Anda di halaman 1dari 40

BAB II

TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

II.1 Tinjauan Umum


II.1.1 Apartemen Sewa
Menurut Kamus Besar Indonesiaapar·te·men /apartemén/ n yaitu
merupakan tempat tinggal (terdiri atas kamar duduk, kamar tidur, kamar
mandi, dapur, dsb) yang berada pada satu lantai bangunan bertingkat yg besar
dan mewah, dilengkapi dengan berbagai fasilitas (kolam renang, pusat
kebugaran, toko, dsb) Sedangkansewa (se.wa) /séwa/berartipemakaian
sesuatu dengan membayar uang. Jadi “Apartemen Sewa” adalah suatu
bangunan yang terdiri dari beberapa unit hunian yang didalamnya terdapat
kehidupan bersama, dapat dihuni dengan membayar sewa dalam batas waktu
tertentu.(Sumber :http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php). Apartemen
sewa diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu apartemen service(serviced
apartment) dan apartemen non service.
Apartemen servis adalah apartemen sewa yang dilengkapi dengan
pelayanan harian hotel seperti layanan kamar, binatu, dan makanan.Dengan
adanya “tambahan” pelayanan tersebut, apartemen servis menetapkan tarif
sewa yang lebih tinggi dibandingkan apartemen sewa biasa.Dengan tarif
sewa yang lebih tinggi, apartemen servis umumnya diminati oleh mereka
yang memerlukan akomodasi jangka pendek. Apartemen service (serviced
apartment) dikelola seperti jaringan hotel sehingga penghuni menikmati
fasilitas dan pelayanan seperti menginap di hotel (inhouse keeping),
sedangkan apartemen non service merupakan apartemen yang dikelola oleh
property management dengan pelayanan standar apartemen.

II.1.2 Jenis Apartemen


• Berdasarkan ketinggian bangunan :
(Housing, John Mascai, hal.225)
- Low Rise Apartment :Ketinggian bangunan sampai dengan 6lantai
- Medium Rise Apartment :Ketinggian bangunan 6 s.d. 9 lantai.
- High Rise Apartment :Ketinggian bangunan sampai 40 lantai.

15
• Berdasarkan pencapaian vertikal
-Elevated Apartment
Pencapaian melalui elevator atau lift dengan ketinggian lebih dari 4 lantai.
- Walk-up Apartment
Pencapaian melalui tangga, dengan ketinggian tidak lebih dari 4 lantai.

• Berdasarkan sistem koridor.


- Koridor 1 sisi, Single Loaded Corridor, Double Loaded Corridor, Korridor
2 sisi, Koridor Terpusat.

• Berdasarkan sistem penyusunan lantai.


- Simplex : Unit hunian terdapat dalam satu lantai
- Duplex: Unit hunian terdapat dalam dua lantai.
- Triplex: Unit hunian terdapat dalam tiga lantai.

• Berdasarkan bentuk massa


- Bentuk Massa Slab :Massa bangunan memanjang dengan bentuk sirkulasi
berupa koridor, biasanya menggunakan lebih dari satu sistem sirkulasi
vertikal.
- Bentuk Massa Tower :Massa bangunan memusat dengan bentuk sirkulasi
berupa hall atau ruang perantara.
- Bentuk Massa Varian :Penggabungan antara bentuk slab dan tower

I.1.3 Pengertian fasilitas penunjang lingkungan Apartemen Sewa.


Fasilitas penunjang lingkungan perumahan dapat diartikan sebagai
kelompok kegiatan penunjang yang diharapkan dapat mengakomodasikan
kebutuhan-kebutuhan sosial bagi penduduk sekitar hunian tanpa menganggu
kegiatan utama dalam kawasan apartemen. Beberapa fasilitas penunjang yang
akan diadakan adalah:
a) Kegiatan Fitness Centre Lengkap.
mampu mengakomodasikan kebutuhan olah-raga untuk kelompok
penghuni apartemen dan masyarakat sekitar.

16
b) Kegiatan perkantoran.
Mampu menyediakan ruang yang dapat disewakan untuk kegiatan
perkantoran.

c) Kegiatan Praktek Dokter.


Mampu menyediakan fasilitas kegiatan Praktek Dokter Bersama beserta
fasilitas pendukungnya (laboratorium, klinik dan sebagainya).

d) Kafetaria Menyediakan Kebutuhan makan ringan /snack, rehat kopi,


dengan best-view yang menarik bagi pengunjung.

e) Restauran
Menyediakan restaurant yang lengkap untuk kebutuhan penghuni
apartemen dan penduduk sekitar.

f) Ruang Serba Guna


Menyediakan ruangan serbaguna yang dapat digunakan untuk Ruang
seminar, Ruang Rapat, dan sebagainya.

g) Mini Market
Menyediakan kebutuhan rumah tangga yang sering diperlukan, makanan-
minuman praktis, kebutuhan alat-alat kantor .

h) Kios (Area Komersil)


Menyediakan wadah untuk kegiatan komersil yang disewakan kepada
masyarakat guna menunjang perekonomian kawasan.

i) Musholla sebagai tempat beribadah, dan dibutuhkan ruangan yang benar


benar privat.

17
II.1.4 Sistem kepemilikan apartemen
Pada umumnya sistem kepemilikan apartemen dibagi menjadi 2 yaitu sitem
beli dan sistem sewa.Adapun sistem kepemilikkan yang dipilih dalam proyek
ini adalah sistem sewa.Sewa adalah setiap hak yang timbul dalam nama atau
bentuk apapun, bertujuan untuk memperoleh hak penggunaan suatu
perumahan atau apartemen dengan membayar harga sewa secara periodik,
biasanya perbulan.

