Anda di halaman 1dari 16

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/332143588

Penegakan Hukum Hak Cipta Terhadap Pembajakan Film Secara Daring

Article · April 2019

CITATIONS READS
0 91

2 authors, including:

Ayup Suran Ningsih


Universitas Negeri Semarang
3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Ayup Suran Ningsih on 02 April 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


92

Penegakan Hukum Hak Cipta Terhadap Pembajakan Film Secara


Daring
Ayup Suran Ningsih, Balqis Hediyati Maharani
Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang
E-mail: ayuupp@mail.unnes.ac.id

Abstrak : Hak cipta merupakan hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis
berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata
tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pelanggaran hak cipta bisa memberi dampak buruk bagi penciptanya, sering kali
pelanggaran hak cipta membuat pemilik dari hak cipta mengalami kerugian ekonomi.
Dalam hal ini, tentunya perlindungan hukum hak cipta harus ditegakkan. Karya
sinematografi yaitu film yang seharusnya dilindungi hak penciptanya oleh Undang-
Undang Hak Cipta, tetapi dalam kenyataannya banyak yang melakukan pembajakan
digital dan illegal downloading dari film aslinya. Kemajuan teknologi sekarang ini
membawa dampak yang baik sekaligus dampak yang buruk. Pembajakan digital di era
sekarang yang semakin marak. Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai
penegakan hukum hak cipta merupakan salah satu faktor terjadinya pelanggaran hak
cipta seperti download film online. Artikel ini membahas tentang bagaimana dampak
buruk download film melalui cara yang tidak legal atau pembajakan digital serta
penegakan hak cipta dalam menghadapi masalah illegal downloading. Penelitian ini
menggunakan metode hukum normatif dengan Statute Approach.

Kata Kunci: Illegal Downloading, Hak Cipta, Film


Abstract : Copyright is an exclusive right of the authors that arise automatically on the
basis of a declarative principle after a work is manifested in its tangible form without
prejudice to restrictions in accordance with the provisions of the laws and regulations.
Copyright infringement can have a detrimental effect on the creator, often copyright
infringement keeps copyright owners from experiencing economic losses. In this case,
of course the protection of copyright law must be enforced. The cinematographic work
such as a film that should be protected by the copyright law, but in reality many people
are doing digital piracy of original movie. Currently, technological advancements bring
good impacts as well as a bad impact on digital piracy. Lack of public awareness
regarding the enforcement of copyright law is also one factor in the occurrence of
violations of copyright one of them download movies online. This article discusses how
bad impact of digital piracy and copyright enforcement in the face of illegal downloading
issues.
Keywords: Illegal Downloading, Copyright, Movie

