C. 1 Pencapaian Posyandu
a. Latar Belakang
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
dasar/sosial dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan agka kematian
bayi. Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar keluarga dalam
koordinatif dan integratif serta saling memperkuat antar kegiatan dan program untuk
Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan
interaksi dari pembangunan nasional yang secara keseluruhannya perlu digalakan pula.
Hal ini telah digariskan dalam sistem kesehatan nasional antara lain disebutkan bahwa
sebagai tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi
setiap penduduk atau individu agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional,
kembali sebagai dampak dari berbagai krisis yang melanda Indonesia. Pada tahun 1971,
Angka Kematian Bayi (AKB) diperkirakan sebesar 152/1000 kelahiran hidup, kemudian
turun menjadi 117 pada tahun 1980, dan turun lagi menjadi 44/1000 kelahiran hidup pada
tahun 2000.
Dalam upaya untuk menurunkan angka kematian bayi dan balita adalah melalui
memberikan penyuluhan gizi kepada masyarakat di desanya, sehingga orang tua dapat
memberikan makanan yang cukup gizi kepada anaknya. Anak sehat bertambah umur
akan bertambah berat badannya dan persentase Balita yang naik timbangannya dapat
b. Tujuan
1.
3. Mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), anak balita dan angka
kelahiran
4. Mempercepat penurunan AKI (Angka Kematian Ibu), ibu hamil dan ibu nifas
Bilato 3 orang (bidan, perawat, dan gizi), anggota tim NS penempatan Puskesmas
pemeriksaan ibu hamil, dan profesi gizi membantu dalam pengukuran tinggi badan dan
berat badan, serta menentukan status gizi balita di posyandu. Masyarakat dan Kader
e. Metode Pelaksanaan
1. Jenis Kegiatan
Program ini merupakan Program Posyandu yang dilakukan oleh petugas kesehatan
masing desa. Penyelengaraan posyandu dilaksanakan satu (1) kali dalam sebulan.
Hari dan waktunya sesuai dengan tanggal dan waktu yang telah di tentukan dari hasil
3. Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan Posyandu adalah bayi (usia kurang dari 1 tahun) anak balita (usia
f. Rincian Kegiatan
Wilayah kerja desa Bilato terdiri dari 22 posyandu yaitu Pada pelaksanaannya 2
orang Tim Nusantara Sehat yang terdiri dari tenaga bidan dan gizi. Profesi bidan
melaksanakan kegiatan imunisasi dan pemeriksaan ibu hamil. Profesi gizi membantu
dalam pengukuran tinggi badan dan berat badan, serta menentukan status gizi balita di
posyandu.
Grafik 1. pencapaian %D/S pada bulan Agustus Oktober Tahun 2016 di wilayah kerja
Puskesmas Bilato
9752
10000
9000
7529
8000
7000
6000
5000
4000
3000 2223
1796
2000 1244 1412 1180 1088
1040
880 839682 900709 978 961 966
626472 616
1000 160 157 191 266 46339766 154
451
122 34430440
0
Dari grafik 1. diatas diperolah data bahwa pencapaian kunjungan balita (% D/S)
pada bulan Sampai desember Masih banyak yang belum hadir di posyandu. Hal ini
Tindak lanjut, akan dilakukan kembali kerja sama dengan petugas promkes, kader
dan aparat desa untuk mengajak masyarakat berkunjung pada saat posyandu, selain itu
kami juga melakukan sosialisasi pada saat kegiatan posyandu, mengingatkan kembali
kepada masyarakat agar bulan depan berkunjung kembali ke posyandu dan mengajak
yaitu Via SMS Handphone yang di tujukan kepada ibu – ibu yang mempunyai anak bayi
dan balita. Kegiatan ini bertujuan untuk memberi informasi kepada masyarakat tentang
posyandu, pelayanan apa saja pada saat posyandu dan kegiatan ini juga dimaksudkan
untuk daya tarik agar masyarakat berkunjung ke posyandu. Kegiatan ini dilakukan juga
Selain itu, dibawah ini merupakan grafik 2. Tentang pencapaian % N/D diwilayah
kerja Bilato.
70.0
[VALUE]%
60.0
[VALUE]% [VALUE]%
[VALUE]%
50.0 [VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]% 69.3% [VALUE]%
[VALUE]%
40.0
30.0
20.0 [VALUE]%
10.0
0.0
-
Dari grafik 2.diatas diperoleh data bahwa pencapaian 70% N/D pada Agustus
Oktober mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya, tetapi dalam hal ini, perbaikan
masih ditingkatkan, selanjutnya untuk membantu kenaikan 90% N/D setiap bulannya,
akan dilakukan pemantauan BB balita setiap bulannya, jika ditemukan balita yang tidak
mengalami kenaikan atau turun BB, keluarga balita akan diberikan konseling tentang
Untuk memantau perkembangan bayi dan balita perlu dilakukan monitoring dan
memerlukan dukungan yang kuat dari berbagai pihak, baik dukungan moril, materil,
maupun financial. Selain itu diperlukan adanya kerjasama, tekanan dan pengabdian para
akan memberikan konstribusi yang besar, dalam menurunkan angka kematian ibu, bayi
dan balita.
i. Dokumentasi
POSYANDU
untuk perbaikan gizi masyarakat puskesmas. Program ini terdiri dari kegiatan harian,
kegiatan bulanan atau semesteran (6 bulan sekali) dan kegiatan tahunan (setahun sekali)
serta beberapa kegiatan investigasi dan intervensi yang dilakukan setiap saat jika ditemukan
masalah gizi misalnya ditemukan adanya kasus gizi buruk. Kegiatan program Perbaikan Gizi
Pelacakan gizi buruk adalah salah satu program yang termasuk dalam Plan of Action
(POA) Puskesmas Bilato tahun 2016. Program ini dilakukan guna ditemukannya kasus baru
balita gizi buruk untuk dapat ditangani secara cepat dan tepat, Teridentifikasinya faktor gizi
resiko gizi buruk disuatu wilayah sebagai bahan informasi bagi sektor terkait dalam
penentuan intervensi dan agar ditetapkannya rencana pencegahan dan penanggulangan gizi
pasien penderita gizi buruk memerlukan pelayanan rawat inap. Gizi buruk tanpa
demam sangat tinggi, penurunan kesadaran) dapat ditangani secara rawat jalan.
Penderita gizi buruk dengan komplikasi dan tanda bahaya perlu dirawat
inap sesuai dengan Tata Laksana anak gizi buruk. Pedoman Tatalaksana Gizi
a. Renjatan/ syok
b. Letargis
Gizi buruk tanpa komplikasi dan tanda bahaya dapat dirawat jalan melalui
klinik Gizi Puskesmas / Pusat Pemulihan Gizi (PPG) atau Pemulihan Gizi
Berbasis Masyarakat (PGBM), diberi pengobatan dan makanan padat gizi/ energi
serta konseling gizi seminggu sekali sampai dengan BB/TB > -2 SD atau anak
mengalami kenaikan berat badan 15 – 20 % dari berat badan terendah pada saat
pemeriksaan status gizi. Pada umumnya anak membaik dalam waktu 17 minggu.
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Meningkatkan status gizi balita dari gizi kurang menjadi gizi baik / normal.
Pihak yang dilibatkan dalam kegiatan ini yaitu orang tua balita, kader posyandu
d. Sasaran
Sasaran program ini yaitu balita yang ada diwilayah kerja puskesmas Bilato.
e. Rincian kegiatan
Pemberian PMT Pemulihan yang padat gizi seperti susu, telur, kacang hijau,
biskuit.
kegiatan lainnya.
Konseling pemberian makanan bayi dan anak ( ASI, PMT, MP-ASI) kepada
keluarga balita.
bantuan kader, TB/PB diperiksa setiap bulannya oleh tenaga kesehatan yang
Jumlah Balita Gizi Buruk di wilayah kerja Puskesmas Bilato dari Juni –
a. Latar Belakang
Gizi adalah suatu istilah umum yang merujuk pada kondisi Klinis yang
disebabkan oleh diet yang tak tepat atau tak cukup. Walaupun seringkali
buruknya absorpsi, atau kehilangan zat gizi dalam jumlah besar. Istilah ini
sebenarnya juga mencakup kelebihan gizi yang disebabkan oleh makan berlebihan
Riskesdas 2010 pada balita angka prevalensi BB kurang dan sangat kurang
sebesar 17,9 % (BB/U) , Prevalensi kurus dan sangat kurus 13,3% (BB/TB-PB),
(TB/U).
pada kisaran -3 SD s/d -2 SD (WHO, 2009). Gizi kurang dapat ditegakan dengan
dalam makanan sehari – hari sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi dan
pertumbuhan).
1. Tujuan Umum
Meningkatkan status gizi bayi dan balita dari status gizi kurang menjadi status
Pihak yang dilibatkan dalam kegiatan ini yaitu orang tua balita, kader posyandu
d. Sasaran
Sasaran program ini yaitu bayi dan balita yang ada diwilayah kerja puskesmas
Bilato.
e. Rincian kegiatan
1. Pemberian PMT Pemulihan padat gizi, minimal 90 hari dan bisa berkelanjutan
kedepannya. PMT yang kami berikan seperti kacang hijau, susu bubuk, telur,
minyak.
