Oleh :
Selly Resty Pratama, S.Kep
NIM 18NS269
Oleh :
Selly Resty Pratama, S.Kep
NIM 18NS269
PreseptorAkademik, PreseptorKlinik
………………………… ……………………….
NIK. NIK.
LAPORAN PENDAHULUAN
KETIDAKEFEKTIFAN KOPING
A. Definisi
Koping individu tidak efektif merupakan ketidakmampuan untuk
membentuk penilaian yang valid tentang stressor, ketidakadekuatan pilihan
respons yang dilakukan, dan atau ketidakmampuan untuk menggunakan.
Koping individu tidak efektif merupakan keadaan ketika seorang individu
mengalami atau berisiko mengalami suatu ketidakmampuan dalam
menangani stressor internal atau lingkungan dengan adekuat karena
ketidakadekuatan sumber-sumber (fisik, psikologis, perilaku dan kognitif)
(Carpenito, 2007).
B. Etiologi
Menurut(Carpenito, 2007) koping individu tidak efektif dapat disebabkan
karena adanya:
1. Gangguan dalam pola penilaian ancaman
2. Gangguan dalam pola melepaskan tekanan/ketegangan
3. Perbedaan gender dalam strategi koping
4. Derajat ancaman yang tinggi
5. Ketidakmampuan untuk mengubah energi yang adaptif
6. Tingkat persepsi kontrol yang tidak adekuat
7. Kesempatan yang tidak adekuat untuk menyiagakan diri terhadap
stressor
8. Sumber yang tersedia tidak adekuat
9. Dukungan sosial yang tidak adekuat yang diciptakan oleh karakteristik
hubungan
10. Krisis maturasional
11. Krisis situasional
12. Ragu/tidak percaya
13. Tingkat percaya diri yang tidak adekuat dalam kemampuan mengatasi
masalah
C. TandadanGejala
Menurut(Keliat,
2009)tandagejalapadakliendenganketidakefektifankopingyaitu:
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan
terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)
3. Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
4. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
5. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.
G. FaktorPresipitasi
1. Faktor Presipitasi
a. Nature
1) Biologis
a) Adanya penyakit akut yang mempengaruhi fungsi tubuh
sehingga mengalami gangguan kemampuan untuk memenuhi
tanggung jawab peran, kehilangan salah satu anggota
tubuhnya
b) Kesehatan secara umum, misalnya didiagnosa menderita
penyakit kronis yang membutuhkan perawatan diri yang
kompleks, tindakan operasi yang menyebabkan kerusakan
anggota tubuh
c) Adanya efek samping pengobatan kemoterapi dan radiasi
yang menyebabkan perubahan penampilan, misalnya: rambot
rontok, penurunan BB
d) Status gizi, misalnya BB tidak ideal atau terlalu gemuk sebagai
akibat dari peningkatan asupan makanan sebagai respon dari
stress
e) Adanya kelainan kongenital: tuli atau buta
f) Adanya perubahan fisik akibat penuaan
g) Sensitifitas biologi: mengkomsumsi zat yang mengubah mood,
tumor (otak, kimiawi tubuh, retardasi mental)
2) Psikologis
a) Ketidakmampuan dalam melakukan penilaian terhadap
ancaman yang terjadi yang disebabkan karena kurangnya
kemampuan memahami (intelegensi yang rendah)
b) Adanya perubahan pola komunikasi yang biasa dan sehingga
tidak mampu melepaskan tekanan atau ketegangan yang
dialami akibat stressor yang datang
c) Pengalaman masa lalu tidak menyenangkan: penggunaan
zat, retardasi mental, tumor otak yang menyebabkan
perubahan afek atau mood
d) Pengalaman yang kurang baik tentang kondisi kesehatannya
sehingga mengalami ketidakpastian
e) Sumber psikologis yang tidak adekuat yang dapat mengancam
konsep diri : tingkat percaya diri yang kurang adekuat dalam
kemampuan mengatasi masalah, harga diri rendah,
ketidakberdayaan, keuakinan negatif tentang diri yang
berlebihan, model peran yang negatif
f) Menderita penyakit yang menyebabkan kehilangan anggota
tubuh, dan kerusakan bentuk tubuh sekunder akibat trauma
yang menyebabkan perubahan integritas tubuh, misalnya
harga diri rendah, gangguan citra tubuh, gangguan peran dan
ideal diri yang tidak realistis serta kerancuan identitas
g) Tindakan operasi yang menyebabkan kerusakan anggota
tubuh yang berdampak pada perubahan citra tubuh
h) Adanya efek samping pengobatan kemoterapi dan radiasi
yang menyebabkan perubahan penampilan, misalnya: rambot
rontok, penurunan BB sehingga menjadi harga diri rendah dan
gangguan citra tubuh karena terjadi perubahan penampilan
i) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, misalnya
perceraian atau perpisahan, penjara, disersi, KDRT,
perkosaan, gagal sekolah, kehilangan pekerjaan yang
menimbulkan perasaan sedih dan putus asa
j) Moral: tinggal di lingkungan dengan kelebihan beban sensori
misalnya lingkungan perindustrian, urbanisasi (padat
penduduk, polusi udara, aktivitas yang berlebihan)
k) Kepribadian: mudah cemas. Ketidakmampuan mengatasi
kecemasan dengan cara yang memadai cenderung
menguatkan pertahanan sehingga keluarga melakukan
penolakan pada klien dan terhadap pengobatan
l) Motivasi: kurangnya pernghargaan dari orang lain pada masa
perkembangan yang terjadi secara berulang, kurangnya
dukungan sosial dan dari dukungan diri sendiri sehingga
menyebabkan kurangnya motivasi dalam menerima respons
dari luar .
