Anda di halaman 1dari 7

BAKTI SOSIAL

Dikabarkan oleh surat kabar, surat kabar yang mengabarkan kabar. Kabarnya hari ini kabar kehilangan
kabar. Kabar ini dikabarkan oleh surat kabar, surat kabar yang masih mendapatkan kabar dari kabar-
kabar lainnya. Kalau kabar yang terkabar melalui kabar-kabar ini benar kabarnya, kita berharap agar
kabar ini seperti yang terkabarkan itu hanyalah kabar semata.

Sosok 1 bergerak mengeksplorasi tubuh

Sosok 1: Orang bijaksana telah mendatangimu untuk memeberikan ajaran kebijaksanaannya. Namun aku
datang mengambil kebijaksanaan itu. Lihat, lihatlah kutemukan sesuatu yang malah lebih besar dari
kebijaksanaan. Itulah sumber semangat dalam dirimu.

Musik mengalun lembut

Fadein

Dalam sebuah kubungan tanah dan lumpur (eksplorasi tubuh)

Aktor 1: Seperti tanah lempung pinggir kampung, masa laluku kuaduk-aduk, kubikin bentuk-bentuk,
patung peringatan.

(disudut lain terdapat tumpukan kardus-kardus lalu muncul sosok lainnya)

Aktor 2: Disini kami bisa menikmati cicit tikus, di dalam rumah miring ini kami mencium selokan dan
sampan, bagi kami setiap hari adalah kebisingan. Di sini kami berdesak-desakan dan berkeringat,
bersama tumpukan gombal- gombal dan piring-piring. Di sini kami bersetubuh dan melahirkan anak-
anak kami.

Aktor 1 dan 2 terpatung


Fadein

Sosok 1: Jika kau tak lagi sanggup bertanya, kau akan ditenggelamakan keputusan- keputusan. Jika kau
tak tahan kata-katamu, mulutmu tak bisa mengucapkan apa maumu. Terampa!

Fadein

Aktor1: Berkali-kali kuhancurkan, kubentuk lagi. Kuhancurkan, kubentuk lagi. Patungku tak jadi-jadi.

Aktor2: Di dalam rumah miring ini, kami melihat matahari menyelinap dari atap ke atap, meloncati
selokan. Seperti pencuri, mematung) (berlari-lari kecil dan

Aktor1: Aku ingin sempurna, patungku tak jadi-jadi. Lihat! Diriku makin belepotan dalam penciptaan.
(terpatung)

Sosok lain datang dari dalam dengan gerakan terbungkuk....

Aktor3: Jalan raya dilebarkan, kami terusir. Mendirikan kampung, digusur, kami pindah-pindah
menempel ditembok-tembok, dicabut, terbuang.....

Aktor4: Radio dari segenap penjuru tak henti-hentinya membujuk kami, merampas waktu kami dengan
tawaran-tawaran sandiwara, obat-obatan dan berita yang meragukan.....

Aktor5: Kami bermimpi punya rumah anak-anak, tapi bersama hari-hari pengap yang menggelinding,
kami harus angkat kaki...

(Semua mematung)
Fadein

Sosok1:

Jika kau tak sanggup lagi bertanya, Jika kau tahan kata-katamu, kau akan diberlakukan seperti bati,
dibuang, dipungut atau dicabut seperti rumput atau menganga di isi apa saja menerima tak bisa
mengambil bagian.......

Fadein

Aktor3: Kucing hitam jalan pelan, meloncat turun dari atap. Tiga orang muncul dalam gelap, sembunyi
menggenggam besi....

Aktor4: Kucing hitam jalan pelan-pelan, diikuti bayang-bayang. Ketika sampai dimulut gang, tiga orang
menggeram melepaskan pukulan...

Aktor 5: Bulan disaput awan meremang, saksikan perayaan kemiskinan. Daging kucing pindah keperut
orang!

Aktor3: Bulan malam membuka mataku, merambati wuwungan rumah-rumah bambu yang rendah dan
yang miring dimuka parit yang suka banjir. Membayanglah masa depanmu..

