15
• Berdasarkan pencapaian vertikal
-Elevated Apartment
Pencapaian melalui elevator atau lift dengan ketinggian lebih dari 4 lantai.
- Walk-up Apartment
Pencapaian melalui tangga, dengan ketinggian tidak lebih dari 4 lantai.
16
b) Kegiatan perkantoran.
Mampu menyediakan ruang yang dapat disewakan untuk kegiatan
perkantoran.
e) Restauran
Menyediakan restaurant yang lengkap untuk kebutuhan penghuni
apartemen dan penduduk sekitar.
g) Mini Market
Menyediakan kebutuhan rumah tangga yang sering diperlukan, makanan-
minuman praktis, kebutuhan alat-alat kantor .
17
II.1.4 Sistem kepemilikan apartemen
Pada umumnya sistem kepemilikan apartemen dibagi menjadi 2 yaitu sitem
beli dan sistem sewa.Adapun sistem kepemilikkan yang dipilih dalam proyek
ini adalah sistem sewa.Sewa adalah setiap hak yang timbul dalam nama atau
bentuk apapun, bertujuan untuk memperoleh hak penggunaan suatu
perumahan atau apartemen dengan membayar harga sewa secara periodik,
biasanya perbulan.
- Bagian dari benda bersama, ruang bersama seperti lift, dan tangga serta
koridor mempunyai kemungkinan melihat keluar.
18
- Kepadatan dan tata letak bangunan, jarak antar bangunan ditentukan oleh
udara yang harus bisa lewat dan pencahayaan alami yang harus dapat
diterima,
19
Sistem Sirkulasi Vertikal
• Elevated Apartement
Pencapaian melalui sarana elevator ( lift ) yang umumnya untuk
ketinggian lebih dari 4 lantai.
• Walk – up Apartement
Sistem sirkulasi melalui sarana tangga dan umumnya berlaku pada
bangunan tidak lebih dari 4 lantai.
Appendix
Recommended Minimum Floor Areas and Standards
Minimumapartemenluas lantaisecara keseluruhan
One bedroom 45 sq m (38 sq m)*
20
Minimum Total luas lantai kamar tidur
One bedroom 11.4 sq m
Minimumlantaidaerahuntuk balkonapartemenutama
One bedroom 5 sq m
Two bedroom 7 sq m
Three bedroom 9 sq m
II.1.8 Desain
Referensi dan Pedoman mendesain apartemen sewa ini juga melalui
kajian buku pedoman standar “Apartement Guidelines” dan “ Sustainability
in Apartement design and Design Methodology. Panduan iniberdasarkan
perbuatan dansetiap bagian berisitujuandan
standar.Standardianggapmemenuhirelevantujuan,sepertiyang umumnyaada
buktilebih lanjut darikinerjadiperlukanjika merekabertemu.Namun,solusi
lain,yang akan menghasilkansama atauhasil yang lebih baik, dapat
dipertimbangkan oleh, asalkan tujuanyangmemuaskantercapai. Berikut
merupakan poin-poin yang akan digunakan sebagai pedoman proyek ini:
Berbagaijenisapartemendapat mencakupberbagaihal berikut:
• Unitukuran, termasukapartemen studio, 1,2,3kamar tidur, dan
termasukruang tamutambahanseperti studi, dan
•Desain dan tata letakinternal, termasukaspekkoridor.
21
Semua apartemen memiliki luas lantai lebih besardari standar minimum
sebagai berikut:
@ Studio apartemen 40sqm
@ 1 kamar tidur apartemen 50sqm
@ 2 kamar tidur apartemen 70sqm
@ 3 + kamar tidur apartemen 95sqm
Gambar 2-1 : Design Standards for Apartments
22
Gambar 2-2: Waterside Apartments,Canberra
23
• Sirkulasi dalam Apartemen
Daerahsirkulasiumumharus mencapaiminimum sebagai berikutdimensi:
i. Sebuah lobby dengan dimensi2 mke mengarah
keluarliftatautangga utama(tidakberlaku untuktanggakebakaran
yangadalahdi sampinglift atauaksestanggautama);
Gambar 2-5:dimensiminimumdariareasirkulasiumumhingga4m
24
• Indoor Quality/ Kualitas Ruang Dalam:
Ventilasidan polusiudara internal (Kenyaman Termal)
Ventilasi alamidicapaidengan ventilasisilangapartemen
Udara segaruntukkamar tidur dengan bukaan jendela (switched)
Penghijauan disetiap Balkon
Gambar 2-8 : Natural ventilation dilihat dari denah.
• Daylight
Standar untuk memastikanbentukbangunandan tata letakapartemendirancang
untukmemaksimalkanventilasi alami dansiang hari :
Gambar 2-9 : Standar ketinggian plafon.
25
Ketinggian langit-langit tinggiyang paling efektif dalam meningkatkan
kemudahan bila digunakan bersama dengan jendela desain yang mencakup aspek
ketinggian jendela, Pengaruh lokasi balkon dan desain pada pencahayaan untuk
apartemen juga harus dipertimbangkan kedalaman maksimum, berikut umumnya
dianggap jarak yang efektif ventilasi dan dukungan tata letakap artemen internal
yang tepat,bila digunakan dalamhubungannyadengan ketinggian plafonyang
sesuai yaitu:
•apartemen aspek ganda dengan total kedalaman maksimal 24m,
•apartemen aspek tunggal dengan kedalaman maksimum 10m dari jendela,
Pengendalian Silau
• Balkonsebagai Shadingdan Double Fasade
26
Transportasi
• Mengurangi parkiran mobildariakomodasi yang disediakanmelatipenghuni
penggunaantransportasi publik/missal.
• Penyediaan Pakiran Sepeda dan Pedestrian yang nyaman.
Material Konstruksi
• Produk Alam, dengantoksisitas rendah
• Re-use, daur ulang dan/ atauterbarukan
• Tahan lamapemeliharaan,rendah emisi
• Ramah Lingkungan
Fitur Operasional
• Hemat Energi dan minim maintance
• Pengelolahan Air
• Penghijauan
• memaksimalkan peresapan air
meeting the needs of the present without compromising the ability of future
generations to meet their own needs.
memenuhi kebutuhansaat ini tanpamengorbankankemampuan generasi
mendatanguntuk memenuhikebutuhan mereka sendiri
(London , Oxford University Press, 1987).
Definisi dari sustainable design atau disebut juga desain berkelanjutan (juga
mengarah pada green design, eco-design, atau desigm for environment)
adalah seni mendesain objek fisik dan lingkungan sekitarnya untuk
keseimbangan prinsip berkelanjutan.dengan aspek ekonomi, social, dan
27
ekologi. Lingkup desain dapat berupa objek kecil untuk keperluan sehari-hari
hingga desain bangunan, kota, dan permukaan fisik bumi.
". . . requires meeting the basic needs of all people and extending
opportunities for economic and social advancement. Finally, the term also
implies the capacity of development projects to endure organizationally and
financially. A development initiative is considered sustainable if, in addition
to protecting the environment and creating opportunity, it is able to carry out
activities and generate its own financial resources after donor contributions
have run out."(Bread for the World, Background Paper No. 129, Washington,
DC, March 1993)
28
Gambar 2-11 : Skematik hubungan Sustainable Development hingga dengan
Penerapan Sustainable Design di Bidang Arsitektur dalam Project Apartemen sewa ini.
Sustainable Development
Sustainable Design
Reduction :
- Indigenous
Landscaping
- Low-Flow
Shower Heads
- Vacuum Assist
Toilets or Smaller Toilets
Tanks
Reuse:
- Rainwater Collection
- Graywater Collection
29
Prinsip dan Metode untukMencapaiDesainBerkelanjutan Tujuan
akhir dan tantangan desain yang berkelanjutan adalah untuk
menemukan“win-win solution” (solusi yang sama-sama menguntungkan)
melalui tiga prinsipdesain yang berkelanjutan: ekonomi sumber daya;desain
siklus hidup lingkungan; dan desain sosial/manusiawi yang memberikan
kesadaran yang luas dari isu-isu lingkungan yang terkait dengan arsitektur.
Strategi dalam masing-masing prinsipfokus pada topik yang lebih spesifik.
