Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seorang pemimpin organisasi memiliki andil yang sangat besar dalam
pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efesien. Pemimpinlah yang
menentukan kemana organisasi mau dibawa dan bagaimana pergerakan
semua elemen yang ada dalam organisasi agar dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan itu tentu bukan perkara mudah,
karena ada faktor manusia yang ada dalam organisasi yang seringkali
memunculkan masalah yang rumit dan sulit dipecahkan dibanding masalah-
masalah teknis.
Memahami perilaku individu-individu dalam organisasi bukan pekerjaan
yang mudah bagi seorang pemimpin. Setiap individu adalah unik (berbeda).
Setiap individu menuntut perlakuan, sikap dan tindakan yang berbeda dari
yang lainnya. Di samping individu, di dalam organisasi juga ada kelompok.
Untuk memahami perilaku kelompok jauh lebih sulit lagi karena di dalam
kelompok itu terdapat banyak individu yang mana masing-masing individu
adalah berbeda. Lalu bagaimana dengan memahami perilaku organisasi ?.
Tentu saja bukan pekerjaan yang mudah bagi seorang pemimpin untuk
memahami perilaku organisasi. Meski tidak mudah namun hal itu dapat
menjadi pekerjaan yang menantang bagi seorang pemimpin. Untuk lebih
memahami hal ini maka pada bab pembahasan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi perilaku?
2. Apa definisi organisasi?
3. Apa definisi dari perilaku organisasi?
4. Bagaimana komunikasi dalam organisasi ?
5. Komponen dari perilaku organisasi?
6. Faktor –faktor yang berpengeruh dalam perilaku organisasi?
7. Bagaimana pengorganisasian dalam keperawatan ?
8. Apa saja cara pengembangan perilaku organisasi?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulis dalam pembuatan makalah ini adalah selain untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah “Manajemen Keperawatan“. Ada juga
tujuan lain diantaranya yaitu :
1. Agar pembaca mengetahui lebih dalam tentang pengertian prilaku.
2. Agar pembaca mengetahui lebih dalam tentang perilaku organisasi.
3. Agar pembaca mengetahui bagaimana komunikasi dalam organisasi.
4. Pembaca akan mengetahui faktor-faktor penyebab prilaku komunikasi.
5. Perawat tahu akan cara pengorganisasian dalam keperawatan.
6. Dan perawat tahu bagaimana cara pengembangan organisasi tersebut.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini ialah untuk :
1. Memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan tentang Perilaku
Organisasi.
2. Agar perawat tahu bagaimana cara pengorganisasian dalam keperawatan.
3. Untuk menambah jumlah karya tulis di kampus.
4. Agar lebih mengenal tentang perilaku organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Perilaku
Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk
berpendapat, berfikir, bersikap, bertindak dan lain sebagainya, yang
merupakan refleksi dari berbagai macam aspek, baik fisik maupun non fisik.
Perilaku juga diartikan sebagai suatu reaksi psikis seseorang terhadap
lingkungannya, reaksi yang dimaksud digolongkan menjadi 2, yakni dalam
bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkrit), dan dalam bentuk aktif
(dengan tindakan konkrit), Sedangkan dalam pengertian umum
perilaku adalahsegala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk
hidup (Soekidjo Notoatmodjo, 1987:1). Menurut Ensiklopedi Amerika,
perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap
lingkungannya, hal ini berarti bahwa perilaku baru akan terwujud bila ada
sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut
rangsangan, dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu akan
menghasilkan perilaku tertentu pula. Robert Y. Kwick (1972) menyatakan
bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat
diamati dan bahkan dipelajari.
Teori perilaku menurut Douglas McGregor adalah teori yang
menjelaskan bahwa suatu perilaku tertentu dapat membedakan pemimpin dan
bukan pemimpin pada orang-orang. Konsep teori X dan Y dikemukakan oleh
Douglas McGregor dalam buku The Human Side Enterprise di mana para
manajer atau pemimpin organisasi perusahaan memiliki dua jenis pandangan
terhadap para pegawai atau karyawan yaitu teori x atau teori y. Berikut ini
merupaka penjelasan mengenai teori X dan Y.
1. Teori X
Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah
makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari
pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja
memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun
menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja
para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat
bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
Lebih lanjut menurut asumsi teori X dari McGregor ini bahwa
orang-orang ini pada hakekatnya, yaitu:
a. Tidak menyukai bekerja
b. Tidak menyukai kemauan ambisi untuk bertanggung jawab, dan lebih
menyukai diarahkan atau diperintah.
c. Mempunyai kemampuan yang kecil untuk berkreasi mengatasi
masalah-masalah organisasi.
d. Hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja.
e. Harus diawasi secar ketat dan sering dipaksa untuk mencapai tujuan
organisasi.
2. Teori Y
Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia
seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu
diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian
serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja
memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami
tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga
tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.
Dengan memahami asumís dasar teori Y ini, Mc Gregor
menyatakan selanjutnya bahwa merupakan tugas yang penting bagi
menajemen untuk melepaskan tali pengendali dengan memberikan
desempatan mengembangkan potensi yang ada pada masing-masing
individu. Motivasi yang sesuai bagi orang-orang untuk mencapai
tujuannya sendiri sebaik mungkin, dengan memberikan pengarahan
usaha-usaha mereka untuk mencapai tujuan organisasi.
Faktor-faktor yang membentuk perilaku :
a. Faktor genetik
b. Faktor lingkungan
c. Faktor pengalaman
d. Faktor pendidikan
Faktor pendidikan dalam organisasi sangat menentukan dalam
membentuk perilaku organisasi.

B. Definisi Organisasi
Istilah organisasi bukanlah hal yang asing bagi kita, karena dari pertama
kita menimbah ilmu pada tingkat pertama kita sudah dikenalkan dengan salah
satu organisasi kesiswaan seperti osis. Dalam masyarakatpun sering kita
jumpai yang namai organisasi. baik organisasi kepemudaan maupun
organisasi pemerintahan. tetapi tahukah anda akan pengertian organisasi itu
sendiri ?. banyak para pakar dunia yang memaparkan pengertian organisasi
organisasi, berikut ini pengertian organisasi yang dipaparkan oleh beberapa
ahli :
1. James D mooney berpendapat bahwa“Organization is the form of every
human, association for the assignment of common purpose” atau
organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian suatu tujuan
bersama.
2. Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan “organisasi ialah suatu sistem
perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang
bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya
merupakan alat dan wadah saja.”
3. Lubis dan Husaini (1987) bahwa yang dimaksud dengan organisasi adalah
sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia, yang berinteraksi
menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki
fungsi dan tugasnya masing-masing, yang sebagai satu kesatuan
mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai batas-batas yang jelas,
sehingga bisa dipisahkan secara tegas dari lingkungannya.
4. Robins,S.P.,(1986), yang menyatakan bahwa, “Organization is a
conscionly coordinated social units, composed of two or more people, that
function on a relatively continuous basis to achieve a common goal or set
of goals.” ( Organi-sasi satuan sosial yang terkordinasi secara sadar,
terdiri dari dua orang atau lebih yang berfungsi atas dasar yang relatif
kontinu untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan bersa-ma).
Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri dari pola aktifitas
kerjasama yang di lakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh
sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan.(Gitosudarmo,I.,1997).
5. Chester L Bernard (1938) mengatakan bahwa “Organisasi adalah system
kerjasama antara dua orang atau lebih ( Define organization as a system
of cooperative of two or more persons) yang sama-sama memiliki visi dan
misi yang sama.
6. Paul Preston dan Thomas Zimmerer mengatakan bahwa “Organisasi
adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-
kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.”
(Organization is a collection people, arranged into groups, working
together to achieve some common objectives).
7. Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan “organisasi adalah struktur
pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok
orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-
sama mencapai tujuan tertentu.
8. Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan “organisasi ialah setiap
bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama
serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang
telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa
orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut
dengan bawahan.
Dalam beberapa pengertian organisasi disebutkan haruslah memiliki
tujuan yang akan dicapai, dalam mencapai tujuan tersebut maka sebuah
organisasi akan membentuk karakteristik anggotanya agar sesuai dengan
tujuannya tersebut.
Berdasarkan tersebut dapat disimpulkan bahwa sekumpulan orang yang
dapat dikatakan organisasi jika memenuhi empat unsur pokok, yaitu : (1).
organisasi merupakan suatu sistem, (2). adanya suatu pola aktivitas, (3).
adanya sekelompok orang, (4). adanya tujuan yang telah ditetapkan.

C. Definisi Perilaku Organisasi


Ada banyak definisi yang di kemukakan para ahli perilaku organisasi.
Diantaranya ialah :
1. Perilaku organisasi (PO) adalah bidang ilmu yang mempelajari dan
mengaplikasikan pengetahuan tentang bagaimana manusia berperan atau
berperilaku atau bertindak di dalam organisasi (Davis & Newstrom,
1989). Elemen-elemen kunci dalam perilaku organisasi adalah manusia,
struktur, teknologi, dan lingkungan tempat organisasi tersebut beroperasi.
2. Suatu bidang studi yang menyelidiki dampakperorangan, kelompok &
struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan
pengetahuan untuk memperbaiki keefektifan organisasi (Stephan P.
Robbins).
3. Sebuah bidang indisipliner yang ditujukan untuk mempelajari bagaimana
cara seorang individu atau sebuah kelompok cenderung untuk bertindak
dalam organisasi (Richard L. Daft).
4. Robbins, S.P., (1984 dan 1986) mengemukakan, perilaku dalam perilaku
keorganisasian adalah perilaku manusia atau tindakan, sikap manusia
yang dapat di ukur atau di amati.
5. Nimran(1996)mengartikan maksud tersebut sebagai “ perilaku organisasi
adalah bidang studi yang menyelediki pengaruh yang di timbulkan oleh
individu, kelompok dan struktur terhadap perilaku manusia di dalam
organisasi dengan tujuan menerapkan pengetahuan yang didapat untuk
meningkatkan efektivitas organisasi.”

D. Komunikasi Dalam Perilaku Organisasi


Komunikasi dalam organisasi merupakan salah satu persyaratan dari
keberhasilan organisasi. ada dua dimensi komunikasi yang lazim terjadi
dalam sebuah organisasi yaitu:
1. Komunikasi vertikal (antar pemimpin dan bawahan)
2. Komunikasi horizontal ( antar bawahan dengan bawahan dan pemimpin
dengan pemimpin)
Dari dua dimensi komunikasi ini, biasanya akan didukung oleh tiga
sistem komunikasi yaitu:sistem instruktif. Biasanya berlaku antara pemimpin
dan bawahannya. Adapun alur pembicaran yang di gunakan biasanya hanya
satu arah saja. Adapun sifat dari materi komunikasi adalah mutlak dimana
seorang bawahan yang menjadi komunikan harus melaksanakan apa saja yang
di sampaikan oleh pemimpin yang dalam hal ini berperan sebagai
komunikator.
a. Sistem koordinatif
sistem ini dapat di lakukan pada dua level dimensi tersebut. kelaziman
yang berkembang di dalam organisasibiasanya menggunakan bahasa
koordinatif sebagai sistem penghubung antar organisasi dan intern
organisasi. Adapun materi komunikasi yang biasa di koordinasikan
adalah kebijakan-kebijakan yang sifatnya politis dan taktis.
b. Sistem konsultatif
Sama halnya dengan koordinatif, sistem konsultatif juga berlaku dalam
dua level dimensi yang suda di jelaskan di awal. adapun perbedaannya
terletak pada terletak pada materi yang di komunikasikan. biasanya hal-
hal yang di konsultasikan menyangkut kebijak-kan- kebijakan intrn
organisasi antara bawahan sebagai pelaksana di lapangan yang akan
bersinggungan lansung dengan permasalahan, dengan pimpinan untuk
memberikan dengan permasalahan, dengan pimpinan untuk memberikan
kelonggaran-kelonggaran dan toleransi yang memungkinkan.

