Anda di halaman 1dari 3

Masa Paska 2017 1

Selain nafsu instan tersebut, kita juga bisa melihat dalam


Bahan Dasar DIBANGKITKAN kehidupan masyarakat kita betapa orang begitu mudah
Masa Paska 2017 BERSAMA KRISTUS disulut kemarahan oleh hal-hal yang berbau SARA (Suku,
(Kolose 3:1) Agama, Ras dan Antar Golongan). Banyak orang menjadi
begitu mudah stress bahkan depresi karena banyaknya
tuntutan hidup yang ada. Banyak orang tidak lagi
menggunakan rasio dan akal sehatnya dalam menjalani hidup
Fenomena Zaman ini. Banyak orang menjadi seakan mati, meski secara fisik
Reformasi yang terjadi di Indonesia (1998) dan hidup. Mereka terpuruk dalam jerat-jerat jaman yang sangat
perkembangan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi menggodai. Jerat yang semakin membuat manusia
dalam satu dekade ini telah memberikan andil besar dalam terjerembab dalam nafsu duniawinya. Jerat yang menindas
perubahan kehidupan kita sebagai masyarakat Indonesia. sesamanya, menindas perempuan dan kaum miskin
Kehidupan yang dulu represif telah diganti oleh euforia terpinggirkan.
kebebasan. Tata hidup yang sederhana dan bergaya lokal telah
berubah menjadi tata hidup semu yang berkiblat pada tata Prof. Saratri Wilonoyudho (Guru besar Unnes
Semarang/kolumnis/penulis di berbagai Media/Suara
dan gaya hidup yang ditawarkan oleh iklan-iklan dan
sinetron-sinetron televisi dan internet. Tata dan gaya hidup Merdeka/KR dan sebagai narasumber) di dalam kolom
Analisis KR (Koran Kedaulatan Rakyat, Selasa 11 Oktober
yang hedonis, materialis dan konsumeris. Sadar ataupun
tidak, sedikit atau banyak, kita telah terhisap di dalamnya. 2016) mengatakan bahwa budaya jaman yang seperti ini telah
Terhisap dalam realitas semu yang kebanyakan berbeda dari menggerus etos kerja masyarakat kita yang kita warisi dari
nenek moyang kita. Salah satunya adalah ajaran tentang
realitas riil kita.1 Realitas yang jelas berbeda dengan realitas
yang dibayangkan oleh iklan-iklan dan sinetron-sinetron laku2. Yaitu sebuah jalan panjang yang disertai usaha prihatin
tersebut. Alhasil, ada banyak tuntutan hidup yang bergejolak demi mencapai suatu cita-cita yang luhur. Atau dalam bahasa
dan membuncah dalam dada kita. ilmiahnya, ada etos kerja yang mengacu pada orientasi dunia
batin dan dunia material. Ada spiritualitas yang dihidupi yang
Sayangnya, tuntutan hidup tersebut jauh dari kemampuan mewujud dalam karya dan buah hidup sehari-hari.
kita memenuhinya. Akibatnya, orang lebih suka mencari jalan
Ajaran seperti itu kini seolah menjadi sesuatu yang usang.
pintas untuk mendapatkan banyak uang tanpa mau kerja
keras. Kasus Dimas Kanjeng Taat Pribadi sang pengganda Tidak lagi dipedulikan oleh banyak orang. Mereka telah
mengalami pencucian otak atau brain washing melalui apa
uang, emas dan permata yang heboh di bulan september -
oktober 2016 silam menunjukkan fenomena tersebut. yang disajikan di media televisi dan internet. Media yang
semestinya menjadi sarana mendidik bangsa dan menjadi
salah satu agen kebudayaan. Dampaknya, orang menjadi
hedonis, dimana kesenangan dan kenikmatan materi menjadi
1 B. Melkyor Pando, Hiruk Pikuk Jaringan Sosial Terhubung: Refleksi Filsafat
Tekonologi atas Jaringan Sosial Terhubung, Yogyakarta: Kanisius, 2014, hal. 33,
13, 15. 2 Lihat: Bausastra Jawa, Poerwadarminta, 1939, hal. 255.
2Masa Paska 2017
tujuan utama hidup. Orang juga menjadi begitu konsumtif,
dimana mereka dikuasai nafsu membeli produk-produk yang Masa Paska menjadi momentum bagi umat kristen untuk
kurang di perlukan hanya untuk memuaskan kesenangan dan berlatih laku, karena Kristus pun telah memberi teladan
keinginan. Hal ini ditunjukkan oleh fenomena yang terjadi laku itu. Melalui latihan laku tersebut diharapkan umat
akhir-akhir ini dimana ada banyak penawaran kredit HP bangkit bersama Kristus untuk kehidupan yang lebih baik.
dimana-mana. Ini menunjukkan bahwa ada kecenderungan Bangkit dari keterpurukan budaya etos kerja, bangkit dari
yang salah dalam menginvestasikan uang. Investasi bukan belenggu hedonisme dan konsumerisme, bangkit dari
untuk masa depan yang lebih baik, namun hanya untuk belenggu-belenggu lainnya yang tanpa kita sadari telah
kesenangan masa kini. Salah karena banyak orang merenggut kita dari jalan yang Kristus kehendaki.
menggunakan smart phone atau HP canggih baru dalam
tataran hanya untuk bersenang-senang. Belum banyak yang Laku yang Berpuncak dan Berpusat pada
menggunakannya untuk produktivitas. Kebangkitan Kristus
Kebangkitan Kristus adalah pusat iman Kristen. Tanpa
Dalam fenomena semacam ini Prof. Wiloyonoyudha mengajak kebangkitan Kristus, sia-sialah iman Kristen (1 Kor. 15:14).
kita ke hakikat kehidupan, sebagaimana yang dilakukan Oleh karena itu setiap laku yang kita jalani mesti berpuncak
dalam dekonstruksi/pembacaan teologis dalam dan berpusat pada kebangkitan Kristus. Berpuncak pada
wacana/diskursus postmodern. Yaitu dengan cara melakukan kebangkitan Kristus karena kita dibangkitkan bersama Kristus
transendensi terus menerus melalui kehidupan spiritual-etik. (1 Kol. 3:1). Berpusat pada Kristus karena sumber kekuatan
Melalui upaya mendialogkan dunia batin dan dunia materi kita menjalani laku ada di dalam Kristus.
secara seimbang ini, diharapkan akan terbentuk manusia
dengan etos kerja yang baik, sebagaimana yang ditunjukkan Laku melalui pengenangan, peragaan di masa kini dan
oleh bangsa Cina, Jepang dan Korea. Kini saatnya, masyakarat penghayatan karya keselamatan Allah itu sejak dahulu kala
Indonesia bangkit dari keterpurukan dan umat Kristen bisa telah menghasilkan transformasi kehidupan bagi manusia.
ikut memulainya. Yaitu transformasi dari sengsara dan salib ke kebangkitan,
dari sengsara dan kematian ke kehidupan. Choan-Seng Song
mengatakan bahwa pengalaman kebangkitan Yesus yang
Masa Paska sebagai Momentum Berlatih Laku memukau itu telah mentransformasikan para murid. 3 Yaitu
Melalui Masa Paska ini diharapkan agar umat Kristen mampu transformasi atas pemahaman dan sikap mereka pada hidup,
untuk sejenak berefleksi atas fenomena keterpurukan pelayanan dan salib Kristus.
tersebut. Berefleksi melalui ibadah-ibadah dan aktivitas-
aktivitas Masa Paska yang dimulai dari Rabu Abu sampai Kebangkitan Kristus telah mentransformasi hati yang putus
dengan Paska (hari Kebangkitan Kristus). Melalui ibadah- asa menjadi penuh harapan. Hati yang kehilangan iman
ibadah dan aktivitas tersebut, umat diajak untuk terhubung menjadi hati yang dipenuhi oleh iman yang diperbarui. Iman
dengan peristiwa penyelamatan Allah dalam Kristus. yang mampu melihat Allah dan karya-Nya dalam hidup dan
Peristiwa Penyelamatan yang tidak hanya dimengerti, tetapi
juga dihayati atau dirasakan dan diperagakan kembali pada
3 Choan-Seng Song, Allah yang Turut Menderita, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
masa kini. 1995, hal.138.
Masa Paska 2017 3

sejarah umat manusia. Iman kebangkitan ini pulalah yang tersebut juga ingin menunjukkan bahwa Ia berkenan kepada
telah memimpin Petrus dan para rasul lainnya kepada orang-orang yang hatinya terpaut dan setia kepada-Nya. Hati
pemahaman yang lebih mendalam tentang karya Allah dalam para perempuan itu telah terpaut kepada Kristus sehingga
Kristus. Iman kebangkitan inilah yang menjadikan mereka meski Ia telah wafat, namun raganya tetap dipedulikan oleh
mampu bersaksi pada hari raya Pentakosta. Oleh sebab itu, mereka. Injil mencatat bahwa mereka datang pagi-pagi
sejak semula, Gereja Abad Pertama telah merayakan Paska. benar, sebelum menyingsingnya fajar untuk meminyaki tubuh
Bahkan setiap hari Minggu dirayakan sebagai hari Yesus. Yesus mau berjumpa kepada siapa saja yang hatinya
kebangkitan Kristus. berpaut kepada-Nya.
Melalui kebangkitan-Nya, Kristus telah memulihkan kembali Spirit Bangkit sebagai Gaya Hidup
tempat manusia di hadapan Allah. Ia telah memulihkan Tema Masa Paska Dibangkitkan bersama Kristus kiranya
gambar diri dan citra diri manusia menjadi kembali serupa bukan hanya sekedar ajakan untuk menjalani laku
dengan gambar dan citra Allah. Kebangkitan Kristus adalah anamnese (pengenangan) karya Kristus, tetapi juga yang
perbuatan Allah yang berwujud re-kreasi (penciptaan ulang) mampu menumbuhkan spirit bangkit sebagai gaya hidup
atas kreasi (penciptaan). Yesus adalah co-creator yang kita. Spirit yang adalah anugerah dari Kristus yang telah
bersama Allah Bapa turut menciptakan segala sesuatu dan bangkit dan membangkitkan kita dari dosa dan keterpurukan
juga turut menciptakan ulang segala sesuatu.4 hidup. Spirit yang merupakan buah dari perjumpaan kita
dengan Kristus yang bangkit itu.
Kebangkitan Kristus juga telah membuka lembaran sejarah
baru. Di tengah masyarakat Yahudi pada saat itu yang Karena kita telah dibangkitkan bersama, di dalam dan oleh
menganggap perempuan lebih rendah daripada laki-laki dan Kristus, maka kita pun dipanggil untuk membangkitkan
tidak layak menjadi saksi dalam dunia peradilan, justru saksi semangat dan hidup sesama kita. Sebagaimana kebangkitan
pertama dari kebangkitan itu adalah para perempuan. Hal itu Kristus menjadi cara kreatif Allah dalam melawan
tidak hanya dicatat oleh satu atau dua kitab Injil, tetapi oleh kebohongan, fitnah dan kekerasan yang dilakukan oleh para
keempat Injil. Peristiwa ini menunjukkan dengan jelas bahwa pemuka agama, maka kita juga dipanggil untuk melakukan
Yesus mengangkat derajad kaum perempuan (dan juga kaum karya-karya kreatif dalam menghadapi kebohongan, fitnah
tersisih lainnya) dan menjadikan mereka subyek dalam dan kekerasan yang ada di sekitar kita.
sejarah. Subyek yang setara dengan laki-laki dan yang
bekerjasama menciptakan sejarah kehidupan, menjadi saksi Semua itu bisa kita lakukan ketika hati dan hidup kita berpaut
kebangkitan-Nya. Yesus telah memulihkan gambar dan citra kepada Kristus, mencari perkara yang di atas dimana Kristus
diri perempuan (dan juga kaum tersisih lainnya) menjadi ada. Relasi yang intim dengan Allah yang demikian
setara dengan gambar dan citra Allah. menjadikan kita mampu menghidupi spirit-bangkit yang
Tidak hanya itu saja, peristiwa kebangkitan yang disaksikan membuahkan etos kerja yang baik, yang menjadikan hidup
pertama kali oleh sosok perempuan dalam kisah kebangkitan kita berguna bagi yang lain, yang mampu menolong sesama
untuk juga memiliki spirit bangkit. Amin.
4 Andar Ismael, Selamat Paska, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015, Hal. 36,37.

Anda mungkin juga menyukai