Jurnal Meta-Yuridis Vol. 2 No.1 Tahun 2019


Pendahuluan perdagangan yang dikelolanya. Hak
93
ekonomi atas suatu Ciptaan tetap
Hak Cipta merupakan hak berada di tangan Pencipta selama
eksklusif pencipta yang timbul secara Pemegang Hak Cipta tidak mengalihkan
otomatis berdasarkan prinsip deklaratif seluruh hak ekonomi dari Pencipta atau
setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam Pemegang Hak Cipta tersebut kepada
bentuk nyata tanpa mengurangi penerima pengalihan hak atas Ciptaan.
pembatasan sesuai dengan ketentuan Suatu ciptaan dikatakan telah dilahirkan
peraturan perundang-undangan, sesuai atau berwujud jika ciptaan tersebut telah
dengan Pasal 1 ayat (1) Undang- dapat dilihat secara kasat mata atau
Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang dapat didengar. Sejak saat itu pencipta
Hak Cipta. Hak Cipta yang dimaksud atau pemegang hak cipta telah memiliki
dalam Undang-Undang tersebut terdiri hak ekslusif atas ciptaannya tanpa
atas hak moral dan hak ekonomi. memerlukan pendaftaran hak secara
Hak Moral merupakan hak yang formal.[2]
melekat secara abadi pada diri Di era globalisasi ini, kemajuan
Pencipta, tidak dapat dipisahkan dari teknologi dan informasi mempermudah
pencipta karena bersifat pribadi dan orang-orang dalam melakukan suatu hal
kekal, artinya hak tersebut melekat dan lebih mudah dalam mendapatkan
selama hidup pencipta bahkan hingga informasi. Dengan adanya kemajuan
setelah meninggal dunia.[1] Hak Moral teknologi dan informasi ini semakin
melekat pada diri pencipta untuk tetap banyak orang yang menggunakan
mencantumkan atau tidak akses internet. Baik itu diakses dan
mencantumkan namanya pada salinan digunakan untuk pendidikan, jejaring
sehubungan dengan pemakaian sosial, maupun hiburan. Seperti
Ciptaannya untuk umum, menggunakan misalnya dalam hal perfilman, orang-
nama aliasnya atau samarannya, orang dahulu harus mengantri di
mengubah Ciptaannya sesuai dengan bioskop untuk melihat film yang baru
kepatutan dalam masyarakat, keluar. Tetapi, akhir-akhir ini banyak
mengubah judul dan anak judul Ciptaan, orang yang lebih memilih untuk
dan mempertahankan haknya dalam hal menunggu sedikit lebih lama dan
terjadi distorsi Ciptaan, mutilasi Ciptaan, melihatnya melalui situs-situs yang
modifikasi Ciptaan, atau hal yang tersedia di internet atau mengunduh dari
bersifat merugikan kehormatan diri atau situs tertentu.
reputasinya. Dalam perlindungan hak Karya cipta dalam bentuk digital
moral, pencipta dapat memiliki informasi memang sangat mudah untuk
manajemen Hak Cipta atau informasi diduplikasi dan hasil atas perbuatan
elektronik Hak Cipta. Informasi tersebut juga nyaris tidak dapat
manajemen Hak Cipta meliputi informasi dibedakan dengan aslinya. Orang pun
metode atau sistem yang dapat kemudian dapat melakukan modifikasi
mengidentifikasi originalitas substansi terhadap hasil penggandaan dan
Ciptaan dan Penciptanya dan kode mendistribusikannya ke seluruh dunia
informasi dan kode akses. dengan nyaris tanpa biaya. Di satu sisi,
Hak ekonomi merupakan hak hal ini tentu sangat mudah membuat
eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak semua orang untuk melanggar hak cipta
Cipta untuk mendapatkan manfaat orang lain dalam skala yang sangat
ekonomi atas Ciptaan. Pengelola besar. Akan tetapi di sisi lain sangat
tempat perdagangan dilarang sulit bagi pemilik hak cipta untuk
membiarkan penjualan atau mengetahui terjadinya pelanggaran,
penggandaan barang hasil pelanggaran mengenali, atau pun kemudian
Hak Cipta dan Hak Terkait di tempat melakukan upaya hukum.[3]
Jurnal Meta-Yuridis Vol. 2 No.1 Tahun 2019
Sebagai sebuah karya cipta, film menonton film di bioskop. Akibat dari
94
merupakan dari kekayaan intelektual mengunduh film gratis atau secara tidak
dan melekat pada diri pencipta. legal menyebabkan kerugian baik
Berdasarkan Pasal 1 ayat 1 Undang- pemegang hak cipta dan juga
Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang pemerintah.
Perfilman, Film merupakan karya cipta Dampak dari kegiatan
seni budaya yang merupakan pranata pengunduhan ilegal terhadap film ini
sosial dan media komunikasi massa telah sedemikian besarnya terhadap
yang dibuat berdasarkan kaidah tatanan kehidupan bangsa. Pihak yang
sinematografi dengan atau tanpa suara memiliki dampak kerugian akibat tindak
dan dipertunjukkan. Film sebagai karya pidana ini, antara lain:
seni merupakan objek hak cipta yang 1) Pencipta, karena tidak mendapatkan
dilindungi oleh undang-undang, maka si pembayaran sejumlah uang yang
pembuat film mempunyai hak eksklusif seharusnya mereka peroleh dan
yaitu hak untuk memonopoli karya tindak pidana ini juga merupakan
ciptaannya dalam rangka melindungi keadaan yang dapat menumbuhkan
karya ciptanya dari pihak lain seperti sikap apatis dan menurunkan gairah
mengumumkan dan memperbanyak mencipta di bidang ilmu
karya ciptanya atau memberikan izin pengetahuan, seni dan sastra.[5]
kepada orang lain untuk mendapat 2) Konsumen dan masyarakat, karena
keuntungan secara ekonomis sesuai membeli ciptaan yang berkualitas
dengan haknya yaitu hak ekonomi. rendah dan tidak mendapat
Bentuk pelanggaran terhadap semangat untuk menciptakan
Hak Cipta pada dasarnya berkisar pada sesuatu yang baru dan yang lebih
dua hal pokok. Pertama yaitu dengan baik. Pada masyarakat sebagai
sengaja dan tanpa hak mengumumkan, konsumen, semakin tumbuh sikap
memperbanyak, atau memberi izin yang tidak lagi memandang perlu
untuk itu.[4] Kedua yaitu dengan untuk mempertanyakan apakah
sengaja memamerkan, mengedarkan, sesuatu barang tersebut merupakan
atau menjual kepada umum suatu hasil pelanggaran atau tidak.
ciptaan atau barang hasil pelanggaran Semakin tumbuh sikap acuh dan
Hak Cipta. Salah satu pelanggaran hak tidak acuh mengenai yang baik dan
cipta yang sering terjadi yaitu buruk apa yang sah atau tidak sah,
pengumuman dan perbanyakan film kendati negara kita adalah negara
melalui media internet dengan cara yang berdasarkan hukum.[6]
mengunduh atau streaming. Kegiatan 3) Pemerintah, karena dengan
streaming atau mengunduh film yang banyaknya tindak pidana hak cipta,
tidak berbayar atau secara gratis tidak maka dilihat dari sektor penerimaan
mempunyai izin dari pemegang hak film atau pendapatan negara melalui
asli dalam dan memperbanyak karya pajak penghasilan dari hak cipta,
