Sebagian besar tanah dibumu memiliki fosfor (P) suboptimal yang ketersediaanya untuk

pertumbuhan tanaman (Vance et al., 2003; Lynch 2011). Fosfor (P) adalah makronutrien penting
dalam tanah untuk pertumbuhan tanaman. Ketersediaann P tanah untuk tanaman terkait dengan
beberapa karakter tanaman, termasuk pelepasan karboksilat. Beberapa peneliti melaporkan bahwa
P adalah elemen kunci yang sangat mempengaruhi inisiasi dan pertumbuhan akar klaster. Menurut
(Keerthisinghe et al. 1998) bahwa Pasokan P yang cukup untuk tanaman menghambat
pembentukan akar rumput dan menghindari tanah kehilangan karbon yang berlebihan dari sistem
akar.
Fungsi dari fosfor dalam tanaman diantaranya dapat mempercepat pertumbuhan akar semai
dan dapat mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanman dewasa
pada umumnya. Sebagai bahan pembentuk, fosfor terpencar-pencar dalam tubuh tanaman, semua
inti mengandung fosfor dan selanjutnya sebagai senyawa-senyawa fosfat di dalam sitoplasma dan
membran sel. Selain itu di dalam jaringan tanaman P berperan dalam hampir semua proses reaksi
biokimia. Peran P yang istimewa adalah proses penangkapan energi cahaya matahari dan
kemudian mengubahnya menjadi energi biokimia. P merupakan komponen penyusun membran
sel tanaman, penyusun enzim-enzim, penyusun co-enzim, nukleotida (bahan penyusun asam
nukleat), P juga ambil bagian dalam sintesis protein, terutama yang terdapat pada jaringan hijau,
sintesis karbohidrat, memacu pembentukan bunga.Pada proses pembungaan kebutuhan fosfor
akan meningkat drastis karena kebutuhan energi meningkat dan fosfor adalah komponen penyusun
enzim dan ATP yang berguna dalam proses transfer energi.
Difusi P dalam tanah jauh lebih cepat dari pada tanaman, serapan menghasilkan
pembentukan zona deplesi fosfor sekitar akar. Fosfor dalam tanah memiliki jumlah yang terbatas
ketersediaannya dan pergerakannya dalam tanah yang lambat. Maka salah satu strategi paling
efektif untuk meningkatkan ketersediaan posfor dalam tanah adalah dengan menambahkan bahan
organik tanah.