Anda di halaman 1dari 6

Video Review

Oleh:
260110160153 Putri Kholilah M. A.
260110160155 Nurul Fitri R.

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=eZBtQ0rDnG4 (Pharmacology -


ANTICOAGULANTS & ANTIPLATELET DRUGS (MADE EASY))

ANTICOAGULANTS & ANTIPLATELET DRUGS

Antikoagulan dan agen antiplatelet digunakan untuk mengobati gangguan


trombotik atau penggumpalan yang tidak diinginkan di dalam pembuluh darah yang
dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.

- Proses penggumpalan
Sel-sel endotel yang membentuk bagian dalam permukaan pelepasan pembuluh
darah dan mediator kimia seperti oksida nitrat untuk melebarkan pembuluh darah dan
prostasiklin untuk mengikat reseptor yang terletak di trombosit memicu reaksi yang
akhirnya mencegah aktivasi dan agregasi trombosit yang terjadi ketika ada kerusakan
pada pembuluh darah, contohnya luka.

Saat luka, trombosit diaktifkan dengan bantuan von willebrand menmpel


dengan kolagen yang terbuka kemudian diaktifkan trombosit berbentuk berbeda mulai
melepaskan butiran yang mengandung mediator kimia seperti trombin ADP serotonin
A2 tromboksan dan trombosit, menutupi luka dan terakhir melibatkan aktivasi
glikoprotein Reseptor 2b / 3a yang mengikat dengan fibrinogen secara bersamaan
membentuk agregat.
Saat ini ada beberapa obat-obatan yang dapat mengganggu trombosit ini dan
penghambat agregasi platelet. Salah satu obat yang diketahui adalan Aspirin. Ketika
platelet aktif asam arakidonat dilepaskan dari membrane fosfolipid lalu dikonversikan
menjadi prostaglandin H2 oleh enzin cyclooxygenase-1 lalu dimetabolisme menjadi
A2 tromboksan yang dilepaskan dari platelet dan membuat trombosit baru. Aspirin ini
bekerja dengan menonaktifkan enzim cox-1 in iuntuk mencegah pembekuan dan
inhibitor agregasi platelet dengan menghambat aksi reseptor ADP khususnya obat
subtype P2Y12 ermasuk Clopidogrel Ticagrelor Ticlopidine dan Prasugrel. Dengan
memblokir P2Y12 Reseptor ADP, obat-pbatan ini efektif menghambat agregasi
platelet.

Ada juga pengmbat reseptor glikoprotein 2b/3a yaitu Abciximab, Eptifibatide,


dan Tirofiban, menghambat agregasi platelet dengan mengikat pada reseptor
glikoprotein 2b/3a pada trombosit dan mencegah fibrinogen mengikat platelet.

Golongan antiplatelet lain yaitu inhibitor phosphodiesterase yaitu


Dipyridamole dan Cilostazol, dengan menghambat enzim phosphodiesterase yang
bertanggung jawab untuk memecah AMP siklik menjadi AMP. Dengan memblokir
enzim ini, Dipyridamole dan Cilostazol meningkatkan intraseluler tingkat AMP siklik
untuk menurunkan kalsium intraseluler dan akhirnya menghambat platelet.

- Pembentukkan pembekuan darah


Agregasi trombosit yang tidak cukup menutupi luka, memperkuat steker
trombosit dengan melibatkan kaskade reaksi enzim menghasilkan fibrin seperti web
mesh. Dua jalur yang terlibat dalam pembekuan yaitu jalur yang intrinsik dan
ekstrinsik.
Dalam jalur intrinsik, pengaktifan prothrombin menjadi thrombin lalu
mengubah fibrinogen menjadi fibrin yang membentuk mesh yang memperkuat
trombosit menutup luka. Jalur ekstrinsik dipicu oleh faktor jaringan dilepaskan dari sel
yang rusak di luar sirkulasi darah dan menyatu dengan jalur intrinsic dan melalui jalur
pada umumnya membentuk gumpalan fibrin.

- Obat Antikoagulan
Antikoagulan mengganggu koagulasi proses tadi, atau menghambat
pembekuan darah. Antikoagulan yang paling banyak dikenal yaitu Heparin seperti
Enoxaparin dan Dalteparin.

Agen-agen ini ada dalam tubuh kita, antikoagulan yang beredar dalam darah
yang disebut antithrombin.
Antitrombin mempunyai fungsi utama yaitu menonaktifkan factor 10a dan
thrombin. Jadi obat-obatan heparin akan berikatan dengan antitrombin sehingga
memprcepat aktivitasnya. Didalam kasus heparin yang berikatan dengan antitrombin
akan menghasilkan inaktivasi yang cepat dari keduanya yaitu factor 10a dan thrombin.
Heparin dengan berat molekul rendah seperti Enoxaparin dan Dalteparin memiliki efek
yang sangat kecil pada inaktivasi thrombin tetap sebaliknya pada heparin dengan berat
molekul rendah akan selektif mempercepat inaktivasi factor 10a. Agen lain yang dapat
selektif untuk mempercepat inaktivasi factor 10a adalah Fondaparinux. Fondaparinux
dan heparin dengan berat molekul rendah tidak sama, Fondaparinux tidak mengikat
protein plasma yang lainnya dan tidak memiliki efek langsung pada thrombin. Ketika
timbulnya efek samping, perdarahan merupakan factor risiko utama. Perdarahan dapat
diatasi dengan adanya agen pembalikan atau dapat disebut protamine sulfat yang dapat
digunakan untuk mengobati perdarahan yang berlebihan yang disebabkan oleh obat
Heparin.
Protamine sulfat hanya bekerja dengan mengikat Heparin atau Heparin berat
molekul rendah untuk membentuk Fondaparinux kompleks aktif yang tidak stabil. Efek
samping utama terkait dari penggunaaan Agen Heparin adalah Heparin yang diinduksi
thrombocytopenia atau HIT. HIT adalah gangguan yang disebabkan oleh sistem
kekebalan tubuh yang membuat antibody dan Heparin saat itu terikat dengan protein
yang berasal dari platelet yang disebut trombosit factor-4. Setelah antibody berikatan
dengan Heparin, trombosit factor-4 kompleks mulai mengaktifkan platelet yang akan
menyebabkan pembentukan bekuan yang tidak diinginkan.

Antikoagulan

Penghambat langsung Faktor 10a.

Obat yang dapat bekerja dengan menghambat langsung factor 10a adalah
Apixaban dan Rivaroxaban. Mekanisme kedua obat ini sangat sederhana yaitu
Apixaban dan Rivaroxaban mengikat langsung ke sisi aktif dari factor 10a. dengan
demikian terjadinya pencegahan perubahan dari prothrombine ke thrombin.
Keuntungan dari obat-obat ini adalah obat ini tersedia untuk oral.

Inhibitor thrombin

Terdapat dua klasifikasi dari golongan obat ini

1. Inhibitor Thrombin Univalen

Golongan ini hanya mengikat pada sisi aktif. Contoh obat ini adalah Argatroban
dan Dabigatran

2. Inhibitor Thrombin Bivalen

Golongan ini mengikat pada sisi aktif dan exosite-1. Exosite-1 adalah sisi
pengikatan fibrinogen. Golongan ini sangat berkontribusi tinggi terhadap afinitas dan
spesifikasi untuk thrombin. Contoh obat golongan ini adala Bivalirudin dan Desirudin.

Keuntungan dari golongan Inhibitor Thrombin adalah kerjanya tidak langsung


deperti Heparin yang berarti tidak terikat dengan trombosit factor-4 yang sangat
berguna dalam pengobatan Heparin yang diinduksi Thrombocytopenia atau HIT. Sama
halnya seperti efek samping Heparin, Golongan Inhibitor Thrombin juga memiliki efek
samping perdarahan yang mana belum ada obat khusus yang tersedia saat ini untuk
mengatasi perdarahan.

Warfarin

Warfarin merupakan obat untuk antikoagulan yang sudah lama ada dan masih
tersedia dipasaran. Warfarin memiliki mekanisme aksi yang unik. Salah satu zat yang
berperan dalam mekanisme aksi Warfarin ini adalah Vitamin K. Vitamin K berperan
dalam sintesis factor 2, 7, 9, dan 10. Faktor tersebut adalah factor koagulasi yang secara
biologis tidak aktif hingga dikarboksilasi oleh Vitamin K. Reaksi Karboksilasi ini
berhasil ketika Vitamin K telah berhasil tereduksi. Dalam reaksi ini mereduksi Vitamin
K dengan cara Vitamin K akan teroksidasi menjadi Vitamin K epoksida yang akan
membuat oksigen dan karbondioksida dihasilkan. Kemudian reaksi ini akan membuat
Vitamin K yang teroksidasi digunakan kembali atau dipakai kembali dengan mengubah
bentuk Vitamin K yang dibantu oleh enzim Vitamin K reduktase epoksida. Warfarin
akan berperan untuk menghambat enzim Vitamin K reduktasi epoksida dan
mengganggu perubahan Vitamin K.
Kerugian dari pemakaian Obat Warfarin ini adalah memiliki indeks terapi yang
sempit dan banyaknya interaksi dengan obat lain. Sehingga dalam pemakaian Obat
Warfarin ini perlu dimonitoring dengan menggunakan pengukuran Rasio Normalisasi
Internasional atau yang dikenal dengan INR dan perlunya penyesuaian dosis untuk
mengurangi atau menyeimbangkan risiko pendarahan terhadap resiko pembekuan.
Pada saat terjadinya efek pendarahan dari obat Warfarin ini dapat dibantu oleh Vitamin
K.

Thrombolytics

Trombolitik adalah penggunaan obat-obatan atau terapi yang digunakan untuk


menghancurkan atau melarutkan gumpalan darah. Mekanisme dari trombolitik dapat
secara langsung atau tidak langsung mengaktifkan protein yang disebut plasminogen
yang kemudian berubah menjadi plasmin. Plasmin adalah enzim protease yang dapat
memecah ikatan silang antara molekul fibrin yang selanjutnya akan menghancurkan
atau melarutkan gumpalan darah. Contoh terapi trombolitik adalah Alteplase,
Reteplase dan Tenecteplase yang dihasilkan oleh teknologi DNA rekombinan untuk
meniru secara alami dalam proses terjadinya aktivator plasminogen jaringan. Contoh
lain adalah Urokinase yang dihasilkan alami dari kultur sel-sel ginjal manusia.
Kemudian Streptokinase yang berasal dari bakteri Streptococcus. Perbedaan dari terapi
trombolitik ini adalah selektivitas untuk fibrin berikatan dengan plasminogen dan
sirkulasi plasminogen. Jadi untuk activator plasminogen jaringan serperti Alteplase
lebih selektif dalam berperan untuk melarutkan fibrin di thrombus. Sreptokinase dan
Urokinase dapat menyebabkan pendarahan ke sistem organ. Komplikasi Perdarahan
yang disebabkan oleh terapi trombolitik dapat diatasi oleh asam aminocaproic atau
asam traneksamat. Kedua zat ini dapat menghentikan fibrinolysis dengan menghambat
pengikatan plasminogen ke fibrin dan menghambat perubahan plasminogen menjadi
plasmin.

Anda mungkin juga menyukai