film. Semakin banyaknya situs atau jelas bahwa negara sangat dirugikan
website menonton dan mengunduh film karena tidak memperoleh
gratis, mengubah kebiasaan orang- pemasukan atau pendapatan dari
orang dari menonton film di bioskop sektor itu yang cukup potensial
menjadi mengunduh film melalui sebagai salah satu sumber dana
website tersebut. Padahal, mengunduh untuk pembangunan.[7]
film gratis melalui internet dapat 4) Hubungan Internasional, apabila
merugikan pemegang hak cipta film menyangkut ciptaan asing, apabila
dikarenakan pengguna dapat tindak pidana ini dibiarkan berlarut-
mengunduh film tanpa meminta izin dan larut maka kepentingan Negara
membayar sebagaimana layaknya jika
Jurnal Meta-Yuridis Vol. 2 No.1 Tahun 2019
asing kurang terlindungi di Indonesia hubungannya sangat erat dengan
95
tentang hak cipta. perpustakaan karena membutuhkan
Walaupun Undang-Undang Hak data-data yang bersifat sekunder pada
Cipta sudah diganti dengan yang baru perpustakaan. Pendekatan penelitian
mulai dari ruang lingkup hak cipta yang digunakan yaitu Pendekatan
mencakup pencipta bahkan pasal Perundang-Undangan atau disebut
tentang pidana, akan tetapi pada Statute Approach. Pendekatan ini
praktiknya masih banyak pelanggaran dilakukan dengan mempelajari dan
hak cipta, seperti pengumuman dan memeriksa semua peraturan
perbanyakan karya film tanpa izin. perundang-undangan yang menyangkut
Masyarakat Indonesia masih permasalahan atau isu hukum yang
menganggap pelanggaran Hak Cipta sedang dihadapi.
terutama mengunduh film secara gratis Sumber data dalam
tidak merupakan hal yang serius. Masih menggunakan data sekunder yang
banyak orang yang melakukan dan tidak terdiri dari Bahan Hukum Primer berupa
menyadari bahwa apa yang ketentuan perundang-undangan yaitu
dilakukannya melanggar hak pemegang Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
Hak Cipta. Kesadaran hukum tentang Hak Cipta, Bahan Hukum
masyarakat tentang hak cipta masih Sekunder seperti buku, skripsi, jurnal
rendah sehingga upaya perlindungan nasional maupun internasional, serta
dan penegakan hukum tidak berjalan hasil-hasil penelitian.
dengan maksimal.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pokok Permasalahan a. Hak Cipta dalam Pembajakan
Digital Film
Berdasarkan latar belakang tersebut
Hak Kekayaan Intelektual adalah
diatas, penulis merasa perlu untuk
sistem hukum yang melekat pada
membahasnya secara lebih dalam yang
tata kehidupan modern terutama
dirumuskan ke dalam pokok
pada perkembangan hukum hak
permasalahan sebagai berikut :
cipta terhadap produk digital. Hak
1. Bagaimana Pengaturan Hak Cipta
cipta terhadap produk digital seperti
Dalam Hal Pembajakan Film Digital
perangkat lunak, foto digital, musik
?
digital, film digital, dan e-book ini
2. Bagaimana Penegakan Hukum Hak
perlu mendapat perlindungan
Cipta Terhadap Illegal
hukum, karena karya manusia ini
Downloading?
telah dihasilkan dengan suatu
pengorbanan tenaga, pikiran, waktu
Metode Penelitian bahkan biaya yang tidak sedikit serta
pengetahuan dan semua bentuk
Metode penelitian yang idealisme lainnya bersatu untuk
digunakan adalah metode penelitian mendapatkan hasil karya terbaik
hukum normatif. Menurut Soerjono dibidangnya.[8]
Soekanto, metode penelitian hukum Piracy atau pembajakan
normatif merupakan penelitian hukum merupakan sebuah istilah yang
doktrinal atau penelitian hukum teoritis. digunakan untuk menggambarkan
Penelitian normatif fokus pada kajian berbagai macam aktivitas, illegal
tertulis yakni menggunakan data downloading atau pemalsuan yang
sekunder seperti peraturan perundang- berkaitan dengan internet. Internet
undangan, keputusan pengadilan, teori piracy merupakan satu hal yang
hukum dan dapat berupa hasil karya berbahaya dan biasanya bersifat
ilmiah para sarjana. Penelitian ini illegal dan bahkan cenderung
Jurnal Meta-Yuridis Vol. 2 No.1 Tahun 2019
tergolong aksi kriminal ini juga sedapat mungkin mirip dengan
96
mencakup penyalinan atau aslinya, tanpa izin dari pemegang
penyebaran secara tidak sah atas hak ciptanya. Logo dan merek
perangkat lunak yang dilindungi ditiru untuk mengelabui
undang-undang. Ini sejalan dengan masyarakat, agar mereka
definisi pelanggaran hak cipta yaitu percaya bahwa yang dibeli itu
penggunaan karya cipta yang adalah hasil produksi yang asli.
melanggar hak eksklusif pemegang 3) Penggandaan tanpa izin Pencipta
hak cipta, seperti hak untuk ataupun Pemegang Hak Cipta.
mereproduksi, mendistribusikan, Pembajakan merupakan salah
menampilkan, atau memamerkan satu tidakan yang bisa dikatakan
karya berhak cipta, atau membuat sebagai pencurian di mana orang
karya turunan, tanpa izin dari akan menggunakan barang atau
pemegang hak cipta, yang biasanya suatu produk digital yang
penerbit atau usaha lain yang seharusnya membeli lisensi barang
mewakili atau ditugaskan oleh tersebut. Banyak yang
pencipta karya tersebut. menggunakan barang digital secara
Pembajakan terhadap karya ilegal atau hasil pembajakan.
seperti rekaman adalah bentuk dari Beberapa contohnya yaitu software,
tindak pelanggaran hak cipta yang musik, dan film yang sering diunduh
dilarang dalam undang-undang. secara gratis di internet. Karya cipta
Pekerjaan tersembunyi ini dilakukan lagu atau musik, film, dan perangkat
untuk menghindarkan diri dari lunak merupakan sasaran
penangkapan oleh pihak kepolisian. pembajakan yang paling parah
Pembajak tidak mungkin selama lebih dari dua puluh tahun
menunaikan kewajiban untuk terakhir ini.[9] Mengunduh film
membayar pajak kepada negara secara gratis dari internet
sebagaimana layaknya warga berkembang seiring dengan tawaran
negara yang baik. Oleh karena itu, berbagai media digital baik yang
pembajakan merupakan salah satu resmi ataupun bajakan.
dampak negatif dari kemajuan iptek Perkembangan jaringan komunikasi
di bidang elektronika yang internet yang menawarkan akses
dimanfaatkan secara melawan film-film tidak berbayar membuat
hukum (illegal) oleh mereka yang orang-orang memilih mengunduh
ingin mencari keuntungan dengan video dari internet.[10]
jalan cepat dan mudah tanpa Perkembangan internet yang
mengindahkan hak-hak orang lain sangat pesat tidak hanya membawa
dan hukum yang berlaku. sisi positif ternyata juga membawa
Pembajakan dibagi menjadi tiga sisi negatif. Mengunduh dari internet
kategori, antara lain: merupakan kegiatan yang sudah
1) Pembajakan sederhana yaitu sangat lazim dilakukan oleh
suatu rekaman asli dibuat kebanyakan orang. Berbagai alat
duplikatnya untuk elektronik dan komunikasi di zaman
diperdagangkan tanpa seizin sekarang ini sudah menyediakan
produser atau pemegang hak fasilitas internet yang dapat
yang sah. Rekaman hasil digunakan untuk mengunduh.
bajakan dikemas sedemikian Namun, kemudahan tersebut
rupa, sehingga berbeda dengan seharusnya tidak boleh melanggar
kemasan rekaman aslinya. hukum dari hak yang melekat atas
2) Rekaman yang dibuat sesuatu yang diunduh tersebut.
duplikatnya, kemudian dikemas Seperti halnya illegal downloading.
Jurnal Meta-Yuridis Vol. 2 No.1 Tahun 2019
Hak Cipta merupakan hak berbayar itu dalam menyebarkan film
97
eksklusif pencipta yang timbul tidak memuat keterangan yang
secara otomatis berdasarkan prinsip lengkap hanya disebutkan judul film
deklaratif setelah suatu ciptaan dan tahun keluar, tanpa
diwujudkan dalam bentuk nyata menyebutkan informasi lainnya.
tanpa mengurangi pembatasan Pelanggaran hak cipta terhadap
sesuai dengan ketentuan peraturan karya sinematografi sebelumnya
perundang-undangan. Keberadaan adalah pembajakan film melalui
hak cipta di Indonesia sudah ada cakram optik berupa kepingan CD
sejak zaman Belanda. Hak Cipta yang dijual secara ilegal dipasar
diatur dalam Undang-Undang Nomor bebas, seiring berjalannya waktu kini
28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. pelanggaran terhadap hak cipta
Selain dibahas dalam peraturan sinemtografi banyak terjadi melalui
perundang-undangannya sendiri, internet, bentuk-bentuk pelanggaran
hak cipta juga dibahas dalam yang terjadi terhadap sebuah karya
Undang-Undang Number 11 Tahun cipta sinematografi melalui internet
2008 tentang Informasi dan yaitu:
Transaksi Elektronik. 1) Penyebaran konten film melalui
Dalam kasus illegal downloading, website,
jika illegal downloading dilakukan 2) Pengunduhan film melalui
dalam jumlah yang besar dan internet tanpa izin,
kemudian digunakan untuk 3) Mengunduh film atau video dan
dikomersilkan itu termasuk menyiarkan video tersebut tanpa
pelanggaran hak cipta. Apabila menyertakan nama pencipta.
illegal downloading tersebut Dampak negatif dari illegal
dilakukan hanya untuk koleksi downloading, royalti yang
pribadi saja dan dalam jumlah yang seharusnya didapat oleh pemegang
kecil itu tetap termasuk dalam hak cipta malah tidak memberi
pelanggaran dari hak cipta karena pemasukan kepada penciptanya
sama saja dengan dengan sama sekali padahal karyanya
mengambil karya orang lain tanpa dinikmati oleh orang lain. Royalti
izin dan sepengetahuan pemilik hak sendiri adalah jumlah yang
tersebut, meskipun itu tidak dibayarkan untuk
dikomersilkan. penggunaan properti, seperti hak
Proses pengunduhan film gratis paten, hak cipta, atau sumber alam.
di internet merupakan suatu kegiatan Misalnya, pencipta mendapat
pengambilan, dimana pelaku bayaran royalti ketika ciptaannya
pengunduhan film mengambil dan diproduksi dan dijual, penulis dapat
memindahkan file tersebut ke dalam memperoleh royalti ketika buku hasil
handphone maupun hard disk karya tulisannya dijual. Selain
mereka tanpa menghilangkan file mendapat kerugian secara materiil,
asli yang berada di dalam situs pemegang hak cipta dirugikan
pengunduhan tersebut, dari proses secara moral. Maraknya
tersebut diketahui bahwa pengunduhan film secara illegal
pengunduhan film juga termasuk menunjukkan bahwa Undang-
proses penggandaan karena telah Undang Hak Cipta maupun Undang-
menambahkan jumlah film tersebut Undang ITE tidak berlaku secara
dari satu file yang ada di situs keseluruhan. Banyaknya
internet menjadi dua termasuk pelaku illegal downloading di
dengan hasil pengunduhan. Dan kalangan masyarakat salah satunya
kenyataannya situs ilegal yang tidak dikarenakan masih belum ditangani
Jurnal Meta-Yuridis Vol. 2 No.1 Tahun 2019
ataupun ditanggapi secara serius tenaga manusia
98
yang
oleh aparat penegak hukum. berpendidikan, peralatan yang
Salah satu cara penanganan memadai, dan biaya yang cukup.
dari illegal downloading tadi Seperti halnya dalam menangani
sepertinya pemerintah harus kasus illegal downloading maka
memblokir situs-situs atau website dibutuhkan sarana dan fasilitas
dari illegal downloading. Selain teknologi yang canggih serta
peran pemerintah dalam upaya sumber daya manusia yang
menghindari pelanggaran terhadap memahami elektornik atau
hak cipta, peran masyarakat juga program.
diperlukan agar tercapainya sebuah 4) Faktor masyarakat
tujuan yang ingin dicapai. Jika Penegakan hukum itu
pemerintah memblokir situs- berasal dari masyarakat, dan
situs illegal downloading maka bertujuan utuk mencapai
masyarakat juga harus mulai kedamaian dalam masyarakat.
merubah cara berpikir mereka Oleh karena itu, jika dipandang
tentang mendapatkan sesuatu dari sudut tertentu maka
dengan cara yang tidak sewajarnya masyarakat mempengaruhi
dan harus bisa lebih menghargai penegakan hukum tersebut. Kita
karya orang lain. juga harus menumbuhkan
kesadaran di dalam diri
b. Penegakan Hukum Hak Cipta masyarakat bahwa tindakan
terhadap Illegal Downloading illegal downloading atau
Penegakkan hukum adalah mengunduh film dari internet
persoalan yang dihadapi oleh setiap merupakan sebuah pelanggaran
masyarakat. Menurut Soerjono yang tidak seharusnya dilakukan.
Soekanto faktor-faktor yang 5) Faktor kebudayaan
mempengaruhi penegakan hukum Faktor kebudayaan yang
adalah:[11] sebenarnya bersatu padu dengan
1) Faktor hukumnya sendiri faktor masyarakat sengaja
Lebih menekankan pada dibedakan, karena di dalam
peraturan perundang- pembahasannya diketengahkan
undangannya, jika terjadi masalah sistem nilai-nilai yang
pelanggaran dan aturannya tidak menjadi inti dari kebudayaan
jelas maka penegakan hukum spiritual atau non material.
pun akan terhambat. Penegakan hukum terhadap Hak
2) Faktor penegak hukum Atas Kekayaan Intelektual terutama
Ruang lingkup dari istilah hak cipta di Indonesia masih belum
penegak hukum adalah luas berjalan dengan baik, ditandai masih
sekali, oleh karena mencakup banyaknya pelaku pengunduhan film
mereka yang secara langsung melalui website tanpa bayar di
dan secara tidak langsung internet yang merugikan hak ekonomi