II.1.5 Jenis sewa terdiri dari:


- Sewa biasa adalah penghuni membayar uang sewa kepada pemilik
bangunan sesuai dengan perjanjian tanpa terikat batas waktu.
- Sewa beli adalah uang sewa berfungsi sebagai angsuran pembelian, bila
angsuran sudah memenuhi harga yang ditetapkan, maka bangunan menjadi
milik penghuni.
- Sewa kontrak adalah penghuni membayar uang sewa secara periodik sesuai
dengan persetujuan, apabila masa kontrak berakhir dapat diadakan perjanjian
baru.

II.1.6 Aturan Dasar Hunian Vertikal


Berdasarkan peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.60/PRT/1992:

- Ruang, semua ruang kecuali gudang harus terang secara alami.

- Struktur bangunan, komponen serta bahan bangunan demi keselamatan


railing tangga terdiri dari unsur vertikal berjarak 10 cm.

- Kelengkapan hunian vertikal, k.pembantu, dapur, tempat mandi dan cuci,


terdapat sebuah balkon pelayanan ( sevice balcon), daerah pelayanan ini
dapat dicapai secara terpisah, namun masih terkontrol dari pintu masuk utama
ke unit apartemen.

- Satu hunian vertikal ditentukan ukuran minimum untuk setiap ruang.

- Bagian dari benda bersama, ruang bersama seperti lift, dan tangga serta
koridor mempunyai kemungkinan melihat keluar.

18
- Kepadatan dan tata letak bangunan, jarak antar bangunan ditentukan oleh
udara yang harus bisa lewat dan pencahayaan alami yang harus dapat
diterima,

II.1.7 Kriteria Dasar Apartemen


Dalam perencanaan apartemen terkadang pihak pengembang /developer
kurang memperhatikan kualitas dan beberapa standar tertentu yang bisa
mencapai angka aman dan nyaman untuk sebuah hunian vertikal yang
melibatkan banyak individu(penghuninya). Ada beberapa kriteria dasar yang
perlu diperhatikan untuk bangunan apartemen dimana saja secara umum,
yaitu:
• Privasi
Apartemen merupakan unit hunian yang walaupun dihuni oleh banyak
individu, tetapi sebagai sosial tetap ada. Gangguan privasi dapat berupa
getaran, bising, polusi dan pandangan visual yang langsung.
• Kenyamanan
Kenyamanan merupakan suatu kondisi dimana terjadi suatu sistem yang
baik yang terdapat dalam apartemen, misalnya pengkondisian udara, tata
suara, tata ruang dan lain-lainnya, sehingga penghuni merasa nyaman
tinggal didalamnya.Biasanya orang berani membayar tinggi untuk suatu
kenyamanan.
• Kesehatan
Faktor kesehatan ini dipengaruhi oleh kenyamanan yang sudah tercapai,
dapat juga dipengaruhi oleh sistem utilitas pada bangunan.Selain itu juga
sistem pencahayaan dan penghawaan alami dan vegetasi pada lingkungan
apartemen sangat berpengaruh bagi kesehatan penghuninya.
• Keamanan
Keamanan dapat ditinjau dari sisi bangunan misalnya kuat menahan
gempa, angin, hujan, petir dan bahaya kebakaran.Untuk lingkungan, luar
bangunan memiliki tingkat keamanan yang tinggi misalnya dengan
penjagaan dari gangguan luar.

19
Sistem Sirkulasi Vertikal
• Elevated Apartement
Pencapaian melalui sarana elevator ( lift ) yang umumnya untuk
ketinggian lebih dari 4 lantai.

• Walk – up Apartement
Sistem sirkulasi melalui sarana tangga dan umumnya berlaku pada
bangunan tidak lebih dari 4 lantai.

Standar Dimensi MenurutDepartment of the Environment Heritage,Sustainable


Urban Housing : Design Standards for Apartments

Appendix
Recommended Minimum Floor Areas and Standards
Minimumapartemenluas lantaisecara keseluruhan
One bedroom 45 sq m (38 sq m)*

Two bedroom / 3 persons 63 sq m (55 sq m)*

Two bedroom / 4 persons 73 sq m (not given)*

Three bedrooms / 5 persons 86 sq m (70 sq m)*

Minimumtotal lantaidaerahuntuktamu / ruang makan/dapurkamar,dan


minimumlebaruntuktamu / ruang makanruang utama
Apartment type Width of living/dining room Aggregate floor area of living /
dining / kitchen area*
One bedroom 3.3 m 23 sq m

Two bed / 3 persons 3.6 m 28 sq m

Two bed / 4 persons 3.6 m 30 sq m

Three bedrooms 3.8 m 34 sq m

* Catatan:Sebuahdapur (terpisah) tertutupharus memilikiluas lantaiminimal 6,5 meterpersegi.


Dalam kebanyakan kasus,dapurharus memilikijendelaeksternal.

Minimum area lantai kamar tidur/lebar


Type Minimum width Minimum floor area

Single bedroom 2.1 m 7.1 sq m

Double bedroom 2.8 m 11.4 sq m

Twin bedroom 2.8 m 13 sq m

* Catatan: Minimum luas lantaimengecualikanbuilt-in furniture.

20
Minimum Total luas lantai kamar tidur
One bedroom 11.4 sq m

Two bedroom / 3 persons 11.4 + 7.1 sq m = 18.5 sq m

Two bedroom / 4 persons 11.4 + 13 sq m = 24.4 sq m

Three bedrooms / 5 persons 11.4 + 13 + 7.1 sq m = 31.5 sq m

Ruang penyimpananpersyaratan minimum


One bedroom 3 sq m

Two bedrooms / 3 persons 5 sq m

Two bedrooms / 4 persons 7 sq m

Three or more bedrooms 9 sq m

Minimumlantaidaerahuntuk balkonapartemenutama
One bedroom 5 sq m

Two bedroom 7 sq m

Three bedroom 9 sq m

Tabel 2-1 : Design Standards for Apartments

II.1.8 Desain
Referensi dan Pedoman mendesain apartemen sewa ini juga melalui
kajian buku pedoman standar “Apartement Guidelines” dan “ Sustainability
in Apartement design and Design Methodology. Panduan iniberdasarkan
perbuatan dansetiap bagian berisitujuandan
standar.Standardianggapmemenuhirelevantujuan,sepertiyang umumnyaada
buktilebih lanjut darikinerjadiperlukanjika merekabertemu.Namun,solusi
lain,yang akan menghasilkansama atauhasil yang lebih baik, dapat
dipertimbangkan oleh, asalkan tujuanyangmemuaskantercapai. Berikut
merupakan poin-poin yang akan digunakan sebagai pedoman proyek ini:
Berbagaijenisapartemendapat mencakupberbagaihal berikut:
• Unitukuran, termasukapartemen studio, 1,2,3kamar tidur, dan
termasukruang tamutambahanseperti studi, dan
•Desain dan tata letakinternal, termasukaspekkoridor.

21
Semua apartemen memiliki luas lantai lebih besardari standar minimum
sebagai berikut:
@ Studio apartemen 40sqm
@ 1 kamar tidur apartemen 50sqm
@ 2 kamar tidur apartemen 70sqm
@ 3 + kamar tidur apartemen 95sqm
Gambar 2-1 : Design Standards for Apartments

Sumber: Apartement guidelines ACT planning 2005

Ilustrasi diatasContoh darisebuah apartemen apartemen berbagi lobi


apartemen yang sama dan keduanya1bedroom. Zoning Ruang berperan
penting dalam efesiensi ruang. Selain itu perlu diperhatikan pula beberapa
poin untuk merancang sebuah desain yang berkelanjutan, yaitu sebagai
berikut:
 Lokasi/Tapak tidak membahayakan lingkungan
 Fleksibilitas untuk beradaptasi dengan kebutuhan yang berubah pula
 Rancangan yang sehat untuk hidup
 Sadar terhadap iklim dan faktor lingkungan
 Visual dan fisik bangunanberdampak harmonis terhadap lingkungan
 Ventilasi dan pengelolaan limbah yang baik
 Efisiensi energi
• Bentuk, View dan Orientasi Massa Bangunan
Perencanaan dandesain bangunanterhadap perkembanganapartemensecara
signifikan dapatmeningkatkan kualitasjalan umum, bangunan tetangga, dan
lingkungan perkotaan.Maka dari itu “Bentuk, View dan Orientasi Massa
Bangunan“ perlu di desain dengan baik , berikut beberapa contoh kajian

22
Gambar 2-2: Waterside Apartments,Canberra

Bangunan dengan bagian depan


aktifuntukjalanbermanfaat
dalammempromosikanjalan,
meningkatan aktivitas,karakter. Di
perkotaan area komersial, bangunan
yang mengakomodasi berbagai
fasilitas kegunaan komersialdi
lantai dasar sangatdiinginkan untuk
menjamin kelangsungan ekonomi
dan social lingkungandi masa depan.

Gambar 2-3: Kogarah Square, Sydney

Bangunan dengan bagian depan


Bagianpojok/sudutsecara
aktifuntukjalanbermanfaat
visualmenonjol dandesain
dalammempromosikanjalan,
bangunanyang berbeda bagivisual
meningkatan
menjadi estetikaktivitas,karakter.
yang menarikdari Di
perkotaan area komersial,
sebuah bangunanbila bangunan
dilihat
yang mengakomodasi berbagai
darijalan.Artikulasielemenmenghada
fasilitas kegunaan komersialdi
pijalan,sepertibalkon,juga dapat
lantai
memberidasar sangatdiinginkan
view yang menarik untuk
menjamin kelangsungan
terhadap kegiatan ekonomi
diluar bangunan.
dan social lingkungandi masa depan.

Gambar 2-4: Space Apartments, Canberra


Bangunan
Pintu masuk dengan bagian depan
gedungdapat
aktifuntukjalanbermanfaat
membuatpositifkontribusike
dalammempromosikanjalan,
jalanmelaluimengartikulasikanfaçad
meningkatan aktivitas,karakter. Di
ebangunan danmempromosikanalan-
perkotaan area komersial, bangunan
jalandengan memfasilitasiaktivitas
yang mengakomodasi berbagai
pejalan kaki. Akses langsung
fasilitas kegunaan komersialdi
danareasirkulasiyang teduh
lantai dasar sangatdiinginkan untuk
meningkatkankemudahandan
menjamin kelangsungan ekonomi
kenyamananhunian.
dan social lingkungandi masa depan.

Sumber: Apartement guidelines ACT planning 2005

23
• Sirkulasi dalam Apartemen
Daerahsirkulasiumumharus mencapaiminimum sebagai berikutdimensi:
i. Sebuah lobby dengan dimensi2 mke mengarah
keluarliftatautangga utama(tidakberlaku untuktanggakebakaran
yangadalahdi sampinglift atauaksestanggautama);

ii. Koridordengan panjang ≤4m, ukuran lobby =1,5 mlebar;

Gambar 2-5:dimensiminimumdariareasirkulasiumumhingga4m

iii. Koridordengan panjang ≤8m, ukuran lobby =2 mlebar

Gambar 2-6:Minimaldimensiareasirkulasiumum dari4msampai dengan8m.

iv. Koridordengan panjang ≤8m, ukuran lobby =2 mlebar

Gambar 2-7:Minimaldimensiareasirkulasiumum panjang lebih dari 8m.

Sumber: Apartement guidelines ACT planning 2005.

24
• Indoor Quality/ Kualitas Ruang Dalam:
Ventilasidan polusiudara internal (Kenyaman Termal)
 Ventilasi alamidicapaidengan ventilasisilangapartemen
 Udara segaruntukkamar tidur dengan bukaan jendela (switched)
 Penghijauan disetiap Balkon
Gambar 2-8 : Natural ventilation dilihat dari denah.

Hal ini dianggappraktik yang baikselamasedikit 60% dari ruangan apartemen


dipengembanganuntukventilasi alami.

• Daylight
Standar untuk memastikanbentukbangunandan tata letakapartemendirancang
untukmemaksimalkanventilasi alami dansiang hari :
Gambar 2-9 : Standar ketinggian plafon.

Sumber: Apartement guidelines ACT planning 2005.

25
Ketinggian langit-langit tinggiyang paling efektif dalam meningkatkan
kemudahan bila digunakan bersama dengan jendela desain yang mencakup aspek
ketinggian jendela, Pengaruh lokasi balkon dan desain pada pencahayaan untuk
apartemen juga harus dipertimbangkan kedalaman maksimum, berikut umumnya
dianggap jarak yang efektif ventilasi dan dukungan tata letakap artemen internal
yang tepat,bila digunakan dalamhubungannyadengan ketinggian plafonyang
sesuai yaitu:
•apartemen aspek ganda dengan total kedalaman maksimal 24m,
•apartemen aspek tunggal dengan kedalaman maksimum 10m dari jendela,

Gambar 2-10 : Menunjukkan pencapaian cahayadipengaruhi ketinggian dan luas ruang.

Sumber: Apartement guidelines ACT planning 2005.

Bangunan harus diletakkan dan dirancang untuk memberikan siang hari


cukup untuk layak hunikamar. Rencanakan kedalaman bangunan dan
ruangyang dapat mendukung pencahayaan alami yang baik dan
ventilasi, bila disesuaikan dengan ketinggian langit-langit.

Pengendalian Silau
• Balkonsebagai Shadingdan Double Fasade

Energy Efficient Operational Design:


Pencahayaan
• Memanfaatkan Cahaya Matahari/ alami menjadienergi secara efektif.

26
Transportasi
• Mengurangi parkiran mobildariakomodasi yang disediakanmelatipenghuni
penggunaantransportasi publik/missal.
• Penyediaan Pakiran Sepeda dan Pedestrian yang nyaman.

Material Konstruksi
• Produk Alam, dengantoksisitas rendah
• Re-use, daur ulang dan/ atauterbarukan
• Tahan lamapemeliharaan,rendah emisi
• Ramah Lingkungan

Fitur Operasional
• Hemat Energi dan minim maintance
• Pengelolahan Air
• Penghijauan
• memaksimalkan peresapan air

II.2 Tinjauan Khusus


II.2.1 Topik
Desain Berkelanjutan (Sustainable Design)
Komisi DuniaLingkungan dan Pembangunan “The World Commission on

Environment and Development” telahmengajukandefinisi"Keberlanjutan


(Sustainability)" sebagai :

meeting the needs of the present without compromising the ability of future
generations to meet their own needs.
memenuhi kebutuhansaat ini tanpamengorbankankemampuan generasi
mendatanguntuk memenuhikebutuhan mereka sendiri
(London , Oxford University Press, 1987).

Definisi dari sustainable design atau disebut juga desain berkelanjutan (juga
mengarah pada green design, eco-design, atau desigm for environment)
adalah seni mendesain objek fisik dan lingkungan sekitarnya untuk
keseimbangan prinsip berkelanjutan.dengan aspek ekonomi, social, dan

27
ekologi. Lingkup desain dapat berupa objek kecil untuk keperluan sehari-hari
hingga desain bangunan, kota, dan permukaan fisik bumi.
". . . requires meeting the basic needs of all people and extending
opportunities for economic and social advancement. Finally, the term also
implies the capacity of development projects to endure organizationally and
financially. A development initiative is considered sustainable if, in addition
to protecting the environment and creating opportunity, it is able to carry out
activities and generate its own financial resources after donor contributions
have run out."(Bread for the World, Background Paper No. 129, Washington,
DC, March 1993)

Dasar pembangunan berkelanjutan bermuara pada keseimbangan


antara nilai sosial, lingkungan, dan ekonomi.Pendekatan ini secara universal
telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam pemikiran pembangunan desain
berkelanjutan arsitektur secara utuh.Ini menyangkut kebutuhan rancangan
yang secara kreatif dapat menciptakan keharmonisan bangunan dengan
lingkungan sekitarnya. Dalam penerapannya kemudian, keberlanjutan
rancangan arsitektur akan menyangkut nilai-nilai ekologis/lingkungan, sosial,
ekonomi.
Pada tahun 1987,Pembangunan Berkelanjutan didefinisikan
olehKomisiBrundtlandsebagai "pembangunan yang memenuhi kebutuhan
sekarangtanpa mengorbankankemampuan generasimendatang untuk
memenuhikebutuhan mereka sendiri." Baru-baru ini, PBB menekankan
bahwa"Pembangunan Berkelanjutan “ telah berkembangdari
menjadigerakansebagian besarberfokus padamasalah lingkungandengan
kerangka kerjayang diakui secara luasdigunakan oleh
individu,perusahaanpemerintahdan masyarakat.Kerangka kerja inimencoba
untukmenyeimbangkanisu-isu ekonomi, sosial, lingkungan dan antar-
generasidalam pengambilankeputusan yang mencakup berbagaikonsep
denganaspeksosial,ekonomi dan lingkungan.Tabel berikut
inimenyorotisejumlah konsepterkait pembangunan berkelanjutan dan
spesifiksub-topik yang terkait dengan energi, sumber daya, manufaktur dan
produk.

28
Gambar 2-11 : Skematik hubungan Sustainable Development hingga dengan
Penerapan Sustainable Design di Bidang Arsitektur dalam Project Apartemen sewa ini.

Sustainable Development

Specific Concept Sustainable


in Sustainable Development

Energy Resource Product & Resource Other


& Waste Techology & Waste

Sustainable Design

Economy of Living Circle Human Design


Recources Design

Energy Water Material


Conservation Conservation Conservation

Reduction :
- Indigenous
Landscaping

- Low-Flow
Shower Heads

- Vacuum Assist
Toilets or Smaller Toilets
Tanks

Reuse:
- Rainwater Collection
- Graywater Collection

Sumber :Sustainable Architecture Module: Introduction to Sustainable Design (1998).

29
Prinsip dan Metode untukMencapaiDesainBerkelanjutan Tujuan
akhir dan tantangan desain yang berkelanjutan adalah untuk
menemukan“win-win solution” (solusi yang sama-sama menguntungkan)
melalui tiga prinsipdesain yang berkelanjutan: ekonomi sumber daya;desain
siklus hidup lingkungan; dan desain sosial/manusiawi yang memberikan
kesadaran yang luas dari isu-isu lingkungan yang terkait dengan arsitektur.
Strategi dalam masing-masing prinsipfokus pada topik yang lebih spesifik.
Strategi-strategi ini dimaksudkan untuk mendorong pemahaman tentang
bagaimana sebuah bangunan berinteraksi dengan internal, lokal, dan global
lingkungan. Dibawah ini akan merupakan metode untuk menerapkan desain
yang berkelanjutan untuk arsitektur berdasarkan Jurnal “Sustainable
Architecture Module” yang ditulis oleh Jong-Jin Kim, Assistant Professor of
Architecture, dan Brenda Rigdon, Project Inten College of Architecture and
Urban Planning The University of Michigan (Desember,1998).
Ada 3 Prinsip sustainable pada arsitektur:
• Desain Hemat Energi yang mengacu pada reduce, reuse, recycling
sumber daya alam yang ada dalam bangunan
• Desain Siklus/Daur hidup metode analisa proses bangunan tersebut dan
akibatnya kepada lingkungan.
• Desain Humanism emenekankan interaksi manusia dgn lingkungan alam
Gambar 2.12:Prinsip sustainable

Sumber :Sustainable Architecture Module: Introduction to Sustainable Design (1998).

30
Prinsip 1:Desain Hemat Energi
Ada 3 strategi yaitu:
• Konservasi Energi
• Konservasi Air
• Konservasi Material

Prinsip 2:Desain Siklus/Daur hidup


Gambar 2.13:Diagram siklus hidup bangunan biasanya.

Gambar2.14:Diagram siklus hidup bangunan sustainable.

Sumber :Sustainable Architecture Module: Introduction to Sustainable Design (1998).

Prinsip 3: Desain Humanisme


 Pemeliharaan kondisi alam
Rancangan harus meminimalkan pengaruh kepada lingkungan seperti
keadaan topograpi, tumbuhan, alam liar, dll.
 Urban design dan perencanaan site
Perhatikan keadaan lingkungan, kota, geografis dan digunakan untuk
mengurangi pemakaian energy dan air
 Kenyamanan Thermal
Desain harus memperhatikan kenyamanan thermal untuk meningkatkan
produktivitas manusia dan mengurangi stres. Selain itu dapat menjaga
kesehatan manusia

31
Metode untuk mencapai Sustainable Design
1) Penghematan sumber daya 2) Desain daur hidup

Gambar 2.15:Economy of Resources Gambar2.16:Life Cycle Design

3)Desain yang ramah

Gambar2.17:Life Cycle Design


Sumber :Sustainable Architecture Module: Introduction to Sustainable Design (1998).

32
II.2.2 Tema
Arsitektur hijau (Green Architecture)
Arsitektur hijau adalah suatu pendekatan pada bangunan yang dapat
meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia
dan lingkungan.Arsitektur hijau meliputi lebih dari hanya sekedar bangunan
tempat bernaung manusia dengan segala fungsinya. Munculnya konsep
Arsitektur Hijau yang saat ini terus bergaung di seluruh dunia dipicu oleh
adanya kerusakan lingkungan yang semakin mengkhawatirkan. Pada intinya
Arsitektur hijau diibaratkan keselarasan hidup manusia dan alam yang
terangkum terangkum dalam konsep arsitektur hijau. Konsep Arsitektur
hijau, konsep yang kini tengah digalakkan dalam kehidupan manusia modern.
Pada perencanaannya, harus meliputi lingkungan utama yang berkelanjutan.
Dalam perhitungan kasar, jika luas rumah adalah 250 meter persegi, dengan
pemakaian lahan untuk bangunan adalah 200 meter persegi, maka sisa 100
meter lahan hijau harus digenapkan dengan memberdayakan potensi sekitar.
Dalam aplikasinya meliputi pemberdayaan atap menjadi konsep roof
garden.Selain itu, tujuan pokok arsitektur hijau adalah menciptakan eco
desain, arsitektur ramah lingkungan, arsitektur alami, dan pembangunan
berkelanjutan.
Aplikasi nyata arsitektur hijau adalah dengan meningkatkan efisiensi
pemakaian energi, air, dan bahan-bahan, mereduksi dampak bangunan
terhadap kesehatan melalui tata letak, konstruksi, operasi, dan
pemeliharaanbangunan, penggunaan material reuse, recycle, renewable.
Secara matematis perhitungan disebutkan, konsumsi 300 liter air harus dapat
dikembalikan sepenuhnya ke tanah. Misalkan air sisa cuci sayur dapat
digunakan untuk mencuci mobil atau membuat sumur resapan dan biopori.
Dalam hal estetika, arsitektur hijau terletak pada filosofi merancang
bangunan yang harmonis dengan sifat-sifat dan sumber alam yang ada di
sekelilingnya. Penggunaan bahan bangunan yang dikembangkan dari bahan
alam dan bahan bangunan yang dapat diperbaharui.

33
II.2.2Prinsip – prinsip pada green architecture

Prinsip-prinsip green architecture :


a. Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus
meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa mungkin
memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan ).

b. Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendisain bagunan


harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi
yang ada.

c. Minimizing new resources : mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan


sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat
digunakan di masa mendatang /penggunaan material bangunan yang tidak
berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.

d. Tidak berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni


bangunan tersebut / Respect for site : Bangunan yang akan dibangun,
nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti
bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak
berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ).

e. Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam merancang
bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi
semua kebutuhannya.

f. Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan /


Holism : Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai
kebutuhan bangunan kita.

II.2.3 Green Building Council Indonesia


IAI membentuk organisasi nirlaba Green Building Council Indonesia,
merupakan salah satu kepedulian akan masalah green building di Indonesia.
Organisasi serupa ini sudah ada di 10 negara dan 16 negara lainya sudah

34
dalam proses persiapan. Organisasi ini GBC Indonesia adalah organisasi non
profit yang berkomitment penuh untuk menerapkan dan mengembangkan
penggunaan green building di Indonesia. Organisasi ini didukung oleh
kalangan profesional bidang konstruksi, pemerintah, lembaga non
pemerintah, institusi dan pemerhati lingkungan yang akan berkolaborasi
membangun Indonesia ke arah yang lebih tanggap lingkungan, sustainable
dan melestarikan lingkungan untuk kepentingan masa depan.
Visi GBC Indonesia adalah mengembangkan penerapan bangunan yang
berwawasan lingkungan(sustainable building) di Indonesia dengan mengacu
pada praktek green building dan mempertimbangkan aspek nilai
ekonomis.Meningkatkan kesadaran akan kelestarian lingkungan alam sekitar
dengan merubah cara kerja dengan memakai pemahaman green building baik
dalam merencanakan, membangun, maupun memelihara.
Tujuan GBC adalah mempromosikan “green building“ di sektor property di
Indonesia baik dalam mendesain, pelaksanaan, operasional maupun masa
pemeliharaan dengan membuat guidelines, melakukan sertivikasi gedung
melalui LEED Indonesia dengan menerapkan rating sistem. Memberikan
informasi dan meningkatkan pengetahuan seputar green building melalui
seminar, training maupun pelatihan.Membantu industri melakukan standar
yang ramah lingkungan.
Kesadaran sebagian masyarakat dunia terhadap keselamatan bumi dan
kesempatan bagi generasi mendatang untuk tetap mendapat kualitas hidup
yang sama baik seperti saat ini merupakan salah satu tujuan utama
didirikannya Green Building Council.Dalam beberapa tahun terakhir ini isu
tentang Green Architecture / arsitektur hijau menjadi pembicaraan di
seminar-seminar baik ditingkat internasional, nasional maupun regional
mengingat lingkungan di bumi mulai tidak bersahabat dengan
adanyapemanasan global, lalu konsumsi energi yang meningkat tajam
berkebalikan dengan produksi energi yang tak terbaharukan menurun drastis.
Konsep Green Architecture akan terus berkembang sejalan dengan
kelangsungan hidup manusia. Karena konsep Green Architecture masih terus
berkembang, maka masih banyak pola pemikiran yang terpengaruh atau

35
mempengaruhi desain untuk kedepannya. Teori-teori Green Architecture pun
mungkin sedikit berbeda antara beberapa pakar dalam memandang konsep
Green Architecture dalam seminar-seminar dengan pokok bahasan Green
Architecture.
Sistim Rating dipersiapkan dan disusun oleh Green Building Council
yang ada di negara-negara yang sudah mengikuti gerakan bangunan hijau.
Setiap negara tersebut mempunyai Sistem rating masing-masing, sebagai
contoh Amerika Serikat - LEED, Singapura - Green Mark, Australia - Green
Star dsb. Berikut Standar Penilaian Bangunan Hijau Di Indonesia :

Standar Pengukuran Green Building


 BREEAM (Building Research Establishment’s Environmental Assessment
Method)
 LEED (Leadership in Energy and Environmental Design)
 NABERS (the National Australian Built Environment Rating System)
 GREEN STAR (Standar Bangunan Hijau Australia)
 GREEN MARK (Standar Bangunan Hijau Singapore)
 IGEM (Indonesia Green Environmental Measurement)
 GREENSHIP (Standar Bangunan Hijau Indonesia)
 Peraturan Gubernur Provinsi DKI Tentang Bangunan Ramah Lingkungan

Sistim rating adalah suatu alat berisi butir-butir dari aspek penilaian yang
disebut rating dan setiap butir rating mempunyai nilai (credit point/poin nilai)
Apabila suatu bangunan berhasil melaksanakan butir rating, maka bangunan
itu akan mendapatkan poin nilai dari butir tersebut.Bila jumlah semua point
nilai yang berhasil dikumpulkan mencapai suatu jumlah yang ditentukan,
maka bangunan tersebut dapat disertifikasi untuk tingkat sertifikasi tententu.
Namun sebelum mencapai tahap penilaian rating terlebih dahulu dilakukan
pengkajian bangunan untuk pemenuhan persyaratan awal penilaian .

36
Tabel 2-2 :Parameter “Rating Tool” Arsitektur Hijau

(Green Architecture, Tri Harso Karyono ,2010)

Tabel 2-3:Parameter efisiensi air dalam desian.

Sumber: Sustainable design and energy reduction manual,


Department of veterans affairs, June 2007

37
II.2.4 Air

Airadalah elemen penting dalam kehidupan manusia.


Banyaknya air tersebut tidak bisa ditambah maupun dikurangi.
Meskipun demikian, air bersih makin lama makin sulit didapatkan
oleh karena sebagian besar air, yaitu 97,4% merupakan air asin dan
hanya 2,6% air tawar.
Gambar 2-18: Peredaran air

Sumber: Dasar-dasar Arsitektur Ekologis, Heinz Frick


Dari total keseluruhan yang hanya 2,6% tersebut, manusia
harus bisa memenuhi kebutuhannya akan air yang sangat banyak.
Maka itu, kebutuhan air menjadi masalah di kehidupan manusia.
Penggunaan air tidak hanya menjadi persoalan dalam rumah tangga,
melainkan juga dalam penyediaan bahan bangunan, seperti tersusun
dalam tabel berikut:
Tabel 2.4:Penggunaan Air

38
Sumber: Dasar-dasar Arsitektur Ekologis, Heinz Frick
Table 2.5:Kebutuhan air pada hunian Apartemen

Use Gallons per Capita Percentage of Total Daily Use


Showers 11.6 16.8%
Clothes Washers 15.0 21.7%
Dishwashers 1.0 1.4%
Toilets 18.5 26.7%
Baths 1.2 1.7%
Leaks 9.5 13.7%
Faucets 10.9 15.7%
Other Domestic Uses 1.6 2.2%

Sumber :Handbook of Water Use and Conservation, Amy Vickers 2001

II.2.5Curah Hujan

Daftar curah hujan di daerah Grogol Pertamburan, digunakan data


catatan curah hujan dari pos pengamatan di Stasiun Klimatologi Pondok
Betung yang merupakan pos pengamatan terdekat dari Grogol Pertamburan.
berikut ini adalah data curah hujan berdasar BMKG dari tahun 2004-2008
yang sudah di buat rata-rata per bulan dan per tahunnya.

Tabel 2-6: Data curah hujan Pos Pondok Betung


TABEL DATA CURAH HUJAN PONDOK BETUNG
RATA-RATA TOTAL
TAHUN Rata2/Bulan
BULAN inches
2004 2005 2006 2007 2008 mm
Januari 385,50 329,40 396,80 140,50 239,90 298,42 11,75
Februari 316,70 211,00 287,70 831,40 592,40 447,84 17,63
Maret 333,80 269,50 157,90 83,40 174,20 203,76 8,02
April 182,80 103,00 256,50 265,80 206,60 202,94 7,99
Mei 290,30 204,30 132,30 180,20 113,20 184,06 7,25
Juni 26,60 278,10 88,20 70,40 99,90 112,64 4,43
Juli 228,60 225,30 48,00 0,50 9,10 102,30 4,03
Agustus 23,00 157,30 6,20 65,40 53,10 61,00 2,40
September 26,80 143,30 0,20 128,80 68,50 73,52 2,89
Oktober 26,50 241,30 5,00 181,50 41,00 99,06 3,90
Nopember 220,80 206,70 98,90 250,80 370,30 229,50 9,04
Desember 207,20 131,40 336,00 484,80 99,70 251,82 9,91
Rata2/Tahun 189,05 208,38 151,14 223,63 172,33 188,91 7,44

39
Sumber: BMKG

II.2.6Rainwater Harvesting

Keuntungan memanen air hujan:


• Mengurangi penggunaan air dan mengurangi dampak banjir di
lingkungan karena air di dalam site di tahan dan digunakan sehingga
tidak dibuang ke riol kota
• Air hujan bersih, tidak mengandung garam
• pemanenan airhujan dapat mengurangi akumulasi garam
dalam tanah yang dapat membahayakan pertumbuhan akar tumbuhan.
Komponen sistem penangkap air hujan:
• Supply air hujan
• Kebutuhan (kebutuhan air landscape)
• Sistem penyaluran air

Pada area penangkap air hujan perlu diperhatikan koefisien


runoff atau aliran airnya yang tergantung dari pemakaian
bahan.Semakin tinggi koefisien runoff nya semakin air dapat mengalir
sehingga dapat mengambil air hujan secara maksimal pada
permukaan penangkap air tersebut.

Tabel 2-7: Contoh Runoff coefficients

40
• Menghitung suplai airhujan
Berikut ini merupakan contoh metode penelitian untuk mensuplai air
hujanyang harus dilakukan adalah menghitung supply bulanan (dari
penangkapan air hujan) dan kebutuhan bulanan (kebutuhan air
tanaman) untuk satu tahun.Menghitung suplai dilakukan untuk
mendapatkan jumlah air (dengan satuan galon) yang bisa didapat dari
area tangkapan.Area tangkapan menggunakan satuan squarefeet atau
feet2 misalnya 50 feet x 20 feet menjadi 1000F2.
Tabel 2-8: Contoh Annual Supply

Tabel 2-9: Contoh Curah hujan bulanan rata-rata

Rumus:

41
Supply (in Gallons ) = Rainfall (inches) x 0.623x
Catchment Area ( FT2 ) x Runoff Coefficient

Tabel 2-10: Sample suply worksheet

• Menghitung Kebutuhan
Ada 2 metode yang dapat digunakan:
1) Metode 1 digunakan untuk landskap yang baru mau dibangun,
2) Metode 2 digunakan untuk landskap yang sudah dibangun.

Metode 1:
Persamaan untuk menghitung kebutuhan untuk lansekap
baru atau yang sudah dibangun berdasarkan informasi
evapotranspirasi bulanan (ETo).
ETo adalah perkiraan air hilang ketika tanaman "berkeringat"
melalui daun ditambah air menguap daripermukaan tanah. Eto
menyediakan titik referensi yang berguna ketika menentukan
kebutuhan irigasi tanaman.
Tabel 2-11:Standard monthly ET0

42
Tabel 2-12: Plant water use

Demand = (ETo x Plant Factor ) x Area x 0.623

Tabel 2-13: Sample monthly demand worksheet

Metode 2: digunakan untuk menentukan kebutuhanlandscape yang


sudah dibangun tersebut didasarkan pada penggunaan air yang
sebenarnya. Gunakan tagihanairbulanan untuk memperkirakan kebutuhan
lansekap air.
Tabel 2-14:Sample month demand

43
• Menghitung penyimpanan dan sisa pemakaian air yang
ditampung
Menghitung air sisa pemakaian yang ditampung di tangki
yang akan digunakan pada saat musim kemarau dan tidak ada hujan.
Tabel 2-15: Sample storage and use worksheet

44
Sumber: Harvesting Rainwater for Landscape Use, Patricia H.
Waterfall Second Edition, October 2004Revised.

45
46
47
48
Kesimpulan dari studi kasus 3 apartemen sebelumnya, bahwa

Kelebihan: Apartemen –apartemen Sewa tersebut berada dalam kawasan

strategis bisnis dan perkantoran dan sangat berpotensi,

Kekurangan:Hanya saja untuk mencapai tempat tersebut memakai

kendaraan pribadi, dan penawaran fasilitas adalah fasilitas mewah dan full

AC sehingga tidak ada balkon dan ventilasi sehingga dinilai boros energi.

Penelitian terdahulu:

Studi Literatur ini berkaitan dengan bangunan yang memakai topik


Sustainable Design.

Rain Collector Skyscraper

Mahasiswa arsitektur Polandia, Ryszard rychlicki dan Agnieszka Nowak dari


H3AR mendapat perhatian khusus untuk usulan mereka dalam kompetisi
2010 pencakar langit.

Gambar 2-19:Bagian atas “rain collector skyscraper”

49
'Gedung pencakar langit penangkap hujan' adalah sebuah bangunan
yang atap dan selubung bangunannya terdiri dari sistem talang, yang
ditujukan untuk menangkap curah hujan sebanyak mungkin untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari pemakainya.Konsumsi harian rata-rata air per orang
adalah 150 liter, yang 85 liter dapat digantikan oleh air hujan. Dalam puluh
tahun terakhir konsumsi air telah meningkat secara signifikan.Ada banyak
faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan tersebut seperti
meningkatnya jumlah mesin cuci dan mesin cuci piring,perangkat mandi dan
WC pembilasan.Sepertiga dari air yang digunakan di rumah tangga di negara-
negara barat yang digunakan di toilet. Mengingat data ini, mereka
memutuskan untuk merancang sebuah menarayang akan memungkinkan
untuk menangkap dan mengolah air hujan sebanyak mungkin untuk
menyediakan air bagi penduduknya. Sistem seperti ini membantu mereka
untuk mengatasi defisit air.

Awalnya, dalam merancang menara, mereka fokus pada pembentukan


dan pemodelan permukaan atap untuk menangkap sebanyak mugkin curah
hujan. Di bawah permukaan atap, ada penyimpan air dalam bentuk corong
yang besar. Setelah diproses selanjutnya dikirim ke hunian.Jaringan talang air
di permukaan luar bangunan dirancang untuk menangkap curah hujan yang
mengalir dari gedung.Curah hujan yang mengalir tersebut dikirimkan ke
lantai dan surplus disimpan dalam reservoir di bawah gedung. Air ditangkap
dan diproses oleh gedung dapat digunakan untuk pembilasan toilet, mesin
cuci, menyiram tanaman, membersihkan lantai dan lainnya. Curah hujan di
beberapa kota besar di negara maju dianalisis dan diperoleh rumus yang
menunjukkan berapa persen dari konsumsi air harian murni dapat digantikan
dengan curah hujan berkat teknologiditerapkandalambangunanini.

50
Gambar 2-20:Detail balkon untuk area penangkap hujan.

Gambar 2-21:Sitematika hujan berkontribusi ke seluruh bangunan

51
Gambar 2-22: Saluran pengumpul air hujan

Gambar 2-23: Air hujan yang ditangkap

52
Tabel 2-16Tabel konsumsi air

Gambar 2-24: Air digunakan kembali dan diedarkan di sekitar gedung

Sumber: http://www.designboom.com/weblog/cat/9/view/9436/rain-collector-skyscraper.html

The EDITT Tower

53
Gambar 2-25: Bangunan EDITT Tower, Singapura.

Sumber: CTBU (Council on Tall Buildings an Urban Habitat) Techical Paper 2008

EDTT Tower rancangan proyek Ken Yeang ini berada di Singapura dan
merupakan highrise building yang berfungsi sebagai tempat acara Expo dan
dilengkapi dengan retail areas danexhibition space. Tetapi kedepannya bangunan ini
akan bertranformasi fungsi menjadi kantor atau apartemen. Proyek ini dinilai
sebagai ecological design karena menerapkan sistem rainwater haversting pada
bangunan tersebut.

Gambar 2-26: Konsep Rainwater Haversting pada EDITT Tower.

Sumber: CTBU (Council on Tall Buildings an Urban Habitat) Techical Paper 2008

Konsep yang diterapkan adalah sistem planting sebagai area catchment dan
filtering air hujan. Bentuk bangunannya sendiri dinilai sederhana tetapi dengan
perpaduan irama peletakan planting terkesan bentuk organik dan selain itu tujuan
dari planting sebagai evapora-transpirasi air dan menimimalkan heat island.

54

Anda mungkin juga menyukai