Anda di halaman 1dari 16

#Backstage : Penjual topeng (Josep), Patung 1-2-3 (Frans Willy-Rony Sianturi-Irene), Orang

berlalu lalang (Abdi,William,Herman,Rony Gwinto), Si Gila (Saat Teduh), Perempuan Zaitun


(Wira), Lelaki Misterius (Togar), Majus 1-2-3 (Govindo-Oscar-Reinhard)

Prolog : Hidup dalam keteladanan Kristus adalah manifesto umat Kristiani dalam
menghadapi pergumulan dunia yang diwarnai tragedi demi tragedi. Umat Kristiani dituntut
bercahaya di tengah peradaban yang gelap. Dunia telah kehilangan cinta kepada Sang Esa,
manusia, dan alam semesta. Akibatnya dunia terperosok dalam kekacauan dan sekarat.
Inilah tugas utama umat Kristiani di tengah dunia. Seperti bintang yang menuntun jalan para
Majus, begitulah umat Kristiani menerjemahkan misi suciNya dalam penyelamatan dunia,
yaitu dengan menuntun manusia lainnya melalui jalan yang paling terang menuju
keselamatan.

LITURGI 1 : MANUSIA YANG BERSANDIWARA

(Sound effect #1 : Suasana jalan yang riuh)

(Orang-orang berlalu lalang : 3 orang) (Patung : 3 orang)

Penjual topeng : (menawarkan dagangannya) Topengtopeng apa kalian mau


topeng? Manusia modern pakai topeng. Topeng manusiamanusia
bertopeng. Topengayo beli..ayo pakai topeng. Ini budaya modern,
budaya topeng.

(Song : Panggung Sandiwara)

Dunia ini panggung sandiwara, cerita yang mudah berubah

Ada peran wajar, ada peran berpura-pura

Mengapa kita bersandiwara? Mengapa kita bersandiwara?

(Setelah lagu selesai, orang-orang yang berlalu lalang mendekati, meneliti, mengenali, dan
menganalisa bentuk-bentuk patung itu)

(Sound effect #2 : Musik menyeramkan)

Patung-patung : Tolongtolongtolong

Si Gila : (masuk ke tengah panggung) Hal terhebat dalam diri manusia


adalah membohongi dirinya sendiri.

1
(Sound effect #2 : Musik menyeramkan)

Patung-patung : (teriak) Bohongi !

Si Gila : Ada pemimpin yang gagal, tapi iklan media massa bilang ia berhasil.

Ada pemimpin korupsi, tapi pengadilan ketuk palu tanda ia bersih.

Ada rakyat miskin terpinggir, tapi koran tulis mereka sejahtera.

Ada calon pemimpin bersih, tapi media massa nistakan ia di sana-sini.

(Sound effect #2 : Musik menyeramkan)

Patung-patung : (teriak) Berantas!

Si Gila : (mengambil posisi menjadi dirigen) Wahai patung-patung


Indonesia, mari kita menyanyi lagu Indonesia Raya.
Satuduatiga

Patung-patung : Indone (tercekat)

Si Gila : Huh! Sekali lagi. Satuduatiga

Patung-patung : Indone (tercekat)

Si Gila : Huh, aneh! Orang-orang saat ini ternyata tak tahu lagi lagu
kebangsaan bangsanya sendiri. Aneh! (exit)

(Semua orang sesaat terpana menatap kepergiannya. Namun karena tidak mengerti,
mereka saling berpandangan heran, lalu pergi)

Lelaki Misterius : (masuk sambil memegang air baptis) Ckckckkasihannya patung-


patung ini, dipermainkan oleh negaranya sendiri, sesamanya
manusia. Bagaikan boneka-boneka tali yang digunakan untuk
memuaskan ego, namun habis manis sepah dibuang. Mereka
akhirnya dicampakkan dalam kegelapan dunia. Mereka termakan
oleh dosa mereka sendiri.

Perempuan Zaitun : (masuk sambil memegang keranjang bambu) Aku adalah


perempuan Zaitun, perempuan penuh dosa. Yang bisa aku lakukan
hanyalah meminta belas kasihan para lelaki untuk menafkahiku.
Namun sekarang, aku mencari Dia, dalam senja yang merah agar
malam punya cahaya, dan siang menjadi cerah. Berharap ada
penebusan dari cinta Maha Cinta. Kecemerlangan di atas
kecemerlangan, menerbangkan hati menggapai terangnya matahari.
(exit sambil bernyanyi)

2
(Song : Dia Hanya Sejauh Doa - Karina)

Bila kau rasa gelisah di hatimu, bila kalang kabut tak menentu hidupmu

Ingat masih ada seorang penolong bagimu , Yesus tak pernah jauh darimu

Reff:

Berseru, memanggil NamaNya

Berdoa, Dia kan segra menghampiri dirimu

Percaya, Dia tak jauh darimu

Dia hanya sejauh doa

Lelaki Misterius : Lihat! Bahkan orang pendosa sepertinya ingin mencari secercah
cahaya di lorong kegelapan. Tak inginkah kalian mencariNya juga?
Orang Majus mencariNya, tapi masih banyak orang berpikir Yesus
adalah sebuah metafora. Ia diandaikan Merpati Putih atau Roti
Hidup. Tapi siapakah yang ingin ikuti cahaya bintang di sayap timur?
Tidak adakah satupun di antara kalian?

(Orang Majus datang.)

Majus 1 : Wahai tuan-tuan, tahukah kalian di mana tempat lahir Mesias?

Patung 1 : Siapakah kalian? Dari mana asal kalian?

Majus 2 : Kami para Majus dari Timur. Kami melihat cahaya bintang. Ini
menandakan kelahiran Raja Besar. Ia adalah Mesias.

Patung 2 : Siapakah Mesias itu? Adakah Mesias untuk kami?

Majus 3 : Tak ada air mata tanpa tawa. Tak ada duka tanpa bahagia. Ia akan
datang untuk jamah hati setiap orang agar menjadi bintang
kehidupan.

Patung 3 : Kami hanyalah orang-orang terpasung dan terbungkam, tersingkir


dan disingkirkan. Kemiskinan adalah warna kehidupan kami. Suatu
bentuk kehidupan yang tak dipihaki oleh orang-orang yang bernama
pemimpin. Masihkah bisa kami berharap akan lahir seorang
pemimpin yang bernama Mesias?

3
Patung 1 : Sudahlah, kalian jangan menjual kebohongan pada kami! Cukup
sudah kami dikenyangkan oleh retorika para politisi yang suka
mengumbar janji-janji kosong dan kebohongan.

Majus 1 : Kami mencari Mesias karena percaya. Dan hanya orang yang
mencarinya yang akan berjumpa denganNya. Begitulah kami datang
mencari Mesias berbekal sepotong iman bahwa Mesias itu ada,
meski Ia entah di mana.

(Song : Percaya Grezia)

Percaya di saat ku tak mengerti, percaya di saat ku tak melihat

Percaya...kupercaya...KasihMu sertaku

Lelaki Misterius : Dalam setiap detakkan jarum jam, salah dan dosa terus beringsut
menorehkan catatan kelam. Berpasal-pasal benci dan nafsu terukir
di setiap langkah dan nafas. Tetapi YesusIa tetap cinta. Selalu
datang menuntun 24 jam. Di hati yang membukakan pintu Ia akan
datang. Kini ia di pintu hatimu dan berkata Adakah tempat
untukKu?

(Patung-patung saling berpandangan dengan wajah heran)

Majus 2 : (berbicara kepada kedua Majus lainnya) Lihat bintang itu! Ia di


sana. Mari kita menuju ke sana. (berjalan mengikuti bintang, lalu
exit)

Patung 2 : Wahai Tuan, apakah kau bisa melepaskanku? Aku sudah bosan
dengan segala kebohongan, kepalsuan yang ada. Walaupun aku
belum sepenuhnya percaya dengan para Majus itu, tapi hatiku
tergerak untuk mengikutinya.

Patung 3 : Ya, tolonglah. Seperti malam yang akan diakhiri dengan pagi, hujan
yang diakhiri dengan pelangi, kami ingin terlepas dari kesengsaraan
yang menjerat kami. Kami rindu tabir gerbang surga terbuka agar
ada cahaya bagi orang sengsara.

Lelaki Misterius : Aku bukanlah orang yang bisa mengangkat kalian dari gelap dan
dalamnya lembah. Aku hanya membuat lubang kecil yang
bermandikan cahaya keselamatan. (memercikkan air) Hanya waktu
yang bisa menyelamatkan kalian karena waktu adalah catatan yang
menulis cinta dan maut di atas sebuah kertas yang bernama
harapan. (exit)

4
Patung 1 : Harapan? Masih pantaskah kami berharap? (memandang ke atas)

(Song : Satu-Satunya Harapan - Grezia)

Kau satu-satunya harapan, satu-satunya jawaban

Tempat hatiku percaya

Kau satu-satunya harapan, satu-satunya jawaban

KepadaMu Tuhan hatiku bersandar

(Ikatan tali lepas)

Patung 2 : Lihat! Kita berhasil keluar dari lembah kegelapan. Kita telah
diselamatkan!

Patung 3 : Bagaikan angin yang menerpa, tidak dapat dilihat namun dapat
dirasakan.

Patung 1 : Lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang?

Patung 2 : Tunggu apa lagi? Mari kita ikuti sumber cahaya itu, cahaya yang
telah menyelamatkan kita dari kegelapan dunia.

LITURGI 2 : KETIDAKADILAN DUNIA

#Backstage : Anak Kecil 1 (Nelly), Anak Kecil 2 (Elma), Hitam (Frans Krisman), Patung 1-2-3
(Frans Willy-Rony Sianturi-Irene), Si Gila (Saat Teduh), Majus 1-2-3 (Govindo-Oscar-
Reinhard), Penjual topeng (Josep), Perempuan Zaitun (Wira)

Anak kecil 1 : (masuk perlahan-lahan) Akulah anak itu. Aku selalu ingin lahir.
Setiap hari aku ingin lahir, seperti bayi yang baru melewati rahim
ibu. Putih, penuh kebenaran. Kelahiran yang harus kulewati di
halaman setiap sejarah. Tapi rembulan, mengapa aku selalu tidak
diinginkan? Dulu aku hanya sekecil ini dan teronggok begitu saja di
selokan. Siapa ayah bundaku? (menunduk)

5
(Song : Imagine Conie Talbot)

Imagine theres no heaven, its easy if you try

No hell below us, above us only sky

Imagine all the people, living for today...

Anak kecil 2 : Tidak. Kau tidak perlu tahu siapa mereka, dan kau juga tidak perlu
lahir. Kau akan menyesal! Aku gadis miskin yang malang, yang
terpaksa bekerja di sebuah pabrik arloji. Aku ingin sekolah, tapi ayah
ibuku tak punya cukup uang. Kata ibuku dulu, aku seharusnya
bersyukur masih bisa dilahirkan. Aku hampir bernasib sama
sepertimu. Terpaksa di usia muda aku bekerja untuk mencari nafkah
dan menabung untuk meneruskan cita-cita masa depanku. Namun
di suatu malam, aku diculik, diperkosa, dan dibunuh oleh orang-
orang yang benci keadilan, yang benci perikemanusiaan.

(Song : Imagine Conie Talbot)

Imagine theres no countries, it isnt hard to do

Nothing to kill or die for, and no religion too

Imagine all the people, living life in peace...

Hitam : Ckckckbetapa tragisnya kehidupan kalian. Kasihan!

Anak kecil 2 : Ya. Dalam hidup ini, kebanyakan orang hanya bisa mengatakan
kasihan. Tapi tak banyak orang yang mampu mewujudkan kasih itu
dalam kenyataan. Di mana-mana banyak anak-anak yang tak bisa
sekolah karena tidak ada biaya. Mereka menjadi anak-anak yang
murung, terlantar dan tak punya masa depan. Tapi semua orang
cuma bisa mengatakan kasihan. Tak ada yang dengan jiwa besar
datang dan menolong mereka agar bisa meraih masa depan.

HItam : Salahkan orang tua mereka!

Anak kecil 1 : Lebih dari separuh penduduk negara kita adalah kaum miskin.
Puluhan ribu orang terjebak pengangguran karena tidak ada
lapangan kerja. Sampai hatikah engkau mengatakan itu kesalahan
orang tua mereka??
6
Hitam : Plato, Michale Angelo, Pascal, dan Newton, semuanya adalah
pahlawan jenius. Mereka bergumul dengan esensi paling dalam
dari semesta alam. Mereka memiliki akal budi untuk menciptakan
ilmu pengetahuan. Tetapi, apa?! Mereka tidak dapat menciptakan
suatu dunia yang adil, penuh rasa persaudaraan dan damai. Dunia
ini tidak pernah adil!

Anak kecil 1 : Keadilan tidak dapat diciptakan! Karena keadilan bukan formula
yang dapat direkayasa. Keadilan ya keadilan! Keadilan hanya ada
karena ada ketidakadilan. Sedangkan bunga dari ketidakadilan
adalah derita. Sementara kasih dan kebenaran adalah obat
mujarab untuk mengalahkan ketidakadilan.

Hitam : (bertepuk tangan) Hebat..hebatKau dapat mendefinisikan arti


perjuanganmu. Tapi kau sendiri pun tak mampu mengakhiri
penderitaanmu. Apa artinya?

Anak kecil 2 : Perjuangan seseorang yang menderita bukanlah mengakhiri


penderitaan. Tetapi membijaksanai penderitaan itu. Penderitaan
jika dinikmati, lambat laun akan terasa mengenakan. Jika ini terjadi,
maka penabur derita akan menyaksikan apa yang mereka perbuat
tidak lebih dari lelucon semata.

Hitam : (menunjuk ke arah Anak Kecil 2) Kau memang penghasut! Pantas


saja kau dibunuh! (exit)

Anak kecil 2 : Kami bisa saja mati, tapi kebenaran tak mungkin terkubur. (saling
berpegangan tangan)

(Song : Imagine (Reff) Conie Talbot)

You may say Im a dreamer, but Im not the only one

I hope someday youll join us, and the world will be as one

(Datanglah Si Gila yang marah dengan matahari)

Si Gila : (sambil menunjuk ke atas) Mentari! Jika kau punya otak,


mengapa kau tidak berikan semua kecerdasan dan kasih sayang?
Ternyata kau bodoh! Kerjamu sehari-hari hanya berjalan dari
timur ke barat. Hari-harimu cuma terbit dan terbenam. Kapan?
Kapan kau berubah?? Bodoh..bodoh! Hiks...hiks... (menangis)

7
Matamu besar hingga kau bisa menerangi seluruh dunia. Tapi tak
bisa mengubah apa-apa. Aku telah kehilangan anak-anakku,
istriku, rumahku, pekerjaanku, tapi kau diam saja! Aku benci kau,
mentari! Aku benci kau! Hiks...hiks... (menangis di pojok)

Anak kecil 1 : Lihat orang itu! Ia gila karena kehilangan segalanya di negeri kita.
Kerusuhan, pertikaian, ketidakadilan telah membuat sebagian dari
rakyat menjadi orang-orang tak punya masa depan. Mereka
menjadi gila.

Si Gila : Mereka membunuh istriku. Mereka merampok hartaku. Manusia


macam apa mereka?? Gila! Mereka menciptakan kerusuhan agar
bisa ambil kesempatan. Gila! Gila! Hiks...hiks... (menangis sambil
memegangi kepalanya frustasi)

(Orang Majus masuk)

Majus 1 : Mengapa kau menghujat mentari ketika dialah yang menerangi


hari-harimu? Dialah yang memberikan seberkas cahaya untuk
menuntun tiap langkahmu.

Si Gila : Kalian tidak mengerti! Lihatlah kedua anak itu (sambil menunjuk
ke arah Anak kecil 1 & 2), mereka adalah bagian dari sekian
banyak anak di dunia ini yang menjadi korban perang, korban
kerusuhan, korban kejahatan orang-orang dewasa, korban
perceraian ibu dan bapak. Mengapa orang-orang tidak mendengar
teriakan parau tangis anak-anak itu? Mengapa dunia begitu
kejam?! Hiks...hiks...(menangis frustasi)

Anak kecil 2 : Dia terjebak dan hanyut dalam belenggu dunia. Tak sanggup
bertahan dalam kenistaan dunia dan akhirnya terperangkap dalam
lembah hitam terdalam. Selamatkanlah dia!

