Anda di halaman 1dari 2

Definisi Manifestasi Klinis

DHF (Dengue Hamorragic Fever) adalah penyakit Diagnosis penyakit DHF bias ditegakkan jika ditemukan tanda dan gejala seperti :
menular yang disebabkan oleh virus dengue dan 1. Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus
ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. selama 2-7 hari.
(Nurarif & Hardhi, 2015). 2. Manifestasi perdarahan :
Nyamuk yang mengandung virus dengue
a) Uji turniket (Rumple leede) positif berarti fragilitas kapiler meningkat. Dinyatakan
Etiologi
(Aedes Aegypti, )
positif apabila terdapat >10 petechie dalam diameter 2,8cm (1 inchi persegi)
Virus dengue termasuk genus Flavirus, keluarga flaviridae terdapat 4 serotipe dilengan bawah bagian volar termasuk fossa cubiti.
virus dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4, Menggigit manusia b) Petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, melena dan hematemesis.
c) Trombositopenia yaitu jumlah trombosit dibawah 150.000/mm3, biasanya
ditemukan antara hari ke 3-7 sakit.
Mengeluarkan virus dengue bersama air lirunya d) Monokonsentrasi yaitu meningkatnya hematocrit, merupakan indicator yang peka
ke dalam tubuh manusia terhadap jadinya renjatan sehingga perlu dilaksanakan penekanan berulang secara
periodic. Henaikan hematocrit 20% menunjang diagnosis klinis DHF (Nurarif &
Hardhi, 2015).
Terjadi masa inkubasi intrinsik selama 3-8 hari
tanpa gejala
Kalsifikasi
1. Derajat 1 (ringan) Demam disertai gejala tidak khas dan satu-
satunya uji perdarahan yaitu uji turniket. Virus berkembang biak
2. Derajat 2 (sedang) Seperti derajat 1 disertai dengan perdarahan
spontan pada kulit dan atau perdarahan lainnya.
3. Derajat 3 Ditemukannya kegagalan sirkulasi seperti nadi cepat dan Masuk dan beredar dalam
lemah, tekanan nadi menurun. aliran darah
4. Derajat 4 Terdapat Dengue Shock Sindrome (DSS) dengan nadi tak Resiko syok( hipovolemik)
teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur (Nurarif & Hardhi,
2015). Viremia
Agregasi trombosit Asidosis metabolik
Virus masuk pembuluh Komplemen antigen antibodi
darah meningkat
Hipoksia jaringan Metabolisme
Trombosis mengalami menurun
Menstimulasi sel inflamasi Pelepasan zat C3a dan C5a kerusakan metamorfosis
(makrofag, neutrofil)
Penurunan Hb
Lemah,
Merangsang pelepasan Histamin
Pelepasan zat pirogen endogen pusing
Tromobositopenia perdarahan
(sitokinin)
Ketidakseimbangan nutrisi
 permeabilitas dinding kurang dr kebuthan tubuh Intoleransi aktiviitas
Merangsang sel endotel pembuluuh darah perdarahan
hipotalamus
Sel-sel ednotel menghilang Mual, muntah, Resiko syok( hipovolemik)
Produksi prostaglandin  anoreksia

Cairan keluar ke Kebocoran plasma


Abdomen
Meningkatkan thermostat pada hipotalamus ekstravaskuler

Suhu tubuh  Ketidakefektifan pola napas


Paru-paru

Hipertermia Penumpukan cairan Sesak napas


Pada pleura
HIPERTERMI KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI : KURANG DARI
Perawatan demam : Monitor peernafasan : KEBUTUHAN TUBUH
1. Observasi suhu, TTV, dan perubahan warna kulit 1. Monitor kecepatan, irama, kecepatan dan pola nafas, serta

2. Monitor asupan dan keluaran, sadari perubahan kehilangan kesulitan bernafa pasien Manajemen Nutrisi
2. Monitor saturasi oksigen pasien 1. Monitoring kalori dan asupan makanan pasien
cairan yang tak dirasakan
3. Auskultasi suara nafas, catat area dimana terjadi penurunan 2. Monitor kecenderungan terjadinya penurunan dan
3. Lembabkan mukosa bibir
atau tidak adanya ventilasi dan keberadaan suara nafas kenaikan berat badan
4. Ajarkan keluarga untuk kompres pasien dengan air hangat
tambahan 3. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat (misalnya,
4. Posisikan pasien dalam keadaan semi fowler untuk memenuhi kebutuhan gizi
antipiretik) 5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi oksigen 4. Mengidentifikasi adanya alerigi atau intoleransi makanan
jika diperlukan. yang dimiliki pasien
5. Ciptakan linfkunfan yang optimal pada saat
mengkonsumsi makanan (misalnya,bersih, bnerfentilasi,
INTOLERANSI AKTIVITAS
santai, dan bebas dari bau yang menyengat)
Manajemen Energi (177)
6. Berikan makanan sedikit tapi sering sambil menawarkan
1. Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang
dibutuhkan untuk menjaga ketahanan. ringan.
2. Buat batasan untuk aktivitas hiperaktif Pasien. 7. Edukasi ke pasien terkait dengan perawatan mulut
3. Ajarkan Pasien untuk mengelola kegiatan dan tehnik
sebelum makan
manajemen untuk mencegah kelelahan.
4. Batasi stimuli lingkungan yang menganggu untuk 8. Edukasikan kepada pasien untuk duduk pada posisi tegak
relaksasi. di kursi, jika memungkinkan.
5. Anjurkan periode istirahat dan kegiatan secara
9. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan
bergantian.
6. Monitor respon oksigen Pasien. sebelum makan (misalnya, penghilang rasa sakit,
antimeti) jika diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai