Anda di halaman 1dari 2

PAULUS DAN VISI KOSMOSNYA

Kosmologi Paulus dalam Perjanjian Baru mengungkapkan kesadaran societas bahwa hakikat organis dari
seluruh ciptaan sebagai satu kesatuan. Dimana kesakitan dan penderitaan, kebahagiaan dan harapan berjalan bersama-
sama.
Hal ini tidak hanya digambarkan dalam keadaan manusia sewaktu kesakitan saat bersalin melainkan menuntut
pembebasan umat manusia itu sendiri. Realitas manusia sekarang dideskripsikan kedalam masa perbudakan dan
diidentifikasikan ke masa depan sebagai masa pembebasan, penebusan dan kemuliaan.

[Kosmologi Stoic dan Pneuma]

Dalam kosmologi Stoic, segala sesuatu yang ada, terletak pada 2 prinsip utama. Bahwa materi tidak dapat
dihancurkan dan diciptakan, serta ‘divine reason’ yang aktif dan mengorganisir semua ini. Dimaknai ketika nautral
dan supernatural order digabungkan. Dengan kata lain keteraturan alam datang dari akal manusia yang mana disana
akan muncul filosofi, dengan hukumnya sendiri, metodenya sendiri.
Dan keteraturan yang supranatural tidak dapat dijelaskan secara ilmiah ‘beyond our understanding’, datang
dari wahyu dan iman, bahwa kepercayaan merupakan tindakan pemahaman yang melibatkan ‘divine truth’ pada
setiap ‘reason’ yang kita miliki, yang digerakan tuhan melalui anugerahnya. Summa Theologica – Saint Thomas.
Summa Theologiae (Kumpulan dari Teologi) ditulis selama sembilan tahun mulai tahun 1265 dan dipublikasikan
pada tahun 1274.
Tiga tahun sebelum kelahiran kristus filusuf Stoic Chrysippus mendefinisikan ‘Pneuma’ sebagai kendaraan
dari logos, dalam hewan atau kita, maupun dunia materil. Dan ‘kualitas’ pneuma tidak bisa disamaratakan antara satu
dengan yang lainya, tersurat pada 1 Korintus 15 : 39 “Bukan semua daging sama: daging manusia lain dari pada
daging binatang, lain dari pada daging burung, lain dari pada daging ikan.”
Pneuma juga ditranlasikan sebagai ‘constructive fire’ igniter yang akan mematik api ‘spirit’ yang akan
dimaknai/twist oleh paulus sebagai roh kudus. 'Lord and Giver of life’ dan pneuma juga berfungsi sebagai penggerak
siklus regenerasi dan penghancuran di dalam kosmologi Stoic.
Ketika bumi ber-revolusi pada titik equinox maka pneuma akan ber-regenerasi dan ini kemungkinan alasan
kenapa Hari Raya Pentecost suka dikaitkan dengan gambaran api itu sendiri.

[Roh Dunia Dalam Teks-teks Pauline : Iblis, Setan dan Malaikat]

Tersurat dalam 1 Korintus Pasal 8 – 6. Kesimpulan dari ayat-ayat diatas ialah ada berbagai macam tuhan di
kayangan, sangat banyak yang dinamai tuhan di bumi ketika itu. Tuhan-Tuhan yang selain Tuhan yahudi. “Tapi hanya
ada satu tuhan bagi mereka yang percaya, yaitu Tuhan (Lord dan Jesus Christ) atau dengan kata lain segala yang
disebut tuhan haruslah dibawah Tuhan Bapa dan Kristus.” ((Engberg, Troels and Pedersen; Cosmology and Self in
the Apostle of Paul, 2009, p. 92). Serta dalam Surat 1 Korintias Pasal 10 Ayat 14 menyatakan “Karena itu, saudara-
saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala!”
Bahwa Paulus juga tidak menolak setidaknya keberadaan tuhan yang lain yang disangka benar karena mereka
sebenarnya iblis yang nyata dan ada, kekuatan mereka bukanlah kekuatan tuhan, kekuatan jahat dan musuh tuhan
yang akan dikalahkan ketika yesus kembali, Paulus dia memperingatkan jemaat Korintias agar tidak menyembah
berhala atau idols tersebut.
Sementara setan pada teks-teks hebrew ialah rebellious angels, fallen angel, diantaranya Asael dan Mastema.
Satan ialah accuser, penuduh, sikap bermusuhan, mereka yang kejam, presekutor, inherently evil, pemberontak,
menentang kehendak tuhan. Maka tidak semua malaikat juga memiliki sifat yang baik atau perpanjangan tangan dari
tuham, di dalam Jubilees Mastema disuruh tuhan untuk menguji abraham untuk mengorbankan anaknya, Mastema
meminta tuhan untuk memberika kesepuluh ruh anak penjaga dan iblis untuk membantu dia menjalankan tugasnya,
tapi iblis melewati otoritas Mastema, jadi sebagian ada malaikat yang tertuduh sebagai setan tapi ada juga malaikat
yang ditugaskan untuk melindungi kaum yahudi pada pasca pembuangan. (Brown, 2011).

[Paulus Dengan Epictetus]

Tapi apa yang Zeus katakan? Epictetus, jika itu mungkin, aku akan membuat kedua tubuh kecilmu dan
properti kecilmu bebas dan terbebas dari masalah. Tapi sekarang jangan bodoh, tubuh ini bukanlah punyamu, tapi itu
adalah tanah liat yang berwatak dan sejak saya tidak bisa melakukanya untukmu dengan apa yang saya tadi bilang.
Saya telah memberikanmu sebagian kecil dari kemampuan dari kita, seperti mengejar sebuah tujuan ataupun
menghindarinya, hasrat keinginan dan ke-engganan, serta menggunakan benda-benda. Jika kamu menjaga
kemampuan ini dan mempertimbangkan bahwa kemampuan ini milikmu, kamu tidak akan menjadi disulitkan dan
bertemu dengan hambatan, kamu tidak akan meratap, kamu tidak akan menjadi disalahkan. (Epictetus, Discourses,
1.11)
Quote diatas mungkin akan mengingatkan kita pada teks Roma Pasal 9 Ayat 21 “Apakah tukang periuk tidak
mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan
yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?
Di satu sisi paulus menggunakan bahasanya sendiri ke yesaya, ini bisa dilihat pada, Isaiah Pasal 29 Ayat 16
“Betapa kamu memutarbalikkan segala sesuatu! Apakah tanah liat dapat dianggap sama seperti tukang periuk,
sehingga apa yang dibuat dapat berkata tentang yang membuatnya: "Bukan dia yang membuat aku"; dan apa yang
dibentuk berkata tentang yang membentuknya: "Ia tidak tahu apa-apa"?
Apa yang membuat Epictetus dan Paulus quote sangat menarik ialah kesamaan dan perbedaan-perbedaan
dalam konsepsi mereka tentang tubuh. Zeus memberitahukan Epictetus bahwa tubuhnya tidak terhindar dari masalah,
karena tubuhnya milik Zeus. Tapi Zeus mengingatkan Epictetus bahwa ia telah diberikan sebagian dari kemampuan
Tuhan yang mana apabila ia gunakan dengan tepat Epictetus akan dapat menaklukan rintangan, masalah yang mana
tubuhnya tidak bisa lakukan. Tubuh disini dilihat sebagai sesuatu yang negatif dan penderitaan harus dihindari.

Opini Epictetus Terhadap Hubungan Tuhan dan Manusia Dalam Kerangka Manusia yang Otonom

Epictetus membedakan antara apa yang telah diberikan tuhan terhadapnya yaitu tubuhnya (soma),
propertinya, peralatan atau perlengkapanya, rumah, anak-anaknya, istrinya dan pembahasan terhadap kekuatanya
(autexousion) yakni pilihan (proairetika), dimana ia telah membuatnya ‘terserah kepada saya’ agar tak ada rintangan
dan tak terhalangi. Apa yang dikehendaki tuhan ia akan berkehendak, sementara apa yang tidak dikehendaki tuhan
dia tidak bekehendak. Objek dari pilihan-pilihan Ia telah sediakan ke saya, dan membuatnya terserah kepada saya,
terbebas tanpa Ia harus halang-halangi. Tapi tubuh saya terbuat dari tanah liat. (pilihan-pilihanya tanpa ia sadari,
merupakan hasil pilihan-pilihan dari tuhan).

Epictetus Pada Keilahian dan Human Agency atau Perantara Manusia

Jadi tuhan telah memberikan kemampuan parakolouthic/understanding dan kemampuan prohairesis atau
preference, prefix “pro” yang mana bisa berarti sesatu yang terjadi sebelum, seperti prolog, namun mereka pada
dirinya sendiri. Tuhan telah memberikan itu dibawah kendali kita, atau terserah kita (ephhemin) dan apa yang tidak
terserah kita, what is not up to us (taouk ephhemin), bahkan tuhan tidak menyimpan kekuatan padanya untuk
mencegah atau menghalangi itu semua.
Kesimpulan seharusnya dalam hubungan tuhan dengan pemahaman manusia tidaklah berkaitan, manusia pada
dirinya sendiri, serta dalam pemahamanya tidak bisa di paksakan dari pihak luar untuk menuju ke arah tertentu, tidak
pula bisa dipaksakan oleh tuhan. Setiap pemahan yang ada itu terjadi pada dirinya sendiri, pemahaman hanya terjadi
dari dalam, hanya dapat diubah dari dalam. Persepsi itu selalu ada dalam kekuatan kognisi seseorang.

Anda mungkin juga menyukai