LAPORAN I
SPESIFIKASI UMUM
SPESIFIKASI ADMINISTRASI
SPESIFIKASI TEKNIS
BILL OF QUANTITY (BQ)
Disusun Oleh:
AHMAD GHULAM IBADULLAH
(1115020043)
YUNIA DAMAYANTI
(1115020030)
BAGIAN I U M U M ............................................................................................. 56
ii
BAB I
SPESIFIKASI UMUM
1
j. Jenis Sungai : Sungai membawa hanyutan
k. Pemberi Tugas : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo
Alamat : Jalan Prof. DR. Aloe Saboe No. 92 Gorontalo,
Sulawesi Utara
l. Konsultan Perencana : PT. AGYD Karya
Alamat : Jalan Ahmad Yani No. 18, Biawao, Kota
Selatan, Gorontalo
m. Konsultan Pengawas : PT. Asahan Maju Jaya
Alamat : Jalan Moh. Yamin No. 103 A, Limba B,
Kota Selatan, Gorontalo
Pasal 1
PENGERTIAN DAN PENJELASAN
2
5. Panitia Pengadaan
Adalah personil yang memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan
Barang/Jasa ditunjuk untuk melaksanakan Pengadaan Langsung.
6. Panitia Penerima Hasil Pekerjaan
Adalah panitia yang ditetapkan oleh Pengguna Anggaran (PA) yang
bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan.
7. Penyedia Jasa
Adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan Jasa
Pekerjaan Konstruksi.
8. Fakta Integritas
Adalah surat pernyataan yang berisi ikrar untuk mencegah dan tidak
melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme dalam Pengadaan Jasa.
9. Pekerjaan Konstruksi
Adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan
konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.
10. Jasa Konsultasi
Adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu
diberbagai bidang kelimuan yang mengutamakan adanya olah pikir
(brainware), dalam hal ini yang bertanggung jawab menjadi jasa
konsultasi ialah konsultan.
11. Jasa Lainnya
Adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang
mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola
yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan atau segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain Jasa
Konsultansi, pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dan pengadaan Barang.
12. Sertifikat Keahlian
Adalah tanda bukti pengakuan dari pemerintah atas kompetensi dan
kemampuan profesi dibidang Pengadaan Jasa sesuai dengan bidang yaitu
Jalan dan/ atau Jembatan.
3
13. Dokumen Pengadaan
Adalah dokumen yang ditetapkan oleh Panitia Pengadaan yang memuat
informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh para pihak dalam proses
Pengadaan Jasa.
14. Kontrak Pengadaan Jasa (Kontrak)
Adalah perjanjian tertulis antara Panitia Pembuat Komitmen (PPK)
dengan Penyedia Jasa atau pelaksana Swakelola.
15. Pelelangan Umum
Adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia
Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat.
16. Surat Jaminan (Jaminan)
Adalah jaminan tertulis yang bersifat mudah dicairkan dan tidak
bersyarat (unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank
Umum/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan Asuransi yang diserahkan
oleh Penyedia Barang/Jasa kepada PPK/Kelompok Kerja ULP untuk
menjamin terpenuhinya kewajiban Penyedia Barang/Jasa.
17. Pekerjaan Kompleks
Adalah pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi, mempunyai risiko
tinggi, menggunakan peralatan yang didesain khusus dan/atau pekerjaan
yang bernilai diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).
18. Pengadaan secara elektronik (E-Procurement)
Adalah Pengadaan Jasa yang dilaksanakan dengan menggunakan
teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
19. Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
adalah unit kerja Panitia Pengadaan yang dibentuk untuk
menyelenggarakan sistem pelayanan Pengadaan Jasa secara elektronik.
20. E-Tendering
Adalah tata cara pemilihan Penyedia Jasa yang dilakukan secara terbuka
dan dapat diikuti oleh semua Penyedia Jasa yang terdaftar pada sistem
4
pengadaan secara elektronik dengan cara menyampaikan 1 (satu) kali
penawaran dalam waktu yang telah ditentukan.
21. Katalog elektronik atau E-Catalogue
Adalah system informasi elektronik yang memuat daftar, jenis,spesifikasi
teknis dan harga barang tertentu dari berbagai Penyedia Jasa Pemerintah.
22. E-Purchasing
Adalah tata cara pembelian Jasa melalui sistem katalog elektronik.
23. Portal Pengadaan Nasional
Adalah pintu gerbang system informasi elektronik yang terkait dengan
informasi Pengadaan Jasa secara nasional yang dikelola oleh LKPP.
24. HPS
Harga Perkiraan Sendiri;
25. LDK
Lembar Data Kualifikasi;
26. Pokja ULP
Kelompok Kerja ULP yang berfungsi untuk melaksanakan Pengadaan
Barang/Jasa.
27. LPSE
Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah unit kerja K/L/D/I yang
dibentuk untuk menyelenggarakan sistem pelayanan Pengadaan
Barang/Jasa secara elektronik.
28. Aplikasi SPSE
Aplikasi perangkat lunak Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)
berbasis web yang terpasang di server LPSE yang dapat diakses melalui
website LPSE.
29. SPPBJ
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
30. SPMK
Surat Perintah Mulai Kerja;
5
Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN
Pasal 3
SUMBER DANA
Pasal 4
PESERTA PELELANGAN
6
3) Bagi Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing yang mengikuti pelelangan
harus memiliki bukti Ijin Perwakilan Jasa Konstruksi Asing dan
melakukan kerja sama usaha dengan perusahaan nasional dalam bentuk
kemitraan, subkontrak dan lain-lain, dalam hal terdapat perusahaan
nasional yang memiliki kemampuan dibidang yang bersangkutan.
4) Harus memenuhi syarat – syarat Administratif yaitu :
1. Surat keterangan domosili perusahaan
2. Akte Notaris pendirian perusahaan
3. Kartu NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
4. PPKP (Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak)
5. Keputusan Menteri Kehakiman
6. SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan)
7. SIUJK (Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi)
8. TDR (Tanda Daftar Rekanan)
9. TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
10. Surat Keterangan Bank
11. Surat garansi bank
12. Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)
13. Keanggotaan Asosiasi
14. Susunan Pemilik Modal
15. Susunan Pengurus
16. Daftar Pengalaman
17. Memiliki SBU (Sertifikat Badan Usaha)
18. Daftar Peralatan
19. Surat Penawaran dibuat di atas Kop Perusahaan, bertanggal,
bermaterai Rp 6.000,00 (enam ribu rupiah) cap perusahaan dan tanda
tangan Direktur dan Nama Jelas.
20. Surat Penawaran dilengkapi Daftar Rencana Anggaran Biaya, Daftar
Harga Satuan Upah, Bahan, Analisa Satuan Pekerjaan.
21. Memiliki pengalaman kerja sesuai dengan klasifikasi dan minimal
satu tingkat di bawah kualifikasi proyek bersangkutan serta adanya
rekomendasi dari pimpinan proyek yang bersangkutan.
7
22. Memiliki peralatan sesuai dengan kebutuhan proyek atau surat
pernyataan kerjasama dengan Perusahaan Pemilik Peralatan.
Tidak lengkapnya syarat di atas dapat dinyatakan gugur sebagai peserta
lelang.
Pasal 5
LARANGAN KORUPSI, KOLUSI, NEPOTISME (KKN) serta
PENIPUAN
Pasal 6
LARANGAN PERTENTANGAN KEPENTINGAN
8
1) Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi dan perannya, dilarang
memiliki/melakukan peran ganda atau terafiliasi.
2) Peran ganda sebagaimana dimaksud pada butir 1 antara lain meliputi :
a. Seorang anggota Direksi atau Dewan Komisaris suatu Badan Usaha
tidak boleh merangkap sebagai anggota Direksi atau Dewan
Komisaris pada Badan Usaha lainnya yang menjadi peserta pada
Pelelangan yang sama;
b. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai konsultan perencana menjadi
Penyedia Pekerjaan Konstruksi atau menjadi konsultan pengawas
untuk pekerjaan fisik yang direncanakannya, kecuali dalam
pelaksanaan Kontrak Terima Jadi (turn key contract) atau Kontrak
Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi;
c. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai konsultan pengawas menjadi
Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk pekerjaan fisik yang diawasi,
kecuali dalam pelaksanaan Kontrak Terima Jadi (turn key contract)
atau Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi;
3) Afiliasi sebagaimana dimaksud butir 1 adalah keterkaitan hubungan, baik
antar peserta, maupun antara peserta dengan PPK dan/atau anggota Pokja
ULP yang antara lain meliputi :
a. Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai dengan
derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;
b. PPK dan/atau anggota Pokja ULP, baik langsung maupun tidak
langsung mengendalikan atau menjalankan perusahaan peserta;
c. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik
langsung maupun tidak langsung oleh pihak yang sama yaitu lebih
dari 50% (lima puluh perseratus) pemegang saham dan/atau salah satu
pengurusnya sama.
Pasal 7
SATU PENAWARAN TIAP PESERTA
9
1) Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun sebagai anggota
kemitraan/KSO hanya boleh memasukkan satu penawaran untuk satu
paket pekerjaan.
2) Setiap peserta yang termasuk dalam kemitraan/KSO dilarang menjadi
peserta baik secara sendiri maupun sebagai anggota kemitraan/KSO yang
lain pada paket pekerjaan yang sama.
Pasal 8
PENGUTAMAAN PRODUKSI DALAM NEGERI
Pasal 9
JADWAL PELAKSANAAN PELELANGAN
10
4. Pengumuman hasil Kualifikasi
Hari/Tanggal : Senin/22 September 2018
Tempat : Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo
Jam : 09.00 WIB
5. Masa sanggahan terhadap hasil kualifikasi
Hari/Tanggal : 23 September - 29 September 2018
Tempat : Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo
Jam : 09.00 WIB
6. Undangan Pelelangan/Seleksi kepada peserta yang lulus kualifikasi
Hari/Tanggal : Selasa/30 September 2018
Tempat : Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo
Jam : 09.00 WIB s/d selesai
7. Pemberian penjelasan
Hari/Tanggal : Jum’at/ 2 Oktober 2018
Tempat : Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo
Jam : 09.00 WIB s/d selesai
8. Pemasukan Dokumen Penawaran
Hari/Tanggal : 5 Oktober – 14 Oktober 2018
Tempat : Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo
Jam : 09.00 WIB
9. Pengumuman Hasil Pelelangan
Hari/Tanggal : Jum’at/16 Oktober 2018
Tempat : Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo
Jam : 09.00 WIB
10. Masa sanggahan terhadap hasil Pelelangan/Seleksi
Hari/Tanggal : 19 Oktober – 23 Oktober 2018
Tempat : Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo
Jam : 09.00 WIB
11. Penerbitan SPPBJ
a. Jika tidak ada sanggahan
Hari/Tanggal : Senin/3 November 2018
Tempat : Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo
11
Jam : 09.00 WIB
b. Jika ada sanggahan
Hari/Tanggal : Selasa/12 November 2018
Tempat : Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo
Jam : 09.00 WIB
12. Tandatangan Kontrak
Hari/Tanggal : Jum’at/21 Desember 2018
Tempat : Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo
Jam : 09.00 WIB
Pasal 10
DOKUMEN KUALIFIKASI
12
b. Pakta Integritas dan Data Kualifikasi dianggap telah disetujui dan
ditandatangani oleh peserta pengadaan.
6. Dokumen Isian Kualifikasi disampaikan secara elektronik oleh Peserta
kepala Pokja ULP melalui aplikasi SPSE.
7. Peserta memasukkan Dokumen Isian Kualifikasi pada Isian Data
Kualifikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan.
8. Peserta dapat mengirim data kualifikasi secara berulang sebelum batas
akhir waktu pemasukan data kualifikasi dan data kualifikasi terakhir
akan menggantikan data yang telah terkirim sebelumnya.
9. Jika formulir isian kualifikasi pada aplikasi SPSE kurang mengakomodir
data kualifikasi yang di minta oleh Pokja ULP maka Penyedia
memasukkan data kualifikasi tersebut pada fasilitas yang disediakan
dalam aplikasi SPSE.
Pasal 11
METODE PENILAIAN KUALIFIKASI
13
Pasal 12
HASIL KUALIFIKASI
14
8. Apabila jumlah peserta yang lulus kualifikasi kurang dari 3 (tiga), maka
dilakukan pengumuman ulang prakualifikasi untuk mencari peserta baru
selain peserta yang telah lulus penilaian kualifikasi. Peserta yang sudah
lulus penilaian kualifikasi tidak perlu dilakukan penilaian kembali,
kecuali ada perubahan Dokumen Kualifikasi.
9. Jika setelah kualifikasi ulang ternyata peserta yang lulus kualifikasi
masih kurang dari 3 (tiga) maka Pokja ULP melanjutkan proses
pelelangan.
10. Jika tidak ada sanggahan atau sanggahan ditolak maka peserta yang
masuk dalam daftar peserta yang lulus kualifikasi dapat mengunduh
(download) Dokumen Pemilihan untuk memasukkan penawaran.
Pasal 13
RAPAT PENJELASAN
1. Rapat Penjelasan
a. Rapat penjelasan untuk seluruh peserta lelang atau wakilnya akan
diadakan pada waktu yang disebutkan dalam Pasal 9 (Jadwal
pelaksanaan pelelangan), agar peserta lelang berkesempatan
memperoleh penjelasan mengenai pekerjaan dokumen lelang.
b. Setelah Rapat Penjelasan tersebut, dibuat Berita Acara Penjelasan
yang berupa Addendum yang meliputi pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan dan tanggapan-tanggapan yang diberikan selama rapat
penjelasan. Berita Acara Penjelasan diberikan kepada semua peserta
lelang. Berita Acara Penjelasan ini ditanda tangani oleh Panitia
Pelelangan dan sekurang-kurangnya oleh 2 (dua) orang wakil dari 2
(dua) peserta lelang /calon penyedia jasa.
c. Perubahan dokumen lelang yang mungkin ada akan dibuat oleh
pemilik dengan mengeluarkan Addendum.
d. Bilamana perlu Rapat Penjelasan dapat dilakukan lebih dari 1 (satu)
kali. Pelaksanaannya dapat dilakukan sebelum dan atau sesudah
peninjauan lapangan.
15
2. Peninjauan Lapangan
a. Pemilik / Panitia akan mengatur peninjauan lapangan yang diikuti
peserta lelang dan disertai oleh wakil pemilik.
b. Peserta lelang dapat meninjau lapangan lagi, tetapi Pengguna jasa /
Panitia pengadaan jasa tidak akan mendampingi maupun mengatur
fasilitas yang berhubungan dengan peninjauan tambahan tersebut.
c. Semua penawar dianggap telah meninjau lapangan dan telah
memenuhi kelengkapan penawarannya sebagaimana disyaratkan dan
hal-hal lain yang dapat mempengaruhi penawarannya.
d. Semua pertanyaan yang berhubungan dengan peninjauan lapangan
harus diajukan oleh peserta lelang secara tertulis sebelum waktu yang
telah ditetapkan. Penjelasan akan diberikan dalam bentuk Addendum
resmi dan kepada semua peserta lelang / penawar sebelum waktu
yang ditetapkan.
3. Persetujuan lisan atau pembicaraan dengan Panitia, wakil atau pegawai
Pemilik yang manapun selama masa pelelangan tidak akan dapat
mempengaruhi atau mengubah ketentuan atau kewajiban dalam dokumen
lelang.
Pasal 14
A DD E N D U M
16
penyampaian penawaran untuk memberikan waktu yang wajar bagi
peserta lelang dalam menyusun penawaran mereka.
Pasal 15
DOKUMEN PENAWARAN
17
1) tanggal;
2) masa berlaku penawaran;
3) total harga penawaran (dalam angka dan huruf);
4) jangka waktu pelaksanaan pekerjaan; dan
b. daftar kuantitas dan harga, apabila dipersya-ratkan;
c. dokumen lain yang dipersyaratkan.
4. Semua surat, dokumen, isian dan lampiran yang dibuat Peserta Pelelangan
harus dibubuhi tandatangan yang sah dari Peserta Pelelangan atau orang
yang diberikan kuasa serta diketik di atas kertas kop perusahaan dan diberi
cap/stempel perusahaan.
5. Apabila adanya penghapusan, coretan dan pembetulan hanya dianggap
syah apabila dibubuhi tanda paraf dari Peserta Pelelangan, pemimpin
perusahaan atau yang diberi kuasa.
6. Surat – surat Pernyataan dan Surat Penawaran Harga aslinya diberi
meterai tempel Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah), ditandatangani, diberi
tanggal, bulan, tahun dan dicap perusahaan.
7. Keterangan-keterangan yang harus disertakan dalam amplop penawaran,
sebagai berikut :
a. Surat Penawaran Pekerjaan
b. Jaminan Penawaran.
c. Perincian rencana biaya :
1). Diisi lengkap harga satuan dan jumlah harga tiap pekerjaan.
2). Semua harga dijumlahkan, termasuk keuntungan dan ditambah
PPN 10% (sepuluh perseratus) yang kemudian didapat harga
Kontrak.
d. Harga satuan bahan, upah dan peralatan, serta analisa harga satuan
bagian pekerjaan.
8. Dokumen Penawaran harus dibuat dalam rangkap 2 (dua) yang terdiri dari 1
(satu) asli serta 1 (satu) rekaman dan masing-masing set harus dijilid dengan
baik.
18
9. Dokumen penawaran yang asli serta copy di sampul secara terpisah. Sampul
asli dan copy bersama-sama dimasukkan ke dalam 1 (satu) sampul tertutup
yang dilak di 5 (lima) tempat.
10. Metode penyampaian dokumen penawaran adalah sistem 2 (satu) sampul
dengan metoda evaluasi menggunakan Metoda Sistem Nilai (Merit Point
System).
11. Amplop harus bersih dari tulisan-tulisan kecuali kata-kata :
Kepada Yth
di-
19
Pasal 16
PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN
Pasal 17
METODE PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN DAN
EVALUASI PENAWARAN
20
2. Metode 1 (satu) sampul yaitu penyampaian dokumen penawaran
yang persyaratan administrasi,teknis, dan harga penawaran
dimasukan dalam sampul tertutup ke I dan disampaikan kepada
panitia Pengadaan Jasa.
3. Sampul penutup hanya menentukan alamat Pengguna Jasa yang
mengadakan Pengadaan Jasa dan kata-kata “Dokumen Penawaran
Pengadaan Jasa” (yang menentukan : jenis, tempat, hari, tanggal,
bulan, tahun dan jam pemasukan).
4. Harga Penawaran dalam Dokumen Penawaran dicantumkan dengan
jelas dalam angka dan huruf. Jumlah yang tertera dengan angka
harus sesuai dengan jumlah yang tertera dengan huruf.
5. Para Peserta Pengadaan Jasa harus membuat Surat Penawaran
Pekerjaan sesuai contoh terlampir dengan rangkap 2 (dua), terdiri
dari 1 (satu) asli dan 1 (satu) rekaman, dimana aslinya diberi meterai
tempel Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah), ditandatangani, diberi
tanggal, bulan, tahun dan dicap perusahaan.
6. Peserta memasukkan Dokumen Penawaran asli dan rekaman ke
dalam 2 (dua) sampul yang masing-masing ditandai “ASLI” dan
“REKAMAN”, kemudian kedua sampul tersebut dimasukkan ke
dalam 1 (satu) sampul untuk menjaga kerahasiaannya.
7. Penghapusan, coretan dan pembetulan baik di dalam Surat
Penawaran Pekerjaan maupun dalam lampiran-lampirannya hanya
dianggap syah apabila dibubuhi tanda paraf dari Peserta Pengadaan
Jasa, pemimpin perusahaan atau yang diberi kuasa.
8. Di dalam Surat Penawaran Pekerjaan, Peserta Pengadaan Jasa harus
menyatakan bahwa Peserta Pengadaan Jasa telah mempelajari,
memahami dan menerima syarat-syarat dalam Dokumen Pengadaan
Jasa beserta lampiran-lampirannya.
9. Semua surat, dokumen, isian dan lampiran yang dibuat Peserta
Pengadaan Jasa harus dibubuhi tandatangan yang sah dari Peserta
Pengadaan Jasa atau orang yang diberi kuasa untuk itu dan diketik di
21
atas kertas kop perusahaan. Peserta Pengadaan Jasa
bertanggungjawab atas sah atau tidaknya tandatangan tersebut.
10. Surat Penawaran Pekerjaan kemudian dimasukan ke dalam kotak
tertutup dan disegel yang disediakan oleh Panitia Pengadaan Jasa
pada hari dan tanggal yang sudah disebutkan pada pasal 9.
Pada hari/ tanggal/ jam yang telah ditentukan semua sampul
penawaran akan dibuka dan selanjutnya dilakukan penelitian
terhadap isinya dan kemudian dituangkan dalam Berita Acara yang
ditandatangani oleh Panitia Pengadaan Jasa dan paling sedikit 2
(dua) orang wakil dari Peserta Pengadaan Jasa yang hadir.
B. Metode Evaluasi Penawaran
1. Metode evaluasi penawaran menggunakan sistem gugur.
2. Usulan proses penilaian dengan sistem ini adalah :
a. Evaluasi Administrasi dilakukan terhadap penawaran yang tidak
terlambat.
b. Evaluasi administrasi dilakukan terhadap dokumen penawaran
yang masuk dan dievaluasi kelengkapan dan keabsahan syarat
administrasi yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan.
c. Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan yaitu
memenuhi syarat administrasi atau tidak memenuhi syarat
administrasi Data Penawaran yang tidak memenuhi syarat
administrasi dinyatakan gugur.
3. Evaluasi Teknis
a. Evaluasi teknis dilakukan terhadap penawaran yang dinyatakan
memenuhi persyaratan administrasi.
b. Evaluasi teknis dilakukan terhadap pemenuhan syarat teknis
yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan (tidak dikurangi,
ditambah dan/ atau diubah).
c. Bila mennggunakan nilai ambang batas lulus, evaluasi teknis
dilakukan dengan memberikan penilaian (skor) terhadap unsur-
unsur teknis sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan.
22
d. Hasil evaluasi teknis menghasilkan dua kesimpulan yaitu
memenuhi syarat teknis atau tidak memenuhi syarat teknis.
4. Evaluasi Harga
a. Evaluasi harga hanya dilakukan terhadap penawaran yang
dinyatakan memenuhi syarat administrasi dan teknis.
b. Berdasarkan hasil evaluasi harga, Panitia Pengadaan membuat
daftar urutan penawaran yang dimulai dari ururutan harga
penawaran terendah dan mengusulkan penawar terendah yang
responsif sebagai calon pemenang.
5. Dalam melakukan evaluasi Panitia Pengadaan dilarang mengubah,
menambah, dan/ atau mengurangi kriteria serta tata cara evaluasi
setelah batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran.
6. Peserta tidak diperbolehkan menambah, mengurangi atau mengubah
penawaran setelah batas akhir pemasukan penawaran.
Pasal 18
JAMINAN PENAWARAN
23
b. Telah menyerahkan Jaminan Pelaksanaan setelah Penyedia
barang/jasa ditunjuk sebagai Pemenang lelang, atau
c. Pelelangan dinyatakan gagal.
5. Jaminan Penawaran menjadi milik Negara apabila:
a. peserta terlibat KKN;
b. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 tidak
bersedia menambah nilai Jaminan Pelaksanaan dalam hal harga
penawarannya di bawah 80% HPS;
c. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 setelah
dilakukan evaluasi, tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi
kualifikasi dengan alasan yang tidak dapat diterima; atau
d. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2
mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
6. Apabila Penawaran ditolak, maka Jaminan Penawaran langsung
dikembalikan.
Pasal 19
PEMBUKAAN DAN EVALUASI PENAWARAN
24
b. Pokja ULP dan/atau peserta dilarang menambah, mengurangi,
mengganti, dan/atau mengubah isi Dokumen Penawaran;
c. penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai
dengan ketentuan, syarat-syarat, dan spesifikasi teknis yang
ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan ini, tanpa ada penyimpangan
yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat,
penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran
bersyarat ialah:
- penyimpangan dari Dokumen Pemilihan ini yang
mempengaruhi lingkup, kualitas dan hasil/kinerja pekerjaan;
dan/atau
- penawaran dari peserta dengan persyaratan tambahan yang akan
menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan/atau tidak adil
diantara peserta yang memenuhi syarat.
d. para pihak dilarang mempengaruhi atau melakukan intervensi
kepada Pokja ULP selama proses evaluasi;
e. apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya persaingan usaha
yang tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama
(kolusi/persekongkolan) antara peserta, Pokja ULP dan/atau PPK,
dengan tujuan untuk memenangkan salah satu peserta, maka:
- peserta yang ditunjuk sebagai calon pemenang dan peserta lain
yang terlibat dimasukkan ke dalam Daftar Hitam;
- proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan menetapkan peserta
lainnya yang tidak terlibat (apabila ada); dan
- apabila tidak ada peserta lain sebagaimana dimaksud pada
angka 2), maka pelelangan dinyatakan gagal.
