Anda di halaman 1dari 1

WEB OF CAUTION

ETIOLOGI KLASIFIKASI PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


Dengue Hemorrhagic Fever adalah suatu 1. Pemeriksaan Trombositopenia (100.000 atau
Penyakit DHF disebabkan oleh : 1. Derajat I
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue kurang).
1. Virus dengue dengan tipe DEN 1 2. Derajat II 2. Pemeriksaan Hematokrit konsentrasi.
(arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui 2. Virus dengue dengan tipe DEN 2 3. Derajat III Hematokrit yang meningkat 20% atau lebih dari
gigitan nyamuk Aedes Aegypti 3. Virus dengue dengan tipe DEN 3 4. Derajat IV hematokrit sebelumnya.
4. Virus dengue dengan tipe DEN 4 (Mediacentre/factsheets/fs117/en,2004).
3. Leukopenia (mungkin normal atau leukositosis)
Virus tersebut termasuk dalam group B Arthropod borne 4. Lg. D. dengue positif.
MANIFESTASI KLINIS viruses (arboviruses). Virus yang banyak berkembang di 5. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan:
Gejala pada penyakit demam berdarah diawali dengan : masyarakat adalah virus dengue dengan tipe satu dan tiga hipoproteinemia, hipokloremia dan hiponatremia.
a. Deman tinggi yang mendadak 2 – 7 hari (38°C–40° C). 6. Urium dan pH darah mungkin meningkat.
b. Manifestasi perdarahan, dengan bentuk : uji tourniquet 7. Asidosis metabolic : pCO2 < 35 – 40 mmHg dan
positif puspura pendarahan, konjungtiva, epitaksis, melena GCO3 rendah.
dan sebagainya DHF 8. SGOT / SGPT mungkin meningkat
c. Hepatomegali ( pembesaran hati )
d. Syok, TD menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, KOMPLIKASI
tekanan sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah PATOFISIOLOGI
e. Trombositopeni, pada hari 3–7 ditemukan penurunan 1. Syok
trombosit sampai 100.000/mm3 2. Ikterus pada kulit dan mata
f. Hemokonsentrasi, meningkatnya nilai Hematokrit 3. Kematian
g. Gejala-gejala klinik lainnya yang dapat menyertai :
anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare, kejang NO NOC NIC
dan sakit kepala DX
h. Pendarahan pada hidung dan gusi 1. Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor keadaan umum pasien
i. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik keperawatan selama 3x24 jam, maka 2. Observasi vital sign setiap 3 jam atau
diharapkan tidak terjadi syok lebih.
merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah hipovolemik dengan KH: 3. Jelaskan pada pasien dan keluarga
1. tanda vital dalam batas normal tanda perdarahan dan segera laporkan
jika terjadi perdarahan.
PENATALAKSAANAAN MEDIS 4. Kolaborasi pemberian cairan intravena
1. Pasien diberi banyak minum yaitu 1 ½ - 2 liter dalam 24 jam. Keadaan hiperpireksia diatasi 5. Kolaborasi pemeriksaan HB, PPCV,
dengan obat antipiretik dan kompres dingin. Jika terjadi kejang diberikan antikonvulsan. Trombosit
Luminal diberikan dengan dosis : anak umur < 12 bulan 50 mg im; anak > 1 tahun 75 mg. jika 2. Setelah dilakukan tindakan 1. Mengkaji keluhan mual, sakit menelan
15 menit kejang belum berhenti luminal diberikan lagi dengan dosis 3 mg/ kg BB. keperawatan selama 3x24 jam, maka dan muntah
2. Pasien mengalami syok segera dipasang infus sebagai pengganti cairan hilang akibat kebocoran diharapkan Nutrisi tubuh adekuat 2. Mengkaji cara bagaimana makanan
plasma. Cairan yang diberikan biasanya RL. Jika pemberian cairan tersebut tidak ada respon dengan KH : dihidangkan.
diberikan plasma atau plasma ekspander banyaknya 20 – 30 mL/kg BB. Pada pasien dengan 1. Memiliki keinginan untuk 3. Memberikan makanan yang mudah
renjatan berat pemberian infus harus diguyur. Apabila syok telah teratasi, nadi sudah jelas meningkatkan berat badan secara ditelan seperti : bubur.
teraba, amplitude nadi sudah cukup besar, tekanan sistolik 80 mmHg dan kecapatan tetesan progresif 4. Memberikan makanan dalam porsi
dikurangi menjadi 10 mL/ kg BB/ jam. Pada pasien dengan syok berat atau syok berulang perlu 2. Berat badan dalam batas normal kecil dan frekuensi sering.
dipasang CVV untuk mengukur tekanan vena sebtral melalui vena jugularis, dan biasanya pasien sesuai rentang tinggi badan dan 5. Menjelaskan manfaat makanan/nutrisi
dirawat di ICU. usia bagi pasien.
3. Cairan (rekomendasi WHO) 3. Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
a. Kristaloid 6. Memberikan umpan balik positif saat
 Larutan Ringer Laktat (RL) atau Dextrose 5% dalam larutan Ringer laktat (D5/RL). 4. Tidak memiliki tanda-tanda pasien mau berusaha menghabiskan
 Larutan Ringer Asetat (RA) atau Dextrose 5% dalam larutan Ringer Asetat (D5/RA). malnutrisi makanannya.
 Larutan Nacl 0,9% (Garal Faali + GF) atau Dextrose 5% dalam larutan faali (D5/GF). 7. Mencatat jumlah/porsi makanan yang
b. Koloid dihabiskan oleh pasien setiap hari.
 Dextran 40 8. Memberikan nutrisi parenteral
 Plasma (kolaborasi dengan dokter)
3. Setelah dilakukan tindakan 1. Mengkaji saat timbulnya demam
keperawatan selama 3x24 jam, maka 2. Mengobservasi TTV : suhu, nadi, TD,
PENGKAJIAN diharapkan : Suhu tubuh kembali RR setiap 3 jam atau lebih sering
normal dengan KH: 3. Memberikan penjelasan tentang
1. Identitas Pasien ( Nama, No RM, Usia, alamat, Dx medis) 1. Suhu tubuh normal (36-37ºC) penyebab demam atau peningkatan
2. Riwayat Pengkajian (Keluhan Utama, Pengkajian Fisik Head To toe) 2. Pasien bebas dari demam suhu tubuh
4. Memberikan penjelasan pada pasien/
3. Riwayat Penyakit (Riwayat Penyakit dahulu, Riwayat Penyakit keluarga tentang hal-hal yang dapat
Sekarang, riwayat Penyakit Keluarga) dilakukan untuk mengatasi demam
5. Menjelaskan pentingnya tirah baring
4. Identifikasi Kebutuhan Dasar 4. Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji hal-hal yang mampu atau tidak
( Makanan, oksigenisasi, cairan, eliminasi ) keperawatan selama 3x24 jam, maka mampu dilakukan oleh klien
5. Pemeriksaan Penunjang diharapkan Aktivitas klien kembali sehubungan dengan kelemahan
normal dengan KH: fisiknya. DAFTAR PUSTAKA
1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik 2. Bantu klien memenuhi kebutuhan Bulechek, Gloria.dkk. (2013). NIC NOC. Edisi 5-6. Elsevier
DIAGNOSA KEPERAWATAN yang telah ditentukan dengan aktivitasnya sesuai dengan tingkat NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan Bulechek, Gloria.dkk. (2013).
peningkatan yang tepat pada keterbatasan. Bherman, 2012, Nelson-Ilmu Kesehatan Anak,vol. 3, Jakarta : EGC
1. Resiko syok hypovolemik b.d perdarahan yang denyut jantung, tekanan darah dan 3. Bantu klien untuk mandiri sesuai Ngastiyah, 2014, Perawatan Anak Sakit, Jakarta: EGC.
berlebihan,pindahnya cairan intravaskuler ke kestravaskuler. pernapasan dengan perkembangan kemajuan Nursalam, 2012, Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan
2. Memelihara warna kulit normal fisiknya Praktik, Bandung : Yayasan IAPK Pajajaran.
2. Ketidakseimbangan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh b.d dan kulit tetap hangat serta kering 4. Jelaskan tentang hal-hal yang dapat Suryadi, 2013, Asuhan Keperawatan Pada Anak, Jakarta : PT Fajar Inter
ketidakmampuan pemasukan, mencerna makanan atau dengan adanya aktivitas membantu dan meningkatkan kekuatan Pratama.
3. Mengungkapkan pemahaman pada fisik klien Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2012. Buku Ajar Keperawatan
mengabsorbsi zat-zat gizi. kebutuhan untuk peningkatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 1. Jakarta: EGC.
3. Hipertermi b.d proses penyakit aktivitas secara bertahap Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2015. Ilmu Kesehatan Anak:
4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan menyeluruh 4. Meningkatkan toleransi aktivitas
Buku kuliah. Jakarta: Bagian ilmu kesehatan FKUI.

Anda mungkin juga menyukai