Anda di halaman 1dari 12

STUDI KELAYAKAN APOTEK

“SANTI FARMA”

Oleh
Kadek Santi Dwi Paramita (171200207)
Doesen Pengampu : Ni Putu Wintariani, S.Farm., M.Farm., APT

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


INSTITUT ILMU KESEHATAN MEDIKA PERSADA BALI
DENPASAR
2018
STUDI KELAYAKAN APOTEK “SANTI FARMA”

I. LATAR BELAKANG
Studi kelayakan (Feasibility Study) apotek adalah suatu rancangan
secara komprehensif mengenai rencana pendirian apotek baru untuk melihat
kelayakan usaha baik dari pengabdian profesi maupun sisi bisnis ekonominya.
Tujuannya adalah untuk menghindari penanaman modal yang tidak efektif dan
berguna untuk mengetahui apakah apotek yang akan didirikan cukup layak atau
dapat bertahan dan memberi keuntungan secara bisnis. Dalam studi kelayakan
diperlukan perhitungan yang matang sehingga apotek yang akan didirikan
nanti tidak mengalami kerugian.
Apotek merupakan suatu bentuk usaha yang mempunyai fungsi
ekonomi dan fungsi sosial. Selain itu apotek merupakan tempat dilaksanakan
suatu pekerjaan kefarmasian dimana farmasis mengaplikasikan pengetahuan
dan keterampilan yang dimiliki dalam memberikan pelayanan kefarmasian
yang berorientasi kepada pasien dalam pengobatan yang rasional. Sebagai salah
satu tenaga kesehatan, seorang apoteker harus mampu menempatkan profesinya
diantaranya yaitu pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan pengadaan,
peyimpanan dan distribusi obat, pelayanan atas resep dokter, pelayanan
informasi obat, serta pengembangan obat
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun
2009, dinyatakan bahwa apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat
dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker. Hal ini semakin menegaskan
berubahnya paradigma farmasi dari yang berorientasi obat (drug oriented)
menjadi berorientasi pasien (patient oriented) sehingga diperlukan perubahan
dalam praktek pelayanan kefarmasian di apotek saat ini. Berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan No. 1332/Menkes/SK/X/2003, definisi apotek
adalah tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian, penyalur sediaan, dan
perbekalan kesehatan lainnnya kepada masyarakat. Dalam peraturan ini
seorang apoteker bertanggung jawab atas pengelolaan apotek, sehingga
pelayanan kesehatan kepada masyarakat akan lebih terjamin keamanannya,
baik kualitas maupun kuantitasnya.
Dalam upaya usaha untuk memajukan kesejahteraan umum yang berarti
mewujudkan suatu tingkat kehidupan secara optimal, yang memenuhi
kebutuhan manusia termasuk kesehatan, maka dibuatlah proposal pendirian
Apotek Avicenna ini yang diharapkan akan memudahkan masyarakat untuk
mendapatkan obat. Dengan demikian, seorang (APA) dalam menjalankan
profesi apotekernya di apotek tidak hanya pandai sebagai penanggung jawab
teknis kefarmasian saja, melainkan juga dapat mengelola apotek sesuai dengan
prinsip-prinsip bisnis tanpa memberikan keuntungan kepada pihak-pihak yang
memiliki kepentingan semata melainkan juga memiliki fungsi sosoial di
masyarakat.
II. NAMA DAN ALAMAT APOTEK
Nama Apotek : Apotek Santi Farma
Alamat : Jl. Mahendradatta selatan No.998,
Padangsambian, Denpasar, Bali
Apoteker (APA) : Kadek Santi Dwi Paramita, S.Farm, Apt.
Apoteker Pendamping : Ade Dwianatara S.Si, Apt
Pemilik Sarana Apotek : Kadek Santi Dwi Paramita, S.Farm, Apt.
III. VISI DAN MISI
1. VISI
Menjadi apotek Pioner yang menerapkan Branch Image
Entrepreneurship sehingga mampu mencapai keuntungan yang optimal
dengan memberikan pelayanan berbasis Pharmaceutical Care yang
tepat, cermat dan cepat dengan dasar profesionalisme dan kode etik
Farmasi.
2. MISI
 Menyediakan obat, alat kesehatan serta perbekalan kefarmasian
lainnya yang bermutu, berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat.
 Melakukan pelayanan kesehatan terpadu (health care provider).
 Menyediakan pelayanan konseling terutama pada pasien yang
mengkonsumsi obat keras dan antibiotik agar tercapai efek terapi
yang diinginkan serta pasien terhindar dari kesalahan penggunaan
obat.
 Mengevaluasi kinerja di apotek secara rutin dan menyeluruh serta
senantiasa melakukan perbaikan.
 Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja apotek.
IV. TUJUAN PENDIRIAN APOTEK
A. Memberi peluang kerja ( berperan dalam mengurangi angka pengguran
).
B. Sarana untuk pelayanan kebutuhan perbekalan farmasi bagi masyarakat
yang terjamin kualitas dan khasiatnya ( obat, bahan obat, dan alat
kesehatan).
C. Memperkenalkan profesi apoteker kepada masyarakat dengan
menerapkan Pharmaceutical Car.
V. STRATEGI
Strategi dari apotek santi farma adalah :
1. Menjamin terapi obat yang diberikan kepada pasien tepat, efektif,
nyaman dan aman.