Majus 2 : Mari, ikutlah bersama kami menuju terang abadi. Di sana engkau
akan bertemu dengan Mesias, penyelamat dunia yang lahir
dengan penuh kemuliaan. (mendatangi Si gila dan membantunya
berdiri, namun ditepis oleh Si Gila)

Si Gila : Tidak! Semua kebohongan ini, kepalsuan ini! Tak ada orang yang
sanggup mengakhirinya. Kita yang akan berakhir, mati! Oh, dunia.
Bawalah aku ikut serta dengan istri dan anak-anakku. Ayo, cabut
nyawaku sekarang! Mentari, buktikan bahwa kau hebat!
(merentangkan tangannya ke langit)

(Patung-patung masuk)

8
Patung 1 : Bangkitlah! tidak ada yang berhak atas hidupmu selain Sang
Mesias. Dialah yang telah menyelamatkan kami. Kami telah
dibebaskan. Yang kami lakukan sekarang adalah memberi harapan
pada orang-orang yang malang sepertimu. (mulai mengangkat Si
Gila, dibantu patung lainnya)

Patung 2 : Ayo, bangkit! Sang mentari telah terbit atas kami, menyinari hari
kami. Begitu juga dengan rembulan yang menuntun langkah kami
di dalam kegelapan.

Majus 3 : (menunjuk Anak Kecil 1&2) Kalian ikutlah juga bersama kami.
Jiwa kalian telah diselamatkan oleh iman kalian sendiri. Bersorak-
sorailah atas kelahiranNya. (bernyanyi sambil exit)

(Song : Go tell it on the mountain)

Hai siarkan di gunung, di bukit dan di mana jua

Hai siarkan di gunung, lahirnya Almasih

LITURGI 3 : KESELAMATAN OLEH TERANG KRISTUS

#Backstage : Yusuf (Sesuai), Maria (......................), Korban (Amsal), Wartawan (Diana),


Kameramen (Andy), Satpam (Berkat), Dokter (Tiojan), Penatua (Julkartin), Kontraktor
(Elfrom), Amelia (Beatrix), Indra (Ohan), Pemulung 1-2 (Nelson-Ginta), Petugas 1-2 (Arie-
Irvan), Penjual topeng (Josep), Patung 1-2-3 (Frans Willy-Rony Sianturi-Irene), Si Gila (Saat
Teduh), Perempuan Zaitun (Wira), Majus 1-2-3 (Govindo-Oscar-Reinhard), Anak Kecil 1
(Nelly), Anak Kecil 2 (Elma).

(Maria dan Yusuf berjalan menuju kandang domba)

Korban : (masuk dengan keadaan tertatih sambil memegang perutnya


yang berlumuran darah, lalu roboh sekarat)

Satpam : (datang memperhatikan lelaki, lalu berteriak)


Tolong,tolong,tolong!

(Orang-orang berdatangan melihat Korban)

9
Wartawan : (bersama Kameramen masuk dengan wajah penuh tanya) Ada
apa ini,hah? (memeriksa denyut nadi Korban) Wah, dia masih
hidup. Nadinya masih bergerak, tertembak rupanya. Siapa di
antara kalian yang melihat penembakan ini?

(Wartawan hendak mengambil catatannya hendak menulis, namun semua menggelengkan


kepala.)

Wartawan : (bertanya pada satpam) Kau kan satpam keamanan di sini? Kau
tidak tahu juga? Sebaiknya kau angkat dia ke rumah sakit, lalu
melapor ke kantor polisi.

Satpam : Jadi saksi? Untuk apa berurusan dengan polisi? Pasti bolak-balik,
bikin repot. Saya kan cuma satpam. Gaji saya sebulan tidak cukup
untuk menyewa mobil dan menanggung biaya operasinya. Ah,
mau makan saja morat marit.

Wartawan : Oh, Tuan saja. Karena saya lihat Tuan ini punya profesi dokter.
Bagaimana kalau Tuan obati dia, ya setidaknya menolong dia
untuk operasi atau bedah. Bagaimana, Tuan dokter?

Dokter : Lantas, siapa yang akan membayar saya kalau saya yang
mengurus dan mengobati dia? Itu kan bisa menghambat
pekerjaan saya karena saya punya tempat praktek. Kalau
mengobati dia, siapa yang mau bayar obat, apalagi sekarang ini
obat harganya mahal. Saya ini buang uang banyak untuk jadi
dokter, Bu. Dan sekarang saya harus cari uang untuk
mengembalikan biaya kuliah saya.

Wartawan : Wah, orang ini bisa mati. Ayo, siapa yang mau membantu?
Bagaimana kalau Bapak?

Penatua : Wah, saya lagi repot Bu. Saya ini mau pimpin ibadah di gereja
saya. Kalau tidak, bisa lewat amplop saja. Masa mau urus orang
seperti ini, apalagi dia kan penjahat. Ini resiko penjahat. Cari orang
lain saja, Bu.

Wartawan : Oh, begitu ya? Kalau begitu, Tuan yang berkaca mata saja.

Kontraktor : Saya ? Waduh, tidak bisa Bu. Saya ini kontraktor. Saya ini sangat
repot, proyek saya di mana-mana. Apalagi, sekarang ini saya
sedang mengerjakan proyek besar Podomoro, jadi tidak bisa
diganggu. Nanti pekerjaan saya bisa terhambat. Ownernya bisa
ngamuk kalau proyek gak selesai tepat waktu.

10
Wartawan : Saya tahu Nona ini seorang pengusaha muda yang berhasil.
Tentunya sebagai pengusaha, Nona bisa menolong orang ini, dia
tertembak dan sekarat. Nona, kalau pengusaha seperti Nona,
tentunya punya prinsip banyak membantu, pasti usaha dan bisnis
Nona akan lebih maju. Yah, kalau pengusaha maju seperti Nona
merasa bahwa membantu orang seperti ini adalah suatu
kewajiban, tentu semua akan berterima kasih kepada Nona.

Amelia : Gimana yacapek deh. Sorry, saya tidak kenal dia. Walaupun
saya pengusaha, tapi hasil usaha saya bukan untuk mengatasi
kesulitan orang seperti ini. Panggil saja polisi, itu kan urusan
mereka. Masa kejadian seperti ini Anda anggap urusan
pengusaha? No way!

(Masuklah seorang pria bernama Indra)

Indra : Ada apa, Amelia? Wah, kenapa orang ini? Kena tembak rupanya.
Kenapa dibiarkan saja?

(Pemulung datang sambil memunguti sampah.)

Indra : Bapak-bapak, tolong ke sini sebentar. (memanggil para


pemulung)

(Satpam, Penatua, Kontraktor, dan Wartawan meninggalkan tempat. Pemulung datang ke


arah Indra)

Indra : Bawa pria ini ke rumah sakit ya. Ini sejumlah uang untuk
merawat dia. (memberikan sejumlah uang)

Amelia : (menahan Indra) Indra, itu bukan urusanmu! Biarkan saja, ayo
kita pergi. Kita masih banyak urusan!

(Para pemulung hanya mengangguk bodoh dan mengangkat Korban)

Indra : (memegang tangan tangan Amelia) Sudahlah sayang, kamu tahu


sendiri kan, sebenarnya orang-orang miskin itu hanya inginkan
uang dari kita. Mereka tidak sanggup hidup seperti kita ini,
sehingga membuat skenario untuk mengelabui kita. Uang itu
hanya seberapa kok, harta kita jauh lebih banyak. Sampai tujuh
turunan juga gak bakal habis. Ya sudah, aku pergi dulu ya.
(mengelus kepala Amelia sambil tersenyum)

Amelia : (mengangguk sambil tersenyum paksa) (Indra exit.)

Amelia : Kenapa hatiku merasa ganjal? Ada apa ini? (memegang dada)

11
(Perempuan Zaitun masuk ke panggung)

Perempuan Zaitun : Tak adakah tersisa kebaikan di hatimu?

Amelia : Maksudmu pengemis-pengemis itu, orang tertembak itu?


Bukankah aku tidak membuat mereka menjadi seperti itu?
Bukankah nasib hidup manusia ada perbedannya?

