Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, karunia, taufik, beserta hidayahNya sehingga kami dapat menyusun e-
modul Fisika ini. Dalam menyusun e-modul Fisika ini kami mendapat banyak
bantuan dari berbagai pihak yang berupa saran, petunjuk ataupun yang lainnya
yang tidak dapat kami sebutkan satu demi satu.
E-modul Fisika ini merupakan modul yang dapat digunakan sebagai bahan
ajar fisika materi hukum Newton dan penerapannya untuk peserta didik di Sekolah
Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA). Modul ini sebagai sumber
belajar mandiri untuk peserta didik.
E-modul Fisika berisi kompetensi, penjelasan materi yang disesuaikan
dengan pola berfikir siswa yaitu mudah diterima, contoh soal dan pembahasan
untuk mendukung pemahaman materi, dan evaluasi yang disajikan sebagai
evaluasi akhir.
Penyusun menyadari bahwa e-modul ini masih memiliki banyak kekurangan
dalam penyusunannya, namun penyusun berharap modul ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca dan semoga dapat membantu proses belajar mengajar. Dengan
demikian, kritik dan saran membangun dari semua pihak sangat kami harapkan.
Penyusun
PENDAHULUAN
Dinamika gerak lurus berlaku hukum dari ilmuwan fisika yang terkenal Isaac
Newton yaitu Hukum Newton 1, Hukum Newton II dan Hukum Newton III. Kita bisa
membayangkan betapa pintarnya seorang Isaac Newton yang sudah bisa
menentukan perhitungan (rumus) gaya pada suatu benda yang bergerak lama
sebelum jaman sudah canggih seperti sekarang ini. Prinsip dasarnya materi ini bisa
kita pahami dari adanya benda yang bergerak dan benda tersebut membutuhkan
gaya untuk menggerakkannya. Pada berbagai kondisi ternyata terdapat beberapa
pengembangan rumus seperti misalnya benda yang bergerak pada bidang datar
tidak sama dengan benda yang bergerak pada bidang miring. Atau bidang yang licin
dengan bidang yang kasar.
Hukum-hukum Newton adalah hukum yang mengatur tentang gerak. Hukum
gerak Newton itu sendiri merupakan hukum yang fundamental. Artinya, pertama
hukum ini tidak dapat dibuktikan dari prinsip-prinsip lain. Kedua, hukum ini
memungkinkan kita agar dapat memahami jenis gerak yang paling umum yang
merupakan dasar mekanika klasik.
Hukum gerak Newton adalah tiga hukum yang menjadi dasar mekanika
klasik. Hukum ini menggambarkan hubungan antara gaya yang bekerja pada suatu
benda dan gerak yang disebabkannya. Ketiga hukum gerak ini pertama dirangkum
oleh Isaac Newton dalam karyanya Philosophi Naturalis Principa Mathematica,
pertama kali ditebitkan pada 05 Juli 1687.
KOMPETENSI
A. Kompetensi Inti
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
procedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
B. Kompetensi Dasar
3.7 Menganalisis interaksi gaya serta hubungan antara gaya, massa, dan
gesekan benda pada gerak lurus.
C. Indikator
1. Menjelaskan hukum I Newton.
2. Menjelaskan hukum II Newton.
3. Menjelaskan hukum III Newton.
4. Mengaplikasikan hukum I Newton.
5. Mengaplikasikan hukum II Newton.
6. Mengaplikasikan hukum III Newton.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui informasi dari e-modul, peserta didik mampu menjelaskan hukum I
Newton.
2. Melalui informasi dari e-modul, peserta didik mampu menjelaskan hukum II
Newton.
3. Melalui informasi dari e-modul, peserta didik mampu menjelaskan hukum III
Newton.
4. Melalui informasi dari e-modul, peserta didik mampu mengaplikasikan
hukum I Newton.
5. Melalui informasi dari e-modul, peserta didik mampu mengaplikasikan
hukum II Newton.