berkecimpung di bidang dan hak moral para pencipta, namun
penegakan hukum. pemerintah telah berupaya mencegah
3) Faktor sarana dan fasilitas terjadinya pelanggaran hak cipta
Tanpa adanya sarana atau dengan memperbaharui Undang-
fasilitas tertentu, maka tidak undang hak ciptanya.
mungkin penegakan hukum akan Pasal 7 TRIPS (Tread Related
berlangsung dengan lancar. Aspect of Intellectual Property Right)
Sarana itu haruslah mendukung menjabarkan tujuan dari perlindungan
penegakan hukum, seperti dan penegakan hak atas kekayaan
Jurnal Meta-Yuridis Vol. 2 No.1 Tahun 2019
intelektual adalah perlindungan dan pokok dalam penegakan hak cipta di
99
penegakan hukum hak atas kekayaan Indonesia yaitu:
intelektual bertujuan untuk 1) Pemerintah Indonesia belum
mendorong timbulnya inovasi, menunjukkan kemauan yang kuat
pengalihan dan penyebaran teknologi untuk menegakkan perlindungan
dan diperolehnya manfaat bersama hak cipta di Indonesia,
antara penghasil dan pengguna 2) Perundang-undangan Hak Cipta
pengetahuan teknologi, menciptakan belum komprehensif,
kesejahteraan sosial dan ekonomi 3) Pada umumnya, pengetahuan
serta keseimbangan antara hak dan masyarakat masih sangat kurang
kewajiban. tentang hak cipta khususnya dan
Di bidang ciptaan diperlukan hak milik intelektual pada
campur tangan negara dengan tujuan umumnya termasuk hukum yang
untuk menyeimbangkan antara mengaturnya. Bahkan, kalangan
kepentingan pencipta dengan masyarakat yang terkait langsung
kepentingan masyarakat dan juga dengan ciptaan yang dilindungi itu
kepentingan negara itu sendiri. pun, seperti pencipta dan
Seperti diketahui bahwa pencipta pemegang hak terkait, banyak
mempunyai hak untuk mengontrol yang kurang mengetahui hak cipta
masyarakat dalam mengumumkan dan hukum yang mengaturnya,
atau memperbanyak ciptaannya, di 4) Karena pengetahuan tentang hak
lain pihak warga masyarakat dapat cipta ini masih sangat kurang,
menggunakan ciptaan secara resmi pada umumnya masyarakat tidak
dan menghindari peredaran barang menyadari arti pentingnya
bajakan, sedangkan negara perlindungan hak cipta bagi
kepentingannya dapat menjaga pengembangan kebudayaan,
kelancaran dan keamanan peningkatan kreativitas
masyarakat di bidang ciptaan.[12] masyarakat, dan pembangunan
Penegakan hukum atas hak cipta ekonomi,
biasanya dilakukan oleh pemegang 5) Karena kurangnya pengetahuan
hak cipta dalam hukum perdata, tentang hak cipta dan kurangnya
namun ada pula sisi hukum pidana. kesadaran tentang arti pentingnya
Sanksi pidana secara umum perlindungan hak cipta,
dikenakan kepada aktivitas masyarakat banyak melakukan
pemalsuan yang serius, namun kini pelanggaran terhadap hak cipta.
semakin lazim pada perkara-perkara Di pihak pencipta dan pemegang
lain. Sanksi pidana atas pelanggaran hak terkait, kurangnya
hak cipta di Indonesia secara umum pemahaman tentang hak cipta
diancam hukuman penjara paling dan hak terkait membuat mereka
singkat satu bulan dan paling lama kurang bereaksi melihat
tujuh tahun yang dapat disertai maraknya pelanggaran hak cipta
maupun tidak disertai denda sejumlah dan hak terkait,
paling sedikit satu juta rupiah dan 6) Aparat penegak hukum pun
paling banyak lima miliar rupiah, banyak yang kurang memahami
sementara ciptaan atau barang yang hak cipta, termasuk hukum yang
merupakan hasil tindak pidana hak mengaturnya dan juga kurang
cipta serta alat-alat yang digunakan menyadari arti penting dari
untuk melakukan tindak pidana perlindungannya
tersebut dirampas oleh Negara untuk 7) Karena kurangnya pengetahuan
dimusnahkan (Undang-Undang No. aparat penegak hukum tentang
19 Tahun 2002 bab XIII). Masalah hak cipta dan hukum yang
Jurnal Meta-Yuridis Vol. 2 No.1 Tahun 2019
mengaturnya, serta kurangnya pelaporan dapat dapat dilakukan
100
kesadaran tentang arti secara elektronik maupun non
pentinganya perlindungannya, elektronik dengan memenuhi syarat
kebanyakan aparat penegak yang sudah ditetapkan. Selanjutnya
hukum enggan menyeret pelaku laporan akan dilakukan verifikasi
pelanggaran hak cipta terhadap laporan yang telah
kepengadilan dan menghukmnya diregister, yang dilakukan oleh tim
secara maksimal.[13] verifkasi. Setelah dirasa cukup bukti
Sedangkan hak cipta di internet bahwa situs yang dilaporkan
menurut Asril Sitompul memiliki dua memenuhi unsur pelanggaran hak
kategori yaitu: cipta makaselanjutnya situs tersebut
1) Hak Cipta atas isi (content) yang diblokir paling lama 3 (tiga) hari sejak
terdapat di media internet yang laporan diterima. Pemilik situs dapat
berupa hasil karya berbentuk mengajukan permohonan pembukaan
informasi, tulisan, karangan, blokir bilamana ia merasa tdak
ulasan, program atau bentuk melakukan pelanggaran hak cipta
lainnya yang sejenis. dan hak terkait. Menurut Bapak
2) Hak Cipta atas nama situs Haryanto mengatakan bahwa didalam
(domain) dan alamat surat aturan mengenai hak cipta meski
elektronik atau e-mail dari dianut prinsip deklaratif yang artinya
pelanggan jasa internet. bahwa hak cipta timbul secara
Dalam Undang-Undang Nomor otomatis setelah suatu ciptaan
28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dilahirkan dalam bentuk nyata maka
mengatur tentang pencegahan pencipa tidak wajib mendaftarkan
pelanggaran hak cipta dan hak terkait karya ciptanya dalam rangka untuk
melalui sarana berbasis teknologi mendapatkan legalitas atau
maka pemerintah berwewenang perlindungan hukum terhadap karya
melakukan pengawasan terhadap ciptanya, namun demikian mengingat
pembuatan dan penyebarluasan tingkat pelanggaran hak cipta di
konten, serta kerjasama dan Indonesia cukup tinggi maka aspek
koordinasi dengan berbagai pihak pendaftaran hak cipta patut dilakukan
dan pengawasan terhadap tindakan oleh pencipta agar mempermudah
perekaman dengan menggunakan dalam hal pembuktian manakala
media apapun terhadap ciptaan dan terjadi konflik hukum terkait
produk hak terkait di tempat ciptaanya.
pertunjukan. Peraturan Menteri Upaya perlindungan harus
Bersama Hukum dan Hak Asasi diberikan terhadap film yang bebas
Manusia Nomor 14 Tahun 2015 dan diunduh melalui di internet yaitu yang
Menteri Komunikasi dan Informasi paling utama adalah peran dari
Nomor 26 Tahun 2015 tentang pemerintah melalui upaya preventif.
Pelaksanaan Penutupan Konten Perlindungan hukum sendiri memiliki