E. Komponen Dalam Organisasi


Komponen penting organisasi meliputi :
1. Tujuan
Merupakan sesuatu yang akan di capai dalam rentang waktu tertentu,
Tujuan berdasarkan rentang dan cakupanya dapat di bagi dala beberapa
karakteristik antara lain :
a. Tujuan Jangka panjang
b. Tujuan Jangka menengah
c. Tujuan Jangka pendek
2. Struktur
Struktur Organisasi sangat penting untuk dapat dipahami oleh semua
komponen dalam rangka menciptakan system kerja yang efektif dan
efesien.
3. Sistem
Terbagi dalam komponen penyusun yang saling berikatan yaitu :
a. Input : SDM keperawatan
b. Proses : pendelegasian kepada perawat,perawat sebagai public relation
c. Output : mutu pelayanan (SOP,metode,dll)
d. Feedback : kepuasan pasien

F. faktor – faktor Pengaruh Perilaku Organisasi


Dalam penelitian dikenal dengan variabel dependen dan independent.
Begitu juga dengan PO. Variabel dependen adalah factor utama yang ingin
dijelaskan atau diprediksikan dan dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Beberapa variabel dependen dalam PO meliputi : produktivitas, absensi,
turnover, dan kepuasan kerja. Lalu ditambahkan Produktivitas.
Suatu organisasi dikatakan produktif bila mencapai tujuan-
tujuannyadan melakukannya dengan cara mengubah masukan menjadi hasil
dengan biaya serendah mugkin.
Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas antara lain :
1. Individual
Faktor ini datang dari dalam diri si pekerja dan sudah ada sebelum ia
mulai bekerja. Faktor diri tersebut antara lain : karakteristik biografi,
kepribadian dan emosi, nilai-nilai dan sikap, persepsi, motivasi,
pembelajaran individual, dan kemampuan.
2. Kelompok
Faktor ini merupakan faktor level kelompok seperti komunikasi, konflik,
kekuatan dan politik, tim kerja, struktur kelompok, kepemimpinan dan
kepercayaan, dan pembuatan keputusan kelompok.
3. Organisasi
Faktor ini datang dari luar si pekerja dan hampir sepenuhnya dapat diatur
dan diubah oleh pimpinan perusahaan sehingga disebut juga faktor-faktor
manajemen, yang antara lain :
a. Faktor sosial dan keorganisasian seperti karakteristik perusahan,
pendidikan dan latihan, pengawasan, pengupahan dan lingkungan
sosial.
b. Faktor fisik antara lain mesin, peralatan, material, lingkungan kerja,
metode kerja.
1) Mangkir
Mangkir merupakan kerugian dan gangguan yang sangat besar
bagi pemberi kerja. Tingginya angka ketidakhadiran merugikan
perusahaan karena perusahaan tetap mengeluarkan uang untuk
membayar gaji pegawai, tetapi di sisi lain pegawai tidak
memberikan kontribusi apapun pada saat absen. Dengan demikian,
semakin banyak waktu absen yang diambil seorang pegawai,
maka semakin berkurang produktivitas kerjanya.
Beberapa penyebab absenteeism menurut Streers dan Rhodes
adalah :
a) Situasi kerja seperti wilayah pekerjaan, level pekerjaan,
penekanan terhadap kelompok, norma kelompok kerja, gaya
pemimpin, hubungan antar karyawan, dan kesempatan untuk
maju.
b) Nilai-nilai karyawan dan harapan kerja

c) Karakteristik personal meliputi pendidikan, pengalaman, umur,


sex dan family size

d) Kepuasan pada situasi kerja

e) Tekanan untuk hadir meliputi kondisi ekonomi dan pasar, sistem


insentif, norma kelompok kerja, etika kerja personal dan
komitmen organisasi.

f) Motivasi kehadiran

g) Kemampuan untuk hadir meliputi sakit dan kecelakaan,


tanggung jawab keluarga, dan problem transportasi.

h) Kehadiran karyawan.

