DISUSUN OLEH :
Citra Anggraini
Epfik Fantanty Jawak
Irma Maulida
Pesta Sitorus
Ragil Syahrial
PEMBIMBING:
Diketahui Oleh :
Diketahui Oleh :
Ka. Prodi Profesi Ners
STIKes DELI HUSADA Delitua
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, oleh
karena rahmat dan karunianya yang selalu menyertai penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Tn.I
Dengan Masalah Perilaku Kekerasan Di Ruangan Pusuk Buhit Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Medan Tahun 2014”.
1. Dr. Chandra Syafei, SPOG, selaku direktur rumah sakit jiwa daerah
provinsi sumatera utara
2. Ibu Ns. Herri Novita Tarigan, M.Kep, selaku ketua jurusan program studi
profesi ners
3. Bapak Ns. M. Dasril Samura, S.Kep, M.Kes, dan Ibu Friska Ginting,
S.Kep, Ns selaku dosen pembimbing departemen keperawatan jiwa
4. Ibu Lince Herawaty, S. Pd, S. Kep selaku ketua pendidikan keperawatan
rumah sakit jiwa Pemprovsu / pembimbing yang telah memberikan waktu,
ilmu dan saran kepada penuli
Penulis
i
DAFTAR ISI
Hal:
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Tujuan Penulisan ............................................................................. 2
1.3. Ruang Lingkup ................................................................................ 3
1.4. Manfaat Penulisan ........................................................................... 3
1.5. Metode Penulisan............................................................................. 3
1.6. Sistematika Penulisan ...................................................................... 4
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 50
4.1. Pengkajian........................................................................................ 50
4.2. Diagnosa Keperawatan .................................................................... 50
4.3. Intervensi ......................................................................................... 50
ii
iii
4.4. Implementasi.................................................................................... 51
4.5. Evaluasi............................................................................................ 52
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk megetahui gambaran secara nyata dan lebih mendalam tentang
pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan masalah utama perilaku
kekerasan.
1.2.2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan perilaku kekerasan
b. Mampu menentukan masalah keperawatan pada klien dengan perilaku
kekerasan
c. Mampu membuat diagnosa keperawatan pada klien dengan perilaku
kekerasan
d. Mampu membuat rencana keperawatan pada klien dengan perilaku
kekerasan
e. Mampu membuat implementasi keperawat pada klien dengan perilaku
kekerasan
f. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku
kekerasan
5
6
marah, agresif verbal maupun nonverbal, serta perasaan benci yang dapat
menimbulkan bahaya pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
2.2. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi yang dialami tiap orang merupakan factor
predisposisi, artinya mungkin terjadi / mungkin tidak terjadi perilaku
kekerasan jika factor berrikut dialami oleh individu :
a. Psikologis, kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang
kemudian dapat timbul agresif atau amuk. Masa kanak-kanak yang
tidak menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiaya atau
sanksi penganiayaan.
b. Perilaku, reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan,
sering mengobservasi kekerasan di rumah atau diluar rumah, semua
aspek ini menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan.
c. Sosial budaya, budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif
agresif) dan control sosial yang tidal pasti terhadap pelaku kekerasan
akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan yang diterima
(permissive).
d. Bioneurologis, banyak bahwa kerusakan sistim limbik, lobus frontal,
lobus temporal, dan ketidakseimbangan neurotransmitter turut
berperan dalam terjadinyan perilaku kekerasan.
2. Faktor Prespitasi
1. Data Obyektif
a. Muka merah
b. Pandangan tajam
c. Otot tegang
d. Nada suara tinggi
e. Berdebat
f. Sering pula tampak klien memaksakan kehendak
g. Merampas makanan, memukul jika tidak senang
2. Data Subyektif
a. Mengeluh perasaan terancam
b. Mengungkapkan perasaan tidak berguna
c. Mengungkapkan perasaan jengkel
d. Mengungkapkan adanya keluhan fisik, berdear-debar, merasa tercekik,
dada sesak, bingung.
