ULTRA SOUND ( US )
RSUD PANDAN ARANG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
KAB. BOYOLALI
Jl. Kantil 14 Boyolali57316 …………………
Telp. (0276) 321065 Fax. (0276)321435
Email: rsudpandanarang.boyolalikab.go.id
Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Pandan Arang
STANDAR TanggalTerbit Kabupaten Boyolali
PROSEDUR
OPERASIONAL ……….
dr. SITI NUR ROKHMAH HIDAYATI
NIP 19700112 200212 2 003
Pengertian
Terapi Ultrasonic yaitu suatu usaha pengobatan dengan menggunakan
mekanisme getaran dengan frekuens ilebih dari 20 KHz. Didalam praktek klinik
frekuensi yang digunakan antara 0,7 MHz – 3 MHz, denganintensitas1 – 3 w / cm
2
Indikasi
Kelainan/penyakit pada jaringan tulang, sendi dan otot.
Keadaan post traumatik seperti kontusio, distorsi, luxation dan fractur
Kontra indikasi relatif selama 24-36 jam setelah trauma.
Rheumatoid arthritis stadium tak aktif.
Arthritis
M. Becherev ( Local )
Bursitis, capsulitis, tendinitis
Kelainan/penyakit pada persyarafan
Neuropathie
Panthoom pain
HNP
Kelainan/penyakit pada sirkulasi darah
M. Raynould
M. Buerger
Sudeck dystrofie
Oedema
Penyakit pada organ dalam
Kelainan pada kulit
Jaringan parut setelah operasi
Jaringan parut karena traumatic
Dupuytren contracture
Kontra Indikasi
Absolut.
Mata
Daerah jantung
Uterus pada wanita hamil
Epiphyseal plate
Testis
Relatif
Hilangnya sensibilitas
Endoprothese
Tumor
Post traumatik
Tromboplebitis dan varices
Prosedur
Persiapan
1. Terapis melaksanakan assesment untuk menemukan masalah dan
menentukan program agar arus Ultasonic tepat mencapai sasaran
2. Memberi penjelasan langkah terapi serta tujuannya agar pasien tenang
dan memahami program
3. Menentukan area terapi yang tepat agar terapi efektif
4. Memilih Tranduser dinamis atau statis
5. Menentukan metode untuk mencegah luka bakar
6. Kontak langsung dengan medium oils (minyak), water oils emulsions
aqueus-gel atau oinment (pasta)
7. Kontak tak langsung dengana Sub-aqual (dalam air) atau Water pillow
8. Posisikan pasien comfortable
9. Area dibersihkan dengan sabun atau alcohol
10. Rambut yang terlalu lebat dicukur.
Pelaksanaan
1. Terapis memperhatikan frekuensi, jenis arus dan intensitas agar sasaran
tepat. Intensitas
Rendah : 0,3 w/cm2
Sedang : 0,3 - 1,2 w/cm2 3
Tinggi : 1,2 - 3 w/cm2 3.2.1.1.4
Continued : Paling tinggi 3 w/cm2
Intermittern : Paling tinggi 5 w/cm2
2. Lamanya terapi, tergantung luas area yang diterapi dan jenis tranduse
yang dipakai. Sebagai pedoman, area seluas 1cm2 waktu 1 menit
Indikasi
Beberapa jenis patologi seperti traumatologi dan rematologi dapat
dipercepat penyembuhan lukanya dengan pemberian SWD
intermittern.
Kelainan pada syaraf perifer, neuropathy, neuralgia.
Kondisi peradangan sub acut dan chronic menggunakan SWD
continued.
Nyeri musculosceletal.
Ketegangan, perlengketan, pemendekan otot dan jaringan lunak.
Persiapan latihan atau senam.
Gangguan pada sistem peredaran darah.
Kontra Indikasi
Logam dalam tubuh atau menempel pada kulit.
Alat-alat elektronik dalam tubuh seperti peace maker.
Gangguan peredaran darah.
Nilon dan bahan kain yang tidak menyerap keringat.
Jaringan dan organ yang mempunyai banyak cairan seperti Mata,
testis, luka dan exim basah.
Gangguan sensibilitas. (Dosis harus 30 % lebih rendah).
Neuropathy yang diikuti gangguan trofik pada syaraf perifer,
Neuropathy akibat DM, Angiopathy dabetica.
Infeksi acut dan demam (panas lebih dari 37,50 C)
Setelah X ray.
Jaringan yang mitosisnya sangat cepat.
Menstrusi atau kehamilan untuk pengobat
Indikasi
Kelainan pada syaraf perifer, neuropathy, neuralgia.
Kondisi peradangan sub acut dan chronic .
Nyeri musculosceletal.
Ketegangan, perlengketan dan pemendekan otot dan jaringan lunak
Persiapan latihan atau senam.
Gangguan pada sistem peredaran darah.
Kontra Indikasi
Logam dalam tubuh atau menempel pada kulit.
Alat-alat elektronik dalam tubuh seperti peace maker.
Gangguan peredaran darah.
Nilon dan bahan kain yang tidak menyerap keringat.
Jaringan dan organ yang mempunyai banyak cairan seperti mata, testis,
luka dan exim basah.
Gangguan sensibilitas. (Dosis harus 30 % lebih rendah).
Neuropathy yang diikuti gangguan trofik pada syaraf perifer,
Neuropathy akibat DM, Angiopathy dabetica.
Infeksi acut dan demam (panas lebih dari 37,50 C)
Setelah X ray.
Jaringan yang mitosisnya sangat cepat.
Menstrusi atau kehamilan untuk pengobatan daerah pelvic.
Faktor kalogenase
Mengakhiri Terapi
1. Matikan mesin pastikan tombol kembali ke angka 0 atau mesin tetap
hidup dengan dosis 0 (stand – by stand).
2. Tidak membiarkan pasien mematikan mesin, kecuali dalam keadaan
darurat
3. Perhatikan reaksi pasien dan kemungkinan efek samping yang timbul.
4. Kembalikan peralatan seperti kondensor ke tempat semula
TRAKSI LUMBAL
RSUD PANDAN ARANG
KAB. BOYOLALI No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Kantil 14 Boyolali57316 ………………… - 2 dari2
Telp. (0276) 321065 Fax. (0276)321435
Email: rsudpandanarang.boyolalikab.go.id
Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Pandan Arang
TanggalTerbit Kabupaten Boyolali
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL ……….
dr. SITI NUR ROKHMAH HIDAYATI
NIP 19700112 200212 2 003
Indikasi
Penekanan radix nervus spinalis lumbalis
Proses degenerasi discus intervertebralis lumbalis.
Proses calsificasi tendon, otot, ligamentum dan discus intervertebralis
lumbalis
Dislokasi ringan vertebrae lumbalis
Pembengkokan struktur vertebrae
Kontra Indikasi
Proses degeratif aktif yang melibatkan medula spinalis
Proses porose vertebrae dan costae, spinabifida occulta, hemi vertebrae
Gangguan sistem vascularisasi intervertebrae lumbalis
Infeksi akut dan kronik vertebrae, ligamentum, otot dan syaraf.
Nyeri akut lokasi vertebrae lumbalis
Tanda-tanda keganasan masing-masing lokasi vertebrae.
Strain, sprain otot, tendon, ligamentum dan fractur vertebrae lumbalis.
Kehamilan melibihi 4 bulan
Gangguan sistem traktus urinarius
Prosedur
Persiapan
1. Ukur tensi, nadi, berat badan untuk melihat kondisi pasien
2. Atur posisi pasien, tidur terlentang di bed traksi dengan bantal di bawah
kepala dan tungkai tersangga diatas stool, posisi hip flexi 30-450
3. Pasang lumbal belt dengan tepat, tidak tertekan dan tidak terlalu longgar
di atas SIAS .
Pelaksanaan
1. Agar tarikan maximal, selama traksi pasien harus tenang.
2. Tidak meninggalkan pasien sebelum pasien merasa tarikan sudah enak
3. Tunjukakan cara penggunaan tombol penghentian traksi Untuk keadaan
darurat
4. Melakukan pengontrolan secara periodik saat berlangsungnya traksi untuk
melihat apakah pasien pusing, mual, sesak sehingga traksi perlu
dihentikan
5. Dosis
Beban tarikan : Mulai dari ½ berat badan
Waktu : 15 – 30 Menit
Pengulangan : Akut 1 kali dalam sehari
Membaik 1 kali dalam 1-2 hari
Mengakhiri Terapi
1. Setelah selesai penarikan, traksi dilepas
2. Pasien disarankan istirahat selama 1-2 menit di bed traksi agar tidak
pusing
TRAKSI CERVIKAL
RSUD PANDAN ARANG
KAB. BOYOLALI No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Kantil 14 Boyolali57316 ………………… -
Telp. (0276) 321065 Fax. (0276)321435
Email: rsudpandanarang.boyolalikab.go.id
Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Pandan Arang
TanggalTerbit Kabupaten Boyolali
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL ……….
dr. SITI NUR ROKHMAH HIDAYATI
NIP 19700112 200212 2 003
Indikasi
Penekanan pada akar syaraf spinal seperti pada kasus : HNP,
spondylosis
Hipomobilitas pada sendi atau proses degenerasi
Nyeri sendi yang disebabkan adanya gangguan pada vase joint
Spasme otot
Meniscoid blocking
Nyeri disckogenik
Kontra Indikasi
Akut strain, sprain dan kondisi peradangan atau beberapa kondisi
apabila diberikan traksi nyeri meningkat
Spinal hipermobility
RA
Spinal malignancy, osteoporosis, tumor atau infeksi
Hipertensi yang tidak terkontrol, aortic aneurysm dan penyakit
cardovaskuler
Beberapa kondisi spinal atau proses penyakit yang dengan gerakan
merupakan kontra indikasi seperti : frakture
Indikasi
Kondisi peradangan setelah sub-acut : kontusio, muscle strain, trauma
sinovitis.
Kontra Indikasi
Daerah dengan insufisiensi pada darah.
Gangguan sensibelitas kulit.
Kecenderungan pendarahan.
Persiapan
Prosedur 1. Persiapan alat seperti jenis lampu, besarnya watt.
2. Pemanasan alat 5 menit.
3. Untuk mencegah luka bakar maka daerah yang akan dilakukan
penyinaran perlu ditest sensasi panas, dingin.
4. Area yang diterapi harus bersih dan bebas dari pakaian.
5. Beritahu pasien agar tidak merubah jarak
6. Penjelasan tentang derajat panas yang harus dirasakan dan tujuan
penyinaran.
Pelaksanaan
1. Untuk penyinaran lokal menggunakan reflektor berbentuk parabola.
2. Penyinaran general (misalnya punggung) menggunakan lampu yang
dipasang pada reflektor semi sirkuler.
3. Pasien diposisikan seenak mungkin.
4. Posisi bisa duduk, terlentang atau tengkurap.
5. Agar penetrasi lebih dalam daerah yang akan disinar sebaiknya
dibersihkan dengan sabun dan dikeringkan dengan handuk.
6. Lampu dipasang tegak lurus.
7. Dosis
Pada penggunaan lampu non-luminius jarak lampu antara 45-60
cm, waktu 10-30 menit.
Lampu luminius 35-45 cm, waktu 10-30 menit.
Pengulangan 1 kali dalam sehari, 1 seri 10 kali.
Mengakhiri Terapi
1. Matikan mesin, pastikan tombol dalam keadaan nol.
2. Tidak membiarkan pasien mematikan mesin atau bangun sendiri.
3. Memperhatikan pasien dan kemungkinan efek samping.
4. Kembalikan peralatan ketempat semula.
INTERFERENSIAL TERAPI
RSUD PANDAN ARANG KAB. No. Dokumen No. Revisi Halaman
BOYOLALI ………………… -
Jl. Kantil 14 Boyolali57316
Telp. (0276) 321065 Fax. (0276)321435
Email: rsudpandanarang.boyolalikab.go.id
Indikasi
Keluhan nyeri otot,tendon, ligamen, kapsul, syaraf.
Keadaan hipertonus /spasme otot.
Kelemahan otot.
Kontra Indikasi
Demam.
Tumor.
Tuberculosis.
Persiapan
Prosedur 1. Terapis melaksanakan assesment untuk mendapatkan masalah dan
menentukan program sehingga agar Interferntial therapy lebih
mencapai sasaran
2. Memberi penjelasan langkah terapi serta tujuannya agar pasien
tenang dan memahami program
3. Menentukan area terapi yang tepat agar terapi efektif
4. Pemanasan alat 5 menit.
5. Memilih elektrode dan metode yang digunakan.
Trigger point dengan Elektrode besar (Pasif) atau kecil ( Aktif )
Nerve treatment
Ganglion treatment
Paravertebra treatment
Segmental treatment
Transregional
6. Celupkan ped dengan air hangat, agar pasien tidak terkejut
7. Posisi pasien seenak mungkin.
.8 Pakaian dilepas seperlunya. Jelaskan bahwa yang dirasakan sedikit
sakit tapi tidak perih bila dirasakan perih dikhawatirkan terjadi luka
bakar.
Pelaksanaan
1. Pasang ped sesuai metode yang dipilh.
2. Putar waktu 10 – 15 menit sesuai kebutuhan.
3. Intensitas diberikan sesuai toleransi pasien. Lakukan pengontrolan
apakah terdapat keluhan pasien atau control keadaan mesin.
4. Dosis
Intensitas :Berdasarkan stadium,jenis dan sifat cidera.
Lamanya terapi :10-15 menit. Bila ada titik nyeri dapat diberikan
per titik selama 5 menit.
Frekuensi 2000 Hz akan menghasilkan aktifitas motorik , arus yang
akan dihasilkan terasa kasar.
Frekuensi 4000Hz tidak menghasilkan aktifitas motorik dan terasa
halus sehingga cocok untuk mengurangi nyeri.
Pengulangan therapy untuk dosis rendah dilakukan setiap hari,
sedangkan untuk dosis tinggi 2 hari sekali.
Mengakhiri Terapi
1. Matikan mesin, pastikan tombol kembali ke angka 0.
2. Tidak membiarkan pasien mematikan mesin sendiri atau langsung
bangun setelah terapi selesai.
3. Beri tissue bila terapi selesai agar pasien dapat membersihkan
4. Perhatikan reaksi pasien dan efek samping yang mungkin timbul.
5. Kembalikan peralatan serta perlengkapannya ke posisi semula.
ARUS FARADIC
RSUD PANDAN ARANG KAB.
BOYOLALI No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Kantil 14 Boyolali57316 ………………… -
Telp. (0276) 321065 Fax. (0276)321435
Email: rsudpandanarang.boyolalikab.go.id
Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Pandan Arang
TanggalTerbit Kabupaten Boyolali
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL ……….
dr. SITI NUR ROKHMAH HIDAYATI
NIP 19700112 200212 2 003
Arus faradic adalah arus bolak balik yang tidak simetris yang mempunyai
Pengertian durasi 0,01 – 1 msc dengan frekuensi 50 – 100 cy / detik.
Indikasi
“ LMN Lession” dengan nilai otot di bawah tiga.
post trauma atau operasi setelah konductivitas membaik.
Kelemahan otot karena penyakit atau disuse atropy dengan nilai otot
di bawah tiga.
Otot yang tidak mampu berkontraksi karena nyeri misalnya setelah
trauma.
Tiga minggu setelah tendo transfer
Adanya pembengkakan lokal /setempat pada anggota.
Otot yang memendek atau berlengketan ( contractur ).
Kontra Indikasi
Setelah operasi / trauma pada urat syaraf yang konductivitasnya
belum membaik.
LMN lession yang masih nyeri sekali.
LMN complete lession.
Panas tinggi diatas 37.50 C.
Persiapan
Prosedur Terapis melaksanakan assesment untuk mendapatkan masalah dan
menentukan program sehingga modalitas arus faradic lebih mencapai
sasaran.
Memberi penjelasan terapi misalnya merasakan sedikit sakit tapi tidak
perih. Kalau perih dikawatirkan dapat menimbulkan luka bakar.
Serta tujuannya agar pasien tenang dan memahami program
Menentukan area terapi yang Tepat agar terapi efektif
Pemanasan alat 5 menit.
Memilih elektrode dan metode yang digunakan.
Stimulasi motor unit
Stimulasi secara group
Labile treatment
Nerve conduction
Bath treatment : Bipolar atau Monopolar
Celupkan ped dengan air hangat, agar pasien tidak terkejut
Posisi pasien seenak mungkin.
Area yang akan di terapi terbuka seperlunya dan otot yang akan
distimulasi dalam keadaan memendek / relax.
Pelaksanaan
Pasang ped sesuai metode yang dipilh.
Putar waktu 10 – 15 menit sesuai kebutuhan.
Intensitas diberikan sesuai toleransi pasien. Lakukan pengontrolan
apakah terdapat keluhan pasien atau control keadaan mesin.
Dosis
Intensitas : Berdasarkan stadium,jenis dan sifat cidera.
Intensitas : 2 – 60 m A, Durasi arus 0,01msc.
Waktu : Tiapsatu otot perlu 30-90 kali rangsangan dalam wakt
1-3 menit.
Pengulangan : 1 kali sehari bila otot telah mencapai nilai 2 +
cukup 1 kali selama 10 kali.
Mengakhiri Terapi
Matikan mesin, pastikan tombol kembali ke angka 0.
Perhatikan reaksi pasien dan efek samping yang timbul.
Kembalikan peralatan ke tempat semula.
CERVICAL HEADACHE
RSUD PANDAN ARANG
KAB. BOYOLALI No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Kantil 14 Boyolali57316 ………………… -
Telp. (0276) 321065 Fax. (0276)321435
Email: rsudpandanarang.boyolalikab.go.id
Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Pandan Arang
TanggalTerbit Kabupaten Boyolali
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL ……….
dr. SITI NUR ROKHMAH HIDAYATI
NIP 19700112 200212 2 003
Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien
dengan hasil yang optimal..
Kebijakan Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Cervical head ache
- Intervensi fisioterapi pada Cervical head ache
Kontra indikasi :
- Fraktur
- Lysthesis
- Neoplasma
- Osteoporosis
- Whiplash injury
- Ankylosing spondylitis
- TBC tulang
Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas rendah
Prosedur dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2 kali
seminggu
Inspeksi:
- Posisi leher forward head position atau deviasi
Tes cepat
- Gerak fleksi-ekstensi cervical nyeri meningkat
- Geral eskensi 3 dimensi cervical nyeri kepala dan leher
Tes gerak isometric - Nyeri tetapi setelah kontraksi isometric terasa nyaman. Tes
khusus
- Palpasi dijumpai hypertone otot cervical
- Palapsi kadang dijumpai muscle taut band dan twisting
- Traction test posisi netral keluhan berkurang
- PACVP nyeri segmental
Pemriksaan lain
- ‘X’ ray dijumpai flat neck kadang kifosis segment tertentu
- MRI dijumpai disc bulging hingga protrusi.
Diagnosis Nyeri kepala dan cercical disertai paresthesia lengan disebabkan (arthrosis
cervical C1-2 atau C2-3; atau oleh cervical instability; atau oleh myofascial syndrome)
Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi dan
hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi
- MWD cervical
o Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal untuk aktualitas
rendah, waktu 10-12 menit.
- Massage otot cervical dengan strocking dan effleurage
- Transverse friction pada trigger point
- Transverse dan/atau longitudinal muscle stretching
- Cervical traction
o Intermittent poaiai lordosis beban 20-30% berat badan, periode traksi dan
istirahat pendek (misal Hold 5” rest 5”) durasi 10-15 menit
- Contract relax stretching
- Proper neck mechanic anjuran posisi leher relax
Evaluasi
- Nyeri, sensasi, ROM cervical.
Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien
dengan hasil yang optimal..
Kebijakan Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Spondyloarthrosis cervicalis
- Intervensi fisioterapi pada Spondyloarthrosis cervicalis
Kontra indikasi :
- Fraktur
- Neoplasma
- Osteoporosis
- Ankylosing spondylitis
- TBC tulang
- Acute disc dysfunction/Acute radicular pain
Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas
Prosedur rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2
kali seminggu
Inspeksi:
- Flat neck atau Lordosis atau deviasi
Tes cepat
- Gerak fleksi terasa tegang tetapi nyeri berkurang, gerak ekstensi nyeri
cervical menyebar hingga intersccapular atau lengan
- Gerak ekstensi 3 dimensi cervical nyeri dan paresthesia pada leher
hingga interscapular atau lengan
Tes khusus
- Compression test posisi ekstensi nyeri menyebar
- Joint play movement lateral gapping test atau 3 dimentional flexion
terbatas firm end feel.
- Tes dengan PACVP nyeri segmental.
Pemriksaan lain
- ‘X’ ray dijumpai osteofit tepi corpus dan/atau facets
- MRI dijumpai osteofif.
Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi
- US atau SWD atau MWD atau .... cervical
o US continous 2 watt/cm2 5-7 menit untuk aktualitas rendah
o SWD/MWD Continous thermal untuk aktualitas rendah, waktu 10-12
menit.
- Cervical traction posisi fleksi beban 20-33% BB 15-20 menit
- Cervical collar soft atau semi rigid untuk actualitas tinggi
- Latihan stabilisasi aktif diberikan pada posisi cervical tegak
- Proper neck mechanic pada posisi cervical tegak
Evaluasi
- Nyeri, dan ROM .
Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada lumbar discus bulging / HNP
Pengertian
Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien
dengan hasil yang optimal..
Kebijakan Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus lumbar discus bulging / / HNP
- Intervensi fisioterapi pada lumbar discus bulging / HNP
Kontra indikasi :
- Fraktur
- Neoplasma
- Osteoporosis
- Ankylosing spondylitis
- TBC tulang
- Acute disc dysfunction/Acute radicular pain
Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas
Prosedur rendh dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2 kali
seminggu
Tes gerak isometric - Kadang ekstensi ibu jari kaki lemah. Tes khusus
- Palpasi teraba otot para vertebrale spasm
- Lasegue sign positif, bragard test positif
- Compression test posisi fleksi nyeri dan paresthesia hingga kaki
- Traction test posisi ekstensi keluhan berkurang
- Tes sensasi dijumpai hypoaesthesia/paresthesia area dermatome tertentu
Pemeriksaan lain
- ‘X’ ray dijumpai flat back
- MRI dijumpai disc bulging hingga protrusi.
Diagnosis
- Nyeri radikuler cercical disertai paresthesia lengan disebabkan karena
disc bulging/
Rencana fisioterapi:
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi:
- SWD/MWD lumbale
o Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal untuk
aktualitas rendah, waktu 10-12 menit.
- Lumbale traction
o Intermittent poaiai lordosis beban 40-60% berat badan, periode traksi
dan istirahat pendek (misal Hold 5” rest 5”) durasi 10-15 menit
- Latihan mobilisasi dengan metode Mc Kenzie
- Lumbar corset untuk actualitas tinggi
- Proper body mechanic anjuran posisi lordosis/ekstensi dan lifting
technique
Evaluasi
- Nyeri, sensasi, ROM lumbale.
LUMBAR SPONDYLOARTHROSIS
RSUD PANDAN ARANG
KAB. BOYOLALI No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Kantil 14 Boyolali57316 ………………… -
Telp. (0276) 321065 Fax. (0276)321435
Email: rsudpandanarang.boyolalikab.go.id
Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Pandan Arang
TanggalTerbit Kabupaten Boyolali
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL ……….
dr. SITI NUR ROKHMAH HIDAYATI
NIP 19700112 200212 2 003
Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien
dengan hasil yang optimal..
Kebijakan Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus spondyloarthrosis lumbalis
- Intervensi fisioterapi pada spondyloarthosis lumbalis
Kontra indikasi :
- Fraktur
- Neoplasma
- Osteoporosis
- Ankylosing spondylitis
- TBC tulang
- Acute disc dysfunction/Acute radicular pain
Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas
Prosedur rendh dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2 kali
seminggu
Inspeksi:
- Lumbale lordosis atau flat back
Tes cepat
- Gerak fleksi terasa tegang tetapi nyeri berkurang, gerak ekstensi nyeri
lumbale
Pemeriksaan lain
- ‘X’ ray dijumpai osteofit tepi corpus dan/atau facets
- MRI dijumpai osteofit.
Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi
dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi
- US atau SWD atau MWD atau cervical
o US continous 2 watt/cm2 5-7 menit untuk aktualitas rendah
o SWD/MWD Continous thermal untuk aktualitas rendah, waktu 10-12
menit.
- Lumbar traction posisi fleksi beban 40-60% BB 15-20 menit
- Lumbar corset untuk actualitas tinggi
- Williams flexion exercise
- Latihan stabilisasi aktif diberikan pada posisi lumbaletegak
- Proper neck mechanic pada posisi flat back
Evaluasi
- Nyeri, dan ROM .
SCOLIOSIS IDIOPATIK
RSUD PANDAN ARANG
KAB. BOYOLALI No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Kantil 14 Boyolali57316 ………………… -
Telp. (0276) 321065 Fax. (0276)321435
Email: rsudpandanarang.boyolalikab.go.id
Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Pandan Arang
TanggalTerbit Kabupaten Boyolali
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL ……….
dr. SITI NUR ROKHMAH HIDAYATI
NIP 19700112 200212 2 003
Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien
dengan hasil yang optimal..
