Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK

Margaretha M R Sitompul.*
Nurmalawaty, SH. M. Hum.**
Edi Yunara, SH. M.Hum.***

Kajian Kriminologi Tindak Pidana Pemalsuan Data dan Kaitannya dengan


Undang-Undang No 11 tahun 2008 merupakan kajian normatif tentang tindak
pidana pemalsuan data yang banyak terjadi di kehidupan masyarakat sehari-hari
dimana kajian kriminologi tindak pidana pemalsuan data ini mengangkat
permasalahan mengenai bagaimana pemalsuan data ditinjau dari KUHP dan
Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik, faktor – faktor apa yang menyebabkan tindak pidana pemalsuan data
di Indonesia, dan Bagaimana upaya penanggulangan tindak pidana pemalsuan
data di Indonesia.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bentuk – bentuk tindak pidana
pemalsuan data dalam KUHP, untuk mengetahui faktor – faktor penyebab tindak
pidana pemalsuan data, dan untuk mengetahui bagaimana upaya penanggulangan
tindak pidana pemalsuan data. Jenis penelitian yang dipergunakan adalah
penelitian hukum normatif atau penelitian yuridis normatif yaitu dengan
pengumpulan data secara studi pustaka dari penelitian ini diketahui bahwa
pemalsuan data apabila dikaitkan dengan delik-delik yang ada dalam KUHP,
maka data diddling dapat dikategorikan sebagai perbuatan tanpa wewenangnya
memalsukan surat / pemalsuan surat. Dengan demikian si pelaku perbuatan
pemalsuan data dengan sarana komputer dapat diancam dengari pidana
berdasarkan Pasal 263 ayat 1 dan ayat 2 KUHP. Sedangkan bila ditinjau dari
Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik tersirat perbuatan pemalsuan data yang diatur dalam ketentuan Pasal
30 ayat(1), (2), dan (3); Pasal 31 ayat (1), (2), (3), dan (4); Pasal 32 ayat (1), (2),
dan (3) .
Faktor-faktor penyebab tindak pidana pemalsuan data di Indonesia terjadi karena
beberapa faktor sebagai berikut faktor sosial ekonomi, faktor penegakan hukum,
dan faktor perkembangan IPTEK.
Dan upaya penanggulangan tindak pidana pemalsuan data di Indonesia dapat
diatasi dengan upaya penal yaitu dimana hukum pidana sebagai bagian dari
keseluruhan hukum pada prinsipnya mempunyai fungsi dan tugas sebagai alat
untuk melindungai hak azasi setiap orang maupun kepentingan masyarakat dan
negara agar tercapai keseimbangan, ketertiban, ketentraman, dan keamanan dalam
menjaga kehidupan masyarakat. Selain upaya penal sebagaimana yang telah
diuraikan diatas, maka upaya non penal pun masih diperlukan untuk
menanggulangi kejahatan. penanggulangan tindak pidana pemalsuan secara non
penal dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan – pendekatan antara lain
pendekatan teknologi, pendekatan budaya etika, pendekatan hukum,dan
pendekatan global.

*Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.


*Dosen/Staf Pengajar Departemen Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara/Pembimbing I.
* Dosen/Staf Pengajar Departemen Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara/Pembimbing II.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai