Anda di halaman 1dari 21

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

WAHAM

A. Pengertian
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian
realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual
dan latar belakang budaya klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan
dan perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan, tidak ada kasih
sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya. Waham merupakan suatu
keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus menerus, tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan (Keliat, Akemat, Helena dan Nurhaeni, 2012).

B. Tanda dan Gejala


1. Subyektif
a. Mudah lupa dan sulit konsentrasi
b. Tidak mampu mengambil keputusan
c. Berpikir tidak realistis
d. Pembicaraan sirkumstansial
2. Obyektif
a. Bingung
b. Inkoheren
c. Flight of idea
d. Sangat waspada
e. Khawatir
f. Sedih berlebihan atau gembira berlebihan
g. Perubahan pola tidur
h. Kehilangan selera makan
i. Wajah tegang
j. Perilaku sesuai isi waham
k. Banyak bicara
l. Menentang atau permusuhan
m. Hiperaktif

1
n. Menarik diri
o. Tidak bisa merawat diri

C. Penyebab/Etiologi
1. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi dari gangguan isi pikir waham adalah :
a. Teori Biologi
Faktor-faktor genetik ikut mempengaruhi perkembangan
psikologis. Bila suatu individu memiliki anggota keluarga dengan
kelainan psikologis maka individu tersebut memiliki resiko tinggi
untuk mengalami kelainan psikologis yang sama. Pada penelitian
terbaru menyatakan bahwa skizoprenia mungkin pada kenyataanya
merupakan suatu kecacatan sejak lahir yang terjadi pada hipokampus
otak. Teori biokimia menyatakan bahwa peningkatan dopamin
neurotranmiter mengakibatkan peningkatan aktivitas yang berlebihan
dan gangguan dalam asosiasi.
b. Teori Psikososial
Individu yang tumbuh dalam keluarga yang penuh konflik dan
ansietas yang tinggi akan mengalami hambatan dalam perkembangan
psikologisnya sehingga tidak dapat melakukan tugas perkembangan
secara optimal. Anak yang tumbuh dalam keluarga psikosis akan
menerima pesan-pesan yang membingungkan yang menyebabkan
ketidakmampuan anak mempercayai orang lain. Kelainan psikosis
dapat pula merupakan hasil ego yang lemah, bila individu mendapat
stres yang berat yang mengancam ego yang lemah maka individu
cenderung akan berespon maladaptif.

2. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi dari gangguan isi pikir waham adalah:
a. Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan respon
neurobiologis yang maladaptif termasuk gangguan dalam putaran

2
umpan balik otak yang mengatur proses imformasi dan abnormalisasi
yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk menanggapi rangsangan.
b. Stres lingkungan
Secara biologis menetapakan ambang toleransi terhadap stres
yang berinteraksi denga stressor lingkungan untuk menentukan
terjadinya gangguan prilaku.
c. Pemicu gejala
Terdapat pada respon neurobiologis yang maladaptif yang
berhubungan dengan kesehatan, lingkungan, sikap dan prilaku individu
seperti gizi buruk, kurang tidur, infeksi, kelebihan rasa bermusuhan
atau lingkungan yang penuh kritik, gangguan dalan berhubungan
interpersonal, kesepian, kemiskinan, tekanan pekerjaan dan
sebagainya.

C. Diagnosa Keperawatan
Waham
Harga diri rendah

D. Pohon Masalah
Resiko mencederai diri, orang lain
dan lingkungan
Kerusakan komunikasi verbal

Perubahan proses pikir: waham

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

E. Masalah Keperawatan yang Perlu dikaji


1. Waham
Data subjektif :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan
tetapi tidak sesuai kenyataan.
Data objektif :

3
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak
(diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak
tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah
tersinggung.
2. Harga diri rendah
Data Subyektif:
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap
diri sendiri
Data Obyektif:
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.

F. Penatalaksanaan
1. Psikoterapi
Psikoterapi suportif individual atau kelompok sangat membantu
karena berhubungan dengan praktis dengan maksud mempersiapkan klien
kembali ke masyarakat, untuk mendorong klien bergaul dengan orang lain,
klien lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya klien tidak
mengasingkan diri karena dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik,
dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan bersama, seperti
terapi modalitas yang terdiri dari:

a. Terapi aktivitas
1) Terapi seni
Fokus: untuk mengekspresikan perasaan melalui berbagai
pekerjaan seni
2) Terapi musik
Focus: mendengar, memainkan alat musik, bernyanyi. Yaitu
menikmati dengan relaksasi musik yang disukai klien.
3) Terapi menari
Fokus pada: ekspresi perasaan melalui gerakan tubuh
4) Terapi relaksasi
Belajar dan praktek relaksasi dalam kelompok
Rasional: untuk koping/ perilaku maladaptif/ deskriptif,
meningkatkan partisipasi dan kesenangan klien dalam kehidupan.
b. Terapi sosial

4
Klien belajar bersosialisasi secara bertahap dengan perawat,
klien lain, perawat lain, keluarga/kelompok/ masyarakat.
c. Terapi kelompok
1) Kelompok terapeutik
2) Terapi aktivitas kelompok
2. Psikofarmaka
a. Neuroleptika dengan dosis efektif bermanfaat pada penderita
skizoprenia yang menahun, hasilnya lebih banyak jika mulai diberi
dalam dua tahun penyakit.
b. Neuroleptika dengan dosis efektif tinggi bermanfaat pada penderita
dengan psikomotorik yang meningkat.
3. Psikosomatik
Terapi kejang listrik adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang
grandmall secara artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui
electrode yang dipasang pada satu atau dua temples, dosis terapi kejang
listrik 4-5 joule/detik.

G. Tindakan keperawatan generalis pada klien waham


Diagnosa 1
Tindakan Keperawatan (Pasien)
1. Tujuan: Klien mampu
a. Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, serta akibat dari waham
Latihan orientasi realita: panggil nama, orientasi waktu, orang dan
tempat/lingkungan
b. Minum obat dengan prinsip 6 benar minum obat, manfaat/keuntungan
minum obat dan kerugian tidak minum obat
c. Mengidentifikasi kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi akibat
wahamnya, memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi
d. Melakukan kegiatan/aspek positif yang dipilih
2. Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan)
a. SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya: mengidentifikasi
kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan;
mempraktekkan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi, melatih
latihan orientasi realita.
1) Mengidentifikasi tanda dan gejala, penyebab dan akibat waham

5
2) Menjelaskan cara mengendalikan waham dengan orientasi realita:
panggil nama, orientasi waktu, orang dan tempat/lingkungan
3) Melatih klien orientasi realita: panggil nama, orientasi waktu, orang
dan tempat/lingkungan
4) Melatih klien memasukkan kegiatan orientasi realita dalam jadwal
kegiatan harian
b. SP 2 Pasien : Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan
membantu mempraktekkannya
1) Menjelaskan kemampuan positif yang dimiliki klien
2) Mendiskusikan kemampuan positif yang dimiliki klien
3) Melatih kemampuan positif yang dipilih
4) Melatih klien memasukkan kemampuan positif yang dimiliki dalam
jadual kegiatan harian
c. SP 3 Pasien : Menjelaskan dan melatih klien minum obat dengan
prinsip 6 benar, manfaat/keuntungan minum obat dan kerugian tidak
minum obat.
1) Menjelaskan tentang obat yang diminum (6 benar: jenis, dosis,
frekuensi, cara, orang dan kontinuitas minum obat).
2) Mendiskusikan manfaat minum obat dan kerugian tidak minum obat
dengan klien
3) Melatih klien cara minum obat secara teratur
4) Melatih klien memasukkan kegiatan minum obat secara teratur ke
dalam jadwal kegiatan harian.
d. Melatih cara pemenuhan kebutuhan dasar
1) Menjelaskan cara memenuhi kebutuhan klien yang tidak terpenuhi
akibat wahamnya dan kemampuan memenuhi kebutuhannya
2) Melatih cara memenuhi kebutuhan klien yang tidak terpenuhi akibat
wahamnya dan kemampuan memenuhi kebutuhannya
3) Melatih klien memasukkan kegiatan memenuhi kebutuhan ke dalam
jadwal kegiatan harian
Tindakan keperawatan generalis pada keluarga klien waham
1. Tujuan keluarga mampu

