Anda di halaman 1dari 27

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP REAKSI

PASAR : PENGUJIAN SIGNALING THEORY (Studi Empiris


Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

PROPOSAL TESIS
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
MEGISTER SAINS (M.Si)
Pada Program Studi Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala

Oleh

Rahmania
1801203010022

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2019
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ..................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


1.1 Latar Belakang Penelitian ......................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
1.4 Kegunaan Hasil Penelitian........................................................ 6
1.4.1 Kegunaan Praktis (operasional) ....................................... 6
1.4.2 Kegunaan Akademis (akademis ...................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 7

2.1 Pengertian Dividen ................................................................... 7


2.2 Kebijakan Dividen .................................................................... 7
2.2.1 .Macam-Macam Dividen ................................................. 9
2.2.2 Teori Kebijakan Dividen ................................................. 11
2.2.3 Jenis-Jenis Dividen .......................................................... 14
2.3 Jenis-Jenis Saham ..................................................................... 15
2.4 Kandungan Informasi Pengumuman Dividen .......................... 17
2.5 Abnormal Return ...................................................................... 18
2.6 Akumulasi Abnormal Return .................................................... 21
2.7 Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Reaksi Pasar ......... 22
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 24

i
BAB I

PENDAHULUAN

Penulis menjelaskan pada bab ini latar belakang masalah yang akan diangkat

termasuk fenomena mengenai pengumuman dividen terhadap reaksi pasar yang

positif dan reaksi pasar yang negatif pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) untuk di paparkan secara ilmiah yang mempunyai dasar sehingga

penulis ingin mengkajinya. Selanjutnya rumusan masalah merupakan salah satu

upaya untuk menyatakan secara tertulis pernyataan yang ingin diketahui

jawabannya dalam penelitian. Selanjutnya tujuan penelitian adalah pernyataan

sasaran yang akan dicapai dengan dilakukannya penelitain mengenai masalah

yang akan peneliti sebelumnya dalam rumusan masalah, yang terakhir merupakan

kegunaan penelitian yaitu manfaat penelitian ini dari sisi kegunaan praktis

maupun akademis.

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pasar modal sebagai salah satu instrumen ekonomi yang tidak terlepas dari

berbagai pengaruh lingkungan, baik itu lingkungan ekonomi maupun politik.

Lingkungan ekonomi mikro seperti pengaruh kinerja keuangan perusahaan,

strategi perusahaan, pengumuman laporan keuangan, pengumuman dividen dan

yang lainnya, merupakan informasi yang akan direspon oleh para pelaku pasar

(Suryawijaya & Setiawan, 1996). Pengumuman dividen seringkali dianggap

memiliki kandungan informasi apabila pasar bereaksi pada saat pengumuman

tersebut di terima oleh pasar.

1
2

Reaksi pasar tersebut dapat berupa reaksi positif dan reaksi negatif. Reaksi

pasar yang positif tercermin dari adanya abnormal return yang positif disekitar

tanggal pengumuman pembagian dividen yang meningkat serta terjadi perubahan

volume perdagangan positif yang terjadi sekitar tanggal pengumuman pembagian

dividen meningkat. Hal ini telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh

Zainafree (2005), Serang (2009) dan Mulyati (2003). Sedangkan, reaksi pasar

yang negatif tercermin dari adanya abnormal retun negatif dan perubahan volume

perdagangan negatif, Sehingga pasar tersebut menganggap perusahaan memiliki

prospek yang kurang baik serta dianggap memiliki kesulitan likuiditas sehingga

harus menurunkan jumlah dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham

agar mampu tetap membagikan dividen dan juga tidak mengganggu kas

perusahaan. Hal ini telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Mulyati

(2003), Mederios and Matsumoto (2006) dalam Wahyuni dan Sukartha (2012).

Reaksi positif dan reaksi negatif tersebut dapat dijadikan dasar untuk

mengetahui apakah hal ini mendukung dividend signaling theory. Dengan adanya

persepsi yang berbeda dari masing-masing investor akan memberikan reaksi yang

berbeda-beda dari masing-masing investor dan gabungan seluruh reaksi investor

tersebut akan menimbulkan reaksi pasar,yang akan tercermin pada perubahan

harga saham hal ini didukung dalam teori Efficiency Market Hypothesis harga

saham akan bereaksi terhadap informasi yang ada, termasuk didalamnya berupa

informasi tentang pengumuman dividen. Ini menunjukkan bahwa dividen

mengandung signal profit perusahaan di masa depan. (Wibowo & Indriantoro,


3

1998). Hal ini mengasumsi bahwa dividen digunakan oleh manajer untuk

menunjukkan profitabilitas perusahaan di masa depan.

Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi-reaksi

pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan. Reaksi ini

dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau

dengan menggunakan abnormal return. Kandungan informasi yang ada kemudian

diuji yang dimaksudkan untuk melihat reaksi suatu pengumuman. Jika

pengumuaman mengandung informasi maka diharapkan pasar akan bereaksi oleh

pengumuman yang diterima. Kothari and Warner (2004) menyatakan analisis

event study diadasari pada mean effet. Dengan konsep uji beda mean maka dapat

diakomodasi tujuan analisis yang melihat keterkaitan dampak suatu kejadian atas

perubahan dalam kekayaan pemilik saham juga arah dari mean effect tersebut.

Dampak pada perubahan kekayaan pemilik saham menunjukkan bahwa suatu

kejadian (event) itu penting sedangkan arah menunjukkan perubahan kekayaan

mana yang lebih besar, apakah sebelum atau setelah periode analisis.

Beberapa penelitian yang dilakukan di Indonesia maupun di luar negeri masih

memberikan hasil beragam, seperti hasil penelitian hasil penelitian yang dilakukan

Herdiansyah (2002) menunjukkan bahwa pengumuman perubahan dividen tidak

berpengaruh secara signifikan, Prihantoro (2009) mengatakan bahwa perusahaan

yang mengumumkan penurunan dan kenaikan dividen secara keseluruhan tidak

mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap return saham sebelum dan

sesudah pengumuman dividen.


4

Namun beberapa penelitian mengatakan bahwa Pengumuman dividen

mempunyai pengaruh yang positif , seperti hasil penelitian Zainafree (2005),

Reaksi pasar yang positif tercermin dari adanya abnormal return yang positif

disekitar tanggal pengumuman pembagian dividen yang meningkat serta terjadi

perubahan volume perdagangan positif yang terjadi sekitar tanggal pengumuman

pembagian dividen meningkat, Trisana (2015) melakukan penelitian yang

menyatakan pasar bereaksi secara positif pada pengumuman dividen dan

profitabilitas memperlemah reaksi pasar, Wibowo & Manurung (2004) menguji

25 perusahaan yang melakukan pengumuman dividen pada tahun 2003 hasilnya

menunjukkan bahwa pengumuman dividen berpengaruh terhadap abnormal

return.

Melihat hasil tersebut telah memberikan gambaran tentang pengumuman

dividen merupakan fenomena yang menjadi yang menarik untuk diteliti karena

adanya pengaruh yang berbeda-beda atau kesenjangan yang di timbulkan oleh

pengumuman dividen. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa fenomena ini

menimbulkan teka teki. Namun di satu sisi pengumuman dividen menunjukkan

bahwa perusahaan sedang mengekspresikan kepercayaan dirinya dan prospeknya

di masa yanag akan datang. Sedangkan di sisi lain pengumuman dividen kas akan

membuat posisi kas perusahaan akan semakin berkurang.

Berdasarkan perbedaan hasil penelitian diatas dan keingintahuan penulis

mengenai kelurusan atas penelitian tersebut maka penulis ingin meneliti lebih

lanjut mengenai “pengaruh pengumuman dividen terhadap reaksi pasar :

pengujian signaling theory (studi empisi pada perusahaan yang terdaftar di


5

Bursa Efek Indonesia)” . Penelitian ini merupakan penelitian evant study yaitu

study yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang

informasinya dipublikasi sebagai pengumuman. Hal ini menunjukkan bahwa

apakah ada keterikatan antar perubahan harga saham yang ditunjukkan abnormal

return dengan peristiwa pengumuman dividen Bursa Efek Indonesia. Selain itu

penulis ingin membuktikan bahwa pengumuman dividen berpengaruh positif

terhadap reaksi pasar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah pengumuman dividen berpengaruh positif terhadap reaksi pasar.

2. Apakah pengumuman dividen berpengaruh terhadap comulative abnormal

return.

1.3 Tujuan Penelitian

Dalam permasalahan yang sudah dirumuskan di atas, tujuan penulis adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh positif pengumuman dividen terhadap reaksi

pasar.

2. Unutk mengetahui pengaruh pengumuman dividen terhadap abnormal return.


6

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Praktis (operasional)

Dalam penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat yang

berkepentingan terhadap pengumuman dividen di pasar modal yaitu sebagai

berikut :

1. Bagi investor dan calon investor dapat menjadi sumber informasi dan

masukan sebelum mengambil keputusan investasi.

