HOMELESS (TUNAWISMA)
Dosen Pembimbing
Oleh
KELOMPOK 7 :
1. Asriro Ningsih
4. Novia Rohmatus S.
5. Puput Wijayant
6. Titn Winarsih
PRODI D3 KEBIDANAN
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah kami haturkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya dan
tak lupa kami ucapkan solawat serta salam pada junjungan kkita Nabi Muhammad SAW, sehingga kami
pada saat ini diberi kemudahan untuk menyelesaikan Makalah “Homeless (Tunawisma)”, pada mata
kuliah KB & Kesehatan Reproduksi” dengan baik dan tepat waktu.
Dengan terselesainya makalah ini tdak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Bapak Drs. H. Budi Utomo. Amd. Keb, M. kes selaku ketua STIKES Muhammadiyah Lamongan.
2. Ibu Hj.Ws. Tarmi, SST. M. kes selaku ketua kaprodi D3 kebidanan STIKES Muhammadiyah
Lamongan
4. Kedua orang tua yang senantsa mendukung dan memberikan do’a serta semangat baik moral
maupun spiritual.
5. Teman-teman dan pihak lain yang senantasa mendukung dan membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu
kami mohon saran dan kritknya sehingga dapat bermanfaat bagi seluruh mahasiswa umumnya dan
bermanfaat bagi penulis khususnya.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
2.2 Pengertan........................................................................................... 3
2.5 Akibat................................................................................................. 4
2.6 Penyebab............................................................................................ 4
3.1 Kesimpulan......................................................................................... 6
3.2 Saran................................................................................................... 6
BAB I
PENDAHULUAN
Kemiskinan yang sampai saat ini belum dapat teratasi sangat mempengaruhi keadaan penduduk di suatu
negara. Salah satu dampak dari kemiskinan yaitu dengan munculnya para tunawisma (homeless). Dari
beberapa banyak masalah sosial yang ada sampai saat ini, tunawisma adalah masalah yang perlu harus
di perhatkan lebih dari pemerintah, karena saat ini masalah tersebut sudah menjadi bagian dari
kehidupan kota-kota besar.
Berdasarkan data statstk pemerintahan Propinsi Jawa Timur menunjukkan bahwa sekitar 4,2 juta KK
penduduk Jawa Timur, hidup dibawah garis kemiskinan. Dengan demikian diperkirakan sekitar 15 juta
orang atau 35 % penduduk Jawa Timur, dikategorikan sebagai penduduk miskin. Sementara ada sekitar
750 orang tunawisma, jumlah dari tunawisma ini semakin banyak dan sulit diatur
Tuna Wisma tdak saja merupakan penyakit, namun merupakan suatu kehidupan yang dijadikan
permasalahan bagi pemerintah. Karena para tuna wisma tersebut dapat meresahkan dan mengganggu
kesejahteraan di suatu negara. Tunawisma juga bisa menyebabkan tmbulnya masalah-masalah
kesehatan sepert mendorong munculnya PSK, sehingga penyakit menular seksual tdak dapat
terhindarkan. Oleh sebab itulah, apabila masalah gelandangan dan pengemis tdak segera mendapatkan
penanganan, maka dampaknya akan merugikan diri sendiri, keluarga, masyarakat serta lingkungan
sekitarnya.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
PEMBAHASAN
2.1 Pengertan
Homeless atau Tunawisma adalah orang yang tdak mempunyai tempat tnggal tetap dan
berdasarkan berbagai alasan harus tnggal dibawah kolong jembatan, taman umum, pinggir jalan, pinggir
sungai, stasiun kereta api, atau berbagai fasilitas umum lain untuk tdur dan menjalankan aktfitas sehari-
hari..
Sebagai pembatas wilayah dan milik pribadi, tuna wisma sering menggunakan lembaran kardus,
lembaran seng atau aluminium, lembaran plastk, selimut, kereta dorong pasar swalayan, atau tenda
sesuai dengan keadaan geografis dan negara tempat tunawisma berada.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seringkali hidup dari belas kasihan orang lain atau
bekerja sebagai pemulung. Gelandangan adalah istlah dengan konotasi negatf yang ditujukan kepada
orang-orang yang mengalami keadaan tuna wisma.
2.2.1 Tunawisma biasa, yaitu mereka yang mempunyai pekerjaan tapi tdak mempunyai tempat tnggal
yang tetap.