Adaptif Maladaptif
1. Asertif
Klien mampu mengungkapkan marah tanpa menyalahkan orang lain dan
memberikan kelegaan.
2. Frustasi
Klien gagal mencapai tujuan dan kepuasan / saat marah dan tidak dapat
menemukan alternative.
3. Pasif
Klien merasa tidak dapat mengungkapkan perasaannya, tidak berbahaya
dan menyerah.
4. Agresif
Klien mengekspresikan secara fisik, tapi masih terkontrol, mendorong
orang lain dengan ancaman.
5. Kekerasan
Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat dan hilang control, disertai
amuk dan merusak lingkungan.
2.5. Penatalaksaan
1. Farmakoterapi
a. Obat anti psikotis, phenotizin (CPZ / HLP)
b. Obat anti depresi, amitriptyline
c. Obat anti ansietas, diazepam, bromozepam, clobozam
d. Obat anti insomnia, phenobarbital.
2. Terapi modalitas
a. Terapi keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi
masalah klien dengan memberikan perhatian :
1) Jangan memncing emosi klien
2) Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga
3) Memberikan kesempatan pada klien dalam mengemukakan
pendapat
4) Anjurkan pada klien untuk mengemukakan masalah yang di alami
9
1. Tujuan
a. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
b. Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
c. Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah
dilakukannya
d. Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang
dilakukannya
e. Pasien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasannya
f. Pasien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik,
spiritual, social dan dengan terapi psikofarmaka.
10
2. Tindakan
a. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan
agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan
perawat. Tindakan yang harus perawat lakukan dalam rangka
membina hubungan saling percaya adalah :
1) Mengucapkan salam teraupetik
2) Berjabat tangan
3) Menjelaskan tujuan interaksi
4) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu
dengan klien
b. Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan
yang lalu
c. Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan.
1) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik
2) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis
3) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekereasan secara sisial
4) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekereasan secara spiritual
5) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekereasan secara
intelektual
d. Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
pada saat marah secara :
1) Social / verbal
2) Terhadap orang lain
3) Terhadap diri sendiri
4) Terhadap lingkungan
e. Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
f. Diskusikan bersama pasien cara mngontrol perilaku kekerasan
secara :
1) Fisik : pukul kasur dan bantal, tarik nafas dalam
2) Obat
3) Social / verbal : menyatakan secara asertif rasa marahnya
11
1. Tujuan
Keluarga dapat merawat pasien dirumah
2. Tindakan
a. Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab,
tanda dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku yang
muncul dan akibat perilaku tersebut
b. Latih keluarga merawat pasien dengan perilaku kekerasan
1) Anjurkan keluarga untuk memotifasi pasien melakukan tindakan
yang telah diajarkan oleh perawat
12
2.8. Evaluasi
1. Pada pasien :
a. Pasien mampu menyebutkan penyebab, tanda dan gejala perilaku,
perilaku kekerasan yang biasa dilakukan, dan akibat dari perilaku
kekerasan yang dilakukan
b. Pasien mampu menggunakan cara mengontrol perilakku kekerasan
secara teratur sesuai jadwal :
1) Secara fisik
2) Secara social/verbal
3) Secara spiritual
4) Dengan terapi psikofarmaka
2. Pada keluarga :
a. Keluarga mampu mencegah terjadinya perilaku kekerasan
b. Keluarga mampu menunjukkan sikap yang mendukung dan
menghargai pasien
c. Keluarga mampu memotivasi pasien dalam melakukan cara
mengontrol perilaku kekerasan
d. Keluarga mampu mengidentifikasi perilaku pasien yang harus
dilaporkan pada perawat
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Identitas Klien
Nama : Tn. I
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 24 Tahun
RM : 03-14-15
Informent : Status klien dan komunikasi dengan klien
B. Alasan Masuk
Marah-marah, memukul orang lain, menghancurkan barang-barang,
memecahkan kaca.
C. Factor Predisposisi
1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu
2. Klien sebelumnya pernah menjalani pengobatan dan berhasil
3. Klien merasa kecewa karena keluarga tidak memenuhi permintaannya
4. Klien marah-marah, memukul orang lain serta menghancurkan barang-
barang di rumah
5. Klien pernah melakukan aniaya fisik dengan memukul orang lain
6. Klien tidak pernah mengalami aniaya seksual, kekerasan dalam rumah
tangga dan tindakan criminal
Penjelasan 1,2,3,4,5 : Klien pernah mengalami gangguan jiwa ± 10 tahun
yang lalu tepatnya pada tahun 2004 dan pulang
dalam keadaan tenang. Di rumah klien tidak rutin
minum obat, tidak mau control ke RSJ sehingga
timbul gejala-gejala seperti diatas. Kemudian klien
13
14
D. Fsik
1. Tanda Vital :TD : 120/70 mmHg
N : 80 x/menit
S : 37 ºC
P : 20 x/menit
2. Ukur : TB : 158 cm
BB : 50 Kg
3. Tidak terdapat keluhan fisik
4. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
14
15
E. Psikososial
1. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Klien merasa dirinya biasa saja dan tidak ada
Istimewanya
b. Identitas : Klien tamat SM, belum menikah
c. Peran diri : klien tamat SMP dan masih tinggal bersama
keluarga dan belum bekerja
d. Ideal diri : Klien ingin cepat pulang dan bertemu dengan
keluarga
e. Harga diri : Klien merasa tidak berarti lagi baik di dalam
keluarga maupun masyarakat setelah mengalami gangguan jiwa
Masalah Keperawatan : Gangguan Konsep diri
Harga diri rendah
15
16
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti bagi klien adalah ibunya karena ibunya yang
sering datang untuk menjenguk
b. Selama di rumah sakit klien tidak pernah aktif dalam mengikuti
kegiatan yang dilaksanakan di rumah sakit
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : klien tidak mau
berkomunikasi dan bekerja sama dengan teman-temannya sehingga
klien suka menyendiri.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial : Menarik diri
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Klien beragama islam dan klien yakin
dengan agamanya
b. Kegiatan ibadah : Klien jarang melakukan ibadah selama di
rawat
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
F. Status Mental
1. Penampilan
Penjelasan : Klien berpenampilan tidak rapi, kurang bersih , badan
tampak kotor dan rambut tampak berminyak dan tidak di
sisir.
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan diri
2. Pembicaraan
Penjelasan : Klien mampu menjawab pertanyaan perawat dengan
baik
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3. Aktivitas Motorik
Penjelasan : Klien terlihat gelisah, mondar-mandir di dalam ruangan
sehingga tidak dapat melakukan aktivitas dan kegiatan
klien harus di rahkan oleh perawat
Masalah Keperawatan : Intoleransi aktivitas
4. Suasana Perasaan
16
17
17
18
18
19
H. Pohon Masalah
Intoleransi
aktivitas
Perilaku kekerasan
Defisit
Menarik Diri Perawatan Diri
Regiment Teraupetik
Harga Diri Rendah
Infektif
I.Koping Keluarga
Diagnosa Inefektik
Keperawatan
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
1 DS : Regimen teraupetik
Klien mengatakan sudah pernah inefektif
di rawat sebelumnya
Keluarga klien mengatakan klien
pernah dirawat di RSJU
19
20
Do : -
2 DS : Koping individu
Klien mengatakan apabila ada inefektif
masalah klien memecahkan
masalah tersebut dengan cara
memecahkan barang-barang
DO : -
3 DS : Gangguan interaksi
Klien mengatakan tidak mau sosial : Menarik diri
bergaul dan lebid suka
menyendiri karena penyakitnya
DO :
Klien tampak sedih karena
penyakitnya
Klien tidak aktif dalam kegiatan
yang dilaksanakan di rumah
sakit
4 DS : Gangguan konsep
Klien mengatakan klien malu diri : Harga diri
karena tidak melanjut sekolah rendah
Klien mengatakan dia tidak
berguna
DO :
Klien tampak sedih
5 DS : Perilaku Kekerasan
Klien mengatakan suka memukul
orang lain tanpa sebab
Keluarga klien mengatakan klien
suka marah marah dan
menghancurkan barang-barang
20
21
DO :
Klien tampak biasa-biasa saja
ketika memukul orang lain
6 DS : - Resiko mencederai
DO : diri dan orang lain
klien labil, mudah emosi,
pandangan tajam, muka merah
dan mudah marah jika di tanya.