dan/atau Hak Akses Pengguna makna memberikan pengayoman
Pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak kepada hak asasi manusia yang
Terkait dalam Sistem Elektronik dirugikan orang lain dan perlindungan
merupakan pelaksanaan ketentuan tersebut diberikan kepa masyarakat
dalam Pasal 56 ayat 2 Undang- agar mereka dapat menikmati semua
Undang Nomor 28 Tahun 2014 hak-hak yang diberikan oleh hukum
tentang Hak Cipta. Ketentuan dalam atau dengan kata lain perlindungan
peraturan menteri bersama mengatur hukum adalah berbagai upaya hukum
tentang tata cara penyampaian yang harus diberikan aparat penegak
laporan pelanggaran hak cipta, hukum untuk memberikan rasa aman,
Jurnal Meta-Yuridis Vol. 2 No.1 Tahun 2019
baik secara fisik maupun pikiran dari Akses Pengguna Pelanggaran
101
gangguan dan berbagai ancaman Hak Cipta dan/atau Hak Terkait
dari pihak manapun.[14] dalam Sistem Elektronik.
Perlindungan hukum dapat dibedakan 2) Perlindungan Represif
menjadi dua, yaitu: Perlindungan akhir berupa
1) Perlindungan Hukum Preventif sanksi seperti denda, penjara,
Perlindungan yang dan hukuman tambahan yang
diberikan oleh pemerintah diberikan apabila sudah terjadi
dengan tujuan untuk mencegah atau telah dilakukan pelanggaran.
sebelum terjadinya pelanggaran. Menindaklanjuti Pasal 56 sampai
Hal ini terdapat dalam peraturan 58, pemerintah melakukan
perundang-undangan dengan pemblokiran terhadap sejumlah
maksud untuk mencegah suatu website yang dianggap
pelanggaran serta memberi melakukan pelanggaran hak cipta
batasan dalam melakukan suatu tersebut.
kewajiban.[15] Dalam hal ini Disini pemerintah melalui
pemerintah sudah melakukan lembaga Kementrian Komunikasi dan
upaya preventif untuk Informatika (Kemenkominfo)
mengurangi tindakan menertibkan situs-situs atau website
pelanggaran hak cipta berupa yang menyediakan fitur download
Undang- Undang Hak Cipta dengan cara pemblokiran. Sehingga
Nomor 28 Tahun 2014 tentang para pengguna internet tidak dapat
Hak Cipta yang dimana di mengakses secara bebas situs-situs
dalamnya memberikan tersebut. Pemblokiran dilakukan
perlindungan-perlindungan dengan dua cara yakni, dengan
terhadap pencipta. Pasal 54-56 adanya pengaduan dan dengan
dalam Undang-Undang Hak Cipta temuan dari pihak Kemenkominfo itu
menjelaskan untuk mencegah sendiri. Pengaduan biasanya
pelanggaran hak cipta dan hak dilakukan oleh masyarakat yang
terkait melalui sarana berbasis menemukan situs-situs terlarang
teknologi maka pemerintah tersebut dengan cara mengirim e-mail
berwewenang melakukan pihak Kemenkoinfo, kemudian
pengawasan terhadap Kemenkoinfo merespons dengan
pembuatan serta penyebarluasan cara menghubungi admin dari pemilik
konten, kerjasama dan koordinasi situs tersebut dan memberikan
dengan berbagai pihak dan peringatan tertulis. Kebanyakan dari
pengawasan terhadap tindakan admin situs tersebut tidak mengakui
perekaman dengan bahwa content dalam situsnya
menggunakan media apapun merupakan konten illegal sehingga
terhadap ciptaan dan produk hak admin menolak untuk menghapus
terkait di tempat pertunjukan content tersebut. Jika seperti ini,
seperti di bisokop. Sehingga pihak Kemenkoinfo menghubungi
untuk memberikan perlindungan pencipta atau pemegang lisensi dari
maka pemerintah membuat content tersebut, jika memang benar
Peraturan Bersama Menteri tidak ada izin maka Kemenkoinfo
Hukum dan Hak Asasi Manusia secara sepihak langsung melakukan
Nomor 14 Tahun 2015 dan pemblokiran terhadap situs tersebut.
Menteri Komunikasi dan Pemblokiran ini wajib dilakukan oleh
Informatika Nomor 26 Tahun pemerintah, dikarenakan pemerintah
2015 tentang Pelaksanaan wajib melindungi karya-karya cipta
Penutupan Konten dan/atau Hak yang tentunya memiliki nilai ekonomi
Jurnal Meta-Yuridis Vol. 2 No.1 Tahun 2019
dan nilai moral. Sehingga dengan melindungi hak cipta di internet,
102
adanya perlindungan yang diberikan, sehingga pemerintah melalui
pencipta tidak akan takut untuk Kemenkominfo dituntut lebih aktif
berkarya dikarenakan nantinya karya dalam melindungi situs-situs yang
mereka akan dibajak atau menyediakan fasilitas mengunduh
dimanfaatkan orang lain secara lagu dan film secara gratis. Laporan
bebas. Peran aktif pemerintah melalui atau pengaduan masyarakat kepada
Kemenkominfo justru sangat Kemenkominfo juga sangat
diharapkan oleh pencipta ke diperlukan mengenai situs-situs yang
depannya. menyediakan fasilitas download film
Undang-Undang Hak Cipta gratis, tetapi disini peran kesadaran
Nomor 28 Tahun 2014 memberikan hukum masyarakat sangat diperlukan
landasan yang kuat kepada Menteri juga dalam hal film yang mereka
Komunikasi dan Informatika dalam dapatkan secara gratis memiliki hak
usahanya untuk melakukan ekonomi artinya pencipta berhak atas
pencegahan dan pemberantasan royalti yang didapatkan.
terhadap pelanggaran hak cipta Upaya lain yaitu menegakkan
melalui media internet. Pasal 54 aturan hukum yang diatur dalam
UUHC mengatur mengenai Undang-Undang Hak Cipta oleh
pencegahan pelanggaran hak cipta aparat penegak hukum. Penegakan
dan hak terkait yang dilakukan hukum di dalam Undang-Undang Hak
melalui sarana teknologi informasi, Cipta menurut Pasal 120 merupakan
sebagaimana dinyatakan Pasal 54 delik aduan, sehingga dapat
UUHC yaitu: dilakukan dengan adanya laporan
“Untuk mencegah pelanggaran terlebih dahulu dari pihak yang
Hak Cipta dan Hak Terkait dirugikan. Penegakan hukum pidana
melalui sarana berbasis pelanggaran hak cipta dilakukan oleh
teknologi informasi, Pemerintah penyidik pejabat Kepolisian Negara
berwenang melakukan: Republik Indonesia maupun Pegawai
a. pengawasan terhadap Negeri Sipil tertentu di lingkungan
pembuatan dan kementerian di bidang tindak pidana
penyebarluasan konten Hak Cipta.
pelanggaran Hak Cipta Selain itu perubahan pengaturan
dan Hak Terkait; mengenai delik biasa menjadi delik
b. kerja sama dan koordinasi aduan, pihak-pihak yang merasa
dengan berbagai pihak, dirugikan yang benar-benar melapor
baik dalam maupun luar ingin ditindaklanjuti untuk menuntut
negeri dalam pencegahan hak karya ciptanya. Karena pada
pembuatan dan kenyatannya perkembangan
penyebarluasan konten teknologi ini khususnya dalam hak
pelanggaran Hak Cipta cipta, justru banyak musisi yang
dan Hak Terkait; dan diuntungkan dengan mereka meng-
c. pengawasan terhadap upload sendiri lagunya agar lebih
tindakan perekaman dikenal masyarakat luas.
dengan menggunakan Perkembangan teknologi dan
media apapun terhadap informasi saat ini, terkadang musisi
Ciptaan dan produk Hak justru dengan sengaja mengupload
Terkait di tempat karya ciptanya kepada publik untuk
pertunjukan”. diakses secara bebas. Dengan begitu
Dengan demikian, UU Hak Cipta mereka mengharapkan dapat dengan
mengakomodir kepentingan untuk mudah memperkenalkan karya cipta
Jurnal Meta-Yuridis Vol. 2 No.1 Tahun 2019
lagu dan dikenal oleh masyarakat, akan muncul lagi website serupa
103
sehingga mereka justru merasa dengan nama domain yang
diuntungkan dengan hal tersebut. berbeda. Kasus yang ada di
Artinya kemajuan teknologi dan Amerika yang dimana sebuah
informasi dalam internet ini disatu sisi situs yang dianggap melakukan
melanggar hak cipta pencipta, tetapi transaksi perbankan secara online
di lain pihak ada pencipta yang justru dianggap melakukan tindak
ingin dikenal publik dengan sengaja pencucian uang, setelah diselidiki
karyanya diunduh oleh masyarakat maka pemilik dari situs tersebut
luas tanpa merasa dirugikan. Dengan dianggap paling
demikian, penerapan delik aduan bertanggungjawab karena situs
tepat digunakan dalam Undang- tersebut perputaran uang yang
Undang Hak Cipta dalam hal pihak terjadi melalui transaksi ilegal
pencipta yang merasa dirugikan saja seperti hasil pencurian dan
yang ingin melaporkan adanya perampokan di dunia maya serta
kerugian. jual beli konten pornografi
Dengan delik aduan juga, hal sehingga membuat situs tersebut
inilah yang membuka peluang bagi ditutup dan pemiliknya diringkus.
pemegang hak cipta atau penerima Dari kasus tersebut
hak cipta untu mengajukan tuntutan Indonesia setidaknya dapat
terhadap para pelaku kejahatan hak belajar untuk mengatasi
cipta. Oleh karena antara sifat pribadi pelanggaran yang terjadi di media
dari hak yang ingin dilindungi dan hak internet mengingat pelanggaran
cipta merupakan deli aduan maka hal hak cipta film yang dilakukan
inilah yang menghambat penyedia jasa unduh film gratis
perlindungan maksimal terhadap hak sudah banyak terjadi diharapkan
cipta karena kejahatan hak cipta pemerintah mengambil tindakan
dianggap sah. Apabila tidak ada tegas untuk mengatasi
pengaduan dari pihak yang dirugikan pelanggaran-pelanggaran
serta aparat hukum pun tidak bisa tersebut.
menindak pelaku kejahatan hak cipta, 2) Kurangnya sumber daya manusia
apabila tidak ada yang mengadu dalam menangani hal tersebut
merasa dirugikan oleh kejahatan hak membuat pemerintah kewalahan
cipta tersebut dan hal ini pula yang karena perbandingan antara
menjadi peluang bagi para oknum penegakan dengan pelaku
untuk terus melakukan kejahatan di pelanggaran berbanding jauh.
bidang hak cipta.[16] Orang dengan mudah membuat
Pemerintah maupun pencipta film sebuah website yang dimana
dalam melindungi ciptaan berupa film kontennya melanggar peraturan.
yang beredar pada situs unduh film Sedangkan pemerintah dengan
gratis, menghadapi beberapa sumber daya manusia yang
hambatan atau kendala yang terbatas harus mencakup semua
membuat kurangnya efektifitas dalam pelanggaran situs dari segi
upaya penegakan hukum terhadap pelanggaran apapun. Seperti situs
pelanggaran hak cipta. porno, situs pembajakan, situs
1) Permasalahan Hak Cipta tersebut sara, situs kekerasan, situs
terjadi di media internet sehingga penipuan dan lain-lain. Namun
sulit bagi pemerintah untuk potensi yang ada di Indonesia
memberantas masalah ini dari sebenarnya banyak mengingat
akarnya, hanya melalui generasi muda berprestasi yang
pemblokiran dan selanjutnya juga ada terutama di bidang cyber
Jurnal Meta-Yuridis Vol. 2 No.1 Tahun 2019
namun kesalahan ada pada kembalinya modal
104
dari
pemerintah karena kurangnya pengeluaran yang sudah
menghargai hasil karya anak dikeluarkan oleh pencipta-
dalam negeri dibandingkan pencipta tersebut, sehingga
dengan negara lain membuat apabila terjadi pembajakan maka
generasi muda terkadang lebih pencipta tidak mau ambil pusing
memilih kerja diluar negeri mengingat modal pengeluaran
daripada didalam negerinya telah kembali dan pencipta tidak
sendiri. Pemerintah setidaknya mau repot harus berurusan
harus menghargai karya-karya dengan birokrasi pemerintah. Saat
anak bangsa guna perkembangan ini hanya dapat melakukan
Indonesia itu sendiri dengan cara penolakan terhadapan segala
merekrut generasi muda yang sesuatu yang bersifat bajakan
berpotensi dalam bidang cyber, dalam diri sendiri karena secara
membuat sekolah khusus yang nyata banyak sekali dari kalangan
dimana lulusannya akan akademisi, pemerintahan,
membantu mengatasi generasi-generasi muda dan
pelanggaran didunia cyber atau masih banyak lagi lebih
membuka lapangan kerja menginginkan hal-hal ekonomis
sebesar-besarnya. yang murah ketimbang harus
3) Kesadaran masyarakat terhadap merogoh kantong lebih dalam
Hak Kekayaan Intelektual yang karna hal keorisinilan.
apabila dapat diterapkan secara Memberikan edukasi kepada
benar maka dapat meningkatkan masyarakat adalah salah satu
ekonomi dan kesejahteraan cara untuk memberikan
masyarakat, jika ditinjau dari segi kesadaran masyarakat pentingnya
industri maka suatu negara menghargai Hak Kekayaan
membutuhkan investasi, Intelektual dengan cara membuat
peningkatan investasi akan naik iklan di jam-jam utama karena
jika perlindungan hak-hak investor banyaknya masyarakat yang
seperti Hak Kekayaan Intelektual melihat televisi setiap harinya
terjamin. Kurangnya kesadaran sehingga secara tidak langsung
mempengaruhi penghargaan memberikan pengetahuan dasar
kepada para pencipta. Kondisi ini terkait HKI itu sendiri. Pendidikan-
membuat para pencipta malas pendidikan usia dini dibentuk
untuk berkarya dan kondisi ini untuk lebih menghargai segala
pula dibuat semakin parah karena sesuatu agar generasi muda pada
adanya pemikiran bahwa profesi akhirnya akan terbentuk secara
pencipta belum cukup menjadi baik dan lebih menghargai segala
jaminan seseorang akan sesuatunya.[17]
mendapatkan hidup yang layak. Penegakan hukum Hak Cipta
Ditambah dalam Undang-Undang yang melibatkan kementrian-
Hak Cipta sekarang ini merupakan kementrian diantaranya:
Delik Aduan sehingga membuat 1) Kementerian Hukum dan HAM,
pemerintah tidak berdaya jika dalam UU Hak Cipta diberi
pencipta itu sendiri tidak kewenangan untuk mengatur
