Meifa Lauso
Jurusan Akuntansi/ Program Srudi S1 Akuntansi
ABSTRAK
MEIFA LAUSO. 921 409 065. Pengaruh Keahlian, Independensi, dan Etika
Terhadap Kualitas Audit Inspektorat Di Provinsi Gorontalo, dibawah bimbingan
Bapak Rio Monoarfa, SE. Ak, M.Si selaku Pembimbing I, dan Ibu Hartati Tuli, SE.
Ak, M.Si selaku pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh keahlian, Independensi, dan
etika terhadap kualitas audit di lingkungan inspektorat yang ada di provinsi
Gorontalo.
Data dalam penelitian ini adalah data primer, data tersebut diperoleh dari
penyebaran kuesioner secara langsung kepada seluruh auditor yang memiliki
sertifikat JFA (Jabatan Fungsional Auditor) di Inspektorat Provinsi Gorontalo,
Inspektorat Kota Gorontalo, Inspektorat Kabupaten Gorontalo, dan Inspektorat
Kabupaten Bone Bolango Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis
adalah Regresi Linear Berganda.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Keahlian, Independensi, dan Etika
berpengaruh secara signifikan terhadap Kualitas Audit.
Kata Kunci : Keahlian, Independensi, Etika, dan Kualitas Audit
PENDAHULUAN
Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel seharusnya disikapi dengan
serius dan sistematis. Beberapa hal yang terkait dengan kebijakan untuk mewujudkan
good govervnance pada sektor publik antara lain meliputi Penetapan Standar Etika
dan Aparatur Pemerintah, Penetapan Struktur Organisasi, dan Proses
Pengorganisasian yang secara jelas mengatur tentang peran dan tanggung jawab serta
Akuntabilitas organisasi kepada publik, pengaturan sistem pengendalian organisasi
yang memadai, dan pelaporan eksternal yang disusun berdasarkan sistem akuntansi
yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah. Selanjutnya Mardiasmo
(2005:189) dalam Maylan (2012:2) mengemukakan bahwa terdapat tiga aspek yang
mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance), yaitu
pengawasan, pengendalian dan pemeriksaan.
Berkaitan dengan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara, dalam pasal 9 ayat 1 UU Nomor 15 tahun 2004 disebutkan bahwa
“Dalam menyelenggarakan Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara, BPK dapat memanfaatkan hasil pemeriksaan Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah”.
Seorang auditor dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak
semata-mata bekerja untuk kepentingan kliennya, melainkan juga untuk kepentingan
pihak lain yang mempunyai kepentingan atas laporan keuangan auditan. Untuk dapat
mempertahankan kepercayaan dari klien dan dari para pemakai laporan keuangan
lainnya, auditor dituntut untuk memiliki kompetensi atau keahlian yang memadai.
Menurut Statement Of Financial Accouting Concept (SFAC) No 2 dalam Novanda
(2012:1) menyatakan bahwa relevansi dan reliabilitas adalah dua kualitas utama yang
membuat informasi akuntansi berguna untuk pembuatan keputusan. Untuk dapat
mencapai kualitas relevan dan reliabel maka laporan keuangan perlu diaudit untuk
memberikan jaminan kepada pemakai bahwa laporan keuangan tersebut telah disusun
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
yang berlaku di Indonesia. Oleh karena itu, auditor harus meningkatkan kinerjanya
agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak yang
membutuhkan, guna peningkatan kinerja, hendaknya auditor memiliki sikap netral
atau independen dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan.
Selain memiliki sikap netral atau independen, setiap auditor juga diharapakan
memegang teguh etika profesi yang sudah ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI), agar situasi persaingan tidak sehat dapat dihindarkan. Hal ini seiring
dengan terjadinya beberapa pelanggaran etika yang dilakukan oleh akuntan, baik
akuntan independen, akuntan intern perusahaan maupun akuntan pemerintah
(Dewi,2009. dalam Novanda, 2012: 2).
Salah satu unit yang melakukan audit/pemeriksaan terhadap pemerintah
daerah adalah Inspektorat Daerah. Inspktorat merupakan suatu lembaga pengawas
dilingkungan pemerintah daerah baik untuk tingkat provinsi, kabupaten atau kota
memainkan peran yang sangat penting dan signifikan atau kemajuan dan keberhasilan
pemerintah daerah dan perangkat daerah dilingkungan pemerintah daerah dalam
menyelenggarakan pemerintahan di daerah untuk mecapai tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan.
Menurut Falah dalam Efendy (2010) Inspektorat Daerah mempunyai tugas
menyelenggarakan kegiatan pengawasan umum pemerintah daerah dan tugas lain
yang diberikan kepala daerah, sehingga dalam tugasnya inspektorat sama dengan
auditor internal. Audit internal adalah audit yang dilakukan oleh unit pemeriksa yang
merupakan bagian dari organisasi yang diawasi.