2. Dilakukan juga penyuluhan dan konseling pada keluarga bayi dan balita,
3. Pemantauan BB, TB/PB bayi dan balita setiap minggunya di bantu oleh kader,
Dari hasil monitoring dan evaluasi riwayat makan balita, rata - rata
nafsu makan balita sudah baik, hanya saja balita dengan status gizi kurang
lebih rentan terinfeksi penyakit. Faktor cuaca sangat berpengaruh pada
kesehatan balita. Cuaca yang panas, menyebabkan anak menjadi sakit. Hal
inilah yang sering kali menghambat kenaikan BB balita, balita menjadi sakit
dan diberikan konseling kepada anggota keluarga balita tentang makanan tinggi
a. Latar Belakang
Kehamilan adalah satu proses faali pada semua mamalia yang akan
paling esensial untuk mendapatkan keturunan yang sehat adalah asupan gizi yang
1593/SK/XI/2005 tentang anjuran AKG yang merujuk pada hasil WNPG 2004
bahwa kebutuhan ibu hamil rata-rata 1980-2200 kkalori per hari dan 67 gram
protein.
Masalah gizi pada ibu hamil yang sering dijumpai di masyarakat adalah
kurangnya asupan gizi yang mengakibatkan ibu menderita Kurang Energi Kronis
(KEK) yang ditandai dengan hasil pengukuran lingkar lengan atas (LLA) < 23,5
cm. Selain kurang energi dan protein, masalah lain yang sering dijumpai pada ibu
hamil adalah kekurangan vitamin dan mineral,antara lain kekurangan asam folat,
zat besi, zat seng dan yodium. Manifestasi dari kekurangan vitamin dan mineral
tersebut adalah anemia gizi besi, GAKI, dan rentan terhadap penyakit infeksi.
Kurang Energi Kronis, anemia gizi besi dan GAKI pada ibu hamil
membawa risiko terhadap gagal tumbuh pada janin, bayi lahir kurang (BBLR) dan
ibu dapat mengalami pendaharan pada saat melahirkan. Bila tidak dikoreksi tepat
waktu, keadaan ini akan mengakibatkan kematian janin dalam kandungan dan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
Dalam kegiatan tersebut, kami selaku tenaga gizi bekerja sama dengan
d. Sasaran
Sasaran dalam kegiatan ini yaitu PUS, WUS, ibu menyusui, ibu hamil.
e. Rincian kegiatan
Monitoring dan evaluasi dari kegiatan kelas ibu hamil yaitu ibu hamil sangat
peningkatan, ibu hamil menjadi tau dan mau berusaha mengubah gaya hidup
sehat. Untuk tindak lanjut, kelas ibu hamil akan tetap dilanjutkan
f. Dokumentasi
seluruh anak yang berusia 6 bulan sampai 59 bulan akan mendapatkan vitamin A
gratis di Posyandu atau Puskesmas. Menurut data WHO, diperkirakan terdapat 250
juta anak pra-sekolah di seluruh dunia mengalami kekurangan vitamin A. Setiap tahun
terdapat sekitar 250.000 – 500.000 anak mengalami kebutaan dan separuh anak ini
kepada anak usia 6-59 bulan akan memberikan pengaruh pencegahan selama 3
hinggga 6 bulan atau bergantung pada ketergantungan vitamin A dalam bahan pangan
dan kecepatan dalam menggunakan vitamin tersebut. Selain itu pemberian vitamin A
pada anak memberikan berbagai manfaat, diantaranya mengurangi angka kesakitan,
mengurangi angka kematian akibat infeksi campak, diare, mencegah rabun senja,
b. Tujuan
meningkatkan daya tahan tubuh bagi balita dalam melawan penyakit. Serta mencegah
c. Sasaran
Sasaran dalam kegiatan ini adalah Bayi (6-11 Bulan), Balita (12-59 Bulan) dan Ibu
Nifas.
e. Metode Pelaksanaan
1. Jenis Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan Pemberian Vitamin A dilakukan oleh petugas kesehatan dan
g. Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan ini adalah Bayi (6-11 Bulan), Balita (12-59 Bulan) dan Ibu Nifas.
h. Rincian Kegiatan
Program ini merupakan Program Pemberian Vitamin A yang dilakukan oleh petugas
kesehatan puskesmas bersama dengan tim NS. Pembagian kapsul vitamin A sudah
Bilato. Begitupun pada saat pelaksanaan kegiatan SDIDTK di seluruh PAUD yang ada
Vitamin A pada seluruh murid yang berusia yang berusia 3-5 tahun.
120.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
80.0%
60.0%
40.0%
20.0%
0.0%
No Evaluasi Rekomendasi
1 Sasaran terbatas pada balita yang hadir
di Posyandu
2 Tindak lanjut yang dilakukan terbatas Melakukan sweeping dan
dikarenakan terdapat balita tidak pembagian Vitamin A Pada balita
datang ke posyandu di sekolah
k. Dokumentasi