Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur
atom karbon (C) dan atom hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik. Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom hidrogen: CH4. Etana adalah hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon: C2H6. Propana memiliki tiga atom C (C3H8) dan seterusnya (CnH2·n+2). Dampak Pencemaran Hidrokarbon Pencemaran udara oleh hidrokarbon (HC) dapat berasal dari HC yang berupa gas, cair, dan padat. Apabila HC berupa gas maka akan tercampur bersama bahan pencemar lainnya. Apabila HC berupa cairan maka HC tersebut akan membentuk kabut minyak(droplet) yang keberadaannya di udara akan sangat mengganggu lingkungan. Sedangkan bahan pencemar HC yang berupa padatan maka udara akan tampak seperti asap hitam. Jika pencemaran udara oleh HC juga disertai dengan bahan pencemar NOx maka dengan oksigen bebas yang ada di udara akan membentuk Peroxy Acetyl Nirates (PAN). Selanjutnya PAN ini bersama-sama dengan CO, Ozon akan membentuk kabut foto kimia yang dapat merusak tanaman. Hidrokarbon dalam jumlah sedikit tidak begitu membahayakan kesehatan manusia, meskipun HC juga bersifat toksik. Namun, jika HC berada di udara dalam jumlah banyak dan tercampur dengan bahan pencemar lain maka sifat toksiknya akan meningkat. Sifat toksik HC akan lebih tinggi jika berupa bahan pencemar gas, cairan, dan padatan. Hal ini dikarenakan padatan dan cairan akan membentuk ikatan-ikatan baru dengan bahan pencemar lainnya. Ikatan baru ini sering disebut dengan Polycyclic Aromatic Hydrocarbonyang disingkat PAH. Pada umumnya PAH ini merangsang terbentuknya sel-sel kanker apabila terhisap masuk ke dalam paru-paru. PAH yang bersifat karsinogenik ini banyak terdapat di daerah industri dan daerah yang padat lalu-lintasnya. Sumber timbulnya PAH adalah gas buangan hasil pembakaran bahan bakar fosil. Toksisitas HC tergantung pada senyawa penyusun HC tersebut. Pada umumnya senyawa aromatik seperti benzena dan toluena, lebih beracun dari pada HC alifatik maupun HC alisiklik. Dalam keadaan gas, HC dapat menyebabkan iritasi pada membran mukosa. Apabila terhisap ke dalam paru- paru dapat menimulkan luka dibagian dalam dan menimbulkan infeksi.
CONTOH GAMBAR DAMPAK DARI PENCEMARAN SENYAWA HIDROKARBON TERHADAP LINGKUNGAN 2.4 Pengendalian Hidrokarbon 2.4.1. Mitigasi Dampak Hidrokarbon • Terdapat empat strategi dalam mitigasi dampak hidrokarbon : • 1. Kontrol emisi kendaraan bermotor, hal ini dapat dilakukan secara periodik. Jakarta mulai memberlakukan sistem kontrol emisi gas buang kendaraan bermotor per Januari 2006. Diharapkan stiker lulus uji emisi ini akan menjadi syarat pengurusan STNK. Pengujian emisi itu dilakukan dengan cara memasukkan selang pada lubang knalpot dan alat akan mencetak hasil pengukuran. Sementara agar sebuah kendaraan dapat lulus uji emisi dikeluarkan standar baku mutu. Untuk bahan bakar bensin dengan sistem karburator dan sistem injeksi, zat yang akan diukur adalah kadar karbonmonoksida dan hidro karbon. Sedangkan bahan bakar solar berdasarkan persentase opasitas. • 2. Kontrol emisi sumber stasioner seperti kilang minyak, petrokimia dengan menggunakan metode kondensasi, evaporasi, insenerasi, absorpsi dan subsitusi • 3. Penghindaran reseptor dari daerah yang tercemar. • 4. Kontrol lingkungan (Controlled environment). Ada beberapa macam teknik yang telah digunakan untuk mengontrol emisi hidrokarbon dari sumbernya, yaitu insinerasi, adsorbsi, absorbsi dan kondensasi. Dua macam alat insinerasi telah digunakan. Yang pertama menggunakan api untuk osdiasi lengkap hidrokarbon menjadi CO2 dan air, dimana efisiensi penghilangan hidrokarabon sangat tinggi. Alat yang kedua menggunakan katalis sehingga oksidasi hidrokarbon lengkap dapat terjadi pada suhu rendah daripada dalam alat pertama. Tetapi masalah yang mungkin timbul adalah keracunan katalis. Metode adsorbsi, gas buangan dilalukan pada bed yang terdiri dari adsorber granula terbuat dari karbon aktif. Pada metode absorbsi cara yang dilakukan hampir sama dengan metode adsorbsi, hanya bedanya gas-gas buangan mengalami kontak dengan cairan dimana hidrokarbon akan larut atau tersuspensi. Metode kondensasi dilakukan dengan prinsip pada suhu yang rendah gas hidrokarbaon akan mengalami kondensasi menjadi cairan. Gas-gas dilalukan melewati permukaan bersuhu rendah, dan cairan hidrokarbon yang terkondensasi tetap tertinggal dan dapat dikumpulkan.