PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Meskipun tidak ada pengobatan untuk keadaan ini, tetapi tindakan
prevensi dan manajemen dapat dilakukan untuk mengurangi insidensi dan
kekambuhan penyakit. Peningkatan kejadian penyakit kardiovaskuler pada
dekade terakhir menyebabkan deteksi dini dan kontrol hipertensi perlu
ditingkatkan.
B. Rumusan Masalah
Apakah pemberian metode Aerobik exercise pada pasien Hypertensi
dengan riwayat CAD 3VD dapat menjadi pilihan yang tepat untuk
membantu meningkatkan Vo2 max dan kemampuan untuk melakukan
aktivitas fisik yang berat Semakin meningkat
C. Tujuan Masalah
Mengetahui sejauh mana pengaruh Aerobik exercise pada pasien
Hypertensi dengan riwayat CAD 3VD dapat menjadi pilihan yang tepat
untuk membantu meningkatkan Vo2 max dan kemampuan untuk melakukan
aktivitas fisik yang berat Semakin meningkat
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Fisioterapi
untuk dapat mentelaah tentang efektifitas pemberian Aerobik exercise
pada pasien Hypertensi dengan riwayat CAD 3VD dapat menjadi pilihan
yang tepat untuk membantu meningkatkan Vo2 max dan kemampuan untuk
melakukan aktivitas fisik yang berat Semakin meningkat
2. Bagi penulis
untuk meningkatkan pengetahuan dan sebagai aset pribadi mengenai
efektifitas Aerobik exercise pada pasien Hypertensi dengan riwayat CAD
3VD dapat menjadi pilihan yang tepat untuk membantu meningkatkan
Vo2 max dan kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik yang berat Semakin
meningkat
2
3. Bagi IPTEK
Sebagai penambah wawasan dan informasi tentang peran fisioterapi pada
unit rehabilitasi jantung dalam memberikan tindakan promotif, preventif
dan rehabilitatif pada pasien Hypertensi dengan riwayat CAD 3VD
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Defenisi
Hipertensi adalah penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dari
berbagai faktor resiko yaitu: umur, jenis kelamin, obesitas, alkohol, genetik,
stress, asupan garam, merokok, pola aktifitas fisik, penyakit ginjal dan
diabetes militus. Oleh karena itu penyakit hipertensi timbul karena adanya
interaksi dari berbagai factor yang telah disebutkan, faktor lain yang lebih
berpengaruh atau berperan terhdap timbulnya hipertensi tidak dapat diketahui
dengan pasti ( Anggara, 2013).
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih dari 139 mmHg dan atau
tekanan darah sistolik lebih dari 89 mmHg, berdasarkan rerata dua atau tiga
kali pengukuran yang cermat sewaktu duduk dalam satu atau dua kali
kunjungan. (Santoso Karo-karo dalam rilantono 2015)
4
2. Anatomi dan fisiologi
5
Katub jantung dibagi atas katup atrioventrikular: kanan
(trikuspidalis) dan kiri (bicuspid/mitral), dan katub semilunar: kanan (katub
pulmonal) dan kiri (katub aorta). Katub atrioventrikular (AV) mengalirkan
darah dari atrium ke ventrikel pada saat relaksasi (diastole) berfungsi untuk
mencegah darah kembali ke atrium pada saat kontraksi (systole). Katub
semilunar (SL) mengalirkan darah dari ventrikel ke arteri pada saat ventrikel
kontraksi ( systole) berfungsi untuk mencegah darah kembali dari arteri ke
ventrikel saat ventrikel relaksasi.
6
d). Struktur pembuluh darah
7
3. Etiologi dan Faktor Risiko
Terdapat beberapa etiologi dan faktor resiko hipertensi yang dikutip dari
Rilantono (2012)(BUKU IWAN), yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer tidak memiliki penyebab yang spesifik, kondisi ini semakin
berkembang akibat peningkatan curah jantung dan resistensi tekanan perifer.
Berikut ini adalah macam-macam penyebab hipertensi premier:
a). Genetik : Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi,
Beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini.
b). Jenis Kelamin dan usia : laki laki berusia 35-50 tahun dan wanita pasca
menepuose beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi.
c). Diet : konsumsi diet garam tinggi atau lemak secara langsung berhubungan
dengan berkembangnya hipertensi.
d). Berat badan/obesitas : lebih dari 25% diatas BB ideal. Dikaitkan dengan
berkembangnya hipertensi.
e). Gaya hidup : merokok dan mengkonsumsi alkohol dapat meningkatkan
tekanan darah bila gaya hidup menetap.
8
Hipotiroid Pil pengganti Hiperglikemi
Cushing’s syndrome estrogen Luka bakar
Faeokromositoma Kehamilan Keracunan alkohol
Kokain
4. Patofisiologi
9
hipertrofi ventrikel untuk meningkatkan kekuatan kontraksi. Akan tetapi
kemampuan ventriel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung. Jantung
semakin terancam oleh parahnya aterosklerosis koroner yang bila berlanjut,
penyediaan oksigen miokardium berkurang. Peningkatan kebutuhan oksigen pada
miokardium terjadi akibat hipertrofi ventrikel dan peningkatan beban kerja
jantung sehingga akhirnya akan menyebabkan angina atau infark miokardium
yang menimbulkan kematian bila terjadi kegawatan. Beberapa gangguan organ
akan terjadi secara perlahan bila tidak diatasi segera.
5. Klasifikasi
Tabel 2.1
Klasifikasi Hipertensi (ESC/ISH dalam Rilantono, 2015)
Klasifikasi Sistolik Diastolik
Optimal <120 Dan <80
Normal 120-129 dan/ atau 80-84
Normal tinggi 130-139 dan/ atau 84-89
Hipertensi derajat 1 140-159 dan/ atau 90-99
Hipertensi derajat 2 160-179 dan /atau 100-109
Hipertensi derajat 3 > 180 dan/ atau > 110
- -
Hipetensi sistolik > 140 Dan <90
terisolasi -
10
a) .Berdasarkan penyebab meliputi:
1). Hipertensi primer atau essensial
Merupakan hipertensi yang paling banyak ditemukan di masyarakat
yaitu sekitar 95% dari jumlah kasus hipertensi. Penyebab dari hipertensi
primer tidak diketahui.
2). Hipertensi sekunder
Penyebabnya dapat diidentifikasi dan mencakup 5% dari kasus hipertensi
di masyarakat. Penyebabnya antara lain peningkatan sekresi katekolamin
(faeokromositoma), peningkatan pengeluaran renin (stenosis arteri renalis),
dan peningkatan volume darah dan jumlah sodium di vaskular (contoh
Cushing’s syndrome)
6. Manifestasi Klinik
Terdapat banyak sumber pustaka menjelaskan tentang manifestasi klinik
sebagai tanda dan gejala hipertensi, salah satunya yang dikutip dari Zulkarnaen
(2012) meliputi peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg, sakit kepala,
epistaksis, pusing/migrain, rasa berat/kaku ditengkuk, sukar tidur, mata
berkunang-kunang, lemas dan lelah, muka pucat, gelisah, mual/muntah, dan sesak
11
nafas, angina, pusing dan asimptomatis ( kadang – kadang gejala timbul bila telah
terjadi komplikasi pada target irgan: mata, ginjal, jantung, otak).
7. Komplikasi
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipertensi dapat diketahui sebagai berikut :
a). Penatalaksanaan nonfarmakologis
12
1). Mengurangi konsumsi garam dalam diet sehari-hari, maksimal 2 gram
garam dapur. Batasi pula makanan yang mengandung garam natrium seperti
ikan kalengan, lauk atau sayuran instan, saus botolan, mie instan, dan kue
kering. Pembatasan konsumsi garam mengakibatkan pengurangan natrium yang
menyebabkan peningkatan asupan kalium. Ini akan menurunkan natrium
intrasel yang akan mengurangi efek hipertensi.
