PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus adalah keadaan dimana tubuh tidak dapat menghasilkan
hormon insulin sesuai kebutuhan atau tubuh tidak dapat memanfaatkan
secara optimal insulin yang dihasilkan. Dalam hal ini, terjadi lonjakan
kadar gula dalam darah melebih normal (Maghfuri, 2016). Diabetes
Melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Pada DM
kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun atau
pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin (Brunner and
Suddarth,2001). Diabetes Melitus adalah gangguan metabolik kronik yang
tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikontrol yang dikarakteristikan
dengan ketidakadekuatan penggunaan insulin (Barbara Engram, 1999).
1
gliserol asam lemak bebas meningkat dan penderita dapat berakibat
terjadinya aterosklerosis dan ketogenesis, dan penurunan pemakaian
glukosa yang menyebabkan terjadinya hiperglikemia pada penderita yang
memiliki penyakit DM.
2
tertinggi di dunia setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil, dan
Meksiko
3
yaitu dengan melakukan penyuluhan kesehatan (memperbaiki pola hidup
seperti mengatur pola makan, serta berolahraga atau minimal gerakkan
badan selama 30 menit yang bertujuan untuk pengendalian berat badan
agar tidak terjadi obesitas), pencegahan penyakit (melakukan pemeriksaan
gula darah rutin untuk memantau gula darah) serta memberikan
pengobatan farmakologis seperti insulin secara bertahap dan sesuai
kebutuhan (Maghfuri, 2016).
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, maka kelompok tertarik
untuk membahas mengenai asuhan keperawatan pada pasien dengan
Diabetes Melitus terutama yang mengalami luka ganggren.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum :
Mahasiswa dapat mengerti tentang asuhan keperawatan diabetes melitus
dengan gangren.
Tujuan Khusus :
1. Untuk memahami dan menjelaskan definisi Diabetes Melitus
2. Untuk memahami dan menjelaskan etiologi Diabetes Melitus
3. Untuk memahami dan menjelaskan patofisiologi Diabetes Melitus
4. Untuk memahami dan menjelaskan manifestasi klinis Diabetes
Melitus
5. Untuk memahami dan menjelaskan klasifikasi Diabetes Melitus
6. Untuk memahami dan menjelaskan pemeriksaan penunjang Diabetes
Melitus
7. Untuk memahami dan menjelaskan komplikasi Diabetes Melitus
8. Untuk memahami dan menjelaskan penatalaksaan Diabetes Melitus
9. Untuk memahami, menjelaskan, dan mempraktekkan dalam
keperawatan klinik tentang Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
dengan gangren
C. Manfaat Penulisan
4
Manfaat penulisan dari studi kasus ini :
1. Institusi Pendidikan
2. Penulis
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Diabetes Melitus adalah keadaan dimana tubuh tidak dapat menghasilkan
hormon insulin sesuai kebutuhan atau tubuh tidak dapat memanfaatkan
secara optimal insulin yang dihasilkan. Dalam hal ini, terjadi lonjakan
kadar gula dalam darah melebih normal (Maghfuri, 2016).
6
B. Etiologi
Menurut Maghfuri (2016), penyebab dari penyakit Diabetes Melitus
adalah:
1. Virus dan Bakteri
Melakui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta virus/bakteri
merusak sel, juga bisa merusak autoimun dalam sel beta.
2. Bahan toksik atau beracun
Bahan beracun yang mampu merusak sel beta secara langsung adalah
aloksan, pyrinuron (rodentisida), dan streptozocting (produk dari
sejenis jamur). Bahan lain adalah sianida berasal dari singkong.
3. Genetik/ faktor keturunan
Para ahli kesehatan menyebutkan penyakit DM merupakan penyakit
yang terpaut kromosom seks atau kelamin. Biasanya laki-laki menjadi
penderitanya sedangkan kaum perempuan sebagai pihak pembawa gen
untuk diwariskan pada anak-anaknya.
