Anda di halaman 1dari 1

1) Tirah baring selama masih demam DBD ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti dan nyamuk aedes albopiktus

aedes albopiktus yang sudah mengandung virus


dengue. Pada saat mengisap darah pada tubuh manusia, nyamuk akan menyemprotkan zat prothrombin
2) Memberikan kompres hangat untuk mencegah pembekuan darah. Pada saat bersamaan, virus dengue juga akan disemprotkan ke dalam
aliran darah orang yang digigit tersebut. Virus dengue menyerang sel darah putih terutama neutrophil dan
3) Memberikan terapi farmakologi
monosit. Akibat adanya pirogen eksogen dari virus dengue, maka tubuh akan merespon dengan
(antipiretik) dan terapi non-farmakologi
mengeluarkan pirogen endogen. Sitokin Pirogenik adalah pirogen endogen yang spesifik yang dilepaskan
(pemberian obat herbal) sebagai respon terhadap pirogen eksogen. Sitokin adalah protein kecil yang meregulasi proses imun,
4) Memberikan cairan elektrolit per oral inflamasi dan hematopoietic
maupun IV
5) Memonitor suhu tubuh, jumlah
trombosit, hematocrit sampai fase Dengue Haemoragic Fever (DHF) merupakan penyakit

DHF
kovalensens. infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus dengue yang
tergolong Arthropod-Borne virus, genus flavivirus, famili
flaviviridae. DHF ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes
Dengue haemorhagic fever spp, aedes aegypti, dan aedes albopictus merupakan vektor
Virus dongue serotype 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan utama penyakit DHF. Penyakit DHF dapat muncul
melalui vector nyamuk aedes aegypti. Nyamuk aedes sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok
albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies umur. Penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan
lain merupakan vector yang kurang berperan. Infeksi dan perilaku masyarakat
dengan salah satu serotype akan menimbulkan antibody
seumur hidup terhadap serotype bersangkutan tetapi
tidak ada perlindungan terhadap serotype lain - Demam tinggi 2 sampai 7 hari (38-40̊ C)
Manifestasi perdarahan dengan bentuk: uji tourniquet positif, petekie (bintik merah pada kulit), purpura (perdarahan kecil di dalam kulit),
. Derajat I ( ringan )
ekimosis, perdarahan konjungtiva (perdarahan pada mata), epitaksis (perdarahan hidung), perdarahan gusi, hematemesis (muntah darah),
Demam mendadak dan sampai 7 hari di sertai dengan
melena (BAB darah) dan hematusi (adanya darah dalam urin).
adanya gejala yang tidak khas dan uji turniquet (+).
- Perdarahan pada hidung
. Derajat II ( sedang )
- Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah
Lebih berat dari derajat I oleh karena di temukan
- Pembesaran hati (hepatomegali)
pendarahan spontan pada kulit misal di temukan
Rejan (syok), tekanan nadi menurun menjadi 20mmHg atau kurang, tekanan sistolik sampai 80mmHg atau lebih rendah
adanya petekie, ekimosis, pendarahan,
- Gejala klinik lainnya yang sering menyertai yaitu anoreksia (hilangnya nafsu makan), lemah, mual, muntah, sakit perut, diare dan sakit
. Derajat III ( berat )
kepala.
Adanya gagal sirkulasi di tandai dengan laju cepat
Diagnose laboratories
lembut kulit dngin gelisah tensi menurun manifestasi
- Trombositopeni pada hari ke-3 sampai ke-7 ditemukan penurunan trombosit hingga 100.000/mmHg
pendarahan lebih berat( epistaksis, melena)
- Hemokonsentrasi, meningkatnya hemotokrit sebanyak 20% atau lebih
. Derajat IV ( DIC )
(Resti, 2014)
Gagal sirkulasi yang berat pasien mengalami syok
berat tensi nadi tak teraba.

Anda mungkin juga menyukai