2). Menghindari kegemukan (obesitas). Batasan kegemukan adalah jika berat
badan lebih 10% dari berat badan normal. Pada penderita muda dengan
hipertensi terdapat kecenderungan menjadi gemuk dan sebaliknya pada
penderita muda dengan obesitas akan cenderung hipertensi. Pada orang gemuk
akan terjadi peningkatan tonus simpatis yang diduga dapat mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
3). Membatasi konsumsi lemak. Ini dilakukan agar kadar kolesteroldarah tidak
terlalu tinggi karena kolesterol darah yang tinggi dapat menyebabkan endapan
kolesterol.
4). Berolahraga teratur dapat menyerap dan menghilangkan endapan kolesterol
pada pembuluh nadi. Olah raga yang dimaksud adalah gerak jalan, berenang,
naik sepeda dan tidak dianjurkan melakukan olah raga yang menegangkan
seperti tinju, gulat atau angkat besi karena latihan yang berat dapat
menimbulkan hipertensi.
5). Makan buah-buahan dan sayuran segar amat bermanfaat karena banyak
mengandung vitamin dan mineral kalium yang dapat membantu menurunkan
tekanan darah.
6). Tidak merokok dan tidak minum alkohol karena diketahui rokok dan
alkohol dapat meningkatkan tekanan darah. Menghindari rokok dan alkohol
berarti menghindari kemungkinan hipertensi.
7). Latihan relaksasi atau meditasi berguna untuk mengurangi stres atau
ketegangan jiwa. Kendorkan otot tubuh sambil membayangkan sesuatu yang
damai dan menyenangkan, mendengarkan musik dan bernyanyi sehingga
mengurangi respons susunan saraf pusat melalui penurunan aktivitas simpatetik
sehingga tekanan darah dapat diturunkan.
13
8). Memberi kesempatan tubuh untuk istirahat dan bersantai dari pekerjaan
sehari-hari yang menjadi beban jika tidak terselesaikan. Jika hal ini terjadi pada
Anda, lebih baik melakukan kegiatan santai dulu. Setelah pikiran segar kembali
akan ditemukan cara untuk mengatasi kesulitan itu.
14
BAB III
LAPORAN STATUS KLINIS
C. Segi Fisioterapi
1. Anamnesis ( Auto)
a). Keluhan utama
Pada saat pengkajian dilakukan, klien mengeluh Nyeri dada dan
kepala pusing
Pengkajian nyeri :
P (provoke) : nyeri dirasakan pada saat klien duduk
Q (quality) : nyeri dirasakan seperti tertusuk
R (radiation) : nyeri di rasakan di dada kiri dan menjalar ke
punggung
S (severe) : skala nyeri 4/10
15
T (time) : dirasakan hilang timbul
2. Pemeriksaan Fisik
a) Kesadaran : compos mentis
b) Keadaan umum : Baik
c) BB / TB : 73 kg / 165 cm
d) Vital sign :
1) TD: 151/86 mmhg
2) HR: 90 x/menit
3) RR: 22 x/menit
e) Mata : anemis (-), ikterik (-)
f) Hidung : sekret (-), polip (-), pernapasan cuping hidung (-)
g) Bibir : sianosis (-), mukosa kering.
h) Leher : JVP normal, pembesaran kelenjar tiroid (-).
16
i) Abdomen : BU 8x permenit, tidak ada massa, distensi (-)
j) Extrimitas : akral hangat, odema pada ekstremitas (-), baal (-),
k) Kulit : turgor baik (< 3detik )
3. Pemeriksaan khusus
Selama di rumah sakit, klien makan 3 x/hari dengan nasi, lauk-pauk dan
sayur-mayur, 1 porsi kadang habis kadang tidak.. Pasien mengatakan
bahwa selama di rumah sakit, nafsu makannnya tidak mengalami
penurunan, mual (-), muntah (-), kembung (-). Sebelumnya dirumah klien
tidak pernah membatasi asupan makanannya karena klien beranggapan
bahwa ia telah minum obat sebagai penangkalnya.