Pasal 20
GUGURNYA PENAWARAN
Penawaran dinyatakan gugur apabila salah satu atau beberapa alasan sebagai
berikut :
25
1. Bila tidak disertai Jaminan Penawaran yang memenuhi persyaratan.
2. Tidak ditandatangani oleh yang berhak atau penerima kuasa.
3. Masa laku Penawaran dan jangka waktu pelaksanaan diubah.
4. Bila hanya mencakup sebagian dari pekerjaan.
5. Bila terdapat persyaratan tambahan yang tidak dapat diterima pemilik /
panitia.
6. Bila tidak dapat dibaca atau terdapat kekurangan, hapusan-hapusan, atau
perubahan perubahan yang tidak diparaf oleh penawar atau terdapat jenis
pekerjaan yang tidak diperlukan dan yang mengakibatkan penawaran
tidak dapat dimengerti atau tidak dapat dievaluasi.
8. Penawaran tidak lengkap berdasarkan syarat administrasi yang ditetapkan
dalam ketentuan umum.
9. Pengiriman Penawaran lewat Pos tidak memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam ketentuan umum.
10. Angka dan huruf yang tercantum dalam surat penawaran tidak jelas/tidak
sama jumlahnya.
11. Dokumen penawaran dikirim melalui anggota panitia atau Panitia instansi
yang bersangkutan.
12. Penawaran disampaikan diluar batas waktu yang ditetapkan.
13. Surat pernyataan minat, tidak diserahkan kepada panitia melampaui batas
waktu yang ditetapkan.
14. Berdasarkan hasil-hasil evaluasi teknik, Panitia akan menyimpulkan
apakah suatu penawaran memenuhi syarat / gugur.
Hanya terhadap penawaran yang tidak gugur selanjutnya diadakan evaluasi
harga.
Pasal 21
KRITERIA PENUNJUKAN
26
a. Penawaran secara administrasi dan teknis dapat dipertanggungjawabkan.
b. Perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggungjawabkan.
c. Penawaran tersebut adalah terendah diantara Penawaran-penawaran yang
memenuhi syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam butir a dan b
dalam pasal ini.
d. Kinerja dan sisa kemampuan nyata penawar terendah tersebut benar-
benar baik pada waktu pelelangan ini.
Pasal 22
PENETAPAN DAN PENGUMUMAN PEMENANG
Pasal 23
SURAT PENUNJUKAN
Pasal 24
PENUNJUKAN PENYEDIA JASA
27
Dalam hal Penyedia Jasa yang ditunjuk sebagai pelaksana pekerjaan
mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat diterima dan masa
penawarannya masih berlaku, maka :
a. Jaminan Penawaran yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan pada
Kas Negara,
b. Penyedia Jasa dikenakan sanksi berupa larangan untuk mengikuti
kegiatan Pengadaan Jasa di Instansi Pemerintah selama 2 (dua) tahun.
Pasal 25
SANGGAHAN
28
4. Penyedia Jasa yang tidak puas dengan jawaban sanggahan dari Panitia
Pengadaan dapat mengajukan sanggahan banding kepada Institusi paling
lambat 5 (lima) hari kerja setelah diterimanya jawaban sanggahan.
5. Penyedia Jasa yang mengajukan sanggahan banding wajib menyerahkan
Jaminan Sanggahan Banding yang berlaku 20 (dua puluh) hari kerja
sejak pengajuan Sanggahan Banding.
6. Jaminan Sanggahan Banding ditetapkan sebesar 2 0/00 (dua perseribu)
dari nilai total HPS.
7. Dalam sanggahan banding dinyatakan benar, Pimpinan Institusi
memerintahkan agar Panitia Pengadaan melakukan evaluasi ulang atau
Pengadaan Jasa ulang.
8. Dalam sanggahan banding dinyatakan salah, Pimpinan Institusi
memerintahkan agar Panitia Pengadaan melanjutkan proses Pengadaan
Jasa ulang.
9. Dalam hal sanggahan banding dinyatakan benar, Jaminan Sanggahan
Banding dikembalikan kepada Penyanggah.
10. Dalam hal sanggahan banding dinyatakan salah, Jaminan Sanggahan
Banding disita dan disetorkan ke Kas Negara.
Pasal 26
PELELANGAN GAGAL
29
e. Sanggahan dari peserta atas pelaksanaan yang tidak sesuai dengan
ketentuan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 dan Dokumen
Pengadaan ternyata benar,
f. Sanggahan dari peserta atas kesalahan subtansi Dokumen Pengadaan
ternyata benar,
g. Calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2, setelah
dilakukan evaluasi dengan sengaja tidak hadir dalam klarifikasi dan/
atau pembuktian kualifikasi.
Setelah dinyatakan Pelelangan ini gagal maka Panitia Pengadaan melakukan
Pelelangan Ulang.
Pasal 27
HAK PEMILIK MENOLAK ATAU MELELANG ULANG
Pasal 28
DOKUMEN PENGADAAN
30
4. Bab empat : Gambar-gambar Pelaksanaan Proyek.
5. Addendum ( Bila ada )
Pasal 29
HARGA KONTRAK, PAJAK, DAN BEA MATERAI
Pasal 30
JAMINAN PELAKSANAAN
31
2. Jaminan pelaksanaan diberikan setelah diterbitkannya SPPBJ dan
sebelum penandatanganan Kontrak Pengadaan Jasa.
3. Jaminan Pelaksanaan berlaku sejak tanggal Kontrak sampai serah terima
pertama pekerjaan konstruksi.
4. Besaran nilai jaminan Pelaksanaan adalah sebagai berikut :
a. Untuk nilai penawaran terkoreksi antara 80% (delapan puluh
perseratus) sampai dengan 100% (seratus perseratus) dari nilai total
HPS, maka Jaminan Pelaksanaan adalah sebesar 5% (lima
perseratus) dari nilai kontrak, atau
b. Untuk nilai penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan perseratus)
dari nilai total HPS, besarnya Jaminan Pelaksanaan 5% (lima
perseratus) dari nilai total HPS.
5. Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah :
a. Penyerahan barang/jasa lainnya dan Sertifikat Garansi; atau
b. Penyerahan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus)
dari nilai Kontrak khusus bagi Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya.
6. Kegagalan penyedia yang ditunjuk untuk menyerahkan Surat Jaminan
Pelaksanaan dipersamakan dengan penolakan untuk menandatangani
Kontrak.
Pasal 31
PENANDATANGANAN KONTRAK
32
a. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran atau penawaran
terkoreksi diatas 80% (delapan puluh perseratus) nilai total HPS
adalah sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai penawaran atau
penawaran terkoreksi; atau
b. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran atau penawaran
terkoreksi dibawah 80% (delapan puluh perseratus) nilai total HPS
adalah sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai total HPS.
3. Pihak yang berwenang menandatangani kontrak atas nama penyedia
adalah Direksi yang disebutkan namanya dalam Akta Pendirian/
Anggaran Dasar, yang telah didaftarkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
4. Pihak lain yang bukan Direksi atau yang namanya tidak disebutkan
dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud pada
angka butir 3 dalam pasal ini, dapat menandatangani kontrak, sepanjang
mendapat kuasa/pendelegasian wewenang yang sah dari Direksi atau
pihak yang sah berdasarkan Akta Pendirian/Anggaran Dasar untuk
menandatangani kontrak.
Pasal 32
AWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
33
Kontraktor dalam hal ini, penunjukan sebagai Kontraktor dibatalkan dan
Jaminan Pelaksanaan akan dicairkan dan menjadi Milik Sendiri.
4. Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan menurut rencana kerja yang
telah disetujui tersebut dan harus menyerahkan detail program kerja
kepada Konsultan Pengawas, yang menunjukan : kapan pekerjaan
dilaksanakan, kapan peralatan impor akan sampai di site, yang secara
keseluruhan harus dibuatkan Time Schedule dalam bentuk balok
(Barchart) dilengkapi Kurva S.
Pasal 33
DAFTAR VOLUME PEKERJAAN (BILL OF QUANTITY / BQ)
Pasal 34
JAMINAN PEMELIHARAAN
Pasal 34
MASA PEMELIHARAAN
34
a. Selama jangka waktu 365 (Tiga Ratus Enam Puluh Lima) hari kalender
terhitung sejak Tanggal Penyelesaian Menyeluruh Pekerjaan yang
dinyatakan dalam Berita Acara Serah Terima Sementara (PHO) yang
telah ditandatangani oleh Pihak Pengguna Jasa dan Kontraktor, dan oleh
karena itu Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan pemeliharaan
serta menyelesaikan semua kekurangan, kerusakan, ketidaksempurnaan
hasil pekerjaan dan sebagainya sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan
sehingga memuaskan pihak Pengguna Jasa.
b. Sebagai jaminan atas pemeliharaan yang menjadi tanggung jawab
Kontraktor, Pihak Pengguna Jasa berhak untuk menahan uang
pembayaran yang menjadi hak Kontraktor (retention money) sebesar 5 %
(lima perseratus) dari Nilai Kontrak.
c. Segala biaya yang timbul akibat ketidaksempurnaan pekerjaan dalam
masa pemeliharaan (Maintenance Period) tersebut menjadi tanggung
jawab Kontraktor dan bila Kontraktor tidak mengindahkan, maka
pekerjaan perbaikan akan dilakukan oleh Pihak Pengguna Jasa dengan
seluruh biaya pekerjaan pemeliharaan ditanggung oleh pihak Kontraktor
dengan cara dibayarkan dari Uang Jaminan yang ditahaan (Retention
Money) dan apabila ternyata kurang, Pihak Kontraktor bertanggung
jawab untuk melunasinya.
d. Apabila masa pemeliharaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal
ini telah selesai dan pemeliharaan telah dilaksanakan dengan baik oleh
Pihak Kontraktor, maka Proyek diserahterimakan oleh Pihak Kontraktor
kepada Pihak Pengguna Jasa yang akan dituangkan dalam Berita Acara
Serah Terima Akhirr (FHO) Hasil Pekerjaan.
e. Berita Acara Serah Terima Akhir (FHO) Hasil pekerjaan sebagaimana
dimaksud dalam Ayat 4 Pasal ini, akan ditandatangani oleh Pihak
Kontraktor dan Pihak Pengguna Jasa selambat – lambatnya 7 (tujuh) hari
setelah ditandatanganinya Berita Acara Panitia Penilai Serah Terima
Akhir (FHO) Hasil Pekerjaan.
Pasal 35
35
PENARIKAN DIRI
Pasal 36
ALAT, PERLENGKAPAN PEKERJAAN DAN TENAGA LAPANGAN
Pasal 37
PENYIMPANAN BARANG DAN MATERIAL
Pasal 38
FASILITAS-FASILITAS LAPANGAN
36
1. Bedeng untuk tempat tinggal sementara pekerja selama proyek
berlangsung.
2. Listrik dan keamanan.
3. Air minum / air kerja
4. Kamar mandi dan toilet untuk pekerjaan lapangan.
5. Ruang kerja bagi seluruh karyawan yang terlibat dalam proyek.
6. Perlengkapan P3K.
7. Alat Pemadam kebakaran.
8. Perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
9. dan fasilitas lainnya yang diperlukan didalam proyek tersebut.
Pasal 39
KEBERSIHAN
37
BAB II
SYARAT ADMINISTRASI
Pasal 40
DATA ADMINISTRASI
38
sesuai bidang usaha, bidang pekerjaan, sub bidang pekerjaan dan
kualifikasi yang telah ditentukan.
5) Memiliki Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) yang masih berlaku
sesuai bidang, sub bidang, kualifikasi dan klasifikasi pekerjaan tersebut.
6) Memiliki Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP).
7) Memiliki Surat Menteri Kehakiman.
8) Memiliki Keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial
untuk menyediakan jasa Konstruksi.
9) Secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak yang
namanya tertera didalam Akte pendirian dan perubahan. KTP Pengurus
Perusahan dan Komisaris masih berlaku.
10) Telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir (SPT/PPh) serta
memiliki laporan bulanan PPh Pasal 25 atau Pasal 21/Pasal 23 atau PPN
sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan terakhir.
11) Selama kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir pernah memperoleh
pekerjaan menyediakan jasa baik Dilingkungan Pemerintah maupun
swasta termasuk pengalaman sebagai sub Penyedia Jasa, kecuali Peserta
Pengadaan Jasa yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun
12) Memiliki kemampuan menyediakan sumber daya manusia, modal,
peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan dalam pengadaan jasa ini.
13) Memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari Bank
Pemerintah/Swasta untuk mengikuti Pengadaan Barang/Jasa sekurang-
kurangnya 10 % (sepuluh persen) dari nilai proyek untuk pekerjaan jasa
pemborongan
14) Telah menyampaikan daftar perolehan pekerjaan yang sedang
dilaksanakan.
15) Telah menandatangani Pakta Integritas dan tidak membuat pernyataan
yang tidak benar tentang kompetensi dan kemampuan usaha yang
dimilikinya
16) Memiliki Surat Ijin Tempat Usaha/Surat Keterangan Domisili yang
telah dilegalisir oleh kelurahan setempat.
39
Pasal 41
KONTRAK TAHUN TUNGGAL
Pasal 42
PENANDATANGANAN KONTRAK PENGADAAN JASA
Pasal 43
RAPAT PERSIAPAN
40
a. Program Mutu
b. Organisasi Kerja
c. Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan
d. Jadwal pengadaan bahan/ material, mobilisasi peralatan dan personil
e. Penyusunan rencana pemeriksaan lokasi pekerjaan.
Pasal 44
MOBILISASI
Pasal 45
UANG MUKA
Pasal 46
JAMINAN UANG MUKA
41
1. Jaminan Uang Muka diberikan oleh Penyedia Jasa terhadap pembayaran
Uang Muka yang diterimanya.
2. Besarnya Jaminan Uang Muka adalah senilai Uang Muka yang
diterimanya.
3. Pengembalian Uang Muka diperhitungkan secara proposional pada setiap
tahapan pembayaran.
Pasal 47
PERUBAHAN KEGIATAN PEKERJAAN
Pasal 48
LAPORAN HASIL PEKERJAAN
42
1. Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan Kontrak untuk
menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan
guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan
dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan.
2. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan,
seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam
buku harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang berisi rencana
dan realisasi pekerjaan harian.
3. Laporan harian berisi:
a. Jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan;
b. Penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;
c. Jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
d. Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
e. Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya
yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan
f. Catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
4. Laporan harian dibuat oleh Penyedia Jasa, apabila diperlukan diperiksa
oleh konsultan dan disetujui oleh wakil Pemimpin Proyek.
5. Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.
6. Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.
7. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, Pemimpin Proyek
membuat foto-foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lokasi
pekerjaan.
Pasal 49
JAMINAN PEMELIHARAAN
43
1. Jaminan Pemeliharaan wajib diberikan oleh Penyedia Jasa setelah
pelaksanaan pekerjaan dikatakan selesai 100% (seratus perseratus).
2. Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak
harus diberikan kepada Pemimpin Proyek untuk menjamin pemeliharaan
Pekerjaan Jasa yang telah disediakan.
3. Jaminan Pemeliharaan dikembalikan 14 (empat belas) hari kerja setelah
masa pemeliharaan selesai.
4. Penyedia Pekerjaan Jasa dapat memilih untuk memberikan Jaminan
Pemeliharaan atau memberikan retensi.
5. Jaminan Pemeliharaan atau retensi sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai
Kontrak Pengadaan Jasa.
Pasal 50
PEMBAYARAN PRESTASI KERJA
44
III 75% (15% x HK) – (40% X
UM)
IV 100% 25% x HK
V Masa Pemeliharaan 5% x HK
Keterangan :
HK : Harga Kontrak
UM : Uang Muka
5. Kementrian Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo dapat menahan
sebagian pembayaran prestasi pekerjaan sebagai uang retensi untuk
Jaminan Pemeliharaan Pekerjaan Konstruksi.
6. Semua pembayaran dilakukan dengan mata uang Rupiah.
Pasal 51
KEADAAN KAHAR
1. Keadaan Kahar adalah suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para
pihak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang
ditentukan dalam Kontrak menjadi tidak dapat terpenuhi.
2. Yang tergolong sebagai Keadaan Kahar dalam Kontrak Pengadaan Jasa
ini meliputi :
a. Bencana alam,
b. Bencana non alam,
c. Bencana Sosial,
d. Pemogokan,
e. Kebakaran, atau
f. Gangguan industri lainnya sebagaimana dinyatakan melalui
keputusan bersama Menteri Keuangan dan menteri teknis terkait.
3. Dalam hal terjadi Keadaan Kahar, Penyedia Jasa memberitahukan tentang
terjadinya Keadaan Kahar kepada Kementrian Pekerjaan Umum Provinsi
Gorontalo secara tertulis dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender sejak terjadinya Keadaan Kahar, dengan menyertakan salinan
pernyataan Keadaan Kahar yang dikeluarkan oleh pihak / instansi yang
berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
45
4. Tidak termasuk Keadaan Kahar adalah hal-hal merugikan yang
disebabkan oleh perbuatan atau kelalaian para pihak.
5. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh terjadinya
Keadaan Kahar tidak dikenakan sanksi.
6. Setelah terjadinya Keadaan Kahar, para pihak dapat melakukan
kesepakatan, yang dituangkan dalam perubahan Kontrak.
Pasal 45
PEMUTUSAN KONTRAK
Pasal 46
46
SERAH TERIMA PEKERJAAN
Pasal 47
PENGENDALIAN
47
Pasal 48
PENGAWASAN
Pasal 49
PENGADUAN
Pasal 50
SANKSI
48
1. Perbuatan atau tindakan Penyedia Jasa yang dapat dikenakan sanksi
adalah:
a. Berusaha mempengaruhi Pejabat Pengadaan atau Pihak lain yang
berwenang dalam bentuk dan cara apapun, baik langsung maupun
tidak langsung guna memenuhi keinginannya yang bertentangan
dengan ketentuan dan prosedur yang telah ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan, dan/ atau ketentuan perundang-undangan,
b. Melakukan persekongkolan dengan Penyedia Jasa lain untuk
mengatur Harga Penawaran diluar prosedur Pengadaan Jasa sehingga
mengurangi/ menghambat/ memperkecil dan/ atau meniadakan
persaingan yang sehat dan/ atau merugikan orang lain,
c. Membuat dan/ atau menyampaikan dokumen dan/ atau keterangan
lain yang tidak benar untuk memenuhi persyaratan Pengadaan Jasa
yang ditentukan dalam Dokumen Pengadaan,
d. Mengundurkan diri dari pelaksanaan Kontrak dengan alasan yang
tidak dapat dipertanggungjawabkan dan/ atau tidak dapat diterima
oleh Pejabat Pengadaan,
e. Tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan Kontrak secara
bertanggung jawab, dan/ atau
f. Berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan adanya ketidaksesuaian
dalam penggunaan Jasa produksi dalam negeri.
2. Perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikenakan sanksi berupa:
a. Sanksi Administrasi,
b. Sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam,
c. Gugatan secara perdata, dan/ atau
d. Pelaporan secara pidana kepada pihak yang berwenang.
3. Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, dilakukan
oleh Pejabat Pengadaan sesuai dengan ketentuan.
4. Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, dilakukan
oleh PA setelah mendapat masukan dari Pejabat Pengadaan sesuai dengan
ketentuan.
49
5. Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c dan d, dilakukan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
6. Apabila ditemukan penipuan/ pemalsuan atas informasi yang
disampaikan Penyedia Jasa, dikenakan sanksi pembatalan sebagai calon
pemenang dan dimasukkan dalam Daftar Hitam.
7. Apabila terjadi pelanggaran dan/ atau kecurangan dalam proses
Pengadaan Jasa, maka Pejabat Pengadaan :
a. Dikenakan sanksi administrasi,
b. Dituntut ganti rugi, dan/ atau
c. Dilaporkan secara pidana..
8. Selain perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Penyedia Jasa yang terlambat menyelesaikan pekerjaan dalam jangka
waktu sebagaimana ditetapkan dalam Kontrak, dapat dikenakan denda
keterlambatan sebesar 1/1000 (satu perseribu) dari harga Kontrak atau
bagian Kontrak untuk setiap hari keterlambatan dan tidak melampaui
besarnya Jaminan Pelaksanaan.
9. Pemimpin Proyek yang melakukan cidera janji terhadap ketentuan yang
memuat dalam Kontrak, dapat dimintakan ganti dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh Pemimpin Proyek atas
keterlambatan pembayaran adalah sebesar bunga terhadap nilai
tagihan yang terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang
berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia, atau
b. Dapat diberikan kompensasi sesuai ketentuan dalam Kontrak.
10. Kementrian Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo dapat membuat Daftar
Hitam yang memuat identitas Penyedia Jasa yang dikenakan sanksi oleh
Institusi.
11. Daftar Hitam memuat daftar Penyedia Jasa yang dilarang mengikuti
Pengadaan Jasa pada Institusi yang bersangkutan.
12. Institusi menyerahkan Daftar Hitam kepada LKPP untuk dimasukkan
dalam Daftar Hitam Nasional.
50
13. Daftar Hitam Nasional dimutakhirkan setiap saat dan dimuat dalam Portal
Pengadaan Nasional.
Pasal 51
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Dalam hal terjadi perselisihan antara para pihak dalam Penyediaan Jasa,
para pihak terlebih dahulu meyelesaikan perselisihan tersebut melalui
musyawarah unruk mufakat.
2. Dan apabila dalam penyelesaian perselisihan melalui musyawarah tidak
tercapai, penyelesaian perselisihan tersebut dapat melalui arbitrase,
alternatif penyelesaian sengketa atau pengadilan negeri sesuai dengan
domisili Pengguna Jasa.
Pasal 52
HAK DAN KEWAJIBAN PENGGUNA JASA DAN PENYEDIA JASA
51
a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga
yang telah ditentukan dalam kontrak;
b. berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari
Pimpro untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan
kontrak;
c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada Pimpro;
d. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak;
e. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan
penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan
permanen maupun sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan,
penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam kontrak;
f. memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan
pelaksanaan yang dilakukan Pimpro;
g. menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan
yang telah ditetapkan dalam kontrak; dan
h. mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk melindungi
lingkungan tempat kerja dan membatasi perusakan dan gangguan kepada
masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan penyedia.
Pasal 53
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN
52
Pasal 54
PENYERAHAN LOKASI KERJA
Pasal 55
SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
Pasal 56
WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN
Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal Penyelesaian bukan akibat force
majeure atau Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau kelalaian
penyedia maka penyedia dikenakan denda.
Pasal 57
PERPANJANGAN WAKTU
53
Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan akan
melampaui Tanggal Penyelesaian maka penyedia berhak untuk meminta
perpanjangan Tanggal Penyelesaian berdasarkan data penunjang.
Perpanjangan Tanggal Penyelesaian harus dilakukan melalui adendum
Kontrak jika perpanjangan tersebut mengubah Masa Kontrak.
Jika penyedia lalai untuk memberikan peringatan dini atas keterlambatan atau
tidak dapat bekerja sama untuk mencegah keterlambatan maka keterlambatan
seperti ini tidak dapat dijadikan alasan untuk memperpanjang Tanggal
Penyelesaian.
Pasal 58
BAGIAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN RAPAT KOORDINASI
Pasal 59
PERINGATAN DINI
Pasal 60
54
JAMINAN PEMELIHARAAN
Pasal 61
PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN
55
BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS
Pasal 1 MATERIAL
56
dipergunakan untuk penyimpanan tanpa ijin tertulis dari
pemiliknya dan bila perlu menyewa dan membayarnya.
57
sesuai dengan aturan pekerjaan sehingga memuaskan pemilik
utilitas dan Pemilik Proyek, sebelum memotong atau
memindahkannya.
Pasal 5 LABORATORIUM
58
selama berlaku Kontrak, laboratorium yang memadai, dan bisa
dipindah-pindah lengkap dengan fasilitas, furniture, peralatan,
personil, perlengkapan dan instalasinya; untuk digunakan sendiri
maupun oleh Konsultan Pengawas. Laboratorium ini dioperasikan
oleh Kontraktor dan / atau oleh Konsultan Pengawas serta di bawah
pengawasan Konsultan Pengawas.
59
Pasal 7 PEMBERITAHUAN MEMULAI PEKERJAAN
60
a) Pengangkutan peralatan konstruksi (Constructional Plant)
berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang diajukan bersama
Penawaran, dari tempat pembongkarannya di Indonesia ke
lokasi di mana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan Kontrak ini, dan instalasi dari alat-alat itu.
61
Pasal 11 SATUAN PENGUKURAN
62
c. Pemborong (Kontraktor Pelaksana)
d. Konsultan Perencana
e. Konsultan Pengawas
f. Nilai Kontrak
g. Dll
Bentuk Tulisan : Ketentuan
a. Tulisan dengan huruf kapital warna
hitam
b. Tinggi huruf 8 cm
c. Tebal huruf 1 cm untuk tulisan Pemberi
Kerja, Pemborong, Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas
d. Huruf yang lain disesuaikan dengan
keadaan
2. Pelaksanaan :
a. Papan Nama Proyek diletakkan pada tempat yang mudah
dilihat oleh umum dengan ketinggian ± 3 m
b. Huruf harus jelas serta memperhatikan nilai keindahan
c. Pemasangannya harus tegak lurus dan kokoh
d. Pembuatan papan nama proyek harus mendapat persetujuan
dari perencana sebelum dilaksanakan.
