Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TREND BUNUH DIRI PADA ANAK DAN REMAJA

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Eka Wulandari
Devita Rukmana
Frissilia Nofiyanti
Halisna Wati
Ria Lirian Saputri
Widya Niza Alawiyah

AKADEMI KEPERAWATAN YARSI SAMARINDA


TAHUN
2018
Kata Pengantar

Segala Puji dan Syukur kehadirat Allah Swt. berkat rahmat dan karunia-
Nya jua lah saya bisa menyelesaikan makalah sederhana ini dengan tepat pada
waktunya . Shalawat dan salam tak lupa saya hanturkan kepada junjungan kita
Nabi besar Nabi Muhammad Saw dan para pengikut beliau hingga akhir zaman.
Dalam makalah ini saya bertujuan untuk membahas tentang masalah remaja yaitu
kecenderungan atau niat ingin bunuh diri pada remaja kepada pembaca, serta saya
ingin mengucapkan terimkasih kepada guru pembimbing, orang tua, teman-teman
yang telah mendukung untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik, meskipun
saya sadar makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Saya pun
mengharapkan saran dan kritik agar dimakalah-makalah lainnya bisa lebih baik
lagi.

Disusun oleh
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam perkembangan psikologi, remaja dikenal sedang dalam fase
pencarian jati diri yang penuh kesukaran dan persoalan. Fase ini berlangsung
mulai usia 11-19 tahun pada wanita dan 12-20 tahun pada pria. Dikatakan sebagai
fase yang penuh kesukaran dan persoalan karena dalam fase ini remaja sedang
berada di dua persimpangan antara dunia anak-anak dan dunia orang dewasa.
Dimana mereka terkadang masih bertingkah laku seperti anak-anak, namun
tuntutan sosial mengharuskannya bertingkah laku seperti orang dewasa.
Sejalan dengan perkembangan sosialnya, mereka lebih konformitas pada
kelompoknya dan mulai melepaskan diri dari ikatan dan ketergantungan kepada
orangtunya dan sering menunjukkan sikap menantang otoritas orangtuanya (ide
pemberontakan-teori formal masa remaja oleh G. Stanley 1904-1916).
Kesukaran dan persoalan yang terjadi pada masa remaja ini bukan hanya
muncul dari diri remaja itu sendiri melainkan juga pada orangtua, guru dan
masyarakat. Sebagaimana yang sering kita lihat pertentangan antara remaja
dengan orangtua, remaja dengan guru dan remaja dengan kalangannya sendiri.
Semua ini terjadi karena remaja masih berada di dua persimpangan tadi. Dapat
dipastikan bahwa seseorang yang sedang dalam keadaan ke keadaan yang lain
atau baru seringkali mengalami gejolak dan goncangan yang terkadang dapat
berakibat buruk bahan fatal terhadap remaja itu sendiri maupun orang lain. Akan
tetapi, perlu diketahui bahwa semua kesukaran dan persoalan yang muncul pada
fase perkembangan remaja ini dapat diminimalisir bahkan dihilangkan jika
orangtua, guru dan masyarakat mampu memahami perkembangan jiwa,
perkembangan kesehatan, mental remaja dan mampu meningkatkan kepercayaan
diri remaja.
Depresi pada remaja harus segera ditangani karena kalau berkepanjangan,
mengakibatkan bunuh diri yang berujung pada kematian. Semakin lama seseorang
mengalami depresi, semakin lemah daya tahan mentalnya, makin habis energinya,
makin habis semangatnya, tidak bisa melihat ke depan, tidak menemukan harapan
dan tidak bisa berfikir positif. Ini menyebabkan remaja melihat bahwa bunuh diri
menjadi solusi satu-satunya.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1.) Memberi gambaran tentang psikologi remaja.
2.) Mencegah semakin banyaknya kasusu bunuh diri yang di lakukan
remaja.
3.) Meyakinkan bahwa bunuh diri adalah tindakan yang salah dari sudut
pandang agama dan moral.
1.3 Pembatasan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di rumuskan adalah sebagai berikut :
1.) Apa faktor penyebab kecenderungan bunuh diri pada remaja ?
2.) Bagaimana proses terjadinya bunuh diri ?
3.) Bagaimana ciri-ciri remaja yang akan bunuh diri ?
4.) Bagaimana cara mengurangi kecenderungan bunuh diri dan untuk
mencegah tindakan bunuh diri pada remaja ?
1.4 Metode Penulisan
Dalam penyusunan dan pemerolehan data , saya menggunakan metode
kajian pustaka. Kajian pustaka adalah metode observasi dengan meneliti dan
menelaah sumber-sumber dari buku, Koran, maupun artikel-artikel yang ada
atau membahas tentang remaja atau pun yang berkaitan dengan masalah
remaja.
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Pengertian Remaja
Masa Remaja atau Masa puber adalah masa penghubung antara masa
anak-anak dengan dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa
remaja sangat pesat, baik fisik maupun psikologis. Perkembangan yang pesat
ini berlangsung pada usia 11-16 tahun pada laki-laki dan 10-15 tahun pada
perempuan. Anak perempuan lebih cepat dewasa di bandingkan anak laki-
laki. Pada masa pubertas mulai ada rasa tertarik terhadap lawan jenisnya.
Berikut ada beberapa pengertian remaja menurut para ahli :
1. Menurut Siti Sundari : Masa remaja adalah peralihan dari masa anak
dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau
fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara
umur 12 -21 tahun bagi wanita dan 13-22 tahun bagi pria.
2. Menurut Zakiah Darajat : Remaja (Adolescene) di artikan sebagaimasa
perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup
perubahan biologis, kognitif dan sosial-emasional.
3. Menurut Hurlock : Remaja berasal dari kata lain Adolensence yang berarti
tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti
yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial
dan fisik.
4. Menurut Calon : Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau
peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi
memiliki status anak.
5. Menurut Sri Rumini : Masa remaja di tandai dengan adanya
perkembangan fisik. Perkembangan fisik pada remaja paling pesat di
antara tahap-tahap perkembangan manusia. Selain perubahan-perubahan
fisik, remaja juga mengalami perubahan secara psikologis. Perkembangan
jiwa pada masa remaja juga semakin mantap. Pada akhir masa
remaja,jiwanya sudah tidak mudah terpengaruh serta sudah mampu
memilih dan menyeleksi . Remaja juga mulai belajar bertanggung jawab
pada dirinya, keluarga dan lingkungan . Remaja mulai sadar akan dirinya
sendiri dan tidak mau di perlakukan seperti anak-anak.
Dari pendapat para ahli pengertian remaja dapat disimpulkan yaitu Remaja
adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ketahap dewasa.
2.2 Pengertian Bunuh Diri
Bunuh diri adalah perbuatan menghentikan hidup sendiri yang dilakukan
oleh individu itu sendiri atau atas permintaannya. Pada dasarnya, segala
sesuatu itu memiliki hubungan sebab akibat. Dalam hubungan sebab akibat
ini akan menghasilkan suatu alasan atau sebab tindakan yang disebut motif.
Macam-macam motif bunuh diri, yaitu:
1.) Dilanda keputusasaan dan depresi.
2.) Cobaan hidup dan tekanan lingkungan.
3.) Gangguan kejiwaan atau tidak waras (gila).
4.) Himpitan ekonomi atau kemiskinan (harta, iman dan ilmu).
5.) Penderitaan karena penyakit yang berkepanjangan.
Dalam ilmu sosiologi ada tiga penyebab bunuh diri :
1.) Egoistic suicide yaitu bunuh diri karena urusan pribadi.
2.) Altruistic suicide yaitu bunuh diri untuk memperjuangkan orang lain.
3.) Anomic suicide yaitu bunuh diri karena masyarakat dalam kondisi
kebingungan.
Dari pengertian bunuh diri diatas dapat disimpulkan bahwa bunuh diri
adalah perbuatan untuk menghentikan kehidupan. Adapun motif bunuh diri
yaitu : Adanya keputusasaan dan depresi, cobaan hidup dan tekanan
lingkungan, gangguan kejiwaan, masalah ekonomi dan akibat penyakit yang
berkepanjangan. Penyebab bunuh diri ada tiga dalam ilmu sosiologi yaitu :
Egoistic suicide, Altruistic suicide, dan Anomic suicide.
BAB III
PEMBAHASAN
1.1 Faktor penyebab remaja bunuh diri
1.) Konflik dengan keluarga
Seperti penyebab bunuh diri kebanyakan secara umum.Konflik
dengan keluarga menjadi salah satu penyebab remaja bunuh diri,
terutama konflik dengan orang tua yang membuat mereka merasa tidak di
terima dalam keluarganya.
2.) Di tolak dalam pergaulan
Di tolak dan di kucilkan dari lingkungan dan pergaulan bisa
menjadi salah satu penyebab seorang remaja bunuh diri. Lingkungan
pergaulan bagi seorang remaja adalah hal yang sangat penting .
Makanya, ketika mereka merasa tersingkir lingkungan pergaulan nya
seorang remaja seperti di tolak oleh seluruh dunia. Wah, gawat kalau
sudah begini.
3.) Berpisah dengan orang yang di cintai
Kebanyakan di tinggal pacar atau perpisahan dengan orang-orang
yang di cintai serta orang-orang yang mencintai kita adalah sebuah
pukulan berat. Misalnya, ditinggal mati oleh orang tua atau pacar tadi. Ini
bisa menjadi pemicu seseorang remaja untuk melakukan bunuh diri.
4.) Karena di permalukan
Tidak semua orang bisa menanggung rasa malu. Terlebih pada
remaja di mana kondisi mental dan kejiwaannya yang masih rapuh.
Daripada menanggung malu , lebih baik mengakhiri semuanya dengan
bunuh diri.
5.) Konflik dengan pacar
Bagi sebagian orang ini adalah masalah sepele. Tapi tidak bagi
sebagian lagi malah ada yang sampai nekat melakukan bunuh diri gara-
gara putus dengan pacar, selingkuh, pacar selingkuh, di tolak atau yang
paling sering menjadi penyebab bunuh diri adalah karena gagal menikah.
Pada remaja cewek ada yang bunuh diri karena di tinggal cowoknya,
sementara dia sudah kehilangan keperawanannya dalam kondisi seperti
ini yang di rugikan selalu pihak cewek.
6.) Menghindari masalah
Mungkin lebih tepatnya lari dari masalah. Hmm,, bagaimana yah
menjelaskannya? Ya begitu deh !! seorang remaja yang punya masalah
dan tidak bisa menyelesaikannya . Akhirnya memilih untuk melakukan
bunuh diri saja agar masalah selesai.
7.) Ujian nasional
Banyak remaja yang memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan
bunuh diri karena tidak lulus ujian .
3.2 Proses terjadinya bunuh diri
Ada beberapa proses mental yang terjadi pada diri remaja sebelum
mereka memutuskan untuk bunuh diri. Prosesnya adalah sebagai
berikut :
Mengalami hambatan peran lingkungan sangat besar untuk
mengentervensinya . Kebutuhan remaja yang paling menonjol adalah
ingin di hargai, butuh pengakuan serta butuh perhatian. Hal tersebut
berguna untuk meningkatkan identitas dirinya karena mereka sedang
berada dalam persimpangan jalan, dari seorang individu yang tergantung
pada lingkungannya menjadi seorang yang mandiri.
Arti kemandirian di sini di lihat dari beberapa aspek seperti aspek
fisik, emosi, sosial maupun ekonomi. Untuk dapat mencapai makna dari
kemandirian tersebut di perlukan lingkungan yang dapat membimbing.
Mengarahkan, mendorong serta member contoh yang baik bagi remaja.
Bila lingkungan kurang peduli dan kurang peka maka remaja akan
semakin rapuh . Akhirnya pada saat remaja menghadapi masalah atau
kegagalan, reaksinya semakin parah. Pada saat remaja mengalami konflik
yang berkepanjangan,, maka perasaan stress nya semakin dalam dan
akhirnya mengalami depresi. Depresi adalah perasaan kecewa yang sangat
mendalam di sertai perubahan tingkah laku seperti lebin pendiam, sering
menyendiri, marah-marah tanpa sebab , susah tidur, kurang memiliki
selera makan, perasaan malu berlebihan, kurang percaya diri bahkan dapat
menderita psikosomatik (Sakit maag, sakit kepala, dada berdebar,sakit
badan,mual dan sebagainya).
Bila remaja di biarkan hidup dalamya dunianya sendiri dalam
waktu yang cukup lama dapat timbul perasaan “Hopeless” yang akhirnya
bisa mengarah pada gangguan kepribadian atau percobaan bunuh diri.
3.3 Ciri-ciri remaja yang akan bunuh diri
Remaja yang berencana akan bunuh diri menunjukkan perubahan yang
drastis pada sikap dan tingkah laku nya.Ciri-ciri remaja yang akan bunuh
diri adalah :
1.) Perubahan sikap menjadi lebih pendiam
Kebanyakan remaja yang akan bunuh diri tidak suka bicara dan
mengurung diri di dalam kamar. Mereka terlihat lesu dan tidak
bersemangat.Apabila ada seseorang yang menanyakan keadaannya,
remaja tersebut akan berkata ia baik-baik saja atau cukup menanggukan
kepala. Pada remaja yang sebelumnya sangat ceria, perubahan sikap ini
terlihat sangat mencolok. Diam menunjukkan remaja tersebut tidak
ingin membagi bebannya dengan orang lain karena ia percaya tidak ada
yang sanggup menolongnya.
2.) Sering menyendiri
Remaja tersebut menarik diri dari pergaulannya. Sering ia terduduk lesu
sambil melamun di sudut yang sepi.
3.) Minta maaf pada semua kenalannya.
4.) Membagi-bagikan barang kesayangannya.
3.4 Cara mengurangi kecenderungan bunuh diri dan mencegah tindakan bunuh
diri pada anak dan remaja, remaja perlu dukungan dalam :
1.) Pematangan emosi
Orang tua atau orang dewasa lainnya (bisa kakak atau guru)
membantu remaja dalam bersikap positif terhadap kebutuhan-kebutuhan
emosi yang di butuhkan remaja . Misalnya dalam bentuk perhatian, rasa
aman, penghargaan, pengelolaan serta pengontrolan emosi yang timbul.
2.) Menerima kelebihan dan kekurangan diri
Orang tua atau orang dewasa lain dapat menerima kekurangan dan
menghargai kelemahan remaja.
Selain itu, turut membantu remaja dalam mencari solusi agar
kelemahan itu bisa diperkecil atau dikompensasikan menjadi kelebihan.
3.) Menghadapi konflik
Orang tua atau dewasa lain turut menyelesaikan konflik yang ada,
sehingga remaja merasa di damping pada saat ia mengalami “Break
down”.
4.) Pemecah Masalah
Orang tua atau dewasa lain turut membantu remaja pada saat
remaja mengalami masalah, seperti menjadi pendengar yang baik,
menjadi teman yang baik dan membimbing mereka dalam
mengidentifikasikan sehingga masalah dapat terselesaikan dengan
cepat, tepat dan tuntas.
BAB IV
KASUS
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah menyelesaikan karya tulis dan meneliti kembali sumber-sumber
yang ada , akhirnya saya dapat kesimpulan yaitu:
a.) Bunuh diri adalah masalah yang serius yang harus di tanggapi dengan
serius pula.
b.) Jumlah kasus bunuh diri di Indonesia semakin meningkat.
c.) Faktor penyebab bunuh diri pada remaja yaitu : Konflik dengan
keluarga,di tolak dalam pergaulan, berpisah dengan orang yang di cintai,
karena di permalukan, konflik dengan pacar, menghindari masalah dan
tidak lulus ujian.
d.) Remaja yang mengalami konflik yang berkepanjangan maka perasaan
stress semakin dalam dan mengalami depresi.
e.) Ciri-ciri remaja yang akan bunuh diri yaitu : Perubahan sikap menjadi
lebih pendiam, serimg menyendiri, minta maaf pada semua kenalannya
dan membagi-bagikan barang kesayangannya.
f.) Tindakan bunuh diri dapat di cegah dengan adanya perhatian dari
lingkungan sekitar.
4.2 Saran
Kami menyarankan kepada pembaca agar :
a.) Para orang tua agar lebih memperhatikan anak remaja nya, terutama jika
terjadi perubahan sikap dan tingkah laku .
b.) Para remaja agar member nasihat yang benar kepada teman yang sedang
bermasalah.
c.) Para remaja harus lebih mendekatkan diri lagi kepada Sang Pencipta agar
tidak terjerumus oleh bisikan syaitan.
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elabet B. 1996. Psikologi Pekembangan. Jakarta: Erlangga. Rajawali.


Novembe 2004.
Yuniarsa, M. Fahrul Alam. 2013. Sejarah Bunuh Diri.(diakses 28 mei 2013).
Zakapeda. 2013. Pegertn remaja meunrut para ahli. (diakses 22 agustus 2013).
Richard P.Halgin dan Whitbourne. 2011. Psikologi Abnormal. Jakarta: Salemba
Humanika.
Gerald C.Davidson dkk. 2010. Psikologi Abnormal. Jakarta: Rajawalipers.
Bimo Walgito. 1989. Pengantar Psikologiumum. Yogyakarta: Penerbit Andi.
http://piipiiodd.wordpress.com/2010/04/06/analisis-kasus-depresi-remaja

Anda mungkin juga menyukai