7 DS : Defisit perawatan
Klien tidak mau mandi, dan diri
tidak mau sikat gigi
DO :
Klien berpenampilan tidak rapi,
kurang bersih , badan tampak
kotor dan rambut tampak
berminyak dan tidak di sisir.
21
RENCANA KEPERAWATAN
22
SP 2: Menyebutkan dan 1. Mengevaluasi jadwal
1. Pasien dapat mempraktekkan cara kegiatan harian pasien
mengontrol perilaku mengontrol perilaku 2. Melatih pasien mengontrol
kekerasan dengan kekerasan dengan perilaku kekerasan dengan
cara sosial/verbal latihan fik 2 II : cara verbal
memukul bantal 3. Beri kesempatan kepada
pasien untuk mempraktekkan
cara kedua untuk mengontrol
perilaku kekerasan
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
23
SP 4 : Mengevaluasi cara 1. Diskusikan dengan pasien
1. Pasien dapat mengontrol perilaku cara mengontrol perilaku
mengontrol perilaku kekerasan dengan kekerasan yaitu :
kekerasan dengan latihan tarik nafas dalam Secara fisik
cara minum obat dan memukul bantal Terapi farmakologi
1. Melakukan aktivitas
terjadwal
2. Minum obat secara teratur
24
berkenalan dengan Pasien mampu 3. Jelaskan kepada pasien
orang lain bercakap-cakap keuntungan berinteraksi
dengan orang lain dengan orang lain
SP 2 : 4. Ajarkan pasien cara
1. Pasien mampu Pasien mampu berkenalan dengan orang
mempraktekkan cara berkenalan dengna lain
berkenalan dengan satu orang atau 5. Menganjurkan pasien
orang lain lebih memasukkan latihan
berbincang-bincang dengan
orang lain kedalam jadwal
kegiatan harian pasien
SP 3 : Pasien mampu SP 3 :
1. Pasien mampu berkenalan dengan 1. Mengevaluasi jadwal
berkenalan dengan satu orang atau kegiatan harian pasien
orang atau lebih lebih 2. Bantu pasien berinteraksi
dengan satu atau lebih
3. Memberikan kesempatan
kepada klien untu k
25
berinteraksi/berkenalan
dengan orang lain
4. Memberikan pujian setiap
kemajuan yang dimiliki oleh
klien dalam berinteraksi
dengan orang lain
5. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
26
harian pasien yang Setelah dua kali 3. Hindarkan setiap kali
sesuai kemampuan interaksi, pasien dapat : bertemu pasien penilaian
yang dimiliki pasien Menetapkan dan negative
memilih kegiatan 4. Diskusikan dengan pasien
yang sesuai aktivitas harian yang
kemampuan pasien biasanya dilakukannya
Menyusun rencana sesuai kemampuan pasien
kegiatan yang 5. Perhatikan respon kondusif
sesuai dengan dan menjadi penddengar
kemampuan pasien yang aktif
27
buat daftar aktivitas atau
kegiatan sehari hari pasien
4. Beri kesempatan kepada
pasien mengungkapkan
perasaannya
5. Yakinkan dan motivasi
pasien bahwa keluarga
sangat mendukung aktivitas
yang dilakukan pasien
SP 2 : Setelah dua kali SP 2 :
1. Pasien dapat melatih interaksi pasien mampu : 1. Diskusikan dengan pasien
kemampuan kedua Melatih kemampuan kedua yang
yang dimilikinya dan kemampuan kedua dimilikinya
memasukkan dalam yang dimilikinya 2. Beri kesemptan kepada
jadwal kegiatan Memasukkan pasien untuk memperagakan
harian pasien dalam jadwal dan mempraktekkkan
kegiatan harian kegiatan uang telah
pasien dilatihnya
3. Beri pujian atas keberhasilan
28
pasien dalam mempraktekkan
kegiatan yang telah
dilatihnya
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian pasien
SP 2 :
29
SP 2 : Pasien mampu 1. Jelaskan cara
1. Menjelaskan kepada melakukan makan yang mempersiapkan makanan
pasien cara makan baik 2. Jelaskan cara makan yang
yang baik tertib
2. Membantu pasien 3. Jelaskan cara merapikan
mempraktekkan cara peralatan makan setelah
makan yang baik makan
SP 3 : SP 3 :
1. Menjelaskan kepada Pasien mampu 1. Jelaskan tempat BAB/BAK
pasien cara eliminasi melakukan eliminsi 2. Jelaskan cara membersihkan
yang baik BAB/BAK yang baik diri setelan BAB dan BAK
2. Membantu pasien secara mandiri 3. Jelaskan cara membersihkan
mempraktekkan cara tempat BAB/BAK
eliminasi yang baik
5 Resiko SP 1 : 1. Pasien mampu SP 1 :
mencederai 1. Pasien mampu mengkontruksi 1. Tanyakan kepada klien apa
orang lain mengidentifikasi cara respon terhadap dia ingin mempelajari cara
kontruktif dalam kemarahan baru yang sehat
30
merespon terhadap 2. Pasien mampu 2. Beri pujian jika klien
kemarahan mengontrol mengetahui cara lain yang
2. Membantu pasien perilaku kekerasan sehat
mendemonstrasikan 3. Diskusikan dengan pasien
cara mengontrol cara lain yang sehat
perilaku kekerasan 4. Ajarkan pasien cara
3. mengontrol perilaku
31
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
32
kepada pasien untuk mengangguk
mengungkapkan perasaannya memperlihatkan
mengenai hal yang dirasakan penjelasan
selam ini. perawat dan
pasien bersifat
terbuka
A :
- Masalah
teratasi/hubunga
n saling percaya
sudah terbina
setelah dua kali
pertemuan
P :
- Intervensi
dilanjutkan.
33
SP 1 : 1. mengidentifikasi perasaa n S :
Mengenali Resiko Tinggi Perilaku pasien hari ini.“Pagi ini kita - Pasien
Kekerasan yang dialaminya akan berbincang bincang mengatakan
tentang resiko perilaku mendengar
kekerasan yang bapak alami suara-suara yang
ya pak?” menyuruhnya
2. Membantu pasien untuk memukul orang
mengidentifikasi perilaku lain
kekerasan yang dilakukan, O :
penyebab, tanda dan gejala - Pasien menjawab
dan akibat dari perilaku dengan suara
kekerasan pelan, kontak
3. Memberikan kesempatan mata lama dan
kepada pasien untuk ekspresi tenang
mengungkapkan perasaannya A:
(beri pujian jika pasien dapat - Pasien
mengungkapkan perilaku mengungkapkan
kekerasannya) mengapa dirinya
mau memukul
34
orang lain
P :
- Intervensi
dilanjuikan
SP 2 : 1. Mendiskusikan cara S :
- Pasien dapat mengontrol mengontrol perilaku - Pasien
perilaku kekerasan dengan kekerasan dengan cara fisik mengatakan
verbal yaitu cara latihan 1 : tarik nafas dalam, mampu
fisik I dengan cara tarik caranya sebagai berikut jika mempraktekkan
nafas dalam bapak sudah mulai emosi dan latihan tarik
mendengar suara -suara yang nafas dalam
menyuruh bapak untuk O :
memukul orang lain maka - Pasien menjawab
bapak harus pelan-pelan dengan lancar,
menarik nafas dalam, ekspresi tenang
dilakukan secara berulang- dan sekali kali
ulang sampai rasa emosi mengamuk
bapak itu mulai stabil A :
35
2. Memberikan kesempatan - Pasien mampu
kepada pasien untuk mengontrol
memperagakan (Beri pujian perilaku
jika pasien berhasil kekerasan
melakukannya) dengan cara tarik
nafas yang
terlatih oleh
perawat
P :
- Intervensi
dilanjutkan dan
dipertahankan
36
kepercayaan pasien dalam harinya
mengontrol perilaku O :
kekerasan - Pasien tampak
3. Memberi kesempatan kepada sedang berdoa
pasien untuk memeperagakan dengan mata
(beri pujian jika pasien tertutup
berhasil melakukannya) A :
4. Menanyakan perasaan pasien - Pasien dapat
setelah melakukan melakukan cara
kesempatan cara mengontrol, ke 4 mengontrol
anjurkan pasien memasukkan perilaku
dalam jadwal kegiatan harian kekerasan
- Pasien dapat
menyebutkan
dan
mempraktekkan
ke 4 cara
mengontrol
perilaku
37
kekerasan
P :
- Intervensi
dipertahankan
38
4. Menanyakan pasien kapan perilaku
saja waktu minum obat, kekerasan
anjurkan pasien memasukkan - Pasien dapat
dalam jadwal kegiatan harian menyebutkan
dan
mempraktekkan
ke 4 cara
mengontrol
perilaku
kekerasan
P :
- Intervensi
dipertahankan
39
2 Rabu 23 juli ( Isolasi Sosial ) SP 1 : S :
2014 SP 1 : 1. Mengucapkan salam - Pasien
Pukul 10.00 1. Pasien menyadari penyebab teraupetik “selamat pagi pak, mengatakan
WIB isolasi sosial bagaimana keadaan dan malu bergaul
perasaan bapak hari ini?” dengan orang
Apakah keadaan bapak sudah lain
membaik dari keadaan O :
sebelum-sebelumnya? - Pasien tampak
2. Menanyakan kepada pasien sedih dan
tentang keberhasilan menyendiri
berinteraksi dengan orang A :
lain sebelum pasien dirawat - Pasien dapat
di rumah sakit atau selam mengungkapkan
pasien sehat. Apakah aktif perasaan
dalam kegiatan/ kelompok menarik diri
yang ada disekitarnya? tampak dibantu
3. Menanyakan kepada pasien orang lain
hal-hal yang mengakibatkan P :
pasien tidak mau berinteraks i - Intervensi
40
dengan orang lain? Atau dilanjutkan
lebih sering menyendiri
daripada bergabung dengan
orang lain?
41
dengan orang
lain
P :
- Intervensi
dilanjutkan
42
- Pasien mau
berkenalan
dengan orang
lain yang belum
pasien kenal
P :
- Intervensi
dipertahankan
dan dilanjutkan
kamis pagi di
tempat yang
sama pada pukul
10.00 WIB
43
3 Kamis , 24 Juli Harga Diri Rendah 1. Mengucapkan salam S :
2014 SP 1 : teraupetik “selamat pagi pak, - Pasien
Pukul 1. Pasien dapat bagaimana kabarnya hari mengatakan
10.00WIB mengidentifikasi ini?” mampu
kemampuan dan aspek 2. Mengidentifikasi kemempuan melakukan
positif yang dimilikinya dan aspek positif yang kegiatan
dimiliki oleh pasien seperti kebersihan
menyapu ruangan dan ruangan dan
menyuci piring merapikan
3. Memberi kesempatan kepada tempat tidur
pasien untuk mengungkapkan O :
kemampuan dan aspek positif - Pasien sedang
yang dimilikinya menyapu lantai
4. Memberikan pujian atas A :
kemampuan dan aspek positif - Pasien
yang dimiliki oleh pasien melakukan aspek
positifnya
sebagai salah
satu aktivitas
44
rutin
P :
- Intervensi
dipertahankan
- Motivasi terus
pasien untuk
tetap melakukan
aspek positifnya
45
pasien mengungkapkan O :
perasaannya - Pasien sedang
5. Meyakinkan dan motivasi menyapu lantai
pasien bahwa keluarga A :
sangat mendukung aktivitas - Pasien
yang dilakukan pasien melakukan aspek
positifnya
sebagai salah
satu aktivitas
rutin
P :
- Intervensi
dipertahankan
- Motivasi terus
pasien untuk
tetap melakukan
aspek positifnya
46
4 Defisit Perawatan Diri SP 1 : S :
SP 1 : 1. Menjelaskan kepada pasien - Pasien mamapu
Pasien memahami pentingnya pentingnya menjaga memahami
kebersihan diri kebersihan diri defisit perawatan
2. Menjelaskan alat alat untuk diri pada pasien
menjaga kebersihan diri defisit perawatan
3. Menjelaskan cara melakukan diri
kebersihan diri O :
4. Melatih pasien - Pasien tampak
mempraktekkan cara menjaga dapat
kebersihan diri mempraktekkan
cara
membersihkan
diri
A :
- Masalah terasi
-
P :
- Intervensi
47
dipertahankan
SP 2 : SP 2 :
1. Menjelaskan kepada pasien 1. Menjelaskan cara S :
cara makan yang baik mempersiapkan makanan - Pasien mampu
2. Menjelaskan cara makan menjelaskan cara
yang tertib makan yang baik
3. Menjelaskan cara merapikan O :
peralatan makan setelah - Pasien tampak
makan dapat
mempraktekkan
cara makan yang
baik
A :
- Masalah teratasi
P :
- Intervensi
dipertahankan
48
SP 3 : SP 3 : S :
1. Menjelaskan kepada pasien 1. Menjelaskan tempat - Pasien mampu
cara eliminasi yang baik BAB/BAK menjelaskan cara
2. Menjelaskan cara eliminasi yang
membersihkan diri setelan baik
BAB dan BAK O :
3. Menjelaskan cara - Pasien tampak
membersihkan tempat dapat
BAB/BAK mempraktekkan
cara eliminasi
yang baik
A :
- Masalah teratasi
P :
Intervensi
dipertahankan
49
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Dalam tahap pengkajian penulis menemukan kesenjangan pada saat
melakukan pengkajian setelah dirawat di Rumah Sakit Jiwa Medan yang
mana pada tahap ini penulis sedikit kendala dalam memperoleh data dan
riwayat keluarga karena selama penulis melakukan pengkajian pada klien,
keluarga tidak pernah datang untuk berkunjung ke RSJ Medan. Maka upaya
yang dilakukan penulis adalah :
1. Melakukan pendekatan dan membina hubungan saling percaya pada
klien agar lebih dekat dan lebih percaya dengna menggunakan
perasaannya.
2. Mengadakan pengkajian kepada klien dengan wawancara.
3. Mengadakan pengkajian dengan cara membaca status klien, melihat
buku rawatan dan bertanya dengan pegawai ruangan Pusuk Buhit
tentang keadaan klien
1. Perilaku kekerasan
2. Menarik diri : isolasi sosial
3. Harga diri rendah
Diagnosa keperawatan pada kasus adalah :
1. Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
50
51
4.3. Intervensi
4.4. Implementasi
4.5 Evaluasi
Hasil dari evaluasi yang dilakukan penulis berdasarkan antar teori dan
praktek dilapangan adalah:
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
53
54
Direktorat Jenderal Kes. Wa, 1998, Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa,
Edisi I, Direktorat Kesehatan Jiwa RSJP, Bandung
EGC. Jakarta.
55