OBSERVASI
PABRIK KERUPUK
Guru Pengajar : Ibu Siti Rukoyah
Di susun oleh :
Nama Kelompok
NUPUS PAUJIAH
SITI NURHASANAH
SITI SUTIHAT
SILVE YULIANTI
MUHAMMAD RISKY FATURAHMAN
KELAS : X IPS 2
A. Latar belakang
Lingkungan kerja yang sehat sangat menentukan kenyamanan, produktivitas dan prestasi kerja. Selain itu,
pada kegiatan industri yang meproduksi produk tertentu seperti makanan, minuman, jamu, obat, dan
kosmetik menuntut kualitas sanitasi yang baik pada lingkungan kerja, area produksi dan proses produksi.
Maka dari itu Penerapan sanitasi dan hygiene dalam lingkungan kerja industri dalam mencegah terjadinya
kontaminasi dan menerapkan konsep sanitasi alat, bahan, pekerja, dan lingkungan diindustri. Untuk
menguasai sub kompetensi tersebut dianjurkan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kontaminan
dan mencegah terjadinya kontaminasi secara cermat dan teliti dengan sanitasi dan hygiene sesuai standar
operasional prosedur pada industri perikanan. Selain itu dianjurkan dapat melakukan sanitasi lingkungan,
peralatan,hygiene pekerja di lingkungan kerja industri.(Sumakmur, 1988)
Pembangunan sektor industri saat ini merupakan salah satu andalan dalam pembangunan nasional
Indonesia yang berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan dan
pemerataan pembangunan. Disisi lain kegiatan industri dalam proses produksinya selalu disertai
faktor-faktor yang mengandung resiko bahaya dengan terjadinya kecelakaan maupun penyakit
akibat kerja.
Setiap ancaman terhadap keselamatan dan kesehatan kerja harus dicegah. Karena ancaman seperti
itu akan membawa kerugian baik material, moril maupun waktu terutama terhadap kesejahteraan
tenaga kerja dan keluarganya. Lebih-lebih perlu disadari bahwa pencegahan terhadap bahaya
tersebut jauh lebih baik daripada menunggu sampai kecelakaan terjadi yang biasanya memerlukan
biaya yang lebih besar untuk penanganan dan pemberian kompensasinya. Mengingat kegiatan
sektor industri tidak terlepas dengan penggunaan teknologi maju yang dapat berdampak terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja terutama masalah penyakit akibat kerja. Selain itu masih banyak
perusahaan yang belum melaksanakan ketentuan-ketentuan yang mengarah kepencegahan
penyakit akibat kerja, hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian,
PT. Setia Kawan Purwokerto merupakan perusahaan daur ulang plastik yang tentunya mempunyai
masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Tujuan menerapkan keselamatan kerja ini, diantaranya
untuk :
Di Indonesia, upaya Kesehatan lingkungan kerja dikembangkan selaras dengan aspek ergonomi, kesehatan
dan keselamatan kerja, baik dari segi keilmuan maupun penerapannya.
Dalam penerapan Kesehatan lingkungan kerja dikenal tiga aspek utama yakni pengenalan, penilaian dan
pengendalian lingkungan kerja. Teknik identifikasi/pengenalan lingkungan kerja dapat dilakukan melalui
suatu walk through survey atau survey pendahuluan berupa pencatatan data dan observasi secara umum
seperti nama bagian, jumlah pekerja, proses produksi/ lay out proses, bagan perusahaan dan dilanjutkan
dengan pengamatan tentang potensi bahaya, jenis mesin/ peralatan, tanda peringatan, tata rumah tangga,
tanggap darurat, tehnologi pengendalian yang ada dan sebagainya. Pengenalan lingkungan bermanfaat guna
mengetahui secara kualitatif bahaya potensial di tempat kerja, menentukan lokasi, jenis dan metode
pengujian yang perlu dilakukan.( Soemirat S Juli, 1994)
Penerapan pengendalian merupakan metode teknik untuk menurunkan tingkat factor bahaya lingkungan
sampai batas yang masih dapat ditolerir dan sekaligus melindungi pekerja.
C. Manfaat
Praktek lapangan yang di laksanakan ini, dapat memberikan gambaran kepada mahasiswa mengenai
dasar-dasar sanitasi lingkungan kerja industri dan dampaknya baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap masyarakat sekitar dan upaya pencegahannya.
Proses daur ulang merupakan kebalikan dari proses produksi. Tetapi secara prinsip prosesnya sama,
yaitu dengan cara dipanaskan lalu dicetak. Di bawah ini merupakan proses daur ulang plastic :
1. Sortir
Merupakan proses pemisahan yang pertama kali dilakukan. Pada proses ini dilakukan pekerjaan
untuk memisahkan bahan baku yang datang dan membuang material / benda asing yang tidak
diharapkan masuk ke dalam proses.
2. Pemotongan
Proses ini dilakukan untuk mengurangi ukuran material dan mempermudah proses selanjutnya,
dengan cara memotong atau merajang plastik dalam bentuk asalnya (kantong atau lembaran
plastik)
3. Pencucian
Tujuan dari pencucian adalah agar tidak mengganggu proses penggilingan. Terdiri dari 2 tahap,
yaitu:
Prewashing
Pencucian Tahap 2
Pada bagian ini dilakukan pencucian menggunakan mesin friction water. Materi dicuci
kembali oleh ulir menanjak yang berputar pada putaran tinggi sehingga hasil dari friksi
dapat melepaskan material asing yang masih terdapat pada bahan, dimna bagian ini
masih menggunakan media air untuk membawa material asing keluar dari proses.
4. Pengeringan
Dilakukan secara mekanik yaitu dengan memeras material dengan gerakan memutar sehingga
air dapat keluar. Dengan menguapkan air pada suhu tertentu agar bahan benar-benar terbebas
dari suhu yang melekat.
5. Pemanasan
Material yang telah bersih dari pengotor dilelehkan dengan proses pemanasan material pada
suhu 2000 derajat celcius, dimana suhu panas dihasilkan oleh heater. Selanjutnya lelehan
dialirkan untuk menuju proses penyaringan.
6. Penyaringan
Dilakukan dengan lembaran besi yang dilobangi sebesar kira-kira 4mm di seluruh
permukaannya. Diharapkan lelehan plastik akan melewati saringan ini untuk menghasilkan
lelehan plastik berbentuk silinder panjang yang nantinya akan dipotong-potong.
7. Pendinginan
Setelan berbentuk silinder, material dilewatkan pada air dingin sebagai media pendingin.
8. Pencetakan/penggilingan
Pencetakan bijih plastik dilakukan dengan membentuk lelehan plastik menjadi berbentuk mie
dengan diameter 4 mm.
Hiperkes
Untuk kesehatan kerja karyawan, sementara ini perusahaan hanya menyediakan obat-obatan ringan
saja. Jika ada karyawan sakit, maka berobat sendiri, karena perusahaan tidak menyediakan poliklinik atau
dokter perusahaan. Perusahaan juga mengikutkan seluruh karyawannya untuk mengikuti 3 program
Jamsostek. Program itu antara lain jaminan keselamatan kerja, jaminan kematian, dan jaminan hari tua.
Untuk keselamatan kerja karyawan, perusahaan mencoba memberi fasilitas-fasilitas supaya tidak
terjadi hal yang tidak diinginkan. Contohnya adalah penggunaan masker, sapu tangan, sepatu boots,
kacamata, dan lain-lain.
Untuk konstruksi ruangan, dibuat ventilasi yang sedemikian lebar, sehingga sirkulasi udara
diharapkan lancar. Perusahaan mempertimbangkan, jika sampai terlalu banyak angin, akan berpengaruh
pada proses produksi. Selain ventilasi ada pula jelagar , turbo ventilator dan juga blower penghisap. Limbah
yang dihasilkan oleh pabrik adalah limbah padat yang berupa pasir dan limbah cair yang berasal dari sisa
proses pencucian. Limbah padat tadi akan dibuang ke TPA. Sedangkan limbah cairnya dibuang ke sungai
pada saat aktivitas orang di sungai telah habis. Biasanya pabrik akan membuang limbah pada pukul 22.00
wib. Pengujian ph limbah air menunjukkan bahwa air mengandung asam, karena ph-nya di bawah 7. Selain
itu diadakan pula pengujian COD, BOD, dan TSS. TSS merupakan material padat yang tersuspensi di dalam
air. Semakin besar TSS maka air akan semakin keruh.
Kelembapan udara tidak diketahui secara pasti, karena perusahaan jarang melakukan pengukuran.
Untuk penerangannya, perusahaan memakai lampu TL dan beberapa memakai lampu penerangan jalan.
Rata-rata pekerjaan yang dilakukan adalah pekerjaan yang monoton. Kebanyakan aktivitas bergerak terjadi
pada bagian produksi, karena 60% bergerak dan 40% aktivitas menunggu. Jam kerja perusahaan ini
normalnya adalah 7 jam. Jika di bagian produksi waktu bekerja adalah 24 jam dibagi menjadi 3 shift.
Pengamatan dilakukan pada hari kamis 7 januari 2010 tepat pada jam 09.30, hasil analisis
yang kami dapatkan setelah melakukan praktek lapangan di Pabrik Plastik, PT. Setia
Kawan Purwokerto adalah sebagai berikut :
1. Faktor Fisik
Faktor fisik yang merupakan hazard kesehatan kerja dapat berupa kebisingan, getaran, radiasi, dan
tempratur ekstrem. Faktor-faktor ini penting diperhatikan didalam tempat kerja, karena
pengaruhnya terhadap kesehatan pekerja dapat berlangsung dengan segera maupun secara
komulatif.
a. Suhu dan Kelembaban
Syarat Kesehatan :
Keadaan di pabrik :
i. Tinggi dinding pabrik, 6 m , dengan kemiringan atap 3,5 m, maka tinggi langit-langit
dari lantai 9,5m (memenuhi syarat kesehatan). Hal ini mengindikasikan kondisi
ruangan dapat lebih meminimalisir kelembaban dan suhu yang tinggi di dalam
ruangan.
ii. Suhu udara tidak dapat diukur dengan pasti, karena kami tidak memiliki alat pengukur
temperatur ruanganya. Akan tetapi dalam ruangan kerja, terdapat pemanas heater yang
berfungsi memanaskan,
suhu minimalnya = 150oC
untuk daur ulang = 200-250oC
Maka dari itu, sekitar ruangan akan terkena radiasi panas yang tinggi. Terlebih lagi
tidak dipasangnya alat pengatur suhu ruangan, dikarenakan jika dipasang alat tersebut
akan mempengaruhi kerja heater yang harus bekerja denga energi lebih besar, hal ini
nantinya mempengaruhi hasil produksi. Paparan panas sedikit banyak akan
mempengaruhi kesehatan pekerja.
iii. Gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat paparan suhu yang tinggi, antara
lain (H.J.Mukono, 2005):
- Heat stress dan heat hyperpyresis
Kulit kering terasa panas, kulit merah sampai cyanotik, suhu tubuh > 40,5 oC,
kesadaran menurun, lalu kejang, dan pada paparan terus menerus bisa koma.
Penderita harus segera dipindahkan ke ruangan dingin sampai keadaan pulih
kembali. Selimuti dengan selimut basah dan obati rasa shocknya.
- Heat syncope
vi. Kelembaban udara juga menyebabkan banyaknya perlatan/mesin yang berkarat, dari
logam korosif memungkinkanya terjadinya infeksi clostridium tetani. Gangguan
kesehatan yang diakibatkan : tetanus, mual, muntah, iritasi lambung.
vii. Tidak adanya alat humidifier sebagai alat stabilitator kelembaban udara dalam
ruangan.
b. Kebisingan di Ruangan
Syarat Kesehatan :
iii. Sumber bising dapat dikendalikan dengan beberapa cara antara lain : meredam,
menyekat, pemindahan, pemeliharaan, penanaman pohon, peninggian tembok,
pembuatan bukit buatan dan lain-lain, maupun rekayasa peralatan (engineering
control)
Keadaan di pabrik :
2. Faktor Kimia
Dalam program kesehatan lingkungan kerja, masalah hazard kimia mempunyai permasalahn yang
sangat kompleks dan memerlukan perhatian khusus. Hal ini karena hazard kimia disamping
jumlahnya yang beredar di sektor industri sangat banyak, maka pengaruhnya terhadap kesehatanpun
sangat bervariasi. Mulai dari yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, luka, alergi, smapai
menimbulkan penyakit, malah dalam konsentarsi tertentu bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh
dapat langsung menimbulkan kematian.
a. Debu
Debu yaitu partikel zat padat yang timbul pada proses industri sepeti pengolahan,
penghancuran dan peledakan, baik berasal dari bahan organik maupun dad anorganik.
Debu, karena ringan, akan melayang di udara dan turun karena gaya tarik bumi. Debu yang
mempunyai ukuran 5 10 m akan tertahan pada sluran pernapasan bagian atas. Partikel
atau debu berukuran 3 5 m akan tertahan pada saluran pernapasan bagian tengah,
sedangkan debu yang berukuran 1 3 m akan tertinggal pada pemukaan alveoli paru
paru.. Debu yang berukuran kurang dari 0, 1 m akan bergerak keluar masuk alveoli.
Contoh debu silica, semen, kapur, dan asbes. Menyebabkan gangguan saluran pernafasan .
i. Pada sumber penghasil debu digunakan alat penangkap debu (dust enclosure)
ii. Untuk menangkap debu yang timbul akibat proses produksi, perlu dipasang ventilasi
lokal (lokal exhauser) yang dihubungkan dengan cerobong dan dilengkapi dengan
penyaring debu (filter)
iii. Ruang proses produksi dipasang dilusi ventilasi (memasukkan udara segar)
Debu Kandungan debu maksimal didalam udara ruangan dalam pengukuran rata-rata 8 jam
adalah sbb :
Keadaan di Pabrik :
i. Sumber debu pada pabrik plastik di sekitar : Pada proses pembakaran, proses
peleburan, proses pengolahan, proses pemanasan, dan pada pembuangan limbah
padat.
ii. Jumlah debu yang dihasilkan sebagian besar merupakan limbah padat industri plastik.
iii. Tidak adanya alat penangkap debu (dust enclosure) pada lingkungan kerja industri.
iv. Ventilasi bawah tidak lebar dan tidak dibuka karena akan mengganggu proses
produksi. Akan tetapi konstruksi bagian atas pabrik tersebut, antar sekat ruang
produksinya memiliki ventilasi besar, diharapkan sirkulasi udara pun lebih lancar.
Ventilasi bawah hanya sesekali dibuka, dan tidak dilengkapi filter debu.
v. Ruang proses produksi dipasang turbin ventilator
vi. Partikulat debu yang berkeliaran di udara dapat menyebabkan gangguan pernapasan
pada pekerja.
vii. Serat asbes dikhawatirkan ikut mencemari lingkungan kerja industri, karena
konstruksi bangunan yang sudah semakin tua.
Syarat Kesehatan :
i. Pada sumber dipasang hood (penangkap gas) yang dihubungkan dengan local exhauser
dan dilengkapi dengan filter penangkap gas
ii. Melengkapi ruang proses produksi dengan alat penangkap gas
iii. Dilengkapi dengan suplai udara segar
Keadaan di Pabrik :
i. Sumber gas-gas pencemar pada pabrik plastik terdapat pada : proses pembakaran (gas
CO, NO, HC), proses peleburan, proses pembuangan limbah (gas methan dan H 2S) .
ii. Pada sumber tidak dipasangya hood (penangkap gas) yang dihubungkan dengan local
exhauser dan dilengkapi dengan filter penangkap gas
iii. Pabrik menyediakan turbin ventilator sebagai suplai udara segar dalam ruangan.
v. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran udara bagi masyarakat sekitar yaitu gangguan
kesehatan , tergantung dampak dan konsentrasi paparan pada tubuh manusianya, dan
dampak terhadap globalnya yaitu kerusakan lapisan ozon yang menyebabkan
pemanasan global.
Pembakaran hidrokarbon menghasilkan panas. Panas yang tinggi menimbulkan peristiwa pemecahan
(Cracking) menghasilkan rantai hidrokarbon pendek atau partikel karbon. Gas hidrokarbon dapat
bercampur dengan gas buangan lainnya. Cairan hidrokarbon membentuk kabut minyak (droplet). Padatan
hidrokarbon akan membentuk asap pekat dan menggumpal menjadi debu/partikel. Hidrokarbon bereaksi
dengan NO2 dan O2 mengahsilkan PAN (Peroxy Acetyl Nitrates). Campuran PAN dengan gas CO dan O3
disebut kabut foto kimia (Photo ChemistrySmog) yang dapat merusak tanaman. Daun menjadi pucat
karena selnya mati. Jika hidrokarbon bercampur bahan lain toksitasnya akan meningkat. Berikut ini adalah
toksitas benzena dan toluena:
Sumber Pencemaran :
Pencemaran berasal dari sumber alami seperti: Sumber terbesar senyawa hidrokarbon adalah tumbuh-
tumbuhan. Tanaman coniferae memproduksi hidrokarbon, yaitu terpene minyak essensial pada tumbuhan.
Sumber CH lainnya berasal dari sumber antropogenik yaitu Pencemar udara berupa hidrokarbon dihasilkan
proses di industry plastic, resin, zat warna, karet, perindustrian penguapan pelarut organik, dan
pembakaran sampah, kendaraan bermotor.
Baku mutu ambient udara : 0,24 ppm dalam 3 jam, metoda analisis-Flame ionization, alat-Gas
chromatography
b) Karbonmonoksida (CO)
Karakteristik Fisik : Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai
rasa, titik didih -192 C, tidak larut dalam air dan beratnya 96,5% dari berat udara. Sering disebut silent
killer.
Sumber Pencemaran :
Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas karbon monoksida adalah, pembakaran tidak sempurna dari bahan
bakar atau senyawa senyawa karbon.
Pencemaran karbon monoksida berasal dari sumber alami seperti: hydrozoa (siphonopores) makhluk laut,
kebakaran hutan, oksidasi dari terpene yang diemisikan hutan ke atmosfer, produksi CO oleh vegetasi dan
kehidupan di laut.
Sumber CO lainnya berasal dari sumber antropogenik yaitu hasil pembakaran bahan bakar fosil yang
memberikan sumbangan 78,5% dari emisi total. Pencemaran dari sumber antropogenik 55,3% berasal dari
pembakaran bensin pada otomotif. Asap rokok juga dapat menghasilkan gas CO. selain itu dari kebakaran
hutan, insinerasi, dan industri-industri.
Gas CO digolongkan sebagai asphyxiant (penyebab sesak napas ). Gas karbon monoksida memasuki tubuh
melalui pernafasan dan diabsorpsi di dalam peredaran darah. Karbon monoksida akan berikatan dengan
haemoglobin (yang berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh) menjadi carboxyhaemoglobin.
Gas CO mempunyai kemampuan afinitas 210 kali lipat lebih besar daripada O2 terhadap Hb. Secara
langsung kompetisi ini akan menyebabkan pasokan O2 ke seluruh tubuh menurun tajam, sehingga
melemahkan kontraksi jantung dan menurunkan volume darah yang didistribusikan. Paparan menahun
menimbulkan kerusakan otot jantung dan susunan syaraf pusat, dengan gejala gangguan syaraf otak, infark
jantung, infark otak, dan kematian bayi dalam kandungan.
Baku mutu ambient udara : 20 ppm dalam 8 jam, metoda analisis- NIDR, alat-NIDR analyzer
Konsentrasi rendah (10 ppm) dapat menyebabkan pusing-pusing, keletihan, dan kurang
memperhatikan sekitarnya.
Konsentrasi pada 250 ppm, terjadi kelainan fungsi susunan syaraf pusat, perubahan fungsi paru-
paru dan jantung, rasa sesak napas, pingsan.
Konsentrasi tinggi (pada 750ppm) dapat menyebabkan kematian.
Jenis fungi seperti Penicillium dan Aspergillus dapat menghilangkan CO dari udara.
Karakteristik fisik: Gas Nitrogen monoksida tidak berwarna, tidak berbau, tetapi gas nitrogen dioksida
berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam, bersifat oksidator dan menyebabkan orang menjadi lemas.
Sumber Pencemaran :
Oksida nitrogen diproduksi terutama dari proses pembakaran bahan bakar fosil, seperti bensin, batubara dan
gas alam. 50% dihasilkan dari kendaraan bermotor.