1.4.2 Kegunaan Akademis (teoritis)

1. Bagi peneliti diharapkan dapat menjadi sarana penerapan ilmu dan menambah

wawasan baru mengenai masalah yang diteliti.

2. Bagi Universitas Syiah Kuala diharapkan dapat menambah koleksi

kepustakaan dan untuk menjadi referensi penelitian di masa yang akan datang
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini dikemukan dengan jelas, ringkas, dan padat tentang hasil

kajian pustaka terkait dengan masalah yang akan diteliti.

2.1 Pengertian Dividen

Dividen adalah suatu pembayaran yang dilakukan kepada pemegang saham

yang berasal dari laba perusahaan. Menurut Scot Besley dan Eugene F. Brigham

(2006), dividen merupakan pembagian uang tunai yang dilakukan oleh pemegang

saham atas keuntungan yang diperoleh perusahaan, baik itu laba yang diperoleh

dari periode yang sedang berjalan maupun laba dari periode sebelumnya.

Pengertian lain dari dividen adalah sisa laba bersih perusahaan yang

didistribusikan kepada pemegang saham atas persetujuan Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS), (Darmaji dan Fakhruddin, 2006: 178).

Menurut John dan Smart (2012:434) pengumuman dividen adalah hari di

mana perusahaan memberikan informasi kepada publik mengenai pembagian

dividen, perusahaan juga menetapkan tanggal tertentu yang menentukan

pemegang saham yang akan menerima dividen. Dividen dibagikan kepada para

pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Jika perusahaan

memutuskan untuk membagi keuntungan dalam dividen, maka semua pemegang

saham mendapatkan haknya yang sama.

2.2 Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen adalah penentuan pembagian laba bersih yang dibagikan

kepada pemegang saham sebagai dividen dan yang digunakan perusahaan sebagai

7
8

laba di tahan. Tujuan dari kebijakan dividen untuk memberikan kontribusi dalam

usaha memaksimumkan kekayaan pemegang saham dalam jangka panjang. Oleh

karena itu, kebijakan dividen tidak boleh dipandang sebagai kebijakan yang bisa

diabaikan.

Menurut Riyanto (2001), ada empat faktor yang mempengaruhi kebijakan

dividen suatu perusahaan, yaitu:

1) Posisi likuiditas perusahaan. Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan

merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil

keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada

para pemegang saham. Oleh karena dividen merupakan cash outflow, maka

apabila posisi likuiditas perusahaan semakin kuat maka kemampuan

perusahaan tersebut untuk membayar dividen akan semakin besar.

2) Kebutuhan dana untuk membayar hutang. Apabila perusahaan telah

menetapkan bahwa pelunasan hutangnya akan diambil dari laba ditahan,

maka perusahaan harus menahan sebagian besar pendapatannya untuk

keperluan tersebut, yang ini berarti hanya sebagian kecil pendapatan yang

dibayarkan sebagai dividen.

3) Tingkat pertumbuhan perusahaan. Sebuah perusahaan dengan tingkat

pertumbuhan yang cepat akan membutuhkan dana yang lebih besar bila

dibandingkan dengan perusahaan yang tingkat pertumbuhannya relatif

lambat. Jika dana yang dibutuhkan untuk membiayai pertumbuhan

perusahaan ini sangat besar, kecenderungan yang terjadi adalah perusahaan


9

lebih suka menahan earningsnya daripada harus membagikan dividen kepada

para pemegang sahamnya.

4) Pengawasan terhadap perusahaan. Ini terutama berkaitan dengan kebijakan

perusahaan untuk membiayai ekspansinya hanya dengan dana yang berasal

dari sumber intern saja agar kontrol dari kelompok dominan di dalam

perusahaan tetap bisa dijalankan. Jika perusahaan mempunyai kebijakan

seperti ini, maka perusahaan akan lebih suka menahan earningsnya untuk

membiayai ekspansi perusahaan daripada harus membagikan dalam bentuk

dividen.

2.2.1 Macam-Macam Dividen

Berikut macam-macam dividen menurut Halim dan Sarwoko (1995: 216),

yaitu :

1. Dividen tetap setiap periode

Dividen yang dibayarkan pada akhir tahun tetap setiap periode walaupun

pendapatan berfluktuasi. Kebijakan ini akan memenuhi harapan pemegang saham

akan penghasilan periode ini, namun ada saatnya dimana pendapat perusahaan

menurun dapat berdampak pada kekurangan kas, karena kas yang telah disepakati

untuk dibagikan kepada pemegang saham.

2. Dividen tetap pada tingkat yang lebih rendah

Dividen yang menghimpun dana dari dalam perusahaan untuk pembiyaan

suatu investasi baru.


10

3. Dividen tetap pada tingkat yang lebih tinggi

Keputusan ini menunjukkan bahwa pendapatan sudah stabil pada tingkat

yang lebih tinggi dan perusahaan tidak membutuhkan kelebihan dana untuk

membelanjai pertumbuhan.

4. Dividen berfluktuasi sesuai pendapatan

Kebijakan ini banyak tidak disukai pemegang saham karena ketidakpastian

pendapatan di periode ini.

5. Dividen rendah yang teratur ditambah ekstra dividen

Apabila perusahaan di tahun ini pendapatan perusahaan meningkat, maka

akan diberi ekstra dividen.

6. Menghapus dividen sama sekali

Ada dua alasan perusahaan tidak membagikan dividen kepada pemegang

saham yaitu :

a) Perusahaan sedang mengalami masalah kesulitan keuangan sehingga tidak

memungkinkan membayar dividen.

b) Adanya kebutuhan dana yang sangat besar karena investasi yang sangat

menarik sehingga harus menahan seluruh mendapatan untuk mendanai

investasi tersebut.
11

2.2.2 Teori Kebijakan Dividen

Terdapat tiga teori kebijakan dividen perusahaan menurut Brigham &

Houston (2006), yaitu :

1. Dividend irrelevance theory

Teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh

terhadap harga pasar saham perusahaan atau nilai perusahaan. Teori ini

disampaikan oleh Modigliani dan Miller (M-M) (1961) yang menyatakan bahwa

nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya Dividend Payout Ratio

(DPR) tetapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan risiko bisnis,

sedangkan bagaimana cara membagi arus pendapatan menjadi dividen

dan laba ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan.

Menurut MM tidak ada kebijakan dividen yang optimal bagi suatu

perusahaan. MM mengemukakan nilai per lembar saham yang didiskonto setelah

keputusan pembelanjaan dan dividen sama dengan nilai pasar saham sebelum

pembayaran dividen. Dengan kata lain, penurunan harga pasar saham karena

pembelanjaan eksternal sama dengan kenaikan harga saham karena pembayaran

dividen.

2. Bird-in-the-hand theory

Teori ini disampaikan oleh John Linther (1962) dan Myron Gordon (1963),

dimana mereka menyatakan bahwa nilai perusahaan akan dimaksimalkan dengan

menentukan rasio pembagian dividen yang tinggi. Menurut John Linther (1962)

dan Myron Gordon (1963), nilai perusahaan akan turun apabila rasio pembayaran

dividen dinaikkan, karena para investor merasa lebih yakin terhadap penerimaan
12

keuntungan modal yang berasal dari dividen dibandingkan capital gains yang

dihasilkan dari laba ditahan.

Linther (1962) dan Gordon (1963) beranggapan bahwa satu burung ditangan

lebih berharga daripada seribu burung di udara. Investor umumnya menghindari

risiko dan dividen yang diterima sekarang memiliki risiko yang jauh lebih kecil

daripada dividen yang diterima dimasa yang akan datang. Pembayaran dividen

sekarang dipercaya dapat mengurangi ketidakpastian investor. Hal ini dikarenakan

investor lebih suka menerima dividen daripada capital gains.

3. Tax preference theory

Teori ini disampaikan oleh Litzenberger dan Ramaswamy (1979) yang

menyatakan bahwa semakin tinggi dividend payout ratio suatu perusahaan, maka

nilai perusahaan tersebut akan semakin rendah. Hal ini didasarkan pada pemikiran

jika capital gains dikenakan pajak dengan tarif yang lebih rendah daripada pajak

atas dividen, maka saham yang memiliki pertumbuhan yang tinggi akan menjadi

lebih menarik dan lebih banyak diminati. Adanya pajak terhadap keuntungan

dividen dan capital gains maka para investor lebih menyukai capital gains karena

dapat menunda pembayaran pajak.

Puspita dan Witono (2004), menuliskan teori-teori yang berkaitan dengan

kebijakan dividen perusahaan yaitu :

1. Dividen Signaling Theorys

Teori ini menyatakan bahwa kenaikan dividen merupakan suatu sinyal bagi

investor bahwa manajemen perusahaan dapat meramalkan suatu penghasilan yang

lebih baik. Sebaliknya, penurunan dividen merupakan suatu sinyal oleh investor
13

bahwa prospek perusahaan menurun atau perusahaan akan mengalami kerugian di

masa depan.

Sinyal perubahaan dividen dapat dilihat dari reaksi harga saham. Reaksi

harga saham dapat diukur dengan menggunakan return saham sebagai penilaian

perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Pengumuman

perubahan dividen dikatakan mempunyai kandungan informasi jika memberikan

abnormal return yang signifikan terhadap pasar. Sebaliknya, jika pengumuman

dividen dikatakan tidak mempunyai kandungan informasi maka tidak memberikan

abnormal return yang signifikan terhadap pasar. Peningkatan dividen membuat

pasar bereaksi positif yang dapat diartikan bahwa peningkatan dividen dianggap

sebagai sinyal yang bagus untuk perusahaan dimasa depan dan sebaliknya jika

terjadi penurunan dividen maka dianggap sebagai sinyal yang kurang bagus bagi

perusahaan di masa depan.

Menurut Brigham dan Houston (2006), signal merupakan suatu tindakan

yang diambil manajemen perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor

tentang bagaimana melihat prospek perusahaan. Prinsip signaling memberi arahan

bahwa setiap tindakan menghasilkan informasi yang disebabkan oleh adanya

asymmetric information. Asymmetric information adalah suatu kondisi dimana

suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak dari pihak lain.

2. Clientele Effect

Teori ini menyatakan bahwa pemegang saham yang berbeda akan memiliki

preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok

pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih menyukai
14

suatu dividend payout ratio yang tinggi. Sebaliknya kelompok pemegang saham

yang tidak begitu membutuhkan uang pada saat ini lebih menyukai jika

perusahaan menahan sebagian laba bersih perusahaan.

2.2.3 Jenis-Jenis Dividen

Dividen dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu :

1. Dividen Tunai (cash dividen)

Dividen Tunai merupakan bentuk umum dari distribusi kepada pemegang

saham. Sebelum dividen tunai dapat dibayarkan kepada pemegang saham biasa,

setiap preferensi dividen preferen harus dibayarkan kepada pemegang saham

preferen.

2. Dividen Properti (property dividen)

Perusahaan terkadang membayar dividen dengan aktiva non kas, yang disebut

aktiva properti. Properti dapat berupa sekuritas perusahaan lain yang dimiliki

perusahaan, real estate, barang dagangan, atau setiap aktiva non kas lainnya yang

ditetapkan dewan direksi.

3. Dividen Likuidasi (liquidating dividen)

Dividen likuidasi merupakan distribusi yang merupakan pengembalian

tambahan modal disetor dan bukan laba ditahan. Dividen likuidasi adalah tepat

jika tidak terdapat niat atau peluang mempertahankan sumber daya untuk

penggantian aktiva. Apabila perusahaan membagi dividen likuidasi, maka para

pemegang saham harus diberitahu mengenai berapa jumlah pembagian laba dan

berapa yang merupakan pengembalian modal, sehingga para pemegang saham

bisa mengurangi rekening investasinya.


15

4. Dividen Saham (stock dividen)

Dividen saham merupakan distribusi proporsional atas tambahan saham biasa

atau saham preferen perusahaan kepada pemegang saham. Dividen saham tidak

mengubah aktiva, kewajiban, atau total ekuitas pemegang saham perusahaan

penerbit.

2.3 Jenis-Jenis Saham

Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan sesorang atau badan

dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. saham berwujud selembar kertas

yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang

menerbitkan surat berharga tersebut sesuai dengan jumlah modal yang yang

ditanamkan di perusahaan tersebut, menurut Darmadji & Fakhruddin (2006).

1. Saham biasa (common stock)

Saham yang tidak memiliki hak istimewa dimana pemilik saham akan

mendapatkan keuntungan berupa dividen hanya apabila perusahaan memperoleh

laba. Menurut Jagiyanto (2000), menyatakan bahwa hak pemegang saham biasa

yaitu :

a) Hak Kontrol, pemeganga saham biasanya mempunyai hak untuk memilih

dewan direksi.

b) Hak Menerima Pembagian Keuntungan, pemegang saham berhak untuk

mendapatkan bagian dari keuntungan yang diperoleh perusahaan.

c) Hak Preemptive, pemegang saham biasanya berhak untuk mendapatkan

persentasi kepemelikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan

lembar saham.
16

2. Saham preferen (preferred stock)

Saham ini merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi

dan saham biasa. Seperti obligasi yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham

preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti saham

biasa dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim

pemegang obligasi.

a) Karakteristik saham preferen yaitu :

1) Preferen terhadap dividen ; hak pemegang saham preferen untuk menerima

dividen terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa dan

juga memperoleh hak mendapatkan dividen komulatif.

2) Preferen pada waktu likuidasi ; saham preferen mempunyai hak terlebih

dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh

saham biasa pada saat terjadi likuidasi.

b) Macam – macam saham preferen

1) Comvertible Preferred Stock ; kemampuan saham preferen untuk dapat

ditukar dengan saham biasa dengan rasio yang telah disepakati

sebelumnya.

2) Callable Preferred Stock ; saham preferen yang dapat dibeli kembali oleh

perusahaan yang mengeluarkannya dengan harga tebus yang lebih tinggi

dari nilai nominalnya.

3) Flooting ; saham dimana dividennya tidak tetap dan tergantung dari

tingkat retrun dari sekuritas.


17

3. Saham Treasuri (Treasury Stock)

Saham treasuri adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah

dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk

tidak dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasuri.

2.4 Kandungan Informasi Pengumuman Dividen

Kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu

pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi (information content),

maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima

oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dan volume

perdagangan dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan

menggunakan abnormal return saham. Ini sesuai dengan pendapat Hartono (2008)

bahwa jika suatu pengumuman mengandung informasi maka investor akan

mendapatkan abnormal return saham.

Menurut Foster (1986), ada tiga faktor yang memengaruhi information

content, yaitu :

1. Ekspektasi perubahan saham pada waktu pengumuman informasi

2. Implikasi pengumuman terhadap distribusi return saham di masa yang akan

datang.

3. Kredibilitas sumber informasi.

Investor pada umumnya menggunakan informasi tentang pengumuman

dividen untuk melakukan analisis dalam menilai prospek perusahaan yang

bersangkutan. Ini sesuai dengan pendapat Aharony dan Swary (1980) yang

menyatakan bahwa terdapat dua alat untuk mengirimkan informasi kepada publik
18

mengenai prospek masa depan perusahaan, yaitu gambaran mengenai earnings

dan dividen.

2.5 Abnormal Return

Abnormal return adalah selisih antara return yang diharapkan dengan

return yang didapatkan. Selisih return akan positif jika return yang didapatkan

lebih besar dari return yang diharapkan atau return yang dihitung. Return akan

negatif jika return yang didapat lebih kecil dari return yang diharapkan atau

return yang dihitung. Abnormal return dapat terjadi karena adanya kejadian-

kejadian tertentu, misalnya hari libur nasional, awal bulan, suasana politik yang

tidak menentu, kejadian-kejadian yang luar biasa, pembagian dividen, stock split,

right issue, penawaran perdana saham, dan lain-lain.

Studi peristiwa menganalisis return tidak normal (abnormal return) dari

sekuritas yang mungkin terjadi di sekitar pengumuman dari suatu peristiwa.

Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi

terhadap return normal. Abnormal return adalah selisih antara return

sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi, sebagai berikut (Hartono,

2008):

𝐴𝑅𝑖𝑡 = 𝑅𝑖𝑡  𝐸(𝑅𝑖𝑡)

Keterangan

𝐴𝑅𝑖𝑡 = abnormal return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t


19

𝑅𝑖𝑡 = return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada periode

peristiwa ke-t

𝐸(𝑅𝑖𝑡) = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t

Return sesungguhnya merupakan return terjadi pada waktu ke-t yang

merupakan selisih harga sebelumnya.

PitPit1
ReturnSaham Rit =
Pit1

Keterangan :

𝑅𝑖𝑡 = return saham i pada hari ke- t

𝑃𝑖𝑡 = harga saham i pada hari ke- t

P𝑖𝑡1 = harga saham i pada hari ke t1

Menurut Brown and Warner (1985) dalam Hartono (2008), terdapat beberapa

model yang dapat digunakan untuk mengukur return ekspektasi, yaitu:

1. Model Disesuaikan Rata-rata (Mean Adjusted Model)

Model ini beranggapan bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama

dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi. Dengan

menggunakan model ini, return ekspektasi suatu sekuritas pada periode tertentu

diperoleh melalui pembagian return realisasi sekuritas tersebut dengan lamanya

periode estimasi. Model ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

∑𝑡𝑗=𝑡 R 𝑖 𝑗
E(R𝑖𝑡) =
T
20

Keterangan:

𝐸(𝑅 𝑖𝑡) = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t.

𝑅𝑖𝑗 = return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j.

𝑇 = lamanya periode estimasi yaitu dari t1-t2

2. Model Pasar (Market Model)

Perhitungan return ekspektasi dengan model ini dilakukan

melalui dua tahapan, yaitu:

a) Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama

periode estimasi.

b) Menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di

periode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk dengan teknik regresi OLS

(Ordinary Least Square) dengan persamaan sebagai berikut

𝑅𝑖𝑗= 𝛼𝑖+ 𝛽𝑖𝑅𝑚𝑗+ 𝐸𝑖𝑗

Keterangan :

𝑅𝑖𝑗 = return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j

𝛼𝑖 = intercept untuk sekuritas ke-i

𝛽𝑖 = koefisien slope yang merupakan beta sekuritas ke-i

𝑅𝑚𝑗 = return indeks pasar pada periode estimasi ke-j.

𝐸𝑖𝑗 = Kesalahan residu ke-i pada periode estimasi ke-j.


21

3. Model Disesuaikan Pasar (Market-Adjusted Model)

Model ini beranggapan bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi

return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan

menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk

membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasiadalah sama

dengan return indeks pasar. Rumus :

𝐸(𝑅𝑖𝑡) = 𝑅𝑚𝑡

Keterangan :

𝐸(𝑅𝑖𝑡) = Return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t

𝑅𝑚𝑡 = Return pasar sekuritas pada waktu t

2.6 Akumulasi Abnormal Return (Comulative Abnormal Return/CAR)

Akumulasi abnormal return merupakan penjumlahan abnormal return suatu

saham hari sebelumnya di dalam periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas

(Jogiiyanto, 2000). Rumusnya sebagai berikut :

CAR it= ∑𝑡𝑛=𝑡5 𝐴𝑅 it

Keterangan :
CAR it = akumulasi abnormal return saham ke-i pada hari ke-t yang
diakumulasi selama periode pengamatan ( mulai hari ke-5 sampai
hari ke +5).
AR it = abnormal return untuk saham ke-i pada hari ke-t, yaitu mulai t-5
sampai hari ke +5.
22

Jika terdapat k buah sekuritas, maka akumulasi rata-rata abnormal reutrn atau

comulative avarage abnormal return (CAAR) dapat dihitung sebagai berikut :

∑𝑛
𝑖=1 𝐶𝐴𝑅 𝑡
CAARt=
n

Keterangan :

CAARt = akumulasi rata-rata abnormal return pada hari ke-t

CARt = akumulasi abnormal return saham ke-i pada hari ke-t

n = jumlah saham yang terpengaruh peristiwa

2.7 Pengaruh Pengumuman Dividen terhadap Reaksi Pasar

Salah satu faktor seorang investor menginvestasikan uangnya di pasar

modal adalah merasa aman terhadap modal yang diinvestasikan. Perasaan aman

tersebut meningkat apabila investor mendapatkan informasi yang benar, lengkap

dan update. Salah satu informasi yang cukup penting bagi investor adalah

pengumuman dividen karena dapat digunakan untuk melihat prospek keuntungan

suatu perusahaan.

Informasi mengenai pengumuman dividen akan memiliki nilai bagi

investor jika dengan adanya informasi tersebut menyebabkan investor

melakukan transaksi di pasar modal. Apabila manajemen mengumumkan

kenaikan dividen yang akan dibagikan, investor akan menangkap

informasi ini sebagai sinyal bahwa prospek perusahaan atau kondisi

keuangan relatif baik untuk masa depan. Namun apabila manajemen


23

mengumumkan penurunan dividen, hal ini akan dijadikan sinyal oleh

investor sebagai prospek penurunan perusahaan sehingga perusahaan

kurang baik di masa yang akan datang. Nilai yang terkandung dari suatu

informasi pengumuman dividen tercermin melalui reaksi pasar yang

dilihat dari perubahan harga saham. Reaksi harga saham dapat diukur

dengan menggunaka return saham sebagai nilai perubahan harga atau

dengan menggunakan abnormal return. pengumuman dividen saham

Pengumuman dividen merupakan salah satu sinyal bahwa

perusahaan bermaksud menahan kas untuk membiayai rencana

investasinya yang lebih menguntungkan. Hal ini dianggap sebagai sinyal

yang baik karena berkaitan dengan pertumbuhan perusahaan yang

bersangkutan. Akibatnya harga saham perusahaan ini pun meningkat dan

investor menganggap kenaikan ini akan terus berlanjut di masa depan.

Dengan meningkatnya harga saham itu artinya pengumuman dividen

saham memiliki kandungan informasi yang penting bagi investor untuk

mendapatkan abnormal return. Ini sesuai dengan pendapat Hartono

(2008), bahwa jika suatu pengumuman mengandung informasi, maka

investor akan mendapatkan abnormal return saham. Hal ini juga didukung

oleh penelitian Pathirawasam (2009), penelitian Akbar dan Baig (2010),

dan penelitian Wang (2014) yang menyatakan bahwa pengumuman

dividen saham memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

abnormal return.
REFERENSI

Aharony, Joseph dan Itzhak Swary.1980. Quertely dividend and Earning


Announcement and stockholders return : An Emperical analyzis. The Jaornal
of Finance vol.XXXV. No.1.

Akbar, Muhammad and Baig, Humayun Habib. (2010). Reaction of Stock Prices
to Dividend Announcements and Market Efficiency in Pakistan. The Lahore
Journal of Economics. Vol 15. No 1. Page. 103-125.

Ayu Trisana Dewi, I Gusti., dan Rasmini, Ni Ketut. 2013. Reaksi Pasar Pada
Perusahaan Yang Mengumumkan Perubahan Dividen Tunai Periode 2009-
2011. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 2(1):105-119.

Brigham, F. Eugene & Houston F. Joel. 2006. Financial management. Singapore.


Cengange Learning Asia Pte LTD.

Danies Arta Waluyo., dan Prihantoro. 2009. Pengaruh Pengumuman Pembagian


Dividen Terhadap Return Saham Sebelum dan Sesudah Ex-Dividen Date.
Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 3(7):1-15.

Darmadji, Tjiptono & Fakhruddin, Hendy M. 2006. Pasar Modal Indonesia. Edisi
2. Jakarta: Salemba Empat.

Foster, George. 1986. Financial Statement Analysis. Second Edition. USA:


Prentice Hall.

Gordon, Myron J. (1963). Optimal Investment and Financing Policy.Journal of


Finance.264-272.

Graham, Jhon R. dan Smart Scott B.2012. Introducing to Corporate Finance


(With Access Cade). United State of America: South-Western Cengage
Learning Harga Saham (Closing Price)

Halim, Abdul & Sarwoko. 1995. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi


Keempat. Yogyakarta: BPFE

Hartono, Jogiyanto,. (2008). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi


Kelima. Yogyakarta: BPFE.

Herdiansyah, D. 2002. Pengumuman Dividen Reguler terhadap Future


Unexpected Earning: Suatu Penelitian Empiris di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Siasat Bisnis, 7(1).
Lintner, J. 1962. “Dividends, Earnings, Leverage, Stock Prices and the Supply of
Capital to Corporations.” Review of Economics and Statistics, pp. 243- 269.

24
25

Litzenberger, R. H. And Ramaswamy, K. (1979).The Effect of Personal Taxes


and Dividend on capital Asset Prices: Theory and Empirical
Evidence.Journal of Financial Economics. 7, 163-195.

Mulyati, Sri. 2003. Reaksi Harga Saham terhadap Perubahan Dividen Tunai dan
Dividen Yield di bursa Efek Jakarta. Jurnal Siasat Bisnis, JSB No. 8 Vol. 2
Desember 2003.

Puspitasari, Dian Agustin dan Banu Witono. 2004. Pengaruh Pengumuman


Dividen Tunai Ditinjau Dari Kenaikan dan Penurunan Dividen Terhadap
Variabelitas Tingkat Keuntungan Saham Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, Vol. 3. No. 2. Hlm 107-126.

Riyanto, Bambang. (2001). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi


Keempat. Yogyakarta: BPFE.

Suryawijaya, A.M & Setiawan, A.F. 1998. Reaksi Pasar Modal Indonesia
terhadap Peristiwa Politik dalam Negeri (Event Study pada Peristiwa 27 Juli
1996). Jurnal Kelola, 18(VII).

Wahyuni, Putu Ayu Sri dan I Made Sukartha. 2012. Reaksi Pasar terhadap
Pengumuman Dividen Perusahaan yang Termasuk Kategori LQ45. Jurnal
Universitas Udayana.

Wang, Chiu-Ping. (2014). The Effect of Dividend Announcement: Evidence from


the Emerging Market. European Financial Management Journal.

Wibowo, A.F. & Indriantoro, N. 1998. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reaksi


Pasar terhadap Pengumuman Dividen Saham. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia, 13(4).

Wibowo, B. & Manurung, A. 2004. Efek Pembagian Dividen Tunai terhadap


Return Harga Saham. Usahawan. No. 8 Th XXXIII.

Zainafree, Golda. 2005. Reaksi Harga Saham Terhadap Pengumuman


Pembayaran Dividen Tunai di Bursa Efek Jakarta. Thesis Program Pasca
Sarjana Universitas Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai