DISUSUN OLEH:
Emmaculata A. I1011151072
PENDAHULUAN
Menurut Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang untuk laporan tahunan gizi
2011, jumlah sasaran Balita yang ada di Kabupaten Ketapang sebesar 51.706 Balita
dengan jumlah penimbangan sebesar 23.104 Balita (D/S = 44,7%). Pada laporan
tahunan gizi 2012 menyatakan jumlah sasaran Balita yang ada di Kabupaten
Ketapang sebesar 43.844 Balita dengan jumlah penimbangan sebesar 25.011 Balita
(D/S = 57,0%). Dilihat dari persentase pada tahun 2011 (44,7%) dan 2012 (57,0%)
masih belum mengalami kenaikan, dan masih belum mencapai target untuk tahun
2011 dan 2012 yang seharusnya D/S = 85% ditargetkan oleh nasional.
Jumlah sasaran Balita pada tahun 2012 untuk Kecamatan Kendawangan adalah
3355 Balita dengan jumlah rata-rata kunjungan penimbangan tiap bulannya sebesar
2491 Balita (D/S = 74,2%) ini masih belum mencapai target (85%) yang telah
ditetapkan baik untuk tingkat nasional maupun kabupaten, dan yang ada di Desa
Kendawang Kiri sasaran 801 Balita, dengan jumlah kunjungan Posyandu rata-rata
perbulan 378 anak (D/S = 47,2%) ini sangat jauh di bawah target sasaran yang telah
ditetapkan. Dari 8 unit Posyandu yang ada di Desa Kendawangan Kiri cakupan
kunjungan penimbangan Balitanya yang paling terendah terdapat pada Posyandu
Bandaran, yakni dengan jumlah sasaran 116 Balita dan jumlah kunjungan rata-rata
perbulannya adalah 31 Balita (D/S = 26,7%) ini sangat jauh sekali di bawah target
yang telah ditetapkan.2
TINJAUAN PUSTAKA
b. Luas wilayah
Luas wilayah Kabupaten Ketapang adalah ± 31.588 km2 atau 21,3% dari luas
wilayah Provinsi Kalimantan Barat dan masih merupakan kabupaten terluas di
wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Secara rinci luas wilayah, jumlah
desa/kelurahan, jarak tempuh ke ibukota kecamatan dan kategori wilayah menurut
kecamatan di Kabupaten Ketapang hingga akhir tahun 2016 seperti pada table di
bawah ini :
Berdasarkan table di atas, diketahui bahwa wilayah administrative pemerintah di
Kabupaten Ketapang hingga akhir tahun 2016 terdiri dari 20 kecamatan dengan
253 desa dan 9 kelurahan. Kecamatan terluas adalah Kendawangan dengan luas
wilayah ± 5.859 km2 atau 18,55% dari luas seluruh wilayah Kabupaten Ketapang,
sedangkan kecamatan dengan wilayah terkecil adalah yakni Kecamatan Delta
Pawan yaitu ± 74 km2 atau 0,23%.
PT. Cargill yang berada di Ketapang adalah perusahaan yang beroperasi untuk
menghasilkan produk Minyak Kelapa sawit yaitu Perkebunan dan pabrik PT Harapan
Sawit Lestari, Desa Manismata, Kecamatan Manismata, Kab. Ketapang, Kalimantan
Barat, Indonesia.5
c. PT. SAUK (Sumber Alam Utama Kalbar)
PT. Sumber Alam Utama Kalbar merupakan perusahaan swasta yang
bergerak dalam bidang jasa penyimpanan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Dalam kegiatan usahanya PT. Sumber Alam Utama Kalbar
mendistribusikan Bahan Bakar Minyak (BBM) PT.Pertamina (Persero)
kepada Industri, SPBU dan APMS yang berada di Kabupaten Ketapang
Provinsi Kalimantan Barat. PT. Sumber Alam Utama Kalbar berkomitmen
memberikan pelayanan yang baik dan lancar bagi konsumen PT. Pertamina
(Persero).6
d. PT. Suka Jaya Makmur
PT. Suka Jaya Makmur adalah salah satu perusahaan yang tergabung dalam Alas
Kusuma Group dan berkecimpung dalam Hak Pengusahaan Hutan, dengan
Forest Agreement (FA) No. FA/N/035/V/1977 tanggal 27 Mei 1977, Addendum
FA/N-AD/061/VII/1980 tanggal 30 Juli 1980 dan FA/N-AD/035/X/1981 tanggal
27 Oktober 1981. Terdapat di Ketapang Kalimantan Barat di Jln. Ds. Paya
Kumang, Kec. Delta Pawan, Komoditas utamanya yaitu Plywood dan termasuk
juga dalam Kelompok Industri: Kayu lapis laminasi, termasuk decorative
plywood.7
PEMBAHASAN
Ketapang termasuk satu di antara daerah yang jadi prioritas Pemerintah Pusat
dalam hal penangganan kasus stunting. Hal tersebut lantaran terjadi cukup banyak
kasus stunting di Ketapang. Ada 945 kasus stunting di Ketapang pada 2017
berdasarkan hasil survey PSG (Pemantauan Status Gizi) 2017. Kasus balita yang
mengalami stunting di Ketapang terjadi di seluruh kecamatan di Ketapang. Masing-
masing kecamatan yakni Delta Pawan 62 kasus, Benua Kayong 81 kasus dan Muara
Pawan 44 kasus. Matan Hilir Utara 68 kasus, Matan Hilir Selatan 70 kasus,
Kendawangan 35 kasus, Sungai Melayu Rayak 60 kasus. Serta Pemahan 54 kasus,
Tumbang Titi 1 kasus, Jelai Hulu 110 kasus, Marau 2 kasus dan Singkup 29 kasus.
Air Upas 46 kasus, Manis Mata 33 kasus, Nanga Tayap 94 kasus, Hulu Sungai 33
kasus, Sandai 19 kasus. Kemudian Simpang Dua 24 kasus, Sungai Laur 24 kasus dan
Simpang Hulu 56 kasus. Sehingga totalnya ada 945 kasus stunting di Ketapang yang
menjadi masalah kesehatan terbesar yang harus segera ditangani.10
Jika kita lihat dari 10 penyakit terbanyak di kabupaten Ketapang tahun 2015
adalah Infeksi akut lain pada saluran pernafasan yaitu diantaranya Tuberculosis,
namun hal ini tidak kami angkat menjadi bahasan lebih jauh di laporan dan tugas ini
dikarenakan angka kesembuhan dan angka keberhasilan pengobatan yang sudah
tinggi yang dilakukan masyarakat Ketapang atas kerja sama semua sector yang
membantu dari Dinas Kesehatan Terkait. Berikut adalah grafik angka kesembuhan
dan angka keberhasilan pengobatan :
Dari grafik diatas dapat dilihat: bahwa SR Kabupaten Ketapang tahun 2015
sebesar 93,3%. Sedikit menurun dibanding tahun 2014 (93,6%) dan meningkat
dibanding tahun 2013 (91,2%). Namun walaupun jumlah penderita TB Paru + yang
diobati tahun 2015 menurun dibandingkan tahun 2013 dan 2014, tetapi jumlah
penderita TB Paru+ dengan pengobatan lengkap tahun 2015 meningkat 3,5 kali lipat
dibanding tahun sebelumnya, ini menunjukkan bahwa pada tahun 2015 sebanyak
29,23% (152 orang) penderita TB Paru sudah mendapat pengobatan lengkap.
a. Masalah Gizi
- Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Kejadian gizi buruk perlu dideteksi secara dini melalui intensifikasi
pemantauan tumbuh kembang Balita di Posyandu, dilanjutkan dengan
penentuan status gizi oleh bidan di desa atau petugas kesehatan lainnya.
Penemuan kasus gizi buruk harus segera ditindak lanjuti dengan rencana
tindak yang jelas, sehingga penanggulangan gizi buruk memberikan hasil
yang optimal. Pendataan gizi buruk di Kabupaten Ketapang didasarkan
pada kategori Tinggi Badan/Umur (TB/U). Jika ternyata balita tersebut
merupakan kasus gizi buruk, maka segera dilakukan perawatan gizi buruk
sesuai pedoman di Posyandu dan Puskesmas. Jika ternyata terdapat
penyakit penyerta yang berat dan tidak dapat ditangani di Puskesmas maka
segera dirujuk ke rumah sakit.
Dari seluruh balita gizi buruk yang dilaporkan dan ditemukan tahun
2015 ada sebanyak 69 kasus seluruhnya (100%) telah dilakukan perawatan
sesuai dengan prosedur. Penyebaran kasus gizi buruk di Kabupaten
Ketapang terbanyak di Puskesmas Kendawangan (19 kasus) dan tidak te
rdapat kasus gizi buruk di 7 (tujuh) Puskesmas lainnya seperti terlihat di
grafik dibawah ini.11
- Stunting.12
Prevalensi stunting tahun 2013 sebesar 34.83%, jumlah balita stunting tahun
2013 sebesar 15881 jiwa, tingkat kemiskinan tahun 2016 sebesar 10.99%, dan
jumlah penduduk miskin tahun 2016 sebesar 53 jiwa.
Masih ada kebiasaan masyarakat yang buang air besar disepanjang sungai
Akses yang sulit dan cukup jauh untuk menuju sarana kesehatan
Terbatasnya tenaga kesehatan didesa seperti bidan. Persalinan sering
ditangani oleh dukun.
Penurunan kapasitas penyediaan air bersih, karena kondisi fisik sumur
yang kurang baik dan berkurangnya kapasitas aktifer dalam penyediaan
air karena degradasi muka air tanah
Sanitasi yang buruk, dimana masyarakat masih membuang limbah
langsung ke sungai atau parit tanpa pengolahan terlebih dahulu
Pelayanan sampah masih terbatas dan sulit dijangkau
Angka lahir mati di ketapang meningkat daripada tahun sebelumnya
Angka kematian bayi dan balita masih cukup tinggi
Angka kejadian BBLR cukup tinggi di tahun 2016, terutama di daerah
sei.Melayu
Pemberian dan pencapaian ASI eksklusif yang belum terlaksana semua
dikarenakan kurangnya kegiatan edukasi, advokasi, sosialisasi, dan
kampanye mengenai ASI
Masih banyak dijumpai kasus gizi buruk di ketapang, terutama di daerah
Kendawangan.8
Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan
oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita.
Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi pervalensi
stunting oleh karenanya perlu dilakukan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan
(HPK) dari anak balita. Secara lebih detil, beberapa faktor yang menjadi
penyebab stunting dapat digambarkan sebagai berikut:
Dari grafik diatas, terlihat lonjakan kasus terjadi pada tahun 2012 dan
tahun 2014, yaitu tahun Kabupaten Ketapang dinyatakan KLB DBD.
Memperhatikan kasus yang selalu ada setiap tahun, dikhawatirkan DBD akan
menjadi penyakit endemis di Kabupaten Ketapang dan harus diwaspadai
terjadinya siklus lonjakan/KLB yang semakin pendek.11
4.1 Kesimpulan
1. Luas wilayah Kabupaten Ketapang adalah ± 31.588 km2 atau 21,3% dari luas
wilayah Provinsi Kalimantan Barat dan masih merupakan kabupaten terluas
di wilayah Provinsi Kalimantan
2. Perusahaan perusahaan yang ada di kab. Ketapang adalah PT. WHW
Kendawangan, PT.Cargill Indonesia (PT. HSL & PT ASL), PT. SAUK
(Sumber Alam Utama Kalbar) PT. Suka Jaya Makmur.
3. Pusat kesehatan di kab. Ketapang meliputi Kabupaten Ketapang sendiri
terdapat 3 rumah sakit, 8 puskesmas perawatan dan 16 puskesmas non-
perawatan.
4. Masalah utama kesehatan di kab. Ketapang adalah gizi buruk, stunting, dan
DBD
5. Pemecahan dan penanggulangan masalah kesehatan di kab. Ketapang adalah
bantuan dari pemerintah, lintas sektoral, bantuan dari pusat kesehatan seperti
Dinkes, RS, serta puskesmas, edukasi, serta penuluhan terfokus mengenai
stunting dan DBD.
DAFTAR PUSTAKA