Surface plasmon resonance (SPR) adalah fenomena yang
terjadi pada permukaan logam (biasanya emas dan perak) ketika sebuah berkas cahaya insiden menyerang permukaan pada sudut tertentu. Fenomena SPR menghasilkan pengurangan gradasi dalam intensitas cahaya yang dipantulkan. Aplikasi biomedis mengambil keuntungan dari sensitivitas SPR yang sangat baik pada indeks bias medium di samping permukaan logam, yang memungkinkan untuk mengukur secara akurat adsorpsi molekul pada permukaan logam dan interaksi akhirnya dengan ligan tertentu. Sepuluh tahun terakhir terjadi Perkembangan penggunaan SPR yang luar biasa dalam aplikasi biomedis. Teknik ini tidak diterapkan hanya untuk pengukuran secara real-time dari kinetika interaksi ligan- reseptor dan untuk penyaringan senyawa timbal dalam industri farmasi, tetapi juga untuk pengukuran hibridisasi DNA, interaksi enzim- substrat, dalam poliklonal karakterisasi antibodi, pemetaan epitop, studi konformasi protein dan imunoasai bebas label. (Thakur, 2012) Acosutic sensor Sensor akustik juga dikenal sebagai perangkat electroacoustic. Biosensor akustik menggunakan material piezoelektrik untuk transduksi akustik, kopling deformasi mekanik ke potensi listrik dan sebaliknya. Berbagai jenis akustik gelombang dapat dihasilkan, yang kemudian akan dideteksi oleh bulks acoustic wave (BAW) atau surface acoustic wave (SAW) sensor. SAW memiliki prinsip kerja yaitu setiap perubahan baik fisik maupun kimia yang terjadi dipermukaan pendeteksi yang ditempatan pada suatu bahan piezoelektrik dapat mempengaruhi pergerakan gelombang akustik, pada saat gelombang akustik berjalan setiap perubahan apapun yang terjadi pada bahan akan mempengaruhi kecepatan dan atau amplitudo dari gelombang tersebut. (Thakur 2012). Aptamer
Aptamer adalah sintetik oligonukleotida RNA atau DNA rantai
tunggal yang diseleksi melalui metode in vitro yang dikenal sebagai Systematic Evolution of Ligands by EXponential enrichment (SELEX) yang dapat berikatan dengan targetnya yang memiliki afinitas dan spesifitas yang tinggi karena struktur 3 dimensinya. Biosensor yang berbasis aptamer sebagai elemen pengenal disebut sebagai aptasensor. Aptasensor secara umum dibagi menjadi tiga yaitu elektrokimiawi, optikal dan mass-sensitive. Pengembangan biosensor berbasis-aptamer salah satunya digunakan dalam pendeteksiaan biotoksin laut yang dapat dengan mudah terakumulasi pada air dan makanan laut selain itu, digunakan pada pengujian keamanan pangan dan pengendalian pencemaran lingkungan (Thakur, 2012)