Anda di halaman 1dari 7

e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016

HUBUNGAN AKTIVITAS SPIRITUAL DENGAN TINGKAT DEPRESI


PADA LANSIA DI BALAI PENYANTUNAN LANJUT USIA
SENJA CERAH KOTA MANADO

Parulian Gultom
Hendro Bidjuni
Vandri Kallo

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email : Paruliangultom14@ymail.com

Abstrack : Depression is an emotional disorder that are a feeling dampened by an unhappy,


sad, feeling worthless, have no spirit, no means pessimistic terhdap life depression in the
elderly can be caused by many things. Spiritual Activity is the highest achievement of the
basic needs of a human being in life regardless of their ethnicity or origins of basic needs
include: physiological needs, safety and health, love, cherished and actuality
themselves.Purpose analyze their relationship with the spiritual activity level of depression in
the elderly in Hall Sponsorship Seniors Dusk Bright Manado. Research design analytic
survey with cross sectional approach and the data collected from respondents using
questionnaires spiritual activity and Geriatric Depression Scale questionnaire. Sample of 50
respondents were obtained by purposive sampling. Research results Chi square test obtained
by the significant value of p = 0.000 <0.05. This shows that there is a relationship between
spiritual activity with level of depression in the elderly in Hall Sponsorship Seniors Dusk
Bright Manado. Suggestions to continue to maintain and improve the spiritual activity to
avoid depression.
Keywords :Depression, Spiritual Activity.

Abstrak : Depresi merupakan gangguan emosional yang sifatnya berupa perasaan tetekan
tidak merasa bahagia, sedih, merasa tidak berharga, tidak mempunyai semangat, tidak berarti
dan pesimis terhdap hidup Depresi pada lansia dapat disebabkan oleh banyak hal. Aktivitas
spiritual adalah kebutuhan dasar pencapaian tertinggi seorang manusia dalam kehidupannya
tanpa memandang suku atau asal-usul kebutuhan dasar tersebut meliputi: kebutuhan
fisiologis, keamanan dan kesehatan, cinta kasih, dihargai dan aktualitas diri. Tujuan untuk
menganalisa hubungan aktivitas spiritual dengan tingkat depresi pada lansia di Balai
Penyantunan Lanjut Usia Senja Cerah Manado. Desain penelitian survey analitik dengan
pendekatan cross sectional dan data dikumpulkan dari responden dengan menggunakan
kuesioner aktivitas spiritual dan kuesioner Geriatric Depression Scale. Sampel berjumlah 50
responden yang didapatkan dengan purposive sampling. Hasil penelitian uji Chi square
diperoleh nilai signifikan p=0.000<0,05. Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan antara
aktivitas spiritual dengan tingkat depresi pada lansia di Balai Penyantunan Lanjut Usia Senja
Cerah Manado. Saran untuk terus mempertahankan dan meningkatkan aktivitas spiritual agar
terhindar dari depresi.
Kata Kunci : Tingkat Depresi, Aktivits Spiritual

1
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016

PENDAHULUAN (Mustiadi, 2014). Berdasarkan teori usia


Menjadi tua merupakan proses alamiah lanjut seseorang di atas 65 tahun beresiko
yang berarti seseorang telah melalui tahap- terkena depresi, penyakit ini dapat dialami
tahap kehidupannya, yaitu neonates, oleh semua orang tanpa membedakan
toddler, pra school, remaja, dewasa dan gender, status sosial, ras, suku, bangsa
lansia, terhadap beberapa ini di mulai baik (Padila, 2013)
secara biologis maupun psikologis (Padila, Gangguan depresi sering ditemui pada
2013). Menurut Komisi Nasional Lansia lansia prevalensi selama kehidupan, pada
dengan semakin meningkatnya penduduk wanita 10%-25% dan pada laki-laki 5%-
lansia, dibutuhkan perhatian dari semua 12% dan sekitar 15% penderita depresi
pihak dalam mengantisipasi berbagai melakukan usaha bunuh diri. Walaupun
permasalahan yang berkaitan dengan depresi paling sering pada wanita, kejadian
penuaan penduduk. Penuaan penduduk bunuh diri lebih sering terjadi pada laki-
membawa berbagai implikasi baik dari laki, terutama laki-laki usia muda dan tua.
aspek sosial, ekonomi, hukum, politik dan Prevalensi depresi yang dialami lansia
terutama kesehatan (Komnas Lansia, bervariasi bergantung pada situasi,
2010). mengenai lebih dari 20% lansia yang
Tahapan usia lanjut menurut teori Erik tinggal didaerah komunitas, 25% lansia
Erikson tahun 1963 dalam (Prasetya berada dirumah sakit dan 40% lansia
2010) merupakan tahap integrity versus penghuni panti werdha. Gejala biologis
despair, yakni individu yang sukses dalam depresi pada lanjut usia adalah perubahan
melampaui tahap ini akan dapat pola tidur (terutama penurunan jumlah
beradaptasi dengan baik, menerima tidur dan bangun pada dini hari),
berbagai perubahan yang terjadi dengan penurunan nafsu makan dan berat badan,
tulus mampu beradaptasi dengan perubahaan mood yang bervariasi dalam
keterbatasan yang dimilikinya, bertambah sehari (terutama memburuk pada pagi hari)
bijak menyikapi proses kehidupan yang (Mustiadi, 2014).
dialaminya, sebaliknya mereka yang gagal Teori aktivitas yang dikemukakan
maka akan melewati tahap ini dengan Havighurst pada tahun 1952 dikutip dalam
penuh stress, rasa penolakan, marah dan (Setiawan, 2014) juga mengemukakan
putus asa terhadap kenyataan yang bahwa sangat penting bagi lansia untuk
dialaminya. tetap aktif secara sosial sebagai alat untuk
Depresi merupakan gangguan menuju penuaan yang sukses. Selain itu
emosional yang sifatnya berupa perasaan penelitian terbaru menunjukkan penting
tertekan, tidak merasa bahagia, sedih, nya aktivitas mental dan fisik yang
meresa tidak berharga, tidak mempunyai berkesinambungan untuk mencegah ke-
semangat, tidak berarti dan pesimis hilangan dan pemeliharaan kesehatan
terhadap hidup. Depresi pada lansia dapat sepanjang masa kehidupan manusia.
disebakan oleh banyak hal. Misalnya Menurut anggota WHO di Asia dikutip
kehidupan ekonomi mereka yang tidak dalam (Trisnawati, 2010) jumlah lansia
dijamin oleh keluarga sehingga mereka yang ada di asia khusnya yang ada
tetap harus bekerja, ketakutan mereka dikawasan Asia Tenggara, lansia yang
untuk diasingkan dari keluarga, ketakutan berumur 60 tahun keatas ada ±124 juta
tidak dipedulikan oleh anak-anaknya, orang dan diperkirakan akan terus

2
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016

meningkat sehingga tiga kali lipat pada dari penusunan rancangan sampai
tahun 2050, berdasarkan sensus penduduk penyusunan skripsi yaitu dari bulan
di Indonesia prevalensi depresi ada Januari 2016 samapai Juli 2016.
sebanyak ±24 juta jiwa mengalami Populasi dalam penelitian ini adalah 53
gangguan depresi atau 11.6% dari jumlah yaitu seluruh lansia yang ada di BPLU
penduduk Indonesia. (Trisnawati, 2010) Senja Cerah Manado. Pengambilan sample
Berdasarkan hasil penelitian yang di dalam penelitian ini dilakukan dengan
lakukan dari Cahyono (2013), di UPT teknik purposive sampling dengan besar
pelayanan sosial lanjut usia Magetan dan sampel berjumlah 50 sampel sesuai kriteria
didapat populasi sebanyak 87 lansia. inklusi dan eksklusi.
Berdasarkan sampel pada penelitian Dalam penelitian ini penulis
didapat 30 orang dan memiliki variatif menggunakan kuesioner data diri untuk
umur yaitu 60-74 tahun. Penilitian yang mengetahu nama, jenis kelamin, usia dan
dilakukan adalah variabel independen pendidikan terakhir. Untuk aktivitas
ialah spiritual dan variabel dependen yaitu spiritual penulis menggunakan kuesioner
tingkat depresi dari lansia. Instrument spiritualitas.
yang digunakan adalah instrument Pengolahan data melalui tahap: editing,
modifikasi dari hasil peneliti sebelumnya. coding, tabulating dan kemudian alanisa
Ditemukan bahwa ada hubungan yang data yang terdiri dari analisa univariat dan
sangat kuat antara aktifitas spiritual analisa bivariate yang menggunakan uji
dengan tingkat depresi pada lansia di UPT pearson Chi-Square dengan tingkat
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Magetan. kemaknaan α ≤ 0,05 dengan menggunakan
Berdasarkan data yang telah dihimpun bantuan program statistic komputer. Etika
dari beberapa puskesmas di Kota Manado dalam penelitian ini ditekankan pada
terdapat 20.173 lansia dengan usia di atas Informed Consent, Anonimity, dan
60 tahun. Dari data tersebut terdapat lansia
confidentialy.
yang memiliki risiko gangguan depresi
sekitar lebih dari 590 orang (Dinkes Kota
Manado, 2014). Dari pendataan awal HASIL DAN PEMBAHASAN
penulis dibalai penyantunan lanjut usia A. Hasil penelitian
senja cerah kota manado tercatat ada 50 Tabel 1. Distribusi frekuensi
orang lansia dengan rincian 18 laki – laki responden menurut jenis Kelamin
dan dan 32 perempuan. Di BPLU Senja Cerah Tahun 2016
Berdasarkan uraian diatas penulis Jenis Kelamin N %
tertarik untuk mengkaji permasalahan ini Laki - Laki 18 36.0
dalam bentuk penelitian tentang Perempuan 32 64.0
“Hubungan Aktivititas Spiritual Dengan Total 50 100
Tingkat Depresi Pada Lansia Dibalai Sumber: Data Primer 2016
Penyantunan Lanjut Usia Senja Cerah Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa
Kecamatan Mapanget Manado”. lebih banyak responden perempuan yakni
berjumlah 32 responden dengan
METODE PENELITIAN presentase 64% dibandingkan dengan
Penelitian ini menggunakan metode laki-laki berjumlah 18 responden dengan
survey analitik dengan pendekatan cross presentase 36%.
sectional. Penelitian ini telah dilaksanakan
di BPLU Senja Cerah Manado, dimulai

3
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Menurut presentase 32%, dan responden dengan


Umur Di BPLU Senja Cerah Tahun aktivitas spiritual tinggi 34 dengan
2016 presentase 68%.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi menurut
Umur n % Tingkat Depresi di BPLU Senja Cerah
60-69 4 8.0
Manado tahun 2016
70-70 25 50.0
80-89 21 42.0 Tingkat depresi N %
Total 50 100 Ringan 34 68.0
Sumber: Data Primer 2016 Sedang 2 4.0
Berdasarkan tabel menunjukan bahwa Berat 14 28.0
Total 50 100
kelompok usia resnponden yang terbanyak
Sumber: Data Primer 2016
yakni rentang usia dari 70-79 tahun Berdasarkan tabel didapatkan
dengan presentase 50% sedangkan responden dengan rentang kelompok
kelompok umur paling sedikit adalah tingkat depresi ringan 34 responden
rentang usia dari 60-69 tahun dengan dengan presntase 68%, dan responden
presentase 8%. dengan rentang kolompok tingkat depresi
Tabel 3. Ditribusi Frekuensi sedang 2 responden dengan presentase 4%,
Responden menurut Tingkat dan responden dengan rentang kelompok
Pendidikan Terakhir Tahun 2016 tingkat depresi berat 14 dengan presentase
Tingkat N % 26%.
Pendidikan
Tabel 6. Hubungan aktivitas spiritual
SD 31 62.0
SMP 15 30.0 dengan tingkat depresi pada lansia
SMA 4 8.0 tahun 2016
Total 50 100 Tingkat Depresi
Aktivitas
pada lansia
Sumber: Data Primer 2016 Spiritual Total
Berdasarkan tabel menunjukan bahwa pada Berat Ringan P
lansia
responden dengan tingkat pendidikan n % N % n %
terakhir SD menunjukan jumlah tertinggi Rendah 16 32.0 0 0 16 32.0 0.000
yaitu 31 responden 62%, sedangkan Tinggi 0 0 34 68.0 34 68.0
tingkat pendidikan SMA yaitu 4 responden Total 16 32 34 68 50 100
8%. Sumber: Data Primer 2016
Analisa pada tabel 3x3 didapatkan
Tabel 4. Distribusi Frekuensi menurut expected count <5 sebanyak 5 sel (55.6%)
Aktivitas Spiritual di BPLU Senja menurut Hastono (2007), dalam kondisi ini
Cerah Manado Tahun 2016 maka tabel di sederhanakan menjadi 2x2.
Aktivitas spiritual n % Dalam hal ini sel aktivitas spiritual sedang
Rendah 16 32.0 digabungkan ke sel aktivitas spiritual
Sedang 12 24.0
rendah dan sel tingkat depresi sedang
Tinggi 22 44.0
Total 50 100 digabungkan dengan sel tingkat depresi
Sumber: Data Primer 2016 berat. Setelah disederhanakan menjadi
Berdasarkan tabel didapatkan tabel 2x2 hasil uji Continuity Corretion
responden dengan rentang kelompok diperoleh nilai p = 0.000. Nilai p lebih
aktivitas Spiritual rendah 16 dengan kecil dari nilai α(0.05) hal tersebut
menunjukan bahwa terdapat hubungan

4
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016

aktivitas spiritual dengan tingkat depresi Cerah. Depresi pada lansia dapat
pada lansia di BPLU Senja Cerah Manado. disebabkan oleh banyak hal, misalnya
kehidupan ekonomi mereka yang tidak
dijamin oleh keluarga sehingga mereka
B. Hubungan aktivitas spiritual dengan harus tetap bekerja, ketakuatan mereka
tingkat depresi pada lansia
Penelitian aktivitas spiritual untuk di asingkan oleh keluarga, ketakutan
menunjukan bahwa terdapat 68% tidak diperdulikan oleh anak-anaknya
responden di Balai Penyantunan Lanjut (Mustiadi, 2014). Menurut Rubemstein,
Usia (BPLU) Senja Cerah Manado Shaver dan peplau 2002 dikutip dalam
memiliki aktivitas spiritual tinggi yaitu Tujuwale (2016) yang mengatakan bahwa
sebanyak 34 responden. Hasil penelitian depresi merupakan perasaan emosional
ini sejalan dengan penelitian yang yang tertekan terus menerus yang ditandai
dilakukan oleh Mustiadi (2014) mengenai dengan perasaan bersalah, menarik diri
hubungan aktivitas spiritual dengan tingkat dari orang lain.
depresi pada lansia di unit rehabilitas Dari hasil yang didapat diatas terlihat
sosial Weing Wardoyo Urungan Kab. bahwa aktivitas spiritual mempengaruhi
Semarang dimana secara keseluruhan tingkat depresi pada lansia mernurut
aktivitas spiritual lansia berada pada Rahman (2010) dikutip dalam Cahyono
kategori tinggi. (2013) apabila seseorang semakin tumbuh
Menurut Meckley, et.al (1992) yang dan semakin dewasa maka pengalaman
dikutip dalam (Yuningsih, 2013). dan pengetahuan spiritual tersebut semakin
Menguraikan spiritual sebagai suatu yang berkembang karena spiritual berkaitan erat
multi dimensi yaitu dimensi eksitensial dengan kehidupan sehari-hari seorang
dan deminsi agama. Dimensi eksitensi individu.
berfokus pada tujuan dan arti kehidupan, Berdasarkan wawancara kepada lansia-
sedangkan dimensi agama lebih berfokus lansia yang ada di BPLU Senja Cerah
pada hubungan seseorang dengan Tuhan peneliti mendapatkan bahwa para lansia
Yang Maha Kuasa. Spiritual sebagai masih terlibat aktif dalam kegiatan mental,
konsep dua dimensi, dimensi vertical spiritual, sosial, dan fisik. Mereka
sebagai hubungan dengan Tuhan atau memiliki jadwal tersendiri setiap hari rabu
Yang Maha Kuasa yang meuntun dan minggu untuk beribadah bersama
kehidupan seseorang, sedangkan dimensi selama kurang lebih 2 jam. Sedangkan
horizontal adalah hubungan diri sendiri setiap hari jumat para lansia di BPLU
dengan orang lain. memiliki jadwal rutin untuk olahraga
Penelitian depresi didapatkan bahwa bersama yang didampingi pegawai BPLU
kategori deprisi ringan lebih banyak dari selama kurang lebih 1 jam, menurut
pada depresi sedang dan depresi berat. Hal Nugroho (2009) mengatakan karena
ini diakibatkan juga karena pengaruh kegiatan fisik sangat diperlukan untuk
lingkungan atau kebiasaan baik seperti kebugaran dengan banyak berjalan kaki
sering berbagi masalah antara satu lansia atau senam akan baik bagi kesehatan dan
dengan lansia yang lain, aktif dalam untuk menghidari dari kegemukan, dan
kegiatan yang dijadwalkan oleh Balai pada akhirnya dapat tidur dengan lelap dan
Penyantunan Lanjut Usia (BPLU) Senja fisik menjadi segar.

5
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016

Hasil dari penelitian ini juga sesuai pada lansia dapat berkurang ataupun juga
dengan penelitian yang dilakukan lansia tidak mengalami depresi.
Cahyono 2013 terhadap 30 lansia di UPT
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Mangetan, SIMPULAN
menunjukan bahwa ada hubungan yang Dari hasil penelitian yang dilakukan di
sangat kuat antara aktivitas spiritual BPLU Senja Cerah Manado dapat di Tarik
dengan tingkat depresi pada lansia, hal ini Kesimpulan sebagai berikut:
dikarenakan pihak panti memberikan Terdapat responden dengan kategori
kegiatan pembinaan mental maupun fisik aktivitas spiritual tinggi pada lansia di
yang dapat mempengaruhi spiritual lansia. BPLU Senja Cerah Manado. Lansia di
BPLU Senja Cerah Manado memiliki
Peneliti berpendapat bahwa semakin
tingkat depresi ringan. Adanya hubungan
banyak aktivitas amat terlebih aktivitas aktivitas spiritual dengan tingkat depresi
spiritual yang dilakukan oleh lansia di pada lansia di BPLU Senja Cerah Manado.
Balai Penyantunan Lanjut Usia (BPLU)
Senja Cerah akan mempengaruhi tingkat DAFTAR PUSTAKA
depresi pada lansia hal ini dapat dilihat Anonim Komnas Lansia. (2010). Profil
dari hasil yang didapat bahwa didapatkan Penduduk Lanjut Usia 2009
(http://www.komnaslansia.go.id/d0w
terdapat 34 lansia dengan aktivitas
nloads/profil/Profil_Penduduk_Lanju
spiritual dengan tingkat depresi yang t_Usia_2009.pdf). Diakses tanggal ;
rendah. Ini dikarenakan 34 lansia memiliki 10 november 2015; pukul 13.20
interaksi yang baik dengan sesama lansia,
dan selalu melakukan aktivitas sosial Cahyono, A. N. (2013). Hubungan
bersama maupun sendiri, didapatkan juga Spiritualitas Dengan Depresi Pada
bahwa sebagian lansia memili untuk Lansia Di UPT Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Magetan, (
berkunjung ketempat keluarga mereka http://respiratorya.adln.lib.unair.ac.id
pada saat mereka merasakan kebosanan, ). Diakses pada 10 November 2015;
dan juga sebagian lansia memilih untuk pukul 18.00
membuat suatu kelompok dengan lansia
yang berada diwisama untuk melakukan Dinas Kesehatan Kota Manado. (2014).
peribadatan kelompok, apabila setelah Laporan Hasil Rekapitulasi Kegiatan
Kesehatan Kelompok Lanjut Usia.
melakukan kegiatan-kegiatan dari pagi
(http://dinkes.manadokota.go.id).
hingga malam. Diakses pada 11 November 2015;
Walaupun pada penelitian ini pukul 22.15
didapatkan hasil bahwa lansia dengan
tingkat depresi berat yaitu 16 lansia Hastono, S.P. (2007). Analisis Data
dikarenakan aktivitas sipiritual dan Kesehatan. Fakultas Kesehatan
aktivitas sosial dari lansia yaitu rendah, Masyarakat Universitas Indonesia.
peneliti berharap agar para lansia dapat
Mustiadi. (2014). Hubungan Aktivitas
beraktivitas secara aktif agar dapat Spiritual Dengan Tingkat Depresi
memperoleh masa tua yang lebih baik, Pada Lanjut Usia Di Unit
dengan bertambahnya aktivitas sosial Rehabilitas Sosial Wening Wardoyo
maupun aktivitas spiritual peneliti Ungaran Kab.Semarang, 2014,
berpendapat juga bahwa tingkat depresi (http://perpusnwu.web.id/karyailmia
h/documents/3826.pdf). Diakses

6
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016

pada 10 november 2015 ; pukul (http://repository.usu.ac.id/bitstream/1


13.00. 23456789/39151/4/Chapter%20ll.pdf)
diakses pada 21 November 2015;
Notoatmodjo, S. (2010) metodologi Pukul 14.11
penelitian kesehatan, Jakarta: Rineka
Cipta

Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan


Gerontik. Jakarta : Nuha Medika

Prasetya, A. S. (2011). Penurunan


Tingkat depresi klien lansia dengan
terapi kognitif dan senam latih otak
dipanti wredha
(http://www.jki.ui.ac.id/indeks.php/j
ki/article/view/230/pdf_158) Diakses
pada 13 November 2015; pukul
14:15

Setiawaan, D. (2014). Hububungan


Tingkat Pendidikan Dengan
Demensia Pada Lansia Di Balai
Penyantunan Lanjut Usia
Kecamatan Mapanget Manado
(http://ejournal.unsrat.ac.id/index.ph
p/jkp/article/view/5207/4721).
Diakses pada 25 November 2015;
Pukul 10.15

Trisnawati, D. (2010) Hubungan Aktivitas


Reigi Dengan Tingkat Depresi Pada
Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna
Werda Unit Budi Luhur Yogyakarta,
(http://respiratory.stikes-
aisyiyah.ac.id). Diakses pada 10
november; pukul 23.00

Tujuwale, A. (2016). Hubungan Pola Asuh


Orang Tua Dengan Tingkat Depresi
Pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1
Amurang.(http://ejournal.unsrat.ac.id
/index.php/jkp/article/view/11900/11
489). Diakses pada 30 Maret 2016;
pukul 22.00

Yuningsih, F. (2013). Peran Keluarga


Dalam Memenuhi Kebutuhan
Spiritual Lansia Didesa Bulu duri
kecamatan sipispis kabupaten
serdang bedagai

Anda mungkin juga menyukai