6
a. Mengenal masalah waham
b. Mengambil keputusan untuk merawat klien waham
c. Merawat klien waham
d. Menciptakan lingkungan yang terapeutik untuk klien waha
2. Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan) pada keluarga
a. SP 1 Keluarga : Membina hubungan saling percaya dengan keluarga;
mengidentifikasi masalah menjelaskan proses terjadinya masalah; dan
obat pasien
1) Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat klien waham
2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala dan proses terjadinya
resiko perilaku kekerasan
b. SP 2 Keluarga : Menjelaskan dan melatih keluarga cara merawat klien
waham
1) Menjelaskan cara merawat klien waham
2) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien untuk
latihan orientasi realita
3) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien untuk
minum obat dengan prinsip 6 benar.
4) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien
memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi karena waham dan
kemampuan dalam memenuhi kebutuhan
5) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien latihan
kemampuan positif yang dimiliki
c. SP 3 Keluarga : Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin
terjadi pada klien waham
1) Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada
klien waham
2) Menganjurkan keluarga memutuskan untuk merawat klien waham
d. SP 4 Keluarga : Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan untuk follow up, cara rujukan kesehatan klien dan mencegah
kekambuhan
1) Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia

7
2) Menjelaskan kemungkinan klien relaps dan pencegahan relaps
3) Mengidentifikasi tanda-tanda relaps dan kemungkinan kambuh
4) Menjelaskan dan menganjurkan follow up dan merujuk ke
pelayanan kesehatan.

Diagnosa 1
Tindakan Keperawatan Pasien
1. Tujuan : Klien mampu
a. Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, proses terjadinya dan
akibat Harga diri rendah, mengidentifikasi kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki
b. Menilai kemampuan yang dapat digunakan, menetapkan/memilih
kegiatan yang sesuai kemampuan
c. Melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai kemampuan
d. Melakukan kegiatan yang sudah dilatih
2. Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan)
a. SP 1 Pasien: Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
masih dimiliki klien.
1) Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di
rumah, dalam keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan
lingkungan terdekat pasien.
2) Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu
dengan pasien penilaian yang negatif.
b. SP 2 pasien: Membantu klien menilai kemampuan yang dapat
digunakan, Membantu klien memilih/menetapkan kemampuan yang
akan dilatih
1) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat
digunakan saat ini.
2) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien.

8
3) Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang
aktif
4) Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan
sehari-hari.
c. SP 3 Pasien : Melatih kemampuan yang dipilih klien
1) Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan pertama
yang dipilih
2) Melatih kemampuan pertama yang dipilih
3) Berikan dukungan dan pujian pada klien dengan latihan yang
dilakukan
d. SP 4 Pasien : Menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah
dilatih dalam rencana harian

Tindakan Keperawatan pada keluarga (Strategi Pelaksanaan)


1. Tujuan : Keluarga Mampu
a. Mengenal masalah harga diri rendah kronik
b. Mengambil keputusan dalam merawat harga diri rendah kronik
c. Merawat klien dengan harga diri rendah kronik
d. Menciptakan lingkungan yang mendukung meningkatkan harga diri
klien
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk follow up dan
mencegah kekambuhan
2. Tindakan Keperawatan pada keluarga klien harga diri rendah
a. SP 1 Keluarga : Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat
pasien
b. SP 2 Keluarga : Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses
terjadinya harga diri rendah dan mengambil keputusan merawat pasien
c. SP 3 Keluarga : Melatih keluarga cara merawat pasien dengan harga diri
rendah dan berikan pujian
d. SP 4 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan

9
L. Strategi Pelaksanaan
1. Pada Klien
SP.1 Membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi kebutuhan yang
tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktekkan
pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi.
ORIENTASI:
Salam terapeutik
”Selamat pagi mas, Saya Mahasiswa STIKES KENDAL yang akan merawat
mas, Nama Saya Khitmatul Ila senang dipanggil Ila. Nama mas siapa?mas
Senang dipanggil apa”
Validasi
”Bagaimana perasaan mas hari ini? Apa yang mas R rasakan saat ini”

Kontrak (waktu, topik, dan tempat)


”Baiklah, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang apa yang
dirasakan mas saat ini. Bagaimana kalau 20 menit.”Apakah mas bersedia?”
KERJA
“Saya mengerti mas merasa bahwa mas adalah seorang nabi, tapi sulit bagi
saya untuk mempercayainya karena setahu saya semua nabi sudah tidak
adalagi, bisa kita lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus mas rasakan?
Jadi mas merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak
untuk mengatur diri mas sendiri?”
“Siapa menurut mas yang sering mengatur-atur diri mas?”
“Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur ya mas, juga kakak dan adik mas
yang lain?”
“Kalau mas sendiri inginnya seperti apa?”
“O... bagus mas sudah punya rencana dan jadual untuk diri sendiri”
“Coba kita tuliskan rencana dan jadwal tersebut mas”
“Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya mas ingin ada kegiatan diruangan ini
ya”
TERMINASI

10
Evaluasi
“Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang dengan saya?”Apa
saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus”
“Bagaimana kalau jadual ini mas coba lakukan, setuju mas?”
Bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya.
RTL
“Bagaimana kalau saya datang kembali dua jam lagi?”
”Kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah Mas miliki? Mau di
mana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di sini lagi?”

SP.2 Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu


mempraktekkannya
ORIENTASI:
Salam terapeutik
“Selamat pagi mas R. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya Ila. dari
STIKES KENDAL pak.
Validasi
Bagaimana perasaan mas hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ?
Apakah mas sudah mengingat apa saja hobi mas?”
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi mas R tersebut?”
“Berapa lama mas R mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20
menit tentang hal tersebut?”
KERJA
“Apa saja hobby amas? Saya catat ya Mas, terus apa lagi?”
“Wah.., rupanya mas R pandai main catur ya, tidak semua orang bisa
bermain catur seperti itu lho R”(atau yang lain sesuai yang diucapkan
pasien).

11
“Bisa mas R ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main catur,
siapa yang dulu mengajarkannya kepada mas R, dimana?
“Bisa mas R peragakan kepada saya bagaimana bermain catur yang baik
itu?”
“Wah..baik sekali permainannya”
“Coba kita buat jadwal untuk kemampuan mas R ini ya, berapa kali
sehari/seminggu mas R mau bermain catur?”
“Apa yang mas R harapkan dari kemampuan bermain catur ini?”
“Ada tidak hobi atau kemampuan mas R yang lain selain bermain catur?”
TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan mas R setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan
kemampuan amas?”
“Setelah ini coba mas R lakukan latihan catur sesuai dengan jadual yang
telah kita buat ya?”
RTL
“Besok kita ketemu lagi ya mas?”
“Bagaimana kalau besok sebelum makan siang? Di ruang tamu saja, ya
setuju?”
“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus mas R minum,
setuju?”
“Bagaimana kalau sekarang mas R teruskan kemampuan bermain catur
tersebut…….”

SP 3. Menjelaskan dan melatih klien minum obat dengan prinsip 6 benar,


manfaat/keuntungan minum obat dan kerugian tidak minum obat.
Orientasi:
Salam terapeutik
“Selamat pagi mas. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya Ila. dari STIKES
KENDAL pak.
Validasi

12
Bagaimana perasaan mas hari ini? Bagaimana apakah sudah dicoba terus
latihan bermain caturnya?” “Bagus sekali”
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita
membicarakan tentang obat yang mas R minum?”
“Dimana kita mau berbicara? Di ruang tamu ini saja?”
“Berapa lama mas R mau kita berbicara? 20 atau 30 menit?
KERJA
“Mas R berapa macam obat yang diminum/ Jam berapa saja obat diminum?”
“ Mas R perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga
tenang”
“Obatnya ada tiga macam mas, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya
agar tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang merah
jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini
diminum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam”.
“Bila nanti setelah minum obat mulut mas R terasa kering, untuk membantu
mengatasinya amas bisa banyak minum ”
“Sebelum minum obat ini mas R dan ibu mengecek dulu label di kotak obat
apakah benar nama mas tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus
diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya
sudah benar”
“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus
diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi sebaiknya mas R tidak
menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan
dokter”.
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan mas R setelah kita bercakap-cakap tentang obat yang mas
R minum?. Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?”
“Mari kita masukkan pada jadual kegiatan mas. Jangan lupa minum obatnya dan
nanti saat makan minta sendiri obatnya pada perawat”
“Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya Mas!”

13
RTL
Besok kita ketemu lagi untuk melakukan aktivitas terjadwal?Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.”

SP. 4 Melatih cara pemenuhan kebutuhan dasar


Orientasi:
Salam terapeutik
“Selamat pagi mas. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya Ila. dari STIKES
KENDAL pak.
Validasi
Bagaimana perasaan mas hari ini? Bagaimana apakah mas sudah meminum obat
sesuai dengan jadwal?”

Kontrak (waktu, topik, dan tempat)


Sesuai dengan janji saya dengan mas R, saya akan menmani mas berbincang-
bincang lagi. Kali ini saya ingin membahas kegiatan atau aktivitas mas selama
dirmah sakit yang tidak dapat mas laukan secara mandiri dengan kata lain
memerlukan bantuan teman atau perawat. Apakahmas bersedia?” Mau
dimana?” Baiklah, waktunya tidak lama sekitar 20 menit
KERJA
“Mas R apa sajakah aktivitas mas R yang memerlukan bantuan dari perawat atau
teman sekamar?”Baiai sekarang mas R harus baiklah mulai sekarang mas R
harus sering latihan untuk melakukan kegiatan tersebut dengan mandiri.”
“bagaimana apakah mas R bersedia?” Bagus”. Mulai dari sekarang mas R bisa
memasukkan kegiatan yang dapat mas R lakukan secara mandiri setiap harinya
di jadwal kegiatan harian.”
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan mas R setelah kita bercakap-cakap tadi?” “Aakah ada
pertanyaan?”
RTL

14
Besok kita ketemu lagi untuk melakukan aktivitas terjadwal?Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.”

2. Pada Keluarga
SP.1 Keluarga: Membina hubungan saling percaya dengan keluarga;
mengidentifikasi masalah menjelaskan proses
terjadinya masalah; dan obat pasien

ORIENTASI:
Salam terapeutik
”Selamat pagi pak/bu, Saya Mahasiswa keperawatan STIKES KENDAL yang
akan merawat mas R, Nama Saya Khitmatul Ila senang dipanggil Ila. Nama
bapak/ibu siapa?Bapak/ibu Senang dipanggil apa”
Validasi
”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini”
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
“Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah mas R dan cara
merawat mas R di rumah?”
“Dimana kita mau berbicara? Bagaimana kalau di ruang tamu ini?”
“Berapa lama waktu bapak dan ibu? Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA
“Pak, bu, apakah ibu dan bapak sudah mengetahui apa yang terjadi dengan mas
R ini?yang terjadi pada mas R ini merupakan salah satu gangguan proses
berpikir. Untuk itu akan saya jelaskan sikap dan cara menghadapinya. Setiap kali
anak bapak dan ibu berkata bahwa ia seorang nabi bapak/ ibu dengan
mengatakan pertama: “Bapak/Ibu mengerti mas R merasa seorang nabi, tapi
sulit bagi bapak/ibu untuk mempercayainya karena setahu kami semua nabi
sudah meninggal.”
“Kedua: bapak dan ibu harus lebih sering memuji R jika ia melakukan hal-hal
yang baik.”
“Ketiga: hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi
dengan R”

15
“Bapak/Ibu dapat bercakap-cakap dengan R tentang kebutuhan yang diinginkan
R, misalnya: “Bapak/Ibu percaya R punya kemampuan dan keinginan. Coba
ceritakan kepada bapak/ibu. R khan punya kemampuan ............ “ (kemampuan
yang pernah dimiliki oleh anak)
“Keempat: Bagaimana kalau dicoba lagi sekarang?”(Jika anak mau mencoba
berikan pujian) “Pak, bu, R perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang,
tidurnya juga tenang”
“Obatnya ada tiga macam, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar
tenang, yang putih ini namanya THP guanya supaya rileks, dan yang merah
jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran tenang semuanya ini harus
diminum secara teratur 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam,
jangan dihentikan sebelum berkonsultasi dengan dokter karena dapat
menyebabkan R kambuh kembali” (Libatkan keluarga saat memberikan
penjelasan tentang obat kepada klien). Mas R sudah mempunyai jadwal minum
obat. Jika dia minta obat sesuai jamnya, segera beri pujian
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara
merawat R di rumah?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi
setiap kali.”
RTL
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi saya datang kembali kesini dan kita
akan mencoba melakukan langsung cara merawat R sesuai dengan pembicaraan
kita tadi”
“Jam berapa bapak dan ibu bisa ?”
“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu”

SP.2 Melatih keluarga cara merawat pasien


ORIENTASI:
Salam terapeutik
”Selamat pagi pak/bu, masih ingatkah dengan saya, ya saya Ila.

16
Validasi
”Bagaimana perasaan bapak hari ini?
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
“Sesuai kontrak kemarin ketemu lagi”
“Bagaimana pak, bu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan
dua hari yang lalu?”
“Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak, bu?”
“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke mas R ya?”
“Berapa lama bapak dan ibu punya waktu?”
KERJA
“Sekarang anggap saya mas R yang sedang mengaku-aku sebagai nabi, coba
bapak dan ibu praktekkan cara bicara yang benar bila mas R sedang dalam
keadaan yang seperti ini”
“Bagus, betul begitu caranya”
“Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada kemampuan yang
dimiliki mas R. Bagus.”
“Sekarang coba cara memotivasi mas R minum obat dan melakukan kegiatan
positifnya sesuai jadual?”
“Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat R”
“Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada R?”
(Ulangi lagi semua cara diatas langsung kepada pasien)
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat mas R?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali
bapak dan ibu membesuk mas R”
RTL
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi saya datang kembali kesini dan kita
akan mencoba melakukan langsung cara merawat R sesuai dengan pembicaraan
kita tadi”
“Jam berapa bapak dan ibu bisa ?”
“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu”

17
SP.3 Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada klien
waham
ORIENTASI:
Salam terapeutik
”Selamat pagi pak/bu, masih ingatkah dengan saya?”
Ya saya perawat Ila.
Validasi
”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana?” “Apakah latihan yang
kemarin sudah dipraktekan ke mas R?” “iya bagus”
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
“Sesuai janji kemarin kita bertemu lagi ya pak/bu?”. Sekarang kita akan
mendiskusikan tentang dampak yang dapat terjadi pada mas R jika tidak dapat
menerima realita atau kenyataan, bagaimana?
“Apakah bapak/ibu ssetuju?”
“Disini saya ya, waktunya tidaqk lama sekitar 10 menit”.
KERJA
“Jadi mas R menganggap bahwa dirinya adalah seorang nabi yang pada
kenyataannya bukan seperti itu.”
Jika keadaan ini terus menerus terjadi tanpa ada yang memaparkan realita
kehidupan ke mas R, mas R akan hidup layaknya seperti apa yang dia fikirkan,
tanpa sadar mas R melakukan hal itu.”
Disini tugas bapak/ibu sebagai orang tua sangat diperlukan untuk memaparkan
realita kehidupan mas R bahwa mas R adalah seorang manusia biasa bukan
seorang nabi. Bagaimana apakah bapak ibu mengerti?”
“Bagus. Butuh ketekunan keuletan serta kesabaran untuk menjelaskan kepada
mas R, baik dijelaskan tiap harinya agar mas R mengingat kebenaran atas
dirinya sediri.”
TERMINASI
Evaluasi
“Apa yang ingin Bapak/Ibu tanyakan?Bagaimana perasaan Bpk/Ibu? Sudah siap
melakukannya?

18
RTL
“Alangkah baiknya besok kita bertemu lagi, untuk membahas tentang kesiapan
bapak/ibu dalam merawat mas R selama dirumah nanti.

SP.4 Menjelaskan perawatan lanjutan pasien (Menjelaskan cara


memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk follow up, cara
rujukan kesehatan klien dan mencegah kekambuhan)
ORIENTASI:
Salam terapeutik
”Selamat pagi pak/bu, masih ingatkah dengan saya?”
Ya saya perawat Lia.
Validasi
”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana?” “Apakah latihan yang
kemarin sudah dipraktekan ke mas R?” “iya bagus”
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
“Karena mas R rencana mau pulang, bagaimana kalau kita berbincang tentang
perawatan lanjutan untuk R?”
“Nah sekarang bagaimana kalau bicarakan jadual di rumah? Mari Bpk/Ibu
duduk di sini”
“Berapa lama bapak dan ibu punya waktu? Baik 30 menit saja, sebelum Bpk/Ibu
menyelesaikan administrasi di depan.”
KERJA
“Pak/Bu, ini jadwal mas R yang sudah dibuat. Coba diperhatikan. Apakah kira-
kira dapat dilaksanakan semu? Jangan lupa memperhatikan mas R, agar ia tetap
menjalankan di rumah, dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri), B
(bantuan), atau T (tidak mau melaksanakan).”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan
oleh anak ibu dan bapak selama di rumah. Kalau misalnya mas R mengaku
sebagai seorang nabi terus menerus dan tidak memperlihatkan perbaikan,
menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain.
Jika hal ini terjadi segera kontrol ke rumah sakit ya”.
TERMINASI

19
Evaluasi
“Apa yang ingin Bapak/Ibu tanyakan?Bagaimana perasaan Bpk/Ibu? Sudah siap
melanjutkan di rumah?”
RTL
“Jika mas R menunjukan tanda dan gejala yang aneh aneh lagi seperti mengaku
sebagai nabi, langsung saja periksakan lagi mas R ke rumah sakit”
“Terima kasih, sampai jumpa”.

DAFTAR PUSTAKA

Arif, I.S. (2006). Skizofrenia memahami dinamika keluarga pasien. Cetakan I.


Jakarta : penerbit Refina Aditama
Carpenito, L.J., (2000). Diagnosa keperawatan aplikasi pada praktik klinis
(terjemahan). Edisi 6. Jakarta : EGC
Doenges, M.E, Townsend, M.C dan Moorhouse, M.F. (2007). Rencana Asuhan
Keperawatan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Erawati,E., Keliat, B. A., Daulima, N., H., C. (2013). Pengaruh Terapi
Metakognitif terhadap intensitas waham dan kemampuan metakognitif di
RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang. FIK UI : Depok
Hawari, D., (2006). Pendekatan holistik pada gangguan jiwa skizofrenia. Edisi
kedua. Jakarta : Balai Penerbit Fakultasi Kedokteran Universitas Indonesia.
Keliat, B.A dan Akemat. (2010). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Cetakan I. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Kusumawati, F dan Hartono, Y. (2010). Buku ajar keperawatan jiwa. Cetakan I.
Jakarta : Penerbit Salemba Medika

20
Townsend. M.C, (2010). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri Rencana
Asuhan & Medikasi Psikotropik. Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Yosep, I. (2007), Keperawatan jiwa. Cetakan I. Jakarta : Penerbit Refika Aditama

FKUI dan WHO., (2006). Modul praktek keperawayan profesional jiwa (MPKP
Jiwa). (Cetakan I). Fakultasi Kedokteran Universitasi Indonesia dan WHO
NANDA, (2012). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.
Cetakan 2012. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC 104

21

Anda mungkin juga menyukai