Anda di halaman 1dari 38

RONDE KEPERAWATAN (NURSING ROUNDS)

A. PENDAHULUAN

Peningkatan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan tuntutan masyarakat

dan perkembangan eftik, maka perlu pengembangan dan pelaksanaan suatu model

asuhan pengembangan keperawatan profesional efektif dan efisien.

Metode keperawatan primer merupakan salah satu metode pemberian

pelayanan keperawatan di mana salah satu kegiatannya adalah ronde keperawatan,

yaitu suatu metode untuk menggali dan membahas secara mendalam masalah

keperawatan yang menjadi pada pasien dan kebutuhan pasien akan keperawatan

yang dilakukan oleh perawat primer/Associate, konselor, kepala ruang dan

seluruh tim keperawatan yang melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus

kegiatan.

Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk

membahas lebih dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu

proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan

kognitif, afektif, dan psikomotor. Kepekaan secara berpikir kritis perawat akan

tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian

konsep teori kedalam praktik keperawatan.

B. PENGERTIAN

Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi

masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping

melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada

kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat Primer atau Konselor, Kepala
Ruangan, Perawat Associate yang perlu juga melibatkan seluruh tim anggota

kesehatan (Nursalam, 2002).

Karateristik:

1. Pasien dilibatkan secara langsung

2. Pasien merupakan fokus kegiatan

3. PA, PP, dan Konselor melakukan diskusi bersama

4. Konselor memfasilitasi kreativitas

5. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA dan PP dalam meningkatkan

kemampuan mengatasi masalah.

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum:

Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis.

2. Tujuan Khusus:

a. Menumbuhkan cara berpikir dan sistematis

b. Meningkatkan kemampuan validasi data pasien

c. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan

d. Menumbuhkan pemikiran tentang, tindakan keperawatan yang berorientasi

pada masalah pasien

e. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.

f. Meningkatkan kemampuan justifikasi

g. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

D. MANFAAT

1. Masalah pasien dapat teratasi

2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi


3. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional

4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan

5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan

benar.

E. KRITERIA PASIEN

Pasien yang di pilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang

memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah di

lakukan tindakan keperawatan

2. Pasien dengan kasus baru atau langka

F. METODE

Diskusi

G. ALAT BANTU

1. Sarana diskusi: buku, pulpen

2. Status/dokumentasi keperawatan pasien

3. Materi yang di sampaikan secara lisan


H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN

Langkah-langkah dalam ronde keperawatan adalah sebagai berikut :

………………………………………. PP

Tahap pra ronde


Ny. IH

Persiapan Pasien

- Informed Consent
- Hasil Pengkajian/Validasi Data

Penyajian Masalah - Apa diagnosis keperawatan ?


- Apa data yang mendukung ?
- Bagaimana Intervensi yang
sudah dilakukan ?
- Apa hambatan yg ditemukan ?

Validasi Data
………………………………………………………………

Tahap ronde
Diskusi PP, Konselor, KARU

Lanjutkan Diskusi di Nurse


Station

……………………………………………………………….. Kesimpulan dan Rekomendasi


Solusi Masalah
Tahap pasca ronde

Keterangan

1. Pra-ronde

a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah

yang langkah.

b. Menentukan tim ronde

c. Mencari sumber atau literatur

d. Membuat proposal

e. Mempersiapkan pasien: Informed consent dan pengkajian

f. Diskusi: Apa diagnosis keperawatan?, dan apa hambatan yang ditemukan

selama perawatan?

2. Pelaksanaan Ronde

a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada

masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan

atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan.

b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.

c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala

ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang

dilakukan.

3. Pasca-ronde

a. Evaluasi, revisi, dan perbaikan

b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakkan diagnosis; intervensi

keperawatan selanjutnya
Peran masing-masing anggota tim :

1. Peran perawat primer dan perawat Associate

a. Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien.

b. Menjelaskan diagnosis keperawatan.

c. Menjelaskan intervensi yang di lakukan.

d. Menjelaskan hasil yang di dapat.

e. Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) dari tindakan yang di ambit.

f. Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji.

2. Peran Perawat Konselor

a. Memberikan justifikasi

b. Memberikan reinforcement.

c. Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta

rasional tindakan

d. Mengarahkan dan koreksi.

e. Mengintergrasikan konsep dan teori yang telah di pelajari.

Kriteria Evaluasi

1. Struktur

a. Persyaratan administratif (Informed, consent, alat dan lainnya).

b. Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan.

c. Persiapan di lakukan sebelumnya.

2. Proses

a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.


b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang

telah ditentukan

3. Hasil

a. Pasien merasa puas dengan pelayanan

b. Masalah pasien dapat teratasi

c. Perawat dapat

 Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.

 Menumbuhkan cara berpikir yang sistematis.

 Meningkatkan kemampuan validitas kemampuan.

 Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.

 Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang.

berorientasi pada masalah pasien.

 Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan

keperawatan.

 Meningkatkan kemampuan justifikasi.

 Meningkatkan kemampuan hasil kerja.


A. Kasus

a. Rencana pelaksanaan ronde keperawatan pada pasien Ny. IH dengan

masalah nyeri dan nausea di Interna 1.

a. Topik : Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah nyeri

dan nausea di Interna 1

a. Sasaran : Pasien Ny. IH

a. Waktu : 60 Menit

A. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi, yaitu nyeri dan nausea.

2. Tujuan khusus

 Menjustifikasi masalah yang teratasi

 Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer, tim kesehatan yang

lain.

 Menemukan alasan ilmiah terhadap, masalah pasien.

 Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai masalah pasien.

B. SASARAN

Pasien Ny.IH. Umur 43 tahun yang di rawat di ruang Interna 1, di RSUD Toto

Kabila

C. MATERI

1. Teori keperawatan pasien dengan Kolik abdomen

2. Masalah-masalah yang muncul pada pasien nyeri dan nausea


D. METODE

Diskusi

E. MEDIA

1. Dokumen/status pasien

2. Sarana diskusi: kertas, pulpen.

3. Materi yang disampaikan secara lisan.

4. Alat – alat pendukung seperti buku, pena, dan peralatan pendukung lainnya.

F. TEMPAT

Tempat yang digunakan untuk pelaksanaan ronde adalah ruangan Interna 1.

KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN

Waktu Tahap Kegiatan Pelaksana Tempat

Pra- Pra- Pra-ronde : Penanggung Interna 1

Ronde Ronde jawab


1. Menentukan kasus dan topik

2. Menentukan tim ronde

3. Menentukan literatur

4. Membuat proposal

5. Mempersiapkan pasien

6. Diskusi pelaksanaan

5 menit Ronde Pembukaan : Kepala Ruang, PP Nurse

Station
1. Salam Pembukaan

2. Memperkenalkan tim ronde


3. Menyampaikan identitas dan

masalah pasien. Menjelaskan

tujuan ronde

30 Menit Penyampaian masalah : Karu, PP Ruangan

pasien
1. Memberi salam dan

memperkenalkan pasien dan

keluarga kepada tim ronde

2. Menjelaskan riwayat

penyakit dan keperawatan

pasien

3. Menjelaskan masalah pasien

dan rencana tindakan yang

telah dilaksanakan dan serta

menetapkan prioritas yang

perlu didiskusikan.

Validasi Data :

1. Mencocokkan dan

menjelaskan kembali data

yang telah disampaikan.


Nurse
2. Diskusi antar anggota tim dan
pasien tentang masalah Station

keperawatan tersebut.

3. Pemberian justifikasi oleh

perawat primer atau konselor

atau kepala ruang tentang

masalah pasien tentang serta

rencana tindakan yang akan

dilakukan

4. Menentukan tindakan

keperawatan pada masalah

prioritas yang telah

ditetapkan.

10 Pasca 1. Evaluasi dan rekomendasi Karu,

menit ronde intervensi supervisor,

2. Penutup perawat

konselor,

pembimbing
KRITERIA EVALUASI

1. Struktur

 Ronde keperawatan dilaksanakan di ruang Interna 1 RSUD Toto Kabila

 Peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan

 Persiapan dilakukan sebelumnya

2. Proses

 Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.

 Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah di

tentukan.

3. Hasil

 Pasien puas dengan hasil kegiatan

 Masalah pasien dapat teratasi

 Perawat dapat:

1. Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistematis.

2. Meningkatkan kemampuan validitas data pasien

3. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.

4. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi

pada masalah pasien

5. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.

6. Meningkatkan kemampuan justifikasi.

7. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.


PENGORGANISASIAN

1. Kepala ruangan : Wahyu Azwar Sunati

2. Katim : Arfanul Rivandi Bahmid

3. Katim : Sri Wahyuni Towapo

4. PA 1 : Stevi Stevani Adolong

: Revalin Salam

PA 2 : Fatra Mokodompit

: Nilawati Mahadjani

5. Petugas gizi : Vevi Anggriyani Inaku

6. Dokter : Merianty Antukay

7. Pembimbing : Ns. Wahab Pakaya S.kep M.M

Ns. Vik Salamanja M.Kep

Ns. Rachmawaty D Hunawa, S.Kep, M,Kep

8. Supervisor : Ns. Nurliah M.Kep

Ns. Raola Panai, S.Kep


LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP MEDIK

A. Definisi

Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus

sepanjang traktus intestinal (nettina, 2001). Obstruksi terjadi ketika ada

gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi

peristaltiknya normal (reeves, 2001).

Collic abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tiba-

tiba dan kadang hilang dan merupakan variasi kondisi dariyang sangat

ringan sampai yang bersifat fatal (Ilmu Penyakit Dalam, 2001 : 92).

B. Etiologi

1. Inflamasi peritoneum parietal : perforasi peritonitis, opendisitis, diverti

kulitis, pankreanitis, kolesistitis.

2. Kelainan mukosa viseral : tukak peptik, inflamatory bowel disease,

kulitis infeksi, esofagitis.

3. Obstrukti viseral : ileus obstruksi, kolik bilier atau renal karena batu.

4. Regangan kopsula organ : hepatitis kista ovarium, pilelonefritis.

5. Gangguan vaskuler : iskemia atau infark intestinal.

6. Gangguan motilitas : irritable bowel syndrome, dispepsia fungsional.

7. Ekstra abdominal hespes trauma muskuloskeletal, infark miokard dan

paru dan lainnya.


C. Manifestasi Klinis

- Nyeri Perut yang hebat/ nyeri tekan

- Muntah

- kenaikan suhu tubuh

D. Patofisiologi

Kolic abdome adalah gangguan pada aliran normal usus seoanjang

traktus intestinal. Rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan

bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen. Hal yang mendasari

adalah infeksi dalam organ perut (diare, radang kandung empedu, radang

kandung kemih). Sumbatan dari organ perut (batu empedu, batu ginjal).

Akut abdomen yaitu suatu kegawatan abdomen yang dapat terjadi karena

masalah nyeri abdomen yang terjadi tiba-tiba dan berlangsung kurang

daari 24 jam. Colic abdomen terkait pada nyeri perut serta gejala seperti

muntah, konstipasi, diare, dan gejala gastrointestinal yang spesifik. Pada

kolik abdomen nyeri dapat berasal dari organ dalam abdomen, termasuk

nyeri viseral. Dari otot lapisan dinding perut. Lokasi nyeri perut abdomen

biasanya mengarah pada lokasi organ yang menjadi penyebab nyeri

tersebut. Walupun sebagian nyeri yang dirasakan merupakan perjalanan

dari tempat lain. Oleh karena itu, nyeri yang dirasakan bisa merupakan

lokasi dari nyeri tersebut atau sekunder dari tempat lain.


E. Pathway

Mekanis : Non Mekanis

- Adhesi - Ileus Paralitik


- Karsinoma - Lesi Medula Spinalis
- Volvulus - Enteritis Regional
- Obstipasi - Ketidak Keseimbangan Elektrolit
- Polip - Uremia
- Stiktur

Obstruksi usus

Kolic abdomen

Peningkatan tekanan intralumina

Distensi berisi gas, cairan dan elektrolit Udara tertampung

Gangguan vaskuler Peningkatan volume udara

Statis vena Rangsangan mual

Edema dinding usus Mual

Peningkatan distensi dinding usus Nausea

Peningkatan tekanan intra abdomen

Nyeri Akut
F. Pemeriksaan Penunjang

1. Sinar x abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus

2. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau

lipatan sigmoid yang tertutup.

3. Arteri gas darah dapat mengindikasi asidosis atau alkalosis metabolic.

4. Pemeriksaan darah, urin feses

5. Pemeriksaan radiologi dan endoskopi.

6. Hemoglobin

7. Hematokrit

8. Leukosit

9. Trombosit

G. Pencegahan

1. Mengurangi mengkonsumsi makanan yang pedas

2. Tidak mengkonsumsi makanan yang asem

3. Tidak mengkonsumsi mie instant

4. Menghindari mengkonsumsi sayuran tertentu misalnya, kol, sawi

5. Menghindari melakukan aktivitas yang berat

H. KOMPLIKASI

1. Usus buntu (peradangan appnedix)

2. Penyumbatan atau obstruksi usus

3. Kolesistitis (radang kandung empedu) dengan atau tanpa batu empedu

4. Sembelit kronis

5. Diseksi Aneurisma Aorta Abdominal


6. Divertikulitis

7. Keracunan makanan (salmonella, shigella)

8. Inflammatory bowel disease (penyakit Crohn atau ulcerative colitis)

9. Irritable bowel syndrome

10. Iskemik usus

11. Batu ginjal

12. Infark atau insufisiensi mesenterika (kurangnya cukup pasokan darah

ke usus, kadang - kadang mengakibatkan kegagalan atau kematian

bagian dari usus)

13. Pankreatitis (peradangan pankreas)

14. Infeksi Traktus Urinarius


PENGKAJIAN

I. Identitas Pasien

Nama : Isna Hippi

Umur : 47 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT

Agama : Islam

Status : Kawin

Alamat : Tanggilingo

Sumber Informasi : Pasien dan keluarga

No R.M : 074736

Ruang Rawat : Kamar 01 Interna 1

Tanggal/ Jam Masuk : 17 Juni 2019

Tanggal/ Jam dikaji : 22 Juni 2019/ 11.00

Cara Masuk : Kursi Roda

Diagnosa Masuk : Kolik Abdomen

Cara Bayar : BPJS

Dokter : dr. Alaludin Lapananda Sp.Pd

PN/ Ketua Tim : Nurlin A.Md. Kep

II. Riwayat Kesehatan Sekarang

- Keluhan Utama : Nyeri perut dan nyeri ulu hati

P : Penyebab saat beraktivitas dan istrahat.


Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk.

R : Nyeri didaerah abdomen dan Ulu hati.

S : Skala Nyeri 6 (sedang).

T : Nyeri dirasakan terus menerus dan akan hilang setelah di suntik.

- Mulai Timbulnya Keluhan : Pada saat dilakukan pengkajian keluarga

pasien mengatakan nyeri timbul sehari sebelum masuk rumah sakit dan

dirasakan sampai sekarang.

- Riwayat Keluhan Utama : pada saat dilakukan pengkajian pasien

mengatakan masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut bagian

bawah sampai kepinggang kanan dan kiri, pasien juga mengeluh nyeri

saat berkemih dan BAK terasa panas, dan nyeri ulu hati.

III. Riwayat Kesehatan Dahulu :

Pada saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan sebelumnya

pasien pernah dirawat di rumah sakit toto kabila 4 hari yang lalu dengan

keluhan nyeri perut, dan sebelumnya juga pasien pernah dilakukan

tindakan operasi mioma uteri di tahun 2013.

IV. Riwayat Kesehatan Keluarga

Pada saat dilakukan pengkajian keluarga pasien mengatakan tidak

ada riwayat penyakit sebelumnya.

V. Keadaan Umum

Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan hasil, keadaan umum

lemah, kesadaran composmentis, GCS 15 (E=4, M=6, V=5). TD : 140/90,


Frekuensi Nadi: 86, Frekuensi Nafas : 27 x/i , SB: 38.50C , TB : 156 Cm,

BB: 70 Kg.

VI. Pernafasan

Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan hasil pasien tidak terpasang

alat bantu nafas, terdapat sesak, tidak terdapat batuk dan bunyi vesikuler.

VII. Sirkulasi/ Cairan :

Pada saat dilakukan pengkajian klien tidak takikardi, akral teraba hangat.

VIII. Nyeri

Pada saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan nyeri perut

P : Nyeri saat beraktivitas

Q : Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk.

R : Nyeri dibagian perut bawah

S : Nyeri Skala 6 (Berat)

T : Nyeri dirasakan terus menerus dan akan hilang saat disuntik.

IX. Nutrisi

Pada saat dilakukan pengkajian keluarga pasien mengatakan selama

dirumah sakit pasien makan dalam sehari 3x sehari (2 sendok bubur)

dengan porsi dihabiskan, terdapat mual sampai muntah, konjungtiva

tidak anemis.

X. Neuro sensori

- Fungsi Penglihatan
Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan hasil fungsi

penglihatan pasien masih dalam keadaan normal (tidak

menggunakan alat bantu penglihatan).

- Fungsi Pendengaran

Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan hasil fungsi

pendengaran masih baik.

- Fungsi Penciuman

Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan hasil fungsi

penciuman pasien masih dalam keadaan baik.

- Fungsi Pengecapan

Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan hasil fungsi

penciuman masih dalam keadaan baik, pasien masih bisa mengenali

rasa apa yang ada di dalam mulut.

- Fungsi perabaan

Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan hasil fungsi

perabaan masih baik.

XI. Aktivitas/ Istirahat

Pada saat dilakukan pengkajian keluarga pasien mengatakan lama tidur

± 2 jam, badan terasa lemas, dan aktivitas masih dengan bantuan

keluarga.
XII. Eliminasi

Pada saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan pasien sudah

BAB 1 kali sehari dengan konsistensi padat, dan BAK > 5 kali dalam

sehari, warna merah.

XIII. Integritas Ego/ Seksualitas

Pada saat pengkajian pasien tidak mengalami gangguan integritas

ego atau seksualitas, pasien sudah tidak melakukan ibadah selama di

rumah sakit.

XIV. Integritas Kulit

Pada saat dilakukan pengkajian terdapat edema pada kaki, tidak

ada luka, tidak ada peteki, tidak memar dan tidak terdapat jaringan

parut.

XV. Hygine

Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan hasil rambut kotor,

telinga kotor, oral kotor, kulit bersih, dan kuku kotor. Dan pada saat

dilakukan wawancara dengan keluarga pasien, mengatakan sebelum

sakit pasien mandi dalam sehari 1 kali, dan selama dirawat di rumah

sakit pasien belum pernah mandi, Gosok gigi 1x, dan cuci rambut juga

belum pernah.
ANALISA DATA

No Diagnosa Keperawatan Etiologi Masalah Keperawatan

1. Nyeri Akut Obstruksi usus Nyeri Akut

Ds: Kolic abdomen

- Pasien mengeluh nyeri Peningkatan tekanan


intralumina
abdomen bagian bawah
Distensi berisi gas, cairan dan
P : Nyeri saat elektrolit

beraktivitas dan Gangguan vaskuler

istrahat. Statis vena

Q :Nyeri seperti ditusuk Edema dinding usus

tusuk. Peningkatan distensi dinding


usus
R : Nyeri didaerah
Peningkatan tekanan intra
abdomen dan ulu abdomen

hati Nyeri Akut

S : Skala Nyeri 6

(berat).

T : Nyeri dirasakan terus

menerus dan akan

hilang setelah di

suntik.

Do:

- Pasien tanpak meringis

- Bersikap protektif
(menghindari nyeri)

- Gelisah

- TD : 140/90

- N : 86 x/i

- P: 27 x/i

2. Nausea Obstruksi usus Nausea

Ds: Kolic abdomen

- Pasien mengeluh sering Udara tertampung

mual Peningkatan volume udara

Do : Rangsangan mual

- Pasien nampak mual Mual

- Pasien jarang makan Nausea


INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan

1. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan Menejemen Nyeri

Definisi : selama Observasi

mengidentifikasi dan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,

mengelola pengalaman durasi, frekuensi, kualitas, intensitas

sensorik atau emosional yang nyeri.

berkaitan dengan kerusakan Mandiri

jaringan atau fungsional dengan 2. Berikan teknik non farmakologi untuk

onset mendadak atau lambat mengurangi nyeri (mis. TENS,

dan berintensitas ringan hingga hipnosis, akupresure, terapi musik,

berat dan konstan. biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,

Ds: teknik imajinasi terbimbing, kompres

- Pasien mengeluh nyeri hangat/kompres dingin).


abdomen bagian bawah Edukasi

P : Nyeri saat 3. Ajarkan teknik non farmakologi untuk

beraktivitas dan istrahat. mengurangi nyeri

Q :Nyeri seperti ditusuk Kolaborasi

tusuk. 4. Kolaborasi pemberian analgetik, jika

R : Nyeri didaerah perlu.

abdomen dan ulu

hati

S : Skala Nyeri 6

(berat).

T : Nyeri dirasakan terus

menerus dan akan hilang

setelah di suntik.

- Pasien sulit tidur


Do:

- Pasien tanpak meringis

- Pasien tanpak melindungi

area nyeri

- Pasien tanpak gelisah

- TD : 140/90

- N : 86 x/i

- P: 27 x/i

2. Nausea Setelah dilakukan tindakan keperawatan Menejemen mual

Definisi : selama 2 x 24 jam diharapkan : Observasi

Perasaan tidak nyaman pada 1. Identifikasi dampak mual terhadap

bagian belakang tenggorokan kualitas hidup (mis. Nafsu makan,

atau lambung yang dapat aktivitas, kinerja, tanggung jawab

mengakibatkan muntah. peran, dan tidur).


Ds: 2. Monitor asupan nutrisi dan kalori

- Pasien mengeluh sering mual Terapeutik

- Merasa ingin muntah 3. kurangi atau hilangkan keadaan

- Pasien jarang makan penyebab mual

Do : Edukasi

- Pasien nampak mual. 4. Anjurkan istirahat dan tidur yang

cukup

5. Ajarkan penggunaan teknik

nonfarmakologis untuk mengatasi

mual (miss. Biofeedback, hipnosis,

relaksasi, terapi musik, akupresur)

Kolaborasi

6. Kolaborasi pemberian antiemetik


CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Ny. I. H

Diagnosa Medis : Kolik Abdomen

Diagnosa Keperawatan : Nyeri Akut

No Hari/ Tanggal Jam Implementasi Evaluasi

1. Sabtu/ 22/ 06/ 2019 11. 25 1. Mengidentifikasi lokasi, S : Pasien mengeluh Nyeri perut

karakteristik, durasi, frekuensi, dan ulu hati

kualitas, intensitas nyeri. O :- pasien tanpak merintih

Hasil : pasien mengeluh nyeri - pasien tanpak gelisah

perut dan nyeri ulu hati - pasien tanpak melindungi area

P : Nyeri dirasakan saat nyeri

beraktifitas dan istrahat. - TD : 140/90 MmHg


Q : Nyeri dirasakan seperti - N : 86 x/ i

ditusuk-tusuk - P : 27 x/ i

R : Nyeri di bagian abdomen dan A : Nyeri belum teratasi

ulu hati P : Lanjutkan Intervensi

S : Skala nyeri 6 (berat) - identifikasi lokasi,

T : Nyeri dirasakan terus menerus karakteristik, durasi, frekuensi,

dan akan hilang jika disuntik. kualitas, intensitas nyeri.

11. 35 2. Berikan teknik non farmakologi - Berikan teknik non

untuk mengurangi nyeri (mis. farmakologi untuk mengurangi

TENS, hipnosis, akupresure, nyeri (mis. aromaterapi, teknik

terapi musik, biofeedback, terapi imajinasi terbimbing)

pijat, aromaterapi, teknik - Ajarkan teknik non

imajinasi terbimbing, kompres farmakologi untuk mengurangi

hangat/kompres dingin). nyeri.


Hasil : pasien mengatakan nyeri - Kolaborasi pemberian

berkurang dari skala 6-5. keterolak 3 mg, dan ranitidin 5

11.45 3. Ajarkan teknik non farmakologi mg, sefotaksim 3 x 1 mg,

untuk mengurangi nyeri omeprazole 2 x, levofloxasin,

Hasil : pasien mengatakan nyeri metformin 500 mg,

berkurang dari skala 6-5 ondansentron 3 x 1mg,

12.00 4. Kolaborasi pemberian analgetik, sucralfat 3 x.

jika perlu.