Pasal 15 SPESIFIKASI
BAGIAN II
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
Pasal 2 PEMBONGKARAN
64
Pekerjaan ini mencakup pembongkaran dan pembuangan, seluruh atau
sebagian dari beton atau pasangan batu yang masing-masing
berukuran lebih besar dari satu meter kubik, semua gedung, bangunan,
jalan lama, kerb, dan rintangan lain yang harus disingkirkan.
Pekerjaan ini juga mencakup penyelamatan material yang telah
ditentukan dan pengurugan lubang dan parit yang terjadi.
BAGIAN III
PEKERJAAN TANAH JALAN DAN JEMBATAN
Informasi Tanah
Bagian-bagian Pekerjaan
65
(c) Pembentukan Timbunan Badan Jalan dan Daerah Urugan;
(d) Material Buangan (Waste);
(e) Daerah Urugan Khusus;
(f) Urugan Material Berbutir (Granular Backfill);
Pelaksanaan Pekerjaan
67
diperintahkan oleh Konsultan Pengawas untuk dibuang, maka
tanah bekas galian tersebut harus dipadatkan, sampai kedalaman 30
cm, minimum dari kepadatan kering maksimum menurut AASHTO
T99. Pembuangan material sejauh maksimal 10 kilometer atau
dengan petunjuk konsultan pengawas.
Material
Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari
1,25, atau derajat pengembangan yang diklasifikasikan oleh
AASHTO T 258 sebagai "very high" atau "extra high", tidak boleh
digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktif adalah
68
perbandingan antara Indeks Plastisitas / PI - (AASHTO T 90) dan
persentase kadar lempung (AASHTO T 89).
Pelaksanaan Pekerjaan
69
dengan tebal yang sama dan dengan lebar sesuai
ketentuan dari Konsultan Pengawas dan sesuai dengan
garis, kelandaian, penampang melintang dan ukuran
yang tercantum pada Gambar. Lapisan material gembur
(sebelum dipadatkan) selain timbunan batuan, tidak
boleh lebih dari 20 cm, kecuali bila alat pemadatnya
mampu melakukan pemadatan sampai kedalaman lebih
dari 20 cm dengan kepadatan yang seragam dan dapat
diterima oleh Konsultan Pengawas. Setelah kadar airnya
disesuaikan untuk tercapainya kepadatan maksimum,
material itu harus dipadatkan sampai tingkat kepadatan
yang telah ditentukan.
70
itu harus dipotong sedemikian rupa sehingga
memudahkan penggunaan peralatan pemadatan pada
waktu urugan timbunan baru diletakkan berupa lapisan
horisontal, dan material hasil pemotongan tersebut tidak
dapat dicampurkan dan dipadatkan dengan urugan baru.
71
(d) Kepadatan yang disyaratkan
72
merata.
Material
73
BAGIAN IV
GALIAN STRUKTUR
Galian Struktur harus dibatasi hanya pada galian untuk pondasi pada
jembatan atau tembok penahan tanah / talud dan struktur bangunan
tol lainnya, kecuali yang tidak ditunjukkan dalam Spesifikasi ini.
Pekerjaan galian ini mencakup pengurugan dan pemadatan kembali
dengan material yang disetujui oleh Konsultan Pengawas
Klasifikasi
Penggalian
74
(c) memberitahu Konsultan Pengawas sebelum memulai pekerjaan
galian apapun, agar elevasi penampang melintang dan
pengukuran dapat diketahui dan dilakukan pada tanah yang belum
terganggu. Tanah yang berdekatan dengan struktur tidak boleh
diganggu tanpa ijin Konsultan Pengawas.
Bila struktur telah selesai dikerjakan, maka lubang bekas galian harus
diurug dengan material yang disetujui sampai setinggi permukaan
tanah asal atau tanah dasar.
BAGIAN V
STRUKTUR BETON JALAN DAN JEMBATAN
( PIER, ABUTMENT, PLAT, DLL )
Pasal 1 UMUM
75
Kelas Penggunaannya :
- Wall Pier
76
C–2 - Approach slabs-Precast Concrete for Side Ditch
- Planting Boxes
P - Concrete Pavement.
77
Campuran Beton untuk Struktur dan disesuaikan dengan
ketentuan di bawah ini. Tetapi nilai-nilai tersebut hanya
perkiraan saja, untuk memudahkan Kontraktor, dengan
ketentuan sebagai berikut :
KELAS 1)
A B C D E AA P
URAIAN
Ukuran 20 20 20 25 40 20 25
Maksimum
Agregat Kasar
(mm) 7.5±2.5 7.5±2.5 7.5±2.5 5.0±2.5 5.0±2.5 - Maks 5
Perbandingan
semen/air W/C - 183 183 158 158 - 160
(%)
- 405 335 265 225 - 400
Kadar Air W
(kg/m3)
- 753 817 720 773 - 791
Kadar Semen C
(kg/m3)
- 1083 1083 1337 1317 - 1077
Agregat Halus S
(kg/m3)
415 290 210 145 105 500
Agregat Kasar G
(kg/m3)
Kuat tekan
78
minimum pada - - - - - - 45
umur 28 hari
dengan tes
silinder (kg/cm2)
4) 5)
Kekuatan lentur
Minimum dalam
28 hari (kg/cm2)
6)
Catatan :
2) Slump harus ditentukan menurut AASHTO T119 atau JISA 1101.
3) Uji kuat tekan beton menurut “Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971”.
5) Bila ada perselisihan mengenai kesesuaian dengan Spesifikasi ini, hasil uji
6) Kuat lentur diuji dengan Metoda Pembebanan Tiga Titik menurut AASHTO
T97.
79
bergradasi seragam dengan ukuran tertentu. Untuk
agregat dengan specific gravity berbeda, takaran
beratnya harus disesuaikan dengan cara mengalikan
berat pada tabel dengan specific gravity yang
bersangkutan lalu dibagi 2,65.
80
mengganti alat timbangan dengan alat pengukur
volume yang disetujui Konsultan Pengawas.
81
ditentukan segera setelah 20 hasil pengujian yang
pertama masing-masing kelas sudah tersedia.
N 4 6 8 10 12 14 16
82
Bila kekuatan karakteristik lebih rendah dari kekuatan
kerja minimum menurut Tabel 10-1-1, Kontraktor
harus menaikkan kadar semen sebagaimana cara dalam
Butir (ii) di atas sampai dihasilkan perbandingan
campuran yang sesuai, atau sampai ada perbaikan
kontrol kualitas agar kekuatan rata-rata meningkat atau
variasi kekuatan semakin kecil, sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas.
83
membuat penyesuaian seperlunya untuk membuat
beton sesuai ketentuan Spesifikasi. Dokumen hasil uji
harus mencakup apakah beton itu sesuai atau tidak.
Pasal 2 Material
(a) Umum
(b) Semen
(d) Air
84
± 30 menit atau lebih, penyusutan kekuatan adukan lebih dari
10% dibandingkan dengan air suling, cukup menjadi alasan
ditolaknya air yang tengah diuji itu. Bila sumber air dangkal
pengambilannya harus sedemikian rupa agar lumpur, rumput,
atau bahan asing lainnya tidak ikut terbawa.
(i) Agregat halus untuk beton harus terdiri dari pasir alam
atau, bila disetujui Konsultan Pengawas, material
lembut lainnya dengan sifat sama, mempunyai butir
yang bersih, keras dan awet, serta harus bersih dan
bebas dari debu, lumpur, lempung, bahan organik, dan
kotoran lainnya, dalam jumlah melebihi batas toleransi.
(ii) Agregat halus harus bergradasi merata dan harus
memenuhi ketentuan gradasi sebagai berikut :
Gradasi Agregat Halus
85
Batas Zat Pengganggu dalam Agregat Halus (% Berat)
Zat Maksimum
Gumpalan Lempung 1,0
Material yang lebih halus dari
Saringan 0,075 mm :
Beton yang akan mengalami abrasi 3,0 1)
Beton lainnya. 5,0 1)
Material yang mengapung dalam cairan 0,5 2)
dengan Specific gravity 1,95
Keterangan :
1) Untuk agregat pecah, bila material yang lebih
halus dari saringan/pengayak 0,075 mm terdiri
dari debu dengan patokan yang bersih dari
lempung atau serpihan, persentase ini dapat
dinaikkan sampai 5 dan 7.
2) Ketentuan ini tidak berlaku pada pasir buatan
dari ampas tanur tinggi.
(iv) Kekerasan agregat halus harus memenuhi kehilangan
berat tidak lebih dari 10 % bila diuji dengan sodium
sulfat atau 15 % dengan magnesium sulfat melalui
pengujian AASHTO T 104 (Sulfate Soundness Test).
(v) Semua agregat halus harus bersih dari kotoran organik.
Penentuan kandungan kotoran organik dalam pasir
alam dilakukan menurut AASHTO T 21 (Metode Uji
Kotoran)
(f) Agregat Kasar
(i) Agregat kasar harus terdiri dari satu atau lebih dari satu
material berikut : batu pecah, kerikil, ampas tanur
tinggi, atau material lembam lainnya yang disetujui
dengan sifat yang sama, mempunyai dengan sifat yang
86
sama, mempunyai butir-butir yang bersih, keras dan
awet. Agregat kasar harus bersih dan bebas dari
butiran-butiran yang panjang atau bulat, bahan organik
dan bahan pengganggu lainnya dalam melebihi batas
toleransi.
87
(iii) Kekerasan dari agregat kasar harus memenuhi
kehilangan berat tidak lebih dari 30 % dengan Uji
Abrasi Los Angeles (AASHTO T 96) dan fraksi halus
harus memenuhi kehilangan berat tidak lebih dari 12 %
dengan sodium sulfat atau 15 % dengan magnesium
sulfat melalui pengujian AASHTO T 104 .
Zat Maksimum
- Gumpalan Lempung 0,25
- Material yang lebih halus dari saringan 0,075
1,0 1)
mm :
- Material yang mengapung dalam cairan, dengan 1,0 2)
specific gravity 1,95
Keterangan :
88
(g) Pengujian Agregat
89
disimpan terpisah. Semen dari karung bekas tidak boleh
digunakan.
(i) Umum
90
material dalam hopper, harus disediakan lubang atau
sarana lainnya. Hopper timbangan harus dapat
mengosongkan seluruh material tanpa sisa.
(iii) Timbangan
(b) Mixer
(i) Umum
91
mixer. Juga harus disediakan alat pengeluaran beton ke
atas jalan. Dalam interval waktu tertentu mixer harus
dibersihkan. Mata pisau (blade) pick-up dan throw-over
dalam drum harus diganti bila telah mengalami keausan
10%.
(c) Vibrator
92
Tipe vibrator yang digunakan harus disetujui Konsultan
Pengawas, dan mempunyai frekuensi minimum 3500
getaran per menit, dan harus bisa membuat beton menjadi
merosot 2 cm pada daerah dengan radius 45 cm. Jumlah
vibrator yang digunakan harus cukup untuk memadatkan
beton secara memadai dalam waktu 10 menit setelah dicor
ke cetakan; dan selain itu, harus disediakan vibrator
cadangan.
(d) Cetakan
93
cara yang akan mengakibatkan material melekat pada
beton atau menghitamkan beton. Cetakan harus
diminyaki sebelum tulangan baja dipasang dan selain
itu, cetakan kayu harus disirami air segera sebelum
beton dicor.
(i) Umum
94
Lamanya pengadukan harus ditentukan oleh Konsultan
Pengawas menurut JIS A 119 (Method of Test for
Variation in Unit Weight of Air Free Mortar in Freshly
Mixed Concrete). Bila hasil pengujian tersebut tidak
ada, maka lamanya pengadukan harus lebih dari 1 ½
menit sejak semua material dimasukkan ke dalam
mixer, namun lamanya pengadukan jangan lebih dari
tiga kali jangka waktu di atas. Pengisian air ke dalam
mixer dimulai sebelum pengisian semen dan agregat.
Selama pengadukan, drum harus berkecepatan rotasi
menurut ketentuan pabrik. Mata pisau (blade) pick-up
dalam drum mixer yang sudah menyusut 2 cm atau
lebih harus diganti.
95
pengeluaran beton adukan karena sesuai dengan
ketentuan Konsultan Pengawas. Selama jangka waktu
ini, adukan harus diaduk terus-menerus.
96
kali, sampai butiran agregat kasar terlapisi adukan dan
adukan sudah merata.
(a) Umum
(b) Pondasi
97
(c) Perancah (Falsework)
(i) Umum
98
Pengecoran beton harus sedemikian rupa agar tidak
terjadi segregasi dan perubahan kedudukan tulangan
dan harus dihamparkan berupa lapisan horisontal. Bila
perlu, beton dicorkan ke dalam cetakan dengan sekop
tangan, dan vibrator tidak boleh digunakan untuk
menyebarkan beton dalam cetakan. Campuran beton
jangan sampai memerciki cetakan dan tulangan,
sehingga sampai mengering sebelum akhirnya tertutup
dengan beton.
99
bagian permukaan kecuali bila ada ketentuan yang
mengijinkan, yang mana, bila diijinkan Konsultan
Pengawas, sambungan konstruksi dapat dibuat pada
bagian bawah kepala dinding/tembok yang tebalnya
kurang dari 45 cm.
100
dilapisi adukan semen halus. Beton untuk substruktur
harus dicorkan sedemikian rupa agar seluruh
sambungan konstruksi horizontal benar-benar
horisontal.
101
adukan (mortar) yang tidak susut, dengan jenis yang
disetujui Konsultan Pengawas.
102
Segera setelah cetakan beton dibongkar dan finishing sudah
selesai, seluruh beton harus dilakukan perawatan dengan
salah satu metode berikut. Konsultan Pengawas akan
menentukan permukaan beton yang harus dirawat dan
metode yang digunakan.
103
(h) Pembongkaran Formwork dan Falsework
104
Segera setelah pembongkaran cetakan, semua kawat-
kawat pengikat (projecting wires), atau alat-alat logam
yang digunakan untuk mengikat cetakan harus
dibongkar atau dipotong sekurang-kurangnya 2,5 cm di
bawah permukaan beton. Sisa-sisa mortar (adukan) dan
semua ketidak rataan akibat sambungan cetakan harus
dibersihkan sampai hilang. Lubang-lubang, lekukan
dan ronggarongga yang terletak pada permukaan beton
harus ditambal dengan mortar (adonan) semen, dengan
perbandingan campuran sama dengan yang
dipergunakan untuk pekerjaan pokok, tetapi tanpa
agregat.
105
Ordinary finish adalah finishing pada permukaan
setelah cetakan dibongkar, di mana lubang-lubang
bekas ikatan cetakan ditambal dan kerusakan -
kerusakan kecil pada permukaan diperbaiki. Permukaan
beton harus rata, tidak ada lekukan dan warnanya
cukup merata/sama.
106
(i) Metoda Pelaksanaan Pekerjaan
107
Perekat harus dipakai secara menyeluruh pada
kedua permukaan dengan menggunakan karet
atau sudip (spatula) dari logam. Ketebalan
optimal lapisan perekat untuk setiap permukaan
beton adalah 1 mm, dan perekat harus melebar
menyeberang sambungan bila balok itu
bersambungan, lalu diberi tekanan awal
(prestressing).
(c) Penyambungan
(k) Pembersihan
108
BAGIAN VI
BETON PRA-TEKAN (PRESTRESSED CONCRETE)
Pasal 1 UMUM
(a) Umum
(b) Definisi-definisi
Pasal 2 Material
(a) Umum
109
(i) Tulangan penguat non-pra-tekan harus sesuai
ditentukan dalam Gambar, harus diselesaikan dengan
kebutuhan untuk baja pra-tekan.
110
Diameter
Keterangan Nominal Penggunaan
(mm)
PC Wire SWPR 1 (tipe C) 7 PC Pile
PC Wire SWPR 1 (tipe B) 8 Diafragma PC Box Girder
PC-7 Wire Strand SWPR T12.4 PC Core Slab
7A (tipe D)
PC 7 Wire Strand SWPR 7 T12.7 PC-I-Girder & U-Girder
B (tipe A) dan PC Hollow Slab.
PC 19-Wire Strand SWPR T19.3 Diafragma PC 1-Girder
19 (tipe E)
PC Bar SBPR 80/95 23 Diafragma untuk PC Box
Girder
(f) Grout
111
atau nitrat tidak boleh digunakan.
(g) Beton
(a) Umum
112
(iii) Urutan pekerjaan, dan
113
ditekan sekaligus, tetapi di antara ujung-ujung unit harus
dibuat/disisakan ruang secukupnya untuk pemotongan beton
bila kekuatan beton sudah mencapai yang ditentukan.
114
(f) Metode Post-tensioning
115
ditutupi beton, peralatan angkur (anchoring devices) harus
dihentikan agar ujung baja pra-tekan dan semua bagian
peralatan angkur berada sekurangkurangnya 50 mm ke dalam
permukaan akhir dari suku unit, kecuali bila ada penanaman
(embedment) yang lebih besar pada Gambar Rencana.
116
relatif terhadap garis yang menghubungkan titik-titik itu.
BAGIAN VII
PONDASI SUMURAN
Pasal 1 Material
(a) Umum
117
Komposisi beton cyclop terdiri dari beton dengan mutu
beton K175. Komposisi pemasangan 1 m3 beton cyclop
diperlukan antara lain 60% beton campuran (1 Portland
Cement : 2 Pasir Batu : 3 Kerikil) dan 40% batu mangga
ukuran 10-20 cm. Pemasangan beton cyclop dilakukan
sesudah 7 hari pengecoran selesai.
118
yaitu sampai mencapai ketinggian tanah asli harus
disingkirkan dari halaman pekerjaan.
(iii) Bekisting tidak boleh memiliki celah agar tidak ada beton
yang keluar dan bocor. Sehingga pekerjaan harus selalu
diawasi oleh konsultan pengawas.
119
lepas pada waktu beton, dicor, dan bila ada, tulang
harus dibetulkan sebelum pengecoran diteruskan
120
(viii) Beton dipadatkan menggunakan vibrator selama
pengecoran berlangsung dan dilakukan dengan
sedemikian rupa sehingga tidak merusak posisi
tulangan.
BAGIAN IX
SAMBUNGAN EKSPANSI JEMBATAN
(BRIDGE EXPANSION JOINT)
Pasal 1 Uraian
Pasal 2 Pengajuan
121
sumbernya dan data uji menyatakan sifat-sifatnya harus diserahkan
pada Konsultan Pengawas dan disetujui sebelum penyediaan
sambungan itu. Kontraktor harus menyerahkan sertifikat pabrik
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan
sebelum menyediakan sambungan itu.
(a) Sambungan seal tipe karet Sambungan seal karet tipe A dan
tipe B harus sambungan selebar 30 mm dan 50 mm.
Pasal 4 Material
(a) Material untuk sambungan seal karet tipe A dan tipe B harus
memenuhi ketentuan Spesifikasi berikut:
122
- Spesifikasi
Berat jenis = 2,20 ± 0,10
Kekuatan lentur JIS R 5201 = ≥ 50 kg/cm2
2
Kekuatan tekan JIS R 5201 = ≥ 150 kg/cm
Modulus Young tekan JIS R 5201 = (0,5-2,0)x10000
2
kg/cm
- Pasir Silika
Material yang digunakan harus bersih dan kering,
gradasi untuk tiap ukuran harus minimum 85% Si
02.
- Epoxy binder
Material yang digunakan harus memenuhi
Spesifikasi berikut:
Berat jenis JIS K 7112 = 1,08 ± 0,10
Kekuatan tarik JIS K 6301 = ≥ 50 kg/cm2
Perpanjangan JIS K 6301 = ≥ 100%
(ii) Plastik bertulangan fiber
Material yang digunakan harus memenuhi Spesifikasi
berikut:
Kekuatan tarik = ≥ 270 kg/mm2
Young Modulus tarik = 22000 - 24500 kg/mm2
Massa = 0,396 ± 0,016 g/m
(iii) Seal Sambungan Karet
Material yang digunakan harus memenuhi Spesifikasi
berikut:
Kekuatan tarik JIS K 6301 = ≥ 120
kg/cm2
Perpanjangan JIS K 6301 = ≥ 300%
Kekerasan JIS K 6301 = ≥ 50 ± 5 Hs
Regangan permanen tekan = ≤ 35%
JIS K 6301 (pada 70°C, 22 jam)
123
Kekuatan robek JIS K 6301, = ≥ 30 kg/cm2
(iv) Bahan Pengikat untuk Seal Sambungan Karet
Berat jenis JIS K 6911 = 1,20 ± 0,10
Viskositas JIS K 6838 = Kondisi
pasta
Kekuatan adhesi kulit JIS K = ≥ 3 kg/cm2
6854 (Kekuatan adhesi kulit 180
derajat antara mortar dan karet
vulcanized) = ≥ 200 %
Kekuatan tarik JIS K 6301 = ≥ 200 %
Perpanjangan JIS K 6301
124
(ii) Epoxy Adhesive
Material epoxi adhesive adalah epoxi perekat antara
dinding celah dengan Expansion Joint Seal yang
memenuhi standar mutu sebagai berikut :
a. Memenuhi standar ASTM C 881-90
b. Tensile Strength : 13.9 mPa ASTM D-638
c. Compressive Strength : 34.5 mPa ASTM D-695
(iii) Polymer Concrete Header
Material ini adalah material Polyurethane 100 % solid
yang digunakan pada konstruksi eksterior yang tahan
terhadap benturan beban lalu lintas berat (impact
resistant), sinar matahari, ozon, abrasi dan pengaruh
kimia lainnya.
125
Perpanjangan = 500 %
2
Kekuatan tarik = ≥ 8 kg/cm
2. Compriband merupakan busa Polyurethane yang di
impregnasi dengan bitumen emulsi, elastis dan permanen.
Ketahanan panas = 120 %
Ketahanan penuaan = 30 tahun (aging)
Tebal minimum -Max = 2 – 10 cm
Lebar minimum -Max = 1 – 50 cm
BJ Agregat = 2.000 kg
(ii) Spesifikasi
• BJ 200 Binder
• BJ 200 Binder
126
Material yang digunakan dari satu macam ukuran.
(b) Pemasangan
128
pengerasan beton atau adukan (mortar) di bawah
komponen-komponen sambungan ekspansi, harus
dicegah jangan sampai ada gerakan relatif antara
komponen dan beton itu dengan penyangga. Bila
setengah bagian sambungan sedang dipasang setengah
lainnya jangan mengalami kekangan longitudinal.
129
celah ekspansi antara bagian atas dan permukaan
akhir dari dempul.
130
Pasal 6 Pelaksanaan Pekerjaan Asphaltic Plug Joint
131
BAGIAN X
BRIDGE BEARINGS ( BEARINGS PAD )
Pasal 1 Uraian
Pasal 2 Material
132
1. Hardness D 2240 65 ±5
- Perubahan Hardness
D 573 Maks. +10 point
- Perubahan Tensile
Maks. – 15 %
Strength
Maks. -40 %
- Perubahan Elongation at
Break
133
(i) Bearing shoes umumnya harus dipasang tepat pada
posisi yang ditentukan, sebelum pelaksanaan pekerjaan
bagian bangunan atas jembatan dilakukan. Pekerjaan
pemasangan ini harus dikerjakan hati-hati dengan
adukan mortar khusus yang tidak susut (non-shrink
mortar) sehingga alas bearing shoes melekat pada
bagian atas pier atau abutment secara kokoh.
1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan :
c. Surat Lisensi :
135
- Beban yang disyaratkan sebagaimana
disebutkan dalam Gambar Rencana.
- Movement (pergerakan/pergeseran)
sebagaimana disebutkan dalam Gambar
Rencana.
4. Umur Rencana
136
jaminan (garansi) minimal 10 tahun
terhadap produksi Pot Bearing dan
pemasangannya.
b. Bahan
137
a. Sebelum perakitan harus dibersihkan
dengan menggunakan udara tekanan
tinggi (Blast Clean) sesuai dengan
SSPC-SP8 commercial Blast Cleaning.
138
tersebut diatas dilakukan bukan dengan
cara mekanis (menggosok permukaan
dengan amplas hingga licin), tetapi
melalui proses kimiawi, yaitu annealed
mirror (pemanasan permukaan yang
kemudian didinginkan secara perlahan-
lahan, sehingga tidak getas).
139
D5977
Melting D4894, 623±2 621±18 621±18 -
Point (°F) D4895
atau
D5977
Tensile D4894, 2800 1 2000 2 1300 2 24000
Strength D4895
(psi) atau
D5977
Elongation D4894, 200 1 150 2 75 2 35 1
at Break D4895
(%) atau
D5977
1
digunakan metode test ASTM D 2256
2
digunakan metode test ASTM D 638
140
dalam ketentuan Tabel pada S10.10(2)b
pada Spesifikasi ini.
c. Toleransi
3. Pengetesan
141
a. Ketentuan Umum
b. Ketentuan Teknis
142
3. Pengetesan sliding (gelincir) pada Pot
Bearing type Guided untuk menentukan
koefisien geser pada kondisi beban vertikal
maksimum dan minimum.
BAGIAN XI
PEKERJAAN LAIN LAIN
(a) Umum
(b) Material
143
(i) Top soil (Tanah lapisan atas/subur)
(iii) Rumput
(iv) Air
144
Pupuk yang dipakai adalah Urea dengan dosis 20 gram/m2.
Uraian
(a) Umum
(b) Komposisi
145
Kecuali bila Konsultan Pengawas menentukan lain, mortar
untuk pekerjaan pasangan batu harus tersusun dari satu bagian
semen Portland dan tiga bagian agregat halus (pasir)
berdasarkan perbandingan volume.
Material
Pelaksanaan Pekerjaan
146
Uraian
Material
Pelaksanaan Pekerjaan
(a) Pipa, railing, mur dan baut dan perlengkapan lainnya harus
diangkut dan disimpan dengan hati-hati di atas rak atau platform
sehingga tidak bersentuhan dengan tanah agar terlindung dari
korosi. Material harus selalu bebas dari kotoran, minyak dan zat
asing lainnya harus dilindungi dari kerusakan.
147
(b) Guardrail harus dipasang menurut garis, ketinggian dan posisi
sebagaimana pada Gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas.
(c) Baja tidak boleh dipanaskan atau dilas dilapangan kecuali ada
ijin tertulis dari Konsultan Pengawas. Pembuatan lubang atau
pemotongan baja di lapangan harus hati-hati agar tidak merusak
baja.
Uraian
148
Signs for Roads and Highways and No KM 60/L/Phb/93, The
Indonesia Traffic Signs” atau seperti ketentuan yang tercantum pada
Gambar.
Material
(b) Tiang rambu berupa baja profil atau pipa sesuai ketentuan pada
Gambar. Jenis baja yang digunakan adalah baja untuk struktur
umum sesuai persyaratan AASHTO M 183 - 79 atau JIS G 3101
dan digalvanisasi sesuai persyaratan AASHTO M 111 - 80 atau
JIS H 8641. Mur, baut, U-bolt, ring, paku keling (clamps) dan
pelengkap lainnya harus berupa baja yang digalvanisasi,
aluminium alloy atau seperti yang tertera pada Gambar.
Galvanisasi untuk mur, baut dan pelengkap lainnya sesuai
persyaratan AASHTO M 232.
Pelaksaaan Pekerjaan
149
(a) Tipe, lokasi dan penempatan rambu harus sesuai dengan
Gambar atau instruksi Konsultan Pengawas. Penentuan lokasi
harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
(b) Kecuali untuk pipa, mur, baut atau pelengkap lainnya yang
umumnya sudah digalvanisasi, semua material baja yang
digunakan untuk tiang dan kerangka rambu harus digalvanisasi
setelah seluruh pekerjaan pabrikasi (pemotongan, pembuatan
lubang baut, las dan lain-lain) selesai dilakukan. Bila di
lapangan terpaksa dilakukan pengelasan atau pekerjaan lainnya
sehingga menyebabkan lapisan seng galvanisasi rusak, maka
bagian tersebut harus dibersihkan dengan sikat kawat atau
ampelas dan dicat dengan cat anti karat sebanyak 3 lapis.
(e) Huruf atau simbol dengan warna lebih gelap dari pada warna
reflective sheeting dasar rambu dapat dibuat dengan cara sablon
(screen) dengan cat. Jenis cat yang digunakan harus memenuhi
persyaratan dan petunjuk pabrik reflective sheetingnya.
(f) Pondasi tiang harus dibuat sesuai dengan detail dan dimensi
yang tercantum pada Gambar. Bila tiang rambu ditanam
langsung pada pondasinya maka tiang tersebut harus disangga
sampai beton pondasinya mencapai kekuatan yang cukup. Bila
150
tiang rambu dilengkapi dengan pelat dasar yang dipasang
dengan baut pada angker di pondasinya, maka tiang rambu
tersebut harus dipasang setelah beton pondasinya mencapai
kekuatan yang cukup. Lubang bekas pondasi harus diurug
kembali dengan tanah yang sesuai dan dipadatkan dengan
kepadatan minimum sama dengan kepadatan tanah di
sekelilingnya.
Satuan Pengukuran
151
Pasal 5 RAMBU PETUNJUK, PERINGATAN DAN LARANGAN
(GUIDE SIGNS)
Uraian
Material
(b) Tiang rambu berupa baja profil atau pipa sesuai ketentuan pada
Gambar. Jenis baja yang digunakan adalah baja untuk struktur
umum sesuai persyaratan AASHTO M 183 - 79 atau JIS G 3101
dan digalvanisasi sesuai persyaratan AASHTO M 111 - 80 atau
JIS H 8641. Mur, baut, U-bolt, ring, paku keling (clamps) dan
pelengkap lainnya harus berupa baja yang digalvanisasi,
aluminium alloy atau seperti yang tertera pada Gambar.
Galvanisasi untuk mur, baut dan pelengkap lainnya sesuai
persyaratan AASHTO M 232.
152
(c) Reflective sheeting (lapisan pemantul) harus terdiri dari
retroreflective lens system dengan permukaan rata dan halus
sesuai persyaratan AASHTO M 268 - 93. Bagian belakang
reflective sheeting dilengkapi dengan perekat (precoating
adhesive) yang dapat melekatkannya secara tahan lama pada
plat aluminium dengan metode vacuum atau roller. Untuk huruf
atau simbol berwarna putih maka harus digunakan reflective
sheeting dengan jenis "high intensity grade", sedang untuk
warna dasar rambu petunjuk digunakan reflective sheeting
dengan jenis "engineering grade".
Pelaksanaan Pekerjaan
(a) Tipe, lokasi dan penempatan rambu harus sesuai dengan Gambar
atau instruksi Konsultan Pengawas. Penentuan lokasi harus
disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
(b) Kecuali untuk pipa, mur, baut atau pelengkap lainnya yang
umumnya sudah digalvanisasi, semua material baja yang
digunakan untuk tiang dan kerangka rambu harus digalvanisasi
setelah seluruh pekerjaan pabrikasi (pemotongan, pembuatan
lubang baut, las dll) selesai dilakukan. Bila di lapangan terpaksa
dilakukan pengelasan atau pekerjaan lainnya sehingga
menyebabkan lapisan seng galvanisasi rusak, maka bagian
tersebut harus dibersihkan dengan sikat kawat atau ampelas dan
dicat dengan cat anti karat sebanyak 3 lapis.
153
(d) Pemasangan reflective sheeting pada panel rambu harus
dilakukan dengan metode vacuum atau roller disertai pemanasan
atau cara lain sesuai dengan petunjuk atau rekomendasi pabrik
reflective sheeting yang digunakan.
(e) Pondasi tiang harus dibuat sesuai dengan detail dan dimensi
yang tercantum pada Gambar. Bila tiang rambu ditanam
langsung pada pondasinya maka tiang tersebut harus disangga
sampai beton pondasinya mencapai kekuatan yang cukup. Bila
tiang rambu dilengkapi dengan base plate yang dipasang dengan
baut pada angker di pondasinya, maka tiang rambu tersebut
harus dipasang setelah beton pondasinya mencapai kekuatan
yang cukup. Lubang bekas pondasi harus diurug kembali
dengan tanah yang sesuai dan dipadatkan dengan kepadatan
minimum sama dengan kepadatan tanah di sekelilingnya.
Satuan Pengukuran
154
Larangan Tipe B-1
Rambu Petunjuk, Peringatan dan buah
Larangan Tipe B-2
Rambu Petunjuk, Peringatan dan buah
Larangan Tipe C
Uraian
Material
(b) Marka jalan tipe 2 adalah cat khusus untuk marka jalan yang
memenuhi persyaratan AASHTO M 248, atau yang setaraf.
(c) Glass beads yang digunakan untuk tipe 1 maupun tipe 2 harus
sesuai dengan persyaratan AASHTO M 247 (Tipe 2) atau yang
setaraf.
Pelaksanaan Pekerjaan
(a) Marka jalan existing yang harus dihapus akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas, dan harus dihapus dengan gritblasting atau
sandblasting atau cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas.
(b) Daerah permukaan yang akan dicat harus bersih, kering dan
bebas dari butir-butir lepas. Sebelum dilaksanakan, lokasi dan
pre-marking (setting out) dari marka jalan yang akan dikerjakan
harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
155
Kecuali ditentukan lain, penerapan marka jalan harus dilakukan
dengan mesin berpenggerak sendiri (self-propelled machines)
yang dilengkapi dengan cut-off valves dan nozzle yang mampu
menghasilkan bentuk marka yang rapi dengan garis tepi yang
tegas/tajam dan ketebalan yang disyaratkan.
(e) Glass beads harus disebar ke permukaan marka tipe 1 dan tipe 2
segera setelah marka diterapkan. Kecuali bila ditentukan lain
oleh Konsultan Pengawas, glass beads harus disebarkan dengan
2
tekanan atau disemprotkan sebanyak tidak kurang dari 450 g/m .
156
(f) Semua marka jalan harus dilindungi dari lalu-lintas sebagaimana
instruksi Konsultan Pengawas. Marka jalan harus rapi, merata,
dan permukaannya tidak boleh menunjukkan retak-retak dan
coret-coret. Marka jalan yang tidak rata dan memberikan
penampilan yang tidak sama pada waktu siang dan malam, harus
diperbaiki oleh Kontraktor dengan tanggungan biaya sendiri.
Uraian
Material
(b) Tiang patok kilometer (kilometer post) yang berupa pipa baja
dan material panel harus memenuhi ketentuan.
Pelaksanaan Pekerjaan
Papan pemantul dipasang pada tiang guide post dengan baut atau
paku keling (rivet) dan dilakukan secara pabrikasi. Tiang kilometer
post ditanam langsung pada pondasi beton dengan ukuran sesuai
dengan ketetentuan pada Gambar. Lubang bekas galian pondasi
harus diurug dan dipadatkan kembali sehingga kepadatannya
minimal sama dengan kepadatan tanah di sekelilingnya.
157
Pasal 8 PERLINDUNGAN LERENG/TALUD
Uraian
Material
Rumput
Pelaksanaan Pekerjaan
(a) Persiapan
158
Selain ketentuan standar pelayanan minimal sebagaimana dijelaskan
pada Pasal 3 Spesifikasi ini yang harus terpenuhi selama jangka
waktu pemeliharaan, maka disyaratkan pula performa sebagai berikut
:
159
4. Reflektifitas rambu dan marka jalan 0.2 % Nilai Uang
Retensi
per- lokasi
5. Kestabilan jembatan dan kondisi lantai 0.2 % Nilai Uang
jembatan Retensi
per- lokasi
6. Saluran drainase lancar dan tidak ada endapan 0.1 % Nilai Uang
Retensi
per- lokasi
Umum
Perencanaan lampu PJU direncanakan sedemikian rupa sehingga
dapat memberikan penerangan yang merata dan kenyamanan bagi
pengendara dengan mempertimbangkan beberapa hal diantaranya :
160
Untuk efektifitas perencanaan lampu PJU, pemilihan jenis dan
kualitas lampu penerangan jalan didasarkan atas (lumen/watt) lampu
yang tinggi dan umur pemakaian lampu yang panjang. Hal ini terkait
dalam beberapa hal sebagai berikut :
1. Sumber cahaya (lampu/luminer/fixture).
2. Elemen-elemen optik/kolimator (reflector / lensa (kolimator)).
3. Elemen-elemen elektrik (konektor ke sumber tenaga / power
supply, dll).
4. Tiang Lampu Penerangan Jalan Umum.
5. Kualitas produk lampu LED.
6. Garansi / jaminan produk lampu LED.
Spesifikasi Teknis
a. Sumber cahaya (lampu / luminer)
a.1. Intensitas cahaya secara rata-rata (average) antara (15- 20)
lux
a.2. Tingkat kerataan penyebaran cahaya (rasio intensitas
minimal per maksimal) antara 0.30 sampai
dengan 0.40.
a.3. Tingkat kerataan penyebaran cahaya (rasio intensitas
minimal per rata-rata) harus berkisar antara 0.5 sampai
dengan 0.7.
a.4. Untuk mengadopsi kebutuhan dan kondisi jalan tol,
cahaya lampu jalan LED harus mampu memberikan
pencahayaan pada waktu kondisi hujan / berkabut.
