
muda yang bermoral dan taat kepada norma aturan.
 Pendidikan Pancasila yang harus ditanamkan sehingga dapat menjadi pedoman dan landasan
bagi generasi muda.
 Menumbuhkan kesadaran dalam diri generasi muda Indonesia untuk membangkitkan
semangat Pancasila.
 Menumbuhkan semangat nasionalisme, misalnya mencintai produk dalam negeri.
 Menanamkan dan mengamalkan nilai – nilai Pancasila dengan sebaik – baiknya.
 Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dan keyakinan dengan sebaik – baiknya.
 Lebih selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ekonomi, maupun budaya
bangsa.
Kesimpulan

Banyaknya masyarakat yang berprilaku masyarakat tidak sesuai dengan nilai – nilai Pancasila
disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yakni kurangnya pembinaan dan
pendidikan yang ditanam dalam tiap individu, sedangkan faktor eksternal adalah pengaruh yang
datang dari luar seperti globalisasi. Dengan nilai – nilai Pancasila, masyarakat akan berprilaku sesuai
dengan nilai – nilai Pancasila untuk menciptakan keharmonisan sosial .

Anda mungkin juga menyukai