m) Self kontrol:
Ketidakmampuan untuk mengubah energi yang adaptif
Tingkat kemampuan mempersepsikan stimulus dan kontrol
diri yang rendah
Kesempatan yang tidak adekuat untuk menyiagakan diri
terhadap stressor
n) Ketidakadekuatan sumber psikologis yang mengancam
konsep diri
(1) Masa remaja
Perubahan fisik dan emosional
Kemandirian dari keluarga
Hubungan persahabatan
Kesadaran seksual
Kebutuhan pendidikan
Pilihan karier
(2) Dewasa muda
Pilihan karier
Kebutuhan pendidikan
Menjadi orang tua
Meninggalkan rumah
Menikah
(3) Usia paruh baya
Tanda-tanda fisik penuaan
Tekanan karier
Masalah membesarkan anak
Masalah dengan kerabat
Kebutuhan status sosial
Orang tua yang menjadi lansia
(4) Lansia
Perubahan fisik
Perubahan status finansial
Perubahan tempat tinggal
Pensiun
Respons orang lain terhadap individu lansia
3) Sosial budaya
a) Usia: Krisis maturasional
b) Gender: jenis kelamin perempuan lebih berisiko mengalami
kegagalan menjalankan peran
c) Pendidikan: kebutuhan pendidikan, putus sekolah, gagal
sekolah
d) Penghasilan/pendapatan: kurang mencukupi untuk kebutuhan
sehari-hari (sumber yang tersedia tidak adekuat), kemiskinan
dan ketidakcukupan keuangan, adanya perubahan status
finansial
e) Pekerjaan: Pilihan karier, tidak tetap, penggangguran atau
baru terkena PHK, turun jabatan, memasuki masa pensiun
f) Status sosial :
1) Penurunan penggunaan dukungan sosial yang ada dan
sumber pendukung yang tersedia tidak adekuat
2) Perpisahan dengan keluarga karena harus dirawat di
rumah sakit atau perawatan di panti
3) Harus tinggal di panti asuhan, institusi pendidikan,
institusional, penjara
4) Adanya perubahan tempat tinggal
5) Latar belakang budaya: adanya konflik yang berkaitan dengan
budaya misalnya hubungan seks pranikah dan aborsi
6) Keikutsertaan partai politik dan organisasi: aktif mengikuti
kegiatan politik dan organisasi atau post power sindrom
7) Pengalaman sosial: krisis situasi yang terjadi akibat stressor
yang dialaminya, tinggal di lingkungan bencana alam, perang,
pekerjaan musiman/pekerja pendatang, relokasi, kehilangan
orang terdekat karena kematian
8) Peran sosial: keterlibatan individu dalam kegiatan sosial di
masyarakat yang kurang.
b. Origin
1) Internal: Persepsi individu yang tidak baik tentang dirinya, orang
lain dan lingkungannya
2) Eksternal: Kurangnya dukungan keluarga dan orang
sekitar/masyarakat serta peer group
c. Timing: Stres dapat terjadi dalam waktu yang berdekatan, stress
dapat berlangsung lama atau stres dapat berlangsung secara
berulang-ulang atau terus menerus
d. Number: Sumber stres dapat lebih dari satu dan terjadi selama usia
perkembangan dan pertumbuhan dan biasanya stressor dinilai
sebagai masalah yang sangat berat
e. MekanismeKoping
1. Konstruktif
Kecemasan dijadikan sebagai tanda dan peringatan. Individu
menerimanya sebagai suatu pilihan untuk memecahkan masalah seperti
dengan cara
a. Negosiasi/kompromi
b. Meminta saran
c. Perbandingan positif, penggantian rewards
2. Destruktif
Menghindari kecemasan dengan cara tanpa menyelesaikan
masalah atau konflik tersebut tetapi dengan cara :
a. Denial
b. Supresi
c. Proyeksi
d. Menyerang
e. Menarik diri
f. PohonMasalah
Effect RisikoPerubahansensori
Ketidakefektifankopingindividu
H. DiganosaKeperawatanJiwa
Koping Individu Tidak Efektif
I. RencanaTindakanKeperawatanJiwa
Ditujukan pada individu:
1. Tujuan:
a. Klien menunjukkan koping yang efektif dengan indikator:.
1) Mengidentifikasi pola koping yang efektif dan tidak efektif
2) Mencari informasi terkait dengan penyakit dan pengobatan
3) Menggunakan perilaku untuk menurunkan stres
4) Mengindentifikasi dan menggunakan berbagai strategi koping
5) Melaporkan penurunan perasaan negatif
b. Klien menunjukkan pengendalian impuls dengan mempertahankan
pengendalian diri tanpa pengawasan secara konsisten
c. Klien menunjukkan pemprosesan informasi yang normal dengan
menunjukkan proses berpikir logis secara konsisten
2. Tindakan keperawatan:
a. Pantau prilaku agresif
b. Identifikasi pandangan klien terhadap kondisinya dan kesesuaiannya
dengan pandangan pemberi pelayanan kesehatan
c. Peningkatan koping:
1) Nilai kesesuaian klien terhadap perubahan gambaran diri, sesuai
dengan indikasi
2) Nilai dampak dari situasi kehidupan klien terhadap peran dan
hubungannya dengan orang lain
3) Evaluasi kemampuan klien dalam membuat keputusan
4) Eksplorasi metode yang digunakan klien oada masa sebelumnya
dalam mengatasi masalah kehidupannya
5) Tentukan kemungkinan terjadinya resiko menyakiti diri
d. Berikan pendidikan kesehatan pada individu untuk meningkatkan
koping
1) Berikan informasi aktual yang terkait dengan diagnosis,
pengobatan dan prognosis
2) Anjurkan klien untuk menggunakan teknik relaksasi sesuai dengan
kebutuhan
3) Berikan latihan keterampilan sosial yang sesuai.
e. Berikan aktivitas lain yang dapat meningkatkan kemampuan koping
individu dalam menghadapi stressor
1) Bantu klien dalam mengembangkan rencana untuk menerima atau
mengubah situasi.
2) Bantu klien dalam ,mengidentifikasi kekuatan personal
3) Dukungan klien untuk terlibat dalam perencanaan aktivitas
perawatan, mengawali percakapan dengan orang lain dan
berpartisipasi dalam aktivitas.
4) Minta keluarga untuk mengunjungi bila memungkinkan.
5) Bantu klien meningkatkan kemampuan koping dengan cara
a) Anjurkan klien untuk mengidentifikasi gambaran perubahan
peran yang realistis
b) Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
c) Turunkan rangsangan lingkungan yang dapat disalahartikan
sebagai suatu ancaman
d) Ciptakan suasana penerimaan
e) Hindari pembuatan keputusan pada saat klien berada dalam
stres berat
f) Bantu penyaluran kemarahan dan rasa bermusuhan secara
konstruktif
g) Eksplorasi alasan klien terhadap kritik diri
h) Atur situasi yang mendukung autonomi klien
i) Bantu klien dalamm mengidentifikadsi respons positif dari
orang lain
j) Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang sesuai
k) Dukung pengungkapan secara verbal tentang perasaan,
persepsi dan ketakutan
l) Bantu klien untuk mengklarifikasi kesalahpahaman
m) Bantu klien untuk mengidentifikasi sistem pendukung yang
tersedia
n) Nilai dan didiskusikan respons alternatif terhadap situasi
f. Lakukan aktivitas kolaburatif melalui:
1) Awali diskusi tentang perawatan pasien untuk melihat kembali
mekanisme koping yang dimiliki klien dan buat rencana perawatan
2) Libatkan sumber-sumber yang ada di rumah sakit dalam
memberikan dukungan emosional untuk klien dan keluarga
3) Fasilitasi klien untuk mengenal kelompok yang mendukungnya,
pemberi pelayanan kesehatan lainnya, dan sumber-sumber di
komunitas (misalnya: kelompok pendukung)
Ditujukan pada individu:
3. Tujuan:
d. Klien menunjukkan koping yang efektif dengan indikator:.
6) Mengidentifikasi pola koping yang efektif dan tidak efektif
7) Mencari informasi terkait dengan penyakit dan pengobatan
8) Menggunakan perilaku untuk menurunkan stres
9) Mengindentifikasi dan menggunakan berbagai strategi koping
10) Melaporkan penurunan perasaan negatif
e. Klien menunjukkan pengendalian impuls dengan mempertahankan
pengendalian diri tanpa pengawasan secara konsisten
f. Klien menunjukkan pemprosesan informasi yang normal dengan
menunjukkan proses berpikir logis secara konsisten
4. Tindakan keperawatan:
g. Pantau prilaku agresif
h. Identifikasi pandangan klien terhadap kondisinya dan kesesuaiannya
dengan pandangan pemberi pelayanan kesehatan
i. Peningkatan koping:
6) Nilai kesesuaian klien terhadap perubahan gambaran diri, sesuai
dengan indikasi
7) Nilai dampak dari situasi kehidupan klien terhadap peran dan
hubungannya dengan orang lain
8) Evaluasi kemampuan klien dalam membuat keputusan
9) Eksplorasi metode yang digunakan klien oada masa sebelumnya
dalam mengatasi masalah kehidupannya
10) Tentukan kemungkinan terjadinya resiko menyakiti diri
j. Berikan pendidikan kesehatan pada individu untuk meningkatkan
koping
4) Berikan informasi aktual yang terkait dengan diagnosis,
pengobatan dan prognosis
5) Anjurkan klien untuk menggunakan teknik relaksasi sesuai dengan
kebutuhan
6) Berikan latihan keterampilan sosial yang sesuai.
k. Berikan aktivitas lain yang dapat meningkatkan kemampuan koping
individu dalam menghadapi stressor
6) Bantu klien dalam mengembangkan rencana untuk menerima atau
mengubah situasi.
7) Bantu klien dalam ,mengidentifikasi kekuatan personal
8) Dukungan klien untuk terlibat dalam perencanaan aktivitas
perawatan, mengawali percakapan dengan orang lain dan
berpartisipasi dalam aktivitas.
9) Minta keluarga untuk mengunjungi bila memungkinkan.
10) Bantu klien meningkatkan kemampuan koping dengan cara
o) Anjurkan klien untuk mengidentifikasi gambaran perubahan
peran yang realistis
p) Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
q) Turunkan rangsangan lingkungan yang dapat disalahartikan
sebagai suatu ancaman
r) Ciptakan suasana penerimaan
s) Hindari pembuatan keputusan pada saat klien berada dalam
stres berat
t) Bantu penyaluran kemarahan dan rasa bermusuhan secara
konstruktif
u) Eksplorasi alasan klien terhadap kritik diri
v) Atur situasi yang mendukung autonomi klien
w) Bantu klien dalamm mengidentifikadsi respons positif dari
orang lain
x) Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang sesuai
y) Dukung pengungkapan secara verbal tentang perasaan,
persepsi dan ketakutan
z) Bantu klien untuk mengklarifikasi kesalahpahaman
aa) Bantu klien untuk mengidentifikasi sistem pendukung yang
tersedia
bb) Nilai dan didiskusikan respons alternatif terhadap situasi
l. Lakukan aktivitas kolaburatif melalui:
4) Awali diskusi tentang perawatan pasien untuk melihat kembali
mekanisme koping yang dimiliki klien dan buat rencana perawatan
5) Libatkan sumber-sumber yang ada di rumah sakit dalam
memberikan dukungan emosional untuk klien dan keluarga
6) Fasilitasi klien untuk mengenal kelompok yang mendukungnya,
pemberi pelayanan kesehatan lainnya, dan sumber-sumber di
komunitas (misalnya: kelompok pendukung)
J. StrategiPelaksanaanPasienDenganRisikoBunuhDiri
Pasien Keluarga
SP I SP I
SP II
SP III
- Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian klien - Melatih keluarga melakukan
- Melatih kemampuan kedua cara merawat langsung kepada
- Menganjurkan klien memasukkan klien dengan HDR
dalam jadwal kegiatan harian
SP IV
Carpenito, L.J dan Moyet. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 10.
Jakarta : Penebit Buku Kedokteran EGC.
Doenges,M., Townsend, M., (2008) Nursing Diagnosis Manual ed.2. F.A Davis
Company: Philadelphia.