Kebijakan Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus scoliosis idiopatik
- Intervensi fisioterapi pada scoliosis idiopatik
Kontra indikasi :
- Fraktur
- Neoplasma
- Osteoporosis
- Ankylosing spondylitis
- TBC tulang
Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas
Prosedur rendh dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2 kali
seminggu
Inspeksi:
- Asimetri dan rib hump, atau pelvis torsion
Tes cepat
- Fleksi punggung tampak rib hump
Pemeriksaan lain
- ‘X’ ray dijumpai flat neck kadang kifosis segment tertentu
- Pengukuran ‘cobb angle’
Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi
dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi:
- MWD thoracal
o Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal untuk aktualitas
rendah, waktu 10-12 menit.
- Latihan mobilisasi dengan metode crawl exercise
- Latihan stabilisasi dengan bugnet exercise
- TLSO atau Boston brace
Evaluasi
- Nyeri, Cobb angle
Evaluasi
- Nyeri, dan ROM .
MYOFACIAL PAIN
RSUD PANDAN ARANG
KAB. BOYOLALI No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Kantil 14 Boyolali57316 ………………… -
Telp. (0276) 321065 Fax. (0276)321435
Email: rsudpandanarang.boyolalikab.go.id
Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Pandan Arang
TanggalTerbit Kabupaten Boyolali
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL ……….
dr. SITI NUR ROKHMAH HIDAYATI
NIP 19700112 200212 2 003
Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien
dengan hasil yang optimal..
Kebijakan Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus myofacial pain
- Intervensi fisioterapi pada myofacial pain
Kontra indikasi :
- Fraktur
- Dislocation
- Neoplasma
- Myositis oscificans
Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas rendh
Prosedur dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2 kali
seminggu
Tes gerak pasif - Tergantung regio yang terkena Tes gerak isometric -
Tergantung regio yang terkena Tes khusus
- Palpasi: trigger point, pada taut band dan twisting, nyeri menyebar.
- Stretch test.
Intervensi
- US:
o Posisi rotasi internal-ekstensi-adduksi
o Dosis 2 – 2.5 watt/cm2 waktu 2-3 menit
- Transverse friction Posisi rotasi internal-ekstensi-adduksi
- Stretching otot yang bersangkuta
Evaluasi
- Nyeri.
DE QUERVEIN SYNDROME
RSUD PANDAN ARANG
KAB. BOYOLALI No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Kantil 14 Boyolali57316 ………………… -
Telp. (0276) 321065 Fax. (0276)321435
Email: rsudpandanarang.boyolalikab.go.id
Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Pandan Arang
TanggalTerbit Kabupaten Boyolali
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL ……….
dr. SITI NUR ROKHMAH HIDAYATI
NIP 19700112 200212 2 003
Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien
dengan hasil yang optimal..
Kebijakan Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pada kasus de quirvein syndrome
- Intervensi fisioterapi pada de quirvein syndrome
Kontra indikasi :
- Fraktur
- Dislocation
- Neoplasma
-Lesi saraf perifer
Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas
Prosedur rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2 kali
seminggu
Inspeksi:
- Bengkak pada sisi lateral pergelangan tangan
Tes cepat:
- Fleksi ekstensi tangan dan jari tangan nyeri sast fleksi
Tes gerak pasif - Test streach fleksor ibu jari sakit Tes gerak isometric:
- Tes gerak isometric melawan tahanan ibu jari tangan kea rah abduksi nyeri
- Gerak ibu jari lain negatif
Tes khusus:
- Finkels stain test nyeri, oposisi reposisi jari
- Palpasi teraba oedeme pada sisi lateral pergelangan tangan
Pemreriksaan lain: - -- Diagnosis Nyeri gerak pada tendon otot m abd pol
longus dan ext poli brevis akibat tenovaginitis m abd pol longus dan ext poli
brevis Rencana tindakan
- penjelasan tentang patology, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi,
dan hasil yang di harapkan.
- Persetujuan pasien
- Perencanaan intervensi bertahap
Intervensi
- US under water continous 2 watt/cm2 5-7 menit untuk aktualitas rendah.
- Parafin bath 5 menit
- Massage ke arah proksimal.
- Splinting atau elastic bandaging: piosisi ibu jari tangan abduksi dan
pergelangan tangan radial devia
Evaluasi:
- ROM, nyeri
Dokumentasi
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS
TRIGGER FINGER
RSUD PANDAN ARANG
KAB. BOYOLALI No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Kantil 14 Boyolali57316 ………………… -
Telp. (0276) 321065 Fax. (0276)321435
Email: rsudpandanarang.boyolalikab.go.id
Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Pandan Arang
TanggalTerbit Kabupaten Boyolali
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL ……….
dr. SITI NUR ROKHMAH HIDAYATI
NIP 19700112 200212 2 003
Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien
dengan hasil yang optimal..
Kebijakan Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pada kasus trigger finger
- Intervensi fisioterapi pada trigger finger
Kontra indikasi :
- Fraktur
- Dislocation
- Neoplasma
- Lesi saraf perifer
- rheumatoid arthritis
Dosis :
- Waktu intervensi US 5-7 menit, kronis 1x1 hari atau 1x2 hari (selama12
Prosedur sampai 18 hari)
- Dosis streching 8 detik, di ulang 8-10 kali.
- Friction 30 kali
Inspeksi:
- Tidak khas
Tes cepat
- tes fleksi jari2 dan ekstensikan (jari ketinggalan)
Tes khusus
- Palpasi pada caput metacarpal III atau IV teraba benjolan nyeri.
- Bila dalam palpasi bersamaan digerakkan fleksi penuh dan ekstensi teraba
benjolan yang bergerak.
Rencana tindakan
- penjelasan tentang patology, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi,
dan hasil yang di harapkan.
- Persetujuan pasien
- Perencanaan intervensi.
Intervensi
- US :
o US under water continous 2 watt/cm2 5-7 menit untuk aktualitas rendah.
o Parafin bath 5 menit
- Streching pada jari ke tiga (keempat) ke arah ekstensi penuh dengan
pergelangan tangan ekstensi
- Transfer Friction jari ke tiga (di selubung tendon)
Evaluasi
- Nyeri dan ROM
CERVICAL HEADACHE
RSUD PANDAN ARANG
KAB. BOYOLALI No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Kantil 14 Boyolali57316 ………………… -
Telp. (0276) 321065 Fax. (0276)321435
Email: rsudpandanarang.boyolalikab.go.id
Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Pandan Arang
TanggalTerbit Kabupaten Boyolali
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL ……….
dr. SITI NUR ROKHMAH HIDAYATI
NIP 19700112 200212 2 003
Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien
dengan hasil yang optimal..
