Anda di halaman 1dari 6

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN

Jalan Lingkar Kadugede No. 02 Kuningan – Jawa Barat

Telp. 0232 –875847 Fax. 0232–875123

Web : www.stikku.ac.id
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER

S1 KEPERAWATAN

FM-PM-08.2/10-06/R0

1. Bagaimana sistem pelayanan kesehatan ditempat saudara bekerja, dilihat dari :


a. Ciri sistem menurut Shode dan Voich Jr
b. Tingkat pelayanan menurut Leavel dan Clark
Jawab :
a. Menurut William A. Shrode serta Dan Voich, menjelaskan tentang pokok dari ciri-
ciri sistem, sebagai berikut :
1. Sistem mempunyai tujuan sehingga perilaku kegiatannya mengarah pada tujuan
tersebut (purposive behavoiur)
2. Sistem merupakan suatu keseluruhan yang bulat dan utuh (Wholisme)
3. Sistem memiliki sifat terbuka
4. Sistem melakukan kegiatan transformasi
5. Sistem saling berkaitan
6. Dalam sistem ada semacam (mempunyai) mekanisme kontrol.
b. Menurut Leavel and Clark, pencegahan penyakit terbagi dalam 5 tahapan, yang
sering disebut 5 level of prevention.
Adapun five level of prevention tersebut adalah sebagai berikut:
1. Health Promotion (Promosi Kesehatan)
2. Spesific Protection (Perlindungan Khusus)
3. Early Diagnosis and Prompt Treatment (Diagnosis Dini dan Pengobatan yang
Cepat dan Tepat)
4. Disability Limitation (Pembatasan Kecacatan)
5. Rehabilitation (Rehabilitasi)
2. Apa saja yang menjadi faktor penghambat sistem pelayan kesehatan ditempat saudara
bekerja. Jelaskan !
Jawab :
a. Efisiensi
Aspek pertama yang perlu dibenahi adalah efisiensi sumber daya. Tidak bisa
dipungkiri, sebagian sumber daya rumah sakit masih lemah dari aspek ini
terutama untuk layanan-layanan berbiaya tinggi seperti kamar operasi dan
Intensive Care Unit (ICU).

"Begitu banyak sumber daya baik manusia maupun nonmanusia yang dipakai
rumah sakit, tapi mubazir karena tidak banyak memberikan dampak yang jelas
bagi outcome pasien,"

b. Desain rumah sakit


"Desain yang bagus bukan berarti harus mewah seperti mal, tapi lebih pada
fungsinya. Misalnya fungsi keamanan, maupun fungsi kehijauan misalnya ada
taman-taman hijaunya. Aspek ini punya daya ungkit.

c. Pengelolaan staf
Rumah sakit yang baik idealnya memperlakukan tenaga kerjanya sebagai aset,
sehingga harus benar-benar memperhatikan kesejahteraannya. Bentuk
kepedulian semacam ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja dalam
pelayanan serta mengurangi kecelakaan kerja.

Selain itu yang paling penting adalah menjamin bahwa staf-staf yang
dipekerjakan adalah staf yang terlatih dan terampil (skillful). Jika hal ini
dipenuhi maka aspek efisiensi dengan sendirinya juga akan terpenuhi.

d. Efektivitas klinis
Outcome atau hasil layanan rumah sakit yang paling dinanti oleh pasien
adalah kesembuhan, sehingga aspek efektivitas klinis termasuk faktor penting
yang menentukan kepuasan pelanggan. Rumah sakit harus menjamin hal itu
dengan menerapkan Standard Operational Procedure (SOP) kedokteran
terkini.
e. Aspek ini menjamin pasien keluar dari rumah sakit dalam keadaan sembuh
dan diharapkan tidak perlu readmission atau masuk lagi ke rumah sakit.
Kekambuhan penyakit adalah indikator yang menunjukkan efektivitas klinis
tidak terpenuhi.
3. Apa yang membuat sistem pelayan kesehatan ditempat saudara berkembang.
Jelaskan!
Jawab :
Beberapa aspek yang mempengaruhi sistem pelayan kesehatan pelayanan di
tempat saya bekerja sebagai berikut :

a. Jumlah Petugas
Jumlah petugas merupakan salah satu aspek yang menunjang pelayanan
kepada pasien di rumah sakit. Keadaan petugas yang kurang menyebabkan
penyelenggaraan pelayanan dilaksanakan tidak maksimal dan kurang
memenuhi kepuasan pasien atas pelayanan yang diberikan. Selain itu, petugas
sendiri akan mengalami kewalahan dalam menjalankan tugasnya yang pada
nantinya akan menurunkan tingkat kemampuan kerja yang diberikan petugas
kepada pasien di rumah sakit.
b. Ketanggapan petugas
Ketanggapan petugas berhubungan dengan aspek kesigapan dari petugas
dalam memenuhi kebutuhan pasien akan pelayanan yang dinginkan. Tingkat
kesigapan dari petugass kesehatan dalam memberikan pelayanan merupakan
salahs atu aspek yang mempengaruhi penilaian pasien atas mutu pelayanan
yang diselenggarakan.
c. Kehandalan petugas
Kehandalan berhubungan dengan tingkat kemampuan dan keterampilan yang
dimiliki petugas dalam menyelenggarakan dan memberikan pelayanan kepada
pasien di rumah sakit. Tingkat kemampuan dan keterampilan yang kurang
dari tenaga kesehatan tentunya akan memberikan pelayanan yang kurang
memenuhi kepuasan pasien sebagai standar penilaian terhadap mutu
pelayanan.
d. Ketersediaan dan kelengkapan fasilitas
Fasilitas merupakan sarana bantu bagi pasien untuk penunjang pemeriksaan
pasien guna menyelenggarakan pelayanan kepada pasien di rumah sakit.
Keadaan fasilitas yang memadai akan membantu terhadap penyelenggaraan
pelayanan kepada pasien.
4. Apakah sistem pelayanan kesehatan ditempat saudara bekerja sudah sesuai dengan
prinsip dan tujuan SKN. Berikan contohnya !
Jawab :
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Jangka
Panjang Pembangunan Nasional (RPJP-N) Tahun 2005-2025, pembangunan
kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
dapat terwujud.
Dalam Undang-undang tersebut, dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan
diselenggarakan dengan mendasarkan pada:
1. Perikemanusian
Pembangunan kesehatan harus berlandaskan pada prinsip perikemanusiaan yang
dijiwai, digerakan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa. Tenaga kesehatan perlu berbudi luhur, memegang teguh etika
profesi, dan selalu menerapkan prinsip perikemanusiaan dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan.

2. Pemberdayaan dan Kemandirian


Setiap orang dan masyarakat bersama dengan pemerintah berperan, berkewajiban, dan
bertanggung-jawab untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
perorangan, keluarga, masyarakat, dan lingkungannya. Pembangunan kesehatan harus
mampu membangkitkan dan mendorong peran aktif masyarakat. Pembangunan
kesehatan dilaksanakan dengan berlandaskan pada kepercayaan atas kemampuan dan
kekuatan sendiri serta kepribadian bangsa dan semangat solidaritas sosial serta
gotong-royong.

3. Adil dan Merata


Dalam pembangunan kesehatan setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, tanpa memandang suku,
golongan, agama, dan status sosial ekonominya. Setiap orang berhak memperoleh
pelayanan kesehatan. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan
kembang, serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

4. Pengutamaan dan Manfaat


Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan mengutamakan kepentingan umum
daripada kepentingan perorangan atau golongan. Upaya kesehatan yang bermutu
diselenggarakan dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta harus lebih mengutamakan pendekatan peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
Pembangunan kesehatan diselenggarakan berlandaskan pada dasar kemitraan atau
sinergisme yang dinamis dan tata penyelenggaraan yang baik, sehingga secara
berhasil guna dan bertahap dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi
peningkatan derajat kesehatan masyarakat, beserta lingkungannya.
Pembangunan kesehatan diarahkan agar memberikan perhatian khusus pada penduduk
rentan, antara lain: ibu, bayi, anak, manusia usia lanjut, dan masyarakat miskin.
Perlu diupayakan pembangunan kesehatan secara terintegrasi antara Pusat dan Daerah
dengan mengedepankan nilai-nilai pembangunan kesehatan, yaitu: a) Berpihak pada
Rakyat, b) Bertindak Cepat dan Tepat, c) Kerjasama Tim, d) Integritas yang Tinggi,
dan e) Transparansi serta Akuntabilitas.
5. Bagaimana cara saudara dalam memberikan pelayanan prima dibidang kesehatan ?
Jawab :
1. Mengupayakan paparan yang jelas melalui papan informasi atau petunjuk
yang mudah dipahami dan diperoleh pada setiap tempat / lokasi pelayanan
sesuai dengan kepentingannya menyangkut prosedur / tata cara pelayanan,
pendaftaran, pengambilan sample atau hasil pemeriksaan, biaya / tarif
pelayanan serta jadwal / waktu pelayanan.
2. Setiap aturan tentang prosedur / tata cara / petunjuk seperti yang tersebut
diatas harus dilaksanakan secara tepat, konsisten, konsekuen sesuai dengan
peraturan perundang – undangan yang berlaku.
3. Hak dan kewajiban pemberi atau penerima pelayanan diatur secara jelas setiap
persyaratan yang diwajibkan dalam rangka menerima pelayanan harus mudah
diperoleh dan berkaitan langsung dengan kepentingan pelayanan serta tidak
menambah beban masyarakat penerima pelayanan.
4. Tersedia loket informasi dan kotak saran bagi penerima pelayanan yang
mudah dilihat / dijumpai pada setiap tempat pelayanan. Saran yang masuk
harus selalu dipantau dan dievaluasi, bila perlu diberi tanggapan atau tindak
lanjut dalam rangka upaya perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan.
5. Penanganan proses pelayanan sedapat mungkin dilakukan oleh petugas yang
berwenang atau kompeten, mampu terampil dan professional sesuai spesifikasi
tugasnya. Setiap pelaksanaan pemberian pelayanan dan hasilnya harus dapat
menjamin perlindungan hukum dan dapat dijadikan alat bukti yang sah.
6. Selalu diupayakan untuk menciptakan pola pelayanan yang tepat sesuai
dengan sifat dan jenis pelayanan yang bersangkutan dengan
mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaannya.
7. Biaya atau tarif pelayanan harus ditetapkan secara wajar dengan
memperhitungkan kemampuan masyarakat. Hendaknya diupayakan untuk
mengatur mekanisme pungutan biaya yang memudahkan pembayarannya dan
tidak menimbulkan biaya tinggi. Pengendalian dan pengawasan
pelaksanaannya harus dilaksanakan dengan cermat, sehingga tidak terdapat
titipan pungutan oleh instansi lain.
8. Pemberian pelayanan dilakukan secara tertib, teratur dan adil, tidak
membedakan status social masyarakat. Cakupan / jangkauan pelayanan
diupayakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata.
9. Kebersihan dan sanitasi lingkungan tempat dan fasilitas pelayanan harus selalu
dijamin melalui pelaksanaan pembersihan secara rutin dan penyediaan fasilitas
pembuangan sampah / kotoran secukupnya sesuai dengan kepentingannya.
10. Selalu diupayakan agar petugas memberikan pelayanan dengan sikap ramah
dan sopan serta berupaya meningkatkan kinerja pelayanan secara optimal
dengan kemampuan pelayanan yang tersedia dalam jumlah dan jenis yang
cukup.

Anda mungkin juga menyukai