6. Melalui informasi dari e-modul, peserta didik mampu mengaplikasikan
hukum III Newton.
PETA KONSEP
HUKUM NEWTON DAN PENERAPANYA
A. Hukum I Newton
Sehelai kertas diletakkan di atas meja dan di atasnya diletakkan gelas
plastik seperti tampak pada gambar 1 berikut
Hukum I Newton menyatakan bahwa: “Jika tidak ada gaya yang bekerta pada
benda, benda akan tetap diam jika sebelumnya diam atau tetap bergerak pada
garis lurus dengan laju tetap jika sebelumnya benda dalam keadaan bergerak”.
Hukum I Newton tersebut dirumuskan secara matematis dalam
persamaan:
D. Jenis-Jenis Gaya
1. Gaya Berat
Berat (w) suatu benda adalah besarnya gaya gravitasi Fg yang bekerja
pada suatu benda. Besarnya gaya berat dapat dirumuskan sebagai berikut:
Arah gaya berat yaitu ke bawah menuju pusat bumi seperti arah gaya
gravitasi.
Dalam suatu Sistem Internasional (SI), percepatan gravitasi dinyatakan
dalam m/s2. Percepatan gravitasi di suatu tempat pada permukaan bumi
sebesar g = 9,80 m/s2. Satuan percepatan gravitasi dapat dinyatakan dalam
N/kg, di mana g = 9,80 m/s2 = 9,80 N/kg. Hal ini berarti, sebuah benda yang
massanya 1 kg di permukaan bumi memiliki berat sebesar:
w= 1 kg x 9,80 m/s2 = 9,80 N
Berat suatu benda di Bumi, Bulan dan planet lain, atau di luar angkasa
memiliki besar yang berbeda-beda. Sebagai contoh, percepatan gravitasi g
di permukaan bulan kira-kira 1/6 percepatan gravitasi di permukaan bumi.
Sehingga massa 1 kg di permukaan bumi yang besarnya 9,8 N, ketika
berada di permukaan bulan beratnya menjadi 1,7 N.
2. Gaya Normal
Mengapa buku yang diletakkan di atas meja tidak jatuh?
Alasannya adalah karena ada gaya lain yang menyeimbangi berat buku
w. Gaya lain tersebut adalah gaya normal, gaya yang bekerja pada bidang
sentuh (buku-meja). Buku bersentuhan dengan meja sehingga pada buku
bekerja gaya normal yang arahnya tegak lurus pada bidang sentuh buku-
meja, yaitu vertikal ke atas.
Dengan demikian, Gaya normal N didefinisikan sebagai gaya yang
bekerja pada bidang sentuh antara dua permukaan yang bersentuhan, yang
arahnya selalu tegak lurus dengan bidang sentuh. Agar lebih memahami
perhatikan Gambar 8!
Gambar 8. Diagram Gaya Normal
3. Gaya Gesek
Apabila kita menarik benda dengan ukuran, massa dan gaya tarik yang
sama, tetapi mengapa terdapat tingkat kesulitan gerak berbeda antara
permukaan yang kasar dan licin?
Alasannya adalah karena adanya gaya gesek. Pada bidang kasar terjadi
gaya gesek antara benda dan permukaan bidang. Arah gaya gesek ini
berlawanan dengan arah gerak benda sehingga gaya gesek menghambat
gerak benda. Dengan adanya gaya gesek pada permukaan yang kasar maka
kita akan merasakan kesulitan saat menarik benda, sehingga ketika menarik
benda pada permukaan yang kasar lebih sulit dibanding pada permukaan
yang licin.
Gaya gesekan termasuk dalam gaya sentuh karena gaya ini timbul
akibat dua permukaan benda yang bersentuhan langsung secara fisik. Arah
gaya gesekan searah dengan permukaan bidang sentuh dan berlawanan
arah dengan gerak benda.
Apakah perbedaan antara gaya gesekan statis dan gaya gesekan
kinetis?
Apabila sebuah benda diletakkan di atas lantai maka benda tersebut
akan tetap diam karena gaya geseknya adalah nol. Akan tetapi ketika kita
mendorong benda tersebut mulai dari gaya kecil yang secara perlahan-lahan
diperbesar maka benda tersebut akan bergerak.
Jika kita mendorong benda dengan gaya dorong F yang tidak besar
maka benda tidak akan bergerak. Hal ini karena gaya dorong sama dengan
gaya gesekan. Gaya gesekan yang dikerjakan permukaan lantai pada
benda ketika benda belum bergerak disebut gaya gesek statis fs (F= fs atau
F< fs). Besarnya gaya gesek statis dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
fk = gaya gesek kinetis (N)
µk = koefisien gesek kinetis
N = gaya normal (N)
Agar lebih memahami gaya gesekan, perhatikan Gambar 9!
Gambar 9. Diagram gaya gesekan
4. Tegangan Tali
Tegangan tali adalah gaya tegang yang bekerja pada ujung-ujung tali karena
tali tersebut dalam keadaan tegang.
Perhatikan Gambar 10!
Gambar 11
Gambar 11 menunjukkan sebuah balok yang diam terletak pada
bidang mendatar yang licin, selanjutnya pada balok bekerja gaya F
mendatar hingga balok bergerak sepanjang bidang tersebut. Komponen
gaya-gaya pada sumbu y adalah:
Dalam hal ini, balok tidak bergerak pada arah sumbu y, berarti besar ay =
0, sehingga:
∑𝐹𝑌 = 0
𝑁−𝑤 =0
dengan:
N = besar gaya normal (N)
w = besar berat benda (N)
m = massa benda (kg)
g = besar percepatan gravitasi (m/s2)
Sementara itu, komponen besar gaya pada sumbu x adalah:
∑𝐹𝑥 = 𝐹
∑𝐹𝑥 = 𝑚𝑎
∑𝐹 = 𝑚𝑎
dengan:
F = besar gaya yang bekerja (N)
a = besar percepatan benda (m/s2)
m = massa benda (kg)
g = besar percepatan gravitasi (m/s2)
2) Benda ditarik dengan gaya horizontal F yang membentuk sudut
α terhadap lantai licin
Gambar 12
Gambar 12 menunjukkan sebuah balok yang diam terletak
pada bidang mendatar yang licin, selanjutnya balok ditarik dengan
gaya F membentuk sudut α terhadap lantai. Komponen gaya-gaya
pada sumbu y adalah:
∑𝐹𝑦 = 0
𝑁 + 𝐹 𝑠𝑖𝑛𝛼 = 𝑤
𝑁 = 𝑤 − 𝐹 𝑠𝑖𝑛𝛼
Sementara itu, komponen gaya pada sumbu x adalah :
Keterangan:
a = percepatan gerak benda (m/s2)
F = besar gaya tarik (N)
α = besar sudut
m = massa benda (kg)
b. Benda ditarik di atas lantai datar yang kasar
1) Benda ditarik dengan gaya horizontal F di atas lantai kasar
Gambar 13
Gambar diatas menunjukkan sebuah benda diam yang ditarik
dengan gaya F horizontal pada lantai kasar sehingga balok bergerak
sepanjang permukaan lantai. Pada bidang sentuh antara benda dan
permukaan lantai akan timbul gaya gesek kinetis.