Kebijakan Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Cervical head ache
- Intervensi fisioterapi pada Cervical head ache
Kontra indikasi :
- Fraktur
- Lysthesis
- Neoplasma
- Osteoporosis
- Whiplash injury
- Ankylosing spondylitis
- TBC tulang
Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas
Prosedur rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2 kali
seminggu
Inspeksi:
- Posisi leher forward head position atau deviasi
Tes cepat
- Gerak fleksi-ekstensi cervical nyeri meningkat
- Geral eskensi 3 dimensi cervical nyeri kepala dan leher
Pemriksaan lain
- ‘X’ ray dijumpai flat neck kadang kifosis segment tertentu
- MRI dijumpai disc bulging hingga protrusi.
Diagnosis
Nyeri kepala dan cercical disertai paresthesia lengan disebabkan (arthrosis
cervical C1-2 atau C2-3; atau oleh cervical instability; atau oleh myofascial
syndrome
Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi
dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi
- MWD cervical
o Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal untuk aktualitas
rendah, waktu 10-12 menit.
- Massage otot cervical dengan strocking dan effleurage
- Transverse friction pada trigger point
- Transverse dan/atau longitudinal muscle stretching
- Cervical traction
o Intermittent poaiai lordosis beban 20-30% berat badan, periode traksi dan
istirahat pendek (misal Hold 5” rest 5”) durasi 10-15 menit
- Contract relax stretching
- Proper neck mechanic anjuran posisi leher relax
Evaluasi
- Nyeri, sensasi, ROM cervical.
Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien
dengan hasil yang optimal..
Kebijakan Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasusOsteoarthosis hip joint
- Intervensi fisioterapi pada osteoarthosis hip joint
Kontra indikasi :
- Fraktur
- Dislocation
- Neoplasma
- Osteoporosis
Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas
Prosedur rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2 kali
seminggu
Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi Anamnesis
- Nyeri jenis ngilu/pegal pada hip joint
- Morning sickness dan start pain
- Gerak terbatas dan crepitasi
Tes cepat - Nyeri dan terbatas pada semua arah gerakan hip joint Tes gerak
aktif
- Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada gerak hip joint
Tes gerak isometric - Tidak ditemukan gangguan khas Tes khusus - JPM test
internal rotasi, adduksi, fleksi hip joint, firm end feel. Pemeriksaan lain - X ray:
penyempitan sela sendi; penebalan tulang subchondrale; osteophyte.
Diagnosis - Capsular pattern hip joint secondary to Osteoarthrosis Hip joint
Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi
dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi
- US:
o Continous dosis 1-1,5 watt/cm untuk aktualitas tinggi dan 2 -2,5 watt/cm
untuk aktualitas rendah, waktu 5-7 menit.
- Joint mobilization
o Pada awal intervensi translasi oscilasi dalam MLPP
- Translasi pada pembatasan internal rotasi, adduksi, fleksi hip joint,.
- Active mobilization exercise Semua arah gerakan hip
Evaluasi
- Nyeri, ROM dan fungsi tangan.
Adalah jenis tindakan operasi yang dilakukan pada subcapital caput femur
Pengertian karena fraktur atau adanya degenerasi caput femur karena suatu penyakit
keadaan acetabulum relative normal dengan pemasangan bipolar prosthesis
Tujuan Sebagai pedoman bagi fisioterapi untuk memberikan progam latihan pada
kondisi sesudah operasi AMP baik saat rawat inap ataupun rawat jalan
Kebijakan
Indikasi
Subcapital fraktur caput femur
Nyeri sendi hip, degenerasi caput femur dan adanya deformitas
Kontra Indikasi
Hari ke-1 sampai ke-5 tidak boleh dilakukan fleksi hip lebih 45 dan
adduksi
Tidak dianjurkan pasien duduk di kursi yang rendah atau terlalu
lembek
Kaki tidak boleh disilangkan ( adduksi ).
Imobilisasi
Prosedur Sesudah operasi pasien tidur posisi telentang dengan posisi tungkai
yang di operasi posisi lurus dan rotasi netral
Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan hasil
yang optimal.
Kebijakan Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pada kasus Osteroarthrosis tibiofemoral
joint
- Intervensi fisioterapi pada Osteroarthrosis tibiofemoral joint
Kontra indikasi :
- Fraktur
- Dislocation
- Neoplasma
- Osteoporosis
Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas rendh
Prosedur dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2 kali
seminggu
Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi Anamnesis
- Nyeri jenis ngilu/pegal pada Tibio femoral joint
- Morning sickness dan start pain
- Gerak terbatas dan crepitasi
Tes cepat - Nyeri dan terbatas pada fleksi, ekstensi tibio femoral joint Tes
gerak aktif
- Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada tibio femoral joint
Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi
dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi
- US:
o Continous dosis 1-1,5 watt/cm untuk aktualitas tinggi dan 2 -2,5 watt/cm
untuk aktualitas rendah, waktu 5-7 menit.
- Joint mobilization
o Pada awal intervensi translasi oscilasi dalam MLPP
- Translasi pada pembatasan fleksi, ekstensi tibio femoral joint
- Active mobilization
Evaluasi
- Nyeri sekitar ankle dan lutut
CHONDROMALACIA PATELLAE
RSUD PANDAN ARANG
KAB. BOYOLALI
Jl. Kantil 14 Boyolali57316 No. Dokumen No. Revisi Halaman
Telp. (0276) 321065 Fax. (0276)321435
Email: rsudpandanarang.boyolalikab.go.id ………………… -
Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Pandan Arang
TanggalTerbit Kabupaten Boyolali
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL ……….
dr. SITI NUR ROKHMAH HIDAYATI
NIP 19700112 200212 2 003
Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan hasil
yang optimal.
Kebijakan Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pada kasus Chondromalacia Patellae
- Intervensi fisioterapi pada Chondromalacia Patellae
Kontra indikasi :
- Osteoporosis
- TB Tulang akut
- Fraktur
- Infeksi sendi akut
Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas rendh
Prosedur dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2 kali
seminggu
Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi Anamnesis:
- Nyeri berjalan
- Deformitas kearah genu valgus
Rencana tindakan:
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi
dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi
- US pada tepi patella dengan cara mendorong patella ke lateral dan medial
o US continous 2 watt/cm2 5-7 menit untuk aktualitas rendah
- MWD/SWD
o SWD intermiten selama 10 – 12 menit
- Transverse friction dengan cara mendorong patella ke lateral dan medial
- Strengthening exercise m. Vastus medialis pada posisi lutut gerak akhir
ekstensi
ANKLE SPRAIN
RSUD PANDAN ARANG
KAB. BOYOLALI
Jl. Kantil 14 Boyolali57316 No. Dokumen No. Revisi Halaman
Telp. (0276) 321065 Fax. (0276)321435
Email: rsudpandanarang.boyolalikab.go.id ………………… -
Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Pandan Arang
TanggalTerbit Kabupaten Boyolali
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL ……….
dr. SITI NUR ROKHMAH HIDAYATI
NIP 19700112 200212 2 003
Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan hasil
yang optimal.