BAK 5-6 kali sehari, dengan jumlah ± 1500 cc/24 jam
BAB 1 kali sehari, konsistensi lunak (terakhir kali BAB tanggal 12
Februari 2016)
Balance cairan 13/02/2016 -150 cc/hari (I: 1500 cc, O:1650 cc)
Balance cairan tgl 14/02/2016 -200cc/hari (I: 1400cc, O: 1600cc)
4. Pemeriksaan penunjang
a) EKG tanggal 12-02-2016
17
SR, Gel P normal diikuti dengan QRS komp, PR normal dengan
interval <0,20 det, QRS Durasi sempit, axis LAD, ST change (+)
depresi di I, aVL V4,V5, dan V6, T Inverted V4-V6, I, aVL
c) Laboratorium:
Hematologi ELEKTROLIT
Hb/Ht : 14. 9 mg/dL Natrium : 139 mmol/L
Ht : 44.4 /µL Kalium : 3.50 mmol/L
Leukosit : 45.9 /µL Magnesium : 2.12 ug/ml
Fungsi Ginjal Clorida : 102 mmol/L
Ureum : 39.08 mg/dl
Creatinin : 1.5 mg/dl CKMB : 32 u/L
Gula Darah Trop T : 420 mg/L
GDS : 201 mg/dl
18
Fungsi Ginjal
Ureum : 28 mg/dl
Creatinin : 2.11 mg/dl
BUN : 15.8 mg/dl
Profile Lemak
Kolesterol total : 78 mg/dl
5. Diagnosa Fisioterapi
HDL : 43 mg/dl
a) Impairment
LDL : 119 mg/dl
- Penurunan lumen/elastisitas pembuluh darah arteri
Trigeliserida : 78 mg/dl
GDP2jpp: 145
- Peningkatan gr/dL darah
kepekatan
- Penurunan nilai aerobic
b) Fungsional Limitation
- Vo2 max Menurun
c) Disability
- ketidak mampuan untuk melakukan aktivitas fisik yang berat
7. Prognosis
Quo ad vitam : baik
Quo ad sanam : baik
Quo ad cosmeticam : Baik
Quo ad fungsional : Baik
19
8. Intervensi Fisioterapi
a) Tujuan :
Mengembalikan kemampuan fungsional, meningkatkan
mempertahankan kekuatan serta daya tahan jantung dan paru
Meningkatkan kemampuan oerobik pasicn yang dihitung dalam
satuan mets
b) Penatalaksanaan fisioterapi
- Aerobik Exercise
Latihan yang teratur dan terstruktur merupakan ciri latihan
senam arobik yang diharapkan. Untuk meenuhi sasaran latihan
yang baik dan benar perlu diperhatikan takaran yang tepat dalam
melakukannya.
latihan senam aerobik yang bisa diterapkan pada saat
latihan adalah sebagai berikut:
Pemanasan dan Pendinginan:
1). Tekuk kepala ke samping, lalu tahan dengan tangan pada sisi
yang sama dengan arah kepala. Tahan dengan hitungan 8-10, lalu
bergantian dengan sisi lain.
2). Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus ke atas kepala
dengan posisi kedua kaki dibuka selebar bahu. Tahan dengan 8-10
hitungan. Rasakan tarikan bahu dan punggung.
3). Kedua kaki dibuka selebar bahu, lingkarkan satu tangan ke
leher dan tahan dengan tangan lainnya. Hitungan 8-10 kali dan
lakukan pada sisi lainnya.
4). Posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu gerakkan ke samping
dengan gerakan setengah putaran. Tahan 8-10 kali hitungan lalu
arahkan tangan ke sisi lainnya dan tahan dengan hitungan sama.
- Ergocycle Exercise
1) Persiapan Fisioterapis
Memberikan penjelasan penggunaan ergo cycle
20
2) Persiapan Pasien
- Pasien duduk pada ergo cycle pada posisi yang nyaman
3) Persiapan Alat
- Atur ketinggian tempat duduk ergo cycle sesuai
4) kenyamanan pasien
- Atur beban sesuai dengan dosis latihan 25W
5) Pelaksanaan
- Pasien diminta mengayuh ergo cycle secara continue
dengan kecepatan 50-55 km/jam selama 10 menit
- Gymnasium
1). Pemanasan (senam)
Persiapan Fisioterapis
- Terapis/instruktur senam berada di depan pasien
- Memberikan penjelasan senam
- Memberikan aba-aba untuk melakukan cek nadi sebelum
latihan
2). Persiapan Pasien
Pasien membuat barisan secara kelompok
Mempersiapkan alat bantu senam (Bola, tongkat atau ring
hula hop) sesuai kebutuhan
- Cek nadi sesuai instruksi terapis/instruktur senam
3). Pelaksanaan
- Gerakan senam dilakukan secara teratur, mulai dari
peregangan otot extremitas atas dan bawah
- Gerakan dinamis dengan repetisi pengulangan 2x8
hitungan
4). Relaksasi
- Cek nadi setelah senam
21
- Latihan Jalan
1) Persiapan Fisioterapis
- Terapis menjelaskan cara latihan jalan
2) Persiapan pasien
- Tidak dalam kondisi yang lelah
- Gunakan alas kaki yang nyaman
- Pastikan tidak ada keluhan pada fungsional ekstemitas bawah
3) Pelaksanaan
- Pasien berjalan dengan mengikuti trek yang sudah dibuat
dengan panjang 1 putaran
- Tiap melewati I putaran trek jalan pasien diminta untuk
memasukkan 1 koin ke wadah yang telah disiapkan sebagai tanda
100 m berjalan
- Jarak tempuh jalan diberikan sesuai dengan dosis
9. Evaluasi
Pasien Tn. S masuk ruang IGD dengan keluhan nyeri dada hilang
timbul seperti ditusuk > 20 menit dengan skor 8/10, sesak nafas, kepala
terasa pusing dan lemas. Sesak nafas hilang timbul,. Berdebar(-), tidak
ada ronchi, Hr: 90 x/menit, TD: 146/100 mmHg, RR: 22x/menit.
22
- Peningkatan elastisitas pembuluh darah arteri
- Penurunan kepekatan darah
- Peningkatan nilai aerobic
Fungsional :
- Vo2 max Mengalami peningkatan
-kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik yang berat
- Semakin meningkat
23
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A, Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil
pelaksanaan terapi dengan menggunakan intervensi Aerobic Exercise,
ergocycle,gymnasium, dan latihan jalan dapat meningkatan elastisitas pembuluh
darah arteri , Penurunan kepekatan darah , Peningkatan nilai aerobic dan Vo2 max
mengalami peningkatan serta kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik yang
berat semakin meningkat pada kondisi hipertensi.
B. Saran
Berdasarkan hambatan yang dialami penulis maka saran yang dapat penulis
sarankan adalah sebagai berikut:
Untuk penelitian selanjutnya agar dapat meningkatkan dan mengembangkan
penelitian ini dengan inovasi atau metode fisioterapi yang lainnya Untuk peneliti
selanjutnya agar lebih meningkatkan pelayanan dengan intervensi Aerobic
Exercise, ergocycle, gymnasium, dan latihan jalan, dengan lebih
mempercepat pemberian pelayanan sebelum timbul kondisi yang memperberat
kondisi dan evaluasi dengan durasi yang lebih panjang.
24
DAFTAR PUSTAKA
25