2) Turnover / perputaran karyawan

Turnover atau perputaran karyawan adalah pengunduran diri secara


permanen secara sukarela maupun tidak sukarela dari suatu
organisasi.

Beberapa aspek yang bisa dipakai sebagi prediktor dari turnover,


yakni:

a) Alternatif –alternatif yang ada di luar organisasi (External


alternatives.)

Dikarenakan adanya kecenderungan karyawan untuk


meninggalkan organisasi di saat mereka memiliki tempat yang
menjadi tujuan, maka literatur lebih menekankan pada persepsi
mengenai alternatif eksternal sebagai prediktor
dariturnoverorganisasional.

b) Alternatif-alternatif yang ada di dalam organisasi (Internal


alternatives).

Salah satu konteks organisasional yang penting tersedianya


adalah alternatif di dalam organisasi tersebut. Ketersediaan dan
kualitas pekerjaan yang bisa diacapai dalam organisasi bisa
digunakan sebagai indeks utilitas dariturnover disamping persepsi
terhadap alternatif eksternal. Karyawan tidak akan
melakukan turnoverdari organisasi jika ia merasa bahwa ia bisa
atau mempunyai kesempatan untuk pindah (internal transfer) ke
pekerjaan lain, di organisasi yang sama yang dianggapnya lebih
baik.

c) Harga /nilai dari perubahan kerja (Cost of job change)

Salah satu faktor yang meningkatkan harga


dari turnoveradalah asuransi kesehatan danbenefit-benefit yang
didapat dari organisasi (misal pensiun dan bonus-bonus).
Hubungan finansial ini juga berkaitan erat dengan komitmen
kontinuans(continuance commitment), yaitu kesadaran karyawan
bahwa turnovermembutuhkan biaya (Meyer & Allen, 1997)
dalam Mueller (2003: hal 4-5).

d) Kejadian-kejadiankritis (Critical Events)

Kejadian-kejadian kritis, memberikan kejutan yang cukup


kuat bagi sistem kognitif individu untuk menilai ulang kembali
situasi yang dihadapi dan melakukan tindakan nyata. Contoh dari
kejadian-kejadian kritis diantaranya adalah perkawinan,
perceraian, sakit atau kematian dari pasangan, kelahiran anak,
kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan seperti diabaikan
dalam hal promosi, menerima tawaran yang lebih menjanjikan
atau mendengar tentang kesempatan kerja yang lain.

Tercakup di dalam kejadian-kejadian kritis adalah :

1. Kejadian yang berulang(continuation events).

2. Kejadian yang bersifat netral(neutral events).

3. Kejadian yang tidak berulang(discontinuation events).

G. Pengorganisasian Dalam Kepewatan

Struktur organisasi formal :

Lini sederhana, terlama

1. Menurut spesialisasi

a. Medical Bedah

b. Ibu & Anak

c. Psikiatri

2. Menurut fungsi

a. Bagian riset / inservice education

b. Pemberi pelayanan keperawatan langsung

Keuntungan :

1. Jelas tanggung jawab & wewenang

2. Mudah diatur

3. Informasi cepat berantai sesuai tingkatnya


4. Untuk pegawai baru mudah untuk orientasi

5. Spesialisasi berkembang

Kekurangan :

1. Spesialisasi :

a. Pemisahan tugas

b. Pekerjaan monoton

c. Komunikasi sulit

2. Struktur Kaku

Perubahan sulit dilaksanakan. Contoh : peran pengawas tidak


berkembang

3. Birokrasi pasif & tergantung pemimpin autokrasi lebih >>>


instruksi dari pelaporan keatas motivasi karena “ancaman”.
Punisment sering digunakan.

4. Kurang koordinasi & integrasi antar divisi. Komunikasi lateral (-


) komunikasi hanya dilingkungannya.

5. Tendensi menggunakan pengetahuan yang ada.

6. Tendensi berkembangnya birokrasi tanpa kendali

7. Standar evaluasi efektivitas hubungan lini & staf :

a. Garis wewenang jelas

b. Wewenang staf jelas

c. Hubungan fungsional jelas

d. Personil konsultasi, nasehat

e. Personil service / pelayanan diketahui

f. Pelayanan tidak rancu


g. Penggunaan staf efektif

Persepsi & Perubahan Diri Yan-Kep pemimpin yang akan datang.

