PENDAHULUAN
sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai
160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan atau oedema pada
antara 3-10%. Pada primigravida frekuensi pre eklampsia lebih tinggi bila
kehamilan ganda, hidrops fetalis, usia lebih dari 35 tahun, dan obesitas
2010).
Setiap tahunnya 50.000 ibu meninggal dunia karena eklampsia dan pre
eklampsia. Insiden pre eklampsia dan pre eklampsia berat (PEB) berkisar
1:1000 sampai 1:1700. Karena itu kejadian kejang ini harus dihindarkan, maka
apabila pre eklampsia tidak diobati secara tepat bisa berakibat fatal, yaitu
kematian bayi yang dikandung, bahkan termasuk ibunya sendiri (Depkes RI,
1
2010).
2
penyebab kematian ibu berkisar 1,5% sampai 25%, sedangkan kematian bayi
antara 45% sampai 50%. Selain perdarahan dan infeksi, pre eklampsia dan
eklampsia juga merupakan penyebab kematian ibu dan perinatal yang tinggi
diagnosis dini pre eklampsia dan mencegah agar jangan berlanjut menjadi
(Manuaba,2010).
Pada tahun 2013 angka kematian ibu di Provinsi Banten sebesar 144
per 100.000 kelahiran hidup yang disebabkan oleh perdarahan (36%), infeksi
(11%) dan pre eklampsia serta eklampsia (24%) yang merupakan keracunan
kehamilan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada ibu hamil
Kabupaten Serang pada tahun 2014 jumlah ibu yang bersalin dengan pre
eklampsia berat sebesar 51 , insiden dari jumlah persalinan atau berkisar 9,4%
dari jumlah persalinan 540 orang. Sedangkan untuk tahun 2013 jumlah ibu
yang bersalin dengan PEB sebesar 35 (8,5%) dari jumlah persalinan 412 (Profil
tahun.
biasanya terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih sering
terjadi pada pre elampsia, hipofibrinogemia yaitu kadar fibrin dalam darah
berlangsung selama seminggu, edema paru, pada kasus eklampsia, hal ini
elevated liver enymes dan low platelete, kelainan ginjal, kelainan berupa
Ginjal tanpa kelainan struktur lain, kelainan lain yang dapat timbul ialah anuria
sampai gagal ginjal.Komplikasi lain, lidah tergigit, trauma dan faktur karena
intra uteri.
eklampsia maupun pre eklampsia berat dapat dilakukan berbagai upaya seperti
menyaring semua ibu hamil, terutama ibu hamil dengan usia lebih dari 35
tahun atau primipara tua dan semua ibu hamil dengan resiko tinggi terhadap
pre eklampsia berat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
(Depkes RI,2010).
yang berhubungan dengan kejadian Pre Eklampsia Berat (PEB) pada ibu
Kabupaten Serang pada tahun 2014 jumlah ibu yang bersalin dengan pre
eklampsia berat sebesar 51 , insiden dari jumlah persalinan atau berkisar 9,4%
dari jumlah persalinan 540 orang. Sedangkan untuk tahun 2013 jumlah ibu
yang bersalin dengan PEB sebesar 35 (8,5%) dari jumlah persalinan 412.
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalahnya adalah belum
yang berhubungan dengan kejadian Pre Eklampsia Berat (PEB) pada ibu
penelitian ini disebabkan karena adanya fakta bahwa masih tingginya kejadian
Serang dari tahun 2013 dengan kejadian sebesar 35 orang dan tahun 2014
selaku pembuat kebijakan untuk lebih menyikapi jika ada kejadian pre
langsung ke lapangan dan mengetahui secara jelas apa saja yang terkait
pada penanganan pre eklampsia berat pada ibu bersalin sejak awal
kehamilan.
1.5.4 Bagi Masyarakat
Manfaat penelitian bagi masyarakat khususnya ibu bersalin, yaitu untuk
berikut:
8
BAB I PENDAHULUAN
Penelitian
Hipotesis Penelitian
BAB VI PEMBAHASAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
(Prawirohardjo,2010).
The New England Jounal of Medicine menyebutkan bahwa Pre
kehamilan, dengan gejala utama hipertensi yang akut pada wanita hamil
dan wanita dalam nifas (Obstetri Patologi, 2011). Pre eklampsia adalah
10
10
kehamilan (Marmi,2011).
Pre eklampsia berat ialah pre eklampsia dengan tekanan darah
sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai
(Manuaba,2010).
2.1.2 Etiologi Pre Eklampsia
Penyebab pre eklampsia saat ini tidak bisa diketahui dengan
endotel.
b. Peran Faktor Imunologis
11
-eklampsia.
3. Kecenderungan meningkatnya frekwensi pre eklampsia-eklampsia
pada anak dan cucu ibu hamil dengan riwayat pre eklampsia-
pada ibu hamil, disamping infeksi dan pendarahan. Oleh sebab itu,
12
resiko yang lain adalah : riwayat tekanan darah tinggi yang kronis
(Rukiyah, 2010).
eklampsia berat bila ditemukan satu atau lebih gejala sebagai berikut :
a. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥
110 mmHg. Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil
kualitatif
c. Oliguria yaitu produksi urin kurang dari 500 cc/24 jam
d. Kenaikan kadar keratin plasma
13
dengan cepat.
j. Gangguan fungsi hepar (kerusakan hepatoselular) : peningkatan
sudah maju kematian karena pre eklampsia kurang lebih 0,5%. Akan
pada eklampsia adalah kurang lebih 5%. Prognosis untuk anak juga
atau dengan perkataan lain jika gejala-gejala pre eklampsia timbul dini.
hiperefleksia. Bila keadaan itu tidak dikenal dan tidak segera diobati,
(Wiknjosastro,2010).
Adanya pre eklampsia berat disertai minimal salah satu dari :
a. Tanda disfungsi sistem syaraf pusat
b. Pandangan kabur, skotoma, gamgguan mental, dan sakit kepala berat
c. Tanda distensi peregangan kapsula hepar: nyeri kuadran kanan atas
atau epigastrik.
d. Kerusakan hepatoselular: konsnterasi transaminase (SGOT dan
minimal 6 jam.
f. Trombositopenia
g. Proteinuria : lebih dari 5gr/24 jam urin tamping atau protein dipstick
terpecah-pecah.
Perubahan-perubahan tersebutlah tampaknya menyebabkan
rupanya tidak ada hubungan langsung antara berat penyakit dan luas
perdarahan.
e. Retina
Kelainan yang sering ditemukan pada retina ialah spesmus
batas normal. Pada pre eklampsia berat dan eklampsia, kadar gula
30% sampai 50% pasien dengan pre eklampsia berat dan eklampsia
(Patologi Kebidanan,2012).
2.1.8 Efek Pada Janin
Sejumlah gangguan hasil perinatal secara substantive meningkat
melaporkan bahwa hanya 10,7 persen dari 763 wanita dengan hipertensi
kronik yang memiliki bayi kecil untuk masa kehamilan. Dua puluh tiga
persen dari wanita dengan hipertensi kronik dan proteinuria pada awal
sebelumnya.
Von Dadelszen dkk.(2000) menggunakan meta-analisis untuk
insiden bayi kecil untuk masa kehamilan. Ulasan ini dipersulit oleh
perinatal sebesar 46 per 1000, yang jauh lebih tinggi daripada nulipara
proteinuria (Manuaba,2010).
Karena tidak ada penyebab sepesifik pre eklampsia-eklampsia
hamil harus tinggi protein dan mengandung cukup vitamin dan mineral
(25 pon) dari berat badan idealnya sebelum hamil. Asupan garam dalam
tetapi hubungan dosis efek terapeutik tetap belum jelas. Karena itu
pre eklampsia.