Perempuan Zaitun : Ketika mereka lapar, engkau tidak memberi mereka makan.

Ketika mereka haus, engkau tidak beri mereka minum.

Ketika mereka kedinginan, engkau tak beri mereka pakaian.

Ketika mereka minta tolong, engkau membiarkan mereka.

Hati seperti itu betapa gelap dan tandus.

Amelia : (menatap tajam Perempuan Zaitun) Siapakah kau hingga berani


berkata-kata bijaksana padaku?! Bukankah kau juga pendosa?
(menyilangkan tangan di dada)

Perempuan Zaitun : Mungkin aku adalah orang paling berdosa di dunia ini. Berzinah,
mengais belas kasihan dari para lelaki beristri adalah pekerjaanku.
Tapi lihat, aku telah diselamatkan! Aku yang dulu tersesat, namun
cahayaNya menuntunku untuk keluar dari lorong yang gelap. Kini
hatiku dipenuhi oleh kebahagiaan. Anak manusia harus datang di
tengah dunia yang terluka dan penuh kegelapan. Ia menjadi
manusia di tengah nestapa, menciptakan terang yang kekal. Batu-
batu mengenalnya, seperti orang-orang sederhana mengenalnya.

(Song : Dia Hanya Sejauh Doa - Karina)

Bila kau rasa gelisah di hatimu, bila kalang kabut tak menentu hidupmu

Ingat masih ada seorang penolong bagimu , Yesus tak pernah jauh darimu

Amelia : Tapitapi aku tidak bisa. Indradia selalu mengekangku. Aku


bagaikan terikat oleh semak belukar. Dia pasti tidak akan setuju
dengan ini.

Perempuan Zaitun : Jika dia menyuruhmu melakukan korupsi, atau jika dia
menyuruhmu membunuh, apakah engkau harus mematuhinya?
Apakah itu yang dinamakan cinta? Memang sulit menjadi orang

12
benar. Tapi pernahkah engkau melihat burung-burung, mereka
tidak menanam tapi tetap menuai. Apa yang harus kau takuti?
Sedangkan hidupmu di tangan Tuhan.

(Sound effect #3 : Musik menegangkan)

(Indra dan beberapa petugas masuk. Indra menunjuk tajam ke arah Perempuan Zaitun)

Indra : Itu dia, Pak. Orang itu berbahaya. Dia seorang provokator! Ia
mungkin kaki tangan teroris. Ia mengajarkan hal-hal aneh pada
calon istriku. Demi keamanan, tangkap orang itu!

Amelia : (membentak) Indra! Apakah kau mengerti apa yang kau


katakan?! Orang ini tak seperti yang kau tuduhkan. Justru orang
ini yang membukakan mata hatiku yang tertutup dari kebaikan.
Sampai hati kau menuduhnya yang tidak-tidak!

Indra : Jangan pedulikan kata-kata calon istriku itu. Ia telah termakan


kata-kata manis orang itu. Pantas saja, perempuan itu kan seorang
wanita penggoda. Sudah pasti dia memang pintar merayu.
(menatap sinis Perempuan Zaitun)

Amelia : Indra! Aku kecewa padamu. Ternyata kau adalah manusia busuk.
Singa berbulu domba!

Indra : Amelia, semua ini kulakukan demi kita. (Indra mendekati Amelia
dan membisikkan sesuatu) Ada yang memberikanku uang yang
banyak hanya sekedar menuduh orang itu. Kan mudah dilakukan.
Apalagi, kita butuh uang untuk biaya pernikahan kita. (menjauh
dari Amelia) Ayo,tunggu apa lagi? Tangkap dia! (menunjuk
Perempuan Zaitun)

Amelia : (mengepalkan tangan) Cukup! Cukup sudah! Engkau jahat! Hanya


demi uang?? Jangan-jangan kau menikahiku hanya untuk warisan
keluargaku saja. Ini, makan cincin ini! (melepaskan cincin dari
tangannya dan melemparkannya ke Indra)

Indra : (ketakutan) Ja-jadi, rencana pernikahan kita batal?

Amelia : Batal! Batal semua! Kau tega menukar nyawa orang dengan
uang. Yang ada di kepalamu hanya harta, harta! Enyah kau dari
hadapanku! (melemparkan sepatunya ke arah Indra) (Indra exit)

13
Amelia : (menatap para petugas) Kalian juga! Pergi dari sini! Pergi!
Hiks..hiks... (menangis) (Para petugas exit)

Perempuan Zaitun : (memasangkan sepatu Amelia dan memeluk Amelia) Kau


mengambil langkah yang benar, saudaraku. Kau telah
memperoleh keselamatan. Jiwamu telah diselamatkan.

(Penjual topeng masuk.)

Penjual topeng : (menawarkan dagangannya) Topengtopeng apa kalian mau


topeng? Manusia modern pakai topeng. Topeng
manusiamanusia bertopeng. Topengayo beli..ayo pakai
topeng. Ini budaya modern, budaya topeng

(Para Majus dan orang-orang yang mengikutinya masuk sambil bernyanyi)

(Song : Go tell it on the mountain)

Hai siarkan di gunung, di bukit dan di mana jua

Hai siarkan di gunung, lahirnya Almasih

Majus 1 : Hai, anak muda. Berhentilah menjual kepalsuan. Tinggalkanlah


pekerjaan itu dan ikutlah kami.

Penjual topeng : Tapi, bagaimana aku bisa mendapatkan uang?

Majus 1 : Memang lebih mudah seekor unta melewati lubang jarum,


daripada seseorang yang kaya masuk surga.

Majus 2 : Lihatlah kedua orang ini (menunjuk Perempuan Zaitun dan


Amelia). Mereka memperoleh keselamatan atas iman mereka.
Sang Mesias telah membuka jalan bagi kita untuk memperoleh
terang yang kekal. Ikutlah bersama kami memuliakan namaNya.

(Penjual topeng membuang dagangannya dan bergabung dengan kelompok itu)

Majus 3 : Lihat, itu dia bintang yang paling terang dari segala bintang. Di
sanalah Dia Sang Mesias. Mari kita sembah dan puji Dia.

(Para Majus dan orang-orang lainnya menuju kandang domba dan menyembah Sang
Mesias)

14
(Song : Hai Mari Berhimpun) (Melody lambat)

Sembah dan puji Dia, sembah dan puji Dia

Sembah dan puji Dia, yang Raja

Majus 3 : Semua menatapMu, semua memandangMu, semua berjalan ke


arahMu, wahai bintang kehidupan!

(Semua memberi hormat ke kandang domba)

Prolog : Terang abadi akan terus menyinari kita, menuntun kita untuk berjalan dalam
kegelapan dunia. Sadarilah dan berhentilah untuk membiarkan kita terus terperangkap
dalam lembah hitam. Kiranya terang Kristus selalu bersinar dalam hidup kita semua. Seperti
Yesus telah bersabda, Akulah telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap
orang yang percaya kepadaKu, jangan tinggal di dalam kegelapan. (Yoh 12:46)

(Backsound #1 : Melody lambat lagu Hai Mari Berhimpun - Sembah dan puji Dia, sembah

dan puji Dia, sembah dan puji Dia yang Raja)

(Semua pemeran exit)

15
Pemeran :

1. Penjual topeng : Yosep


2. Patung 1 : Frans Willy
3. Patung 2 : Rony Sianturi
4. Patung 3 : Irene
5. Orang berlalu lalang : Herman, William, Abdi, Rony Gwinto
6. Si Gila : Saat Teduh
7. Perempuan Zaitun : Wira
8. Lelaki Misterius : Togar
9. Majus 1 : Govindo
10. Majus 2 : Oscar
11. Majus 3 : Reinhard
12. Anak Kecil 1 : Nelly
13. Anak Kecil 2 : Elma
14. Hitam : Frans Krisman
15. Korban : Amsal
16. Wartawan : Diana
17. Kameramen : Andy
18. Satpam : Berkat
19. Penatua : Julkartin
20. Kontraktor : Elfrom
21. Dokter : Tiojan
22. Amelia : Beatrix
23. Indra : Ohan
24. Pemulung (2 orang) : Nelson, Ginta
25. Petugas (2 orang) : Arie, Irvan
26. Maria : Naomi
27. Yosep : Sesuai

16

Anda mungkin juga menyukai