Anda di halaman 1dari 13

SEORANG WANITA USIA 23 TAHUN G1P0A0 DENGAN ABORTUS INKOMPLET

Disusun Oleh:
dr. Elga Putri Indanarta

Pembimbing
dr. Hesa Kusuma A. Sp.OG

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RSUD AJIBARANG
BANYUMAS

2016
BAB I
STATUS PASIEN

I. ANAMNESIS
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. GW
Umur : 23 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Wangon
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
No. RM : 1807**
Tanggal Masuk RS : 10 Desember 2016
Tanggal Pemeriksaan : 10 Desember 2016

II. Keluhan Utama


Perdarahan

III. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir sejak sekitar 4 jam
sebelum masuk rumah sakit. Perdarahan berlangsung saat pasien hendak mandi, tiba-
tiba keluar darah cukup banyak, berganti 1 pembalut sampai ke rumah sakit. Darah
berwarna merah segar, pasien tidak merasa ada gumpalan yang keluar. Pasien juga
merasakan nyeri pada bagian perut bawah seperti diremas-remas, mulai dari sesaat
sebelum perdarahan berlangsung hingga saat pemeriksaan. Pasien merasa sedikit
lemas namun masih kuat berjalan sendiri dari parkiran mobil ke rumah sakit. Pasien
tidak mengeluhkan demam, kelainan BAB dan BAK, serta riwayat trauma.
Pasien mengetahui dirinya hamil sekitar 2 minggu yang lalu melalui tes urin
strip kemudian dikonfirmasi periksa di bidan.

IV. Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat keluhan serupa sebelumnya : disangkal
Riwayat dirawat di RS : disangkal
Riwayat alergi obat/makanan : disangkal
Riwayat HT : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat DM : disangkal
V. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat sakit jantung : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat keguguran : disangkal
VI. Riwayat Kebiasaan
Riwayat konsumsi alkohol, jamu : disangkal
Riwayat merokok : disangkal
VII. Riwayat Gizi
Pasien makan teratur 3 kali sehari berupa nasi dengan lauk pauk berganti-gantian
daging, telur, tempe tahu dan sayur mayur. Minum air putih 10-12 gelas sehari.
VIII. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien merupakan pegawai swasta. Pasien berobat dengan pembiayaan pribadi.
IX. Riwayat Kebidanan
Status : G1P0A0
Riwayat haid:
 Menarche : 14 tahun
 Siklus : 30 hari
 Lama : 5 hari
 HPHT : 2 November 2016
Riwayat perkawinan : 1 kali dengan 1 suami sah, September 2016
Riwayat kontrasepsi : belum pernah menggunakan metode apapun

II. PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 10 Desember 2016
1. Keadaan Umum
Pasien tampak sakit ringan, kesadaran compos mentis, gizi kesan cukup
2. Tanda Vital
S : 36,6 oC per aksiler
N : 90 x/menit, reguler, simetris, isi dan tegangan cukup.
RR : 10 x/menit, tipe thorakoabdominal, reguler, kedalaman cukup
Tensi : 110/80 mmHg
3. Kulit
warna sawo matang, turgor menurun (-), ikterik (-),hiperpigmentasi (-), petechie (-),
kering (-), teleangiektasis (-), ekimosis(-), lebam (-).
4. Kepala
Mesocephal, rambut warna hitam, mudah rontok (-), luka (-).
5. Wajah
Simetris, eritema (-)
6. Mata
konjungtiva pucat (-/-), mata cekung (-/-), pupil isokor dengan diameter 3 mm/3 mm,
reflek cahaya (+/+) normal
7. Telinga
Membran timpani intak, sekret (-), darah (-), nyeri tekan mastoid (-), nyeri tekan
tragus (-), gangguan fungsi pendengaran (-).
8. Hidung
Deviasi septum nasi (-), epistaksis (-), nafas cuping hidung (-), sekret (-), fungsi
pembau baik
9. Mulut
Trismus (-), Sianosis (-), papil lidah atrofi (-), gusi berdarah (-), bibir kering (-),
stomatitis (-), pucat (-), luka pada sudut bibir (-).
10. Leher
JVP tidak meningkat, trakea di tengah, simetris, pembesaran tiroid (-), pembesaran
kelenjar getah bening (-).
11. Thoraks
Bentuk normochest, simetris, retraksi intercostalis (-), pembesaran kelenjar getah
bening aksilla (-).
Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat, thrill (-)
Perkusi : konfigurasi jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : HR 90x/menit, bunyi jantung I-II intensitas normal, regular, bising (-),
gallop (-)
Pulmo :
Depan
Inspeksi :
Statis : normochest, simetris kanan-kiri, sela iga tak melebar, retraksi (-),
sela iga tidak mendatar
Dinamis : simetris, pengembangan dada kanan = kiri, sela iga tak melebar,
retraksi (-)
Palpasi :
Statis : simetris, sela iga tidak melebar, retraksi (-), tidak ada yang
tertinggal
Dinamis : pengembangan paru simetris, tidak ada yang tertinggal, fremitus
raba kanan = kiri
Perkusi :
Kanan : sonor di seluruh lapang paru
Kiri : sonor, sesuai batas paru jantung.
Auskultasi :
Kanan : suara dasar vesikuler normal, suara tambahan (-)
Kiri : suara dasar vesikuler normal, suara tambahan (-)
Belakang
Inspeksi :
Statis : punggung kanan kiri simetris
Dinamis : pengembangan dada simetris
Palpasi :
Statis : punggung kanan dan kiri simetris
Dinamis : pergerakan kanan = kiri, fremitus raba kanan = kiri
Perkusi :
Kanan : sonor, mulai redup pada batas paru bawah V Th X
Kiri : sonor, mulai redup pada batas paru bawah V Th XI
Peranjakan diafragma 5 cm kanan sama dengan kiri.
Auskultasi :
Kanan : suara dasar vesikuler normal, suara tambahan (-)
Kiri : suara dasar vesikuler normal, suara tambahan (-)
12. Punggung
kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-), nyeri ketok kostovertebra (-/-)
13. Abdomen
Inspeksi : dinding perut = dinding dada, tinggi fundus uteri belum dapat
dievaluasi
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Perkusi : tympani, pekak sisi (-), pekak alih (-)
Palpasi : supel (+), nyeri tekan (-)
14. Genitourinaria
Vulva tenang, dinding vagina licin, portio tebal lunak, OUE terbuka diameter 1
cm, darah (+)
15. Kelenjar getah bening inguinal
Tidak teraba membesar.
16. Ekstremitas
Extremitas superior Extremitas inferior
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Sianosis - - - -
Pucat - - - -
Akral dingin - - - -
Luka - - - -
Deformitas - - - -
Ikterik - - - -
Petekie - - - -
Spoon nail - - - -
Clubbing finger - - - -
Hiperpigmentasi - - - -
Fungsi motorik 5 5 5 5
Fungsi sensorik Normal Normal Normal Normal
Reflek fisiologis 2 2 2 2
Reflek patologis - - - -

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Pemeriksaan Laboratorium (10 Desember 2016)
Hb : 13.7 gr/dl
Hct : 41.5 %
AE : 5.58 x 106/uL
AL : 10.37 x 103/uL
AT : 308 x 103/uL
GDS : 99 mg/dl
BT : 2.00 detik
CT : 4.30 detik
Kreatinin : 0.62 mg/dl
Ureum : 16 mg/dl
HbsAg : Non reaktif
2. EKG (10 Desember 2016)

Normal sinus rhytm 86 bpm


3. USG
Gambar USG pasien tidak terdokumentasi
Tampak gestasional sac. berisi produk sisa konsepsi

IV. RESUME
• Seorang G1P0A0 UK 5+2 minggu datang masuk dari IGD dengan keluhan perdarahan
• Anamnesis: perdarahan dari jalan lahir sekitar 4 jam SMRS, terus menerus, berupa
darah segar, tidak ada gumpalan, tidak berbau, 1x ganti pembalut. Perdarahan disertai
nyeri perut bawah seperti diremas-remas. Pasien tidak mengalami demam, keluhan
BAB maupun BAK, serta riwayat trauma.
• Pemeriksaan Fisik: keadaan umum baik, vulva uretra tenang, dinding vagina dalam
batas normal, darah (+), OUE terbuka diameter 1 cm
• Pemeriksaan Penunjang: Lab darah dalam batas normal, EKG dalam batas normal,
USG: Tampak gestasional sac. berisi produk sisa konsepsi
X. PROBLEM
Abortus inkomplet

XI. RENCANA PEMECAHAN MASALAH


Problem 1. Abortus inkomplet
Assessment
Anamnesis : perdarahan dari jalan lahir, nyeri perut
Pemeriksaan Fisik : keadaan umum baik, OUE terbuka diameter 1cm, darah (+)
Pemeriksaan Penunjang : Laboratorium darah, EKG dalam batas normal, USG abdomen
tampak gestasional sac.
DD : kehamilan ektopik terganggu, blighted ovum, mola hidatidosa
Ip Tx : - Bed rest
- pro kuretase
- misoprostol 2 x 1 tablet 100mcg
Ip Mx : KUVS, inspekulo
Ip Ex : kondisi kehamilan, tindakan yang akan dilakukan, kontrasepsi
pasca keguguran
XII. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam

XIII. LAPORAN PERKEMBANGAN


 Resume operasi (11 Desember 2016 00.45 s.d 01.00 di OK IBS RSUD Ajibarang)
Pasien dalam GA TIVA, posisi lithotomi, dilakukan evakuasi isi uterus menggunakan
sendok kuret. Hasil evakuasi berupa sisa konsepsi tidak dikirim untuk pemeriksaan
patologi anatomi. Jumlah perdarahan ±10cc. Keadaan pasien sebelum, selama, dan
setelah operasi baik.
 Medikasi post kuretase
Konseling, Informasi & Edukasi, diet TKTP, Amoxicilin tab 3x500mg, Asam mefenamat
tab 3x500mg, Methil Ergomethrin tab 3x1, Sulfas Ferosus caps 1x1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

ABORTUS INKOMPLET
A. DEFINISI

Ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.
WHO IMPAC (2000) UK < 22 minggu.1 Beberapa acuan terbaru menetapkan batas UK< 20
minggu atau berat janin <500 gram.1

B. DIAGNOSIS
 Perdarahan pervaginam dari bercak hingga berjumlah banyak
 Perut nyeri dan kaku
 Pengeluaran sebagian produk konsepsi
 Serviks dapat tertutup maupun terbuka
 Ukuran uterus lebih kecil dari yang seharusnya
Diagnosis ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan ultrasonografi.

a. USG kehamilan usia 5 minggu1 b. USG aborsi inkomplet uk.5 minggu1

C. DERAJAT

1
1

D. FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor predisposisi abortus mencakup beberapa faktor, antara lain:1
 Faktor dari janin (fetal), yang terdiri dari: kelainan genetik (kromosom)
 Faktor dari ibu (maternal), yang terdiri dari: infeksi, kelainan hormonal seperti
hipotiroidisme, diabetes mellitus, malnutrisi, penggunaan obat-obatan, merokok,
konsumsi alkohol, faktor immunologis dan defek anatomis seperti uterus didelfis,
inkompetensia serviks (penipisan dan pembukaan serviks sebelum waktu in partu,
umumnya pada trimester kedua) dan sinekhiae uteri karena sindrom Asherman.
 Faktor dari ayah (paternal): kelainan sperma.

Etiologi-etiologi terjadinya abortus diuraikan sebagai berikut:2

 Aneuploidi: temuan morfologis tersering pada aborsi spontan dini yaitu


perkembangan zigot, mudigah, janin dini, terkadang plasenta, dan sering terdapat
kelainan kromosom.
 Infeski: infeksi genital oleh herpes simpleks pada awal kehamilan berkaitan dengan
peningkatan insidensi aborsi, begitu pula dengan infeksi HIV-1. Infeksi agen lain
belum terbukti berkaitan dengan aborsi spontan.
 Kelainan endokrin: hipotiroidsme subklinis dan atau dengan autoantibodi tiroid
mungkin berkaitan dengan peningkatan risiko aborsi. Diabetes tergantung insulin juga
berkaitan dalam hal derajat pengendalian metabolik.
 Gizi: defisiensi baik salah satu nutrien maupun moderat seluruh nutrien belum
terbuksi sebagai kausa yang penting.
 Pemakaian obat: merokok, konsumsi alkohol dan kopi dengan jumlah tertentu
berkaitan dengan peningkatan risiko aborsi.
 Faktor lingkungan: radiasi dalam dosis memadai merupakan suatu agen aborsi, kurang
dari 5 rad tidak menyebabkan peningkatan risiko.
 Kelainan imunologik: berdasarkan patofisiologi autoimun dan aloimun.
 Trombofilia herediter: defisiensi protein C, protein S, dan antithrombin III, serta
mutasi faktor V Leiden dan hiperhomosistinemia dilaporkan berkaitan dengan aborsi.
 Defek uterus: kelainan anatomis uterus berbagai tipe berkaitan dengan aborsi.
 Serviks inkompeten: terjadi pembukaan serviks pada trimester kedua atau mungkin
awal trimester ketiga secara spontan hingga ekspulsi janin imatur.
 Laparatomi: peritonitis meningkatkan risiko aborsi, namun belum ada bukti bahwa
pembedahan pada awal kehamilan menyebabkan aborsi.
E. TATALAKSANA UMUM

Secara umum tatalaksana abortus sebagai berikut1: Dilakukan penilaian secara cepat
mengenai keadaan umum ibu termasuk tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah,
pernapasan, suhu). Periksa tanda-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi, tekanan
sistolik <90 mmHg). Jika terdapat syok, lakukan tatalaksana awal syok Jika tidak terlihat
tanda-tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong melakukan evaluasi
mengenai kondisi ibu karena kondisinya dapat memburuk dengan cepat. Bila terdapat
tanda-tanda sepsis atau dugaan abortus dengan komplikasi, berikan kombinasi antibiotika
sampai ibu bebas demam untuk 48 jam:

• Ampicillin 2g IV/IM kemudian 1g diberikan setiap 6jam


• Gentamicin 5mg/kgBB IV setiap 24jam
• Metronidazol 500mg IV setiap 8jam
Semua ibu yang mengalami abortus perlu mendapat dukungan emosional dan konseling
kontrasepsi pasca keguguran.

Tatalaksana khusus abortus inkomplit yaitu1:

 Jika perdarahan ringan atau sedang dan kehamilan usia kehamilan kurang dari 16
minggu, gunakan jari atau forsep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang
mencuat dari serviks.
 Jika perdarahan berat dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu, lakukan
evakuasi isi uterus. Aspirasi vakum manual (AVM) adalah
metode yang dianjurkan. Kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan bila AVM
tidak tersedia. Jika evakuasi tidak dapat segera dilakukan, berikan ergometrin 0,2
mg IM (dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu).
 Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu, berikan infus 40 IU oksitosin
dalam 1 liter NaCl 0,9% atau Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes per menit
untuk membantu pengeluaran hasil konsepsi.
 Lakukan evaluasi tanda vital pascatindakan setiap 30 menit selama 2 jam. Bila
kondisi ibu baik, pindahkan ibu ke ruang rawat.
 Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan untuk
pemeriksaan patologi ke laboratorium.
 Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen, dan
produksi urin setiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar hemoglobin setelah 24
jam. Bila hasil pemantauan baik dan kadar Hb >8 g/dl, ibu dapat diperbolehkan
pulang.
Aborsi bedah pada UK sebelum 14 minggu dilakukan mula-mula dengan membuka
serviks, kemudian mengeluarkan kehamilan secara mekanik dengan mengerok keluar isi
uterus dan atau dengan aspirasi manual.2 Pada UK setelah 16 minggu, dilakukan dilatasi dan
evakuasi atau ekstraksi.2 Serviks dibuka lebar diikuti oleh destruksi mekanis dan evakuasi
bagian janin.2 Setelah janin dikeluarkan lengkap, digunakan kuret vakum berlubang besar
untuk mengeluarkan plasenta dan jaringan yang tersisa.2

Dilatasi serviks dan evakuasi dengan sendok kuret2


F. KONTRASEPSI PASCA KEGUGURAN

AKDR umumnya dapat dipasang secara aman setelah aborsi spontan atau diinduksi1.
Kontraindikasi pemasangan AKDR pasca keguguran antara lain infeksi pelvik, abortus
septik, atau komplikasi serius lain dari abortus. 1
DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan:
Kementerian Kesehatan RI, WHO, HOGSI-POGI, IBI, IDI, IDAI, UNICEF, UNFPA,
USAID). Ed.2013. Jakarta: Kemenkes RI, 2013. pp 84-91

2. Obsteri Williams, panduan ringkas: Kenneth J. Leveno.. (et al.); alih bahasa,
Brahm U. Pendit; editor bahasa Indonesia, Egi Komara Yudha, Nike Budhi Subeki.
Ed.21. Jakarta: EGC, 2009. pp 60-64

3. Ultrasound imaging in the management of bleeding and pain in early pregnancy.


Best Pract Res Clin Obstet Gynaecol. Knez J1, Day A1, Jurkovic D2. 2014
Jul;28(5):621-36. https://www.obimages.net/other/first-trimester-threatened-failure-
bleedingmiscarriage-molar-changes/ First Trimester: Bleeding/Miscarriage, Molar
Changes. (Some commentary and images courtesy of Jill Beithon RT, RDMS, RDCS,
RVT)

Anda mungkin juga menyukai