2. Melayani kebutuhan obat, bahan obat, alat kesehatan serta perbekalan
farmasi lainnya sesuai dengan pola kebutuhan masyarakat sehingga
mampu meningkatkan pendapatan dan mempercepat tercapainya Break
Event Point.
3. Menyelenggarakan dan memberikan konsultasi, informasi dan edukasi
kepada pasien mengenai obat dengan pelayanan ramah dan santun.
4. Melakukan efisiensi biaya kesehatan masyarakat.
5. Melakukan monitoring terhadap pengobatan pasien dengan menerapkan
home care. Monitoring juga dilakukan terhadap pasien via telepon,
terutama untuk pasien dengan penyakit kronis. Hal ini dilakukan untuk
mengontrol keadaan pasien dan meningkatkan kepercayaan pasien
terhadap apotek.
6. Merancang SOP (Standard Operating Procedure) dan standar organisasi
kerja.
7. Meningkatkan kualitas kinerja karyawan dan memberlakukan sistem
reward dan punishment bagi seluruh karyawan.
8. Menyediakan fasilitas yang memadai dengan display yag menarik.
VI. ASPEK LOKASI
Nama Apotek yang akan didirikan adalah “Apotek Santi Farma” yang
berada di alamat Jl. Mahendradatta selatan No.998, Padangsambian, Denpasar,
Bali. Penentuan lokasi yang strategis akan menentukan keberhasilan pendirian
apotek dan sangat mempengaruhi dengan aspek pasar.
A. DATA – DATA PENDUKUNG
1. Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk di sekitar Apotek Santi Farma memiliki
kepadatan tinggi karena berada di wilayah sarana pendidikan yaitu
terdapat perumahan – perumahan, TK, SD, SMP, dan banyaknya
kaffe, angkringan, Hotel, warung makanan, mini market dan toko-
toko yang berada didaerah setempat.
VII. PELUANG ATAU PROSPEK PEMASARAN
Melihat lokasi apotek yang strategis dan memperhatikan pola
pengobatan mandiri masyarakat (Swamedikasi), maka pendirian Apotek “Santi
Farma” mempunyai prospek pemasaran yang cukup bagus karena:
1. Tingkat pendidikan masyarakat relatif menengah dan menengah
keatas.
2. Letak apotek yang strategis dekat dengan jalan raya dan merupakan
jalan jalur alternatif yang mudah dijangkau oleh berbagai
kendaraan. 4
3. Lingkungan calon Apotek relatif aman
4. Menyediakan pelayanan kesehatan seperti : pelayanan dan
konsultasi obat dengan apoteker, menyediakan pemeriksaan
kesehatan (TD, BB, TB dan gula darah). Berdasarkan data-data
yang diperoleh dari survey pendahuluan terhadap posisi strategis
daerah/ peta lokasi dan keberadaan kompetitor, dapat diterangkan
beberapa hal yang penting. Hal ini dapat dilihat dari aspek
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap apotek “Santi
Farma” yang akan didirikan
5. Berdasarkan data-data yang diperoleh dari survei pendahuluan
terhadap posisi strategis daerah/peta lokasi, data demografi, dan
loksai kompetitor dapat dibuat analisis SWOT . Analisis SWOT
merupakan prosedur sistematis untuk mengidentifikasi berbagai
peluang (opportunities) dan ancaman (threats) serta elemen internal
untuk mengidentifikasi kekuatan (strengths) dan kelemahan
(weaknesses). Analisis SWOT Apotek Avicenna dapat dijabarkan
sebagai berikut :
 Kekuatan (Strength)
a. Pelayanan berbasis islami dengan menerapkan konsep
senyum, sapa, salam.
b. Sumber daya manusia yang kreatif, inovatif dan
berkompeten, serta memiliki semangat kerja yang tinggi.
c. Pelayanan yang cepat dengan konsep untuk obat racikan
maksimal 25 menit d. Obat-obatan lebih lengkap
e. Sistem manajemen apotek dan komputerisasi yang baik
untuk menunjang pelayanan pharmaceutical care.
f. Apoteker yang selalu stand-by di apotek untuk pelayanan
pharmaceutical care.
g. Bangunan baru yang di buat sesuai dengan kebutuhan
apotek. h. Apotek bersih dan nyaman, disertai dengan TV,
toilet, ruang tunggu, dan parkir yang luas
 Kelemahan (Weakness)
a. Merupakan apotek baru yang belum dikenal oleh
masyarakat sekitar
b. Apotek merupakan apotek swasta yang berdiri sendiri dan
bukan suatu apotek jaringan.
Solusi dari kelemahan tersebut adalah:
 Nama apotek harus dibuat besar dan diberi neon box,
dipasang didepan apotek.
 Penyebaran brosur dan leaflet ditempat umum dan
perumahan-perumahan
 Disediakan parkir yang luas dan gratis
 Peluang (Opportunity)
a. Apotek terletak dipinggir jalan. Dekat dengan sekolah,
kampus dan tempattempat makan.
b. Terdapat klinik gigi, IGD (dokter syaraf dan dokter gigi),
sehingga dapat melakukan kerjasama dengan dokter
c. Potensi di wilayah apotek - Latar belakang sosial dari
warga yang beragam, memungkinkan untuk menjadi
kostumer / pelanggan.
Tingkat pendidikan yang cukup tinggi, golongan
masyarakat yang lebih kritis, lebih bisa menerima
pikiran logis, dan lebih peduli dengan pola hidup
sehat. Maka dapat menarik mereka dengan adanya
rutinitas konseling.
 Ancaman (Threaths) Terdapat 1 apotek dengan fasilitas
praktek dokter.

VIII. ALAT PERBEKALAN FARMASI YANG DI PERLUKAN


1. Bangunan milik sendiri, Luas bangunan 15x10 m terdiri atas:
1) ruang tunggu
2) kasir
3) ruang kerja apoteker
4) konsultasi obat,
5) ruang pelayanan resep
6) tempat penyimpanan obat
7) ruang peracika
8) ruang pencucian alat
9) Dapur
10) Toilet dan
11) tempat parkir
12) Bangunan dilengkapi dengan telepon
13) Computer
14) Penerangan
15) Televisi
16) sumber air
17) alat pemadam kebakaran
18) ventilasi dan
19) sanitasi yang mendukung
20) kipas angin dan tempat sampah
2. Papan nama
Papan nama berukuran panjang 100 cm dan lebar 60 cm dengan
tulisan hitam di atas dasar putih, tinggi huruf minimal 7 cm dengan
tebal 7 mm, dilengkapi dengan neon box. Papan nama apotek diletakkan
di depan bangunan. yang merupakan identitas apotek, berisi nama
apotek dan APA dengan No. SIA dan No. SP/SIK terpasang jelas.
3. Perlengkapan :
Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan adalah :
 Gelas ukur
 Labu erlenmeyer
 Beker glass
 Literan plastik 1 dan 2 liter
 Corong glass
 Timbangan dan anak timbangan (g/mg)
 Termometer
 Mortir dan stamper
 Spatel logam/tanduk plastik atau porselen
 Batang pengaduk
 Penangas air
 Kompor atau alat pemanas yang sesuai
 Panci rak tempat pengeringan alat
 Cawan porselin
 Spatula porselin
 Botol timbang

Alat Perbekalan Farmasi :

 Botol berbagai ukuran


 Tensimeter
 Alat ukur gula darah, kolesterol, asam urat (Easy touch 3 in 1)
 Pot plastik berbagai ukuran
 Lemari pendingin
 Lemari dan rak untuk penyimpanan obat
 Lemari untuk penyimpanan narkotika, psikotropika dan bahan
obat yang berbahaya lainnya.

Wadah Pembungkus Dan Pengemas :

 Etiket (biru dan putih)


 Kertas puyer
 Streples
 Wadah pengemas, dan membungkus untuk penyerahan obat (tas
plastik)

Alat Administrasi :

 blanko pesanan obat


 blanko kartu stock obat
 blanko salinan resep
 blanko faktur dan blanko nota penjualan
 buku defecta
 buku ED
 buku Farmakope
 buku ISO atau MIMS
 buku pembelian
 buku penerimaan
 buku pembukuan keuangan
 buku pencatatan narkotik
 buku pesanan obat narkotik
 buku laporan obat narkotik
 buku pencatan penyerahan resep
 buku resep jika dokter akan beli obat
 kwitansi
 alat-alat tulis dan kertas
4. Perbekalan farmasi yang diperlukan
 Obat Keras (Obat dengan resep dan OWA)
 Obat Bebas (OTC) dan bebas terbatas
 Alat kesehatan : master, perban, termometer, sarung tangan,
perban, alkes steril, perbekalan rumah sakit.
 Bahan baku
IX. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
1. Potensi pasar
Letak/lokasi apotek strategis dan mudah dijangkau karena dekat
pemukiman penduduk dan kompleks pendidikan Perkiraan konsumen:
 Resep
 Konsumen yang membeli vitamin

2. Market Share
 Jumlah pesaing terdekat di sekitar apotek “Santi Farma” : 1
apotek
 Jumlah perkiraan pasien di sekitar apotek “Santi Farma” setiap
hari sebanyak 8 pembelian
 resep, 10 pembelian OWA dan 100 obat bebas
X. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Untuk dapat mengelola sebuah apotek diperlukan Human Capital yang
memiliki komunikasi efektif dan elegan dalam menangani setiap kegiatan baik
yang berhubungan dengan administratif maupun pelayanan di Apotek sehingga
visi dan misi Apotek dapat terlaksana. Apotek “Santi Farma” merekrut 6
karyawan dengan susunan sebagai berikut:
 Apoteker Pengelola Apotek : 1 orang
 Apoteker Pendamping : 3 orang
 Administrasi umum : 2 orang
Dasar pertimbangan perekrutan karyawan tersebut adalah :
a) Jam kerja : 07.00-22.00, dibagi menjadi 2 shift yaitu jam 07.00-14.30 dan jam
14.30-22.00 (hari besar keagamaan libur). Apoteker masuk mulai 07.00-14.30
dan 14.30-22.00.
b) Dana yang tersedia (bagian aspek modal dan biaya dari PSA)
c) Sumber daya manusia merupakan
d) Human Capital, oleh karena itu SDM di Apotek “Santi Farma” haruslah orang
- orang yang memiliki value creating yang tidak dapat ditiru oleh apotek lain
yang mampu menciptakan keunggulan yang kompetitif sehingga akan
menciptakan kepuasan customer (customer satisfaction) dan meningkatnya
profit apotek.

Anda mungkin juga menyukai