161
b.3. Performa dari lampu LED harus dapat ditingkatkan atau
diupgrade melalui penggantian modul lampu
LED (modul replacement), tanpa menganti
rumah lampu.
b.4. Rumah lampu dan lampu LED harus satu kesatuan merk
pabrikan produsen system lampu jalan.
c. Elemen-elemen Elektrik
c.1. Power factor yang diizinkan harus lebih besar dari 0.9
c.2. Power supply dari lampu jalan LED harus mampu dan
memiliki ketahanan terhadap fluktuasi tegangan
+/- 10%.
c.3. Produk LED yang ditawarkan diharuskan memiliki pilihan
untuk system penghematan energy listrik (salah satunya
dengan dimming system)
c.4. Pemutus beban lampu PJU LED (MCB) ditempatkan
dilubang tiang lampu PJU (Hand Hole)
c.5. Setiap tiang lampu PJU harus ditanahkan dan dilakukan
tes grounding dengan nilai tahanan maximal 5 ohm
c.6. Sumber tenaga listrik lampu PJU adalah :
c.6.1. Dari PLN ke P.PJU dengan sistim tiga fasa : 380V,3F,50
Hz
c.6.2. Dari P.PJU ke lampu PJU LED, sistim satu fasa :
220V,1F,50Hz
c.7. Penempatan posisi panel PJU harus diatur sedemikian
rupa agar rugi tegangan (Voltage droup) maximal 10
162
- Tiang lampu PJU cabang-1 : dipinggir ( sebelah kiri /
kanan ) jalan
- Tiang lampu PJU cabang-2 : di median jalan
d.2. Baut angkur tiang lampu PJU (LED) harus difinishing (
dilapisi ) dengan hot dip galvanize.
d.3. Sudut kemiringan luminaire berkisar antara : 0-15 derajat
(disesuaikan dengan desain perhitungan).
163
g.1. Penyedia Jasa harus mampu dan berpengalaman
mengerjakan instalasi lampu PJU dan memiliki Sertifikat
Badan Usaha (SBU) yang diterbitkan oleh Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK).
g.2. Penyedia Jasa harus berpengalaman mengerjakan instalasi
lampu PJU dan instalasi tegangan rendah di jalan tol yang
dikelola oleh PT Jasa Marga.
Uraian
164
Tujuan :
Sasaran :
Semua bahan dan material, alat, dan mesin produksi agar terjamin
keamanannya mulai dari mobilisasi, penyimpanan, pemakaian
maupun setelah dipergunakan, harus melalui tahapan/prosedur
yang benar.
Sistem Manajemen K3
Pelaksanaan
165
Melakukan kegiatan komunikasi dan pelaporan yang bersifat
internal maupun eksternal dengan para pihak yang berkepentingan.
166
Form – 4 : Wajib lapor pekerjaan / proyek konstruksi;
Material
Kotak P3K;
Dan lain-lain.
167
Lampiran : Bentuk Laporan Administrasi K3 Konstruksi
Form - 1
DAFTAR ISIAN K3
Nama Proyek :
Lokasi :
Kodya/Kabupaten :
Propinsi :
168
Form - 2
DATA PROYEK
1. Nama Proyek
2. Lokasi
3. Pemberi Tugas
4. Perencana Konstruksi
5. Pengawas Konstruksi
6. Pelaksana Konstruksi
7. Luas Lahan
8. Luas Bangunan
9. Sub Kontraktor
a. Tenaga Tetap
1. Nama Proyek
2. Lokasi / Alamat
3. Pelaksana / Kontraktor
A. UMUM
170
No. Item yang diperiksa / diamati Ya Tidak Keterangan
1 2 3 4 5
a. Safety Talk
b. Rapat-rapat K3 (harian, mingguan,
bulanan)
c. Prosedur kerja setiap tahapan pekerjaan
d. Supervise dan inspeksi
e. Tersedia check list / safety patrol
f. Petugas piket
g. Kegiatan kampanye K3; lomba K3;
lomba kebersihan, disiplin, dan lain-
lain
h. Tindakan sanksi
9 Apakah cukup disiapkan alat-alat
perlengkapan dan APD serta jumlahnya :
a. Helm
b. Sepatu Kerja (safety shoes)
c. Safety belt
d. Masker las
e. Sarung tangan
f. Pakaian kerja
g. Kaca mata las
h. Jaring + terali pengaman Form - 3
171
No. Item yang diperiksa / diamati Ya Tidak Keterangan
1 2 3 4 5
- Kotak P3K
- Tempat Istirahat
- Klinik
- Ruang safety comitee, dan lain-lain
11 Apakah kesiapan kontraktor dalam
pencegahan dan penanggulangan bila terjadi
kebakaran dan saran penanggulangan
kebakaran antara lain APAR, apakah sudah
disediakan di lokasi yang rawan kebakaran ?
B. TEMPAT KERJA DAN TATA RUANG
172
No. Item yang diperiksa / diamati Ya Tidak Keterangan
1 2 3 4 5
a. Motor Diesel / Genset
b. Tower Crane
c. Mobile Crane
d. Fork Lift Form - 3
e. Passenger hoist, dll
173
No. Item yang diperiksa / diamati Ya Tidak Keterangan
1 2 3 4 5
- Pemilik
- Data teknis (jenis, nomor seri,
pabrik, kapasitas, tahun, dll)
3. Mesin-mesin perkakas yang ada
10 Fasilitas Keselamatan / K3
- Peralatan perlindungan diri (APD /
Alat Pelindung Diri)
- Kotak P3K
- Peralatan Evakuasi / penyelamat
- Peralatan pemadam kebakaran
- Safety net (jala pengaman)
11 Prosedur Keselamatan / K3 Form - 3
- Peraturan, pedoman teknik dan
petunjuk pelaksana
- Jadwal rapat K3/P2K3/Pimpro
- Jadwal supervisi
- Program pembinaan K3
- Prosedur pemeriksaan pekerja
- Pelatihan K3 bagi petugas K3,
mandor, operator, anggota pengurus
unit K3/P2K3
12 Upaya-upaya perlindungan K3 terhadap :
- Bahaya jatuh : palang pengaman,
penadah, safety belt
- Kejatuhan benda : jala pengaman
safety belt, pagar sementara
- Robohnya sebagian bangunan
- Kebakaran
- Pengaruh kebisingan, dan lain-lain
13 Prosedur pelaporan ke instansi terkait :
- Daftar identifikasi sumber bahaya yang
dapat diduga dari tiap tahap pekerjaan
- Wajib lapor pekerjaan
- Perlindungan norma kerja (upah, jam
kerja, lembur dan jamsostek)
14 Lain-lain
174
No. Item yang diperiksa / diamati Ya Tidak Keterangan
1 2 3 4 5
Nama : Jabatan :
Tanda Tangan :
175
Form - 4
DEPARTEMEN TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA
WAJIB LAPOR
PEKERJAAN/PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN
Sebagaimana dimaksud Pasal 2 Permenaker No. Per 01/MEN/1980 tentang K3
pada Konstruksi Bangunan sebagai pelaksanaan Undang-Undang No. 1/1970
tentang Keselamatan Kerja
1 Nama Proyek / Bangunan
2 Lokas Proyek
3 Jenis Proyek
4 Pelaksana / kontraktor utama
Nama pimpinan proyek
Alamat
Wajib lapor ketenagakerjaan
Perlindungan Jamsostek
SIUJK
5 Pemberi tugas / pemberi kerja
Alamat
6 Konsultan Pengawas
Alamat
Pimpinan / penanggung jawab
7 Bagian pekerjaan yang dikerjakan Nama subkontraktor, jenis
subkontraktor (data lengkap dapat diuraikan pekerjaan, dan lain-lain
dalam lembar tersendiri)
8 Jumlah pekerja yang akan dipekerjakan selama Uraikan :
pelaksanaan proyek (data lengkap dapat WNI / WNA
diuraikan dalam lembar tersendiri) Laki-laki / Perempuan
9 Jangka waktu pelaksanaan
176
10 Mulai : ........s/d .............
11 Tahapan pekerjaan / schedule
Persiapan dan pondasi
Bangunan atas / struktur
Mekanikal & elektrikal
Instalasi air / plumbing
Instalasi lift
Instalasi tata udara
Instalasi proteksi kebakaran
Penangkal petir
177
Form - 4
DEPARTEMEN TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA
178
Poliklinik / RS Rujukan
15 Unit K3 (P2K3 / safety comitee)
Nama
Jabatan
Angota-anggota
16 Usaha-usaha K3 yang akan dilakukan (prosedur lengkap dapat diuraikan
dalam lembar tersendiri)
Panduan K3 Ada / Tidak ada
Program K3 Ada / Tidak ada
Penyuluhan K3 Ada / Tidak ada
Jakarta, ................................................
Pelaksana Konstruksi
(Main Contractor)
(........................................)
Site Manager
179
Form - 4
DEPARTEMEN TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA
Keterangan :
180
CATATAN :
Dapat diisi sesuai jenis pekerjaan
Form – 5
181
BAB IV
BILL OF QUANTITY
1 PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1 Pembersihan lokasi proyek 2187.092 m2
1.2 Papan nama proyek 2 unit
1.3 Pengukuran dan pemasangan patok 37 m1
1.4 Pembuatan direksi keet 54 m2
1.5 Pengadaan air bersih dan kerja 1 Ls
1.6 Pembuatan Bengkel Kerja 24 m2
1.7 Pembuatan Gudang 24 m2
1.8 Instalasi Listrik 1 Ls
1.9 Pembuatan Pos Keamanan 2 m2
1.1O Pembuatan Barak Pekerja 35 m2
1.11 Pembuatan Pagar Pembatas Lokasi 80 m2
1.12 Pengujian Bahan 1 Ls
1.13 Mobilisasi dan Demobilisasi 1 Ls
1.14 Foto Dokumentasi 1 Ls
2 PEKERJAAN TANAH
2.1 Urugan Tanah
2.1.1 Jalan 1 1844.5272 m3
2.1.2 Jalan 2 2100.83664 m3
3 PEKERJAAN GALIAN STRUKTUR
3.1 Galian Tanah Struktur Abutment & Pondasi 1 377.52 m3
3.2 Galian Tanah Struktur Abutment & Pondasi 2 358.8 m3
4 PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
4.1 Pondasi Sumuran
4.1.1 Pengadaan
Pengadaan A1 2 unit
Pengadaan A2 2 unit
4.1.3 Pembetonan Beton Cyclop
Pembetonan Beton Cyclop A1 fc' 15 Mpa 9.72 m3
Pembetonan Beton Cyclop A2 fc' 15 Mpa 9.72 m3
4.2 Pile Cap
4.2.1 Penulangan
Penulangan A1 1949 kg
Penulangan A2 1949 kg
182
4.2.2 Bekisting
Bekisting A1 77.418 m2
Bekisting A2 77.418 m2
4.2.3 Pembetonan
Pembetonan A1 fc' 35 Mpa 32.12 m3
Pembetonan A2 fc' 35 Mpa 32.12 m3
4.3 Abutment
4.3.1 Penulangan
Penulangan A1 2035 kg
Penulangan A2 2035 kg
4.3.2 Bekisting
Bekisting A1 122.166 m2
Bekisting A2 122.166 m2
4.3.3 Pembetonan
Pembetonan A1 fc' 35 Mpa 23.21 m3
Pembetonan A2 fc' 35 Mpa 23.21 m3
5 PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
5.1 Bearing Pad
5.1.1 Bearing Pad A1-A2 10 unit
5.2 Girder
5.2.1 Pengadaan Girder A1-A2 5 unit
5.3 Diafragma
5.3.1 Penulangan 1160 kg
5.3.2 Bekisting 58 m2
5.3.3 Pembetonan fc' 35 Mpa 0.465 m3
5.4 Pelat Lantai Jembatan
5.4.1 Penulangan 7841 kg
5.4.2 Bekisting 407.628 m2
5.4.3 Pembetonan fc' 35 Mpa 85.8 m3
5.5 Lantai Kerja
5.5.1 Pengadaan 4 unit
5.6 Parapet
5.6.1 Penulangan 31140 kg
5.6.2 Bekisting 163.02 m2
5.6.3 Pembetonan fc' 15 Mpa 19.5 m3
6 PEKERJAAN LAIN-LAIN
6.1 Drainase
6.1.1 Deck Drainase 8 unit
6.1.2 Pipa PVC Ø4" 10.8 m1
6.2 Railing
6.2.1 Pipa Besi Digalvanis (SGP) Ø7,63" 156 m1
6.3 Penerangan Lampu
6.3.1 Lampu PJU 10 unit
6.3.2 Pondasi (Beton) 0.125 m3
6.4 Marka Jalan 44 m1
6.5 Trotoar
183
6.5.1 Penulangan 1792 kg
6.5.2 Pembetonan fc' 15 Mpa 17.94 m3
6.5.3 Kerb 130 unit
6.7 Perkerasan Laston 34.32 m3
184