Aktor4: Rumah-rumah bambu yang rendah dan yang miring, lentera minyak gemetar merabamu.
Pengembara oh pengembara yang nyenyak, bulan malam menggigit batinku. Mulutnya lembut seperti
orang yang tua mengeluarkan lontaran nasibmu.

(Aktor 3, 4 dan 5 bersamaan dengan gerakan Taian mengelilingi aktor 1)

Oh tanah-tanah yang segera rata berubahlah menjadi pabrik-pabriknya...

Aktor5: Kita kembali bergerak seperti jamur liar dipinggir-pinggir kali menjarah tanah-tanah kosong
mencari tanah pemukiman di sini. Beranak cucu melahirkan anak-anak suku terasing dengan peluh dan
matahari.
(Aktor 3, 4 dan 5 kembali bersamaan dengan gerakan Taian mengelilingi aktor 1)

Oh tanah-tanah yang segera rata berubahlah menjadi pabrik-pabriknya...

Fadein

Sosok1: Ditanah negeri ini milikmu cuma tanah air,.....

Musik bergemuruh

Muncul sosok berbalut koran disekujur tubuh...

Aktor6: Di dunia ini lebih mudah membuat kebaikan dari kejahatan. Tetapi manusia lebih condong
membuat kejahatan dari kebaikan. Sebabnya nafsu lebih tua umurnya daripada akal. Iblis lebih tua
umurnya dari manusia, sedang manusia dikepung oleh empat penjuru musuh. Kiri hawa, kanan nafsu, di
muka dunia, dibelakang setan yang menunda ke muka. Tubuh dan dunia dalam kekotoran, karena itu
perlu pengetahuan dan keimanan serta bersihkan jiwa.

Aktor7 : Dalam kehidupan ini akan selalu kita jumpai susah dan senang yang silih berganti. Lepas dari
kesusahan datang kesulitan yang lain. Kesenangan itu terletak antara dua kesusahan dan kesusahan itu
terletak pada dua kesenangan. Ada kenikmatan yang dibungkus dengan kesusahan dan adapula
kesengsaraan yang dibungkus dengan kesenangan. Disamping kesulitan ada kelapangan. Yang buruk ada
faedahnya, yang baik itu ada pula celakanya. Kalau rahmat sudah datang maka sekalian bahaya yang ada
pada kalian jadi bahagia.

Aktor8: Dimana kemewahan telah menjadi dasar dari penghidupan satu bangsa, di sana telah tersurat
kejatuhan bangsa itu. Jangan tertipu oleh kesenangan dan gelisah sewaktu kesusahan. Bersuka cita
karena kesukaran yang kecil perlu bagi bagi manusia. Inilah sifat orang yang kaya hati. Tetapi anak yang
selalu diberi kehendaknya miskinlah jiwanya.
Aktor6: Dengan perjuangan yang tidak mengenal susah dan payah, tak mengenal sakit dan senang,
dapat memuliakan diri seseorang. Gagal dalam kemuliaan lebih baik dari menang dalam keninaan. Hidup
artinya berjuang, kalau tidak berjuang artinya tidak hidup. Dunia ini adalah medan pengujian, manakah
manusia sejati manakah manusia palsu.

Aktor8: Kehidupan manusia seperti jalannya matahari! Terbit matahari sama dengan bayi lahir, minta
asuhan. Matahari naik sama dengan zaman anak- anak penting pendidikan. Tengah hari sama dengan
zaman pemuda, hendakalah kuat belajar. Matahari telah mulai turun sama dengan dewasa, sehatkan
ekonomi. Hampir terbenam matahari sama dengan zaman tua menunggu maut.

Aktor6: Kasihan kita melihat hartawan yang selalu asyik dan sibuk menambah harta kekayaan, tetapi
lupa menambah kekayaan batin. Dibuat toko, pabrik, gedung banyak-banyak satupun tidak ada yang
didiaminya. Kadang-kadang gedung yang dibuatnya belum siap, eh kuburannya telah selesai dibuat
orang.