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan
tanda-tanda dini pre eklampsia berat dan dalam hal itu harus dilakukan
baik pada wanita hamil. Penerangan tentang manfaat istirahat dan diet
anjurkan lebih banyak duduk dan berbaring, diet tinggi protein, rendah
lemak, karbohidrat, garam dan berat badan yang tidak berlebihan perlu
dianjurkan (Prawihardjo,2010).
ml/KgBB/Jam
- Antidotum : jika terjadi henti nafas maka lakukan ventilasi
126.
- Obat : nifedipine 10-20 mg oral, diulangi setelah 20 menit,
pencernaan makanan.
- Tekanan darah diturunkan secara perlahan-lahan
- Diuretikum tidak dibenarkan secara rutin, hanya diberikan
2011)
persalinan. Usia yang baik untuk hamil atau melahirkan berkisar antara
20-35 tahun. Pada usia tersebut alat reproduksi wanita telah berkembang
dibawah 20 tahun atau diatas 35 tahun kurang baik untuk hamil maupun
yang lebih muda. Bagi wanita yang berusia 35 tahun keatas, selain fisik,
2010).
Sedangkan menurut Manuaba (2010), usia dibawah 20 tahun bukan
perempuan dikatakan siap secara fisik sekitar diatas usia 20 tahun bila
seseorang. Usia yang baik untuk hamil adalah 20-35 tahun (Depkes
RI,2010).
Royston & Armstrong (2008) juga menyebutkan bahwa usia 20-35
tahun merupakan usia yang paling aman bagi wanita untuk hamil dan
melahirkan juga menyatakan bahwa wanita usia remaja yang hamil untuk
pertama kali dan wanita yang hamil pada usia > 35 tahun akan
eklampsia pada ibu yang kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun
(Nanien,2012).
Usia terlalu muda dan terlalu tua merupakan faktor resiko
terjadinya pre eklampsia berat, dan hal ini akan meningkatkan kejadian
pre-eklampsia berat. Usia yang muda belum siap secara psikis karena
darah dan terjadi hipertensi. Ibu hamil dengan usia >35 cenderung
bahwa sebagian besar ibu hamil yang usianya >35 tahun mengalami pre
hamil yang usianya 20-35 tahun 13 responden (37,0%). Dari hasil uji
yang berarti ada hubungan antara usia dengan pre eklampsia berat.
2.2.2Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh ibu, baik yang
(Nanien,2012)
Menurut Manuaba (2010), berdasarkan teori iskemia implantasi
spasme pembuluh darah arterior dan tertahannya garam dan air. Teori
dunia, dari 5%-8% pre eklampsia dari semua kehamilan, terdapat 12%
adalah persalinan yang paling aman. Pada The New England Journal of
26
pre eklampsia 3,9% ,kehamilan kedua 1,7% , dan kehamilan ketiga 1,8%.
Hasil Penelitian Rozikhan (2007) di RS Dr.H.Soewondo Kendal
resiko terjadi pre eklampsia berat 2,2 kali dibandingkan dengan seorang
81 orang (14,1%) lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak
48 orang (9,0%). Hasil analisa uji chi square diperoleh nilai p value
peredaran darah. Begitu juga bila terjadi pada seorang ibu hamil, dimana
rahim (Cunningham,2010).
27
2010).
yang bekerja diluar rumah memiliki resiko lebih tinggi mengalami pre
Pekerjaan dikaitkan dengan adanya aktifitas fisik dan stres yang mana
sebagian besar ibu hamil yang bekerja mengalami pre eklampsia berat
(66,3%). Hasil analisa uji chi square di peroleh nilai p value sebesar
2.2.4Pendidikan
28
berfikir sebagai suatu kegiatan yang intelligent atau yang ilmiah dalam
(Suparyanto,2010)
kejadian pre eklamsi berat proporsinya lebih tinggi terjadi pada mereka
Hasil uji statistik Kai kuadrat (Chi Square) pada α = 0,05 didapatkan nilai
10% pada kehamilan anak pertama, dan 20-25% pada perempuan hamil
dengan riwayat hipertensi kronik sebelum hamil. Faktor resiko ibu untuk
pasangan/paternitas baru, usia lebih muda dari 18 tahun atau lebih tua
waktu jarak antar kehamilan kurang dari 2 tahun atau lebih dari 10 tahun
(Cunningham,2010).
Dasar penyebab pre eklampsia diduga adalah gangguan pada fungsi
endotel pembuluh darah (sel pelapis bagian dalam pembuluh darah) yang
fungsi berbagai organ tubuh dan kebocoran pembuluh darah kapiler yang
bengkak pada tangan dan wajah), oedema paru dan atau hemokonsentrasi
(Cunningham,2010).
Menurut Robert & Redman (1993), peningkatan resiko pre
2012).
Dimana riwayat penyakit yang paling dominan dialami pada
kesehatan jika telah mengalami tanda dan gejala penyakit, selain itu
relatif penyakit akan timbul pada usia tua, maka ketika perawat bertanya
dan mencatat dalam status pasien, sang ibu mengatakan tidak memiliki
mengalami pre eklampsia berat (63,0%). Hasil analisa uji chi square di
dengan kejadian pre eklampsia berat pada ibu bersalin di gambarkan dalam
Bagan 2.1
Kerangka Teori Faktor Resiko Pre Eklampsia Berat
Faktor Internal
Usia
Paritas
Gizi Buruk
Obesitas
Riwayat Penyakit
Riwayat Pre Eklampsia Pre Eklampsia
Berat/ Eklampsia
8
34
BAB III
variabel bebas atau independent variable (X), sedangkan variabel akibat tak
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Dependen
Usia
Paritas
Riwayat
diatas bisa Penyakit
dijelaskan dalamHipertensi
tabel definisi operasional sebagai berikut ini :
Tabel 3.1
Faktor Pekerjaan Definisi Operasional
38
No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur Ukur
35
1 2 3 4 5 6 7
VARIABEL DEPENDEN
1. Pre Eklampsia Pre eklampsia de Lihat data rekam Lembar 0=Ya,jika res Nominal
Berat ngan tekanan da medik chek list ponden terdiag
rah sistolik ≥ 160 nosa PEB
mm Hg dan te
1 = Tidak, jika
kanan darah dias
responden tidak
tolik ≥ 110 mm terdiagnosa PEB
Hg disertai protei
nuria lebih 5g/24
jam (Prawirohar
djo, 2010).
VARIABEL INDEPENDEN
1. Usia Lama waktu hi Lihat data rekam Lembar 0=< 20 atau > 35 Ordinal
dup atau ada di la medik chek list tahun
hirkan (Kamus Ba
hasa Indonesia, 1 = 20-35 tahun
2011)
2. Paritas Jumlah anak yang Lihat data rekam Lembar 0 = Primipara Ordinal
dila hirkan oleh medik chek list
ibu, baik yang 1 = Multipara
dilahir kan hidup
maupun lahir mati
dari pasangan sua
mi istri (Notoat
modjo, 2010).
3. Pendidikan proses pengu Lihat data rekam Lembar 0=Rendah Nominal
bahan sikap dan chek list
tata laku sese 1=Tinggi
orang atau kelom
pok orang dalam
usaha mende
wasakan manusia
melalui upaya
pengajaran dan
pelatihan (Kamus
Besar Bahasa In
donesia, 2012)
36
4. Pekerjaan Ssuatu yang di Lihat data rekam Lembar 0=Tidak bekerja Nominal
lakukan atau diper medik chek list
buat atas tugas 1=Bekerja
kewajiban atau ha
sil bekerja atau
perbuatan atau
pencaharian yang
dijadikan pokok
penghidupan atau
sesuatu yang dila
kukan untuk men
dapatkan nafkah
(Kamus Besar
Bahasa Indonesia,
2012).
5. Riwayat Penya Tekanan darah Lihat data rekam Lembar 0=Hipertensi Nominal
kit Hipertensi (sistole > 180 medik chek list
mmHg, Diastole 1=Tidak Hiper
>110 mmHg ( Ma tensi
nuaba,2010)
Ha1 : Ada hubungan antara usia dengan kejadian Pre Eklampsia Berat pada
2014.
Ha2 : Ada hubungan antara paritas dengan kejadian Pre Eklampsia Berat
tahun 2014.
37
Ha3 : Ada hubungan antara pekerjaan dengan kejadian Pre Eklampsia Berat
tahun 2014.
Ha4 : Ada hubungan antara pendidikan dengan kejadian Pre Eklampsia Berat
tahun 2014.
Ha5 : Ada hubungan antara riwayat penyakit hipertensi dengan kejadian Pre
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
38
pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang bersalin di
orang.
4.3.2 Sampel
39
orang.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rumus dalam penentuan
besar sampel.
Rumus :
N
n
1 N (d 2 )
Keterangan
N = Jumlah populasi
n = Jumlah sampel
N
n
1 N (d 2 )
540
n=
1 540(0,1) ²
n = 84,375
anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti
2. Menetapkan subjek penelitian atau populasi dan sampel penelitian
3. Melakukan pengumpulan data
4. Mengolah dan menganalisis data dengan cara membandingkan antar
berat.
Service Solution) Versi 20.0. Secara lebih lengkap dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Editing (pemeriksaan data)
Yaitu merupakan tahap yang dilakukan untuk memastikan
analisis data dan juga pada saat pemasukan data 0 untuk yang beresiko
yang ada, dengan tujuan untuk menyederhanakan data kedalam bentuk yang
F
P x100
N
Keterangan :
42
P = Presentase
b. Analisa Bivariat
Analisa ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
rumus.
Keterangan :
X2 = Nilai chi squere
0 = Frekuensi observasi
E = Frekuensi harapan
Kesimpulan dari uji Chi squere( X2) adalah jika P ≤ 0,05 maka H0
dependen. Jika P > 0,05 maka H 0 gagal ditolak artinya tidak ada
BAB V
HASIL PENELITIAN
43
sebagai berikut :
6. Nutrisionis 1 orang
7. Kesling 1 orang
8. Perawat 12 orang
48
5.2 Hasil Penelitian
44
Tabel 5.1
Distribusi Kejadian Pre Eklampsia Berat
Di Puskesmas Poned Pamarayan Kabupaten Serang Tahun 2014
Tabel 5.2
Distribusi Berdasarkan Usia
Di Puskesmas Poned Pamarayan Kabupaten Serang Tahun 2014
Tabel 5.3
Distribusi Berdasarkan Paritas
Di Puskesmas Poned Pamarayan Kabupaten Serang Tahun 2014
Tabel 5.4
Distribusi Berdasarkan Pendidikan
Di Puskesmas Poned Pamarayan Kabupaten Serang Tahun 2014
Tabel 5.5
Distribusi Berdasarkan Pekerjaan
Di Puskesmas Poned Pamarayan Kabupaten Serang Tahun 2014
Tabel 5.6
Distribusi Berdasarkan Riwayat Penyakit Hipertensi
Di Puskesmas Poned Pamarayan Kabupaten Serang Tahun 2014
korelasi. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Squre (X2), dengan
ditolak.
Tabel 5.7
Hubungan Antara Usia Dengan Kejadian Pre Eklampsia Berat
Di Puskesmas Poned Pamarayan Kabupaten Serang Tahun 2014
usia < 20 tahun > 35 tahun yang mengalami PEB ada 28 (75,7%) dan
bersalin usia 20-35 yang mengalami PEB ada 17 (35,4%) dan yang
ibu bersalin dengan usia < 20 tahun > 35 tahun mempunyai peluang
Tabel 5.8
Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Pre Eklampsia Berat
Di Puskesmas Poned Pamarayan Kabupaten Serang Tahun 2014
mengalami PEB ada 18 (38,3%) dan yang tidak mengalami PEB ada 29
(61,7%).
Tabel 5.9
Hubungan Antara Pekerjaan Dengan Kejadian Pre Eklampsia Berat
Di Puskesmas Poned Pamarayan Kabupaten Serang Tahun 2014
Pada tabel 5.9 diatas menunjukan bahwa dari 45 ibu bersalin tidak
yang mengalami PEB ada 16 (40,0%) dan yang tidak mengalami PEB
ada 24 (60,0%).
Tabel 5.10
Hubungan Antara Pendidikan Dengan Kejadian Pre Eklampsia Berat
Di Puskesmas Poned Pamarayan Kabupaten Serang Tahun 2014
pendidikan rendah yang mengalami PEB ada 30 (65,2%) dan yang tidak
pendidikan tinggi yang mengalami PEB ada 15(38,5%) dan yang tidak
Tabel 5.11
Hubungan Antara Riwayat Penyakit Hipertensi Dengan Kejadian Pre
Eklampsia Berat Di Puskesmas Poned Pamarayan Kabupaten Serang
Tahun 2014
BAB VI
PEMBAHASAN
tenaga, dan waktu dari peneliti sendiri. Peneliti hanya memilih beberapa
analisis bivariat dengan uji chi square untuk melihat hubungan masing-masing
6. 2 Pembahasan
57
53
(Prawirohardjo,2010).
The New England Jounal of Medicine menyebutkan bahwa Pre
kehamilan, dengan gejala utama hipertensi yang akut pada wanita hamil
dan wanita dalam nifas (Obstetri Patologi, 2011). Pre eklampsia adalah
kehamilan (Marmi,2011).
Pre Eklampsia Berat ialah Pre Eklampsia dengan tekanan darah
sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai
2014.
< 20 tahun > 35 tahun yang mengalami PEB ada 28 (75,7%) dan yang
tidak mengalami PEB ada 9 (24,3%) sedangkan dari 48 ibu bersalin usia
20-35 yang mengalami PEB ada 17 (35,4%) dan yang tidak mengalami
PEB 31 (64,6%).
Berarti secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara usia ibu
bersalin dengan usia < 20 tahun > 35 tahun mempunyai peluang 5,673
untuk hamil atau melahirkan berkisar antara 20-35 tahun. Pada usia
lebih muda. Bagi wanita yang berusia 35 tahun keatas, selain fisik, juga
perempuan dikatakan siap secara fisik sekitar diatas usia 20 tahun bila
seseorang. Usia yang baik untuk hamil adalah 20-35 tahun (Depkes
RI,2010).
56
tahun merupakan usia yang paling aman bagi wanita untuk hamil dan
melahirkan juga menyatakan bahwa wanita usia remaja yang hamil untuk
pertama kali dan wanita yang hamil pada usia > 35 tahun akan
eklampsia pada ibu yang kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun
(Nanien,2012).
Usia terlalu muda dan terlalu tua merupakan faktor resiko
terjadinya pre eklampsia berat, dan hal ini akan meningkatkan kejadian
pre-eklampsia berat. Usia yang muda belum siap secara psikis karena
darah dan terjadi hipertensi. Ibu hamil dengan usia >35 cenderung
(2014) menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil yang usianya >35
(37,0%). Dari hasil uji statistik untuk menganalisa hubungan antara usia
(0,05), yang berarti (0,05) yang berarti ada hubungan antara usia dengan
yang mengalami PEB ada 27 (71,1%) dan yang tidak mengalami PEB
(Nanien,2012)
spasme pembuluh darah arterior dan tertahannya garam dan air. Teori
dunia, dari 5%-8% pre eklampsia dari semua kehamilan, terdapat 12%
adalah persalinan yang paling aman. Pada The New England Journal of
1,8%.