Prinsip :

1. Membutuhkan masukan hasil kerja

2. Desain organisasi & struktur dikembangkan kebutuhan organisasi

3. Organisasi formal fleksibel

4. Organisasi formal efisien

Dasar penilaian :

1. Kepuasan pasien

2. Kepuasan keluarga

3. Kepuasan staf

4. Kepuasan staf reward

5. Kepuasan pengembangan profesional (karir, pendidikan)

6. Kepuasan staf organisasi

7. Kepuasan manager

8. Hubungan dalam komunity

9. Organisasi sehat

H. Pengembangan Perilaku Organisasi

Suatu perubahan berencana, suatu usaha menyeluruh, memerlukan


dukungan dari pucuk pimpinan, yang dirancang untuk meningkatkan
efektifitas dan kesehatan organisasi melalui penggunaan berbagai tehnik
intervensi dengan menerapkan ilmu perilaku.
Mengapa perlu perubahan organisasi keperawatan ?

1. Kekuatan dari luar :

a. Biaya meningkat

b. Kelangkaan sumber daya

c. Kebijakan

d. Tingkat pendidikan tenaga kerja

e. Kompleksitas pelayanan

f. Tuntutan masyarakat

g. Globalisasi

2. Kekuatan dari dalam :

a. Teknologi semakin meningkat

b. Sikap dan perilaku karyawan

c. Strategi baru

d. Motivasi berubah meningkat


BAB III

PENUTUP

A. kesimpulan

1. Perilaku organisasi merupakan ilmu tentang perilaku tiap individu dan


kelompok serta pengaruh tiap individu dan kelompok terhadap organisasi,
maupun perilaku interaksi antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok, dan kelompok dengan kelompok dalam organisasi demi
kemanfaatan suatu organisasi.

2. Factor-faktor manajemen dibagi 2 yaitu variabel dependen dalam


PO(meliputi : produktivitas, absensi, turnover, dan kepuasan kerja) serta dua
variabel lain yaitu perilaku menyimpang di tempat kerja dan perilaku
kewarganegaraan organisasional (organizational citizenship behavior).

3. Pengembangan organisasi adalah Suatu perubahan berencana, suatu usaha


menyeluruh, memerlukan dukungan dari pucuk pimpinan, yang dirancang
untuk meningkatkan efektifitas dan kesehatan organisasi melalui
penggunaan berbagai tehnik intervensi dengan menerapkan ilmu perilaku.

B. Saran

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah


ini, untuk lebih meningkatkan kemampuan, dan mutu dalam penulisan
makalah selanjutnya, kelompok kami sangat menharapkan kritik dan saran
dari pembaca dan juga dosen pembimbing mata kuliah Manajemen
Keperawatan, untuk lebih memotivasi kami sebagai mahasiswa. Didalam
meningkatkan wawasan dan keilmuan, dalam menyusun makalah
selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Muhamad, Arni, (2002),Komunikasi Organisasi, PT. Bumi Aksara,


Jakarta.

2. Panuju, Redi, (2001),Komunikasi Organisasi, Pustaka


Pelajar, Yogyakarta.
3. Roben, Stepen (alih bahasa Jusuf Udaya), (1995), TeoriOrganisasi,
Penerbit Aran, Jakarta.

4. Perilaku organisasiDr.sopiah,M.Pd.,MM. penerbit Andi yogyakarta 2008

5. kepemimpinan islam Aunur Rohim Fakih& IIP Wijayanto. UII Press


april 2001 M

6. Sutarto, (1985). Dasar-dasar Organisasi. Gadjah Mada University:


Yogyakarta.

7. Lubis, Hari & Huseini,Martani, (1987). Teori Organisasi; Suatu


Pendekatan Makro. Pusat Antar Ilmu-ilmu Sosial UI: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai