Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
Semoga apa yang kami tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama
Kelompok 4
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN :
BAB II
A. Definisi .....................................................................................................1
B. Etiolgi........................................................................................................1
C. Patofisiologi...............................................................................................2
D. Tanda Dan Gejala......................................................................................3
E. Pemeriksaan Diagnostik............................................................................4
F. Penatalaksanaan.........................................................................................5
G. Komplikasi................................................................................................6
H. Pathway.....................................................................................................8
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN :
A. Pengkajian.................................................................................................9
B. Diagnosa Keperawatan..............................................................................11
C. Intervensi Keperawatan.............................................................................12
BAB IV
PENUTUP :
A. Kesimpulan ...............................................................................................
B. Saran .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
yang luas, pasien usia lanjut, kadar glukosa darah yang tinggi, uremia, kadar
keasaman darah yang rendah. Kematian pada pasien ketoasidosis usia muda,
umumnya dapat dihindari dengan diagnosis cepat, pengobatan yang tepat dan
rasonal, serta memadai sesuai dengan dasar patofisiologinya. Pada pasien
kelompok usia lanjut, penyebab kematian lebih sering dipicu oleh faktor
penyakit dasarnya.
Gejala yang paling menonjol pada ketoasidosis adalah hierglikemia dan
ketosis. Hiperglikemia dalam tubuh akan menyebabkan poliuri dan polidipsi.
Sedangkan ketosis menyebabkan benda-benda keton bertumpuk dalam tubuh,
pada sistem respirasi benda keton menjadi resiko terjadinya gagal nafas. oleh
sebab itu penanganan ketoasidosis harus cepat, tepat dan tanggap. Mengingat
masih sedikitnya pemahaman mengenai ketoasidosis diabetik dan prosedur
atau konsensus yang terus berkembang dalam penatalksanaan ketoasidosis
diabetik. Maka perlu adanya pembahasan mengenai bagaimana metode
tatalaksana terkini dalam menangani ketoasidosis diabetik.
B. Rumusan Masalah
4
8. Bagaimana asuhan keperawatan dengan pasien ketoasidosis
diabetikum ?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
5
BAB II
KONSEP MEDIS
A. Definisi
B. Etiologi
Ada sekitar 20% pasien KAD yang baru diketahui menderita DM untuk
pertama kali. Pada pasien yang sudah diketahui DM sebelumnya, 80% dapat
dikenali adanya faktor pencetus. Mengatasi faktor pencetus ini penting dalam
pengobatan dan pencegahan ketoasidosis berulang. Tidak adanya insulin atau tidak
cukupnya jumlah insulin yang nyata, yang dapat disebabkan oleh :
1
Insulin tidak diberikan atau diberikan dengan dosis yang dikurangi
Keadaan sakit atau infeksi
Manifestasi pertama pada penyakit diabetes yang tidak terdiagnosis dan tidak
diobati
C. Patofisiologi
2
Menurunnya transport glukosa kedalam jaringan jaringan tubuh akan
menimbulkan hiperglikemia yang meningkatkan glukosuria. Meningkatnya
lipolisis akan menyebabkan kelebihan produksi asam asam lemak, yang sebagian
diantaranya akan dikonversi (diubah) menjadi keton, menimbulkan ketonaemia,
asidosis metabolik dan ketonuria. Glikosuria akan menyebabkan diuresis osmotik,
yang menimbulkan kehilangan air dan elektrolit seperti sodium, potassium,
kalsium, magnesium, fosfat dan klorida. Dehidrasi terjadi bila terjadi secara hebat,
akan menimbulkan uremia pra renal dan dapat menimbulkan syok hipovolemik.
Asidodis metabolik yang hebat sebagian akan dikompensasi oleh peningkatan
derajat ventilasi (pernafasan Kussmaul).
Muntah-muntah juga biasanya sering terjadi dan akan mempercepat
kehilangan air dan elektrolit. Sehingga, perkembangan KAD adalah merupakan
rangkaian dari siklus interlocking vicious yang seluruhnya harus diputuskan untuk
membantu pemulihan metabolisme karbohidrat dan lipid normal.
Apabila jumlah insulin berkurang, jumlah glukosa yang memasuki sel akan
berkurang juga . Disamping itu produksi glukosa oleh hati menjadi tidak
terkendali. Kedua faktor ini akan menimbulkan hiperglikemi. Dalam upaya untuk
menghilangkan glukosa yang berlebihan dari dalam tubuh, ginjal akan
mengekskresikan glukosa bersama-sama air dan elektrolit (seperti natrium dan
kalium). Diuresis osmotik yang ditandai oleh urinasi yang berlebihan (poliuri)
akan menyebabkan dehidrasi dan kehilangan elektrolit. Penderita ketoasidosis
diabetik yang berat dapat kehilangan kira-kira 6,5 L air dan sampai 400 hingga
500 mEq natrium, kalium serta klorida selama periode waktu 24 jam.Akibat
defisiensi insulin yang lain adlah pemecahan lemak (lipolisis) menjadi asam-asam
lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas akan diubah menjadi badan keton
oleh hati. Pada ketoasidosis diabetik terjadi produksi badan keton yang berlebihan
sebagai akibat dari kekurangan insulin yang secara normal akan mencegah
timbulnya keadaan tersebut. Badan keton bersifat asam, dan bila bertumpuk dalam
sirkulasi darah, badan keton akan menimbulkan asidosis metabolik.
3
D. Tanda Dan Gejala
Gejala klinis biasanya berlangsung cepat dalam waktu kurang dari 24 jam.
Poliuri, polidipsi dan penurunan berat badan yang nyata biasanya terjadi beberapa
hari menjelang KAD, dan sering disertai mual-muntah dan nyeri perut. Nyeri perut
sering disalah-artikan sebagai 'akut abdomen'. Asidosis metabolik diduga menjadi
penyebab utama gejala nyeri abdomen, gejala ini akan menghilang dengan
sendirinya setelah asidosisnya teratasi.
Muntah
E. Pemeriksaan Diagnostik
4
Kadar glukosa darah: > 300 mg /dl tetapi tidak > 800 mg/dl
Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir
Gas darah arteri : biasanya menunjukkan pH < 7,3 dan penurunan pada HCO3
250 mg/dl
F. Penatalaksanaan
5
1. Fase I/Gawat :
a) Rehidrasi
Bila Gula darah < 200 mg/dl, ganti infus dengan D5%
b) Insulin
Monitor Gula darah tiap jam pada 4 jam pertama, selanjutnya tiap
4 jam sekali
6
Pemberian insulin parenteral diubah ke SC bila : AGD < 15
mEq/L ³250mg%, Perbaikan hidrasi, Kadar HCO3
d) Infus Bicarbonat
Batas fase I dan fase II sekitar GDR 250 mg/dl atau reduksi
2. Fase II/Maintenance:
a) Cairan maintenance
7
Nacl 0.9% atau D5 atau maltose 10% bergantian
b) Kalium
G. Komplikasi
8
Komplikasi yang dapat terjadi akibat KAD yaitu:
9
PATHWAY
↓ transport
↓ produksi insulin Asidosis metabolik
glukosa ke sel ketoasidosis pH ↓
↑ Glukagon Penumpukan
Metabolisme ↑ lipolisis CO2 dan PCO2 Nafas cepat dan
terus menerus asetat dlm darah meningkat dalam
Hiperglikemi
Mual,muntah
↓ berat badan Ketidakefektifan
hiperosmoralitas pola nafas
Ketidakseimbangan
glukosuri nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Diuresis osmotik
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas / Istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, Kram otot, tonus otot
menurun, gangguan istirahat/tidur
Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau aktifitas,
Letargi/disorientasi, koma, Penurunan kekuatan otot
2. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut, Klaudikasi, kebas dan
kesemutan pada ekstremitas, Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama,
Takikardia
Tanda : Perubahan tekanan darah postural, hipertensi, Nadi yang
menurun/tidak ada, Disritmia, Krekels, Distensi vena jugularis, Kulit
panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung
3. Integritas/ Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi
Tanda : Ansietas, peka rangsang
4. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, Rasa
nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), ISSK baru/berulang, Nyeri
tekan abdomen, Diare
Tanda :Urine encer, pucat, kuning, poliuri ( dapat berkembang menjadi
oliguria/anuria, jika terjadi hipovolemia berat), Urin berkabut, bau busuk
(infeksi), Abdomen keras, adanya asites, Bising usus lemah dan menurun,
hiperaktif (diare)
5. Nutrisi/Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, Mual/muntah, Tidak mematuhi diet,
peningkattan masukan glukosa/karbohidrat, Penurunan berat badan lebih
dari beberapa hari/minggu, Haus, penggunaan diuretik (Thiazid)
Tanda : Kulit kering/bersisik, turgor jelek, Kekakuan/distensi abdomen,
muntah, Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan
peningkatan gula darah), bau halisitosis/manis, bau buah (napas aseton)
6. Neurosensori
Gejala : Pusing/pening, sakit kepala, Kesemutan, kebas, kelemahan pada
otot, parestesia, Gangguan penglihatan
Tanda : Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut).
Gangguan memori (baru, masa lalu), kacau mental, Refleks tendon dalam
menurun (koma), Aktifitas kejang (tahap lanjut dari DKA)
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat)
Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati
8. Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/ tanpa sputum purulen
(tergantung adanya infeksi/tidak)
Tanda : Lapar udara, batuk dengan/tanpa sputum purulen, Frekuensi
pernapasan meningkat
9. Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam, diaforesis, Kulit rusak, lesi/ulserasi, Menurunnya
kekuatan umum/rentang erak, Parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot
pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam)
10. Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi), Masalah impoten pada pria,
kesulitan orgasme pada wanita
11. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke, hipertensi.
Penyembuhan yang, Lambat, penggunaan obat sepertii steroid, diuretik
(thiazid), dilantin dan fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa
darah). Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai pesanan
12. Rencana pemulangan : Mungkin memerlukan bantuan dalam pengatuan
diet, pengobatan, perawatan diri, pemantauan terhadap glukosa darah
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Ketidakefetifan pola nafas
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Kolaborasi :
8. Kolaborasi dengan dokter
Rasional : Mencegah terjadinya kesalahan
pemberian intervensi
9. Kolaborasikan pemberian cairan IV
Rasional : Pemberiaan cairan bagi pasien sangat p
untuk mengatasi kehilangan cairan yang berlebih
Kolaborasi :
13. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan j
kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
Rasional : Untuk memenuhi nutrisi dan diet
14. Berikan obat antiemetic sesuai anjuran
Rasional : Obat antiemetic untuk mencegah
meringanakn mual dan muntah
3 Ketidakefektifan pola napas Respirtory status : Observasi
Domain 4 : Aktivitas/Istirahat ventilation 1. Monitor status pernapasan dan oksigenasi
Respiratory status : Rasional : untuk mengetahui sirkulasi pernafasan pas
Kelas 4 : Respons
2. Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan kes
Kardivaskular/Pulmonal airway patiency
Vital sign status bernapas.
Rasional : untuk mengetahui seberapa besar gan
Kriteria hasil:
Definisi : Inspirasi dan / atau 1. Klien tampak tidak sesak pernafasan yang di alami pasien
2. Respirasi normal 3. Catat pergerakan dada, dan retraksi pada
ekspirasi yang tidak memberi
3. Klien menunjukkan pola
supraclaviculas dan interkosta.
ventilasi yang adekuat.
napas yang normal Rasional : untuk mengetahui bahwa pasien be
4. Klien menunjukkan irama
menggunakan otot bantu aksesoris
napas yang reguler 4. Monitor RR, suhu, suara nafas
5. Pergerakan dada Rasional : Kecepatan biasanya meningkat. Pola
Batasan Karakteristik :
normal/tidak ada retraksi cepat dan dalam.
- Perubahan kedalaman
dada
pernafasan
- Dispneu Mandiri
- Takipnea
5. Auskultasi suara napas dan catat hasilnya
- Penggunaan oto aksesoris untuk
Rasional : untuk mengetahui adanya suara tambahan
bernafas 6. Posisikan pasien semi powler
Rasional : untuk memaksimalkan ventilasi
7. Pertahankan jalan nafas yang paten
Rasional : untuk mencegah terjadinya sesak
berulang
8. Evaluasi fungsi pernapasan
Rasional : Distress pernapasan dan perubahan pada
dapat terjadi sebagai akbat stress fisiologis dan nyer
dapat menunjukkan terjadi syok sehubungan d
hipoksia.
Kolaborasi
9. Berikan oksigen yang dilembabkan sesuai indikasi
Rasional : Memaksimalkan bernafas dan menur
kerja nafas