Hasil Penelitian Rozikhan (2007) di RS Dr.H.Soewondo Kendal
resiko terjadi pre eklampsia berat 2,2 kali dibandingkan dengan seorang
81 orang (14,1%) lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak
48 orang (9,0%). Hasil analisa uji chi square diperoleh nilai p value
yang mengalami PEB ada 16 (40,0%) dan yang tidak mengalami PEB
ada 24 (60,0%).
kerja otot dan peredaran darah. Begitu juga bila terjadi pada seorang ibu
pembesaran rahim .
(Cunningham,2010).
yang bekerja diluar rumah memiliki resiko lebih tinggi mengalami pre
Pekerjaan dikaitkan dengan adanya aktifitas fisik dan stres yang mana
pre eklampsia berat (66,3%). Hasil analisa uji chi square di peroleh nilai
status pekerjaan dengan kejadian pre eklampsia berat pada ibu hamil.
rendah yang mengalami PEB ada 30 (65,2%) dan yang tidak mengalami
yang mengalami PEB ada 15(38,5%) dan yang tidak mengalami PEB
ada 24 (61,5%).
berfikir sebagai suatu kegiatan yang intelligent atau yang ilmiah dalam
(Notoatmodjo,2010).
menyebabkan pre eklamsi berat dan pada ibu hamil yang berpendidikan
(Suparyanto,2010).
Hasil uji statistik Kai kuadrat (Chi Square) pada α = 0,05 didapatkan
Eklampsia Berat
10% pada kehamilan anak pertama, dan 20-25% pada perempuan hamil
pasangan/paternitas baru, usia lebih muda dari 18 tahun atau lebih tua
waktu jarak antar kehamilan kurang dari 2 tahun atau lebih dari 10
tahun (Cunningham,2010).
tungkai, bengkak pada tangan dan wajah), oedema paru dan atau
kesehatan jika telah mengalami tanda dan gejala penyakit, selain itu
relatif penyakit akan timbul pada usia tua, maka ketika perawat
bertanya dan mencatat dalam status pasien, sang ibu mengatakan tidak
mengalami pre eklampsia berat (63,0%). Hasil analisa uji chi square di
BAB VII
berhubungan dengan kejadian PEB pada Ibu Bersalin,maka dalam BAB ini
7.1 Kesimpulan
69
7.1.1 Sebagian besar responden yang mengalami Pre eklampsia berat yaitu
(47,1%).
(43,5 %).
7.1.7 Terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan kejadian pre
<0,05).
7.1.8 Terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian pre
<0,05).
70
0,025 (P <0,05).
<0,05).
0,002 (P <0,05).
7.2 Saran
Adapun saran – saran yang dapat peneliti sampai kan terkait peneliti
terhadap masyarakat khusus nya ibu hamil agar biasa mendetiksi dini
kerjasama lintas program dan lintas sektoral dari insitusi terkait serta
DAFTAR PUSTAKA
Dly. 2010. Angka Kejadian Dan Karekteristik Pasien Pre Eklampsia Berat Berat
Berulang Di Bagian Obstetri Dan Ginekologi RSMH (Rumah Sakit
Mohammad
Hoesin) Palembang Periode Januari 2009-September 2010. Tesis FK-
Unsri:Palembang
Etika. 2014. Hubungan Antara Usia Dengn Pre Eklampsia Pada Ibu Hamil Di
POLI KIA RSUD Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara
Manuaba. Ida Bagus Gde. 2010. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekology dan KB. EGC:Jakarta
Utama. 2010. Faktor Resiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Pre Eklampsia
Berat Pada Ibu Hamil Di RSD Raden Mattaher Jambi Tahun 2007. Skripsi
Unsri:Palembang