2.2.2 Tunakarya, yaitu mereka yang tdak mempunyai pekerjaan dan tdak mempunyai tempat tnggal
yang tetap.
2.2.3 Tunakarya cacat, yaitu mereka yang tdak mempunyai pekerjaan dan tdak mempunyai tempat
tnggal, serta kekurangan jasmani dan rohani .
1. Kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan dasarnya sepert keamanan pribadi, tenang, dan
privasi, terutama untuk tdur, kebersihan dan fasilitas kesehatan.
2. Lebih cenderung memiliki permasalahan medis akibat gaya hidup mereka di jalan, misalnya : gizi
buruk, penyalahgunaan obat, paparan unsur-unsur yang parah cuaca, memiliki masalah perawatan kaki
dan kulit.
3. Sering dihadapkan dengan banyak kerugian sosial, misalnya pelecehan dan kekerasan seksual,
diskriminasi dari orang lain.
4. Tidak adanya akses ke pelayanan kesehatan dan pendidikan, sehingga muncul berbagai penyakit
dan didukung oleh rendahnya pengetahuan tentang kesehatan.
2.10 Akibat
1. Adanya para tuna wisma mengakibatkan pemandangan indah suatu kota menjadi terganggu,
munculnya daerah kumuh dipusat kota hal tersebut terkait dengan pekerjaaan para tunawisma sepert
pengemis, pengamen, pemulung.
2. Kebersihan dan kesehatan rumah seadanya, sehingga sangat jauh dari kriteria rumah sehat,
perilaku hidup bersih sangat kurang,sehinga muncul berbagai masalah kesehatan.
3. Kurang Gizi, Karena ketdakmampuan dalam memenuhi kebutuhan pangan akibat rendahnya daya
beli makanan,apalagi makanan bergizi, sehingga banyak anak, balita, dan ibu hamil yang mengalami gizi
buruk.
3 Banyak anak-anak kecil yang dimanfaatkan untuk mengemis dan menyetorkan sejumlah uang
setap harinya.
4 Wanita yang menjadi korban homeless memilki bahaya tersendiri bagi kesehatan reproduksinya.
Kebanyakan mereka terjerumus dalam dunia PSK sehingga penyakit sepert PMS (Penyakit Menular
Seksual) dan Kanker Mulut Rahim (Serviks) tdak dapat terhindarkan.
2.5 Penyebab
1. Segi ekonomi.
Berbagai penyebab sehingga anak merasa kurang diperhatkan, kurang kasih saying orang tuanya maka ia
turun kejalan dan mencari komunitas yang mau menerima dia apa adanya.
1. Tahap persiapan.
Karena tuna wisma biasanya tdak mempunyai tempat tnggal, maka suatu hal yang esensial
bila mereka ditanggulangi dengan memotvasi mereka untuk bersama-sama dikumpulkan dalamsuatu
tempat, sepert asrama atau pant sosial. Tujuan dalam tahap ini yaitu untuk berusaha memasuki atau
mengenal aktvitas atau kehidupan para tuna wisma
Setelah para tuna wisma dikumpulkan, kemudian mereka harus belajar menyesuaikan diri
padalingkungan yang baru, dimana berlaku aturan-aturan khusus.
Setelah beberap para tuna wisma dalam lingkungan tersebut diadakan evaluasi mengenai
potensimereka untuk belajar dengan maksud supaya mendapatkan pendidikan yang lebih layak. Kalau
para Tunawisma disebabkan faktor ekonomi atau pendapatan yang kurang memadai,mereka bisa diberi
bekal berupa pelathan sesuai potensi yang ada padanya, di samping bantuan modal usaha
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tuna Wisma adalah orang yang tdak mempunyai tempat tnggal tetap dan berdasarkan
berbagaialasan harus tnggal di bawah kolong jembatan, taman umum, pinggir jalan, pinggir
sungai,stasiun kereta api, atau berbagai fasilitas umum lain untuk tdur dan menjalankan
kehidupansehari-hari. Tuna wisma juga menyebabkan munculnya berbagai permasalahan kesehatan.
Tuna Wisma pada di berbagai negara termasuk di Indonesia merupakan suatu permasalahan yang sangat
sulit di tangani dan melanggar hukum juga sangat mengganggu kesejahteraan suatu negara atau pun
kota.
3.2 Saran
Diharapkan kepada pemerintah untuk lebih berpartsipasi dan memberikan perhatan yang lebihdalam
menangani permasalahan para tuna wisma