7
C. Patofisiologi
8
Gambar 1.1. https://id.scribd.com/doc/141086342/Pathway-DM
D. Manifestasi Klinis
9
Manifestasi Klinis dari penyakit Diabetes Melitus menurut Andra &
Yessie (2013) adalah:
1. Banyak kencing (Poliuria)
Oleh karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan
menyebabkan banyak kencing
2. Banyak minum (Polidipsia)
Oleh karena sering kencing maka memungkinkan sering haus dan
banyak minum
3. Banyak makan (Polifagia)
Penderita diabetes melitus mengalami keseimbangan kalori negatif
sehingga timbul rasa lapar yang sangat besar
4. Penurunan berat badan dan rasa lemah
Hal ini disebabkan glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam
sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga.
Untuk kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa diambil dari
caangan lain, yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya penderita kehilangan
jaringan lemak dan otot sehingga menjadi kurus.
Keluhan lain
10
dapat timbul karena akibat hal yang sepele seperti luka lecet karena
sepatu atau tertusuk peniti.
4. Gangguan ereksi
Gangguan ereksi ini menjadi masalah, tersembunyi karena sering tidak
secara terus terang dikemukakan penderitanya. Hal ini terkait dengan
budaya masyarakat yang masih merasa tabu membicarakan masalah
seks, apalagi menyangkut kemampuan atau kejantanan sesesorang.q
11
- Usia (Resistansi insulin cenderung meningkat pada usia >65 tahun)
- Obesitas
- Riwayat Keluarga
- Gaya Hidup
(Brunner dan Suddarth, 2002)
3. Diabetes Mellitus Tipe Lain
Beberapa diabetes tipe lain seperti defek genetik fungsi sel beta, defek
genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati,
karena obat/zat kimia, infeksi, penyebab imunologi yang jarang, dan
sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM.
4. Diabetes Mellitus Gestasional (DMG)
Diabetes yang terjadi pada saat kehamilan ini adalah intoleransi
glukosa yang muai tinbul atau menular diketahui selama keadaan
haml. Oleh karena terjadi peningkatan sekresi berbagai hormon
disertai pengaruh metabolik terhadap glukosa, maka kehamilan
merupakan keadaan peningkatan metabolik tubuh dan hal ini
berdampak kurang baik bagi janin.
F. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis DM umumnya akan dipikirkan dengan adanya gejala khas DM
berupa poliuria, polidipsia, lemas,dan berat badan turun. Gejala lain yang
mungkin dikemukakan oleh pasien adalah kesemutan, gatal, mata kabur
dan impotensia pada pasien pria,serta pruritus dan vulvae pada pasien
wanita. Jika keluhan dan gejala khas, ditemukannya pemeriksaan glukosa
darah sewaktu yang >200 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis
DM. Umumnya hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu yang baru satu
kali saja abnormal belum cukup untuk diagnosis klinis DM.
Kalau hasil pemeriksaan glukosa darah meragukan, pemeriksaan TTGO
diperlukan untuk konfirmasi diagnosis DM. Untuk diagnosis DM dan
gangguan toleransi glukosa lainnya diperiksa glukosa darah 2 jam setelah
beban glukosa. Sekurang-kurangnya diperlukan kadar glukosa pernah 2
12
kali abnormal untuk konfirmasi diagnosis DM, baik pada 2 pemeriksaan
yang berbeda ataupun adanya 2 hasil abnormal pada saat pemeriksaan
yangsama.
Cara pemeriksaan TTGO.
1. Tiga hari sebelumnya makan seperti biasa
2. Kegiatan jasmani cukup, tidak terlalu banyak
3. Puasa semalam, selama 10-12 jam
4. Glukosa darah puasa diperiksa
5. Diberikan glukosa 75 gram, dilarutkan dalam air 250 ml, dan diminum
selama / dalam waktu 5 menit
6. Diperiksa glukosa darah 1 (satu) jam dan 2 (dua) jam sesudah beban
glukosa
7. Selama pemeriksaan, pasien yang diperiksa tetap istirahat dan tidak.
G. Komplikasi
Komplikasi dari penyakit Diabetes Melitus menurut Ali Maghfuri (2016)
adalah:
1. Mata : retinopati diabetik, katarak
2. Ginjal: Glomerulosklerosis intrakapiler, infeksi
3. Saraf: neuropati perifer, neuropati kranial, neuropati otonom
4. Sistem Kardiovaskuler: Penyakit jantung
5. Infeksi tidak lazim: fasilitis dan miositis nekrotikans, meningitis
mucor, kolesistitis emfisematosa, otitis eksterna maligna
6. Kulit: dermopati diabetik, nekrobiosis lipoidika diabetikorum,
kandidiasis, dan Gangren pada kaki
Luka Gangren
Luka gangren adalah proses atau keadaan luka kronis yang ditandai
dengan adanya jaringan mati atau nekrosis. Namun, secara mikrobiologis
luka gangren adalah proses nekrosis yang disebabkan oleh infeksi.
Gangren kaki diabetik adalah luka pada kaki yang merah kehitaman dan
13
berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluh darah sedang atau
besar di tungkai (Askandar, 2011).
Adapun gejalanya berupa rasa sakit, dingin, jika ada luka sukar sembuh
karena aliran darah ke bagian tersebut sudah berkurang. Nadi kaki suka
diraba, kulit pucat atau kebiruan, kemudian dapat menjadi gangren/
jaringan busuk, kemudian terinfeksi dan kuman tumbuh subur. Hal ini
akan membahayakan pasien karena infeksi dapat menjalar ke seluruh
tubuh (Sepsis).
1. Faktor Endogen
- Genetik dan metabolik
- Angiopati diabetik
- Neuropati diabetik
2. Faktor Eksogen
- Trauma
- Infeksi
- Obat
14
1. Derajat 0 : dengan kriteria tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh
dengan kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki seperti claw dan
callus
2. Derajat 1 : ulkus superfisial terbatas pada kulit
3. Derajat 2 : ulkus dalam menembus tendon dan tulang
4. Derajat 3 : abses dalam, dengan atau tanpa oseteomielitis
5. Derajat 4 : gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa
selulitis
6. Derajat 5 : gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai
Sementara Brand (1986) dan Ward (1987) membagi gangren kaki menjadi
dua golongan yaitu sebagai berikut.
H. Penatalaksanaan Medis
15
1. Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
a. Pemicu sekresi insulin:
1) Sulfonilurea
2) Glinid
b. Penambah sensitivitas terhadap insulin:
1) Biguanid
2) Tiazolidindion
c. Pencegahan komplikasi
1) Berhenti merokok
2) Mengoptimalkan kadar kolesterol
3) Menjaga berat tubuh yang stabil
4) Mengontrol tekanan darah tinggi
5) Olahraga teratur dapat bermanfaat :
-Mengendalikan kadar glukosa darah
-Menurunkan kelebihan berat badan (mencegah
kegemukan)
-Membantu mengurangi stres
-Memperkuat otot dan jantung
-Meningkatkan kadar kolesterol ‘baik’ (HDL)
-Membantu menurunkan tekanan darah
I. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
sehari-hari. Hal yang perlu dikaji pada klien degan diabetes melitus :
16
a. Aktivitas dan istirahat
b. Sirkulasi
pada ekstremitas bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah,
c. Eliminasi
d. Nutrisi
mual/muntah.
e. Neurosensori
f. Nyeri
g. Respirasi
h. Keamanan
i. Seksualitas
17
Adanya peradangan pada daerah vagina, serta orgasme menurun dan
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan pada pasien dengan Diabetes Melitus menurut
Doengoes (1991) adalah :
protein /lemak)
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
18
Intervensi keperawatan pada pasien dengan Diabetes Melitus menurut
Doengoes (1991) meliputi:
19
urine.
Rasional :Memberikan perkiraan
kebutuhan akan cairan pengganti, fungsi
ginjal dan keefektifan dari terapi yang
diberikan.
6) Ukur berat badan setiap hari.
Rasional :Memberikan hasil pengkajian
yang terbaik dari status cairan yang sedang
berlangsung dan selanjutnya dalam
memberikan cairan pengganti.
7) Kolaborasi pemberian terapi cairan sesuai
indikasi
Rasional :Tipe dan jumlah dari cairan
tergantung pada derajat kekurangan cairan
dan respon pasien secara individual.
20
mengakibatkan malnutrisi dengan penyimpangan dari kebutuhan.
21
infeksi nosokomial.
leukosit, perubahan -Pertahankan 2) Tingkatkan upaya pencegahan dengan
pada sirkulasi lingkungan aseptic melakukan cuci tangan yang baik, setiap
22
Rasional :Penenganan awal dapat membantu
mencegah timbulnya sepsis.
23
8. 1) Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga
5. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan
tentang penyakitnya.
tentang kondisi, asuhankeperawatan Rasional :Mengetahui seberapa jauh
prognosis dan 2x24jam diharapkan pengalaman dan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakitnya.
kebutuhan klien mampu
2) Berikan penjelasan pada klien tentang
pengobatan mengutarakan penyakitnya dan kondisinya sekarang.
berhubungan dengan pemahaman tentang Rasional :Dengan mengetahui penyakit dan
kondisinya sekarang, klien dan keluarganya akan
salah interpretasi kondisi, efek
merasa tenang dan mengurangi rasa cemas.
informasi/tidak prosedur, dan proses
3) Anjurkan klien dan keluarga untuk
mengenal sumber pengobatan dengan memperhatikan diet makanan nya.
-Klien mampu
memulai perubahan
perawatan
24
4. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan
dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi
tujuan atau intervensi keperawatan.
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan diabetes mellitus adalah :
a. Kondisi tubuh stabil, tanda-tanda vital, turgor kulit, normal.
b. Berat badan dapat meningkat dengan nilai laboratorium normal
dan tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
c. Infeksi tidak terjadi
d. Rasa lelah berkurang/Penurunan rasa lelah
e. Pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur
dan proses pengobatan.
( Doenges, M. 2000)
25
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kinerja
insulin atau kedua-duanya. Defisit insulin yang berat dapat menimbulkan
komplikasi-komplikasi seperti penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit pada
mata, penyakit saraf, stroke, dan yang paling banyak terjadi adalah timbulnya luka
gangrene di bagian kaki (Ali maghfuri, 2016).
Diabetes disebabkan oleh virus dan bakteri, bahan toksik atau beracun serta factor
genetic atau keturunan. Diabetes melitus dibagi menjadi 4 yaitu Tipe I Insulin-
Dependent Diabetes Mellitus (IDDM), Tipe II Non-insulin Dependent Diabetes
Mellitus (NIDDM), Diabetes Mellitus Tipe Lain, Diabetes Mellitus Gestasional
(DMG).Cara untuk mengurangi jumlah penderita diabetes mellitus adalah dengan
mengenali tanda dan gejala diabetes mellitus misalnya seperti poliuri, polidipsi,
polifagia, sering kesemutan serta mengalami gangguan ereksi,serta penurunan
berat badan. Selain itu, ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah
diabetes mellitus misalnya seperti melakukan pemeriksaan gula darah rutin untuk
memantau gula darah, memperbaiki pola hidup seperti mengatur pola makan,
serta berolahraga atau minimal gerakkan badan selama 30 menit yang bertujuan
untuk pengendalian berat badan.Namun jika sudah terjadi, penyakit diabetes
mellitus harus segera ditangani oleh tim kesehatan.Hal yang dapat dilakukan
perawat untuk mengatasinya yaitu dengan melakukan penyuluhan kesehatan,
memberikan pengobatan farmakologis seperti insulin secara bertahap dan sesuai
kebutuhan bisa juga dengan pemberian obat hipoglikemik oral.
B.Saran
Adapun saran saran yang dapat disampaikan dari makalah yang kami susun yaitu
26
1. Untuk penulis atau kelompok , untuk tugas-tugas berikutnya diharapkan agar
lebih aktif lagi untuk membantu memberikan saran semoga kami bisa belajar dari
kesalahan pada makalah ini.
27
DAFTAR PUSTAKA
Maghfuri, Ali. 2016. Buku Pintar Perawatan Luka Diabetes Melitus. Jakarta:
Salemba Medika
28
29