Besarnya percepatan gerak benda dapat diketahui dengan
meninjau gaya-gaya yang bekerja pada sumbu x karena benda
tersebut bergerak ke arah sumbu x. Di bawah ini gambar gaya-gaya
yang bekerja pada arah sumbu x.
atau
Keteragan:
a = percepatan gerak benda (m/s2)
F = besar gaya tarik (N)
µk = koefisien gesek kinetis
m = massa benda (kg)
N = besar gaya normal (N)
g = besar percepatan gravitasi (m/s2)
2) Benda ditarik dengan gaya horizontal F yang membentuk sudut
α terhadap lantai kasar
Gambar 14
Apabila benda diam diletakkan di atas lantai kasar kemudian
ditarik dengan gaya 𝐹 membentuk sudut α terhadap lantai maka
besarnya komponen-komponen gaya pada sumbu y adalah:
∑𝐹𝑦 = 0
𝑁 + 𝐹 𝑠𝑖𝑛𝛼 = 𝑤
𝑁 = 𝑤 − 𝐹 𝑠𝑖𝑛𝛼
Pada gambar 14, benda bergerak ke arah sumbu x karena benda
ditarik dengan gaya F horizontal. Dengan demikian, untuk
menentukan besarnya percepatan gerak benda maka kita harus
tinjau gaya-gaya yang bekerja pada sumbu x, yaitu:
Karena gaya tarik benda pada sumbu x adalah 𝐹 cos 𝛼 maka
atau
dengan:
N = gaya normal pada benda (N)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
m = massa benda (kg)
α = sudut kemiringan bidang
Gaya-gaya pada sumbu x
Komponen gaya berat (W) pada sumbu x adalah:
Dalam hal ini, balok bergerak pada arah sumbu x maka besarnya
percepatan benda dapat dihitung sebagai berikut:
dengan:
a = besar percepatan benda (m/s2)
m = massa benda (kg)
α = sudut kemiringan bidang
2) Gerak benda pada Bidang Miring Kasar
Sebuah benda yang bermassa m bergerak menuruni bidang miring
yang kasar. Dalam hal ini benda bergerak pada permukaan yang kasar
sehingga menimbulkan gaya gesek diantara permukaan benda dan
permukaan bidang. Gaya gesek ini arahnya berlawanan dengan gerak
benda. Perhatikan gambar berikut!
Dalam hal ini, benda tidak bergerak pada arah sumbu y berarti besar ay=
0, sehingga:
dengan:
N = gaya normal pada benda (N)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
m = massa benda (kg)
α = sudut kemiringan bidang
Gaya-gaya pada sumbu x
Komponen gaya-gaya yang bekerja pada sumbu x (Fx) adalah:
Besarnya percepatan benda dapat dihitung sebagai berikut:
dengan:
a = besar percepatan benda (m/s2)
g = besar percepatan gravitasi (m/s2)
α = sudut kemiringan bidang
µk = koefisien gesek kinetis
3. Gerak Benda-Benda yang Dihubungkan dengan Tali
Dua buah balok A dan B terletak pada bidang mendatar yang licin,
dihubungkan dengan seutas tali. Pada salah satu balok (misalnya balok B)
diikerjakan gaya sebesar F mendatar hingga keduanya bergerak sepanjang
bidang tersebut dan tali dalam keadaan tegang dinyatakan dengan T.
Perhatikan gambar di bawah ini!
Dalam hal ini, lift berada pada keadaan diam atau bergerak dengan
kecepatan tetap (GLB) pada komponen sumbu y, berarti besar
percepatannya adalah nol (ay = 0) sehingga:
dengan:
N = besar gaya normal (N)
W = berat benda/orang (N)
g = besar percepatan gravitasi (m/s2)
m = massa benda/orang (kg)
b. Lift dipercepat ke atas
dengan:
a = besar percepatan sistem (m/s2)
mA = massa benda A (kg)
mB = massa benda B (kg)
g = besar percepatan gravitasi (m/s2)
Besarnya tegangan tali (T) dapat ditentukan dengan mensubtitusikan
persamaan (26) atau (27), sehingga didapatkan persamaan sebagai berikut:
𝑇 = 𝑤𝐴 − 𝑚𝐴 𝑎
𝑇 = 𝑚𝐴 𝑔 − 𝑚𝐴 𝑎
atau
𝑇 = 𝑚𝐵 𝑎 + 𝑤𝐴
𝑇 = 𝑚𝐵 𝑎 − 𝑚𝐵 𝑔
Kasus lain yaitu apabila salah satu benda terletak pada bidang datar yang licin
sedangkan benda yang lain tergantung bebas dan kedua benda dihubungkan
dengan seutas tali melalui katrol. Tampak seperti gambar berikut.
Dalam hal ini kedua benda merupakan satu system yang mengalami percepatan
sama, maka berdasarkan persamaan Hukum II Newton dapat dinyatakan
sebagai berikut:
∑𝐹 = 𝑚𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎
𝑤𝐵 − 𝑇 + 𝑇 − 𝑇 + 𝑇 = (𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 )𝑎
𝑤𝐵 = (𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 )𝑎
𝑚𝐵 𝑔 = (𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 )𝑎
dengan:
a = besar percepatan sistem (m/s2)
mA = massa benda A (kg)
mB = massa benda B (kg)
g = besar percepatan gravitasi setempat (m/s2)
CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN
1. Sebuah balok dengan massa 10 kg terletak pada lantai mendatar yang licin,
kemudian balok tersebut ditarik dengan gaya F sebesar 20 N yang
membentuk sudut 30° terhadap arah mendatar. Jika percepatan gravitasi
sebesar 9,8 m/s2, maka tentukan:
a) besar percepatan gerak balok
b) perpindahan balok setelah gaya bekerja selama 6 sekon
Penyelesaiann
n
Diketahui : m = 10 kg
F = 20 N
α = 30°
g =9,8 m/s2
t=6s
Ditanya : a) a = ….?
b) s = …..?
Jawab :
Besar resultan gaya pada sumbu x adalah
∑𝐹𝑋 = 𝑚𝑎
𝐹𝑐𝑜𝑠𝛼 = 𝑚𝑎
(20 N)𝑐𝑜𝑠30° = (10kg)𝑎
1
(20 N) √3 = (10kg)𝑎
2
(10√3 N) = (10kg)𝑎
17,3 N = (10kg)𝑎
𝑎 = 1,7 𝑚/𝑠 2
Tentukan
a) besar percepatan gerak kedua balok
b) besar gaya kontak yang terjadi anatar balok A dan B
Penyelesaiann
n
Diketahui : 𝑚𝐴 = 60 kg
𝑚𝐵 = 20 kg
𝐹 = 16 N
Ditanyakan: a) a = . . . .?
b) Fkontak = . . . .?
Jawab:
a) besar percepatan kedua balok
balok dilepas, balok bergerak turun sepanjang bidang miring. Jika koefisien
gesek kinetis balok 0,5 dan percepatan gravitasi sebesar 10 m/s 2, maka
tentukan:
a) besar gaya normal yang diberikan bidang terhadap balok
b) besar percepatan turunnya balok
Penyelesaiann
n
Diketahui: m = 6 kg
3
𝑡𝑎𝑛 𝛼 =
4
µk = 0,5
Ditanya: a) N = . . . . ?
b) a = . . . . ?
Jawab :
3 𝑦
𝑡𝑎𝑛 𝛼 = =
4 𝑥
𝑦 3
𝑠𝑖𝑛 𝛼 = =
𝑟 5
𝑥 4
𝑐𝑜𝑠 𝛼 = =
𝑟 5
Penyelesaiann
n
Diketahui: 𝜇𝑘 = 0,2
𝑔 = 10 m/s2
𝑚𝐴 = 10 𝑘𝑔
𝑚𝐵 = 5 𝑘𝑔
𝑎 = 4 m/s2
Ditanyakan: F = …?
Jawab:
Tinjau sistem
∑𝐹 = 𝑚𝑎
∑𝐹 = 𝑚𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎
∑𝐹
𝑎=
𝑚𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐹 − 𝑓𝑘 − 𝑊𝐵
𝑎=
(𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 )
𝐹 − µ𝑘 𝑚𝐴 𝑔 − 𝑚𝐵 𝑔
𝑎=
(𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 )
𝐹 − (0,2)(10 kg)(10 m/s2 ) − (5 kg)(10 m/s 2 )
4 m/s 2 =
(10kg + 5 kg)
𝐹 − (0,2)(10 kg)(10 m/s2 ) − (5 kg)(10 m/s 2 )
2
4 m/s =
(10kg + 5 kg)
60 N = 𝐹 − 20 N − 50 N
60 N = 𝐹 − 70 N
𝐹 = 60 N + 70 N
𝐹 = 130 N
5. Mario bermassa 30 kg berada dalam lift dengan percepatan 2 m/s 2. Jika
percepatan gravitasi bumi sebesar 10 m/s2, maka tentukan :
a. desakan kaki orang pada lantai lift ketika lift bergerak ke atas
b. desakan kaki orang pada lantai lift ketika lift bergerak ke bawah.
Penyelesaiann
n
Diketahui: m = 80 kg
a = 2 m/s2
g = 10 m/s2
Ditanya: a. W = …? (lift bergerak ke atas)
b. W = …? (lift bergerak ke bawah)
Jawab:
a. desakan kaki orang pada lantai lift ketika lift bergerak ke atas
∑𝐹 = 𝑚𝑎
𝑁 − 𝑊 = 𝑚𝑎
𝑁 = 𝑚𝑎 + 𝑊
𝑁 = 𝑚𝑎 + 𝑚𝑔
𝑁 = 𝑚(𝑎 + 𝑔)
𝑁 = 30 kg (10 m/s2 + 2 m/s2 )
𝑁 = 30 kg (12 m/s2 )
𝑁 = 360 N
b. desakan kaki orang pada lift ketika lift bergerak ke bawah
∑𝐹 = 𝑚𝑎
𝑊 − 𝑁 = 𝑚𝑎
𝑊 − 𝑚𝑎 = 𝑁
𝑁 = 𝑊 − 𝑚𝑎
𝑁 = 𝑚𝑔 − 𝑚𝑎
𝑁 = 𝑚(𝑔 − 𝑎)
𝑁 = 30 kg (10 m/s2 − 2 m/s2 )
𝑁 = 30 kg (8 m/s2 )
𝑁 = 240 N
Berdasarkan hukum III Newton (gaya aksi-reaksi) besar gaya desakan
kaki Mario pada lift sama dengan besarnya gaya reaksi lift pada kaki
orang(normal N).
Jadi, ketika lift bergerak ke atas besar gaya desakan kaki adalah 360N
dan ketika lift bergerak ke bawah besar gaya desakan kaki adalah 240
N.
EVALUASI
Pilihlah jawaban yang tepat di bawah ini dengan memilih jawaban A, B, C, D atau
E!
1. Jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol, maka
benda . . . .
A. Pasti dalam keadaan diam
B. Pasti dalam keadaan bergerak
C. Mungkin bergerak dipercepat
D. Mungkin bergerak lurus beraturan
E. Bergerak lalu berhenti
2. Grafik besar percepatan (a) sebagai fungsi resultan gaya pada suatu benda
seperti pada gambar, maka massa benda tersebut adalah. . . .
A. 0,2 kg
B. 0,4 kg
C. 0,6 kg
D. 0,8 kg
E. 1,0 kg
3. Sebuah balon ditiup kemudian mulut balon dijepitkan pada jari tangan dengan
posisi balon tegak sepeti pada gambar. Jika jepitan jari pada mulut balon
dilepaskan maka yang terjadi pada balon tersebut adalah. . . .
A. Balon akan terdorong ke atas
B. Balon akan terdorog ke bawah
C. Balon akan terdorong ke kanan
D. Balon akan terdorong ke kiri
E. Balon akan terdorong membentuk sudut
45°
4.
Apabila sebuah benda digantungkan pada
atap dengan seutas tali seperti tampak
pada gambar disamping, maka besarnya
tegangan tali adalah . . . .
A. 25 N
B. 50 N
C. 75 N
D. 80 N
E. 100 N
5. Sebuah benda diam bermassa 5 kg ditarik dengan gaya sebesar 10 N pada
lantai yang kasar. Jika koefisien gesekan statis dan kinetis antara benda dan
lantai masing-masing adalah 0,4 dan 0,2 maka yang terjadi pada benda tersebut
adalah . . . .
A. Benda akan bergerak dengan percepatan sebesar 1 m/s2
B. Benda akan bergerak dengan percepatan sebesar 2 m/s2
C. Benda akan bergerak dengan kecepatan sebesar 1 m/s
D. Benda akan bergerak dengan kecepatan sebesar 2 m/s
E. Benda akan tetap diam
6. Balok I bermassa 2 kg dan balok II bermassa 4 kg terletak di atas lantai licin
seperti pada gambar. Jika F = 6 N, maka besar gaya kontak antara kedua balok
adalah . . . .
A. 2 N
B. 4 N
C. 6 N
D. 10 N
E. 16 N
8. Sebuah sistem benda terdiri dari balok A dan B seperti pada gambar. Jika
permukaan lantai licin maka besar percepatan sistem adalah . . . .
A. 2 m/s2
B. 4 m/s2
C. 5 m/s2
D. 8 m/s2
E. 10 m/s2
9.
Perhatikan gambar di samping! Jika massa m1 = 5 kg,
g = 10 m/s2 dan m1 bergerak ke bawah dengan
percepatan 2,5 m/s2 serta gesekan tali dan katrol
diabaikan, maka massa m2 adalah . . . .
A. 1 kg
B. 2 kg
C. 3 kg
D. 5 kg
E. 10 kg
10. Seseorang anak bermassa 50 kg berada dalam lift. Jika percepatan gravitasi
bumi sebesar 10 m/s2 maka desakan kaki anak tersebut pada lantai lift ketika
lift bergerak ke bawah dengan percepatan sebesar 3 m/s2 adalah . . . .
A. 300 N
B. 350 N
C. 450 N
D. 550 N
E. 650 N
11. Tono bermassa 45 kg menggunakan sebuah timbangan berat badan untuk
menimbang berat badannya dalam sebuah lift. Jika percepatan gravitasi
sebesar 10 m/s2 maka angka yang terbaca pada timbangan berat badan ketika
lift naik dengan percepatan sebesar 2 m/s2 adalah . . .
A. 200 N
B. 225 N
C. 360 N
D. 450 N
E. 540 N
12. Sebuah mobil bermassa 2000 kg bergerak dengan kecepatan konstan melawan
gaya gesekan sebesar 300 N maka besarnya gaya yang dikerjakan oleh mesin
adalah . . . .
A. 100 N
B. 200 N
C. 300 N
D. 1700 N
E. 2300 N
13. Sebuah balok bermassa 5 kg dilepaskan pada bidang miring licin seperti pada
gambar. Jika percepatan gravitasi bumi 10 m/s2 dan sudut kemiringan 37°(tan
37 = ¾), maka besar percepatan balok adalah . . . .
A. 2,0m/s2
B. 2,5 m/s2
C. 3,0 m/s2
D. 5,0m/s2
E. 6,0 m/s2
14. Perhatikan gambar di bawah ini! Jika koefisien gesek kinetik antara balok A dan
meja adalah 0,1 dan percepatan gravitasi sebesar 10 m/s2 maka gaya yang
harus diberikan pada A agar sistem bergerak ke kiri dengan percepatan sebesar
2 m/s2 adalah . . . .
A. 100 N
B. 130 N
C. 150 N
D. 160 N
E. 180 N
DAFTAR PUSTAKA