Anda di halaman 1dari 62

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakikatnya pendidikan merupakan hal yang terpenting bagi

kehidupan masusia. Proses pendidikan berlangsung terus menerus sejak

dalam kandungan hingga sepanjang perjalanan hidup seseorang. Pendidikan

menyangkut dua aktivitas memberi dan menerima, pendidik dan peserta

didik, pembimbing dan yang dibimbing, guru dan murid serta berbagai

aktivitas lain yang melibatkan dua pihak. Pendidikan itu sendiri diartikan

sebagai seluruh daya upaya manusia untuk mengembangkan kemampuan,

sikap mental, akal budi yang bernilai positif sehingga dia dapat hidup di

masyarakat, dan mencapai kesejahteraan, Pendidikan formal kebanyakan

ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yakni

keterpaduan antara kegiatan guru dengan kegiatan siswa/peserta didik.

Kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari keseluruhan sistem pendidikan.

Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajar ini

banyak upaya yang dilakukan guru, seperti pemahaman guru terhadap pola

kegiatan belajar mengajar.

Ilmu pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata pelajaran yang

diajarkan di SD. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran

yang mengajarkan tentang gejala alam dan perubahan-perubahan yang sangat

bermanfaat bagi manusia. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan

1
2

dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan

hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berdasarkan fakta, konsep,

atau prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan. Pendidikan IPA

diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri

sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam

menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya

menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan

kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pada

umumnya pembelajaran IPA di SD pada saat itu belum menggunakan metode

yang tepat sehingga siswa merasa jenuh atau bosan dalam mengikuti

pelajaran ini. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat juga

merupakan salah satu masalah bagi siswa dalam menerima informasi dari

guru. Maka penggunaan atau pemilihan metode harus disesuaikan dengan

materi tertentu, sehingga mendapatkan hasil yang optimal.

Dalam pembelajaran IPA, peran seorang guru adalah sebagai fasilitator

yang memungkinkan tercapainya kondisi yang baik bagi siswa untuk belajar.

Terciptanya kondisi yang baik bisa menumbuhkan minat dan meningkatkan

semangat siswa dalam belajar sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa.

Sebagai data awal tentang siswa kelas IV, jumlah siswa sebanyak 30

siswa yang terdiri dari 12 laki-laki 18 perempuan. Dari KKM 60 yang telah

ditentukan oleh pihak sekolah, hanya 18 siswa atau 60% yang belum tuntas,

sementara 12 siswa atau 40% sudah tuntas KKM.


3

Akhirnya, pemilihan metode eksperimen sangat tepat digunakan dalam

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Tidak hanya guru yang aktif

dalam kegiatan pembelajaran tetapi murid juga aktif dan lebih memahami

materi yang di berikan.

Dengan latar belakang ini, penulis telah mengadakan penelitian dengan

judul “Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Gaya Menggunakan Metode

Eksperimen pada Siswa Kelas IV SD Negeri Inpres I Arso I Kabupaten

Keerom Tahun Ajaran 2018/2019”.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan dalam penelitian

tindakan kelas untuk mengatasi masalah-masalah yang terkait dengan hasil

belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Inpres I Arso I Kabupaten Keerom

Tahun Ajaran 2018/2019 dirumuskan sebagai berikut: Apakah dengan

menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA

tentang Sifat dan wujud benda pada siswa kelas IV SD Negeri Inpres I

Arso I Kabupaten Keerom Tahun Ajaran 2018/2019 minimal mencapai

KKM?

2. Analisis dan Pemecahan Masalah

a. Analisis Faktor Penyebab Masalah

Dari data-data yang terkumpul, sebagian besar siswa disebabkan

oleh beberapa faktor, diantaranya :

1) Siswa banyak yang bermain sendiri


4

2) Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru di depan kelas.

3) Siswa tidak ada yang bertanya jika diberikan kesempatan untuk

bertanya.

4) Siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran.

b. Penentuan Tindakan

Dengan mencermati faktor-faktor penyebab masalah diatas, maka

ditetapkan tindakan-tindakan penentuan masalahnya adalah sebagai

berikut: Guru menggunakan metode eksperimen untuk meningkatkan

keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

c. Pemecahan Masalah

Dengan mencermati faktor-faktor penyebab masalah diatas, maka

ditetapkan tindakan-tindakan penentuan masalahnya adalah sebagai

berikut: Menggunakan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil

belajar IPA tentang gaya pada siswa kelas IV SD Negeri Inpres I Arso I

Kabupaten Keerom Tahun Ajaran 2018/2019.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar

IPA tentang Gaya dengan mengggunakan metode eksperimen pada siswa

kelas SD Negeri Inpres I Arso I Kabupaten Keerom Tahun Ajaran 2018/2019.


5

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat antara lain :

1. Manfaat bagi siswa :

a. Membantu meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV dalam memahami

Gaya.

b. Memperbaiki nilai siswa dalam pembelajaran IPA.

2. Manfaat bagi guru :

a. Sebagai acuan atau inspirasi yang dapat menumbuhkan kreatifitas dan

aktifitas dalam mengembangkan proses pembelajaran IPA.

b. Menciptakan suasana pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan.

3. Manfaat bagi sekolah :

a. Mengembangkan teori-teori IPA di Sekolah Dasar dengan baik dan

benar, yang sesuai dengan dunia pendidikan, memberi pengalaman

kepada siswa, disamping itu penelitian juga sebagai dorongan bagi

pembaca dan meningkatkan citra sekolah di mata masyarakat.

b. Untuk membantu memperbaiki kualitas pembelajaran IPA di sekolah,

karena adanya peningkatan dan kemajuan hasil belajar yang baik bagi

guru maupun siswanya.

4. Manfaat bagi peneliti :

Memberikan banyak pengalaman dalam menghadapi dan mengatasi

segala permasalahan yang ditemui dalam kegiatan pembelajaran.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Kata IPA merupakan singkatan kata “Ilmu Pengetahuan Alam” yang

berasal dari kata Bahasa Inggris “Natural Science”. Natural artinya

alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam.

Science artiya ilmu pengetahuan. Maka, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam, ilmu yang

mempelajari peristiwa-peristiwa di alam. (Srini M. Iskandar, 1997:2)

IPA adalah ilmu pengetahuan tentang kejadian-kejadian bersifat

kebendaan dan pada umumnya didasarkan atas hasil observasi,

eksperimen, dan induksi. Definisi lainnya mengatakan: IPA ialah susunan

teratur pengetahuan yang diperoleh manusia, termasuk cara-cara

mengembangkan pengetahuan itu serta kriteria (ukuran) atau cara menguji

kebenaran ilmu itu (Srini M. Iskandar, 1997:14).

a. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD

Pendidikan di SD disesuaikan dengan tingkat perkembangan

mental atau tingkat kemampuan berfikir anak. Pikiran anak masih

terbatas pada obyek di sekitar lingkungan. Pada tingkat ini anak dapat

mengenal bagian-bagian dari benda-benda seperti berat, warna dan

bentuknya. Dalam pembelajaran IPA di SD, khususnya kelas tinggi

6
7

dimana pada taraf ini siswa diberi kesempatan untuk mencari dan

menemukan sendiri lewat Metode Gambar.

b. Tujuan Pembelajaran IPA di SD

Berdasarkan Permindiknas No 22 Tahun 2006 tentang Setandar

isi Pendidikan Nasional tujuan pembelajaran IPA di SD adalah agar

peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam

ciptaanNya;

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari;

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA lingkungan,

teknologi dan masyarakat;

4) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan;

5) Menigkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam;

6) Menigkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturanya sebagai salah satu ciptaan Tuhan;

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.


8

Dari urian di atas dapat di simpulkan bahwa IPA memiliki tujuan

yang sangat kompleks tidak hanya memberikan konsep-konsep, fakta-

fakta, atau prinsip-prinsip tentang alam, namun lebih dari itu IPA

bertujuan untuk menanamkan ketaqwaan kepada Tuhan,

mengembangkan rasa ingin tahu siswa terhadap alam sekaligus untuk

menanamkan rasa peduli terhadap lingkungan sekitarnya.

2. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil atau

tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu,

yakni mengalami (Oemar Hamalik, 2016 : 27).

Ernes ER. Hilgard, mendefinisikan seseorang dapat dikatakan

belajar, jika dapat melakukan sesuatu dengan cara latihan-latihan sehingga

yang bersangkutan menjadi berubah (Yatim Riyanto, 2002 : 5).

Menurut Cronbach bahwa belajar adalah suatu cara mengamati,

membaca, meniru, mencoba, sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah

tertentu (Yatim Riyanto, 2002: 5).

Dari beberapa pendapat dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku.

3. Tujuan Belajar

Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan

bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi


9

pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan

dapat dicapai oleh siswa (Oemar Hamalik, 2005:45).

4. Hasil Belajar

Berdasarkan uraian tentang konsep belajar, dapat dipahami tentang

makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor

sebagai hasil dari kegiatan belajar (Ahmad Susanto, 2013:5).

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Untuk memperoleh hasil

belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut

atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Dengan demikian

penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di

sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Setelah melalui proses belajar maka siswa diharapkan dapat

mencapai tujuan belajar yang disebut juga sebagai hasil belajar yaitu

kemampuan yang dimiliki siswa setelah menjalani proses belajar (Asep &

Abdul, 2008 : 14). Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

belajarnya.

5. Teori-teori Belajar IPA

Teori belajar yang menonjol didalam pendidikan IPA adalah teori

Piaget dan Konstruktivisme. Teori Piaget menguraikan perkembangan

kognitif dari masa bayi sampai masa dewasa, sedangkan teori


10

konstruktivisme menekankan bahwa peserta didik tidak menerima begitu

saja ide-ide dari orang lain. Mereka membangun sendiri dalam pikiran

mereka ide-ide tentang peristiwa alam dari pengalaman sebelum mereka

mendapat pelajaran IPA di sekolah. Ide-ide yang mereka bentuk dari

pengajaran IPA yang merek dapat di sekolah disimpan bersama didalam

struktur kognitif mereka (Srini M. Iskandar, 1997:21).

6. Prinsip-prinsip Belajar

Untuk dapat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang

efektif, maka seorang guru harus mampu menerapkan prinsip-prinsip

belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda

sekalipun, dan oleh setiap siswa secara individual.

Berikut adalah prinsip-prinsip belajar dengan memperhatikan empat

kriteria atau komponen :

a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar :

1) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan untuk berpartisipasi

aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan

instruksional.

2) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang

kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.

3) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat

mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan

efektif.

4) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.


11

b. Sesuai Hakikat Belajar

1) Belajar itu proses kontinu, maka harus dilaksanakan melalui tahap

demi tahap menurut perkembangannya.

2) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.

3) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang

satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian

yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan respon

yang diharapkan.

c. Sesuai Materi atau Bahan yang harus dipelajari

1) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,

penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap

pengertiannya.

2) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai

dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.

d. Syarat Keberhasilan Belajar

1) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar

dengan tenang.

2) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar

pengertian, keterampilan dan sikap itu mendalam pada siswa.

7. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Belajar tidak hanya ditentukan oleh potensi yang ada dalam individu

tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain yang berasal dari luar diri yang

belajar. Karena tidak heran bila ada anak cerdas, aktif, dan kreatif pada
12

akhirnya dapat mengalami kegagalan dalam belajar karena faktor keluarga

yang kurang mendukung. Secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi

oleh faktor eksternal dan internal. Faktor-faktor tersebut akan diuraikan

sebagai berikut (Lilik Sriyanti, 2013:24-27) :

a. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri

individu. Faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor sosial.

1) Faktor nonsosial, merupakan kondisi fisik yang ada di lingkungan

sekolah, keluarga maupun masyarakat berupa peralatan sekolah,

saran belajar, gedung dan ruang belajar, kondisi geografis sekolah

dan rumah, iklim dan cuaca, jarak rumah ke sekolah, sarana

transportasi yang tersedia dan sejenisnya.

2) Faktor sosial, adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa

manusia. Misalnya kehadiran orang dalam belajar, kedekatan

hubungan antara anak dengan orang lain, keharmonisan atau

pertengkaran dalam keluarga, gaya pengasuhan orang tua, hubungan

antar personil sekolah, gaya mengajar guru, sikap guru terhadap

siswa, dan sebagainya.

b. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu

yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari 2 faktor yaitu :

1) Faktor fisiologis, adalah kondisi fisik yang terdapat dalam individu.

Faktor fisiologis terdiri dari yang pertama yaitu keadaan jasmani


13

pada umumnya, misalnya tingkat kesehatan, kelelahan, mengantuk

dan kekurangan fisik individu. Apabila badan individu dalam

keadaan bugar dan sehat maka akan mendukung hasil belajar.

Sebaliknya, jika badan keadaan individu dalam keadaan kurang

bugar dan kurang sehat maka akan menghambat hasil belajar. Yang

kedua yaitu keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu, terutama terkait

dengan fungsi pancaindra dan kelengkapan anggota tubuh yang ada

dalam diri individu. Pancaindra merupakan pintu gerbang masuknya

pengetahuan dalam diri individu. Kesempurnaan anggota tubuh akan

sangat menunjang belajar.

2) Faktor psikologis, adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu

antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap,

kepribadian, kematangan dan lain sebagainya.

8. Metode Pembelajaran

Menurut Murtadlo (2011:46) dalam Zainal Aqib dan Ali Murtadlo

(2016:10) menjelaskan bahwa metode pembelajaran merupakan prosedur,

urutan, langkah-langkah, dan cara yang digunakan pendidik untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan

nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan

menurut Sudjana (2005:76) dalam Zainal Aqib dan Ali Murtadlo

(2016:10) mengemukakan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang

digunakan pendidik dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik

pada saat berlangsungnya pembelajaran. Dengan kata lain metode ini


14

digunakan dalam konteks pendekatan secara personil antara pendidik dan

peserta didik supaya peserta didik tertarik dan menyukai materi yang

diajarkan.

9. Metode Eksperimen

a. Pengertian Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada

anak didik perorangan atau kelompok untuk dilatih melakukan suatu

proses atau percobaan (Jumanta Hamdayama, 2017:100). Dalam Zainal

Aqib dan Ali Murtadlo (2016:55) percobaan atau disebut juga

eksperimen adalah suatu tindakan dan pengamatan yang dilakukan

untuk mengecek atau menjalankan hipotesis atau mengenali hubungan

sebeb akibat antar gejala.

Metode Eksperimen juga dapat diartikan sebagai cara penyajian

pelajaran dimana peserta didik melakukan percobaan dengan

mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari

(Djamarah, 1995) dalam Zainal Aqib dan Ali Murtadlo (2016:56).

Selain itu, metode eksperimen merupakan suatu cara mengajar, dimana

peserta didik melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati

prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil

pengamatan itu disampaikan dan dievaluai oleh pendidik.

b. Karakteristik Metode Eksperimen

Terdapat beberapa karakteristik mengajar dalam menggunakan

metode eksperimen dan hubungannya dengan pengalaman belajar


15

peserta didik, seperti dikemukakan oleh Winataputra (Zainal Aqib dan

Ali Murtadlo, 2016:57-58), yaitu :

1) Ada alat bantu yang digunakan

2) Peserta didik aktif melakukan percobaan

3) Pendidik membimbing

4) Tempat dikondisikan

5) Ada pedoman untuk peserta didik

6) Ada topik yang dieksperimenkan

7) Ada temuan-temuan.

c. Keunggulan Metode Eksperimen

Keunggulan metode eksperimen dalam proses pembelajaran

(Zainal Aqib dan Ali Murtadlo, 2016:60) dapat diuraikan sebagai

berikut:

1) Melalui eksperimen, peserta didik dapat menghayati sepenuh hati

dan mendalam, mengenai pelajaran yang diberikan.

2) Melatih peserta didik untuk dapat aktif mengambil bagian untuk

berbuat bagi dirinya dan tidak hanya melihat orang lain, tanpa

dirinya melakukan.

3) Peserta didik mendapatkan pengalaman langsung dan praktis dalam

kenyataan sehari-hari yang sangat berguna bagi dirinya.

4) Peserta didik dapat aktif mengambil bagian yang besar, untuk

melaksanakan langkah-langkah dalam cara berpikir ilmiah. Hal ini


16

dilakukan melalui pengumpulan data-data observasi memberikan

penafsiran dan kesimpulan, yang dilakukan oleh peserta didik.

5) Kesimpulan eksperimen lebih lama tersimpan dalam ingatan peserta

didik karena peserta didik memperolehnya sendiri secara langsung.

d. Kelemahan Metode Eksperimen

Kelemahan metode eksperimen dalam proses pembelajaran

(Zainal Aqib dan Ali Murtadlo, 2016:60) dapat diuraikan sebagai

berikut:

1) Apabila sarana tidak tersedia atau kurang memadai, proses jalannya

eksperimen akan menjadi tidak efektif

2) Memerlukan waktu yang panjang atau lama. Keterbatasan waktu

dalam eksperimen berakibatkan terputusnya pemahaman peserta

didik terhadap topic yang menjadi pokok bahasan.

3) Kebanyakan metode ini cicik untuk sains dan teknologi, kurang tepat

jika digunakan pada bidang ilmu pengetahuan social.

4) Pada hal-hal tertentu, seperti pada eksperimen bahan-bahan kimia,

kemungkinan memiliki bahaya selalu ada. Dalam hal ini factor

keselamatan kerja harus diperhitungkan.

e. Langkah-langkah Metode Eksperimen

Langkah –langkah eksperimen adalah sebagai berikut :

1) Memberi penjelasan secukupnya tentang apa yang harus di lakukan

dalam eksperimen.
17

2) Menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu siswa dengan

eksperimen.

3) Sebelum eksperimen dilaksanakan terlebih dahulu guru harus

menetapkan:

a) alat-alat apa yang diperlukan

b) langkah-langkah apa yang harus tempuh

c) hal-hal apa yang harus dicatat

d) variabel-variabel mana yang harus dikontrol

4) Setelah eksperimen guru menentukan apakah tindak lanjut

eksperimen

a) mengumpulkan laporan mengenai eksperimen tersebut

b) mengadakan tanya jawab tentang proses

c) melaksanakan tes untuk menguji pengertian siswa.

f. Materi

Benda dan sifatnya

Di dalam ilmu pengetahuan, benda adalah segala sesuatu yang

berada di alam dan mempunyai wujud dan warna. Benda adalah yang

berada segala sesuatu yang ada di alam dan mempunyai wujud. Benda

di sebut juga dengan barang. Benda merupakan mahkluk tak hidup.

Benda mempunyai sifat dan wujud, misalnya benda padat. Benda padat

merupakan benda yang mempunyai bentuk dan volume tetap. Benda

padat mempunyai beberapa sifat di antaranya :


18

1) Bersifat elastis gaya sering diartikan sebagai dorongan atau tarikan.

Bila kita menarik atau mendorong suatu benda, maka berarti kita

memberikan gaya pada benda tersebut. Untuk melakukan suatu gaya,

diperlukan tenaga. Gaya tidak dapat dilihat, tetapi pengaruhnya

dapat dirasakan. Gaya ada yang kuat dan ada pula yang lemah.

Makin besar gaya dilakukan, makin besar pula tenaga yang

diperlukan. Besar gaya dapat diukur dengan alat yang disebut

dinamometer. Satuan gaya dinyatakan dalam Newton (N). Gaya

dapat memengaruhi gerak dan bentuk benda.


19

E. Kerangka Berpikir

Dalam penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan kondisi awal,

tindakan dan kondisi akhir. Seperti yang digambarkan pada kerangka berpikir

berikut ini.

Pembelajaran tidak Hasil belajar siswa


Kondisi awal menggunakan metode 12 (40%) mencapai
eksperimen KKM dan 18 (60%)
belum mencapai
KKM 60

Siklus I, 10 (56%)
Pembelajaran siswa mencapai KKM
Tindakan menggunakan metode dan 8 (44%) belum
eksperimen mencapai KKM, maka
harus dilanjutkan
kesiklus berikutnya

Siklus II
Pada pelaksanaan
siklus II dari 8 siswa
Kondisi akhir Hasil belajar 100% siswa yang belum tuntas,
mencapai KKM 60. 100% dapat tuntas.

Gambar 1. Kerangka Berpikir Tindakan


20

Keterangan :

Keadaan awal pembelajaran bidang studi IPA tentang gaya masih

rendah. Faktornya disebabkan siswa cepat merasa bosan, minat belajar siswa

rendah dan tidak menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan

menunjang proses pembelajaran. Akibatnya hasil belajar siswa belum

mencapai KKM. Oleh karena itu peneliti mengadakan penelitian tindakan

kelas (PTK). Sehingga peneliti memberikan tindakan dengan menggunakan

metode eksperimen dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian hasil

belajar siswa tentang Gaya dapat meningkat. Sehingga hasil dan tujuan akhir

pembelajaran tercapai sesuai dengan KKM yang ditentukan yaitu 60.

F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis Tindakan dalam penelitian ini adalah Jika pembelajaran IPA

tentang gaya menggunakan metode eksperimen maka dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Inpres I Arso I Kabupaten Keerom

Tahun Ajaran 2018/2019 Minimal mencapai KKM.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab III ini peneliti menguraikan langkah-langkah yang akan digunakan

pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. Langkah-langkah yang akan digunakan

dalam penelitian ini antara lain: setting penelitian, subjek penelitian, sumber data,

tekhnik dan alat pengumpulan data, analisis data, indikator keberhasilan dan

prosedur penelitian.

A. Setting Penelitian

Setting penelitian merupakan waktu dan tempat yang akan digunakan oleh

peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas.

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan. Mulai bulan November

sampai dengan bulan April 2019.

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kelas IV SD Negeri Inpres I Arso I

Kabupaten Keerom Tahun Ajaran 2018/2019.

B. Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas IV SD Negeri Inpres I Arso I Kabupaten

Keerom Tahun Ajaran 2018/2019 dengan jumlah siswa 30 siswa. Laki-laki 12

siswa dan perempuan 18 siswa. Subjek penelitian adalah 18 siswa yang belum

mencapai KKM 60.

21
22

C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

sebagai berikut:

a) Tes hasil belajar

Tes hasil belajar adalah suatu pertanyaan atau tugas yang

direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau atribut

pendidikan atau psikologik yang setiap butir pertanyaan atau tugas

tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar

(Jumanta Hamdayama, 2017:197).

Dalam kegiatan ini yang dilakukan peneliti ialah dengan

menggunakan tes tertulis berupa lembar evaluasi kepada siswa yaitu

menyelesaikan 10 soal pilihan ganda yang berkaitan dengan materi gaya.

b) Observasi

Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara

sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena

untuk mencapai tujuan tertentu (Arina Restian, 2015:208).

Observasi ini dilakukan untuk memantau proses dan hasil belajar

peserta didik seperti tingkah laku peserta didik pada waktu belajar,

berdiskusi, mengerjakan tugas, dan lain-lain. Observasi pada penelitian

ini dipusatkan pada proses dan hasil tindakan pembelajaran dengan

menggunakan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa yang

diamati oleh guru kelas (supervisior).


23

2. Alat pengumpulan data

Dalam penelitian ini alat pengumpulan data yang digunakan adalah :

a) Lembar evaluasi/ soal evaluasi

Sebagai alat pengumpulan data tentang hasil belajar siswa.

b) Lembar observasi guru dan lembar observasi siswa

Digunakan sebagai alat pengumpulan data untuk mengamati aktivitas

guru (peneliti) dan siswa dalam proses pembelajaran.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data Yang Digunakan

Data dalam penelitian diperoleh dari tes hasil belajar dan observasi

yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SD Negeri Inpres I Arso I

Kabupaten Keerom Tahun Ajaran 2018/2019 berkaitan dengan hasil belajar

siswa tentang Gaya.

2. Alat Pengumpulan Data

Adapun alat yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu :

a) Butir soal (terlampir)

b) Lembar observasi siswa (terlampir)

c) Lembar observasi guru (terlampir)

E. Teknik Analisa Data

Analisis data pada penelitian ini yaitu dengan membandingkan hasil tes

evaluasi awal pembelajaran dengan KKM yang ditentukan pada mata pelajaran
24

IPA tentang Gaya di kelas IV SD Negeri Inpres I Arso I Kabupaten Keerom

Tahun Ajaran 2018/2019. Setelah membandingkan nilai siswa dengan KKM

maka ditentukan persentase siswa yang mencapai KKM dan persentase siswa

yang belum mencapai KKM. Dari hasil evaluasi pembelajaran dihitung rata-

rata nilai siswa tiap siklus penelitian.

F. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas adalah mengacu pada

kriteria ketuntasan minimal (KKM) dalam belajar. Kriteria ketuntasan minimal

(KKM) kelas IV SD Negeri Inpres I Arso I Kabupaten Keerom Tahun Ajaran

2018/2019 untuk mata pelajaran IPA yaitu 60. Penelitian dinyatakan berhasil

dan siklus dihentikan bila 100% siswa sudah mencapai nilai KKM yang

ditentukan.

G. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan 4 tahapan model

Kemmis dan Mc Taggart (1986), dalam Kasihani Kasbolah (1998:113) yaitu

Pelaksanaan Tindakan, Observasi, Refleksi. Seperti yang terlihat pada gambar

(model) pada halaman berikut :


25

Gambar 2. PTK Model Kemmis dan Taggart (Soekamto, 2007)


Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua

siklus. Jika seluruh siswa sudah tuntas 100% memenuhi KKM maka siklus

dihentikan dan penelitian dinyatakan berhasil. Jika terdapat beberapa siswa

belum mecapai KKM maka akan dilanjutkan pada siklus berikutnya hingga

100% siswa tuntas KKM. Dalam penelitian ini akan dibantu guru kelas sebagai

supervisor, yang akan membantu mengobservasi pelaksanaan pembelajaran

pada siklus I dan II.

H. Implementasi Tindakan

1. Kegiatan Siklus I

Rancangan penelitian ini terdiri dari siklus I dan siklus II. Dalam

setiap siklus penelitian tindakan kelas tersebut meliputi :

a. Plan (rencana)

Sebelum pelaksanaan tindakan perlu adanya persiapan sehingga

dalam pelaksanaan tindakan dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Adapun persiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Menyiapkan silabus untuk kelas IV

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


26

3) Peneliti menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan

percobaan IPA.

4) Membuat lembar pengamatan untuk melihat kondisi kegiatan belajar

mengajar di kelas, yang meliputi lembar pengamatan siswa dan

lembar pengamatan guru

b. Act (tindakan) & Observe (pengamatan)

1) Tindakan (Act)

Rencana pembelajaran yang dirancang pada tahap perencanaan

dilaksanakan sepenuhnya pada tahap ini. Secara garis besar kegiatan

mencakup hal-hal sebagai berikut :

a) Guru menjelaskan materi tentang gaya

b) Guru memberikan penjelasan bahwa siswa akan melakukan

eksperimen tentang gaya

c) Guru membagi kelompok menjadi 6 kelompok yang setiap

kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa

d) Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) pada masing-masing

kelompok

e) Guru memberikan alat dan bahan percobaan sesuai LKS dengan

membagi tiga kelompok pertama melakukan percobaan 1, dan 3

kelompok kedua melakukan percobaan 2, jika keduanya telah

selesai melakukan percobaan maka alat dan bahan ditukarkan

kepada kelompok yang lain.


27

f) Guru menyampaikan petunjuk sebelum siswa melakukan

percobaan

g) Siswa melakukan percobaan secara berkelompok sesuai dengan

petunjuk yang ada di LKS dengan bimbingan guru, untuk

membuktikan pengaruh gaya terhadap gerak dan bentuk benda

h) Perwakilan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya di depan kelas, sedangkan kelompok lain

menanggapi

i) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya

j) Guru membagikan lembar soal evaluasi kepada masing-masing

siswa untuk dikerjakan secara individu.

2) Observe (pengamatan)

Seluruh rangkaian kegiatan pada siklus I diamati secara

langsung oleh guru kolaborasi dengan peneliti sendiri. Pengamatan

dilakukan didalam kelas, pengamatan kepada siswa difokuskan pada

hasil belajar siswa. Menggunakan perangkat evaluasi (tes formatif),

terhadap mata pelajaran IPA terutama pada pokok bahasan Gaya.

Pengamatan kepada guru diarahkan pada kemampuan guru

menyusun rencana pembelajaran, menguasai materi Gaya,

penggunaan konsep, menyusun alat evaluasi dan kemampuan

mengelola kelas. Pengamatan kepada guru digunakan untuk perbaikan

kinerja guru pada siklus berikutnya.


28

3) Reflect (Refleksi)

Refleksi dilakukan berdasarkan tindakan dan observasi oleh

guru kelas untuk mengkaji dan menganalisis apakah pelaksanaan

tindakan sudah selesai dengan rancangan yang telah disiapkan, yaitu

penggunaan alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

materi tentang Gaya Hasil refleksi ini digunakan sebagai acuan

perencanaan tindakan pada siklus berikutnya.

2. Kegiatan Siklus II

Dalam siklus ini akan diselesaikan tindakan perbaikan selanjutnya

berdasarkan hasil refleksi siklus I yang akan dibahas dalam beberapa tahap

sebagai berikut :

a. Plan ( rencana)

1) Membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus

pertama.

2) Menyiapkan lembar observasi

3) Menyiapkan lembar penilaian keberhasilan siswa.

b. Act (tindakan) & Observe (pengamatan)

1) Act ( tindakan)

a) Guru menjelaskan materi tentang gaya

b) Guru memberikan penjelasan bahwa siswa akan melakukan

eksperimen tentang gaya


29

c) Guru membagi kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang

siswa

d) Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) pada masing-masing

kelompok

e) Guru memberikan alat dan bahan percobaan yang tertulis pada

LKS sesuai kelompok masing-masing dan setiap kelompok dapat

mengerjakan secara bersamaan percobaan 1 dan dilanjutkan

kepercobaan 2.

f) Guru menyampaikan petunjuk sebelum siswa melakukan

percobaan

g) Siswa melakukan percobaan secara berkelompok sesuai dengan

petunjuk yang ada di LKS dengan bimbingan guru, untuk

membuktikan pengaruh gaya terhadap gerak dan bentuk benda

h) Perwakilan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya di depan kelas, sedangkan kelompok lain

menanggapi

i) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya

j) Guru membagikan lembar soal evaluasi kepada masing-masing

siswa untuk dikerjakan secara individu.

2) Observe (pengamatan)

Dalam hal ini peneliti dengan guru kelas sebagai observer

mendiskusikan hasil pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti.

Pada siklus ke II ini siswa terjadi peningkatan hasil belajar terhadap


30

materi Gaya, pada siklus II ini seluruh siswa telah mencapai KKM ≥

60 sehingga siklus dapat dihentikan.

3) Reflect (refleksi)

Refleksi pada siklus II ini dilakukan untuk mengkaji apakah

pelaksanaan tindakan sudah dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada penyelesaian soal tentang Gaya atau belum. Pada siklus ini 100%

siswa telah tuntas KKM maka penelitian dihentikan.


31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Tes Awal

Tes awal dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Inpres I Arso I

pada mata pelajaran IPA tentang gaya dengan KKM adalah 60. Hasil tes

awal pembelajaran menggunakan metode eksperimen yaitu dari 30 siswa

terdapat 12 (40 %) siswa yang telah mencapai KKM, dan 18 (60 %) siswa

yang belum mencapai KKM. Hasil Selengkapnya dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 4.1 Hasil Tes Awal Siswa kelas IV SD Negeri Inpres I Arso I Pada
Mata Pelajaran IPA Tentang Gaya Tanpa Menggunakan
Metode Eksperimen Pada Tanggal 07 April 2019.

Keterangan
No Nama Nilai Belum
Tuntas
Tuntas
1. Ahmad Mufti 60 ✓
2. Alia Chorunisa 60 ✓
3. Aidin Mahasura Nitisara 30 ✓
4. Alex G. Aninam 80 ✓
5. Belva S. Chalia 20 ✓
6. Bunga Riyanti 20 ✓
7. Cahaya Nayla Putri 40 ✓
8. Cindy Aulia Prayugi 70 ✓
9. Ciena Putriditya 50 ✓
10. Debora Pangaribuan 60 ✓
11. Fitri Nia Ramadhani 50 ✓
32

Keterangan
No Nama Nilai Belum
Tuntas
Tuntas
12. Feronika Rahayu Devi Gultom 50 ✓
13. Ganis Iriyanto 30 ✓
14. Gilbert Yosua Lakmau 40 ✓
15. Gilar Ilham Rahadian 40 ✓
16. Kenya Elok Aulia 80 ✓
17. Lintang Willian Ryadi 40 ✓
18. Muhammad Nur Riskaldi 50 ✓
19. Muhammad Zaky Saputra
20. Nabila Eka Lestari ✓
21. Nazya Vidi Anggaita
22. Priska Debora
23. Samuel Fadil Sumirat ✓
24. Siti Keyla Triana ✓
25. Siti Munamaroh
26. Susanti ✓
27. Tyas Lucky Christian Putra
28. Yeriko Pakpahan ✓
29. Zahara Camelianty
30. Zahara Charisma ✓
Jumlah siswa tuntas/ Jumlah siswa belum
12 18
tuntas
Persentasesiswa tuntas (%)/ Persentase siswa
40% 60%
belum tuntas

2. Hasil Pembelajaran Siklus I dan II

a. Hasil Pembelajaran Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 07 April 2019, pembelajaran

dengan materi gaya dengan subjek penelitian sebanyak 18 siswa yang

belum mencapai KKM 60 pada tes awal. Dari hasil evaluasi

pembelajaran pada siklus I terjadi peningkatan jumlah siswa yang


33

mencapai KKM, pada tes awal hanya 12 (40%) siswa yang mencapai

KKM naik menjadi 22 (73%) siswa atau mengalami peningkatan

sebanyak 8 siswa dan masih terdapat 8 (27%). Peningkatan hasil belajar

siswa tentang gaya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Tes Hasil Belajar Pembelajaran Materi Gaya Siklus I Pada
Siswa kelas IV SD Negeri Inpres I Arso I Tahun Ajaran
2018/2019 Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Pada
Tanggal 07 April 2019.

Keterangan
No Nama Nilai Belum
Tuntas
Tuntas
1. Ahmad Mufti
2. Alia Chorunisa
3. Aidin Mahasura Nitisara
4. Alex G. Aninam
5. Belva S. Chalia ✓
6. Bunga Riyanti ✓
7. Cahaya Nayla Putri
8. Cindy Aulia Prayugi
9. Ciena Putriditya
10. Debora Pangaribuan
11. Fitri Nia Ramadhani
12. Feronika Rahayu Devi Gultom
13. Ganis Iriyanto ✓
14. Gilbert Yosua Lakmau
15. Gilar Ilham Rahadian
16. Kenya Elok Aulia
17. Lintang Willian Ryadi ✓
18. Muhammad Nur Riskaldi
19. Muhammad Zaky Saputra
20. Nabila Eka Lestari ✓
21. Nazya Vidi Anggaita
22. Priska Debora
23. Samuel Fadil Sumirat ✓
24. Siti Keyla Triana
25. Siti Munamaroh
26. Susanti ✓
34

Keterangan
No Nama Nilai Belum
Tuntas
Tuntas
27. Tyas Lucky Christian Putra
28. Yeriko Pakpahan ✓
29. Zahara Camelianty
30. Zahara Charisma
Jumlah siswa tuntas/Jumlah siswa belum
22 8
tuntas
Persentase siswa tuntas (%)/Persentase siswa
73 % 27 %
belum tuntas (%)

b. Hasil Pembelajaran Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 12 April 2019 dengan materi

gaya. Pada saat siklus I dari keseluruhan 30 siswa yang telah tuntas

KKM 22 (73%) siswa dan masih terdapat 8 (27 %) siswa yang belum

mencapai KKM 60 sehingga peneliti melanjutkan penelitian ke siklus

II. Hasil pembelajaran menjadi meningkat 100 % pada siklus II hingga

mencapai KKM 60. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.3 Tes Hasil Belajar Pembelajaran Gaya Siklus II Pada Siswa
kelas IV SD Negeri Inpres I Arso I Tahun Ajaran Dengan
Menggunakan Metode Eksperimen Pada Tanggal 12 April
2019.

Keterangan
No Nama Nilai Belum
Tuntas
Tuntas
1. Ahmad Mufti 80 ✓
2. Alia Chorunisa 80 ✓
3. Aidin Mahasura Nitisara 80 ✓
4. Alex G. Aninam 100 ✓
5. Belva S. Chalia 80 ✓
6. Bunga Riyanti 60 ✓
35

Keterangan
No Nama Nilai Belum
Tuntas
Tuntas
7. Cahaya Nayla Putri 70 ✓
8. Cindy Aulia Prayugi 80 ✓
9. Ciena Putriditya 70 ✓
10. Debora Pangaribuan 90 ✓
11. Fitri Nia Ramadhani 70 ✓
12. Feronika Rahayu Devi Gultom 80 ✓
13. Ganis Iriyanto 70 ✓
14. Gilbert Yosua Lakmau 80 ✓
15. Gilar Ilham Rahadian 80 ✓
16. Kenya Elok Aulia 100 ✓
17. Lintang Willian Ryadi 70 ✓
18. Muhammad Nur Riskaldi 70 ✓
19. Muhammad Zaky Saputra 100 ✓
20. Nabila Eka Lestari 60 ✓
21. Nazya Vidi Anggaita 90 ✓
22. Priska Debora 80 ✓
23. Samuel Fadil Sumirat 60 ✓
24. Siti Keyla Triana 70 ✓
25. Siti Munamaroh 90 ✓
26. Susanti 70 ✓
27. Tyas Lucky Christian Putra 90 ✓
28. Yeriko Pakpahan 80 ✓
29. Zahara Camelianty 100 ✓
30. Zahara Charisma 80 ✓
Jumlah siswa tuntas/Jumlah siswa belum
30 0
tuntas
Persentase siswa tuntas (%)/Persentase siswa
100 % 0%
belum tuntas (%)
36

3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II,

peneliti dapat melihat bahwa hasil pembelajaran semakin meningkat. Hasil

selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.4 Peningkatan Hasil Belajar Data Awal, Siklus I dan Siklus II
Tentang Gaya Pada Siswa Kelas IV SD Inpres I Arso I Tahun
Pelajaran 2018/2019.

Siklus I Siklus II
Data
No. Nama Pening- Pening-
Awal Nilai Nilai
katan katan
1. Ahmad Mufti 60 70 10 80 10
2. Alia Chorunisa 60 80 10 80 0
3. Aidin Mahasura Nitisara 30 60 20 80 20
4. Alex G. Aninam 80 100 20 100 0
5. Belva S. Chalia 20 50 10 80 30
6. Bunga Riyanti 20 40 20 60 20
7. Cahaya Nayla Putri 40 60 10 70 10
8. Cindy Aulia Prayugi 70 80 20 80 0
9. Ciena Putriditya 50 70 40 70 0
10. Debora Pangaribuan 60 70 20 90 20
11. Fitri Nia Ramadhani 50 60 10 70 10
12. Feronika Rahayu Devi
50 70 10 80 10
Gultom
13. Ganis Iriyanto 30 50 20 70 20
14. Gilbert Yosua Lakmau 40 70 10 80 10
15. Gilar Ilham Rahadian 40 60 10 80 20
16. Kenya Elok Aulia 80 100 10 100 0
17. Lintang Willian Ryadi 40 50 10 70 20
18. Muhammad Nur Riskaldi 50 70 40 70 0
19. Muhammad Zaky Saputra 80 90 30 100 10
20. Nabila Eka Lestari 30 40 10 60 20
21. Nazya Vidi Anggaita 70 90 20 90 0
22. Priska Debora 60 70 10 80 10
23. Samuel Fadil Sumirat 30 50 20 60 10
24. Siti Keyla Triana 50 60 10 70 10
25. Siti Munamaroh 70 80 10 90 10
26. Susanti 40 50 10 70 20
27. Tyas Lucky Christian
80 90 10 90 0
Putra
28. Yeriko Pakpahan 30 40 10 80 40
37

Siklus I Siklus II
Data
No. Nama Pening- Pening-
Awal Nilai Nilai
katan katan
29. Zahara Camelianty 80 90 10 100 10
30. Zahara Charisma 50 60 10 80 20

Tabel 4.5 Tabel Peningkatan Nilai Siklus I dan Siklus II Pada Siswa Kelas
IV SD Negeri Inpres I Arso I Tahun Pelajaran 2018/2019
Dengan Menggunakan Metode Eksperimen.

Siklus I Siklus II
KKM Keterangan
Siswa % Siswa %

≥ 60 22 73 % 30 100 % Tuntas

< 60 8 27 % 0 0% Belum Tuntas

Jumlah 30 30 100 %

Data hasil pembelajaran pada siklus I hingga siklus II semakin

meningkat. Adapun peningkatan hasil belajar siswa kelas IV dari data

awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar berikut.

120

100

80

60
Data
Awal
40
Siklus I
20

0
38

Grafik 1. Peningkatan Nilai Siswa Dari Data Awal, Siklus I dan Siklus II Pada

Siswa Kelas IV SD Negeri Inpres I Arso I Tahun Pelajaran 2018/2019.

Peningkatan dan penurunan hasil belajar siswa kelas IV dari data awal, siklus I

dan siklus II dapat dilihat pada gambar berikut.

120%
100%
100%

80% 73%
60%
60%
Belum Tuntas
40%
40% Tuntas
27%
20%
0%
0%
Data Awal Siklus I Siklus II

Grafik 2. Peningkatan Jumlah Siswa Yang Tuntas Dan Penurunan Jumlah Siswa
Dari Data Awal, Siklus I dan Siklus II Pada Siswa Kelas IV SD Negeri
Inpres I Arso I Tahun Pelajaran 2018/2019 Dengan Metode
Eksperimen.

Perhitungan persentase peningkatan hasil belajar siswa tentang gaya

dari data awal, siklus I, dan siklus II pada siswa kelas IV SD Negeri Inpres1

Arso 1 Tahun Pelajaran 2018/2019. Pada gambar 6. grafik perhitungan data

adalah sebagai berikut :

a. Tes Awal (12 Oktober 2018)

Siswa yang telah tuntas atau mencapai KKM ≥ 60 ada 12 siswa. Jadi
12
persentase yang diperoleh siswa adalah 30 × 100% = 40%.

b. Siklus I (15 Oktober 2018)


39

Siswa yang telah tuntas atau mencapai KKM ≥ 60 ada 22 siswa. Jadi
22
persentase yang diperoleh siswa adalah 30 𝑋 100% = 73%.

c. Siklus II (22 Oktober 2018)

Siswa yang telah tuntas atau mencapai KKM ≥ 60 ada 30 siswa. Jadi
30
persentase yang diperoleh siswa adalah 30 × 100% = 100%.

Perhitungan persentase penurunan hasil belajar siswa tentang gaya dari

data awal, siklus I, dan siklus II pada siswa kelas IV SD Inpres Negeri I Arso

I Pelajaran 2018/2019. Pada gambar 6. grafik perhitungan data adalah sebagai

berikut :

a. Tes Awal (12 Oktober 2018)

Siswa yang belum tuntas mencapai KKM < 60 ada 18 siswa. Jadi

18
persentase yang diperoleh siswa adalah 30 × 100% = 80%.

b. Siklus I ( 15 Oktober 2018)

Siswa yang belum tuntas mencapai KKM < 60 ada 8 siswa. Jadi

8
persentase yang diperoleh siswa adalah 30 X 100% = 27%.

c. Siklus II (22 Oktober 2018)

Siswa yang belum mencapai KKM < 60 ada 0 siswa. Jadi persentase yang
0
diperoleh siswa adalah 30 × 100% = 0%.

Hasil pada data awal terdapat 12 (40 %) siswa yang telah tuntas atau

mencapai KKM dan terdapat 18 (60 %) siswa yang belum tuntas atau belum

mencapai KKM. Sehingga peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas

dengan menggunakan dua siklus. Pada siklus I terjadi peningkatan 22 (73%)


40

siswa dan pada siklus II semakin meningkat menjadi 30 (100 %) siswa yang

telah tuntas atau mencapai KKM.

B. Pembahasan

1. Siklus I

Pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari kamis tanggal 15

Oktober 2018 pada proses pembelajaran pada siklus I diawali dengan

menjelaskan materi gaya dengan melakukan perobaan dengan

membuktikan bahwa gaya dapat mempengaruhi bentuk dan gerak benda.

Sesuai dengan pendapat dari teori belajar IPA yaitu teori belajar menurut

Jean Piaget bahwa pada tahap usia 7-12 tahun pada anak-anak SD masih

belum bisa berpikir abstrak jadi disini peneliti menggunakan metode

eksperimen untuk membantu siswa dalam memahami dan membuktikan

secara langsung konsep yang belum siswa mengerti sebelumnya. Hampir

sama dengan teori Konstruktivisme yang menekankan bahwa peserta didik

belum bisa menerima begitu saja ide atau gagasan dari orang lain tanpa

membuktikannya secara langsung kebenarannya.

Dalam menjelaskan materi gaya, diawali dengan memberikan

penjelasan terkait percobaan yang akan peserta didik lakukan. Selanjutnya

guru membagi siswa kedalam 6 kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa

setiap kelompok. Guru memberikan alat dan bahan kepada kelompok yang

akan dibagi untuk melakukan percobaan 1 dan kelompok yang akan

melakukan percobaan 2, setelah selesai melakukan percobaan maka


41

kelompok yang belum melakukan percobaan tersebut dapat menukarkan

alat dan bahan kepada kelompok yang belum melakukan percobaan.

Setelaah semua kelompok selesai melakukan percobaan dan menuliskan

hasil percobaan pada LKS maka setiap kelompok dapat mempresentasikan

hasil kerja mereka dan kelompok lain memberikan pendapat.

Saat siswa melakukan percobaan peneliti mengamati dan memantau

setiap hasil kerja kelompok. Sebagian besar siswa sangat antusias dan

bersemangat dalam melakukan percobaan tetapi ada beberapa siswa yang

peneliti perhatikan masih sibuk bermain sendiri seperti Giantly yang ketika

mengerjakan soal evaluasi tidak mampu menjawab soal nomor 1,3,4,8,10

dan nilai yang diperoleh adalah 50. Rubi Hatjo ketika proses pembelajaran

juga bermain, ketika ada hal yang belum dimengerti malu bertanya dan

hanya diam saja dan akhirnya dihasil evaluasi siswa tersebut tidak mampu

mengerjakan soal nomor 1,2,5,7,9,10 sehingga mendapatkan nilai 40.

Maria ketika guru menjelaskan materi tidak memperhatikan tetapi sibuk

bercerita dengan temannya sehingga ketika diberikan tes Maria hanya bisa

menjawab soal nomor 1,2,5,7,9 sehingga mendapatkan nilai 50. Ada juga

siswa yang bernama Michelle yang ketika ditanya hanya diam, dan tidak

menjawab, sehingga ketika diberi tes hanya dapat mengerjakan soal nomor

3,4,5,7,8. Thelma ketika sedang dijelaskan materi kurang memperhatikan,

akhirnya dari hasil evaluasi tes siswa tersebut belum mampu

menyelesaikan soal nomor 1,3,5,10. Quillgn kurang aktif dalam

melakukan percobaan dan lebih banyak menganggu temannya sehingga


42

ketika diberikan soal tes siswa ini hanya mampu mengerjakan soal nomor

3,4,7,8. Grace ketika dibagikan kelompok tidak mau bergabung belajar

bersama teman yang lain, sehingga ketika tes diberikan siswa ini belum

dapat menjawab dengan tepat soal nomor 1,2,5,7,8. Dan selanjutnya

adalah Josua, siswa ini tidak memperhatikan penjelasan materi dan sibuk

menganggu temannya sehingga ketika diberi tes, hasil yang diperoleh

siswa ini mendapatkan nilai 40 hanya mampu mengerjakan soal nomor

3,4,8,10.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar

siswa tentang gaya pada siklus I. Pada hasil belajar siklus I terdapat 22

(73,3%) siswa telah tuntas KKM sedangkan 8 (26,6%) siswa belum tuntas

KKM. Dengan demikian, siklus I belum berhasil karena masih terdapat 8

(26,6%) siswa yang belum tuntas, adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri

individu. Faktor eksternal terdiri dari faktor sosial dan faktor non sosial.

1) Faktor nonsosial, merupakan kondisi fisik yang ada di lingkungan

sekolah, keluarga maupun masyarakat berupa peralatan sekolah,

sarana belajar, gedung dan ruang belajar, kondisi geografis sekolah

dan rumah, iklim dan cuaca, jarak rumah ke sekolah, sarana

transportasi yang tersedia dan sejenisnya.


43

2) Faktor sosial, adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa

manusia. Misalnya kehadiran orang dalam belajar, kedekatan

hubungan antara anak dengan orang lain, keharmonisan atau

pertengkaran dalam keluarga, gaya pengasuhan orang tua, gaya

mengajar guru, sikap guru terhadap siswa, dan sebagainya.

b. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu

yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari 2 faktor yaitu :

1) Faktor fisiologis, adalah kondisi fisik yang terdapat dalam individu.

Faktor fisiologis terdiri dari yang pertama yaitu keadaan jasmani

pada umumnya, misalnya tingkat kesehatan, kelelahan, mengantuk

dan kekurangan fisik individu. Apabila badan individu dalam

keadaan bugar dan sehat maka akan mendukung hasil belajar.

Sebaliknya, jika badan keadaan individu dalam keadaan kurang

bugar dan kurang sehat maka akan menghambat hasil belajar. Yang

kedua yaitu keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu, terutama

terkait dengan fungsi pancaindra dan kelengkapan anggota tubuh

yang ada dalam diri individu. Panca indra merupakan pintu gerbang

masuknya pengetauhan dalam diri individu. Kesempurnaan

anggota tubuh akan sangat menunjang belajar.

2) Faktor psikologis, adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu

antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap,

kepribadian, kematangan dan lain sebagainya.


44

Selain faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, ada juga

temuan-temuan masalah yang diamati supervisor selama proses

pembelajaran berlangsung yang menjadi perhatian serius peneliti pada

waktu refleksi yaitu :

a. Peneliti belum menyampaikan apersepsi terkait materi yang diajarkan

dan belum menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Peneliti memiliki keterbatasan alat dan bahan dalam melakukan

percobaan sehingga peneliti membagi kelompok menjadi 6, tiga

kelompok pertama melakukan percobaan 1 dan 3 kelompok kedua

melakukan percobaan 2 setelah itu menukarkan alat dan bahan mereka.

ketika melakukan percobaan siswa dari kelompok yang sedang

melakukan percobaan 1 konsenterasinya akan terganggu karena

kelompok yang melakukan percobaan 2 alat dan bahannya berbeda dan

itu dapat membuat siswa yang lain penasaran dan tidak fokus pada

percobaannya sendiri.

2. Siklus II

Pada pembelajaran siklus II pada tanggal 12 Mei 2018 dalam

menjelaskan materi gaya, diawali dengan memberikan penjelasan terkait

percobaan yang akan peserta didik lakukan. Selanjutnya guru membagi

siswa kedalam 6 kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa setiap kelompok.

Guru telah melengkapi alat dan bahan untuk digunakan dalam percobaan 1

dan 2, alat dan bahan dibagikan kepada setiap kelompok lalu guru

memberikan petunjuk sebelum siswa melakukan percobaan bersama-sama.


45

Guru mengawasi jalannya percobaan yang sedang dilakukan, setelah

semua kelompok selesai melakukan percobaan dan menuliskan hasil

percobaan pada LKS maka setiap kelompok dapat mempresentasikan hasil

kerja mereka dan kelompok lain memberikan pendapat.

Hasil penelitian pada siklus II menunjukkan bahwa adanya

peningkatan hasil belajar siswa tentang gaya pada siklus I. Pada hasil

belajar siklus II terdapat 30 (100%) siswa telah tuntas KKM, pembelajaran

dikatakan berhasil jika semua siswa telah tuntas KKM dan siklus

dihentikan.

Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan tampak bahwa

pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen mempunyai

kelebihan yang sangat terlihat jelas yaitu situasi proses belajar menjadi

lebih aktif, siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai sumber informasi

yang ada disekitar mereka, mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja

atas inisiatif sendiri, siswa memiliki konsentrasi lebih baik dari pada siswa

menerima materi pembelajaran dengan mendengar ceramah dari guru saja

dan proses pembelajaran berubah dari yang semula terpusat pada guru

menjadi terpusat kepada murid. Terbukti kerja kelompok siklus I guru

masih banyak membimbing, tetapi pada siklus II tanpa bimbingan guru

siswa sudah jalan sendiri guru cukup mengawasi saja.

Secara teoritis metode eksperimen lebih menekankan pada

kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan kemudian

menyimpulkan jawaban dari permasalahan tersebut. Penerapan metode


46

eksperimen lebih tepat dan cepat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini

disebabkan oleh belajar mengajar yang diakukan meliputi semua aspek

yang dapat mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri.

Penggunaan metode ekperimen terbukti dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri Inpres I Arso I yaitu

nilai hasil belajar siswa meningkat dari data awal siswa tuntas KKM 12

(40%) naik pada siklus I menjadi 22 (73%) dan pada siklus II meningkat

30 (100%) siswa telah tuntas KKM

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas peneliti dapat disimpulkan

sebagai berikut:

Penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA

materi gaya pada siswa kelas Kelas IV SD Negeri Inpres I Arso I Kabupaten

Keerom Tahun Ajaran 2018/2019. Terlihat pada data awal siswa yang

Berdasarkan hasil belajar data awal, dari 30 siswa yang mendapatkan nilai 60
47

keatas hanya 12 (40%) siswa dan 18 (60%) siswa belum mencapai KKM 60,

maka dilanjutkan ke siklus I, hasil belajar pada siklus I mengalami

peningkatan sebanyak 10 siswa dari 12 (40%) siswa naik menjadi 22 (73%)

siswa. Dan masih terdapat 8 (27%) siswa yang belum tuntas KKM maka

dilanjutkan pada siklus II. Pada akhir pembelajarn siklus II diperoleh 30

(100%) siswa telah tuntas KKM, penelitian ini dinyatakan berhasil.

B. Saran

1. Bagi guru kelas hendaknya dapat menggunakan metode eksperimen

khususnya untuk pelajaran IPA selama proses pembelajaran sehingga

presentasi belajar siswa dapat meningkat.

2. Bagi sekolah hendaknya menyiapkan sarana prasarana yang dibutuhkan

dalam proses pembelajaran


48

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Susanto, 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group.

Asep Jihad & Abdul Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi
Pressindo.

Jumanta Hamdayama. 2017. Metodologi Pengajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Lilik Sriyanti. 2013. Psikologi Belajar. Yogyakarta : Ombak (IKAPI).

Oemar Hamalik. 2016. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Srini M. Iskandar. 1996/1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan. Jakarta :


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Yatim Riyanto. 2002. Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi


Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas.
Jakarta : Pusat Perbukuan.

Zainal Aqib & Ali Murtadlo. 2016. Kumpulan Metode Pembelajaran Kreatif dan
Inovatif. Bandung : Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.
49

LAMPIRAN-LAMPIRAN
50

Lampiran 3

DAFTAR NILAI (DATA AWAL) KELAS IV SD NEGERI INPRES I ARSO

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Keterangan
No Nama Nilai
Tuntas Belum Tuntas
1. 60 ✓
2. 60 ✓
3. 30 ✓
4. 80 ✓
5. 20 ✓
6. 20 ✓
7. 40 ✓
8. 70 ✓
9. 50 ✓
10. 60 ✓
11. 50 ✓
12. 50 ✓
13. 30 ✓
14. 40 ✓
15. 40 ✓
16. 80 ✓
17. 40 ✓
18. 50 ✓
19. 80 ✓
20. 30 ✓
21. 70 ✓
22. 60 ✓
23. 30 ✓
24. 50 ✓
25. 70 ✓
26. 40 ✓
51

Keterangan
No Nama Nilai
Tuntas Belum Tuntas
27. 80 ✓
28. 30 ✓
29. 80 ✓
30. 50 ✓
Jumlah siswa tuntas/ Jumlah siswa belum
12 18
tuntas
Persentase (%) 40% 60%

Lampiran
4
DAFTAR NILAI (SIKLUS I) MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN
DI KELAS IV SD YPK ASEI
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Keterangan
No Nama Nilai
Tuntas Belum Tuntas
1. 70 ✓
2. 80 ✓
3. 60 ✓
4. 100
5. 50 ✓
6. 40 ✓
7. 60 ✓
8. 80 ✓
9. 70 ✓
10. 70 ✓
11. 60 ✓
12. 70 ✓
13. 50 ✓
14. 70 ✓
15. 60 ✓
16. 100 ✓
52

Keterangan
No Nama Nilai
Tuntas Belum Tuntas
17. 50 ✓ ✓
18. 70 ✓
19. 90 ✓
20. 40 ✓
21. 90 ✓
22. 70 ✓
23. 50 ✓
24. 60 ✓
25. 80 ✓
26. 50 ✓
27. 90 ✓
28. 40 ✓
29. 90 ✓
30. 60 ✓
Jumlah siswa tuntas/Jumlah siswa belum tuntas 22 8
Lampiran
Persentase siswa tuntas (%)/Persentase siswa
5 73 % 27 %
belum tuntas (%)
DAFTAR NILAI (SIKLUS II) MENGGUNAKAN METODE
EKSPERIMEN DI KELAS IV SD YPK ASEI
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Keterangan
No Nama Nilai Belum
Tuntas
Tuntas
1. 80 ✓
2. 80 ✓
3. 80 ✓
4. 100 ✓
5. 80 ✓
6. 60 ✓
7. 70 ✓
8. 80 ✓
53

Keterangan
No Nama Nilai Belum
Tuntas
Tuntas
9. 70 ✓
10. 90 ✓
11. 70 ✓
12. 80 ✓
13. 70 ✓
14. 80 ✓
15. 80 ✓
16. 100 ✓
17. 70 ✓
18. 70 ✓
19. 100 ✓
20. 60 ✓
21. 90 ✓
22. 80 ✓
23. 60 ✓
24. 70 ✓
25. 90 ✓
26. 70 ✓
27. 90 ✓
28. 80 ✓
29. 100 ✓
30. 80 ✓
Jumlah siswa tuntas/Jumlah siswa belum tuntas 30 0
Persentase (%) 100 % 0%
Lampiran
6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Siklus I
54

Sekolah : SD Inpres Negeri I Arso I


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : IV / I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Hari :

A. Sandar Kompetensi
7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan bentuk suatu benda

B. Kompetensi Dasar
7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat
mengubah gerak suatu benda.
7.2 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat
mengubah bentuk suatu benda.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


7.1.1 Menjelaskan pengaruh gaya terhadap gerak benda
7.2.1 Menjelaskan pengaruh gaya terhadap bentuk benda

D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengaruh gaya terhadap gerak benda
2. Siswa dapat menjelaskan pengaruh gaya terhadap bentuk benda

E. Metode Pembelajaran
Metode : eksperimen, penugasan, diskusi dan tanya jawab

F. Materi Pokok
Gaya dan pengaruhnya terhadap benda
55

G. Strategi Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
- Memberi salam
- Berdoa bersama
- Menanyakan kabar siswa
- Mengisi daftar presensi siswa dengan cara memanggil nama siswa
- Apersepsi: tanya jawab tentang materi yang terdahulu (siswa
menjawab pertanyaan tentang pengertian gaya).
2. Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan materi tentang gaya
- Guru memberikan penjelasan bahwa siswa akan melakukan eksperimen
tentang gaya
- Guru membagi kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa
- Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) pada masing-masing
kelompok
- Guru memberikan alat dan bahan percobaan sesuai LKS dengan
membagi tiga kelompok pertama melakukan percobaan 1, dan 3
kelompok kedua melakukan percobaan 2, jika keduanya telah selesai
melakukan percobaan maka alat dan bahan ditukarkan kepada
kelompok yang lain
- Guru menyampaikan petunjuk sebelum siswa melakukan percobaan
- Siswa melakukan percobaan secara berkelompok sesuai dengan
petunjuk yang ada di LKS dengan bimbingan guru, untuk membuktikan
pengaruh gaya terhadap gerak dan bentuk benda
- Perwakilan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas, sedangkan kelompok lain menanggapi
- Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
- Guru membagikan lembar soal evaluasi kepada masing-masing siswa
untuk dikerjakan secara individu.
3. Kegiatan Akhir
- Siswa bersama guru menarik kesimpulan bersama
56

- Guru memberikan motivasi


- Memberi salam penutup

H. Sumber Belajar dan Alat


 Buku IPA Kelas 4 BSE
 Alat-alat percobaan/eksperimen

I. Penilaian
 Tes tertulis
 Unjuk kerja

Jayapura, 07 Mei 2019

Guru Pamong, Mahasiswa,

Solikati, S.Pd Ida Anita Puspita


NIP.197407081998082002 20170111045017

Mengetahui.
Kepala Sekolah

Sri Muliyani, S.Pd


NIP. 19710141995012004

Soal Evaluasi (Siklus I)

Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang tepat!


57

1. Semua bentuk tarikan atau dorongan dalam IPA disebut ....


a. daya
b. aksi
c. gaya
d. reaksi
2. Besi yang dipanaskan dan dipukul akan menjadi pipih. Hal ini menunjukkan
bahwa gaya ....
a. mengubah bentuk benda
b. mengubah berat benda
c. mengubah gerak benda
d. mengubah warna benda
3. Lemari akan bergeser bila di dorong. Hal ini menunjukkan gaya
memengaruhi....
a. bentuk benda
b. gerak benda
c. wujud benda
d. warna benda
4. Pada saat kamu melempar batu, maka gaya yang kamu berikan ke batu
berbentuk ....
a. tarikan
b. tolakan
c. dorongan
d. pegas
5. Membuat mainan dari plastisin adalah sifat gaya yang dapat ....
a. menjadikan gerak benda
b. membelokkan arah benda
c. menghentikan gerak benda
d. mengubah bentuk benda
6. Gaya yang timbul karena sifat elastis disebut gaya ....
a. pegas
b. listrik
58

c. gravitasi
d. magnet
7. Kelereng yang menggelinding akan berhenti karena adanya gaya ....
a. gesek
b. pegas
c. otot
d. magnet
8. Contoh olahraga yang memanfaatkan gaya tarik adalah ....
a. tarik tambang
b. sepak bola
c. basket
d. lari
9. Kereta kuda dapat bergerak karena adanya gaya ....
a. tarik
b. dorong
c. magnet
d. pegas
10. Alat untuk mengukur besar kecilnya gaya adalah ....
a. Speedometer
b. Dinamometer
c. Meteran
d. Penggaris

Kunci Jawaban Soal Evaluasi

1. C gaya
59

2. A. mengubah bentuk benda

3. B. gerak benda

4. C. dorongan

5. D. mengubah bentuk benda

6. A. pegas

7. A. gesek

8. A. tarik tambang

9. A. tarik

10. B. dynamometer

Skor setiap soal 1

Skor total soal 10

Nilai = Skor yang diperoleh x 100

Skor total

LEMBAR KERJA SISWA

(LKS)
60

Siklus I

Nama Kelompok :

Anggota :

1.

2.

3.

4.

5.

Percobaan 1

Judul : Gaya berpengaruh terhadap gerak benda

Tujuan : Membuktikan bahwa gaya dapat membuat benda berubah

arah Geraknya

Alat dan bahan : Kursi

Langkah kerja : 1. Doronglah kursi ke arah depan. Catatlah apa yang

terjadi.

2. Lalu mintalah temanmu yang memiliki ukuran badan

yang sama denganmu untuk menahan kursi dari sisi yang

berlawanan selagi kamu mendorong kursi tersebut.

3. Catatlah apa yang terjadi pada lembar pengamatan.

Hasil Pengamatan :

No Kegiatan Hasil Pengamatan


.
61

1. kursi di dorong ……………………………………………………


menyebabkan? ……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………

2. Kursi yang bergerak ……………………………………………………


ditahan dari sisi yang ……………………………………………………
berlawanan ……………………………………………………
menyebabkan ? ……………………………………………………

Kesimpulan :

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Pencobaan 2

Judul : Gaya berpengaruh terhadap bentuk benda


Tujuan : Membuktikan bahwa gaya dapat mengubah bentuk suatu
benda
Alat dan bahan : Karet gelang dan lilin mainan (plastisin).
Langkah kerja : 1. Ambil dan mainkan karet gelang pada jari-jari tanganmu
hingga bentuknya dapat berubah-ubah seperti bentuk
rumah dll. lalu amati dan catat apa yang terjadi pada
lembar pengamatan.
2. Buatlah bermacam-macam bentuk seperti boneka salju
dll, dengan menggunakan plastisin lalu amatilah.
3. Catatlah apa yang terjadi pada lembar pengamatan
Hasil Pengamatan :

No Kegiatan Hasil Pengamatan


62

.
1. Bagaimana bentuk ……………………………………………………
karet gelang mula- ……………………………………………………
mula? ……………………………………………………
……………………………………………………
2. Bagaimana bentuk ……………………………………………………
karet gelang pada ……………………………………………………
saat dimainkan ……………………………………………………
dengan jari? ……………………………………………………
3. Bagaimana bentuk ……………………………………………………
plastisin mula-mula? ……………………..……………………………
…………………………………………..………
……………………………………………………
4. Bagaimana bentuk ……………………………………………………
plastisin sesudah ……………………..……………………………
dibuat mainan? ……………………………………………..……
……………………………………………………

Kesimpulan :

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………....

Anda mungkin juga menyukai