Hasil : pasien mengatakan nyeri

berkurang dari skala 6 - 3


CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Ny. I. H

Diagnosa Medis : Kolik Abdomen

Diagnosa Keperawatan : Nyeri Akut

No Hari/ Tanggal Jam Implementasi Evaluasi

2. Sabtu/ 22/ 06/ 2019 15.00 1. Mengidentifikasi lokasi, S : Pasien mengeluh Nyeri perut

karakteristik, durasi, frekuensi, dan ulu hati

kualitas, intensitas nyeri. O :- pasien tanpak merintih

Hasil : pasien mengeluh nyeri - TD : 150/95 MmHg

perut dan nyeri ulu hati - N : 90 x/ i

P : Nyeri dirasakan saat - P : 28 x/ i

Beraktivitas dan istrahat. A : Nyeri belum teratasi


Q : Nyeri dirasakan seperti P : Lanjutkan Intervensi

ditusuk-tusuk - Identifikasi lokasi,

R : Nyeri di bagian abdomen dan karakteristik, durasi, frekuensi,

ulu hati kualitas, intensitas nyeri

S : Skala nyeri 6 (berat) - Berikan teknik non

T : Nyeri dirasakan terus menerus farmakologi untuk mengurangi

dan akan hilang jika disuntik. nyeri (mis. TENS, hipnosis,

15.10 2. Berikan teknik non farmakologi akupresure, terapi musik,

untuk mengurangi nyeri (mis. biofeedback, terapi pijat,

TENS, hipnosis, akupresure, aromaterapi, teknik imajinasi

terapi musik, biofeedback, terapi terbimbing, kompres

pijat, aromaterapi, teknik hangat/kompres dingin).

imajinasi terbimbing, kompres - Ajarkan teknik non

hangat/kompres dingin). farmakologi untuk mengurangi


Hasil : Nyeri pasien berkurang nyeri.

dari skala 6 sampai skala 5 - Kolaborasi pemberian

15.30 3. Ajarkan teknik non farmakologi keterolak 3 mg, sefotaksim 3 x

untuk mengurangi nyeri 1 mg, levofloxasin, metformin

Hasil : nyeri pasien berkurang 500 mg,

dari skala 6 - skala 5

18.00 4. Kolaborasi pemberian analgetik,

jika perlu.

Hasil :

Nyeri pasien berkurang dari

skala 5 sampai skala 3


CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Ny. I. H

Diagnosa Medis : Kolik Abdomen

Diagnosa Keperawatan : Nausea

No Hari/ Tanggal Jam Implementasi Evaluasi

1. Sabtu/ 22/ 06/ 2019 11. 25 1. Identifikasi dampak mual S : pasien mengeluh mual

terhadap kualitas hidup (mis. O : Pasien nampak mual

Nafsu makan, aktivitas, kinerja, - Pasien jarang makan

tanggung jawab peran, dan A : Nausea belum teratasi

tidur). P : Lanjutkan Intervensi

Hasil : pasien mengatakan - Monitor asupan nutrisi

jarang makan dikarenakan - Anjurkan istrahat yang


pasien jika makan terasa mual. cukup

11. 45 2. Monitor asupan nutrisi dan - Ajarkan penggunaan teknik

kalori nonfarmakologis untuk

Hasil : pasien makan dalam mengatasi mual

sehari 3x sehari (2 sendok - Kolaborasi pemberian

bubur) antiemetik (Ondansentron 3

11.45 3. kurangi atau hilangkan keadaan x 1 mg, sucralfat 3 x,

penyebab mual omeprazole 2 x, ranitidin 5

hasil : pasien makan dalam mg).

sehari 3x sehari (2 sendok

bubur)

12.00 4. Anjurkan istirahat dan tidur

yang cukup

Hasil : pasien tidur dalam sehari


± 2 jam.

12.10 5. Ajarkan penggunaan teknik

nonfarmakologis untuk

mengatasi mual (mis.

Biofeedback, hipnosis,

relaksasi, terapi musik,

akupresur)

Hasil : pasien masih merasakan

mual.

12.20 6. Kolaborasi pemberian

antiemetik (Ondansentron 3 x 1

mg)

Hasil : mual pasien berkurang.

Anda mungkin juga menyukai