Nitrogen oksida bereaksi dengan senyawa organic volatile membentuk ozon dan oksidan lainnya seperti
peroksiasetilnitrat (PAN) di dalam smog fotokimia dan dengan air hujan menghasilkan asam nitrat dan
menyebabkan hujan asam. Smog fotokimia berbahaya bagi kesehatan manusia karena menyebabkan
kesulitan bernafas pada penderita asma, batuk-batuk pada anak-anak dan orang tua, dan berbagai gangguan
sistem pernafasan, serta menurunkan visibilitas.
Iritasi pada mata dan kulit berupa luka bakar dapat terjadi jika NO2 bereaksi dengan uap air.
Baku mutu ambient udara : 0,05 ppm dalam 24 jam, metoda analisis-Saltzman, alat-Spektrophotometer
dan menghitamkan berbagai material. Karena H 2S lebih berat daripada udara, maka H 2S ini sering didapat
disumur-sumur, saluran air buangan, dan biasanya ditemukan bersama-sama gas beracun lainnya seperti
metan, dan karbon dioxida. H 2S didapat secara alamiah pada gunung-gunung berapi, dan dekomposisi zat
organik. Emisi hydrogen sulfida didapat pada industri kimia, industri minyak bumi, kilamg minyak, dan
terutama pada industri yang memproduksi gas sebagai bahan bakar. Hidrokarbon berasalkan proses alamiah
dan buatan manusia. Secara alamiah hidrokarbon diproduksi oleh tanaman, dekomposisi zat organik.
Sumber alamiah bagi hidrokarbon adalah sumur-sumur minyak dan gas bumi. Tanaman terutama pohon,
seperti genus citrus dan famili coniferae memproduksi hidrokarbon. Sumber buatan utama hidrokarbon
adalah asap kendaraan bermotor.
b) Methana (CH3)
Metana merupakan cemaran gas yang bersama-sama dengan CO2, CFC, dan N2O menyebabkan efek rumah
kaca sehingga menyebabkan pemanasan global.
Karakter fisik : Metana murni tidak berbau, tapi jika digunakan untuk keperluan komersial, biasanya
ditambahkan sedikit bau belerang untuk mendeteksi kebocoran yang mungkin terjadi. mudah terbakar
Sumber :
Sampah adalah salah satu kontributor besar bagi ter-bentuknya gas metan (CH4), karena aktivitas manusia
sehari-hari. Gas metana CH4 adalah senyawa hidrokarbon yang banyak dihasilkan dari penguraian senyawa
organik oleh bakteri anaerob yang terjadi dalam air, dalam tanah dan dalam sedimen yang masuk ke dalam
lapisan atmosfer.
Gas-gas CH4, CFC, N2O, CO2 yang berada di atmosfer mengakibatkan radiasi inframerah yang tertahan
akan meningkat yang pada gilirannya akan mengakibatkan pemanasan global.
c. Pertukaran Udara
Syarat Kesehatan :
Pertukaran udara : 0.283 M/menit/orang dengan laju ventilasi : 0.15 0.25 m/detik.
Keadaan di Pabrik :
i. Tiidak membawa spirometri, sehingga tidak bisa menghitung laju pertukaran udara.
ii. Ventilasi bawah tidak lebar dan tidak dibuka karena akan mengganggu proses
produksi. Maka konstruksi bangunan pun dibuat atap bertingkat, konstruksi bagian
atas pabrik tersebut, antar sekat ruang produksinya memiliki ventilasi besar,
diharapkan sirkulasi udara pun lebih lancar. Ventilasi bawah hanya sesekali dibuka.
iii. Dilengkapi turbin ventilator
iv. Tidak memiliki saringan/filter udara AC
d. Uap
Vaspor (uap) adalah bentuk penguapan dari benda yang dalam keadaan normal (temperatur
dan tekanan kamar) dalam bentuk padat atau cair. Penguapan adalah proses dari suatu
bentuk cair berubah menjadi bentuk uap bercampur dengan udara sekitarnya.
Volatile Substance :
Kimia organik
Benzene atau bensole (C6H6) digunakan dalam industri sebagai pelarut lemak.
Cloroform (CHCl3) merupakan Hidrokarbon terchlorinasi suatu, anestatik.
Keadaan di Pabrik :
i. Uap bersumber dari proses peleburan, proses pemanasan dan pengolahan.
ii. Uap yang masuk lewat inhalasi dalam konsentrasi tertentu dapat menyebabkan
gangguan kesehatan tergantung jenis zat pencemar yang masuknya.
e. Fumes
Asap adalah partikel logam halus berdiameter kurang dari 1milimikron dari zat karbon
yang keluar dari cerobong asap industri karena pembakaran tidak sempurna dari bahan-
bahan yang mengandung karbon, misalnya membentuk zat Pb dan Zn. Pengelasan
(welding), penyolderan yang tidak cukup panas, dan pekerjaan lainya akan menghasilkan
fumes.
Sifat-sifat fume adalah berflokulasi; kadang-kada ng bergumpal; umumnya
ukuran partikel-partikel dibawah 1 mikron yaitu antara 0,1-1 mikron.
Keadaan di Pabrik :
i. Fumes yang berasal dari proses pembakaran, dan banyak cerobong asap tidak diolah
terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan.
ii. Pabrik hanya menyediakan fasilitas blower penghisap, yang nantinya menyerap semua
gas pencemar dalam ruangan dan langsung dibuang ke lingkungan tanpa dilakukan
pengolahan terlebih dahulu.
iii. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran udara bagi masyarakat sekitar yaitu gangguan
kesehatan , tergantung dampak dan konsentrasi paparan pada tubuh manusianya, dan
dampak terhadap globalnya yaitu kerusakan lapisan ozon yang menyebabkan
pemanasan global.
iv.
i. Timbal (Pb)
Sumber Pencemar:
Bahan bakar kendaraan bermotor, industry besi dan baja, peleburan tembaga, pembakaran batu
bara, pipa air yang mengandung Pb, cat rumah,pabrik-pabrik, penyemprotan pestisida, pembakaran
sampah, dan pembakaran bensin.
Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran pada kendaraan bermotor,
dengan meningkatkan bilangan oktan menjadi 8,14. Penaikan bilangan oktan ini, untuk mencegah
terjadinya pembakaran spontan yang menyebabkan terjadinya knocking, knocking adalah ketukan
yang terjadi dalam mesin. Knocking inilah yang akhirnya mempercepat kerusakan pada mesin.
Oktana ini berbeda dengan Heptana, yang walaupun dikompresi atau ditekan tidak menimbulkan
pembakaran spontan. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida yang berbentuk debu
atau partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.
Penggunaan timbale bias dikurangi dengan menggantinya dengan MTBE metyl tertiary butyl eter,
selain meningkatkan bilangan oktan juga dapat menambahkan oksigen, sehingga meminimalisir
terjadinya pembakaran tidak sempurna.
Efek Kesehatan :
Timbal dan senyawanya mempengaruhi sistem pusat syaraf. Akut , sakit perut, muntah, diare akut.
Kronik , nafsu makan hilang, konstipasi, lelah, sakit kepala, anemia, kelumpuhan anggota badan,
kejang, gangguan penglihatan.
3
baku mutu udara ambient : 0,06 mg/m dalam 24 jam, metode-Gravimetrik, alat-Hi vol AAS.
Karakteristik fisik : Gas Khlorin ( Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat menyengat.
Berat jenis gas khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas hidrogen khlorida yang toksik.
Sangat bersifat iritan, reaktif dan toksik.
Sumber : industry plastic, insektisida, herbisida, pemuti, pemrosesan sellulosa, industry kertas,
pabrik pencuci tekstile, pemutih, dan desinfektan untuk air minum dan kolam renang.
Efek Kesehatan :
Selain bau yang menyengat gas khlorin dapat menyebabkan iritasi pada mata saluran pernafasan.
Apabila gas khlorin masuk dalam jaringan paru-paru dan bereaksi dengan ion hidrogen akan dapat
membentuk asam khlorida yang bersifat sangat korosif .
Pada kadar 30ppm dapat menimbulkan batuk, nnyeri dada, dan kesukaran bernapas.
Pada paparan kronis dapat berakibat terhadap hidung (anosmia), dan pada saluran pernapasan
menyebabkan iritasi dan peradangan, Edema paru , emphysema, radang paru.
3
baku mutu udara ambient : 150 mg/Nm dalam 24 jam, metode-Ion electrode, alat-
impinge/continous analysis.
iii. Hg/merkuri
Hg merupakan racun sistemik dan diakumulasi dihati, ginjal, limpa, dan tulang. Industri yang
menggunakan Hg misalnya untuk proses produksi pada pabrik plastik, campuran bahan antiseptik
pada sabun dan kosmetik, amalgam pada penambal gigi, dan fungisida. Gejala keracunan ion Hg
adalah: sakit kepala, sukar menelan, penglihatan jadi kabur, daya dengar menurun, bagian kaki dan
tangan terasa tebal, mulut terasa tersumbat logam, gusi membengkak disertai diare, kondisi tubuh
melemah dan kematian, ibu mengandung melahirkan bayi cacat. Kasus keracunan Hg pernah terjadi
di Minamata, penduduk banyak yang menjadi cacat, meninggal, dan bayi lahir cacat. Penyebabnya
ikan laut yang dimakan mengandung Hg sekitar 27 - 102 ppm, karena tercemari limbah pabrik
plastik. Kasus lain di Niigata, banyak yang cacat dan meninggal karena mengkonsumsi ikan yang
mengandung Hg sekitar 5 - 20 ppm.
Jenis lalat yang merugikan bagi manusia dianataranya lalat hijau (Lucila seritica), lalat biru
(Calliphora varnituria) dan lalat latrine (Fannia canicularis). Serangga kecil ini sangat
mengandalkan penglihatan untuk bertahan hidup, mata majemuknya terdiri atas ribuan lensa dan
sangat peka terhadap gerakan. Beberapa jenis lalat memiliki penglihatan tiga dimensi yang akurat.
Saat ini, ditemukan tidak kurang dari 60.000 100. 000 spesies lalat di dunia.
Lalat merupakan pembawa penyakit yang sangat efisien karena tubuhnya mudah ditempali
bakteri, spora dan cacing pada bagian mulut dan ke 6 kakinya sehingga mudah
menyebarkan agen penyakit. Lalat inijuga suka hinggap pada makanan, berjalan pada
peralatan makanan seperti sendok, piring, garpu dan perkakas lainnya. Selain meninggalkan
bakteriyang menempel ditubuhnya lalat juga mengeluarkan kotoran pada setiap tempat
yang dihinggapinya (Anonimus, 2005).
Lalat dapat berperan sebagai vektor mekanis dan biologis (Siswono, 2005). Menurut
Anonimus (2005), penularan secara mekanis terjadi melalui kulit tubuh dan kaki-kaki
lalatyang kotor dan merupakan tempat menempelnya mikroorganisme yang kemudian
hinggap pada makanan. Penularan secara bilogis yaitu dengan hinggap pada makanan dan
mengeluarkan air liurnya yang mengandung bakteri pathogen. Bakteri patogen yang
disebarkan oleh lalat adalah antara lain Salmonella typii, Shigella disentry, Clostridium
pefringens Vibrio cholera (Sharinggon, 1994).
Penyakit-penyakit yang ditularkan oleh lalat adalah penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan saluran pencernaan misalnya, tifus abdominalis, kolera, tifoid, diare, desentri dan
lain-lain. Disamping penyakit perut, lalat juga dapat menularkan penyakit lain seperti
scarlatina, difteri, dan penyakit gatal-gatal pada kulit (Sinaga, 2004). Lalat rumah (Musca
domestica) berkembangbiak dengan cepat pada kondisi sanitasi linkungan yang buruk
seperti pada tempat- tempat dimana terjadi peristiwa pembusukan organik antara lain
PROTOZOA :
Entamoeba histolytica Dysentriae amuba
Balantidium coli Balantidiasis
Giardia Lamblia Giardiasis
METAZOA :
Ascaris lumbricoides Ascaris
Clonorchis sinensis Clonorchiasis
Diphyllobothrium latum Diphylobothriasis
Taenia saginata/solium Taeniasis
Schistosoma Schistosomiasis
Penularan schistosomiasis terjadi apabila larva serkaria yang berada dalam air
menemukan inang definitive, dengan kata lain transmisi penyakit schistosomiasis pada
manusia terjadi apabila manusia berada pada lingkungan perairan yang sudah
mengandung larva serkaria dari S. japonicum. Schistosomiasis adalah penyakit zoonotik dan
merupakan masalah kesehatan
masyarakat. Infeksi shistosoma dapat menimbulkan gejala-gejala yang bersifat umum
seperti gejala keracunan, disentri , penurunan berat badan , penurunan nafsu makan,
kekurusan dan lambatnya pertumbuhan pada anak-anak. Sedang pada penderita yang
sudah kronis dapat menimbulkan pembengkakan hati yang umumnya berakhir dengan
kematian.
vii. Terkandung dalam tanah yang lembab
b. Virus
Keadaan di pabrik yang memungkinkan terjadinya sumber penularan
oleh virus :
i. Terkandung dalam air
Rotavirus
Rotavirus adalah virus yang umum dan menular yang menyebabkan muntah dan diare.
Rotavirus adalah kuman diare pembawa maut yang berbahaya. Jadi, jangan anggap
Penularan rotavirus yang utama melalui feses penderita yang masuk secara oral. Tangan
atau air yang terkontaminasi setelah BAB adalah sumber penularan utama. Selain itu
muntahan penderita juga menjadi sumber penularan bagi anggota keluarga. Juga bahan atau
alat yang tercemar muntahan penderita perlu dicermati sebagai sumber penularan, maka
harus dicuci bersih.
virus hepatitis A,
Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada
orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut,
mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu.
Orang yang terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan
hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik. Masa inkubasi 30
hari.Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feces pasien, misalnya
makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang yang setengah matang.
Minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi.
Poliomyelitis atau Polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh
virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk
ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah
dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang
kelumpuhan.
Virus Polio dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan dapat sampai
berkilo-kilometer dari sumber penularannya. Penularan terutama terjadi akibat tercemarnya
lingkungan oleh virus polio dari penderita yang telah terinfeksi, namun virus ini hidup di
lingkungan terbatas.
Penyakit DBD sering salah didiagnosis dengan penyakit lain seperti flu atau tipus. Hal ini
disebabkan karena infeksi virus dengue yang menyebabkan DBD bisa bersifat asimtomatik
atau tidak jelas gejalanya.
virus trachoma.
Mata merah atau belekan infeksinya oleh trachoma yang komplikasinya bisa
mengakibatkan kebutaan. Penderita yang terkena penyakit ini akan merasakan pedih pada
matanya, mata menjadi merah dan bengkak, bahkan ketika bangun tidur, si penderita akan
kesulitan untuk membuka matanya, karena terdapat banyak kotoran di seputar kelopak
matanya. Sehingga pandangan menjadi kabur dan terasa ada ganjalan pada bola mata.
Yang sebagian besar menyerang sistem gasterointestinal, seperti diare, mual, dll.
Kontak melalui inhalasi , factor predisporsingnya : pekerja yang tidak memakai masker
Parotitis epidemica virus - Parotitis epidemica
Penyakit ini disebut juga gondong, Mudah menular melalui kontak langsung & droplet dari
air liur atau sekresi lain pada nasofaring.
Masa tunas/inkubasi:
12-26 hari (rata-rata: 18 hari)
Masa tular/infektiviti:
2-4 hari sebelum pembengkakan parotis & sampai 9 hari sesudah pembengkakannya mulai.
c. Bakteri
Keadaan di pabrik yang memungkinkan terjadinya sumber penularan
oleh bakteri :
i. Mesin yang berkarat,
Kelembaban udara juga menyebabkan banyaknya perlatan/mesin yang berkarat, dari logam
korosif memungkinkanya terjadinya infeksi clostridium tetani. Gangguan kesehatan yang
diakibatkan : tetanus, mual, muntah, iritasi lambung.
salmonella typhi/paratyphi,
Demam Tifoid juga dikenali dengan nama lain yaitu Typhus Abdominalis,Typhoid fever
atau Enteric fever. Demam tifoid adalah penyakit sistemik yang akut yang mempunyai
karakteritik demam, sakit kepala dan ketidakenakan abdomen berlangsung lebih kurang 3
minggu yang juga disertai gejala-gejala perut pembesaran limpa dan erupsi kulit. Demam
tifoid (termasuk para-tifoid) disebabkan oleh kuman Salmonella typhi, S paratyphi A, S
paratyphi B dan S paratyphi C. Jika penyebabnya adalah S paratyphi, gejalanya lebih
ringan dibanding dengan yang disebabkan oleh S typhi.
Shigella dan
Shigella, penyebab disentri yang terpenting dan tersering ( 60% kasus disentri yang
dirujuk serta hampir semua kasus disentri yang berat dan mengancam jiwa disebabkan oleh
Shigella. Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron (=usus),
yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir bercampur darah .
Vibrio cholera.
Gejala-gejala kolera Asiatik dapat bervariasi dari diare cair yang ringan, sampai diare akut
yang ditandai dengan kotoran yang berwujud seperti air cucian beras. Gejala awal penyakit
ini umumnya terjadi dengan tiba-tiba, dengan masa inkubasi antara 6 jam sampai 5 hari.
Kram perut, mual, muntah, dehidrasi, dan shock (turunnya laju aliran darah secara tiba-
tiba). Kematian dapat terjadi apabila korban kehilangan cairan dan elektrolit
Entamoeba coli.
Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14
hari, sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat
Yang sebagian besar menyerang sistem gasterointestinal, seperti diare, mual, dll.
iv. Udara
Kontak melalui inhalasi , factor predisporsingnya : pekerja yang tidak memakai masker
Difteri adalah suatu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri penghasil toksin (racun)
Corynebacterium diphtheriae. Biasanya penyakit ini menyerang saluran pernafasan (terutama
laring, amandel dan tenggorokan); tetapi bisa juga menyerang kulit dan toksin yang dihasilkan bisa
menyebabkan kerusakan pada saraf dan jantung.
Bakteri ini ditularkan melalui percikan ludah yang berasal dari batuk penderita atau benda maupun
makanan yang telah terkontaminasi oleh bakteri.Biasanya bakteri berkembangbiak pada atau di
sekitar permukaan selaput lendir mulut atau tenggorokan dan menyebabkan peradangan.Beberapa
jenis bakteri ini menghasilkan toksin yang sangat kuat, yang dapat menyebabkan kerusakan pada
jantung dan otak.
Pertusis (Batuk Rejan, Whooping Cough) adalah infeksi bakteri pada saluran pernafasan yang
sangat menular dan menyebabkan batuk yang biasanya diakhiri dengan suara pernafasan dalam
bernada tinggi (melengking). Bakteri ini ditularkan melalui percikan ludah penderita.
Pneumonia adalah suatu radang pada parenkim paru. Proses peradangan tersebut terbanyak
disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, dan jamur), selain itu dapat juga disebabkan oleh
faktor-faktor lain (inhalasi bahan kimia atau makanan, radiasi, dll).
d. Jamur
a. Kelembaban ruangan yang tinggi, menyebabkan dinding dan lantai berjamur. Kondisi dinding
dan lantainya yang banyak jamur ini dapat ditemukan, memungkinkan adanya jamur
sporothrix schenceki melalui inhalasi dan kontak dermal menyebabkan gangguan kesehatan,
seperti : mikosis, asma, dan alergi kulit.
4. Faktor Ergonomi
Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya menyerasikan alat, cara, proses dan
lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan batasan manusia untuk terwujudnya kondisi
dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan tercapai efisiensi yang setinggi-tingginya.
Pendekatan ergonomi bersifat konseptual dan kuratif, secara popular kedua pendekatan tersebut
dikenal sebagai To fit the Job to the Man and to fit the Man to the Job. Sebagian besar pekerja di
perkantoran atau Pelayanan Kesehatan pemerintah, bekerja dalam posisi yang kurang ergonomis,
misalnya tenaga operator peralatan, hal ini disebabkan peralatan yang digunakan pada umumnya
barang impor yang disainnya tidak sesuai dengan ukuran pekerja Indonesia. Posisi kerja yang salah
dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah sehingga kerja menjadi kurang efisien dan dalam
jangka panjang dapat menyebakan gangguan fisik dan psikologis (stress)
a. Pencahayaan
Tenaga kerja harus dengan jelas dapat melihat objek-objek yang sedang dikerjakan,
juga harus dapat melihat dengan jelas pula mesin-mesin/peralatan selama proses
produksi agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Untuk itu diperlukan penerangan di
tempat kerja yang memadai. Sumamur (1993) menyatakan bahwa untuk setiap
jenis pekerjaan diperlukan intensitas penerangan yang tertentu pula. Hal ini telah
diatur dalam P.M.P. No.7 tahun 1964 tentang syarat-syarat kesehatan, kebersihan
serta penerangan dalam tempat kerja.
Syarat Kesehatan :
i. Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan kesilauan dan
memiliki intensitas sesuai dengan peruntukannya
ii. Kontras sesuai kebutuhan, hindarkan terjadinya kesilauan atau bayangan
iii. Untuk ruang kerja yang menggunakan peralatan berputar dianjurkan untuk tidak
menggunakan lampu neon
iv. Penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran yang optimum dan bola lampu
sering dibersihkan
v. Bola lampu yang mulai tidak berfungsi dengan baik segera diganti.
TINGKAT
JENIS
PENCAHAYAAN KETERANGAN
KEGIATAN
MINIMAL (LUX)
Praktek Lapangan CHEM1 PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 37
Pekerjaan kasar 100 Ruang penyimpanan & ruang
dan tidak terus peralatan/instalasi yang
menerus memerlukan pekerjaan yang
kontinyu
Pekerjaan kasar 200 Pekerjaan dengan mesin dan
dan terus perakitan kasar
menerus
Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang
kontrol, pekerjaan mesin &
perakitan/penyusun
Pekerjaan agak 500 Pembuatan gambar atau bekerja
halus dengan mesin kantor, pekerjaan
pemeriksaan atau pekerjaan
dengan mesin
Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan
teksti, pekerjaan mesin halus &
perakitan halus
Pekerjaan amat 1500 Mengukir dengan tangan,
halus pemeriksaan pekerjaan mesin
Tidak menimbulkan
dan perakitan yang sangat halus
bayangan
Pekerjaan 3000 Pemeriksaan pekerjaan,
terinci perakitan sangat halus
Tidak menimbulkan
bayangan
Tingkat Pencahayaan Lingkungan Kerja
United Nations Environment Programme (UNEP) dalam Pedoman Efisiensi Energi untuk
Industri di Asia mengklasifikasikan kebutuhan tingkat pencahayaan ruang tergantung area
kegiatannya, seperti berikut:
Pencahayaan
Keperluan Contoh Area Kegiatan
(LUX)
Pencahayaan 20 Layanan penerangan yang minimum
Umum untuk dalam area sirkulasi luar ruangan,
ruangan dan area pertokoan didaerah terbuka, halaman
tempat penyimpanan
yang jarang
50 Tempat pejalan kaki & panggung
digunakan
70 Ruang boiler
Sumber : www.energyefficiencyasia.org
Keadaan di Pabrik :
i. Perusahaan ini dalam penerangannya memakai lampu TL (40 watt) dan lampu
penerangan jalan (150 watt).
ii. Selain itu terdapat ventilasi dan juga jendela yang cukup besar, sehingga memudahkan
cahaya untuk masuk.
Pekerja disana sebagian besar sikap kerjanya adalah berdiri dan duduk. Pada bagian produksi
terutama yang paling banyak berdiri pekerjanya. Mereka berdiri di samping mesin produksi. Ada
pula yang duduk, misalnya pada bagian packaging. Kursi yang digunakan rata-rata kursi yang
Selain menimbulkan CTD, gerakan yang dilakukan berulang-ulang juga dapat menimbulkan
kelelahan/fatique. Beberapa ahli membagi kelelahan menjadi 3, yaitu :
1. Kelelahan Fisik
Disebabkan oleh kerja yang berlebihan. Jika tidak terlau berat, kelelahan
ini dapat hilang setelah beristirahat yang cukup.
Sasaran ergonomi adalah seluruh tenaga kerja baik sektor modern maupun pada
sektor tradisional dan informal. Pada sektor modern penerapan ergonomi dalam
bentuk pengaturan sikap, tata cara kerja dan perencanaan kerja yang tepat adalah
persyaratan bagi efisiensi dan produktivitas yang tinggi. Dengan menerapkan
pronsip ergonomic, maka dapat mengurangi potensi kecelakaan, mengurangi
potensi terjadinya luka dan kesakitan, serta dapat meningkatkan produktivitas kerja.
i. Limbah padat yang dapat dimanfaatkan kembali dengan pengolahan daur ulang dan
pemanfaatan sebagian (re-use, recycling, recovery) agar dipisahkan dengan limbah
padat yang non B3
ii. Limbah B3 dikelola ke tempat pengolahan limbah B3 sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku
iii. Limbah radio aktif dikelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Keadaan di Pabrik :
i. Limbah padat yang dihasilkan berupa debu dan asap, langsung dibuang ke lingkungan
tanpa dilakukan pengolahan.
ii. Debu dan ampas limbah cair dikumpulkan dalam karung , ditumpuk sementara, lalu
dibuang ke TPA. Tapi sekarang dimanfaatkan kembali oleh pihak perusahaan sebagai
pupuk tanaman, dan anehnya tanaman menjadi subur.
iii. Sedangkan asap, langsung dihisap melalui blower penghisap dan dibuang ke
lingkungan. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran udara bagi masyarakat sekitar
yaitu gangguan kesehatan yang disebabkan zat pengotor udara umunya banyak
menyerang saluran pernapasan, dan dampak terhadap globalnya yaitu kerusakan
lapisan ozon yang menyebabkan pemanasan global.
iv. Hasil barang jadi plastic yang rusak dapat dimanfaatkan kembali dengan pengolahan
daur ulang.
v. Limbah tidak melalui proses pengolahan dulu, langsung dibuang.
vi. Adapula ceceran sampah yang berserakan di sekitar lingkungan kerja industri, hal ini
memungkinkan berkembang biaknya vector penyakit, seperti anopheles, lalat, dll.
b. Limbah Cair
Syarat Kesehatan :
Keadaan di Pabrik :
i. Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan yang
dihasilkan tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan organik (berbau
busuk), polutan anorganik (berbuaih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang
mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas).
ii. Air hasil pencucian sampah bekas yang mau di daur ulang, ditampung dulusampai
sebagian material mengendap, dilakukan penyaringan material material padat secara
manual, tanpa pengolahan, langsung dibuang ke sungai sekitar limbah. Hal ini akan
sangat berdampak terhadap kesehatan masyarakat sekitar limbah. Karena air bekas
pencucian itu banyak terkandung zat-zat berbahaya, kandungan dari plastik sisa yang
sudah pernah dipakai dan tidak diketauhi asal usulnya.
iii. limbah ini menimbulkan bau yang tidak enak.
iv. Saluran limbah cair harus kedap air, tertutup, limbah cair dapat mengalir dengan lancar
dan tidak menimbulkan bau
v. Tidak dilakukanya pengolahan fisik, kimia, atau biologis, sehingga sangat berpotensi
mencemari air di lingkungan masyarakat sekitar, walaupun, pabrik plastic ini biasa
membuang limbah di malam hari, yang tidak ada aktivitas manusianya.
vi. Setahun yang lalu dilakukan 5 pengukuran pada limbah cair :
- TSS (Total Suspended Solid) adalah materi padat seperti pasir, lumpur,
tanah maupun logam berat yang tersuspensi di dalam fluida. Hasil yang
didapat cukup tinggi sekitar 1000mg/l.
- BOD, adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme
dalam lingkungan air untuk memecah (mendegradasi) bahan buangan
organik yang ada dalam air menjadi karbondioksida dan air. Hasil yang
didapat 500mg/L.
- COD, jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada
dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat
didegradasi secara biologis maupun yang sukar didegradasi.
- PH, didapat PH < 7 , air menunjukan tingkat keasaman, pihak pabrik
sendiri bingung, padahal dalam pencucian mereka menggunakan sabun,
yang harusnya membuat air menjadi basa.
- Temperatur, didapat hasil yang cukup tinggi. Temperatur tinggi dapat
mencemari badan air. Limbah air panas sering berasal dari industri yang
memerlukan proses pendinginan. Air yang digunakan untuk
mendinginkan bijih plastik panas yang baru diencerkan dari daur ulang,
dapat membuang air yang relatif lebih panas daripada suhu perairan
sekitarnya. Telah diketahui, bahwa biota air itu sensitif terhadap
perubahan temperatur. Perubahan satu derajat saja dapat
Pelarutan bahan buangan padat menyebabkan perubahan warna. Larutan pekat dan
berwarna gelap mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air, fotosintesis
dalam air terganggu sehingga jumlah oksigen terlarut berkurang dan akan
berpengaruh terhadap kehidupan organisme dalam air.
Pengendapan bahan buangan padat akan menutupi permukaan dasar air,
menghalangi fotosintesis, menutupi sumber makanan dan telur ikan di dasar air,
sehingga jumlah ikan berkurang.
Pembentukan koloidal yang melayang dalam air menyebabkan keruh dan
menghalangi sinar matahari, fotosintesis terganggu dan jumlah oksigen terlarut
berkurang sehingga mempengaruhi kehidupan dalam air.
Hg merupakan racun sistemik dan diakumulasi dihati, ginjal, limpa, dan tulang. Industri yang
menggunakan Hg misalnya untuk proses produksi pada pabrik plastik, campuran bahan
antiseptik pada sabun dan kosmetik, amalgam pada penambal gigi, dan fungisida. Gejala
keracunan ion Hg adalah: sakit kepala, sukar menelan, penglihatan jadi kabur, daya dengar
menurun, bagian kaki dan tangan terasa tebal, mulut terasa tersumbat logam, gusi membengkak
disertai diare, kondisi tubuh melemah dan kematian, ibu mengandung melahirkan bayi cacat.
Kasus keracunan Hg pernah terjadi di Minamata, penduduk banyak yang menjadi cacat,
meninggal, dan bayi lahir cacat. Penyebabnya ikan laut yang dimakan mengandung Hg sekitar
27 - 102 ppm, karena tercemari limbah pabrik plastik. Kasus lain di Niigata, banyak yang cacat
dan meninggal karena mengkonsumsi ikan yang mengandung Hg sekitar 5 - 20 ppm.
a) Sabun, deterjen, shampoo, dan bahan pembersih lainnya. Bahan ini mengganggu
lingkungan karena:
Menaikkan pH air. Jika memakai bahan non-pospat menaikkan pH menjadi 10,5 -
11.
Bahan antiseptik yang ditambahkan akan dapat membunuh/mengganggu
mikroorganisme.
Sebagian jenis sabun/deterjen tak dapat terdegradasi.
b) Zat pewarna. Bersifat racun dan cocarcinogenik (merangsang/penyebab
tumbuhnya kangker) dan dapat mempengaruhi kandungan oksigen dan pH dalam air.
Zat warna mengandung senyawa kimia berbahaya chromogen dan auxsochrome.
6. Toilet
Syarat Kesehatan :
PERSYARATAN TOILET
1. Karyawan pria
1 s/d 25 1 1 2 2
2 26 s/d 50 2 2 3 3
3 51 s/d 100 3 3 5 5
Setiap penambahan 40 100 karyawan harus ditambah 1 kamar mandi, 1 jamban, dan 1 peturasan
2. Karyawan wanita
Keadaan di Pabrik :
i. Toilet karyawan wanita tidak terpisah dengan toilet untuk karyawan pria
ii. Memiliki toilet dengan jumlah sangat minim, di bagian produksi saja hanya terlihat 5 toilet
dengan sanitasi yang sangat buruk, tidak adanya wastafel.
iii. Tampaknya memungkinkan berkembang biaknya vector, serangga dan tikus, yang nantinya
menyebabkan penyakit.
iv. Kualitas air bersih belum diketahui, karena tidak dilakukan pengukuran, akan tetapi kualitas
o
fisiknya masih terpenuhi, tidak berubah bentuk, warna, rasa, dan suhu 3 dibawah suhu
ruangan.
v. Dengan kualitas sanitasi yang buruk pada toiletnya memungkinkan menjadi factor resiko
penyebab penyakit, misalnya karena penerangan kurang toilet menjadi lembab, tembok pun
berjamur memungkinkan adanya jamur sporothrix schenceki melalui inhalasi dan kontak dermal
menyebabkan gangguan kesehatan, seperti : mikosis, asma, dan alergi kulit.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil praktek lapangan di PT Setia Kawan Plastik mengenai sanitasi lingkungan
kerja industri dapat disimpulkan bahwa :
1. Suhu lingkungan kerja melebihi ambang batas kenyamanan kerja, dikarenakan
radiasi panas dari tingginya suhu mesin yang digunakan untuk produksi maupun
daur ulang.
2. Kelembaban ruangan masih dalam ambang batas. Karena memiliki ventilasi untuk
sirkulasi udara.
3. Kebisingan di dalam ruangan cukup tinggi, terutama di ruang produk daur ulang,
dalam paparan waktu jangka panjang sangat berpotensi terkena gangguan
kesehatan.
4. Banyaknya potensi paparan debu, uap, gas, dan fumes akibat proses peleburan,
produksi, dll yang menjadi factor risiko gangguan kesehatan, terutama pada
gangguan pernapasan. Pembakaran sampah plastik juga menyebabkan zat-zat
beracun dari sampah terlepas ke udara yang kita hirup. Polusi udara seperti ini
punya dampak serius karena melemahkan kekebalan tubuh dan memicu kanker.
DAFTAR PUSTAKA