melaporkan kejahatan yang segala hal dalam bentuk
terjadi. Apakah pencipta hanya administrasi dan penegakan
memikirkan ekonominya, ketika hukum di bidang Hak Cipta.
suatu karya cipta film diluncurkan 2) Kementerian Komunikasi dan
maka yang terpenting adalah Informastika, dalam Pasal 26 UU
Jurnal Meta-Yuridis Vol. 2 No.1 Tahun 2019
Hak Cipta Kominfo diberikan pelanggaran hak ekonomi dan
105
kewenangan untuk melakukan hak moral. Gugatan diajukan ke
penegakan hukum di bidang Pengadilan Niaga dengan
administrasi dalam hal telah menyerahkan seluruh atau
terjadi pelanggaran Hak Cipta sebagian hasil pelanggaran Hak
yang ada di sistem informasi Cipta.
dengan bentuk penutupan konten 4) Laporan Penutupan Konten atau
dan hak akses pengguna Hak Akses, merupakan bentuk
terhadap pelanggaran Hak Cipta perlindungan hukum di bidang
yang ada di internet. administrasi. Sesuai dengan
3) Kepolisian, dalam Pasal 120 UU Pasal 56 ayat 2 yang
Hak Cipta diatur tindak pidana mengamanatkan pembentukan
terhadap Hak Cipta merupakan peraturan bersama untuk
delik aduan. Apabila terjadi tindak pelaksanaan penutupan konten
pidana terhadap Hak Cipta, pihak atau hak akses pengguna yang
yang merasa dirugikan dapat melanggar Hak Cipta.
mengadu ke polisi disertai bukti
yang kuat. Seperti contohnya Kesimpulan
pembajakan film dalam bentuk 1. Film merupakan karya cipta seni budaya
CD, tidak ada izin dari pencipta yang merupakan pranata sosial dan
untuk melakukan penggandaan media komunikasi massa yang dibuat
atas ciptaan tersebut. berdasarkan kaidah sinematografi
4) Hakim, dalam UU Hak Cipta diatur dengan atau tanpa suara dan
mengenai sanksi pidana bagi para dipertunjukkan. Sekarang ini, mengunduh
pelanggarnya, diatur dalam Pasal film secara gratis dari internet
112 sampai dengan 119 UU Hak berkembang seiring dengan tawaran
Cipta. internet dengan berbagai media digital
Upaya hukum yang bisa dilakukan baik yang resmi ataupun bajakan.
Pencipta apabila terjadi pelanggaran Dampak negatif dari illegal downloading
hak cipta antara lain: sendiri yaitu royalti yang seharusnya
1) Mediasi, proses negosiasi didapat oleh pemegang hak cipta malah
masalah dimana para pihak yang tidak memberi pemasukan kepada
tidak memihak bekerja sama penciptanya sama sekali padahal
dengan pihak yang sedang karyanya dinikmati oleh orang lain.
bersengketa untuk mencari Maraknya pengunduhan film secara
kesepakatan bersama. Pihak ini illegal menunjukkan bahwa Undang-
disebut mediator.[18] Undang Hak Cipta maupun Undang-
2) Aduan Tindak Pidana, dilakukan Undang ITE tidak berlaku secara
melalui proses hukum pidana. keseluruhan. Banyaknya pelaku illegal
Pencipta yang merasa dirugikan downloading di kalangan masyarakat
hak ekonomi maupun hak salah satunya dikarenakan masih belum
moralnya yang dilakukan oleh ditangani ataupun ditanggapi secara
pihak lain tanpa seizing darinya serius oleh aparat penegak hukum.
melakukan pelanggaran Hak 2. Terdapat beberapa masalah dalam
Cipta dapat mengajukan aduan penegakan hukum Hak Cipta di Indonesia
tindak pidana ke Dirjen HKI seperti misalnya pemerintah Indonesia
sesuai dengan Pasal 120 UU Hak belum menunjukkan kemauan yang kuat
Cipta. untuk menegakkan perlindungan hak
3) Gugatan Ganti Rugi, pencipta cipta yang ada di Indonesia. Kemudian
dapat mengajukan gugatan ganti pengetahuan masyarakat masih sangat
rugi dalam hal terjadi kurang tentang hak cipta termasuk hukum
Jurnal Meta-Yuridis Vol. 2 No.1 Tahun 2019
yang mengaturnya. Karena pengetahuan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
106
tentang hak cipta ini masih sangat 2011), hlm.8.
kurang, pada umumnya masyarakat tidak [12] Gatot Supramono, Hak Cipta dan Aspek –
menyadari arti pentingnya perlindungan Aspek Hukumnya, (Jakarta : PT Rineka
hak cipta dan kurangnya kesadaran Cipta, 2012), hal. 1.
tentang arti pentingnya perlindungan hak [13] Hasibuan, Hak Cipta Di Indonesia Tinjauan
cipta, hal ini menyebabkan masyarakat Khusus Hak Cipta Lagu, Neighbouring
banyak melakukan pelanggaran terhadap rights dan Collecting Society, (Bandung:
hak cipta. Alumni, 2008), hal. 251-252.
[14] Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, (Bandung:
Referensi Citra Aditya Bakti, 2000), hlm. 74.
[15] Muchsin, Perlindungan dan Kepastian
[1] Budi Santoso, HKI Hak Kekayaan Hukum bagi Investor Indonesia,
Intelektual, (Semarang: Penerbit Pustaka (Surakarta: Fakultas Hukum Universitas
Magister, 2011), hal 98-100. Sebelas Maret, 2003), hlm. 14.
[2] Ras Elyta Ginting, Hukum Hak Cipta [16] Thalib Prawitri, Perlindungan Hukum
Indonesia (Analisis Teori dan Praktik), Terhadap Pemegang Hak Cipta dan
(Bandung: Citra Aditya Bakti, 2012), hlm. Pemilik Lisensi Rekaman Berdasakan
64. Undang-Undang Tentang Hak Cipta.
[3] Isnaini, Yusran, Hak Cipta dan Jurnal Yuridika. Vol. 23, No. 8, September-
Tantangannya di Era Cyber Space. (Bogor: Desember 2013, hlm. 357-360.
Ghalia, 2009), hlm. 28. [17] Robby Noviandy, Perlindungan Hukum
[4] Muhammad Djumhana, Hak Milik Bagi Pencipta Film Terhadap Situs
Intelektual Sejarah, Teori dan Prakteknya Penyedia Jasa Unduh Film Gratis di Media
di Indonesia, (Bandung: PT Citra Aditya Internet, (Yogyakarta: Universitas Atma
Bakti, 2003), hlm. 119. Jaya, 2016), hlm. 7.
[5] Insan Budi Maulana, Ridwan Khairandy [18] Khotibul Umam, Penyelesaian Sengketa di
Nurjihad, Kapita Selekta Hak atas Luar Pengadilan, (Yogyakarta: Pustaka
Kekayaan Intelektual I, (Yogyakarta: Pusat Yustisia, 2010), hlm. 10.
Studi Hukum UI dan Yayasan Klinik HAKI,
2000), hal 189.
[6] Widyopramono, Tindak Pidana Hak Cipta
Analisis Dan Penyelesaiannya, (Jakarta:
Sinar Grafika, 1992), hal. 25.
[7] Asian Law Group, Hak Kekayaan
Intelektual (Suatu pengantar), (Bandung:
Alumni, 2004), hal. 118.
[8] Aan Priyatna, Penegakan Hukum terhadap
Pelanggaran Hak Cipta dalam Pembuatan
E-Book, (Semarang: Universitas
Diponegoro, 2016), hlm. 7.
[9] Hendry Soelistyo, Hak Cipta Tanpa Hak
Moral, (Jakarta: Rajawali Pers, Jakarta,
2011), hlm 46.
[10] Irham Nur Anshari, Memahami
Pembajakan Digital Dalam Budaya
Mengopi Video di Warnet, (Yogyakarta:
Universitas Ahmad Dahlan, 2016), hlm.
171.
[11] Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penegakan Hukum.
Jurnal Meta-Yuridis Vol. 2 No.1 Tahun 2019

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai