Nisrina
1801203010024
Hassanudin Mohd Thas Thaker, Azhar Mohamad, Nazrol Kamil Mustaffa Kamil, Jarita Duasa,
LATAR BELAKANG
01 Dalam mempromosikan efisiensi pasar dalam hal pengungkapan
informasi, peran keuangan tampaknya sangat signifikan.
Pengungkapan informasi yang dilakukan oleh analis keuangan
cenderung membantu berbagai pelaku pasar. Dalam menilai
informasi yang terkait dengan perusahaan. Dalam istilah umum,
analis keuangan biasanya akan mengeluarkan laporan analis yang
berisi berbagai informasi, terutama dari perspektif keuangan
perusahaan. .
02 Pada akhir analisis, analis akan merekomendasikan
investor apakah akan membeli, menahan, atau menjual
saham mereka (Baule dan Wilke, 2004; Haely dan
Palepu, 2003).
Stigler (1961) berpendapat bahwa ketidaktahuan informasi di antara beberapa investor akan menyebabkan dispersi harga.
Selanjutnya, para investor yang memiliki pengetahuan ekstra akan memiliki keunggulan dibandingkan investor yang kurang
informasi karena pengetahuan yang lebih besar tentang fundamental dan prospek perusahaan.
Laporan analis seharusnya menjembatani kesenjangan informasi di kalangan investor, namun, investor tidak terlalu mengandalkan
laporan analis dalam membuat keputusan investasi karena informasi yang diberikan tidak memiliki nilai kuat dan sebagian besar
merupakan informasi publik (Bhattacharya, 1980; Heinkel, 1982; Brennan dan Kraus, 1984). Oleh karena itu, penelitian ini
mengusulkan bahwa alasan kurangnya ketergantungan dan rujukan investor dalam laporan analis adalah karena kurangnya
pengungkapan informasi dalam laporan analis. Pengungkapan informasi dibagi menjadi dua dimensi, (i) konten informasi dan (ii)
keaslian laporan analis.
METODE PENELITIAN
Metode Analisis
• CAR
• regresi panel
Horizon waktu • tes diagnostik yang mencakup
Variance Inflation Factor
Panel Data (VIF),
• analisis korelasi,
Sampel • tes heteroskedastisitas,
• serial auto-korelasi
Sampel laporan • tes Hausman juga dilakukan
analis untuk untuk memastikan validitas
Sifat Studi dan reliabilitas data.
periode 4 Januari
2010 sampai 24
Pengujian
Desember 2015.
Hipotesis
Perhitungan Cumulative Abnormal Return (CAR) mengikuti
pendekatan yang mirip dengan Chen dan Chu (2009) dan Huang et al.
(2009) yang didasarkan pada pengembalian yang disesuaikan pasar.
Pertama, pengembalian mentah dihitung untuk setiap rekomendasi.
Abnormal return harian (AR) dihitung sebagai berikut:
Untuk menghitung pasar, pengembalian, penelitian menggunakan persamaan berikut:
Teknik panel terdiri dari dua model regresi, yaitu model efek tetap (FEM) dan model efek acak (REM). Untuk
memilih model terbaik dari dua model ini, penelitian ini mengikuti tes Housman yang mengadopsi persamaan
sebagai berikut.
Selanjutnya, tes diagnostik juga dilakukan untuk memeriksa keandalan dan validitas data
yang digunakan dalam penelitian ini. Di antara tes diagnostik termasuk Variance Inflation
Factor (VIF), analisis korelasi, uji heteroskedastisitas, serial auto-korelasi, dan tes Hausman.
Hasil dari panel data tidak seimbang menunjukkan bahwa tidak semua informasi yang
terkandung dalam laporan analis dapat mendeteksi pergerakan pengembalian saham.
VARIABEL YANG FOKUS PADA KONTEN INFORMASI
KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan nilai konten informasi dalam laporan analis Malaysia. Penelitian ini
mempertimbangkan nilai konten informasi dan variabel-variabel informativeness lainnya dalam laporan analis dan hubungannya
dengan return abnormal kumulatif. Lebih lanjut, penelitian ini juga meneliti aspek akurasi rekomendasi untuk mendukung temuan.
Kerangka waktu yang terlibat adalah dari 2010 hingga 2015, yang berisi laporan yang diterbitkan setiap hari. Hasil panel
menunjukkan bahwa tidak semua informasi dan variabel keinformatifan berhubungan dengan CAR. Hanya TP, EF, ROE, CFP dan
SPR yang secara statistik terkait dengan pengembalian saham, sedangkan variabel lainnya tidak. Konsisten dengan literatur yang ada,
temuan penelitian mengungkapkan bahwa laporan analis tidak memiliki nilai dalam menjelaskan perilaku pengembalian. (lihat
Farooq, 2008; Jegadeesh et al, 2004). Pembenaran lebih lanjut oleh Francis dan Soffer (1997) juga mendukung temuan penelitian
dari penelitian ini. Studi ini berpendapat bahwa laporan analis gagal memberikan pengungkapan informasi lengkap yang dapat
menjelaskan pergerakan pengembalian, sehingga mendorong investor untuk merujuk ke sumber informasi mereka sendiri dalam
membuat keputusan investasi. Dalam lebih memperjelas nilai rekomendasi, penelitian ini memeriksa keakuratan rekomendasi dengan
membedakan target dan harga akhir. Sebagian besar rekomendasi tidak memenuhi harga target. Seperti yang diungkapkan oleh
analisis, 57 persen dari rekomendasi itu akurat, sementara hanya 38 persen yang tidak akurat. Ini bisa disebabkan oleh faktor-faktor
lain yang mungkin mempengaruhi pengembalian, seperti informasi kualitatif yang terkait dengan perusahaan.