Kebijakan Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pada kasus Ankle Sprain
- Intervensi fisioterapi pada Ankle Sprain
Kontra indikasi :
- Fraktur
- Dislocation
- Neoplasma
Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas
Prosedur rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2 kali
seminggu
Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi Anamnesis
- Ada riwayat trauma (kesleo) kearah inversi
- Nyeri jenis nyeri tajam pada kaki sisi lateral
- Nyeri meningkat pada saat gerak eversi
Inspeksi: - Tampak oedeme dan/atau haemetome pada lateral kaki. Tes cepat
- Gerak plantar maupun dorsal fleksi nyeri. Gerak inversi nyeri hebat.
Tes gerak isometric - Gerak isometrik eversi nyeri bila tendon M. Peroneus
longus dan brevis cidera Tes khusus
- Palpasi pada lig. Calcaneofibulare dan talofibulare terasa nyeri,
kemungkinan lig.lain seperti lig.calcaneocuboideum.
- Pada cidera tendon palpasi diatas tendon mm.peroneus longus dan atau
peroneus brevis terasa nyeri
- Joint play movement.pada sendi calcaneofibulare dan talofibulare nyeri
dengan springy end feel.
Pemeriksaan lain - Diagnosis - Nyeri lateral kaki disebabkan oleh sprain
ankle. Rencana tindakan:
- - Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi
dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi
- Pada fase acute diterapkan RICE
- Bandaging dengan elestic bandage dan /atau tapping diberikan hingga
satu minggu atau lebih
- US: diberikan pada fase kronik
o Pada ligamenta atau tendon yang terjadi cidera
o Dosis 1.5 – 2 watt/cm2 waktu 2-3 menit
- Transverse friction
- Active stabilization and balance exercise.
- Walking exc
Evaluasi
- Nyeri sekitar ankle
PES EQUINOVARUS
RSUD PANDAN ARANG
KAB. BOYOLALI No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Kantil 14 Boyolali57316 ………………… -
Telp. (0276) 321065 Fax. (0276)321435
Email: rsudpandanarang.boyolalikab.go.id
Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Pandan Arang
TanggalTerbit Kabupaten Boyolali
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL ……….
dr. SITI NUR ROKHMAH HIDAYATI
NIP 19700112 200212 2 003
Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan hasil
yang optimal.
Kebijakan Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pada kasus Pes Equinovarus
- Intervensi fisioterapi pada Pes Equinovarus
Kontra indikasi :
- Fraktur
- Poliomielitis
Dosis :
- Penggunaan medial arc support dalam waktu 3bulan atau lebih
Prosedur - Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2 kali
seminggu
Inspeksi:
- Telapak kaki melengkung, menapak dengan sisi luar kaki atau dengan
punggung kaki.
Tes cepat
- Gait análisis tampak kaki menyudut kemedial atau berdiri denga sisi luar
kaki atau bahkan punggung kaki
Tes khusus
- Joint play movement
- Stretch test pada arcus longitudinal kaki
Intervensi
- Mobilisasi kaki
- Strengthening exercice pada fleksdorsal fleksi dan eversi
- Ballance exc
- Penggunaan sebatu koreksi
Evaluasi
- Nyeri sekitar ankle dan lutut
FLAT FOOT
RSUD PANDAN ARANG
KAB. BOYOLALI No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Kantil 14 Boyolali57316 ………………… -
Telp. (0276) 321065 Fax. (0276)321435
Email: rsudpandanarang.boyolalikab.go.id
Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Pandan Arang
TanggalTerbit Kabupaten Boyolali
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL ……….
dr. SITI NUR ROKHMAH HIDAYATI
NIP 19700112 200212 2 003
Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan hasil
yang optimal.
Kebijakan Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pada kasus Flat foot
- Intervensi fisioterapi pada Flat foot
Kontra indikasi :
- Fraktur
- Poliomielitis
Dosis :
- Penggunaan medial arc support dalam waktu 3bulan atau lebih
Prosedur - Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2 kali
seminggu
Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi Anamnesis:
- Tidak ada arcus plantar
- inbalance
Tes khusus
- Palpasi: arcus longitudinal plantaris rata
- Pengukuran adakah genu valgus
Rencana tindakan:
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi
dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi
- Strengthening exercice pada fleksor jari kaki
- Ballance exc
- Walking exc dengan menggunakan ujung kaki
- Penggunaan medial arc support
Evaluasi
- Nyeri sekitar ankle dan lutut
MENISCUS LESI
RSUD PANDAN ARANG
KAB. BOYOLALI No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Kantil 14 Boyolali57316 ………………… -
Telp. (0276) 321065 Fax. (0276)321435
Email: rsudpandanarang.boyolalikab.go.id
Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Pandan Arang
TanggalTerbit Kabupaten Boyolali
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL ……….
dr. SITI NUR ROKHMAH HIDAYATI
NIP 19700112 200212 2 003
Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan hasil
yang optimal.
Kebijakan Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pada kasus Meniscus Lesi
- Intervensi fisioterapi pada Meniscus Lesi
Kontra indikasi :
- Fraktur
- Dislocation
- Neoplasma
- Osteoporosis
- Gonitis TB
Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas
Prosedur rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2
kali seminggu
Teknik Aplikasi
: Asesmen fisioterapi
Anamnesis:
- Nyeri dan mengunci pada sendi lutut pada gerakan flexi dan extensi
- Keluhan nyeri pada saat aktivitas.
Inspeksi: - Tidak tampak kelainan Tes cepat - Hiper mobility pada knee joint.
Tes gerak aktif
- Kadang terjadi nyeri pada saat fleksi maupun ekstensi sendi tibiofemoralis.
- Gerak internal rotasi dan eksternal rotasi terjadi nyeri
Tes khusus
- Appley test dan murray test
Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas
rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2
Inspeksi: - Tidak tampak kelainan Tes cepat - Hiper mobility pada knee joint.
Tes gerak aktif
- Kadang terjadi nyeri pada saat fleksi maupun ekstensi sendi tibiofemoralis.
- Gerak internal rotasi dan eksternal rotasi terjadi nyeri
Tes khusus
- Appley test dan murray test
- JPM lutut.
Pemriksaan lain
- Atroplasti
Diagnosis
- Nyeri pada sendi lutut pada gerakan flexi dan extensi akibat meniscus lesi.
Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi
dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi:
- SWD atau MWD
o SWD/MWD Continous thermal untuk aktualitas rendah, waktu 10-12 menit.
- Manipulasi meniscus.
- Latihan Strengthening
- Knee Dakker
- Latihan Stabilisasi.
Fisioterapi pada post menisectomy adalah bentuk latihan yang diberikan pada
Pengertian pasien sesudah operasi meniscus. Menisectomy adalah tindakan operasi
yang dilakukan karena adanya robek atau rupture pada meniscus lateral atau
medial sendi lutut.
Tujuan Sebagai pedoman bagi fisioterapi untuk memberikan progam latihan pada
kondisi sesudah opersi minesectomy baik saat rawat inap ataupun rawat jalan
Kebijakan
- Standar prosedur ini dimaksudkan sebagai pedoman atau panduan bagi
terapis dalam menyelenggarakan pelayanan fisioterapi pada pasien, dan
mengingat pedoman atau panduan ini disusun untuk satu penyakit secara
umum maka pedoman atau panduan ini tidak dimaksudkan untuk
menggantikan pertimbangan klinis dari terapis dalam penatalaksanaan
pasien.
-Setiap program terapi, pelaksanaan program terapi dan perkembangannya
harus didokumentasikan secara lengkap oleh terapis dalam berkas rekam
medis pasien
Memelihara ROM dan mulai untuk fokus pada latihan strengthening closed
chain dengan pemberian perhatian pada nyeri, oedema atau menurunnya
ROM. Lanjutkan penggunaan brace post-operasi . Sebaiknya sudah berjalan
tanpa kruk dalam pola jalan yang normal. ROM knee ekstensi penuh, fleksi
120. Tidak ada peningkatan nyeri, oedema, atau gejala lain selama
melakukan latihan. Latihan yang diberikan adalah:
Berikan es, elevasi pada lutut dan menggunakan elastic bendage
untuk mengontrol oedema.
Lanjutkan latihan-latihan untuk menambah ROM 2-3 kali per hari dan
tambahkan dengan latihan sepeda static dengan tinggi kursi serendah
yang dapat ditoleransi pasien dengan beban yang ringan.
Lanjutkan latihan penguatan dan tambahkan dengan latihan
keseimbangan dengan berdiri pada tumit dan latihan keseimbangan
dengan setengah berjongkok.
Berikan es sebelum dan sesudah latihan serta 20 menit setiap 2 jam
setelah berdiri.
( ASSESMENT FISIOTERAPI )
RSUD PANDAN ARANG
KAB. BOYOLALI No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Kantil 14 Boyolali57316 ………………… -
Telp. (0276) 321065 Fax. (0276)321435
Email: rsudpandanarang.boyolalikab.go.id
Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Pandan Arang
TanggalTerbit Kabupaten Boyolali
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL ……….
dr. SITI NUR ROKHMAH HIDAYATI
NIP 19700112 200212 2 003
Kebijakan Standar ini berlaku di lingkungan Rumah Sakit dan wajib diikuti oleh
Fisioterapis, pasien/klien, petugas pelayanan fisioterapi dan petugas lain.
Komponen :
Prosedur Identifikasi Umum.
Kriteria :
1. . Data lengkap
2. . Sistematis
3. . Menggunakan form dan prosedur yang baku, actual dan valid.
4. . Asesmen dan konsultasi
Data awal mencakup elemen;
Riwayat penyakit dan harapan pasien / klien
Riwayat problem sekarang, keluhan, tanggal mulai dirasakan dan
upaya pencegahannya.
. Diagnosa medis dan dan riwayat medis yang berkait
Karekteristik demografi, psikologik, sosial, dan faktor lingkungan
yang terkait.
. Pelayanan terkait sebelumnya atau yang bersamaan dengan
episode asuhan fisioterapi
. Penyakit lain yang berpengaruh terhadap prognosis
Pernyataan pasien / klien tentang problemnya sesuai dengan
kadar pengetahuannya.
5. Telaah sistemik
Status anatomi dan fisiologi yang berkait dengan data awal, mencakup
sistem-sistem :
. Kardiovasculer/ pulmuner
. Integumenter
. Musculoskleletal
Neuromusculer
Adalah suatu gerakan yang dilakukan secara teratur dan terorganisasi bagi
Pengertian penderita rematik
Kebijakan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan hasil
yang optimal.
LIBERATORY MANUVER
RSUD PANDAN ARANG
KAB. BOYOLALI No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Kantil 14 Boyolali57316 ………………… -
Telp. (0276) 321065 Fax. (0276)321435
Email: rsudpandanarang.boyolalikab.go.id
Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Pandan Arang
TanggalTerbit Kabupaten Boyolali
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL ……….
dr. SITI NUR ROKHMAH HIDAYATI
NIP 19700112 200212 2 003
Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada kondisi vertigo dan nyeri kepala
Pengertian dengan metode latihan Liberatory Manuver
Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien
dengan hasil yang optimal.
Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada kondisi vertigo dan nyeri kepala
Pengertian dengan metode latihan Brand Daroff Manuver
Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien
dengan hasil yang optimal.
.Pasien duduk di tepi bed dengan kedua tungkai tergantung , dengan mata
Prosedur tertutup baringkan tubuh pasien ke satu sisi , kedua tungkai diangkat ke
atas bed
Pasien duduk kembali dan selanjutnya baringkan lagi ke sisi berikutnya.
Masing – masing posisi pertahankan 30 detik
3x pengulangan , 2 – 3 x / hari sampai 2 hari berturut – turut tidak vertigo
lagi.
EPLEY MANUVER
RSUD PANDAN ARANG
KAB. BOYOLALI No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Kantil 14 Boyolali57316 ………………… -
Telp. (0276) 321065 Fax. (0276)321435
Email: rsudpandanarang.boyolalikab.go.id
Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Pandan Arang
TanggalTerbit Kabupaten Boyolali
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL ……….
dr. SITI NUR ROKHMAH HIDAYATI
NIP 19700112 200212 2 003
Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada kondisi vertigo dan nyeri kepala
Pengertian dengan metode latihan Epley Manuver
Tujuan Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan efisien
dengan hasil yang optimal.