PROPOSAL TESIS
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
MEGISTER SAINS (M.Si)
Pada Program Studi Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala
Oleh
Rahmania
1801203010022
Halaman
i
BAB I
PENDAHULUAN
Penulis menjelaskan pada bab ini latar belakang masalah yang akan diangkat
positif dan reaksi pasar yang negatif pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) untuk di paparkan secara ilmiah yang mempunyai dasar sehingga
yang akan peneliti sebelumnya dalam rumusan masalah, yang terakhir merupakan
kegunaan penelitian yaitu manfaat penelitian ini dari sisi kegunaan praktis
maupun akademis.
Pasar modal sebagai salah satu instrumen ekonomi yang tidak terlepas dari
yang lainnya, merupakan informasi yang akan direspon oleh para pelaku pasar
1
2
Reaksi pasar tersebut dapat berupa reaksi positif dan reaksi negatif. Reaksi
pasar yang positif tercermin dari adanya abnormal return yang positif disekitar
dividen meningkat. Hal ini telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh
Zainafree (2005), Serang (2009) dan Mulyati (2003). Sedangkan, reaksi pasar
yang negatif tercermin dari adanya abnormal retun negatif dan perubahan volume
prospek yang kurang baik serta dianggap memiliki kesulitan likuiditas sehingga
harus menurunkan jumlah dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham
agar mampu tetap membagikan dividen dan juga tidak mengganggu kas
perusahaan. Hal ini telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Mulyati
(2003), Mederios and Matsumoto (2006) dalam Wahyuni dan Sukartha (2012).
Reaksi positif dan reaksi negatif tersebut dapat dijadikan dasar untuk
mengetahui apakah hal ini mendukung dividend signaling theory. Dengan adanya
persepsi yang berbeda dari masing-masing investor akan memberikan reaksi yang
harga saham hal ini didukung dalam teori Efficiency Market Hypothesis harga
saham akan bereaksi terhadap informasi yang ada, termasuk didalamnya berupa
1998). Hal ini mengasumsi bahwa dividen digunakan oleh manajer untuk
dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau
event study diadasari pada mean effet. Dengan konsep uji beda mean maka dapat
diakomodasi tujuan analisis yang melihat keterkaitan dampak suatu kejadian atas
perubahan dalam kekayaan pemilik saham juga arah dari mean effect tersebut.
mana yang lebih besar, apakah sebelum atau setelah periode analisis.
memberikan hasil beragam, seperti hasil penelitian hasil penelitian yang dilakukan
mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap return saham sebelum dan
Reaksi pasar yang positif tercermin dari adanya abnormal return yang positif
return.
dividen merupakan fenomena yang menjadi yang menarik untuk diteliti karena
di masa yanag akan datang. Sedangkan di sisi lain pengumuman dividen kas akan
mengenai kelurusan atas penelitian tersebut maka penulis ingin meneliti lebih
Bursa Efek Indonesia)” . Penelitian ini merupakan penelitian evant study yaitu
study yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang
apakah ada keterikatan antar perubahan harga saham yang ditunjukkan abnormal
return dengan peristiwa pengumuman dividen Bursa Efek Indonesia. Selain itu
return.
pasar.
berikut :
1. Bagi investor dan calon investor dapat menjadi sumber informasi dan
1. Bagi peneliti diharapkan dapat menjadi sarana penerapan ilmu dan menambah
kepustakaan dan untuk menjadi referensi penelitian di masa yang akan datang
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini dikemukan dengan jelas, ringkas, dan padat tentang hasil
yang berasal dari laba perusahaan. Menurut Scot Besley dan Eugene F. Brigham
(2006), dividen merupakan pembagian uang tunai yang dilakukan oleh pemegang
saham atas keuntungan yang diperoleh perusahaan, baik itu laba yang diperoleh
dari periode yang sedang berjalan maupun laba dari periode sebelumnya.
Pengertian lain dari dividen adalah sisa laba bersih perusahaan yang
pemegang saham yang akan menerima dividen. Dividen dibagikan kepada para
kepada pemegang saham sebagai dividen dan yang digunakan perusahaan sebagai
7
8
laba di tahan. Tujuan dari kebijakan dividen untuk memberikan kontribusi dalam
karena itu, kebijakan dividen tidak boleh dipandang sebagai kebijakan yang bisa
diabaikan.
1) Posisi likuiditas perusahaan. Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan
para pemegang saham. Oleh karena dividen merupakan cash outflow, maka
keperluan tersebut, yang ini berarti hanya sebagian kecil pendapatan yang
pertumbuhan yang cepat akan membutuhkan dana yang lebih besar bila
dari sumber intern saja agar kontrol dari kelompok dominan di dalam
seperti ini, maka perusahaan akan lebih suka menahan earningsnya untuk
dividen.
yaitu :
Dividen yang dibayarkan pada akhir tahun tetap setiap periode walaupun
akan penghasilan periode ini, namun ada saatnya dimana pendapat perusahaan
menurun dapat berdampak pada kekurangan kas, karena kas yang telah disepakati
yang lebih tinggi dan perusahaan tidak membutuhkan kelebihan dana untuk
membelanjai pertumbuhan.
saham yaitu :
b) Adanya kebutuhan dana yang sangat besar karena investasi yang sangat
investasi tersebut.
11
terhadap harga pasar saham perusahaan atau nilai perusahaan. Teori ini
disampaikan oleh Modigliani dan Miller (M-M) (1961) yang menyatakan bahwa
nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya Dividend Payout Ratio
(DPR) tetapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan risiko bisnis,
keputusan pembelanjaan dan dividen sama dengan nilai pasar saham sebelum
pembayaran dividen. Dengan kata lain, penurunan harga pasar saham karena
dividen.
2. Bird-in-the-hand theory
Teori ini disampaikan oleh John Linther (1962) dan Myron Gordon (1963),
menentukan rasio pembagian dividen yang tinggi. Menurut John Linther (1962)
dan Myron Gordon (1963), nilai perusahaan akan turun apabila rasio pembayaran
dividen dinaikkan, karena para investor merasa lebih yakin terhadap penerimaan
12
keuntungan modal yang berasal dari dividen dibandingkan capital gains yang
Linther (1962) dan Gordon (1963) beranggapan bahwa satu burung ditangan
risiko dan dividen yang diterima sekarang memiliki risiko yang jauh lebih kecil
daripada dividen yang diterima dimasa yang akan datang. Pembayaran dividen
menyatakan bahwa semakin tinggi dividend payout ratio suatu perusahaan, maka
nilai perusahaan tersebut akan semakin rendah. Hal ini didasarkan pada pemikiran
jika capital gains dikenakan pajak dengan tarif yang lebih rendah daripada pajak
atas dividen, maka saham yang memiliki pertumbuhan yang tinggi akan menjadi
lebih menarik dan lebih banyak diminati. Adanya pajak terhadap keuntungan
dividen dan capital gains maka para investor lebih menyukai capital gains karena
Teori ini menyatakan bahwa kenaikan dividen merupakan suatu sinyal bagi
lebih baik. Sebaliknya, penurunan dividen merupakan suatu sinyal oleh investor
13
masa depan.
Sinyal perubahaan dividen dapat dilihat dari reaksi harga saham. Reaksi
harga saham dapat diukur dengan menggunakan return saham sebagai penilaian
pasar bereaksi positif yang dapat diartikan bahwa peningkatan dividen dianggap
sebagai sinyal yang bagus untuk perusahaan dimasa depan dan sebaliknya jika
terjadi penurunan dividen maka dianggap sebagai sinyal yang kurang bagus bagi
suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak dari pihak lain.
2. Clientele Effect
Teori ini menyatakan bahwa pemegang saham yang berbeda akan memiliki
pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih menyukai
14
suatu dividend payout ratio yang tinggi. Sebaliknya kelompok pemegang saham
yang tidak begitu membutuhkan uang pada saat ini lebih menyukai jika
saham. Sebelum dividen tunai dapat dibayarkan kepada pemegang saham biasa,
preferen.
Perusahaan terkadang membayar dividen dengan aktiva non kas, yang disebut
aktiva properti. Properti dapat berupa sekuritas perusahaan lain yang dimiliki
perusahaan, real estate, barang dagangan, atau setiap aktiva non kas lainnya yang
tambahan modal disetor dan bukan laba ditahan. Dividen likuidasi adalah tepat
jika tidak terdapat niat atau peluang mempertahankan sumber daya untuk
pemegang saham harus diberitahu mengenai berapa jumlah pembagian laba dan
atau saham preferen perusahaan kepada pemegang saham. Dividen saham tidak
penerbit.
dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. saham berwujud selembar kertas
menerbitkan surat berharga tersebut sesuai dengan jumlah modal yang yang
Saham yang tidak memiliki hak istimewa dimana pemilik saham akan
laba. Menurut Jagiyanto (2000), menyatakan bahwa hak pemegang saham biasa
yaitu :
dewan direksi.
lembar saham.
16
Saham ini merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi
dan saham biasa. Seperti obligasi yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham
preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti saham
biasa dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim
pemegang obligasi.
dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh
sebelumnya.
2) Callable Preferred Stock ; saham preferen yang dapat dibeli kembali oleh
dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk
maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima
oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dan volume
perdagangan dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan
menggunakan abnormal return saham. Ini sesuai dengan pendapat Hartono (2008)
content, yaitu :
datang.
bersangkutan. Ini sesuai dengan pendapat Aharony dan Swary (1980) yang
menyatakan bahwa terdapat dua alat untuk mengirimkan informasi kepada publik
18
dan dividen.
return yang didapatkan. Selisih return akan positif jika return yang didapatkan
lebih besar dari return yang diharapkan atau return yang dihitung. Return akan
negatif jika return yang didapat lebih kecil dari return yang diharapkan atau
return yang dihitung. Abnormal return dapat terjadi karena adanya kejadian-
kejadian tertentu, misalnya hari libur nasional, awal bulan, suasana politik yang
tidak menentu, kejadian-kejadian yang luar biasa, pembagian dividen, stock split,
2008):
Keterangan
𝑅𝑖𝑡 = return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada periode
peristiwa ke-t
PitPit1
ReturnSaham Rit =
Pit1
Keterangan :
Menurut Brown and Warner (1985) dalam Hartono (2008), terdapat beberapa
Model ini beranggapan bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama
menggunakan model ini, return ekspektasi suatu sekuritas pada periode tertentu
∑𝑡𝑗=𝑡 R 𝑖 𝑗
E(R𝑖𝑡) =
T
20
Keterangan:
𝐸(𝑅 𝑖𝑡) = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t.
periode estimasi.
periode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk dengan teknik regresi OLS
Keterangan :
return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan
menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk
𝐸(𝑅𝑖𝑡) = 𝑅𝑚𝑡
Keterangan :
Keterangan :
CAR it = akumulasi abnormal return saham ke-i pada hari ke-t yang
diakumulasi selama periode pengamatan ( mulai hari ke-5 sampai
hari ke +5).
AR it = abnormal return untuk saham ke-i pada hari ke-t, yaitu mulai t-5
sampai hari ke +5.
22
Jika terdapat k buah sekuritas, maka akumulasi rata-rata abnormal reutrn atau
∑𝑛
𝑖=1 𝐶𝐴𝑅 𝑡
CAARt=
n
Keterangan :
modal adalah merasa aman terhadap modal yang diinvestasikan. Perasaan aman
dan update. Salah satu informasi yang cukup penting bagi investor adalah
suatu perusahaan.
kurang baik di masa yang akan datang. Nilai yang terkandung dari suatu
dilihat dari perubahan harga saham. Reaksi harga saham dapat diukur
investor akan mendapatkan abnormal return saham. Hal ini juga didukung
abnormal return.
REFERENSI
Akbar, Muhammad and Baig, Humayun Habib. (2010). Reaction of Stock Prices
to Dividend Announcements and Market Efficiency in Pakistan. The Lahore
Journal of Economics. Vol 15. No 1. Page. 103-125.
Ayu Trisana Dewi, I Gusti., dan Rasmini, Ni Ketut. 2013. Reaksi Pasar Pada
Perusahaan Yang Mengumumkan Perubahan Dividen Tunai Periode 2009-
2011. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 2(1):105-119.
Darmadji, Tjiptono & Fakhruddin, Hendy M. 2006. Pasar Modal Indonesia. Edisi
2. Jakarta: Salemba Empat.
24
25
Mulyati, Sri. 2003. Reaksi Harga Saham terhadap Perubahan Dividen Tunai dan
Dividen Yield di bursa Efek Jakarta. Jurnal Siasat Bisnis, JSB No. 8 Vol. 2
Desember 2003.
Suryawijaya, A.M & Setiawan, A.F. 1998. Reaksi Pasar Modal Indonesia
terhadap Peristiwa Politik dalam Negeri (Event Study pada Peristiwa 27 Juli
1996). Jurnal Kelola, 18(VII).
Wahyuni, Putu Ayu Sri dan I Made Sukartha. 2012. Reaksi Pasar terhadap
Pengumuman Dividen Perusahaan yang Termasuk Kategori LQ45. Jurnal
Universitas Udayana.