Strategi-strategi ini dimaksudkan untuk mendorong pemahaman tentang
bagaimana sebuah bangunan berinteraksi dengan internal, lokal, dan global
lingkungan. Dibawah ini akan merupakan metode untuk menerapkan desain
yang berkelanjutan untuk arsitektur berdasarkan Jurnal “Sustainable
Architecture Module” yang ditulis oleh Jong-Jin Kim, Assistant Professor of
Architecture, dan Brenda Rigdon, Project Inten College of Architecture and
Urban Planning The University of Michigan (Desember,1998).
Ada 3 Prinsip sustainable pada arsitektur:
• Desain Hemat Energi yang mengacu pada reduce, reuse, recycling
sumber daya alam yang ada dalam bangunan
• Desain Siklus/Daur hidup metode analisa proses bangunan tersebut dan
akibatnya kepada lingkungan.
• Desain Humanism emenekankan interaksi manusia dgn lingkungan alam
Gambar 2.12:Prinsip sustainable
30
Prinsip 1:Desain Hemat Energi
Ada 3 strategi yaitu:
• Konservasi Energi
• Konservasi Air
• Konservasi Material
31
Metode untuk mencapai Sustainable Design
1) Penghematan sumber daya 2) Desain daur hidup
32
II.2.2 Tema
Arsitektur hijau (Green Architecture)
Arsitektur hijau adalah suatu pendekatan pada bangunan yang dapat
meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia
dan lingkungan.Arsitektur hijau meliputi lebih dari hanya sekedar bangunan
tempat bernaung manusia dengan segala fungsinya. Munculnya konsep
Arsitektur Hijau yang saat ini terus bergaung di seluruh dunia dipicu oleh
adanya kerusakan lingkungan yang semakin mengkhawatirkan. Pada intinya
Arsitektur hijau diibaratkan keselarasan hidup manusia dan alam yang
terangkum terangkum dalam konsep arsitektur hijau. Konsep Arsitektur
hijau, konsep yang kini tengah digalakkan dalam kehidupan manusia modern.
Pada perencanaannya, harus meliputi lingkungan utama yang berkelanjutan.
Dalam perhitungan kasar, jika luas rumah adalah 250 meter persegi, dengan
pemakaian lahan untuk bangunan adalah 200 meter persegi, maka sisa 100
meter lahan hijau harus digenapkan dengan memberdayakan potensi sekitar.
Dalam aplikasinya meliputi pemberdayaan atap menjadi konsep roof
garden.Selain itu, tujuan pokok arsitektur hijau adalah menciptakan eco
desain, arsitektur ramah lingkungan, arsitektur alami, dan pembangunan
berkelanjutan.
Aplikasi nyata arsitektur hijau adalah dengan meningkatkan efisiensi
pemakaian energi, air, dan bahan-bahan, mereduksi dampak bangunan
terhadap kesehatan melalui tata letak, konstruksi, operasi, dan
pemeliharaanbangunan, penggunaan material reuse, recycle, renewable.
Secara matematis perhitungan disebutkan, konsumsi 300 liter air harus dapat
dikembalikan sepenuhnya ke tanah. Misalkan air sisa cuci sayur dapat
digunakan untuk mencuci mobil atau membuat sumur resapan dan biopori.
Dalam hal estetika, arsitektur hijau terletak pada filosofi merancang
bangunan yang harmonis dengan sifat-sifat dan sumber alam yang ada di
sekelilingnya. Penggunaan bahan bangunan yang dikembangkan dari bahan
alam dan bahan bangunan yang dapat diperbaharui.
33
II.2.2Prinsip – prinsip pada green architecture
e. Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam merancang
bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi
semua kebutuhannya.
34
dalam proses persiapan. Organisasi ini GBC Indonesia adalah organisasi non
profit yang berkomitment penuh untuk menerapkan dan mengembangkan
penggunaan green building di Indonesia. Organisasi ini didukung oleh
kalangan profesional bidang konstruksi, pemerintah, lembaga non
pemerintah, institusi dan pemerhati lingkungan yang akan berkolaborasi
membangun Indonesia ke arah yang lebih tanggap lingkungan, sustainable
dan melestarikan lingkungan untuk kepentingan masa depan.
Visi GBC Indonesia adalah mengembangkan penerapan bangunan yang
berwawasan lingkungan(sustainable building) di Indonesia dengan mengacu
pada praktek green building dan mempertimbangkan aspek nilai
ekonomis.Meningkatkan kesadaran akan kelestarian lingkungan alam sekitar
dengan merubah cara kerja dengan memakai pemahaman green building baik
dalam merencanakan, membangun, maupun memelihara.
Tujuan GBC adalah mempromosikan “green building“ di sektor property di
Indonesia baik dalam mendesain, pelaksanaan, operasional maupun masa
pemeliharaan dengan membuat guidelines, melakukan sertivikasi gedung
melalui LEED Indonesia dengan menerapkan rating sistem. Memberikan
informasi dan meningkatkan pengetahuan seputar green building melalui
seminar, training maupun pelatihan.Membantu industri melakukan standar
yang ramah lingkungan.
Kesadaran sebagian masyarakat dunia terhadap keselamatan bumi dan
kesempatan bagi generasi mendatang untuk tetap mendapat kualitas hidup
yang sama baik seperti saat ini merupakan salah satu tujuan utama
didirikannya Green Building Council.Dalam beberapa tahun terakhir ini isu
tentang Green Architecture / arsitektur hijau menjadi pembicaraan di
seminar-seminar baik ditingkat internasional, nasional maupun regional
mengingat lingkungan di bumi mulai tidak bersahabat dengan
adanyapemanasan global, lalu konsumsi energi yang meningkat tajam
berkebalikan dengan produksi energi yang tak terbaharukan menurun drastis.
Konsep Green Architecture akan terus berkembang sejalan dengan
kelangsungan hidup manusia. Karena konsep Green Architecture masih terus
berkembang, maka masih banyak pola pemikiran yang terpengaruh atau
35
mempengaruhi desain untuk kedepannya. Teori-teori Green Architecture pun
mungkin sedikit berbeda antara beberapa pakar dalam memandang konsep
Green Architecture dalam seminar-seminar dengan pokok bahasan Green
Architecture.
Sistim Rating dipersiapkan dan disusun oleh Green Building Council
yang ada di negara-negara yang sudah mengikuti gerakan bangunan hijau.
Setiap negara tersebut mempunyai Sistem rating masing-masing, sebagai
contoh Amerika Serikat - LEED, Singapura - Green Mark, Australia - Green
Star dsb. Berikut Standar Penilaian Bangunan Hijau Di Indonesia :
Sistim rating adalah suatu alat berisi butir-butir dari aspek penilaian yang
disebut rating dan setiap butir rating mempunyai nilai (credit point/poin nilai)
Apabila suatu bangunan berhasil melaksanakan butir rating, maka bangunan
itu akan mendapatkan poin nilai dari butir tersebut.Bila jumlah semua point
nilai yang berhasil dikumpulkan mencapai suatu jumlah yang ditentukan,
maka bangunan tersebut dapat disertifikasi untuk tingkat sertifikasi tententu.
Namun sebelum mencapai tahap penilaian rating terlebih dahulu dilakukan
pengkajian bangunan untuk pemenuhan persyaratan awal penilaian .
36
Tabel 2-2 :Parameter “Rating Tool” Arsitektur Hijau
37
II.2.4 Air
38
Sumber: Dasar-dasar Arsitektur Ekologis, Heinz Frick
Table 2.5:Kebutuhan air pada hunian Apartemen
II.2.5Curah Hujan
39
Sumber: BMKG
II.2.6Rainwater Harvesting
40
• Menghitung suplai airhujan
Berikut ini merupakan contoh metode penelitian untuk mensuplai air
hujanyang harus dilakukan adalah menghitung supply bulanan (dari
penangkapan air hujan) dan kebutuhan bulanan (kebutuhan air
tanaman) untuk satu tahun.Menghitung suplai dilakukan untuk
mendapatkan jumlah air (dengan satuan galon) yang bisa didapat dari
area tangkapan.Area tangkapan menggunakan satuan squarefeet atau
feet2 misalnya 50 feet x 20 feet menjadi 1000F2.
Tabel 2-8: Contoh Annual Supply
Rumus:
41
Supply (in Gallons ) = Rainfall (inches) x 0.623x
Catchment Area ( FT2 ) x Runoff Coefficient
• Menghitung Kebutuhan
Ada 2 metode yang dapat digunakan:
1) Metode 1 digunakan untuk landskap yang baru mau dibangun,
2) Metode 2 digunakan untuk landskap yang sudah dibangun.
Metode 1:
Persamaan untuk menghitung kebutuhan untuk lansekap
baru atau yang sudah dibangun berdasarkan informasi
evapotranspirasi bulanan (ETo).
ETo adalah perkiraan air hilang ketika tanaman "berkeringat"
melalui daun ditambah air menguap daripermukaan tanah. Eto
menyediakan titik referensi yang berguna ketika menentukan
kebutuhan irigasi tanaman.
Tabel 2-11:Standard monthly ET0
42
Tabel 2-12: Plant water use
43
• Menghitung penyimpanan dan sisa pemakaian air yang
ditampung
Menghitung air sisa pemakaian yang ditampung di tangki
yang akan digunakan pada saat musim kemarau dan tidak ada hujan.
Tabel 2-15: Sample storage and use worksheet
44
Sumber: Harvesting Rainwater for Landscape Use, Patricia H.
Waterfall Second Edition, October 2004Revised.
45
46
47
48
Kesimpulan dari studi kasus 3 apartemen sebelumnya, bahwa
kendaraan pribadi, dan penawaran fasilitas adalah fasilitas mewah dan full
AC sehingga tidak ada balkon dan ventilasi sehingga dinilai boros energi.
Penelitian terdahulu:
49
'Gedung pencakar langit penangkap hujan' adalah sebuah bangunan
yang atap dan selubung bangunannya terdiri dari sistem talang, yang
ditujukan untuk menangkap curah hujan sebanyak mungkin untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari pemakainya.Konsumsi harian rata-rata air per orang
adalah 150 liter, yang 85 liter dapat digantikan oleh air hujan. Dalam puluh
tahun terakhir konsumsi air telah meningkat secara signifikan.Ada banyak
faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan tersebut seperti
meningkatnya jumlah mesin cuci dan mesin cuci piring,perangkat mandi dan
WC pembilasan.Sepertiga dari air yang digunakan di rumah tangga di negara-
negara barat yang digunakan di toilet. Mengingat data ini, mereka
memutuskan untuk merancang sebuah menarayang akan memungkinkan
untuk menangkap dan mengolah air hujan sebanyak mungkin untuk
menyediakan air bagi penduduknya. Sistem seperti ini membantu mereka
untuk mengatasi defisit air.
50
Gambar 2-20:Detail balkon untuk area penangkap hujan.
51
Gambar 2-22: Saluran pengumpul air hujan
52
Tabel 2-16Tabel konsumsi air
Sumber: http://www.designboom.com/weblog/cat/9/view/9436/rain-collector-skyscraper.html
53
Gambar 2-25: Bangunan EDITT Tower, Singapura.
Sumber: CTBU (Council on Tall Buildings an Urban Habitat) Techical Paper 2008
EDTT Tower rancangan proyek Ken Yeang ini berada di Singapura dan
merupakan highrise building yang berfungsi sebagai tempat acara Expo dan
dilengkapi dengan retail areas danexhibition space. Tetapi kedepannya bangunan ini
akan bertranformasi fungsi menjadi kantor atau apartemen. Proyek ini dinilai
sebagai ecological design karena menerapkan sistem rainwater haversting pada
bangunan tersebut.
Sumber: CTBU (Council on Tall Buildings an Urban Habitat) Techical Paper 2008
Konsep yang diterapkan adalah sistem planting sebagai area catchment dan
filtering air hujan. Bentuk bangunannya sendiri dinilai sederhana tetapi dengan
perpaduan irama peletakan planting terkesan bentuk organik dan selain itu tujuan
dari planting sebagai evapora-transpirasi air dan menimimalkan heat island.
54