Auditor APIP (Aparat Pengawas Intern Pemerintah) yang meliputi auditor di
lingkungan BPKP, Inspektorat Jenderal Departemen, Unit Pengawasan LPND, dan
Inspektorat Propinsi, Kabupaten, dan kota dalam menjalankan tugas auditnya wajib
mentaati kepatuhan pada kode etik APIP berdasarkan Peraturan Menteri dalam
Negeri (PERMENDAGRI) No. 28 tahun 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode
Etik Pejabat Pengawas Pemerintah yang berkaitan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. PER/04/M.PAN/03/2008
dan No. PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008
Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Negara (MENPAN)
kualitas auditor dipengaruhi oleh:
1. Keahlian, menyatakan Bahwa auditor harus mempunyai pengetahuan,
keterampilan dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan
tanggungjawab dan kriterianya auditor yang harus mempunyai tingkat pendidikan
formal minimal strata satu (S1) atau setara. Memiliki kompetensi dibidang
auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan dan komunikasi. Dan telah
mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA). Serta mengikuti
pendidikan dan pelatihan professional berkelanjutan.
2. Independensi, menyatakan bahwa Auditor APIP dalam melaksanakan tugas dan
kriterianya auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta
menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan, dan
melaporkan pekerjaan yang dilakukannya. Jika independensi atau objektifitas
terganggu, baik secara faktual maupun penampilan maka gangguan tersebut harus
dilaporkan kepada pimpinan APIP.
Berdasarkan Peraturan Menteri dalam Negeri (PERMENDAGRI) No. 28
tahun 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah
kualitas audit dipengaruhi oleh Kepatuhan Kode Etik, menyatakan bahwa auditor
wajib mematuhi kode etik yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Standar Audit APIP, dengan kriteria kode etik pejabat pengawas pemerintah/auditor
dengan rekan sekerjanya, auditor dengan atasannya, auditor dengan objek
pemeriksannya dan auditor dengan masyarakat.
Badan Pemeriksa Keuangan (2011), menyebutkan bahwa berdasarkan hasil
pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Provinsi
Gorontalo ikhtisar hasil pemeriksaan semester 1 tahun 2011 terdapat 45 kasus
kelemahan sistem pengendalian intern dan 69 kasus ketidakpatuhan terhadap
ketentuan perundang-undangan. Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas,
penulis mengidentifikasikan masalah dalam penelitian ini yaitu Adanya
ketidaktelitian auditor internal dalam memeriksa laporan keuangan, sehingga
menimbulkan temuan kasus ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan yang
mempengaruhi kualitas audit. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dapat
dikemukakan permasalahannya sebagai berikut: apakah Keahlian, Independensi, dan
Etika berpengaruh terhadap kualitas audit.
PENUTUP
Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh Keahlian,
Independensi, dan Etika Terhadap Kualitas Audit Inspektorat di Provinsi Gorontalo.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat ditarik
simpulan bahwa
1. Keahlian berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Dimana Dari
hasil analisis sebelumnya diketahui nilai mutlak t-hitung untuk variabel
keahlian sebesar 1,715 dengan nilai signifikansi sebesar 0,099.Nilai
signifikansi ini masih lebih besar dari alpha 5% (0,05) namun masih lebih
kecil dari alpha 10% (0,1) sehingga Ho ditolak.
2. Indepedensi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Dimana
Dari hasil analisis sebelumnya diketahui nilai mutlak t-hitung untuk varia bel
independensi sebesar 1,771 dengan nilai signifikansi sebesar 0,089.Nilai
signifikansi ini masih lebih besar dari alpha 5% (0,05) namun masih lebih
kecil dari alpha 10% (0,1) sehingga Ho ditolak.
3. Etika berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Dimana Dari
hasil analisis sebelumnya diketahui nilai mutlak t-hitung untuk variabel etika
sebesar 1,901 dengan nilai signifikansi sebesar 0,069.Nilai signifikansi ini
masih lebih besar dari alpha 5% (0,05) namun masih lebih kecil dari alpha
10% (0,1) sehingga Ho ditolak.
4. Keahlian, Independensi dan Etika yang dimiliki oleh auditor secara bersama-
sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit yang
dihasilkan. Dari hasil pengujian secara simultan dengan menggunakan uji F
pada tingkat kepercayaan 95%. Adapun besar pengaruh dari keahlian,
independensi dan etika auditor terhadap kualitas audit 78% sedangkan sisanya
sebesar 22% kualitas audit dipengaruhi oleh variabel lain.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, melalui karya ilmiah ini penulis
memberikan saran kepada para auditor agar lebih meningkatkan lagi pengetahuan
dibidang audit sehingga audit yang dihasilkan juga akan semakin berkualitas, seorang
auditor juga harus memiliki sikap independen yang tinggi karena semakin independen
seorang auditor dalam melaksanakan kegiatan auditnya maka laporan audit yang akan
dihasilkan juga akan semakin berkualitas, dan yang paling penting seorang auditor
juga diharapkan dapat lebih baik lagi dalam menerapkan kode etik sesuai dengan
kode etik profesi yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).
Daftar Pustaka
Agoes, Sukrisno. (2004). Auditing (Pemeriksaan Akuntan Oleh Kantor Akuntan
Publik. Jilid 1, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Ardiyos. (2010). Kamus Besar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima
Ashari, Ruslan. (2011). Pengaruh Keahlian, Independensi, dan Etika Terhadap
kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Maluku Utara. Skripsi Universitas
Hasanuddin
Asthon, Alison Hubbard. (1991). Experience and Error Frequency Knowladge as
Potencial Determinants of Audit Expertise. The accounting review
Aswar, Saifuddin. (2004). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ayuningtyas, yulian Harvita. (2012). Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi,
Obyektifitas, Integritas, dan Kompetensi Terhadap Kualitas Audit (Studi
Kasus Pada Auditor Inspektorat Kota/Kabupaten Di Jawa Tengah).Skripsi
Universitas Diponegoro
Bastian, Indra. (2007). Audit Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat
Badan Pemeriksa Laporan Keuangan Republik Indonesia. 2011. Ihtisar Laporan
pemeriksaan semester 1 tahun 2011
Chandra, Yanto. Diana, Anastasia. Tjiptono, Fandy. (2004). Marketing Scales.
Yogyakarta: Andi
De, Angelo, L.E. (1981). Auditor Independence “low balling” and Disclosure
Regulatio. Journal Of Accounting and Economic. Volume 3,issue 2
Deis, Donal L, Gari A.Giroux. (1992). Determinants of Audit Quality in the Public
Sector. The Accounting Review. Vol. 67 No.3
Efferin Sujoko, Hadi Darmadji Stevanus, Yuliawati Tan. (2008). Metode Penelitian
Akuntansi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Efendy, Taufik. (2010). Pengaruh Kompetensi, dan Motivasi Terhadap Kualitas
Audit Aparat Inspektorat DalamPengawas Keuangan Darah (Studi Empiris
Pada Pemerintah Kota Gorontalo). Skripsi Universitas Diponegoro.
Gurajati, Damodar. (2002). Dasar-Dasar Ekonometrika. Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat.
Hudiwinarsih, Gunasti. (2010). Auditors’ Experience, Competency, and Their
Independency as the Influencial Factors in Audit Quality. Journal of
Economics, Business and Accountancy Number 3. Volume 13
Indah, Nurmawar Siti. (2010). Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor
terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Auditor KAP Di Semarang). Skripsi
Universitas Diponegoro
Kadir, S lukman. (2012). Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Terhadap
Profesionalisme Auditor pada Inspektorat Provinsi Gorontalo.Skripsi
Universitas Negeri Gorontalo
Kusuma, Aji Bayu Friska Novanda. (2012). Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika
Profesi dan Pengalaman Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta
Mansouri, Ali. Pirayesh, Resa. Salehi, Mahdi. (2009). Audit Competence and Audit
Quality. Journal International number 2. Volume 4.
Menteri Pendayagunaan Negara. 2008. Standar Audit Aparat Pengawas Intern
Pemerintah
Menteri Keuangan RI. 2008. Tentang Jasa Akuntan Publik.
Napu, A Maylan. (2012). Pengaruh Pengetahuan dan pengalaman terhadap kualitas
Audit Pada Inspektorat se provinsi Gorontalo.Skripsi. Universitas Negeri
Gorontalo
Peraturan Menteri dalam Negeri No. 28. (2007). Tentang Norma Pengawasan dan
Kode Etik Aparat Pengawas dan Kode Etik Aparat Pengawas Intern
Pemerintah
Rohman, Abdul, Queena Prima Precilia. (2012). Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kualitas Audit Aparat Inspektorat Kota/Kabupaten Di Jawa
Tengah. Journal of Accoaunting. Nomor 2. volume 1
Sekaran, Uma. (2006). Research Methods For Business. Jakarta: Salemba Empat
Subhan, (2009). Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Kompetensi Tehnis,
pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan dan Pengalaman kerja Terhadap
Kualitas Hasil Audit Pemeriksaan (Studi Pada InspektoratKabupaten
Pamekasan). Skripsi. Universitas Madura
Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta
Tjun, Lauw. Marpaung, Elyzabet. Setiawan, Santy.(2012). Pengaruh Keahlian dan
Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit.Skripsi. Universitas Kristen
Maranatha
Tisnawati, Hastuty. (2009). Pengaruh Independensi, Kompetensi, dan Etika Auditor
Terhadap Kualitas Audit.Skripsi Universitas Airlangga Surabaya
Tolago, Adam. (2012. Pengaruh Penerapan Kode Etik Terhadap Peningkatan
Profesionalisme Auditor Internal. Skripsi. Universitas Negeri Gorontalo