Anda di halaman 1dari 18

Program Gizi Masyarakat

C. 1 Pencapaian Posyandu
a. Latar Belakang
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat

dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan

memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan

dasar/sosial dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan agka kematian

bayi. Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar keluarga dalam

aspek pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaannya dilakukan secara

koordinatif dan integratif serta saling memperkuat antar kegiatan dan program untuk

kelangsungan pelayanan di posyandu sesuai dengan situasi/kebutuhan lokal yang dalam

kegiatannya tetap memperhatikan aspek pemberdayaan masyarakat.

Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan

dilakukan disegala bidang. Pembangunan dibidang kesehatan yang merupakan bagian

interaksi dari pembangunan nasional yang secara keseluruhannya perlu digalakan pula.

Hal ini telah digariskan dalam sistem kesehatan nasional antara lain disebutkan bahwa

sebagai tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi

setiap penduduk atau individu agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang

optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional,

khususnya di dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai

keberhasilan tersebut erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan SDM

(Sumber Daya Manusia) sebagai modal dasar pembangunan nasional.


Dalam beberapa tahun terakhir AKB (Angka Kematian Bayi) telah banyak

mengalami penurunan yang cukup menggembirakan meskipun tahun 2001 meningkat

kembali sebagai dampak dari berbagai krisis yang melanda Indonesia. Pada tahun 1971,

Angka Kematian Bayi (AKB) diperkirakan sebesar 152/1000 kelahiran hidup, kemudian

turun menjadi 117 pada tahun 1980, dan turun lagi menjadi 44/1000 kelahiran hidup pada

tahun 2000.

Dalam upaya untuk menurunkan angka kematian bayi dan balita adalah melalui

Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) yang kegiatannya dilakukan penimbangan

dalam kegiatan posyandu. Persentase Balita yang naik timbangannya dibandingkan

dengan jumlah Balita yag ditimbang dapat menggambarkan keberhasilan dalam

memberikan penyuluhan gizi kepada masyarakat di desanya, sehingga orang tua dapat

memberikan makanan yang cukup gizi kepada anaknya. Anak sehat bertambah umur

akan bertambah berat badannya dan persentase Balita yang naik timbangannya dapat

menggambarkan tingkat kesehatan balita di wilayah kerja.

b. Tujuan
1.

2. Membantu Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hadir ke posyandu.

3. Mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), anak balita dan angka

kelahiran

4. Mempercepat penurunan AKI (Angka Kematian Ibu), ibu hamil dan ibu nifas

5. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan

6. kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan

7. Meningkatkan daya jangkau pelayanan kesehatan


c. Sasaran
Sasaran dalam pelayanan kesehatan di Posyandu adalah bayi (usia kurang dari 1 tahun)

anak balita (usia 1-5 tahun), ibu hamil, ibu menyusui.

d. Pihak yang Dilibatkan


Kegiatan posyandu dilaksanakan oleh Bidan Desa, petugas kesehatan Puskesmas

Bilato 3 orang (bidan, perawat, dan gizi), anggota tim NS penempatan Puskesmas

Bilato. Profesi perawat membantu dalam pelaksanaan imunisasi, profesi bidan

pemeriksaan ibu hamil, dan profesi gizi membantu dalam pengukuran tinggi badan dan

berat badan, serta menentukan status gizi balita di posyandu. Masyarakat dan Kader

Posyandu ikut terlibat. Seluruhnya berperan aktif dalam posyandu.

e. Metode Pelaksanaan
1. Jenis Kegiatan

Program ini merupakan Program Posyandu yang dilakukan oleh petugas kesehatan

Puskesmas bersama dengan tim NS.

2. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Program Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bilato dilaksanakan pada masing-

masing desa. Penyelengaraan posyandu dilaksanakan satu (1) kali dalam sebulan.

Hari dan waktunya sesuai dengan tanggal dan waktu yang telah di tentukan dari hasil

kesepakatan masyarakat. Posyandu berlokasi di setiap desa/ atau dusun, yaitu

POSKEDES, ruangan kantor desa, dan rumah warga.

Berikut kegiatan Posyandu di 10 desa Bilato.

No Tanggal Posyandu Nama Posyandu Desa


1 4 – 6 /bln/ 2016 Desa Taulaa
2 5 – 6/bln/2016 Desa Pelehu
3 8 – 9/bln/2016 Desa Ilomata
4 11 – 13/bln/2016 Desa Bilato
5 15 – 16/bln/2016 Desa Juriya
6 15 – 16/bln/2016 Desa Totopo
7 18 - 19/bln/2016 Desa Suka Damai
8 21 – 22/bln/2016 Desa Bumela
9 21 – 23/bln/2016 Desa Lamahu
10 22/bln/2016 Desa Musyawarah

3. Peserta Kegiatan

Peserta kegiatan Posyandu adalah bayi (usia kurang dari 1 tahun) anak balita (usia

1-5 tahun), ibu hamil dan ibu menyusui.

f. Rincian Kegiatan

Wilayah kerja desa Bilato terdiri dari 22 posyandu yaitu Pada pelaksanaannya 2

orang Tim Nusantara Sehat yang terdiri dari tenaga bidan dan gizi. Profesi bidan

melaksanakan kegiatan imunisasi dan pemeriksaan ibu hamil. Profesi gizi membantu

dalam pengukuran tinggi badan dan berat badan, serta menentukan status gizi balita di

posyandu.

g. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lajut

Grafik 1. pencapaian %D/S pada bulan Agustus Oktober Tahun 2016 di wilayah kerja

Puskesmas Bilato
9752
10000
9000
7529
8000
7000
6000
5000
4000
3000 2223
1796
2000 1244 1412 1180 1088
1040
880 839682 900709 978 961 966
626472 616
1000 160 157 191 266 46339766 154
451
122 34430440
0

RIIL 9752 DATANG 7529 TIDAK DATANG 2223

Dari grafik 1. diatas diperolah data bahwa pencapaian kunjungan balita (% D/S)

pada bulan Sampai desember Masih banyak yang belum hadir di posyandu. Hal ini

disebabkan beberapa faktor seperti :

 Kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya berkunjung ke posyandu.

 Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya berkunjung ke posyandu.

 Letak geografis wilayah juga mempengaruhi, jarak yang terlalu jauh.

 Kader yang kurang aktif

Tindak lanjut, akan dilakukan kembali kerja sama dengan petugas promkes, kader

dan aparat desa untuk mengajak masyarakat berkunjung pada saat posyandu, selain itu

kami juga melakukan sosialisasi pada saat kegiatan posyandu, mengingatkan kembali

kepada masyarakat agar bulan depan berkunjung kembali ke posyandu dan mengajak

masyarakat lainnya (tetangga) agar ikut kegiatan posyandu bulan selanjutnya.


Adapun program inovasi yang dilakukan untuk membantu meningkatkan % D/S

yaitu Via SMS Handphone yang di tujukan kepada ibu – ibu yang mempunyai anak bayi

dan balita. Kegiatan ini bertujuan untuk memberi informasi kepada masyarakat tentang

posyandu, pelayanan apa saja pada saat posyandu dan kegiatan ini juga dimaksudkan

untuk daya tarik agar masyarakat berkunjung ke posyandu. Kegiatan ini dilakukan juga

dengan melakukan pengukuran TB dan penimbangan BB langsung turun ke Taman

Kanak Kanak (TK).

Selain itu, dibawah ini merupakan grafik 2. Tentang pencapaian % N/D diwilayah

kerja Bilato.

Grafik 2. pencampaian %N/D pada bulan Agustus Oktober Tahun 2016 di

wilayah kerja Puskesmas Bilato.

70.0
[VALUE]%
60.0
[VALUE]% [VALUE]%
[VALUE]%
50.0 [VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]% 69.3% [VALUE]%
[VALUE]%
40.0

30.0

20.0 [VALUE]%

10.0

0.0

-
Dari grafik 2.diatas diperoleh data bahwa pencapaian 70% N/D pada Agustus

Oktober mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya, tetapi dalam hal ini, perbaikan
masih ditingkatkan, selanjutnya untuk membantu kenaikan 90% N/D setiap bulannya,

akan dilakukan pemantauan BB balita setiap bulannya, jika ditemukan balita yang tidak

mengalami kenaikan atau turun BB, keluarga balita akan diberikan konseling tentang

makanan yang seimbang, cara pengolahan maupun penyajian makanan.

Untuk memantau perkembangan bayi dan balita perlu dilakukan monitoring dan

evaluasi secara berkala dan berkesinambungan. Keberhasilan pengelolaan Posyandu

memerlukan dukungan yang kuat dari berbagai pihak, baik dukungan moril, materil,

maupun financial. Selain itu diperlukan adanya kerjasama, tekanan dan pengabdian para

pengelolanya termasuk kader. Apabila kegiatan Posyandu terselenggara dengan baik

akan memberikan konstribusi yang besar, dalam menurunkan angka kematian ibu, bayi

dan balita.

h. Evaluasi dan Rekomendasi


No Evaluasi Rekomendasi
1. Belum semua balita datang ke posyandu -
Kader meningkatkan motivasi ibu-
ibu untuk membawa balitanya ke
posyandu
- Via SMS Handphone
- Posyandu Taman Kanak Kanak
2. Pelaksanaan sistem pelayanan masih Pelaksanaan sistem pelayanan
belum tersusun dengan baik kedepannya diharapkan dapat
menerapkan sistem 5 meja

i. Dokumentasi
POSYANDU

C.2 Program Gizi


Program gizi merupakan salah satu program kesehatan di Puskesmas yang bertujuan

untuk perbaikan gizi masyarakat puskesmas. Program ini terdiri dari kegiatan harian,

kegiatan bulanan atau semesteran (6 bulan sekali) dan kegiatan tahunan (setahun sekali)

serta beberapa kegiatan investigasi dan intervensi yang dilakukan setiap saat jika ditemukan

masalah gizi misalnya ditemukan adanya kasus gizi buruk. Kegiatan program Perbaikan Gizi

Masyarakat dapat dilakukan di dalam maupun di luar Puskesmas.

Pelacakan gizi buruk adalah salah satu program yang termasuk dalam Plan of Action

(POA) Puskesmas Bilato tahun 2016. Program ini dilakukan guna ditemukannya kasus baru

balita gizi buruk untuk dapat ditangani secara cepat dan tepat, Teridentifikasinya faktor gizi

resiko gizi buruk disuatu wilayah sebagai bahan informasi bagi sektor terkait dalam

penentuan intervensi dan agar ditetapkannya rencana pencegahan dan penanggulangan gizi

buruk secara terus-menerus.

C.2.1. Gizi Buruk


a. Latar Belakang
Penanganan penderita gizi buruk, perlu pendekatan khusus, karena semua

pasien penderita gizi buruk memerlukan pelayanan rawat inap. Gizi buruk tanpa

komplikasi medis (anoreksia, pneumonia berat, anemia berat, dehidrasi berat,

demam sangat tinggi, penurunan kesadaran) dapat ditangani secara rawat jalan.
Penderita gizi buruk dengan komplikasi dan tanda bahaya perlu dirawat

inap sesuai dengan Tata Laksana anak gizi buruk. Pedoman Tatalaksana Gizi

Buruk menggunakan sepuluh langka dalam 5 kondisi klinis. Kondisi I-V

ditentukan berdasarkan ada tidaknya tanda bahaya yaitu :

a. Renjatan/ syok

b. Letargis

c. Diare, Muntah, atau dehidrasi

Gizi buruk tanpa komplikasi dan tanda bahaya dapat dirawat jalan melalui

klinik Gizi Puskesmas / Pusat Pemulihan Gizi (PPG) atau Pemulihan Gizi

Berbasis Masyarakat (PGBM), diberi pengobatan dan makanan padat gizi/ energi

serta konseling gizi seminggu sekali sampai dengan BB/TB > -2 SD atau anak

mengalami kenaikan berat badan 15 – 20 % dari berat badan terendah pada saat

pemeriksaan status gizi. Pada umumnya anak membaik dalam waktu 17 minggu.

b. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus

1. Tujuan Umum

Mengurangi prevalensi gizi buruk di wilayah kerja.

2. Tujuan Khusus

Meningkatkan status gizi balita dari gizi kurang menjadi gizi baik / normal.

c. Pihak – pihak yang dilibatkan

Pihak yang dilibatkan dalam kegiatan ini yaitu orang tua balita, kader posyandu

dan petugas kesehatan .

d. Sasaran

Sasaran program ini yaitu balita yang ada diwilayah kerja puskesmas Bilato.
e. Rincian kegiatan

Penanganan balita gizi buruk tanpa komplikasi adalah sebagai berikut

 Pemberian PMT Pemulihan yang padat gizi seperti susu, telur, kacang hijau,

biskuit.

 Penyuluhan gizi yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan posyandu ataupun

kegiatan lainnya.

 Konseling pemberian makanan bayi dan anak ( ASI, PMT, MP-ASI) kepada

keluarga balita.

 Memantau penambahan BB dan pemeriksaan klinis setiap minggunya dengan

bantuan kader, TB/PB diperiksa setiap bulannya oleh tenaga kesehatan yang

dilakukan bersamaan dengan kegiatan posyandu.

 Evaluasi kembali bila tidak terjadi kenaikan BB.

 Jumlah Balita Gizi Buruk di wilayah kerja Puskesmas Bilato dari Juni –

Oktober tidak ada di temukankannya gizi buruk.

C.2.2 Gizi Kurang

a. Latar Belakang

Gizi adalah suatu istilah umum yang merujuk pada kondisi Klinis yang

disebabkan oleh diet yang tak tepat atau tak cukup. Walaupun seringkali

disamakan dengan kurang gizi yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi,

buruknya absorpsi, atau kehilangan zat gizi dalam jumlah besar. Istilah ini

sebenarnya juga mencakup kelebihan gizi yang disebabkan oleh makan berlebihan

atau masuknya nutrien tertentu secara berlebihan ke dalam tubuh.


Kondisi kesehatan dan gizi anak balita di indonesia tampaknya masih

merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius. Berdasarkan data

Riskesdas 2010 pada balita angka prevalensi BB kurang dan sangat kurang

sebesar 17,9 % (BB/U) , Prevalensi kurus dan sangat kurus 13,3% (BB/TB-PB),

kegemukan 14,0% (BB/TB-PB), prevalensi pendek dan sangat pendek 35,6%

(TB/U).

Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap peningkatan angka kesakitan dan

kematian, serta hambatan pertumbuhan dan perkembangan anak. Seorang balita

dinyatakan menderita gizi kurang jika indeks antropometrinya (BB/TB) berada

pada kisaran -3 SD s/d -2 SD (WHO, 2009). Gizi kurang dapat ditegakan dengan

kriteria sebagai berikut :

1. LILA ≥ 11,5 cm – 12,5 cm

2. BB/TB > -3 SD s/d < -2 SD

3. Tidak ada oedema

4. Nafsu makan baik

5. Keadaan umum baik

Hal tersebut disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein

dalam makanan sehari – hari sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi dan

atau adanya penyakit infeksi (sebagai manifestasi adanya gangguan

pertumbuhan).

b. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus

1. Tujuan Umum

Mengurangi prevalensi gizi kurang di wilayah kerja.


2. Tujuan Khusus

Meningkatkan status gizi bayi dan balita dari status gizi kurang menjadi status

gizi baik atau normal

c. Pihak – pihak yang dilibatkan

Pihak yang dilibatkan dalam kegiatan ini yaitu orang tua balita, kader posyandu

dan petugas kesehatan

d. Sasaran

Sasaran program ini yaitu bayi dan balita yang ada diwilayah kerja puskesmas

Bilato.

e. Rincian kegiatan

Dalam kegiatan ini, penangan yang kami lakukan yaitu

1. Pemberian PMT Pemulihan padat gizi, minimal 90 hari dan bisa berkelanjutan

kedepannya. PMT yang kami berikan seperti kacang hijau, susu bubuk, telur,

minyak.

2. Dilakukan juga penyuluhan dan konseling pada keluarga bayi dan balita,

tentang cara persiapan dan pengolahan ASI, MP-ASI, PMT.

3. Pemantauan BB, TB/PB bayi dan balita setiap minggunya di bantu oleh kader,

dan pemantauan setiap bulannya di lakukan oleh petugas kesehatan bersamaan

dengan kegiatan posyandu.

4. Bila tidak terjadi penambahan BB/TB dalam 2 bulan, dilakukan evaluasi

kembali tentang riwayat makan, keadaan fisik bayi dan balita.

Dari hasil monitoring dan evaluasi riwayat makan balita, rata - rata

nafsu makan balita sudah baik, hanya saja balita dengan status gizi kurang
lebih rentan terinfeksi penyakit. Faktor cuaca sangat berpengaruh pada

kesehatan balita. Cuaca yang panas, menyebabkan anak menjadi sakit. Hal

inilah yang sering kali menghambat kenaikan BB balita, balita menjadi sakit

dan nafsu makan menurun.Jumlah Balita Gizi Kurang di wilayah kerja

Puskesmas Bilato berjumlah 7 orang dari hasil turun lapangan program

pemantauan status Gizi di bulan September Oktober. Dari hasil kajian di

dapatkan dilakukan tindak lanjut dengan pemberian makanan tambahan (PMT)

dan diberikan konseling kepada anggota keluarga balita tentang makanan tinggi

energi dan protein.

C.2.3 Gizi Ibu Hamil

a. Latar Belakang
Kehamilan adalah satu proses faali pada semua mamalia yang akan

menjadikan awal kehidupan generasi berikutnya. Salah satu kebutuhan yang

paling esensial untuk mendapatkan keturunan yang sehat adalah asupan gizi yang

cukup, baik kuantitas maupun kualitas. Berdasarkan SK Menkes no

1593/SK/XI/2005 tentang anjuran AKG yang merujuk pada hasil WNPG 2004

bahwa kebutuhan ibu hamil rata-rata 1980-2200 kkalori per hari dan 67 gram

protein.

Masalah gizi pada ibu hamil yang sering dijumpai di masyarakat adalah

kurangnya asupan gizi yang mengakibatkan ibu menderita Kurang Energi Kronis

(KEK) yang ditandai dengan hasil pengukuran lingkar lengan atas (LLA) < 23,5

cm. Selain kurang energi dan protein, masalah lain yang sering dijumpai pada ibu

hamil adalah kekurangan vitamin dan mineral,antara lain kekurangan asam folat,
zat besi, zat seng dan yodium. Manifestasi dari kekurangan vitamin dan mineral

tersebut adalah anemia gizi besi, GAKI, dan rentan terhadap penyakit infeksi.

Kurang Energi Kronis, anemia gizi besi dan GAKI pada ibu hamil

membawa risiko terhadap gagal tumbuh pada janin, bayi lahir kurang (BBLR) dan

ibu dapat mengalami pendaharan pada saat melahirkan. Bila tidak dikoreksi tepat

waktu, keadaan ini akan mengakibatkan kematian janin dalam kandungan dan

bayi lahir mati.

b. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus

1. Tujuan Umum

Ibu hamil dan menyusui mengerti, mampu memperbaiki sikap dan

mewujudkan perilaku sehat dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan khusus

Gizi seimbang pada ibu hamil dan ibu menyusui.

c. Pihak – pihak yang dilibatkan

Dalam kegiatan tersebut, kami selaku tenaga gizi bekerja sama dengan

diantaranya KIA, PROMKES, dan GIZI.

d. Sasaran

Sasaran dalam kegiatan ini yaitu PUS, WUS, ibu menyusui, ibu hamil.

e. Rincian kegiatan

Monitoring dan evaluasi dari kegiatan kelas ibu hamil yaitu ibu hamil sangat

antusias dalam mengikuti kegiatan, hasil postest yang dilakukan mengalami

peningkatan, ibu hamil menjadi tau dan mau berusaha mengubah gaya hidup

sehat. Untuk tindak lanjut, kelas ibu hamil akan tetap dilanjutkan
f. Dokumentasi

Kelas Ibu Hamil Di Desa Pelehu

C.2.4 Pemberian Vitamin A


a. Latar Belakang

Bulan Februari dan Agustus dikenal sebagai Bulan Vitamin A, dimana

seluruh anak yang berusia 6 bulan sampai 59 bulan akan mendapatkan vitamin A

gratis di Posyandu atau Puskesmas. Menurut data WHO, diperkirakan terdapat 250

juta anak pra-sekolah di seluruh dunia mengalami kekurangan vitamin A. Setiap tahun

terdapat sekitar 250.000 – 500.000 anak mengalami kebutaan dan separuh anak ini

kemudian meninggal dalam jangka waktu 12 bulan akibat kekurangan vitamin A. Di

Indonesia program suplementasi vitamin A aktif dikampanyekan sejak tahun 1970-an

dan masih terus digalakkan hingga saat ini.

Suplementasi secara berkala vitamin A dosis tinggi ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan terhadap vitamin A, mencegah defisiensi vitamin A, dan untuk

membangun cadangan vitamin A dalam hati. Pemberian 200.000 IU (dosisi tinggi)

kepada anak usia 6-59 bulan akan memberikan pengaruh pencegahan selama 3

hinggga 6 bulan atau bergantung pada ketergantungan vitamin A dalam bahan pangan

dan kecepatan dalam menggunakan vitamin tersebut. Selain itu pemberian vitamin A
pada anak memberikan berbagai manfaat, diantaranya mengurangi angka kesakitan,

mengurangi angka kematian akibat infeksi campak, diare, mencegah rabun senja,

xeroftalmia, kerusakan kornea dan kebutaan, meningkatkan kekebalan tubuh terhadap

serangan infeksi, serta mencegah anemia.

b. Tujuan

Tujuan dilakukannya pemberian vitamin A untuk menjaga kesehatan mata,

meningkatkan daya tahan tubuh bagi balita dalam melawan penyakit. Serta mencegah

terjadinya kebutaan akibat kekurangan vitamin A.

c. Sasaran

Sasaran dalam kegiatan ini adalah Bayi (6-11 Bulan), Balita (12-59 Bulan) dan Ibu

Nifas.

d. Pihak yang Dilibatkan

Kegiatan Pemberian Vitamin A melibatkan 2 (dua) orang petugas kesehatan

Puskesmas Bilato dan petugas yang bertanggung jawab terhadap Gizi.

e. Metode Pelaksanaan

1. Jenis Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan Pemberian Vitamin A dilakukan oleh petugas kesehatan dan

anggota NS penempatan Puskesmas Bilato.

f. Lokasidan waktu pelaksanaan

Pemberian Vitamin A dilakukan di Posyandu 10 Desa wilayah kerja Puskesmas Bilato

setiap bulan Februari dan Agustus

g. Peserta Kegiatan

Peserta kegiatan ini adalah Bayi (6-11 Bulan), Balita (12-59 Bulan) dan Ibu Nifas.

h. Rincian Kegiatan
Program ini merupakan Program Pemberian Vitamin A yang dilakukan oleh petugas

kesehatan puskesmas bersama dengan tim NS. Pembagian kapsul vitamin A sudah

dibagikan di masing-masing Posyandu yang ada di Desa wilayah kerja Puskesmas

Bilato. Begitupun pada saat pelaksanaan kegiatan SDIDTK di seluruh PAUD yang ada

di masing-masing Desa, TIM NS dan Petugas kesehatan Puskesmas membagikan

Vitamin A pada seluruh murid yang berusia yang berusia 3-5 tahun.

120.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%

80.0%

60.0%

40.0%

20.0%

0.0%

i. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tidak Lanjut

No Indikator Keberhasilan Kategori


1 Semua Ibu Nifas mendapatkan Vitamin A Baik
2 Semua bayi usia 6-11 bulan mendapatkan Baik
Vitamin A
3 Semua balita usia 12-59 bulan Baik
mendapatkan Vitamin A
Berdasarkan Plan Of Action (POA) yang sudah ditetapkan oleh pihak
puskesmas, kegiatan pemberian Vitamin A Dosis Tinggi (200.000 IU) dilakukan 2 kali
dalam setahun yaitu Bulan Februari dan Agustus. Untuk itu rencana tindak lanjut akan
dilakukan di bulan selanjutnya.
j. Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1 Sasaran terbatas pada balita yang hadir
di Posyandu
2 Tindak lanjut yang dilakukan terbatas Melakukan sweeping dan
dikarenakan terdapat balita tidak pembagian Vitamin A Pada balita
datang ke posyandu di sekolah

k. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai