PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dikupas mengenai hal-hal yang menjadi latar belakang
negara. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu pengawasan yang cukup andal
dapat menjamin pendistribusian dana yang merata pada semua sektor publik
bahwa suatu instansi pemerintah telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas
dan fungsinya secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana kebijakan yang
telah ditetapkan dan ketentuan yang berlaku. Selain itu, pengawasan internal atas
yang efektif, efisien, transparansi, akuntabel, bersih, dan bebas dari praktik
1
2
daerah dan tugas lain yang diberikan kepala daerah, dalam inspektorat sama
dengan auditor internal. Menurut Boynton (2006) dalam Rohman (2007) fungsi
merupakan suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk
menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilakukan. Output dari audit
internal ini tidak hanya berupa rekomendasi untuk perbaikan sistem dan metode,
Dalam audit APBA (Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh) 2011, auditor
selisih uang Rp 33,5 miliar itu secara transparan agar tak lagi menjadi pertanyaan
auditor inspektorat yang menjadi pertanyaan publik sepanjang tahun. Hal ini
disebabkan dari pemeriksaan audit tersebut tidak terdeteksi oleh inspektorat, akan
tetapi ditemukan oleh BPK sebagai auditor eksternal, ini menunjukkan bahwa
Kualitas audit menurut De Angelo (1981) dalam Alim et al. (2007) adalah
tergantung pada objektivitas auditor. Dengan kata lain, etika motivasi dan
Menurut Bartens (2001) dalam Nur’aini (2013) etika dapat dilihat sebagai
praksis dan refleksi. Sebagai praksis, etika diartikan sebagai nilai-nilai atau
norma-norma moral yang mendasari perilaku manusia. Di sisi lain, etika sebagai
refleksi diartikan sebagai pemikiran atau filsafat moral, yaitu manusia berpikir
atau merenung mengenai apa yang harus dan apa yang tidak harus dilakukan dan
jawabkan.
manusia akan didorong untuk memenuhi kebutuhan yang paling kuat sesuai
diri.
dikatakan oleh Goleman (2001) dalam Efendy (2010) hanya dengan adanya
motivasi maka seseorang akan mempunyai semangat juang yang tinggi untuk
Pengertian objektivitas menurut Rai (2011:116) adalah suatu kriteria yang objektif
berarti bebas dari segala bias, baik auditor maupun manajemen. Selain itu
Seorang auditor tidak pernah menempatkan diri atau ditempatkan dalam posisi
dimana objektivitas mereka dapat dipertanyakan. Kode etik dan standar auditor
internal telah menetapkan aturan-aturan tertentu yang harus diikuti agar
terhindar dari kemungkinan pandangan akan kurangnya objektivitas atau
munculnya bias. Pelanggaran atas aturan-aturan ini akan menyebabkan
munculnya kritikan dan pertanyaan mengenai kurangnya objektivitas yang
dimiliki oleh auditor internal.
tugas, harus bebas dari masalah benturan kepentingan (conflict of interest), dan
5
tidak boleh membiarkan faktor salah saji material yang diketahuinya atau
yang dilakukan oleh Rosnidah et al. (2011) menjelaskan bahwa nilai koefisien
positif terhadap kualitas audit sehingga semakin baik tingkat motivasi maka akan
Aceh)”.
keuangan daerah.
keuangan daerah.
Inspektorat Aceh.
(1) Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi akuntansi dan menjadi
daerah.
7
(2) Penelitian ini diharapkan sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan
penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau peluang bagi