Aktor7: Kita heran, manusia saban hari menyisir rambutnya, tetapi tidak ada menyisir otaknya. Memberi
makan dan membersihakan badannya, tetapi tidak memberi makanan jiwa dan membersihkan
kebatinannya.

Sosok1: Jika kau tak berani lagi bertanya, kita akan jadi korban keputusan. Jangan kau penjarakan
ucapanmul Jika kau menghamba pada ketakutan kita memperpanjang barisan perbudakan.

(Sosok 2 dan 3 duduk bersimpuh diatas tiap kayu)

Musik gamelan Jawa

Sosok2: Rahasia apa ditabir waktu, dalam seperti sumur rasa yang dipendam. Simpan ragam suara dan
kepiluan, gema genang dan kemesraan hilang.

Sosok3: Rahasia apa ditabir angan, padang lantai dikabut pagi, daun pohon-pohon berair embun. Aku
ingat salju dan ingat Jepang. Ingat kuli dan hening biru. Siapa yang terdalam dalam angan?...
(Sosok 2 dan 3 bersamaan)

Siapadalam sunyi, siapa menetes dalam sunyi? Seperti bergurau. Pasukan perang belum berhenti
berperang siang malam mencari batas didalamnya. Siapa sembunyi dalam sejarahku?..

Politik yang tidak mengetahui sejarah tidak akan berakar, sejarah yang tidak mengetahui politik tidak
akan berubah.

fadein

Aktor1: Kalau tidak karena nafsu angkara murka, kalau tidaklah terpedaya oleh wanita, kalau tidaklah
pengaruhnya harta, dan kalau tidaklah merebutkan tahta tidak akan terjadi persengketaan dalam
masyarakat. (Sambil memukul-mukul tanah/lumpur)

Aktor2: Kesusahan adalah jalan pertama dalam menuju kebenaran. Keseringan itu adalah guru yang
baik, tetapi kesusahan adalah guru yang paling baik. Harta benda melemahkan tetapi kesusahan melatih
dan menguatkan jiwa. Kemakmuran dan kesenangan itu bukanlah ia dacing penimbang yang adil, tetapi
kesusahan yang dapat mengukur dan menimbang siapa sahabat yang setia.

Tiba-tiba muncul 2 sosok hitam yang akan membunuh aktor 1 dan 2 (musik talawangsa)

Sosok hitam 1: Ini daerah kekuasaan kami, jangan lewati batas itu! Jangan campuri apa yang terjadi di
sini! Karena kalian penonton, kalian orang luar, jangan rubah cerita yang telah kami susun! Jangan
belokkan jalan cerita yang telah kami rencanakan! Karena kalian adalah penonton, kalian adalah orang
luar, klaim harus diam!

Sosokhitam2 : Panggung seluas ini hanya untuk kami. Apa yang terjadi di sini jangan ditawar-tawar lagi.
Panggung seluas ini hanya untuk kami. Jangan coba bawa pertanyaan-pertanyaan berbahaya dalam
permainan ini. Biarlah kami menjalankan kekuasaan kami. Tontonlah! Tempatmu di situ.
(Musik Tarawangsa)

Adegan pembunuhan

Fadein

Aktor2: Kita hidup antara 2 tangis. Tangis pertama diwaktu lahir dan tangis kedua pesakitan sewaktu
malaikat maut mencabut nyawa. Karena itu pergunakanlah sisa umur kita beramal. Kita lahir tidak
membawa harta dan matipun tidak juga membawa harta.

(Adegan pembunuhan oleh sosok hitam 1)

Aktor1: 40 hari air, 40 hari darah, 40 hari daging, 120 hari ruh, tersurat takdir, rizqi, untung, celaka, amal,
kebahagiaan dan ajal. Dimana ari-arimu ditanam, disitulah tempat tempat kami bermain. Menjual tanah
adalah menjual Ibu. Aku tercipta dari tanah dan aku diciptakan untuk untuk tanah.

(Adegan pembunuhan oleh sosok hitam 2)

SELESAI

Ditulis: Malam Senin, 24 November 2013

Jam 00:15 WIB

CAPE

Anda mungkin juga menyukai