BAB I
PENDAHULUAN
Dalam beberapa dekade terakhir OSA dipandang seabagai faktor potensial dalam
berbagai penyakit kardiovaskular seperti hipertensi, gagal jantung, sindroma koroner
akut, aritmia (atrial fibrilasi memiliki prevalensi tinggi), penyakit serebrovaskular
seperti stroke (prevalensinya mencapai 38 – 78% di populasi umum), dan sudden
cardiac death (Chami, et al, 2008 dalam hesshelbacher, et al, 2012; Felipe, 2012;
Aaronson, 2014; Fibriani, 2011). Penatalaksanaan yang tepat terbukti memperbaiki
parameter kardiovaskular dan kualitas hidup (Fibriani, 2011).
OSA memiliki hubungan yang erat dengan beberapa faktor resiko seperti obesitas,
usia yang lebih tua, dan jenis kelamin laki – laki (Punjabi, 2009). Menurut data
statistik terakhir dari WHO tahun 2008, lebih dari 1,4 milyar orang dewasa
menderita kelebihan berat badan (overweight) dan sekitar 500 juta menderita obesitas.
Di Indonesia sendiri angka obesitas dan kelebihan berat badan mencapai 4,7%. WHO
memperkirakan di tahun 2015, sekitar 2,3 milyar orang dewasa akan menderita
kelebihan berat badan dan obesitas.
Penderita obesitas dan kelebihan berat badan memiliki kesempatan yang lebih
besar untuk mendengkur dan menderita gangguan tidur (sleep apnea) (Madani, 2007).
Mendengkur merupakan salah satu dari gejala yang dialami oleh penderita OSA. Ada
dua tipe mendengkur yaitu, tipe habitual (kebiasaan) dan tipe occasional(kadang –
kadang). Prevalensi tipe habitual mencapai 3,2 – 12,1 % dan prevalensi tipe
occasional adalah 28,1 % (Schetcher, 2002).
Rasa mengantuk yang berlebihan di siang hari atau sering disebut Excessive
daytime sleepiness (EDS), merupakan salah satu kondisi yang diakibatkan oleh OSA
(Leibowiz, et al, 2006), dan hal ini dialami oleh sekitar 12% dari populasi umum
(Klink, 1993). EDS adalah faktor predisposisi yang umum menyebabkan kecelakaan,
menurunkan produktivitas, gangguan neurokongnitif, dan masalah interpersonal
maupun sosial penderitanya (Cai et al, 2013).
OSA dapat memicu terjadinya kecelakaan lalu lintas.oleh karena itu, sekarang
OSA dianggap sebagai masalah yang perlu ditanggapi dengan serius. Menurut
3
2. Masyarakat
Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran kepada masyarakat
tentang faktor resiko apa saja yang dapat menyebabkannya menderita
OSA dan juga mengetahui tentang akibat yang bisa disebabkan jika
seorang individu menderita OSA. Dengan demikian masyarakat lebih
peduli tentang bagaimana cara untuk mencegah penyakit tersebut.
3. Peneliti
Sebagai wadah untuk mengembangkan kemampuan peneliti dalam
menulis Karya Tulis Ilmiah (KTI) dan untuk menambah wawasan bagi
penulis tentang gambaran masyarakat di populasi umum yang beresiko
menderita OSA dari hasil skrining menggunakan Ephworth Sleepiness
Scale dan Berlin Sleep Questionaire.
4. Penelitian selanjutnya
Agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk
penelitian selanjutnya.